Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM

MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI ALJABAR

Hasil Penelitin

Oleh:

PUTRI SALAPUTA
NIM. 170303022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
AMBON

i
iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sadari dan belajarlah dari sebuah kesalahan,Peerbaiki


untuk hari ini,besok dan juga nanti.”

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis sembahkan kepada:

Almarhum Ayahandaku (Samsudin Salaputa) Terima kasih


atas segala cinta dan didikan yang perna diberikan kepada
penulis dan sampai kapanpun tidak akan dilupakan dan
Ibundaku (Rusnirwana Lubis) terima kasih atas kasih sayang
yang tak perna terukur,senyuman yang tak perna pudar,dan
doa yang selalu mengalir.

Yang tersayang (Bripka Tofan Salaputa & Marsuni, S.Pd)


Yang tida perna berhenti memberikan dukungan dan doa
serta keluargaku dan almamater tercintaku IAIN Ambon.

iii
iv

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah dan sempurna selain puji dan rasa syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
telah memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW serta para Keluarga, Sahabat, Tabi’in dan para
Pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan ( S. Pd) pada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan program studi
pendidikan matematik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon dengan judul
“Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah pada Materi
Aljabar”

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan


penghargaan tak terhingga khususnya, almarhum ayahanda dan ibundaku tercinta
dimana karena perjuangan, do’a, dukungan,nasehat serta motivasi yag diberika
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Serta kakakku beserta istri dan semua pihak yang telah memberi nasehat dan
bantuan berupa arahan,dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak


sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi. Namun atas bantuan moral maupun
material dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu patutlah penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada yang terhormat:

1. Dr. Zainal Abidin Rahawarin. Selaku Rektor IAIN Ambon dan para
wakil Rektor yang telah berjasa dalam mengembangkan IAIN Ambon
tempat penulis menuntut ilmu

iv
v

2. Dr. Ridwan Latuapo, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan serta para wakil dekan dan civitas akademik yang telah
berjasa dalam mengembangkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan .
3. Dr. Ajeng Gelora Mastuti, M.Pd. Selaku ketua Jurusan Pendidikan
Matematika yang selalu memberikan dorongan dan dukungan kepada
penulis.
4. Dr. Patma Sopamena, M. Pd. I.,M. Pd selaku pembimbing I dan
Fahruh Juhaevah, M. Pd selaku pembimbing II yang telah dengan
sabar membimbing,mengarahkan serta memberikan motivasi yang
tinggi kepada penulis dalam menyusun skirpsi ini.
5. Dr. Ajeng Gelora Mastuti, M. Pd sebagai penguji I dan Kaslianto, M.
Pd sebagai penguji II yang telah memberikan masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Para dosen dan para pegawai tata usaha IAIN Ambon, yang terkhusus
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang tidak sempat penulis sebutkan
satu persatu.
7. Nasit Marasabessy, S.Ag, selaku kepala Madrasah Tsanawiah Negeri
Ambon beserta para staf yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian.
8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda Alm.
Samsudin Salaputa dan Ibunda Rusnirwana lubis yang selalu sabar dan
selalu memberikan dukukan, perhatian dan doa yang tulus kepada
penulis.
9. Kakakku tersayang berserta istri Bripka Tofan Salaputa dan marsuni,
S. Pd yang selalu menjaga,menasehati,memberikan dukungan baik
moral maupun material dan juga memberikan kasih sayang kepada
penulis selama ini.
10. Kakakku beserta suami Intan Salaputa dan Hasan Berhed yang selalu
mendorong dan memberikan dukukan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

v
vi

11. Kakak dan adikku tersayang, abang Opan,abng Berlin, kakak Ita,
Kakak Oma, kakak Intan, Ardian, Pito, terima kasih atas segala
perhatian,kasih sayang,doa,dukungan dan selalu ada untuk penulis
selama ini.
12. Saudara beserta Sahabatku tersayang Resty Ariani dan ade Irma
Suryaningsih, terima kasih selalu ada bersama penulis melewati susah
senang dalam proses menyelesaikan skripsi ini
13. Spesial buat keluarga besar MATEMATIKA Terkhususnya kelas A
2017,
Eti,Ima,Yati,Susi,yuli.Ratna,Eca,Fitri,Iin,Una,Irma,Amel,Ama,Syukra
n,Bambang, Onyong, Emang,Asli, Ona, Rawia,Bureks, yang selama
ini mengajarkan arti kebersamaan serta memotivasi dan mendukung
penulis baik suka maupun duka.
14. Teman-teman tercinta,senasib dan seperjuangan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruab Khususnya Teman-teman Progra Studi
Penidikan Matematika angkatan 2017.
Dalam kesempatan kali ini pula penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga allah SWT
Selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan meridhoi
amal perbuatan kita. Aamiin.

Ambon, 03 Maret 2021


Penulis

Putri Salaputa
NIM.170303022

vi
vii

ABSTRAK

Putri Salaputa (170303022), dosen pembimbing 1 Dr. Paatma


Sopamena, M. Pd.I,M.Pd pembimbing 2 Fahruh Juhaevah, M. Pd. Judul
“Analisis miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi
aljabar.” Pendidikan matematika, Fakultas ilmu trbiyah dan keguruan,
IAIN Ambon.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi dalam


menyelesaikan masalah pada materi aljabar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII
MTs Negeri Ambon yang diberikan tes pemahaman konsep pertama yang
dilengkapi dengan CRI kepada 26 orang. Kemudian diambil 2 orang yang
mengalami miskonsepsi pada penyelesaian soal sebagai subjek penelitian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa,siswa mengalami miskonsepsi pada


operasi penjumlahan bilangan bulat yang berlainan tanda, kemudian miskonsepsi
pada penyederhanaan operasi pengurangan pada pecahan bentuk aljabar, selain itu
siswa juga mengalami miskonsepsi pada penyamaan penyebut dan menentukan
pembilang pada pecahan bentuk aljabar, dan siswa juga mengalami miskonsepsi
pada memfaktorkan suatu pecahan bentuk aljabar.

vii
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...............................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................

MOTTO DAN PEREMBAHAN ..........................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................................

DAFTAR DIAGRAM ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11
E. Defenisi Istilah ....................................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Miskonsepsi............................................................................................ 13
1. Pengertian Miskonsepsi ................................................................ 13
2. Jenis Miskonsepsi.......................................................................... 15
3. Sebab-sebab terjadinya miskonsepsi ............................................. 15
4. Cara mengidntifikasi Miskonsepsi ................................................ 17
B. Aljabar .................................................................................................... 20
C. Operasi Bentuk Aljabar .......................................................................... 23
1. Istilah-istilah dalam bentuk aljabar ............................................... 23
2. Operasi Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar ................ 24
3. Operasi perkalin bentuk aljabar .................................................... 24
4. Operasi pembagian bentuk aljabar ................................................ 24

viii
ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 25


B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25
C. Subjek Penelitian.................................................................................... 25
D. Instrumen Penelitian............................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 28
F. Analisis Data .......................................................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 30


B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 31
C. Pembahasan ............................................................................................... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 56
B. Saran.......................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 2.1 Kriteria skla CRI .................................................................... 16


2. Tabel 2.2 Ketentuan untuk membedakan antara tahu konep, miskonsepsi
dan tidak tahu konsep untuk responden .................................................. 18
3. Tabel 4.1 Klasifikasi Miskonsepsi siswa ................................................ 33

x
xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

1. Diagram 3.1 Proses pengambilan subjek ............................................. 24

xi
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar 4.1 Hasil pekerjaan MI ........................................................... 34


2. Gambar 4.2 Hasil pekerjaan MI ........................................................... 36
3. Gambar 4.3 Hasil pekerjaan MI ........................................................... 38
4. Gambar 4.4 Hasil pekerjaan MI ........................................................... 41
5. Gambar 4.5 Hasil pekerjaan MI ........................................................... 43
6. Gambar 4.1 Hasil pekerjaan FH ........................................................... 47
7. Gambar 4.2 Hasil pekerjaan FH ........................................................... 49
8. Gambar 4.3 Hasil pekerjaan FH ........................................................... 50
9. Gambar 4.4 Hasil pekerjaan FH ........................................................... 52
10. Gambar 4.5 Hasil pekerjaan FH ........................................................... 54

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir

(bernalar). Menurut syamsah dan Edy(hastratuddin:2015)matematika adalah

suatu sarana atau cara untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang

dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan

tentang bentuk dan ukuran, penggunaan pengetahuan tentang menghitung dan

yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri untuk

melihat dan menggunakan hubungan-Hubungan.1 Tracht (2011) berpendapat

bahwa matematika merupakan mata pembelajaran yang penuh dengan konsep-

konsep. Jika salah satu konsep tidk dipahami maka akan berpengaruh terhadap

pemahaman konsep-konsep lainnya karena konsep-konsep tersebut saling

berkaitan. Artinya, Diperlukan pemahaman konsep-konsep dasar agar nantinya

lebih mudah memahami konsep-konsep berikutnya.2

Matematika diajarkan mulai dari tahap konkret, semi konkret, Kemudian

abstrak. Matematika juga diajarkan dari konsep-konsep sederhana sehingga

konsep yang kompleks. Matematika bersifat hirarkis dimana antara satu topik

dengan topik lainnya saling terkait, mengharuskan siswa memiiki pemahaman

yang baik terhadap knsep untuk belajar konsep lainnya.

Konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang relatif sempurna dan

bermakna mengenai suatu objek atau sejumlah objek yang memiliki ciri yang

1
Syamsah Fitri & Edy Surya,Identifikasi miskonsepsi matematika siswa pada materi
operasi aljabar.2018
2
Tracht, V.A, Student misconceptions in mathematics:The orderred pair misconception.
The University of Montana. (2011).

1
2

sama. Menurut Estavina dan Muhammad (2019) Konsep adalah suatu landasan

berfikir. Selain itu konsep menggambarkan keteraturan atau hubungan dengan

sekelompok faktor-faktor yang ditandai oleh beberapa symbol atau tanda.3 Sejalan

dengan definisi tersebut, Zainal Abidin(2019) konsep adalah suatu hal umum

yang menjelaskan tentang suatu peristiwa, objek , dan ide dengan memudahkan

komunikasi antara manusia dengan manusia agar dapat berfikir lenih baik dari

sebelumnya.4 Dari beberapa definisi diatas, konsep dapat diartikan suatu ide, ilmu

pengetahuan dan abstraksi berupa penandaan atau simbolosasi dari suatu ciri khas

tertentu dan terwakili dalam setiap budaya yang memungkinkan manusia dapat

berkomunikasi satu sama lain dan berpikir.

Konsep sangat berperan penting dalam matematika karena matematika

berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara

hirarkis dan penalarannya deduktif. Tujuan pembelajaran matematika pada

kurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah

(Depdiknas, 2006). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan konsep

pada pembelajaran matematika.

Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada salah satu konsep yang

tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima pakar dibidang itu. Bentuk

miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar

3
Estavina Br Sitepu & Muhammad Yakob” Analisis miskonsepsi siswa pada materi
hokum Newton di kelas X IPA SMA Negeri 1 Berastagi”,Jurnal pendidikan fisika dan sains Vol 2
No 2 tahun 2019.
4
Zainal Abididn” Analisis miskonsepsi materi aljabar pada siswa kelas VII SMP Negeri
17 makasar dengan menggunakan Three tier test”,2019, Hlm 9.

2
3

diantara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan naif. Menurut Brow

miskonsepsi sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah

yang sekarang diterima. Sedangkan Fowler memandang miskonsepsi sebagai

pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah,

klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yag berbeda, dan

hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar5 Dari beberapa definisi

diatas, miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu interpretasi akan suatu konsep

tertentu yang tidak akurat atau tidak sejalan dengan pengertian yang diterima

secara umum. Miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa sedang berusaha membentuk

pengetahuan dengan cara menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk

konsepsi awal.

Pembentukan konsepsi awal ini dapat dimulai ketika siswa mendapatkan

pengalaman pembelajaran di sekolah maupun di lingkungannya sendiri. 6 Apabila

miskonsepsi tidak segera diatasi maka akan terintegrasi (menyatu) dalam struktur

kognitif (yang berhubungan dengan) siswa. Hal tersebut sangat berbahaya karena

dapat membuat siswa memodifikasi bahkan menolak konsep-konsep yang

sebenarnya. Adanya miskonsepsi akan menghambat siswa dalam penguasaan

suatu konsep yang kemudian hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi

belajar siswa. Siswa merupakan tunas harapan masa depan bangsa, kualitas siswa

mencerminkan bangsa di masa depan. Dengan demikian permasalahan

5
Sarlina,” Miskonsepsi siswa terhadap pemahaman konsep matematika pada pokok
bahasan persamaan kuadrat siswa kelas X5 SMA Negeri 11 Makassar”, Jurnal matematika dan
pembelajaran 3, No.3(2015)
6
Nur Sarifah Alawiyah,Ngadimin & Abdul Hamid,”Identifikasi miskonsepsi siswa
dengan menggunakan metode indeks respon kepastian (IRK) pada materi Inpuls dan momentum
linear di SMA Negeri 2 Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2
No.2 April 2017.

3
4

miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa adalah masalah serius untuk segera

ditangani, mengingat dampak buruk yang ditimbulkan oleh adanya miskonsepsi.

Penanganan miskonsepsi tidak dapat dilakukan secara efektif sebelum

miskonsepsi tersebut diketahui secara jelas terlebih dahulu. Adanya miskonsepsi

dapat diketahui melalui tes diagnosis dengan menggunakan instrumen atau alat

ukur yang mampu mengidentifikasi miskonsepsi.7 Menurut Permendikbud No. 64

tahun 2013 pengetahuan konseptual merupakan salah satu aspek pengetahuan

yang terdapat dalam kompetensi siswa tingkat SMP/MTs/SMPLB dan sederajat.

Oleh karena itu,pengetahuan konseptual sangat penting, sehingga miskonsepsi

(kesalahan dalam pengetahuan konseptual) harus diminimalisir.

Menurut Start dkk(2015)8. Aljabar merupakan komponen yang sangat penting

dalam matematika sedangkan menurut Makonye & Stepwell(2016)9 aljabar

merupakan topic inti dalam mateatika yang diajarkan sejak sekolah menengah dan

pertama dan penerapannya dapat ditemui pada berbagai topic dalam

matematikaseperti geometri analitik, kslkulus, statistic, geometri, vector, matriks

dan topologi.

Pada kurikulum 2013, siswa dituntut untuk dapat memenuhi standar

kompetensi dalam pembelajaran aljabar. Pertama, pada kompetensi dasar

pengetahuan, siswa harus dapat menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan


7
Ahmad Ahsin Akmali, 2015,” Identifikasi level miskonsepsi siswa sekolah menengah
pertama pada materi gaya dan gerak menggunakan Four-Tier test.hlm 1-2
8
Start, J. R., Caronongan, R. P.,Fougen, A., Furgeson, J., Keating, B., Larson, M. R.,
Lyskawa, J., McCallum, W. G., Porath, J., & Zbiek, R. M., (2015) “ Teaching strategies for
improving algebra knowledge in middle and high school students (NCEE 2014-4333)”
Washington, DC: National Center for Education Evaluation and Regional Assistance (NCEE),
Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education.
9
Makonye, J. P., & Stepwell, N. (2016). Eliciting learner errors and misconceptionsin
simplifying rational algebraic expressions to improve teaching and learning.International Journal
of Educational Sciences,12(1), 16-28.

4
5

operasi pada bentuk aljabar. Operasi pada bentuk aljabar ini meliputi

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Kedua, siswa dapat

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar dan operasi pada

bentuk aljabar. Selanjutnya, penggunaan kurikulum 2013 sebagai dasar acuan

dikarenakan lokasi tempat penelitian masih menggunakan kurikulum 2013. Selain

itu, perubahan pada standar kompetensi dalam pembelajaran aljabar untuk

kurikulum 2013 revisi ataupun sesudahnya, tidak berbeda secara signifikan10.

Pembelajaran matematika dapat dikelompokkan ke dalam beberapa aspek, salah

satunya adalah aljabar.

Dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2016 dijelaskan bahwa aljabar mulai

dikenalkan pada jenjang pendidikan SMP atau sederajat. Hal ini berarti, aljabar

benar-benar materi baru yang dipelajari siswa SMP, terutama siswa kelas VII.

Aljabar sebagai materi baru dirasa penting untuk dikuasai siswa karena sebagai

dasar pembelajaran matematika di tingkat yang lebih tinggi. 11

Penelitian tentang miskonsepsi telah diteliti juga oleh Asbar (2017) 12,

Zainal Abidin(2019)13, Hanifah dan Wida (2019)14, Mustafa Ramadhan

10
Karolin Natalia T, Subanji, & I Made Sulandra,” Miskonsepsi pada penyelesaian soal
ljabar siswa kelas VIII berdasarkan proses berpikir mason”, jurnal pendidikan, Vol. 1, No.10,
Oktober 2016, Hlm 1981.
11
Yofa Muhammad Irsyad, Sulastri & Isti Hidayah, “Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Kelas VII G Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Question Cards di
SMPN 22 Semarang”, PRISMA 2 (2019)
12
Asbar, “ Analisis miskonsepsi siswa pada persamaan dan pertidaksamaan linear
variabel dengan menggunakan three tier test...1
13
Zainal Abididn” Analisis miskonsepsi materi aljabar pada siswa kelas VII SMP Negeri
17 makasar dengan menggunakan Three tier test”,2019.
14
Hanifah dan Wida,” analisis miskonsepsi siswa ditinjau dari teori kontruktivisme pada
materi segiempat”,Jurnal pendidikan matematika Vol.13 No 2,juli 2019.

5
6

dkk(2017)15, Fatmawatu Nur Indah Cahyani(2018)16, Syamsah Fitri(2018)17.

Penyebab miskonsepsi pada siswa berasal dari pemahaman siswa dan metode

pembelajaran guru18. teori-teori kontruktivisme inilah yang menyebabkan

miskonsepsi pada siswa disebabkan oleh dua factor, yaitu factor internal dan

eksternal19. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa : 1) hasil Three tier test yang

diberikan kepada siswa kelas VII 2, terindifikasi siswa mengalami miskonsepsi

pada materi aljabar dengan presentase 33% dari 30 siswa. Miskonsepsi mayoritas

terjadi pada semua materi aljabar yaitu: konsep aljabar, unsur-unsur aljabar,

operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, dan operasi

pembagian. 2) Faktor-faktor penyebab miskonsepsi siswa kelas VII 2 SMP Negeri

17 Makasar adalah kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep

aljabar secara menyeluruh, kurang minat belajar siswa, metode yang digunakan

oleh guru yaitu metode ceramah, sehingga membuat siswa kesulitan memahami

materi aljabar dan prakonsep20. Hasil penelitiannya Presentase kesalapahaman

pada aspek dari proses perumusan situasi secara matematis pada masalah PISA

adalah 18,25% pada aspek proses penggunaan konsep,fakta,prosedur dan

matematika alasan presentase kesalapahaman adalah 7,76% dan pada aspek proses

15
Mustafa Ramadhan, Sunardi & Dian Kurniati,”Analisis Miskonsepsi siswa dalam
menyelesaikan soal matematika berstandar PISA dengan menggunakan Certainty of response
index(CRI)”Kadikma Vol.8,No.1, April 2017
16
Fatmawatu Nur Indah Cahyani,”Analisis miskonsepsi siswa materi bangun datar
segiempat dibedakan dari gaya kognitif siswa”, 2018.
17
Syamsah Fitri,” Identifikasi miskonsepsi matematika siswa pada materi operasi
aljabar(identification of student mathematics misconception in aljabar operating
materials)”,Seminar nasional matematika dan terapan 2018.
18
Asbar, “ Analisis miskonsepsi siswa pada persamaan dan pertidaksamaan linear
variabel dengan menggunakan three tier test...hlm.1
19
Hanifah dan Wida,” analisis miskonsepsi siswa ditinjau dari teori kontruktivisme pada
materi segiempat”,Jurnal pendidikan matematika Vol.13 No 2,juli 2019.
20
Zainal Abididn” Analisis miskonsepsi materi aljabar pada siswa kelas VII SMP Negeri
17 makasar dengan menggunakan Three tier test”,2019.

6
7

penafsiran, penerapan, dan mengevaluasi hasil matematika, kesalapahaman

presentase 13,8%. Bentuk kesalapahaman yang terjadi adalah 13,6%dari

terjemahan kesalapahaman, 7,7% kesalapahaman konsep,10,6% kesalapahaman

strategi, 9,1% dari kesalapahaman sistematis, 4,5% dari tanda kesalapahaman.

Dan 4,5% dari kesalapahaman dalam perhitungan21. Hasil penelitian menunjukan

bahwa siswa field independent , yaitu 1) Miskonsepsi klasifikasional, 2)

Miskonsepsi teoritikal. Penyebab miskonsepsi adalah pemikiran asosiatif, bahasa

yang digunakan,pemahaman belajar yang kurang dan kurangnya penekanan

materi oleh guru22. Hasil penelitianya yaitu semua subjek dalam penelitian ini

mengalami miskonsepsi dalam menyamakan penyebut 23.

Miskonsepsi dapat terjadi pada siapa saja, terutama siswa. Ketika anak

memasuki dunia sekolah menjadi seorang siswa, dia akan diberi materi, informasi,

dan konsep – konsep oleh guru. Tidak jarang konsep yang diberikan oleh guru ini

berbeda dengan konsep dasar siswa yang dimiliki sebelumnya. Berbagai konsep

diterima oleh siswa dan tidak jarang konsep yang diterima oleh siswa bukan

hanya satu bidang ilmu melainkan berbagai bidang ilmu. Miskonsepsi terdapat

disemua bidang sains. Hal ini sangat dimungkinkan karena pada kehidupan

sehari-hari seorang siswa berinteraksi baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan lingkungan sekitar. Peristiwa-peristiwa yang terjadi

21
Mustafa Ramadhan, Sunardi & Dian Kurniati,”Analisis Miskonsepsi siswa dalam
menyelesaikan soal matematika berstandar PISA dengan menggunakan Certainty of response
index(CRI)”Kadikma Vol.8,No.1, April 2017
22
Fatmawatu Nur Indah Cahyani,”Analisis miskonsepsi siswa materi bangun datar
segiempat dibedakan dari gaya kognitif siswa”, 2018.
23
Syamsah Fitri,” Identifikasi miskonsepsi matematika siswa pada materi operasi
aljabar(identification of student mathematics misconception in aljabar operating
materials)”,Seminar nasional matematika dan terapan 2018.

7
8

disekelilingnya juga tidak hanya berkaitan dengan satu bidang sains saja, akan

tetapi berbagai bidang sains. Hal ini menunjukan miskonsepsi yang dialami siswa

dapat terjadi di semua bidang sains. Dari hasil penelitian diatas menyatakan

bahwa belum ada yang melakukan penelitian tentang miskonsepsi yang dialami

siswa pada materi aljabar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas VII MTs Negeri

Ambon diperoleh informasi bahwa siswa banyak mengalami miskonsepsi pada

materi aljabar. Untuk membuktikan hal tersebut peneliti memberikan 5 butir soal

tentang aljabar untuk melihat pemahaman konsep aljabar siswa. Beberapa

kesalahan yang ditemukan adalah siswa mengoperasikan pengurangan terhadap

bilangan negatif dan bilangan positif pada soal siswa

menyelesaikan dengan mengoperasikan siswa menjawab – . Pada

operasi perkalian siswa juga melakukan kesalahan dalam mengalikan dua

bilangan yang memiliki variabel. Contohnya pada soal ( )( ) siswa

menjawab bahwa hasilnya adalah Hal tersebut mengindikasikan bahwa

pemahaman siswa mengenai operasi bentuk aljabar masih rendah.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan

subjek siswa kelas VII Mts Negeri Ambon serta menganalisis jenis miskonsepsi

yang dialami siswa dan penyebab terjadinya miskonsepsi dalam menyelesaikan

masalah matematika pada materi aljabar. Berdasarkan latar belakang masalah

ini,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “Analisis

Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan masalah pada materi Aljabar”.

8
9

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah dipaparkan, maka fokus utama

masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Bagaimana deskripsi

miskonsepsi yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada

materi operasi bentuk aljabar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa dalam menyelesaikan

masalah matematika pada materi aljabar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu bisa menjadi referensi dan

menambah kajian ilmiah tentang miskonsepsi yang dialami siswa dalam

menyelesaikan soal matematika serta manfaat lainnya sebagai berikut:

1. Secara ilmiah

Manfaat secara ilmiah merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil

penelitian yang bersifat ilmiah.secara ilmiah,penelitian ini ditujukan untuk

smua orang. Peneliti diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang

jenis dan faktor penyebab dari miskonsepsi yang dialami siswa dalam

menyelesaikan masalah matematika materi aljabar Sebagai bahan acuan

dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan di masa yang akan

datang.

9
10

2. Secara Praktis

Manfaat Praktis merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian

ini yang bersifat praktis dalam kegiatan belajar. Manfaat praktis diajukan

kepada berbagai pihak.Secara praktis manfaat penelitian ini adalah.

a. Bagi peneliti sendiri

Menjadi sarana untuk mengembangkan diri, pengalaman, dan

menambah wawasan peneliti tentang miskonsepsi yang dialami siswa

serta faktor penyebab miskonsepsi.

b. Bagi Guru

Memperoleh informasi tentang siswa yang mengalami miskonsepsi,

jenis miskonsepsi yang dialami siswa dan faktor penyebab terjadinya

miskonsepsi sehingga diharapkan guru bisa mengatasi persoalan

miskonsepsi yang dialami oleh siswa dan memberi tindak lanjut dalam

proses pembelajaran.

E. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran judul dan untuk memudahkan

pembaca dalam memahami isi dan maknanya. Maka sebelum peneliti membahas

lebih lanjut akan diberikan penegasan istilah-istilah yang digunakan dalam

penelitian ini.

1. Miskonsepsi adalah suatu interpretasi akan suatu konsep tertentu yang tidak

akurat atau tidak sejalan dengan pengertian yang diterima secara umum.

meliputi: pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep

10
11

yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep

yag berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.

2. Penyelsaian masalah merupakan suatu proses pencarian jawaban (solusi)

atas masalah yang diberikan.

3. Aljabar adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari

penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol yang

menjadi pengganti konstanta atau variabel.

11
23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, menurut Creswel pendekatan kualitatif berguna untuk mengungkapkan

sesuatu masalah dan mengembangkannya secara detail untuk memahami pusat

fenomena dari suatu masalah. Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini yaitu

miskonsepsi pada penyelesaian masalah aljabar.39

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Mts Negeri Ambon

2. Waktu penelitiaan

Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan dari tanggal 12 september

sampai 12 oktober 2021

C. Subjek Penelitian

Sabjek penelitian ini diambil dari siswa kelas VII1 Mts Negeri Ambon yang

berjumlah 34 siswa. Dari 34 siswa diberikan tes pemecahan masalah pertama

(TPM 1) dengan memperhatikan kesalahan yang terjadi. Selanjutnya diambil 2

siswa yang mengalami miskonsepsi pada penyelesaian soal tes. Proses

pengambilan subjek didasarkan atas miskonsepsi yang terjadi. Proses

pengambilan subjek sebagaimana diagram berikut:

39
Karolin Natalia T, Subanji, & I made Sulandra loc.cit

23
24

Siswa

TPM1
1

Klasifikasi

Jawaban yang Jawaban yang Jawaban Jawaban


benar dan CRI benar dan CRI yang salah yang salah
tinggi berarti rendah berarti dan CRI tinggi dan CRI
tahu konsep tidak tahu berarti tinggi berarti
konsep(tebakan) Miskonsepsi tidak tahu
konsep

Tidak diambil Tidak diambil Diambil


Tidak diambil
sebagai subjek sebagai subjek sebagai subjek
sebagai
subjek

Terjadi
miskonsepsi

Diambil dua
orang sebagai
subjek
Keterangan:

TPM2
: Tahapan yang dilakukan siswa

: Perlakuan
Wawancara
: Pengambilan subjek

Diagram 3.1 Proses Pengamblan Subjek

24
25

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik,dalam arti lebih cepat,lengkap dan sistematis sehingga lebih muda diolah.40

1. Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam proses

pengumpulan data yang dapat memberikan interpretasi langsung terhadap

realita yang ditemukan, khususnya dalam proses wawancara yang menuntut

peran serta peneliti dalam menelusuri pemikiran siswa melalui pertanyaan-

pertanyaan spontan berdasarkan pola penjelasan dan jawaban siswa,

sehingga diperoleh informasi yang lebih dalam terkait miskonsepsi siswa.

2. Soal tes

Instrumen soal tes disusun berdasarkan materi yang akan diteliti, yaitu

berkaitan dengan aljabar. Data yang diharapkan dari pelaksanaan tes aljabar

berupa hasil pekerjaan siswa pada lembar jawaban yang disertai dengan

langkah-langkah penyelesaiannya.

3. Pedoman wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (depth interview).

Merujuk pada Sugiyono wawancara mendalam termasuk kategori

wawancara semiterstruktur. Pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan

wawancara terstruktur. Wawancara mendalam dilaksanakan berdasarkan

pada pedoman wawancara yang telah disusun, namun ragam pertanyaan

40
Suharsimi Arikunto,”dasar–dasar evaluasi pendidikan”,(Cet.4;jakarta:Bumi
aksara,2015),hlm.203

25
26

yang diajukan dapat berubah, tergantung pada jawaban/penjelasan yang

dikemukakan siswa. Oleh karena itu, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan

spontan berdasarkan respon mereka sebelumnya untuk menggali informasi

lebih dalam tentang miskonsepsi siswa terkait penyelesaian masalah aljabar

yang diberikan.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah:

1. Tes

Tes akan diberikan kepada seluruh subjek penelitian. Tes yang diberikan

berbentuk soal uraian/essai,pembuatan soal berpedoman terhadap

indikator kemampuan pemahaman siswa. Tes tersebut bertujuan untuk

mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa terhadap materi aljabar.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih

bertatap muka secara fisik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan

motivasi seseorang terhadap suatu obyek. 41

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data-data tentang nilai matematika peserta didik, jumlah

peserta didik, keadaan peserta didik di sekolah dan lain-lainnya sebelum

diadakan tes yang berhubungan dengan penelitian. Teknik dokumetasi ini

telah dilakukan saat pra penelitian dan teknik ini juga digunakan untuk

41
Seogijono,”wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data”,Artikel media
lubangkes Vol. III No.01/1993

26
27

mendokumentasi data kegiatan pembelajaran seperti, hasil pembelajaran,

foto kegiatan serta kegiatan pembelajaran lain yang terjadi saat penelitian.

F. Teknik analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriftif kuantitatif

untuk mengklasifikasi miskonsepsi siswa.

42

Teknik analisis data disini yaitu peneliti melakukan analisis terhadap data

yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Data yang muncul didalam penelitian

kuantitatif yang dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Data tersebut

dikumpulkan melalui beraneka macam cara, misalnya dari hasil

wawancara,dokumentasi dan kemudian diproses sebelum siap digunakan.

Aktivitas dalam analisis data, terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan. Ketiga hal

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu hasil dari analisa-analisa dari pengumpulan data

peneliti dengan cara wawancara dan dokumentasi yang didapatkan dari

infroman baik primer dan skunder dengan memilah dan merangkum agar

menjadi lebih sederhana dan agar mudah dipahami.

Reduksi data berarti proses memilih, merangkum dan menyederhanakan

hal-hal pokok yang sesuai dengan permasalahan penelitian dengan tujuan

42
Juhaevah,F.,Sopamena, P., & Kaliky,S.(2020).PROFESSIONAL TEACHER
PROGRAM EXPERIENCE: TEACHERS’ KNOWLEDGE ON OVERCOMING STUDENTS’
MISKONCEPTION. Kalamatika: Jurnal pendidikan maematika. 5(1), 19-34.
https://doi.org/10.22236/KALAMATIKA.vol5no1.2020pp19-34

27
28

untuk memberikan gambaran yang jelas untuk mempermudah peneliti

dalam melakukan pengumpulan data. Data yang telah diseleksi dan

disederhanakan, peneliti melakukan pengelompokkan data sesuai dengan

topik permasalahan43.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu hasil dari penyajian data merupakan sekumpulan

informasi yang memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Proses penyajian data ini belum berakhir sebelum

laporan hasil akhir penelitian disusun sehingga penelitih tidak boleh

terburu-buru untuk menghentikan kegiatan ini sebelum yakin bahwa

semua hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian telah

dipaparkan atau disajikan oleh peneliti. Pada tahap ini, peneliti

membandingkan data dari hasil wawancara dengan data yang diperoleh

dari hasil studi keputusan untuk memperoleh hasil yang relevan.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut miles dan

huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan dapat berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

43
Nurul & khairulyadi,(2017)”upaya institusi sosial dalam menanggulangi pengemis
anak dikota banda aceh(studi terhadap institusi formal dinas sosial dan tenaga kerja dikota banda
aceh)”,jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah Vol.2,No 2:737-763,hlm 750-751

28
29

konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel 44.

44
Ibid.hlm.752

29
59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh informasi bahwa

miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas VII MTs Negeri Ambon pada

penyelesaian masalah aljabar adalah operasi penjumlahan bilangan bulat yang

berlainan tanda, kemudian miskonsepsi pada penyederhanaan operasi

pengurangan pada pecahan bentuk aljabar, selain itu siswa juga mengalami

miskonsepsi pada penyamaan penyebut dan menentukan pembilang pada

pecahan bentuk aljabar, dan siswa juga mengalami miskonsepsi pada

memfaktorkan suatu pecahan bentuk aljabar.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan penelitian yang telah

dilakukan, yakni miskonsepsi pada penyelesaian soal aljabar siswa kelas VII

MTs Negeri Ambon. Bahwasannya Seorang guru harus bisa mengetahui

miskonsepsi yang terjadi kepada siswa dalam proses belajar mengajar dan

letak kesalahan siswa agar proses pembelajaran dapat tercapai dengan tujuan

yang diharapkan serta perlu menanaman konsep yang baik pada siswa.

59
60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. A. (2015). Identifikasi level miskonsepsi siswa sekolah menengah


pertama pada materi gaya dan gerak menggunakan Four-Tier test.1-2

Asbar. (2017). Analisis miskonsepsi siswa pada persamaan dan pertidaksamaan


linear variabel dengan menggunakan three tier test. 1.

Andriani Parhaini. (2015). Penalaran aljabar dalm pembelajaran maematika.


Beta jurna pendidikan matematika Vol.8 No 1. 1

Arikunto S. (2015). Dasar–dasar evaluasi pendidikan.(Cet.4;jakarta:Bumi


aksara).203

Ardya Dhimas, R.S & Fitriyani Harina. (2017). Identifikasi miskonsepsi siswa
Menggunakan certainty of response indeks pada operasi hitung bilangan.
Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang.

Dellani Merry. (2015). Analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal


pada topik operasi bentuk aljabar pada kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur
1 klate tahun ajaran 2015/2016. 18-19.

Dewi & Rully. (2019). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan


Permasalahan operasi bentuk aljabar. Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 13, No. 1, hlm.2

Estavina,B. S., & Muhammad Yakob. (2019). Analisis miskonsepsi siswa pada
materi hokum Newton di kelas X IPA SMA Negeri 1 Berastagi. Jurnal
pendidikan fisika dan sains Vol 2 No 2.

Fakruddin, Azizahwati, & Yelfi R. (2019). Analisis Penyebab Miskonsepsi Siswa


pada Pelajaran Fisika di Kelas XII SMA/MA Kota Duri. ,Jurnal
pendidikan matematika Volume 3, No. 1. 88.

Fitri Syamsah. (2018). Identifikasi miskonsepsi matematika siswa pada materi


operasi aljabar(identification of student mathematics misconception in
aljabar operating materials). Seminar nasional matematika dan terapan.

60
61

Fitri Syamsah & Edy Surya. (2018). Identifikasi miskonsepsi matematika siswa
pada materi operasi aljabar.

Hanifah & Wida.(2019). Analisis miskonsepsi siswa ditinjau dari teori


Kontruktivisme pada materi segiempat.Jurnal pendidikan matematika
Vol.13 No 2.
Juhaevah,F.,Sopamena, P., & Kaliky,S.(2020). PROFESSIONAL TEACHER PROGRAM
EXPERIENCE: TEACHERS’ KNOWLEDGE ON OVERCOMING STUDENTS’
MISKONCEPTION. Kalamatika: Jurnal pendidikan maematika. 5(1), 19-34.
https://doi.org/10.22236/KALAMATIKA.vol5no1.2020pp19-34

Karolin Natalia, T., Subanji, & I Made Sulandra. (2016). Miskonsepsi pada
penyelesaian soal ljabar siswa kelas VIII berdasarkan proses berpikir
mason. Jurnal pendidikan, Vol. 1, No.10. 1981.

Nainggolan Letti. (2017). Identivikasi factor penyebab miskonsepsi pada topic


sistem peredaran darah manusia dikelas IX SMP NURUL FADHULAH
MEDAN. Prosiding Seminar Nasional III Biologi dan Pembelajarannya
Universitas Negeri Medan,ISBN : 978-602-5097-61-4.531

Nur Fatmawatu, I. C. (2018). Analisis miskonsepsi siswa materi bangun datar


segiempat dibedakan dari gaya kognitif siswa.

Makonye, J. P., & Stepwell, N. (2016). Eliciting learner errors and


misconceptionsin simplifying rational algebraic expressions to improve
teaching and learning.International Journal of Educational Sciences,12(1),
16-28.

Mustafa Ramadhan, Sunardi & Dian Kurniati. (2017). Analisis Miskonsepsi siswa
Dalam menyelesaikan soal matematika berstandar PISA dengan
menggunakan Certainty of response index(CRI). Kadikma Vol.8,No.1.

Nur S., Alawiyah, Ngadimin & Abdul H. (2017). Identifikasi miskonsepsi siswa
dengan menggunakan metode indeks respon kepastian (IRK) pada materi
Inpuls dan momentum linear di SMA Negeri 2 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2.

Nurul & Khairulyadi. (2017). Upaya institusi sosial dalam menanggulangi


pengemis anak dikota banda aceh(studi terhadap institusi formal dinas
sosial dan tenaga kerja dikota banda aceh. Jurnal ilmiah mahasiswa
FISIP Unsyiah Vol.2,No 2:737-763.50-751

61
62

Sarlina. (2015). Miskonsepsi siswa terhadap pemahaman konsep matematika


pada pokok bahasan persamaan kuadrat siswa kelas X5 SMA Negeri 11
Makasar. Jurnal Matematika dan Pembelajaran Volume 3, Nomor 2.

Seogijono. (1993). Wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data.


Artikel media lubangkes Vol. III No.01

Start, J. R., Caronongan, R. P.,Fougen, A., Furgeson, J., Keating, B., Larson, M.
R., Lyskawa, J., McCallum, W. G., Porath, J., & Zbiek, R. M., (2015).
Teaching strategies for improving algebra knowledge in middle and high
school students (NCEE 2014-4333)” Washington, DC: National Center
for Education Evaluation and Regional Assistance (NCEE), Institute
of Education Sciences, U.S. Department of Education.

Tracht, V. A. (2011). Student misconceptions in mathematics:The orderred pair


misconception. The University of Montana.

Yofa, M. I., Sulastri & Isti Hidayah. (2019). Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Kelas VII G Melalui Model Discovery Learning
Berbantuan Question Cards di SMPN 22 Semarang. PRISMA 2 (2019)

Abidin Zainal. (2019). Analisis miskonsepsi materi aljabar pada siswa kelas VII
SMP Negeri 17 makasar dengan menggunakan Three tier test. 9

Zayyinah, Fatimatul & Irsad. (2018). Identifikasi miskonsepsi siswa SMP dengan
certainty of response index (CRI) pada konsep suhu dan kalor. science
education national konference. 80.

62
63

Lampiran 1

 Soal tes

TES PEMECAHAN MASALAH I

Nama Siswa : ……………


NIS : ……………
Alokasi Waktu : 30 menit

Kerjakanlah soal dibawah ini sesuai dengan kemampuan anda dan


Isilah kolom CRI dengan tingkat keyakinan anda dari 0-5 pada setiap
langkah penyelesaian soal
Petunjuk CRI:
0 = Jawaban yang sepenuhnya ditebak
1 = Hampir menebak
2 = Tidak yakin
3 = Yakin
4 = Hampir Yakin
5 = Sangat Yakin

No Soal Jawaban CRI


1
Bentuk sederhana dari
adalah…

2
Hasil dari ( )( )
adalah…

3 Bentuk sederhana dari (


) ( ) adalah…

63
64

4 Tentukan hasil dari


( ) ( )

5 Sederhabakanlah ( )

64
65

TES PEMAHAMAN KONSEP II

Nama Siswa : ……………


NO HP : ……………
Alokasi Waktu : 30 menit

Kerjakanlah soal dibawah ini sesuai dengan kemampuan anda dan


Isilah kolom CRI dengan tingkat keyakinan anda dari 0-5 pada setiap langkah
penyelesaian soal
Petunjuk CRI:
0 = jawaban yang sepenuhnya ditebak
1 =Hampir menebak
2 =Tidak yakin
3 =yakin
4 =hamir yakin
5 =sangat yakin

No Soal Jawaban CRI

1 Jika ( ) ( )
maka nilai dari
adalah…

2 Tentukanlah hasil dari

65
66

Bentuk sederhana dari


3
adalah…

4 Hasil dari
adalah…

5 Bentuk sederhana dari


adalah…

Jumlah

66
67

Lampiran 2

 Pedoman wawancara
1. Siswa dapat mengidentifikasi informasi pada materi.

a. Siswa dapat memahami soal yang diberikan.

b. Siswa menginformasikan apa saja yang ada pada soal.

2. Siswa dapat menentukan cara yang digunakan.

a. Siswa menyebutkan cara untuk menyeleaikan masalah.

b. Siswa dapat menggunakan cara penyelesaian untuk menyelesaikan

soal.

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah.

a. Siwa menyelesaikan soal sesuai dengan konsepnya.

4. Siswa dapat memeriksa kembali.

a. Siswa memeriksa kembali jawabannya.

b. Siswa melihat jawabannya apakah benar atau salah.

67
68

Lampiran 3

ALTERNATIF PENYELESAIAN

1. Jika ( ) ( ) maka nilai dari adalah…

5(x-6) = 2(x-3)
5x-30 = 2x-6
5x-2x = -6+30
3x = 24

x =

x=8
maka x + 3 adalah 8+3= 11

2. Tentukanlah hasil dari


3xy-5yx+5xy-2yx
=3xy+5xy-5yx -2yx
=8xy-7yx
=xy atau yx
3. Bentuk sederhana dari adalah…

( )( )
=( )( )
( )
=( )

4. Hasil dari adalah…


( ) ( )
= =
( )( )

=( )( )

5. Bentuk sederhana dari adalah…

68
69

( ) ( ) ( )
=

69
70

Lampiran 4

 Lembar jawaban siswa

70
71

71
72

72
73

73
74

74
75

 Hasil kerja Subjek

75
76

76
77

Lampiran 5

 Dokumentasi

Tempat Penelitian

Menyaring Subjek

MI menyelesaikan soal

77
78

FH menyelesaikan soal

78
79

79
80

80
81

81
82

82

Anda mungkin juga menyukai