Anda di halaman 1dari 89

1

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU


MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
ALJABAR DI KELAS VII-3 SMP MUHAMMADIYAH AMBON

HASIL PENELITIAN

Diajukan Untuk Mengetahui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (IAIN) Ambon

Oleh

SUARTI DAHLAN
NIM.160303015

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBcN
2019
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan rahmat-NYA

hingga saat ini punyusun masih diberi kesehatan, kenikmatan serta ketabahan dalam

menyusun skripsi ini, tak lupa pula salawat serta salam penyusun hanturkan kepada

baginda besar Nabi Muhammad SAW, karena atas perjuangan beliaulah dan para

sahabat serta keluarganya, hingga saat ini kita semua masih dalam naungan ajaranya

yaitu islam.

Dalam penyusunan skripsi yang derjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Guru Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada

Materi Aljabar di Kelas VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon” ini disadari oleh

penyusun masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu dengan penuh tulus penyusun

mengucapkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah

membimbing, memberi arahan, motivasi, masukan dan membantu dalam berbagai hal

yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini, olehnya itu melaui kesempatan ini

penyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :

1. Ayah tercinta alm Dahlan Mudu dan ibunda tersayang Wa Cani selaku orang

tua kandung yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan motivasi yang

sangat luar biasa kepada penyusun disertai dengan do’a dan pengorbanan

vi
3

yang ihklas dan tulus, yang tak pernah terlupakan oleh penulis semoga itu semua

menjadi amal jariah serta mendapat pahal disisi Allah SWT Aamiin.

2. Dr. Hasbollah Toisuta, M. Ag selaku Rektor IAIN Ambon beserta wakil-wakil

rektor IAIN Ambon.

3. Dr. Samad Umarella, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

beserta Wakil Dekan I Patma Sopamena, M. Pd, Wakil Dekan II Umu Saidah, M.

Pd.I dan Wakil Dekan III Ridwan Latuapo, M. Pd.I.

4. Dr. Ajeng Gelora Mastuti, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ibu

Nur Apriani Nukuhaly, M.Pd selaku wakil Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika.

5. Ainun Diana Lating, M.Si selaku pembimbing I dan Nurlaila Sehuwaky, M.Pd

selaku pembimbing II yang telah dengan sabar memberikan masukan arahan,

petujuk serta bimbingan dari awal sampai selesainya skripsi ini.

6. Nur Afriani Nukuhali, M.Pd selaku Penguji I dan Kasliyanto,M.Pd selaku Penguji

II yang telah memberikan Kritik dan Masukan yang sangat berguna untuk penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan

ilmu pengtahuan dan pengalaman dan proses perkuliahan.

8. Seluruh pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) karena telah

memberikan pelayanan yang terbaik selama proses pengurusan studi akhir.

vii
4

9. Kepala SMP Muhammadiyah Ambon Ardon Jamdin, M.Pd dan Guru

Matematika, dan Tata Usaha Staf Dewan Guru yang telah membantu proses

penilitian penyusun selama melakukan penilitian.

10. Seluruh peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiyah Amaholu sebagai tempat

penelitian, yang telah banyak memberikan semangat kepada penulis, khusunya

peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiyah Amaholu, atas partisipasi dan

kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian.

11. Keluarga besar yang tersayang, almr kakakku tersayang Masni Dahlan, adik-

adiku Nupita Dahlan, Aby Dahlan, Serta keluarga lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan,

motivasi, ilmu dan do’a kepada penulis selama masa-masa sulit, sehingga pada

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Rekan-rekan seperjuangan, angkatan 2016 Prodi Pendidikan Matematika IAIN

Ambon terutama teman-teman kelas matematika A yang senasib dan

seperjuangan serta senantiasa menjadi penyemangat atas dukungan dan

bantuannya selama ini semoga tetap solid dan tetap terjaga kebersamaannya..

13. Teman-teman terbaikku Wa Ode Tina, Nurfatimah Hamadi, Miranti Jailan. yang

selama ini mengajarkan arti kebersamaan serta motivasi dan mendukung penulis

baik senang maupun susah.


viii
5

Terlepas dari segala urayan di atas sebagai pengantar tulisan ini, serta

berbagai hal yang menjadi acuan penyusun skripsi ini, maka kesalapahaman,

pengertian dan kekurangan lengkapnya referensi terhadap konsep keilmuan,

olehnya itu kehadiran karya ilmiah ini juga merupakan tolak ukur dan

kemampuan dalam menganalisis suatu masalah, sehingga kelengkapan dari

kekurangan hasil penilitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan perbaikan

pada kesempatan berikutnya. Mengakhiri pengantar tulisan ini sekali lagi atas

kooperatif dan pengertiannya penulis ucapkan terimah kasih yang mendalam.

Ambon ……………2019

Penulis

Suarti Dahlan
Nim:160303015

ix
6

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU


MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VII-3 SMP MUHAMMADIYAH
AMBON

Oleh : Suarti Dahlan 160303015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh persepsi siswa tentang


kompetensi guru matematika terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar dikelas
VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon. 2) besar pengaruh persepsi siswa tentang
kompetensi guru matematika terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar dikelas
VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon.

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto dengan pendekatan


kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMP
Muhammadiyah Ambon sejumlah 30 siswa. Pada hasil penelitian ini peneliti
membagikan angket dan soal tes untuk dikerjakan oleh siswa. Hasil tes dan angket
yang telah diisi oleh siswa dan diolah peneliti untuk mencari hasil uji t dan diketahui
nilai t hitung= 4,826 dikonsultasikan pada t tabel dengan n = 28 dengan taraf signifikansi
5% harga t tabel= 1,701. Hal ini menunjukan bahwa harga t hitunglebih besar dari t tabel
(4,826 > 1,701) sehingga hipotesis diterima. Dan hasil analisis regresi linear
sederhana menunjukan nilai signifikan < 0,05 , (0,00 < 0,05), maka koefisien
dikatakan berarti. Ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh persepsi siswa tentang
kompetensi guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa. nilai koefisien
korelasi (R) adalah 0,185 dan nilai R square 0,340. Nilai R square sebesar 0,340.
Atau 34% Menunjukan besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru
terhadap hasil belajar sebesar 34% sedangkan sisanya 66% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti
Kata Kunci : kompetensi guru, hasil belajar

DAFTAR ISI
7

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah...........................................................................................8
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
F. Definisi Operasional ................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Matematika…………………………………… 11
B. Persepsi Siswa
C. Kompetensi guru.. ..................................................................................14
1. Pengertian Kompetensi..........................................................................14
2. Pengertian guru ..................................................................................15
D. Jenis-jenis Kompetensi guru ......................................................................17
1. Kompetensi pedagogik...........................................................................17
2. Kompetensi Profesional………………………………………………..18
3. Kompetensi kepribadian………………………………………………18
4. Kompetensi Sosial…………………………………………………….19
E. Hasil Belajar ............................................................................................20
1. Macam-Macam Hasil Belajar……………………………………….....21
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar................................25
F. Ruang Lingkup Materi.................................................................................26
G. Hasil Penalitian Terdahulu………………………………………………....28
H. Kerangka Fikir…………………………………………………………......30
I. Hipotesis ..................................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tipe Penelitian ………............................................................................… 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………………… 32
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 32
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 33
E. Instrument Penelitian ............................................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 35
G. Teknik Analisa Data ............................................................................... 37

xi
8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian……………………………………………………. 46
B. Pembahasan ………………………………………………………. 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………… 60
B. Saran ………………………………………………………. 60

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 61
9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan dewasa ini berkembang semakin pesat dan semakin

kompleksnya persoalan pendidikan yang dihadapi bukanlah tantangan yang dibiarkan

begitu saja, tetapi memerlukan pemikiran yang konstruktif demi tercapainya kualitas

yang baik. Persoalan yang dimaksud diantaranya adalah kompetensi mengajar guru.

Karena guru sebagai tenaga pendidik yang paling banyak berhubungan dengan

peserta didik diharuskan mempunyai kompetensi yang baik dalam pelaksanaan

pembelajaran.karena guru sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di

sekolah maupun di luar sekolah. minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi

sebagai wewenang menjalankan tugasnya.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi diartikan sebagai “ cakap atau

kemampuan”. Menurut W.Robert Houston kompetensi adalah suatu tugas yang

memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut

oleh jabatan sesorang .definisi ini mamahami dalam diri manusia ada suatu potensi

tertentu yang dikembangkan dan dapat dijadikan motivator, yakni kekuatan dari

dalam diri individu tersebut. Dalam hal ini, sejalan menurut Nana Sudjana memahami

kompetensi sebagai suatu kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi


1
Syarif Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi mengajar (Surabaya: Usaha
Nasional, 1991), Hlm. 33.
10

Sedangkan Sardiman mengartikan kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus

dimiliki seseorang berkenaan dengan tugasnya. Kompetensi juga dapat diartikan

sebagai penguasaan pengetahuan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan

apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan pendidikan 2

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi

adalah kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh sesorang yang

telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku

kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Dari segi bahasa, dalam bahasa Indonesia guru diartikan sebagai orang yang

pekerjaanya mengajar. Sementara menurut Gericke dkk, guru berasal dari bahasa

sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan berarti

pengajar. Selanjutnya, Zakia Drajat dalam Aris Shoimin, menjelaskan bahwa guru

merupakan pendidik profesional sebab secara emplisit guru telah menyerahkan

dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul

dipundak para orang tua.3 Seorang guru perlu memiliki kepribadian yang baik,

menguasai bahan pelajaran, dan menguasai cara-cara mengajar sebagai

kompetensinya. Tanpa hal tersebut guru akan gagal dalam melaksanakan tugasnya.

Pada dasarnya kepribadian guru yang ideal telah dicontohkan di dalam Islam oleh

Rasulullah SAW. Hal ini dapat di lihat dalam Q.S. Al-Ahzab/33: 21:

2
Janawi, kompetensi guru citra guru professional. (Bandung : Alfabeta 2012), hlm 30-33.
3
Aris Shoimin, Guru Berkarakter untuk Implementasi Pandidikan Karakter, (Yogyakarta:
Gava Media 2014), hlm. 8-10.
11

           

     

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah SWT dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”4

Pada ayat ini kompetensi yang pertama ditunjukan oleh Rasulullah SAW

sebagai pendidik adalah kompetensi personal religious atau kepribadian agamis, yang

artinya pada dirinya melekat nilai-nilai lebih yang ditransinternalisasikan kepada

peserta didik misalnya nilai kejujuran, amanah, keadilan, kecerdasan, tanggung

jawab, musyawarah, kebersihan, kedisiplinan, keindahan, dan lain-lain. Sebagai guru

sudah semestinya menjadi tauladan dan dapat di implementasikan dalam pendidikan 5

Pada dasarnya kompetensi adalah kebutuhan dasar guru yang harus dikuasai.

Penguasaan berbagai bentuk kompetensi tersebut menjadi suatu kemampuan mutlak

dalam dunia pendidikan. Sebab kualitas prosese pendidikan banyak bergantung pada

kompetensi yang dimiliki guru. Semakin guru memiliki kompetensi standar, semakin

baik proses pembelajaran yang berlangsung dalam proses persekolahan6

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (1). tentang Sistem

Pendidikan Nasional mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

4
Kementrian Agama, Almunawwir, al-Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi, Per Ayat,
Terjemahan Perayat, (Jakarta Pondok Gede: Cipta Bagus Segara Bekasi, 2015), hlm. 420.
5
Khoiriyah,karakter pendidik dalam al-quran.(probolinggo: UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang 2012), hlm. 3.
6
Ibid, kompetensi guru. Hlm. 41.
12

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 7 Wina

Sanjaya mengatakan bahwa seorang guru harus meyakini bahwa pekerjaanya

merupakan pekerjaan profesional yang merupakan upaya pertama yang harus

dilakukan dalam rangka mencapai standar proses pendidikan sesuai dengan harapan.8

Sehubungan dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa seorang

guru harus memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang

No.14 Tahun 2005 pasal 8, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jika guru sudah menguasai

kompetensi-kompetensi tersebut maka akan berdampak positif juga terhadap hasil

belajar siswa.9

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

didapatkan oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang ditunjukkan

dengan angka melalui pengujian atau tes dan ditandai dengan skala nilai berupa huruf

atau symbol. Menurut Nana Sudjana dalam Hamdani mendefinisikan “hasil belajar

siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

7
Repoblik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional” dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. (Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), h. 3.
8
Ibid, Guru Berkarakter untuk Implementasi Pandidikan Karakter. Hlm.16.
9
Ahmad Rondi,pengaruh kompetensi guru dan fasilitas belajar terhadap motivasi dan
prestasi belajar siswa pada materi pelajaran ekonomi Di MAN TEMPEL SLEMAN. (Yogyakarta: UN
Yogyakarta 2015), hlm.10.
13

belajar”. Disisi lain pengertian hasil belajar menurut Purwanto hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.10

Yadi Supriyadi mengatakan, pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: guru, siswa,

sarana prasarana, lingkungan pendidikan, serta kurikulum. Faktor guru dalam

pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang penting dan tanpa mengabaikan

faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan

keberhasilan pendidikan itu sendiri.11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurasikin dalam Muhlis (2013)

menyimpulkan bahwa kemampuan profesional guru merupakan salah satu faktor

penentu motivasi belajar peserta didik. Guru dikatakan profesional apabila memiliki

kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, menguasai landasan pendidikan,

menguasai bahan pelajaran, mengelola program belajar-mengajar, menilai prestasi

peserta didik, mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah,

menyelenggarakan administrasi sekolah, menjalin kerja sama dengan sejawat,

memahami dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 12

Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil penelitian Nana Sudjana dalam

Yadi Supriadi (2002), yang menunjukkan bahwa, 76,6% hasil belajar siswa
10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar.(Bandung: CV Pustaka Setia; 2011), hlm. 138
11
Yardi Supriadi, Pengaruh Karakter Guru (Kreatif, Humoris, Beribawa) Terhadap Motivasi
Belajar Pada Pelajaran IPS di MTS Fatahila Kecamatan Kiweagibang, (Cirebon: IAIN yek Nurjati,
2012), hlm. 1..
12
Muhlis. pengaruh kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV MI Bahrul
Ulum Bantoroe Kabupaten Goa (Makasar: UIN Alauddin Makasar 2016), hlm. 13
14

dipengaruhi oleh faktor guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar

memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan

sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan

8,60%.13

Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa, meskipun fasilitas pendidikan

memadai, namun bila tidak ditunjang dengan keberadaan guru yang berkualitas, maka

mustahil akan mencapai proses belajar dan pembelajaran yang maksimal. Guru

sebagai pelaksana pendidikan nasional merupakan faktor kunci keberhasilan

pendidikan. Faktor guru disini memuat beberapa hal yang mempengaruhi

pembelajaran, mulai dari cara mengajar, sikap dan karakter guru di depan kelas,

tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, bagaimana guru mentransfer

ilmunya kepada peserta didiknya, dan bagaimana guru dapat menjalin hubungan yang

baik dengan masyarakat sekitar Hal-hal tersebut menentukan pencapaian hasil

belajar yang baik.

Berdasarkan hasil observasi awal pada hari sabtu 24 November peneliti di

SMP Muhammadiyah Ambon ditemukan permasalahan masih kurangnya kompetensi

guru meliputi: kompetensi pedagogik yakni dimana guru pada saat proses

pembelajaran masih kurang variatif dalam penggunaan metode pembelajaran,

kompetensi professional dimana guru hanya mengajar tanpa peduli siswa paham atau

tidak, kompetensi kepribadian dimana guru mengajar dengan pendekatan otoriter

13
Yadi Supriadi, Pengaruh Karakter Guru (Kreatif, Humoris, Beribawa) Terhadap Motivasi
Belajar Pada pelajaran IPS di MTS FATAHILA KECAMATAN KIWEAGIBANG, hlm 8.
15

sehingga siswa ketakutan dalam proses pembelajaran dan guru juga mengajar tanpa

humor sama sekali.

Salah satu materi pembelajaran pada kelas VII-3 adalah materi aljabar.

Dimana Aljabar adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang

penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol yang menjadi

pengganti konstanta atau variabel. Pentingnya kita mempelajari materi aljabar ini

adalah agar kita bisa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari kita dengan

menggunakan konsep aljabar. Dan dengan meningkatkan kompetensi guru

diharapkan peserta didik dapat memahami dan tertarik untuk belajar matematika.

Untuk itulah peneliti tertarik untuk mengangkat masalah dengan judul “Pengaruh

Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Matematika terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Pada Materi Aljabar di Kelas VII-3 SMP Muhammadiyah

Ambon”.

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini kompetensi yang akan diteliti adalah kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Sedangkan

kompetensi profesional tidak diteliti karena siswa diangkap belum cukup

mampu untuk mengukur tingkat profesional seorang guru.

C. Rumusan Masalah
16

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar Matematika siswa pada materi Aljabar Kelas VII-3

SMP Muhammadiyah Ambon?

2. Seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar Matematika siswa pada materi Aljabar Kelas VII-3

SMP Muhammadiyah Ambon?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari penelitian

ini yaitu untuk.

1. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar Matematika siswa pada materi Aljabar Kelas VII-3

SMP Muhammadiyah Ambon?

2. Mengetahui besar pengaruh persepsi siswa kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar Matematika siswa pada materi Aljabar Kelas VII-3

SMP Muhammadiyah Ambon?

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka ada beberapa manfaat dari penelitian ini

yaitu:

1. Manfaat teoritis
17

a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

b. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti yang ingin mengembangkan atau

melanjutkan penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru.

Dapat meningkatkan kompetensi seorang guru dalam pembelajaran.

b. Bagi siswa.

Dapat memotivasi, menggali potensi belajar yang di miliki dan mampu

mengembangkan kemampuan belajarnya dalam bentuk kelompok.

c. Bagi peneliti.

Sebagai sarana pengembangan pengetahuan terhadap pengetahuan tentang

kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dalam pencapaian hasil

belajar siswa.

d. Bagi institut.

Sebagai sumber data, informasi, dan bahan refrensi bagi penelitian sejenis.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran pada judul ini, maka penulis perlu

memberikan penjelasan istilah sebagai berikut:

1. persepsi siswa adalah tangapan siswa atas segala apa yang dilihat dan

dirasakan oleh panca indra terhadap suatu objek tertentu.


18

2. Kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang

dimiliki oleh seorang guru yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia

dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik. Dengan

sebaik-baiknya.

3. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang di

peroleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

4. Aljabar adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang

penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol yang menjadi

pengganti konstanta atau variabel.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran Matematika

Uraian tentang belajar dan pembelajaran meliputi konsep belajar, membaca,

berpikir, dan pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses mendapatkan

pengetahuan melalui membaca dan latihan pengetahuan, berikut akan dijabarkan


19

secara rinci. Konsep belajar secara utuh di peroleh dengan mengintegrasikan

pengertian belajar dari prespektif psikologi dan pendidikan. Alasannya karna prilaku

belajar merupakan bidang telaah dari keduannya. Belajar menurut Bell Gretler dalam

Ali Hamzah dan Muhlisraini adalah proses yang di lakukan oleh manusia dalam

upaya mendapatkan aneka ragam kompotensi, skill dan sikap. 14 Ketigannya itu di

peroleh secara bertahap dan berkelanjutan dari masa bayi sampai dengan masa tua

melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Ada dua teori yang mendukung konsep belajar, yaitu teori belajar konvesional

dan modern. Teori belajar konvesional menyatakan bahwa belajar adalah menambah

atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Misalkan jika siswa belajar maka diri

siswa diibaratkan bejana kosong yang siap diisi ilmu sehingga penuh dengan berbagai

ilmu pengetahuan. Sedangkan pendapat modern mengatakan bahwa belajar adalah

kegiatan mental seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang dapat di

lihat ketika siswa memperlihatkan tingkah laku yang baru dan berbeda dari tingkah

laku sebelumnnya ketika ada respon menghadapai situasi baru. Dalam hal ini menurut

Fontana dalam Ali Hamzah dan Muhlisraini, belajar adalah proses perubahan yang

relatif tetap dari perilkau individu sebagai hasil dari pengalaman. Tahun 1995 Gagne
10
dalam Ali Hamzah dan Muhlisraini menyatakan belajar adalah suatu proses

pertumbuhan. Bower dan Hilgrad dalam Ali Hamzah dan Muhlisraini menyatakan

bahwa belajar adalah mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individual

14
Ali Hamzah dan Muhlisraini, Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Pt Raja Grafindo, 2014), Hlm.11.
20

sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak di sebabkan oleh insting

(the basis pf the subject’ snative response tendencies), kematangan ( maturation) atau

kelelahan ( fatique), dan kebiasaan (habits).15

Berdasarkan dari uraian di atas tentang belajar dapatlah dikatakan bahwa

belajar adalah proses yang di lakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam

kompotensi/ kemampuan, skill/ keterampilan dan attitude/ sikap yang berkelanjutan

dari masa bayi sampai masa tua melaui rangkaian proses belajar sepanjang hayat

yang keterlibatan dalam pendidikan formal (sekolah), informal (kursus), dan non

formal (di luar sekolah, misalkan majelis-majelis ilmu) bukan atas dasar insting,

kematangan, kelelahan atau temporary state lainnya.

Belajar merujuk pada perubahan prilaku individu sebagai akibat dan proses

pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja di rancang. Perubahan tingkah

laku keseharian, misalkan siswa tidak dapat dapat berhitung dan menyebutkan angka-

angka, menjadi dapat membilang. Pengetahuan siswa dari tidak mengetahui konsep

matematika menjadi tahu tentang konsep matematika. Menurut Russeffendi dalam

Heruman, matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, keunsur yang didefinisikan,

ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil. 16

15
Ali Hamzah dan Muhlisraini, Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika. hlm. 18
16
Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, (Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya, 2014), Hlm. 1.
21

Dalam pembelajaran matematika, siswa memerlukan alat bantu berupa media

dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga

lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dalam pembelajaran matematika,

setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera di beri penguatan,

agar menghadap dan bertahan lama di memori siswa, sehingga akan melekat dalam

pola pikir dan pola tindakannya. Maka diperlukannya adanya pembelajaran melalui

perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja,

karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah cina mengatakan, “saya

mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya

mengerti”.17 Dalam pembelajaran matematika, guru harus memahami bahwa

kemampuan setiap siswa berbeda-beda serta tidak semua siswa menyenangi mata

pelajaran matematika.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar dan pembelajaran

matematika bertujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan untuk memahami

konsep matematika, menggunakan penalaran pola sifat, memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan, mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, dan memiliki

sikap menghargai.

B. Persepsi Siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “persepsi adalah tanggapan proses

seseorang mengenai beberapa hal melalui panca indra”. Menurut Slameto persepsi

adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak
17
Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, hlm. 2.
22

manusia. Melalui proses persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan

dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihat,

pendengar, peraba, perasa, pencium. Dalam hal ini, sejalan menurut W.S Winkel

persepsi adalah kecenderungan dalam diri subjek untuk menerima atau menolak suatu

subjek itu sebagai subjek berharga. Manusia secara umum menerima informasi dari

lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus

ada proses dimana ada informasi yang diperoleh lewat memori organisme yang

hidup. Begitupun siswa, yang merupakan subjek dalam proses belajar-mengajar.

Ketika pada saat siswa mendapatkan pengajaran yang diberikan oleh seorang guru,

maka siswa akan mengolah sesuatu yang di lihat dan dirasakannya. Lalu disampaikan

ke otak sehingga mereka mempunyai pendapat sesuatu yang dilihatnya itu.

Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa persepsi siswa adalah

tangapan siswa atas segala apa yang dilihat dan dirasakan oleh panca indra.terhadap

suatu objek tertentu.18

C. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi diartikan sebagai “ cakap atau

kemampuan”. Menurut W.Robert Houston kompetensi adalah suatu tugas yang

memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut

oleh jabatan seseorang. definisi ini mamahami dalam diri manusia ada suatu potensi
18
Giry Mahento “pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru mengajar dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar IPA kelas VII di SMP Se-kecamatan Periuk Kota Tnggerang
Banten”(Banten: UN Indraprasta PGRI 2015). Hlm.4.
23

tertentu yang dikembangkan dan dapat dijadikan motivator, yakni kekuatan dari

dalam diri individu tersebut. Dalam hal ini, sejalan menurut Nana Sudjana memahami

kompetensi sebagai suatu kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi

Sedangkan Sardiman mengartikan kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus

dimiliki seseorang berkenaan dengan tugasnya. Sedangkan menurut Surya

kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan

seseorang baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Selanjutnya menurut Abdul majid,

kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus

dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas

dalam bidang pekerjaan tertentu.

Dari defenisi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

adalah kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh sesorang yang

telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku

kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

2. Pengertian guru

Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa indonesia yang berarti orang yang

pekerjaanya mengajar. Menurut Gericke dkk, menerangkan bahwa guru berasal dari

bahasa sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga

berarti pengajar. Dalam hal ini sejalan menurut Zakia Drajat guru merupakan

pendidik professional karena secara emplisit ia telah menyerahkan dirinya menerima


24

dan memikul sebagian tanggung jawabnya pendidikan yang terpikul dipundak para

orang tua.19 Sejalan menurut Ahmad Tafsir Guru ialah orang –orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembanggan anak didik dengan mengupayakan

perkembanggan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun

psikomotorik. Menurut Sardiman guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik secara individual maupun

secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.sedangkan menurut Djamarah

guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk

membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun secara

klasikal.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah

orang yang memiliki tugas mengembangkan potensi dan kemampuan siswa secara

optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah

maupun masyarakat atau swasta.20

Dari defenisi kompetensi, dan guru di atas maka pengertian dari kompetensi guru

adalah:

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 1 ayat

(10) dinyatakan dengan tegas bahwa kompetensi guru adalah seperangkat

penegetahuan, keterampilan dan perilaku yang dihayati dan dikuasai oleh guru dalam
19
Aris Siomin, Guru Berkarakter untuk Implementasi Pandidikan Karakter, (Yogyakarta: Gava
Media 2014), hlm. 31.
20
Ibid, , Guru Berkarakter untuk Implementasi Pandidikan Karakter, (Yogyakarta: Gava
Media 2014), hlm 10-11.
25

melaksanakan tugas keprofesionalnya.21 Menurut Balnadi Sutadipura kompetensi

guru adalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru mulai dari tingkat

sekolah, tingkat dasar, dan tingkat menegah dapat dikategorikan pada dua kategori

yaitu: kompetensi umum dan kompetensi khusus. Kompetensi umum adalah

kemampuan dan keahlian yang harus dimiliki oleh setiap guru pada setiap jenjang

pendidikan. Sedangkan kompetensi khusus adalah kemampuan dan keahlian yang

harus dimiliki secara khusus oleh tenaga pendidik tertentu sesuai dengan jenjang dan

jenis pendidikan yang ditekuni.22 Sedangkan menurut Farida Sariman kompetensi

guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalnya. 23 dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi

guru adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang berwujud

tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran.

D. Jenis-jenis Kompetensi Guru

Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa

kompetensi guru meliputi komptensi pedagogik, kompetensi profesional,

kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

21
Ibid, . pengaruh kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV MI Bahrul
Ulum Bantoroe Kabupaten Goa (Makasar: UIN Alauddin Makasar 2016), hlm 9.
22
Ibid, kompetensi guru citra guru professional. Hlm 30.
23
Ahmad Rondi,pengaruh kompetensi guru dan fasilitas belajar terhadap motivasi dan
prestasi belajar siswa pada materi pelajaran ekonomi Di MAN TEMPEL SLEMAN. (Yogyakarta: UN
Yogyakarta 2015), hlm 24.
26

a. Kompetensi Pedagogik.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan

penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi

tersebut berhubungan dengan, yaitu:

1. Menguasai karakteristik peserta didik.

2. Mengguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.

3. Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

4. Menyelengarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

6. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7. Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar.

8. Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan

pembelajaran.

9. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar

tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai

guru. Kompetensi tersebut berhubungan dengan, yaitu:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan.

2. Memanfaatkan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


27

3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

4. Meningkatkan kinerja dan komitmen pengabdian kepada masyarakat.

5. Memanfaatkan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak

mulia, arif dan bijaksana serta menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi

ini berhubungan dengan, yaitu:

1. Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

2. Jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi peserta didik dan

masyrakat.

3. Dewasa, stabil, dan berwibawa.

4. Memiliki etos kerja, tanggung jawab, dan percaya diri.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien kepada siswa, sesama guru, kepala

sekolah, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar, kompetensi ini berhubungan

dengan, yaitu:

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak deskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi.


28

2. Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun kepada sesama pendidik,

tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat.

3. Beradaptasi dengan lingkungan.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara

lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.24

E. Hasil Belajar

Belajar ialah suatu proses yang di lakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 25Adapun pengertian

belajar menurut W.S. Winkel dalam Ahmad susanto adalah suatu aktifitas mental

yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.26

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa belajar ialah

aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

24
Janawi, kompetensi guru citra guru professional. Hlm 66- 145.
25
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm.2.
26
Ahmad susanto, teori belajar pembelajaran di sekolah dasar, (Jakarta: Prenada media group,
2013), hlm. 4.
29

memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang memungkinkan

seseorang yang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,

merasa, maupun dalam bertindak. Berdasarkan uraian tentang konsep belajar, dapat

dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas

di pertegas lagi oleh (Nawawi ddk) dalam Ahmad Susanto yang menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

mata pelajaran di sekolah yang di nyatakan dalam skor yang di peroleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. 27 Dalam hal ini menurut Reigeluth

dalam Jamil Supriatiningrum bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga di

pakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)

alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga mengatakan secara spesifik bahwa

hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu

kapabilitas (kemampuan) yang telah di peroleh.28

1. Macam-Macam Hasil Belajar

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) dalam Ahmad susanto di artikan

sebagai kemampuan untuk menyerap dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu

27
Ahmad susanto, Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar, hlm. 5.
28
Jamil Supriatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, hlm. 36.
30

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang di berikan oleh guru

kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.29

b. Keterampilan proses

Usman dan Setiawati dalam Ahmad Susanto mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

pengerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan

secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, temaksuk

kreatifitasnnya.

c. Sikap

Menurut Lange ddk dalam Ahmad Susanto, sikap bukan hanya aspek mental

semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Sementara menurut

Sudirman dalam Ahmad Susanto sikap merupakan kecenderungan untuk

melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap

dunia sekitarnya berupa individu-individu maupun objek tertentu.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih di arahkan

pada pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang

sangat berperan adalah domain kognitif.


29
Ahmad susanto, Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar, hlm. 6.
31

Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata

pelajaran di sekolah yang di nyatakan dalam skor yang di peroleh dari hasil

tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal ini sejalan dengan

pendapat Nana Sudjana mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu

akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa

tes yang disusun secara terencana baik tes tulisan maupun tes lisan dan tes

perbuatan. Sedangkan menurut WS. Winkel, mendefinisikan hasil bejara

sebagai perubahan sikap atau tingkah laku setelah anak melakukan kegiatan

belajar.30

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestlat dalam Ahmad Susanto belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa anak mengalami perkembangan.

Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri

maupun pengaruh dari lingkunganya.31

Pendapat yang senada dengan yang dikemukakan oleh Wasliman dalam

Ahmad Susanto, hasil belajar yang di capai peserta didik merupakan interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal: (1)

Faktor internal

30
Parawati Nyoman, Belajar dan Pembelajaran (Depok ; PT Raja Grafindo Persada, 2018),
hlm. 23.
31
Ahmad susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, hlm. 12.
32

merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memepengaruhi

belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. (2)

Faktor eksternal yang berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar

yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga yang kurang morat-morit keadaan

ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian kurang terhadap anaknya, serta

sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari

berpengaruh dalam belajar peserta didik.

F. Ruang Lingkup Materi

1. Bentuk Aljabar Dan Unsur-Unsurnya.

Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat

huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum di ketahui. Bentuk aljabar dapat

dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal

yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan

sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau

banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat di cari dengan

mengunakan aljabar.

Contoh bentuk aljabar seperti: 2x, -3p, 4y + 5, 2 x 2 – 3x + 7, (x +1)(x - 5), dan

5x(x-1)(2x + 3). Huruf-huruf x, p, dan y. pada bentuk aljabar tersebut disebut

variabel. Selanjutnya, pada suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar,


33

meliputi variabel, konstanta, faktor, suku sejenis, dan suku tak sejenis.yang akan di

jelaskan di bawah ini.

a. Variabel, Konstanta, dan Faktor.

Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut,

huruf x, dan y di sebut variabel.

Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui

nilainya dengan jelas, variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan

dengan huruf kecil a, b, c, …, z.

Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas di sebut konstanta. Konstanta

adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat

variabel.

Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p × q dengan a, p, q. bilangan

bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a. adapun yang dimaksud koefisien

dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada

bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5. Pada suku 3y

adalah 3 dan seterusnya.

b. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis

Suku adalah variabel beserta koefisienya atau konstanta pada bentuk aljabar

yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.

Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pengkat dari

masing-masing variabel yang sama. Contoh 5x dan -2x, 3a 2 dan a 2. Suku-suku tak
34

sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel

yang tidak sama. Contoh 2x dan -3 x 2, 5x dan -2y.

2. Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar

a. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.

Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat

dilakukan pada suku-suku sejenis. Jumlahkan atau kurangkan koefisien pada

suku-suku yang sejenis.

Contoh: Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.

1) -4ax + 7ax

2) (2 x 2 – 3x +2) + ( 4 x 2 – 5x + 1)

3) (3a 2 + 5) – (4a 2 – 3a + 2)

penyelesaian:

1) -4ax + 7ax = (-4 + 7 )ax = 3ax

2) (2 x 2 – 3x +2) + ( 4 x 2 – 5x + 1) = 2 x 2 – 3x + 2 + 4 x 2 – 5x + 1

= 2 x 2 + 4 x 2 – 3x – 5x + 2 + 1

=(2 + 4) x 2 + (-3 - 5)x + (2 + 1)

= 6 x 2 – 8x + 3

3) (3a 2 + 5) – (4a 2 – 3a + 2) = 3a 2 + 5 - 4a 2 – 3a + 2

= 3a 2- 4a 2 + 3a + (5 – 2 )

= (3 – 4 ) a 2 + 3a + (5 – 2 )
35

= -a 2 + 3a + 3

b. Perkalian bentuk aljabar.

Pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif, sifat ini juga berlaku

pada perkalian bentuk aljabar. Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan

bentuk aljabar suku satu dan suku dua dinyatakan sebagai berikut.

K(ax) = kax

K(ax + b ) = kax + kb

c. Pembagian bentuk aljabar.

Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan

terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut,

kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.32

32
Nuharini Dewi, matematika Konsep Dan Aplikasinya, (Jakarta : Gava Media 2008), hlm 80-
89.
36

G. Hasil Penalitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andaru Werdayanti (2008) dalam skripsinya

yang berjudul “ pengaruh kompetensi guru dalam proses belajar mengajar di

kelas dan fasilitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA 1

Sukorejo Kendal” hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh antara

kompetensi guru dalam proses belajar mengajar di kelas dan fasilitas guru

terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA 1 Sukorejo Kendal diterima

sebesar 41,20%, kompetensi guru dalam proses belajar mengajar memberikan

pengaruh sebesar 13,25%, sedangkan fasilitas belajar memberikan pengaruh

sebesar 10,96%. terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA 1 Sukorejo

Kendal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rondi dengan judul “pengaruh

kompetensi guru dan fasilitas belajar terhadap motifasi dan prestasi belajar

siswa pada materi pelajaran ekonomi di MAN Tempel Sleman” hasil


37

penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap

motivasi dan prestasi belajar pada mata pelajaran Ekonomi di MAN Tempel

Sleman dibuktikan dengan nilai probability 0,000< 0,05. Dan nilai

standarnidzed regression weights sebesar 0,248 untuk motivasi belajar, dan

0,628 untuk prestasi belajar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (2007) dengan judul “kesiapan

kompetensi guru pada mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

universitas Sebelas maret”. Penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi

yang paling menonjol adalah kompetensi professional yang merupakan

kompetensi yang sangat siap dari keseluruhan kesiapan kompetensi

mahasiswa calon lulusan FKIP UNS.


38

H. Kerangka Pikir

Proses belajar mengajar merupakan interaksi berbagai komponen seperti

pendekatan pembelajaran, media, teknik, serta aspek pengelolaan kelas. Dalam

pembelajaran selain pendekatan pembelajaran yang baik yang dapat memberikan

hasil belajar yang baik. kompetensi guru dapat juga berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa dalam hal ini penguasaan materi dan kepribadian yang baik dapat

memberikan dampak positif bagi siswa baik dalam konsep pemahaman siswa

terhadap mata pelajaran juga dapat merubah prilaku (sikap) siswa. Dengan demikian

kerangka pikir dalam penelitian ini akan digambarkan sebagai berikut:

Kompetensi
39

Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial

Hasil Belajar

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah yaitu.

H o = Tidak Terdapat Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru

Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Aljabar

Kelas VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon.

H a = Terdapat Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru matematika

terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Aljabar Kelas VII-3

SMP Muhammadiyah Ambon.


40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian ex post facto. Dimana

peneliti ingin melihat pengaruh dan besar pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi guru matematika terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar dikelas

VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Ambon

2. Waktu penelitian.

Setelah proposal ini diseminarkan

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian
41

Menurut Sugiyono mendefinisikan populasi sebagai berikut:“Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 33”. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-3 SMP

Muhammadiyah Ambon.

2. Sampel Penelitian

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Menurut Arikunto apabila jumlah populasi lebih dari 100 maka lebih baik diambil

sebagian untuk dijadikan sampel.34 Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah kelas VII-3 berjumlah 40 orang siswa SMP Muhammadiyah Ambon.

D. Paradigma Penelitian

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

x y

Ket :

X : variabel bebas = Kompetensi Guru

Y : variabel terikat = Hasil Belajar

E. Variabel Penelitian
33
Riduwan dan Akdom, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta,
2009). Hlm. 183
34
Sofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
manual & SPSS, (Jakarta: kencana prenada media gurup, edisi pertama 2013.) hlm.17.
42

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). 35 Dalam hal ini adalah

kompetensi guru.

2. Variabel dependen (terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya

variabel bebas. Dalam hal ini adalah hasil belajar siswa pada materi aljabar

dengan indikator nilai tes siswa.

F. Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini termasuk jenis data kuantitatif, dan

diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan

oleh suharsimi sebagai berikut “ instrument penelitian adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya” 36 untuk

mencapai hasil tersebut, maka peneliti menggunakan Instrument tes

a. Tes hasil belajar

Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah meteri diajarkan.

b. Dokumentasi

35
Sugiyono, Metode Pembelajaran Pendidikan, Cetakan Ke -23 (Bandung: Alfabeta,
2016),hlm .124.
36
Hartono, statistic untuk penelitian (Jakarta: Pustaka Pelajar 2004). Hlm 165
43

dokumentasi untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan objek

penelitian yang akan dapat memperkuat dan melengkapi data yang diperoleh.

c. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terkait dengan kompetensi

guru dalam pembelajaran matematika pada materi aljabar.37

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang akurat tentang pengaruh kompetensi guru tehadap hasil

belajar matematika siswa materi aljabar adalah sebagai berikut:

a. Soal tes

Soal tes dalam penelitian ini berupa tes uraian yang terdiri dari tiga butir soal

yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi

aljabar.

b. Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-

variabel yang berupa catatan, agenda dan sebagainya.38 Metode ini dilakukan

untuk memperoleh data nama-nama peserta didik yang akan menjadi sampel

dalam penelitian

c. Angket
3721
Jainal Arifin, penilitian pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rasdakarya Offset, 2014)
hlm.217.
38
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan prakti, (Jakarta: rineka cipta,
2006), hlm 231.
44

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pernyataan kepada responden. Digunakan untuk

mengetahui respon siswa terkait dengan kompetensi guru

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Melalui uji coba instrumen angket maka akan

dilihat apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Validtas isi diketahui dengan uji

validitas. Validitas dihitung dengan rumus korelasi product moment pearson, sebagai

berikut39:

n ( ∑ XY )− ( ∑ X ) ( ∑ Y )
r hitung =
{n ∑ X 2 −(∑ X)2 }{n ∑ Y 2 −(∑ Y )2 }
Keterangan : r hitung = koefisien korelasi

∑ X =¿ Jumlah skor item

∑ Y =¿ Jumlah skor total

N = jumlah sampel

2. Reliabilitas
39 24
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Moderen penelitian Kuantitatif, Cetakan Ke-2
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 116.
45

Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian

dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila angket yang dibuat

mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Untuk

mengukur reliablitas dalam penelitian ini digunakan model internal consistency

(konsisten internal).

Pengujuan relabilitas digunakan dengan rumus Cronbach’s Alpha (Suharsimi

Arikunto, 2006 :196) sebagai berikut:

)(
∑ σb
)
2
r1 1 =
( k
(k−1)
1−
σt2

Ket: r1 1 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ σ b2= jumlah varians butir


2
σ t = varians total

I. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam

penilitian ini, maka peniliti menggunakan model pengumpulan data yang sesuai

dengan permasalahan yang diteliti. Maka digunakan teknik pengumpulan data

berupa:

1. Analisis Statistik Deskriptif

a. Hasil belajar
46

Untuk menentukan presentse hasil belajar siswa maka digunakan rumus sebagai

berikut :

R
S= x 100
N

Ket : R = jumlah skor dari soal yang dijawab benar

N = skor maksimum dari tes

S = nilai yang dicari 100 = bilangan tetap

Selanjutnya nilai tes tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi,

sehingga dapat menggambarkan kedudukan suatu nilai dari seluru siswa yang telah

diteliti sesuai dengan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP), seperti tabel berikut:

Tabel 1.1 Penelitian Acuan Patokan (PAP)40

Interval Nilai
kualifikasi
Angka

80-100 Baik sekali

60-79 Baik

56-60 Cukup

40-55 Kurang

0-39 Gagal

b. Angket

4021
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm.102.
47

Teknik statistik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

karateristik respon. Sebelum menganalisis data yang diperoleh melalui angket

(variabel X), terlebih dahulu dikonsultasikan dengan skala likerts, seperti pada tabel

berikut ini:

Tabel.1.2 Skala Likert

Pilihan Jawaban Skor Keterangan

Positif Negatif

SS 4 1 Sangat Setuju

S 3 2 Setuju

TS 2 3 Tidak Setuju

STS 1 4 Sangat Tidak Setuju

Selanjutnya hasil angket dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
S= x 100%
N

Ket : R = jumlah skor dari soal yang dijawab benar

N = skor maksimum dari tes

S = nilai yang dicari


48

100 = bilangan tetap

Selanjutnya hasil analisis angket tersebut dikonversikan dengan kualifikasi

kompetensi guru. Kualifikasi kompetensi guru tersebut dapat dilihat pada tabel

beriku:41

Tabel.1.3 Norma Penilaian Kompetensi Guru

No Interval Kategori

1 X > M + 1,5 SD Sangat Baik

2 M + 0,5 SD ≤ X ¿ M + 1,5 SD Baik

3 M - 0,5 SD ≤ X ¿ M + 0,5 SD Cukup Baik

4 M - 1,5 SD ≤ X ¿ M - 0,5 SD Tidak Baik

5 X ≤M – 1,5 SD Sangat Tidak Baik

Ket: SD = Standar Defiasi

M = Nilai Rata-rata

2. Analisis Statistik Inferensial

Sebelum melakukan analisis dengan uji t, terlebih dahulu dilakukan beberapa

uji presyarat yaitu :

a. Uji Validitas

41
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali, 2009), hlm. 186
49

Uji validitas atau kesahihan adalah menujukan sejauh mana suatu alat ukur

maupun mengukur apa yang ingin diukur.42 Validitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah validitas dari ahli dan validitas butir. Untuk mengukur kriteria

valid tidaknya butir angket akan digunakan korelasi product moment pearson, apabila

r ¿ r table, maka butir tersebut dikatakan valid. Harga r table = n pada taraf signifikan
hitung

5%. Adapun rumus product moment pearson, sebagai berikut43:

n ( ∑ XY )− ( ∑ X ) ( ∑ Y )
r hitung =
{n ∑ X 2 −(∑ X)2 }{n ∑ Y 2 −(∑ Y )2 }
Keterangan : r hitung = koefisien korelasi

∑ X =¿ Jumlah skor item

∑ Y =¿ Jumlah skor total

N = jumlah sampel

Untuk mempermudah penelitian dalam pengujian validitas empiris peneliti

menggunakan uji correlation dengan bantuan SPSS version 25 dengan taraf

pengujian 5%

Kriteria pengujian SPSS :

Jika nilai signifikan > 0,05 maka data valid

Jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak valid44

42 23
Anas Sudijono, Pengantar Evaluaisi Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),
hlm. 84.
43 24
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Moderen penelitian Kuantitatif, Cetakan Ke-2
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 116.
44
Syofian Siregar,Metode Peletian Kuantitatif dilengkapi Dengan Perbandingan Manual
&SPSS.(Prenada Media Grup:2012), hlm 125-139
50

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari

populasi yang berdistribusi secara normal atau tidak. Dalam pengujian ini peneliti

menggunakan bantuan SPSS Version 25 For Windows dengan kriteria pengujian45:

Jika nilai signifikan > 0.05, maka data berdistribusi normal

Jika nilai signifikan < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui sampel penelitian homogen

atau tidak. Dalam pengujian ini peneliti menggunkan bantuan SPSS Version 25 For

Windows dengan kriteria pengujian:

Jika nilai signifikan > 0.05, maka data homogen

Jika nilai signifikan < 0.05, maka data tidak homogen46

d. Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana adalah metode yang Bertujuan untuk mengetahui

adanya pengaruh signifikan dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam pengujian ini
45
Ibid syofian siregar, Metode Peletian Kuantitatif dilengkapi Dengan Perbandingan Manual
&SPSS hlm. 145
46
Ibid syofian siregar, Metode Peletian Kuantitatif dilengkapi Dengan Perbandingan Manual
&SPSS hlm. 156
51

menggunakan uji regresi linear dengan bantuan SPSS Version 25 For Windows. Dan

melihat pada tabel coeffisients. Nilai constan dan kompetensi guru dimasukan

dalam rumus persamaan regresi linear sederhana yaitu

Y^ = a + b(x).

Dimana:

Y^ = subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = bilangan konstanta

b = koefisien arah regresi linear

Dimana nilai a dan b harus ditemukan terlebih dahulu dengan rumus sebagai

berikut:47

( ∑ Y )−b ( ∑ X )
b = n ( ∑ XY ) −¿ ¿ a=
n

e. Uji t (Uji Hipotesis)

Salah satu bagian penting dari statistik inferensial adalah pengujian hipotesis.

Bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan dari hasil penelitian yang

dilakukan. Setelah diperoelh hasil regresi selanjutnya menguji hipotesis yaitu

dilakukan menggunakan (uji-t) dengan bantuan SPSS Version 25 For Windows.

Hasil perhitungan thitung yang di peroleh selanjutnya di bandingkan dengan nilai ttabel

pada taraf signifikan 5% dengan dk = n – k – 1, dengan kriteria pengujian:

Jika thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dalam arti Ha diterima


4726
Husani Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, Cetakan Ke-6
(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 216.
52

Jika thitung ¿ttabel, maka H0 diterima dalam arti Ha ditolak.

f. Koefisien Determinasi

Dalam pengujian ini peneliti menggunakan uji regresi linear dilihat pada tabel

Model Summary pada nilai R dan R Square. Kemudian nilai R Square di rubah ke

dalam bentuk persen menggunkan rumus koefisien Determinasi (KD) yaitu sebagai

berikut:

KD = r2 x 100 % Dimana : KD = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

100 = Bilangan Tetap


53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 23 Oktober 2019

sampai sabtu 23 November 2019. Penelitian ini dilaksanakan untuk

mengetahui pengaruh dan besarnya, pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi guru matematika terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar

di kelas VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon. Dengan sampel sebanyak 30

orang siswa. Data penelitian ini diambil menggunakan angket persepsi siswa

tentang kompetensi guru(X), dan hasil belajar (Y). adapun analisis penelitian

sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

a. Validitas Ahli

Sebelum intstrumen penelitian ini digunakan peneliti melakukan validasi

ahli oleh Nurlaila Sehuwaky,M.Pd dimana ada beberapa hal yang perlu

diperbaki dan dipertimbangkan dalam instrument penelitian ini yaitu pada


54

angket ada kata-kata yang perlu diperjelas lagi agar siswa dapat memahami

maksud dari pernyataan angket tersebut. Dan kalimat-kalimat yang terlalu

panjang untuk dipersingkat tetapi jelas maksud dan tujuannya. Setelah

diperbaiki kemudian dikonsultasikan kembali hingga mendapatkan

persetujuan agar instrument tersebut dapat digunakan peneliti, selanjutnya

peneliti melakukan uji coba terhadap instrument tersebut.

b. Validitas Empiris

Pada validitas empiris ini peneliti menggunakan bantuan SPSS Version 25

For Window untuk melakukan uji validitas terhadap instrument penelitian ini,

sebelum instrument penelitian ini digunakan peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu yaitu dikelas VII-2 dengan jumlah butir angket 56 item. Dari

56 item angket tersebut ada 30 item yang valid. Kemudian 30 item angket

tersebut dibagikan kembali kepada responden penelitian. dari hasil pengujian

validitas instrument persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika,

dengan bantuan SPSS Version 25 For Window. Dari hasil pengujian validitas

instrument persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika terdapat 30

item angket, diperoleh 26 item yang valid dan 4 item yang tidak valid (dilihat

pada lampiran XVI)

2. Analisis Statistik Deskriptif

a. Statistik Deskriptif Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru


55

Dari hasil variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru diperoleh

melalaui penyebaran angket dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa.

Berdasarkan hasil sebaran angket untuk mengetahui respon siswa terhadap

kompetensi guru pada 30 siswa SMP Muhammadiyah Ambon yang menjadi

sampel penelitian ini, diperoleh nilai minimum = 4 0, nilai maksimum = 74,

nilai rata-rata(mean) = 59,75, simpangan baku (Std Deviatio) = 6,594, varians

(variance) = 43.477, dan rentang (range) = 34. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2.1 Deskriptif Statistik Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X)

Descriptive Statistics
Minim Maxi Std.

N Range um mum Mean Deviation Variance Skewness Kurtosis

Statisti Statisti Statisti Statisti Statisti Std. Std. Statisti Std.

c c c c c Error Statistic Statistic Statistic Error c Error

Kompete 30 34 40 74 59.7 1.20 6.594 43.477 -.145 .427 2.31 .833


nsi guru 5 4 2
X

Valid N 30
(listwise

Sumber,olahan SPSS 25

Analisis data variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

menunjukan bahwa distribusi skor renteng (range) data adalah 40-74. Selanjutnya

jika nilai deskriptif data variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru
56

dikelompokan ke dalam 5 kategori sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan

sangat tidak baik. Maka diperoleh sebagai berikut:

1. Sangat Baik = X > M +1,5 SD

= X ≥70

2. Baik = M + 0,5 SD ≤ X ¿ M + 1,5 SD

= 64 ≤ X ¿ 69,7

3. Cukup Baik = M - 0,5 SD ≤ X ¿ M + 0,5 SD

= 56,5 ≤ X ¿63

4. Tidak Baik = M – 1,5 SD ≤ X ¿ M – 0,5 SD

= 49,9 ≤ X ¿ 56,4

5. Sangat Tidak Baik = X ≤ M – 1,5 SD

= X ≤ 49,8

Tabel 2.2 Kategori Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Matematika

Persentase
No Interval Frekuensi Kriteria
(%)
1 X ≥ 70 4 13% Sangat Baik
2 64 ≤ X ¿ 69,7 1 3% Baik
3 56,5 ≤ X ¿63 16 53% Cukup Baik
4 49,9 ≤ X ¿ 56,4 7 23% Tidak Baik
5 X ≤49,8 2 8% Sangat Tidak Baik
30 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata persepsi siswa tentang kompetensi

guru matematika berada pada kategori cukup baik yaitu sejumlah 16 siswa (53%)

b. Statistik Deskriptif Hasil Belajar (Y)


57

Berdasarkan hasil belajar matematika siswa, pada 30 siswa dikelas VII-3 SMP

Muhammadiyah Ambon yang menjadi sampel pada penelitian ini, diperoleh nilai

minimum = 36, nilai maksimum = 88, nilai rata-rata(mean) = 63,87, nilai

simpanagn baku (Std deviation) = 11,626, nilai varians (variance) = 135,154, dan

nilai rentang (range) = 52. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini

Tabel 2.3 Deskriptif Statistik Hasil Belajar(Y)

Descriptive Statistics
Minim Maximu Std.

N Range um m Mean Deviation Variance Skewness Kurtosis

Statisti Statisti Statisti Std. Statisti Std. Statisti Std.

c c c Statistic Statistic Error Statistic Statistic c Error c Error

hasilbela 30 52 36 88 63.87 2.12 11.626 135.15 .144 .427 .396 .833


jarY 3 4
Valid N 30
(listwise

)
Sumber: olahan SPSS 25

Analisis data variabelhasil belajar siswa menunjukan bahwa distribusi skor

renteng (range) data adalah 36-88. Selanjunya jika nilai deskriptif data variabel hasil

belajar matematika dikelompokan ke dalam 5 kategori yaitu baik sekali, baik, cukup,

kurang dan gagal. Maka diperoleh presentase sebagai berikut:

Tabel 2.4. Deskriptif Presentase Data Untuk Variabel Y

No Interval Frekuensi Persentase (%) Kriteria


1 80-100 4 13% Sangat baik
2 66-79 7 23% Baik
58

3 56-65 14 47% Cukup


4 40-55 5 17% Kurang
5 0-39 - - Gagal
30 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata persepsi siswa tentang

kompetensi guru matematika berada pada kategori cukup baik yaitu sejumlah 16

siswa (53%)

3. Uji Inverensial.

a. Uji Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam pengujian ini peneliti

menggunakan bantuan SPSS Version 25 For Window. Dan dilihat pada tebel

kolmogorof-Smirnov. Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikan 0,200 dan

0,69. Karena nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Berdasarkan penjelasan di bawah ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tebel 2.5.Uji Normalitas Persepsi Siswa(X) Terhadap Hasil Belajar (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


kompetensiguru hasilbelajar
N 30 30
Normal Mean 58.8333 64.5333
a,b
Parameters Std. Deviation 6.86361 10.49050
Most Extreme Absolute .105 .154
Differences Positive .105 .154
Negative -.101 -.083
Test Statistic .105 .154
59

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .069c


a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: olahan SPSS 25

Dari tabel 2.5 di atas diketahui nilai signifikan sebesar 0,200 dan 0,069 > 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian homogeny (sama) atau

tidak homogeny (tidak sama). Dalam pengujian ini peneliti menggunakan

bantuan SPSS Version 25 For Window. Dilihat dari tabel Test of Homogenity of

Variance. Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikan 0,140. Karena nilai

signifikan > 0,05 maka data homogen.

Tebel 2.6.Uji Homogetitas Persepsi Siswa(X) Terhadap Hasil Belajar (Y)

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
kompetensigu Based on Mean 3.545 7 20 .112
ru Based on Median 1.902 7 20 .123
Based on Median and with 1.902 7 7.334 .203
adjusted df
Based on trimmed mean 3.445 7 20 .140
Sumber, olahan SPSS 25

Dari tabel 2.6 diperoleh nilai sig = 0,140 dimana 0,140 > 0,05 artinya bahwa

variansi data masing-masing variabel berasal dari sampel yang homogen.

c. Analisis Regresi Linear Sederhana


60

Bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari hasil penelitian

yang dilakukan dan bertujuan untuk mengetahui kenaikan akan keberartian

masing-masing variabel. Analisis ini menggunakan bantuan SPSS Version 25 for

Windows. Dan dilihat pada tabel Coefficients, dari hasil pengujian diperoleh nilai

cinstant adalah 81,128 dan nilai kompetensi guru 0,282. Kemudian dimasukan ke

dalam persamaan regresi yaitu Y^ = 81,128 + 0,282X

Tebel 2.7.Analisis Regresi Sederhana Persepsi Siswa(X) Terhadap Hasil


Belajar (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 81.128 16.811 .994 . 329
kompetensi guru .282 .284 .185 4.826 .000
a. Dependent Variable: hasil belajar
Sumber,olaha SPSS 25

Nilai constant adalah 81,128, ini menunjukan jika nilai kompetensi guru

bernilai 0 maka akan memberikan nilai hasil belajar 81,128. Nilai kompetensi

guru 0,282, ini menunjukan bahwa jika nilai kompetensi guru memiliki kanaikan

satu satuan akan memberikan nilai hasil belajar 0,282

Karena nilai signifikan < 0,05 , (0,00 < 0,05), maka koefisien dikatakn berarti.

Ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru

matematika terhadap hasil belajar matematika siswa.

d. Uji t (Uji Hipotesis)


61

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh persepsi siswa

tentang kompetensi guru matematika(X) terhadap hasil belajar matematika siswa

(Y). hipotesis yang diuji terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi

guru terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi aljabar dikelas VII-3

SMP Muhammadiyah Ambon. Tahun ajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil

analisis data koefisisen korelasi nilai t hitung= 4,826 dikonsultasikan pada t tabel

dengan n = 28 dengan taraf signifikansi 5% harga t tabel= 1,701. Hal ini

menunjukan bahwa harga t hitunglebih besar dari t tabel(4,826 > 1,701) sehingga

hipotesis diterima.

Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang

kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa

pada materi aljabar kelas VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon, sehingga hipotesis

pertama diterima.dilihat pada tabel 2.7

e. Koefisisen Determinasi

Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

(variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat). Dengan kata lain,

pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seperapa besar

pengaruh dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam pengujian ini peneliti

menggunakan uji regresi dengan bantuan SPSS Version 25 For Windows . dan

dilihat pada tabel Model Summary.

Tabel 2.8. Koefisien Determinasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi


Guru (X) Terhadap Hasil Belajar (Y)
62

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .185 .340 .321 10.49282
a. Predictors: (Constant), kompetensi guru
Sumber,olahan SPSS 25

Hasil analisis regsresi sederhana menunjukan nilai koefisien korelasi

(R) adalah 0,185 dan nilai R square 0,340. Kemudian nilai R square dirubah

ke dalam bentuk persen dengan cara menstubtitusikan nilai R square ke dalam

rumus Koefisien Determinasi yaitu KD = 0,340 x 100 = 34%

Nilai R square sebesar 0,340. Menunjukan besar pengaruh persepsi siswa

tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar sebesar 34% sedangkan

sisanya 66% dipengaruhi oleh variabel lain.

B. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari kelas VII-3 SMP

Muhammadiyah Ambon deangan jumlah siswa 30 orang siswa, akan

dianalisis menggunakan (uji- t). sebelum dianalisis menggunakan (uji-t),

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat pada data dengan menggunakan uji

validitas empiris, uji normalitas, uji homogenitas, dan analisis regresi linear

sederhana dengan bantuan SPSS Version 25 for Windows.

Selanjutnya, hasil uji validitas instrument dari 30 item angket,

terdapat 26 item yang valid dan 4 item yang tidak valid sehingga tidak

digunakan dalam analisis. Analisis uji normalitas variabel (X) dan variabel
63

(Y) keduanya berdistribusi normal. Selanjutnya yang dilakukan adalah uji

homogenitas, dari perhiungan dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki

varians homogen yang sama kemudian setelah memperoleh regresi linear

sederhana dilakukan dengan menganalisis data dengan (uji-t ).

Berdasarkan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan

(uji-t) menunjukan bahwa terdapat pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi guru matematika taerhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar

dikelas VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon. Hal ini dibuktikan dengan hasil

analisis uji (uji-t) dengan melihat nilai signifikan pada kompetensi guru lebih

besar 0,05. Dan Dengan demikian artinya hipotesis H a diterima. Dalam hal ini

terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar dikelas VII-3 SMP

Muhammadiyah Ambon. Hal ini dibuktikan dengan t tabel menunjukan t hitung

lebih besar dari t tabel (4,826 > 1,701) artinya H a.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh

persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika terhadap hasil belajar

siswa pada materi aljabar dikelas VII-3 SMP Muhammadiyah Ambon.

Penelitian ini diperkuat dengan latar belakang (Supriyadi 2012:1) mengatakan

pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: guru, siswa, sarana-prasarana,

lingkungan pendidikan, serta kurikulum. Faktor guru dalam pembelajaran


64

menempati kedudukan yang sangat penting tanpa mengabaikan faktor

penunjang yang lain.

Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil penelitian penelitian Sudjana

dalam Yadi Supriadi (2002), yang menunjukkan bahwa, 76,6% hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh faktor guru, dengan rincian: kemampuan guru

mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran

memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran

memberikan sumbangan 8,60%.

Hal ini didukung dengan pendapat para ahli diantaranya menurut

Sutisna(1983), guru sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil

belajar yang bermutu dan menentukan keberhasilan peserta didik untuk

berprestasi karena ditanggan gurulah proses pembelajaran menjadi sesuatu

yang bermakna terhadap diri peserta didik. Sedangkan menurut

Jarnawi(2011), guru memiliki pengaruh besar dalam peningkatan hasil belajar

siswa, karena guru berhadapan langsung dengan peserta didik dalam dunia

pendidikan oleh sebab itu guru dituntut memiliki kompetensi-kompetensi

untuk melaksanakan pekerjaanya sebagai seorang pendidik. Diantaranya

kompetensi pedagogok, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan

kompetensi profesional. Menurut Hasibuan (1984), salah satu tolak ukur

keberhasilan pengajaran dan peningkatan hasil belajar adalah faktor

kompetensi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dengan


65

demikian guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi

tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan.48

Dari hasil analisis koefisien determinasi dilihat dari regresi linear

sederhana menunjukan nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,185 dan nilai R

square 0,340. Kemudian nilai R square dirubah ke dalam bentuk persen

dengan cara menstubtitusikan nilai R square ke dalam rumus Koefisien

Determinasi yaitu KD = 0,340 x 100 = 34%

Nilai R square sebesar 0,340. Menunjukan besar pengaruh persepsi siswa

tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar sebesar 34% sedangkan

sisanya 66% dipengaruhi oleh variabel lain. sehingga dapat disimpulkan

bahwa besarnya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap

hasil belajar siswa adalah sebesar 34%.

48
Ibid, kompetensi guru citra guru professional. Hlm 60-63
66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar dikelas VII-3 SMP

Muhammadiyah Ambon. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji (uji-

t) dengan melihat nilai signifikan pada kompetensi guru lebih besar 0,05.

Dan Dengan demikian artinya hipotesis H a diterima. Dalam hal ini

terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru matematika

terhadap hasil belajar siswa pada materi aljabar dikelas VII-3 SMP

Muhammadiyah Ambon. Hal ini dibuktikan dengan t tabel menunjukan

t hitun glebih besar dari t tabel(4,826 > 1,701) artinya H a .

2. Besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil

belajar sebesar 34% sedangkan sisanya 66% dipengaruhi oleh variabel

lain. Hal ini dilihat dari hasil analisi koefisien determinasi pada regresi
67

linear sederhana menunjukan nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,185 dan

nilai R square 0,340. Kemudian nilai R square dirubah ke dalam bentuk

persen dengan cara menstubtitusikan nilai R square ke dalam rumus

Koefisien Determinasi yaitu KD = 0,340 x 100 = 34%

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat

memberikan saran bahwa diharapkan agar dapat mengembangkan

penelitian ini dari berbagai pihak, baik itu sebagai peneliti lanjutan

maupun peneliti yang lain.


68

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hamzah dan Muhlisraini, 2014. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran


Matematika, Jakarta: Pt Raja Grafindo.

Ahmad Rondi, 2015. pengaruh kompetensi guru dan fasilitas belajar terhadap
motivasi dan prestasi belajar sisw a pada materi pelajaran ekonomi Di MAN
TEMPEL SLEMAN. Yogyakarta: UN Yogyakarta.

Aris Siomin, 2014. Guru Berkarakter untuk Implementasi Pandidikan Karakter,


Yogyakarta: Gava Media.

Ahmad Rondi, 2015.pengaruh kompetensi guru dan fasilitas belajar terhadap


motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi pelajaran ekonomi Di MAN
TEMPEL SLEMAN. Yogyakarta: UN Yogyakarta

Ahmad susanto, 2013. teori belajar pembelajaran di sekolah dasar, Jakarta: Prenada
media group,.

Arikunto, suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta:


Bumi Aksara..

Anas Sudijono, 2009.Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali.

Anas Sudijono, 2010.Pengantar Evaluaisi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Hamdani, 2011.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV Pustaka Setia.

Heruman, 2014.Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Bandung: Pt


Remaja Rosdakarya.
69

Husani Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2012. Pengantar Statistika, Cetakan Ke-
6, Yogyakarta: Bumi Aksara

Janawi, 2012. kompetensi guru citra guru professional. Bandung : Alfabeta.

Jainal Arifin, 2014. penilitian pendidikan, Bandung : PT Remaja Rasdakarya Offset.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, 2014. Panduan Moderen penelitian Kuantitatif,
Cetakan Ke-2, Bandung: Alfabeta,

Kementrian Agama, 2015. Almunawwir, al-Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi, Per


Ayat, Terjemahan Perayat, Jakarta Pondok Gede: Cipta Bagus Segara Bekasi.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, 2014. Panduan Moderen penelitian Kuantitatif,
Cetakan Ke-2, Bandung: Alfabeta.
Khoiriyah, 2012. karakter pendidik dalam al-quran. probolinggo: UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.

Muhlis. 2016. pengaruh kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV
MI Bahrul Ulum Bantoroe Kabupaten Goa Makasar: UIN Alauddin Makasar.

Ngalim Purwanto, 2010. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pembelajaran,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nuharini Dewi, 2008. matematika Konsep Dan Aplikasinya, Jakarta : Gava Media.

Parawati Nyoman, 2018. Belajar dan Pembelajaran, Depok ; PT Raja Grafindo


Persada.

Riduwan dan Akdom, 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Bandung:
Alfabeta.

Hartono, 2004. statistic untuk penelitian, Jakarta: Pustaka Pelajar .

Slameto, 2010.Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.

Syarif Bahri Djamarah, 1991. prestasi belajar dan kompetensi mengajar , Surabaya:
Usaha Nasional.

Sofian Siregar, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan


Perhitungan manual & SPSS, Jakarta: kencana prenada media gurup, edisi
pertama .
70

Sugiyono, 2016. Metode Pembelajaran Pendidikan, Cetakan Ke -23, Bandung:


Alfabeta.

Yadi Supriadi, Pengaruh Karakter Guru (Kreatif, Humoris, Beribawa) Terhadap


Motivasi Belajar Pada pelajaran IPS di MTS FATAHILA KECAMATAN
KIWEAGIBANG.
71

Lampiran I

Kisi-kisi Soal Tes

Tingkatan kognitif
Indikator materi Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Penggunaan Aljabar 1. Diketahui usia ayah o 
untuk menyelesaikan empat kali usia
masalah. anaknya. Lima tahun
kemudian, usia ayah
tiga kali usia anaknya.
Tentukan masing-
masing umur ayah
dan anaknya.
2. Harga 3 buah buku  
dan 5 pensil adalah
Rp. 42.000,00. Jika
harga sebuah buku
adalah 3 kali harga
sebuah pensil,
tentukanlah harga
masing-masing pensil
dan buku.

Keterangan:
72

C 1 = Pengetahuan C 4 = Analisis

C 2 = Pemahaman C 5= Sintesis

C 3 = Aplikasi C 6 = Evaluasi

Lampiran II

Soal Tes
Sekolah : SMP Muhammadiyah Ambon

Kelas : VII

Hari/tanggal : …………/…………..

Nama :

Petunjuk:

a. Berdoalah sebelum dan sesudah bekerja.


b. Bacalah soal dibawah ini dengan seksama.
c. Tulislah langkah-langkah yang kamu pikirkan secara pengerjaanya untuk
menyelesaikan soal dibawah ini!
d. Kerjakan dengan jujur, mandiri dan percaya diri.

Soal:
1. Diketahui usia ayah empat kali usia anaknya. Lima tahun kemudian, usia
ayah tiga kali usia anaknya. Tentukan masing-masing umur ayah dan
anaknya?

2. Harga 3 buah buku dan 5 pensil adalah Rp. 42.000,00. Jika harga sebuah
buku adalah 3 kali harga sebuah pensil, tentukanlah harga masing-masing
pensil dan buku.
73

Selamat Bekerja

Lampiran III

Kunci jawaban soal tes

Alternatif Jawaban Markah Bobot


1. Misalkan umur ayah = x; 1 14
Umur anak = y;
Sehingga diperoleh persamaan
x = 4y………………………………..(i) 1
x + 5 = 3(y + 5)………………………(ii) 1
Subtitusikan persamaan (i) ke persamaan 1
(ii), diperoleh
x + 5 = 3(y + 5) 1
4y + 5 = 3(y + 5) 1
4y + 5 = 3y + 15 1
4y – 3y = 15 – 5 1
y = 10 1
untuk y = 10, maka subtitusi ke persamaan (i) 1
x = 4y 1
x = 4(10) 1
x = 40 1
jadi, umur ayah 40 tahun, sedangkan umur 1
anaknya 10 tahun.
74

2. Misalkan : harga sebuah pensil = x rupiah 1 11


maka harga 5 pensil = 5x rupiah 1
harga sebuah buku adalah 3 kali harga sebuah 1
pensil, 1
maka harga sebuah buku = 3x rupiah. 1
Jadi, harga 5 buah pensil = 5x rupiah dan harga 3
buah buku = 9x rupiah. 1
Jadi, harga 3 buku dan 5 pensil adalah Rp.
42.000,00. 1
Kalimat matematikanya. 1
5x + 9x = 42.000 1
14x = 42.000 1
x = 42.000/14 1
x = 3.000 1
Jadi, harga sebuah pensil adalah Rp.
3.000,00 dan harga sebuah buku adalah 3
× Rp. 3.000,00 = Rp. 9.000,00

Jumlah 25
Lampiran IV

Kisi-Kisi Angket Kompetensi Guru


Indikator Nomor Pernyataan Jumlah
Positif Negatif Butir Soal
A. Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik siswa 1, 2, 3 3
2. Menyelengarakan pembelajaran
yang mendidik
4 5 2
3. Memfasilitasi pengembangan
potensi perserta didik
4. Berkomonikasi efektif dan 7 6 2
peserta didik
5. Menyelesaikan evaluasi dan
penilaian proses hasil belajar 8 9 2
6. Melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran 10 11 2

12 13 2
75

B. Kompetensi Kepribadian
1. Berjiwa pendidik dan bertindak 15 14 2
sesuai dengan norma yang
berlaku
2. Jujur, berahlak mulia dan 16 17 2
menjadi teladan
3. Dewasa, stabil dan berwibawa 18 19 2
4. Memiliki etos kerja, tanggung
jawab, percaya diri. 20 21 2

C. Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, objektif dan 22 23 2
tidak deskriminatif
2. Berkomunikasi efektif, empatik
dan santun kepada sesama - 24,25 2
pendidik, peserta didik, 26,27 28 3
orangtua/wali, dan masyarakat
3. Beradaptasi dengan lingkungan 30 29 2
4. Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri, dan
profesi lain
jumlah 14 16 30
76

Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru

Nama sekolah : SMP Muhammadiyah Ambon

Mata pelajaran : matematika

Kelas/semester : VII/I

Hari/Tanggal :

Nama :

Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran matematika di kelas, saya


mohon tanggapan anda, terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan
kompetensi guru yakni, kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial. pada materi
aljabar yang akan dilaksanakan.. Jawablah dengan sejujurnya karena hal ini tidak
berpengaruh terhadap nilai matematika anda.

 Petunjuk pengisian
1. Angket ini terdiri dari 30 item pernyataan. Pertimbangkanlah baik-
baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan kompetensi guru
matematika pada materi aljabar yang akan dilaksanakan. Berilah
jawaban yang benar-benar dengan pilihanmu.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu
untuk setiap pernyataan yang diberikan .
77

3. Sebelum melakukan pengisian angket, anda diminta untuk mengsi


identitas (berupa nama) pada bagian atas lembar angket.
4. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi terhadap hasil tes anda.
 Keterangan pilihan jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju

A. Kompetensi Kepribadian

No Pernyataan Pilihan Jawaban


S S TS ST
S S
1 Guru matematika memberikan kesempatan yang sama kepada
semua peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
2 Guru matematika tidak membantu mengatasi masalah peserta
didik ketika mengajarkan materi aljabar.
3 Guru matematika tidak mengetahui dengan benar tentang bakat,
minat, potensi, dan kesalahan masing-masing siswa. Ketika
mengajarkan materi aljabar
4 Guru matematika menggunakan berbagai permainan sehingga
peserta didik tidak merasa bosan ketika belajar materi aljabar
5 Guru matematika tidak menggunakan berbagai tehnik untuk
memotivasi kemauan belajar peserta didik ketika mengajarkan
materi aljabar.
6 Guru matematika tidak menyiapkan media/alat peraga berupa
infocus atau yang lainnya untuk membantu siswa dalam
memahami materi aljabar
7 Guru matematika membantu siswa menyelesaikan soal-soal
aljabar
8 Guru matematika selama proses pembelajaran menggunakan
bahasa yang baik dan benar ketika mengajarkan materi aljabar
9 Guru matematika tidak menaggapi pertanyaan peserta didik
dengan baik tentang materi aljabar yang sudah diajarkan
10 Guru matematika memberikan tugas kepada peserta didik sesuai
dengan materi aljabar yang telah diajarkan.
11 Guru matematika tidak memberikan penilaian sesuai dengan hasil
kerja peserta didik
12 Guru matematika melakukan remedial tehadap peserta didik yang
78

nilainya belum tuntas pada materi aljabar


13 Guru matematika tidak mengulang kembali materi yang pernah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

B. Kompetensi Kepribadian

14 Guru matematika tidak bertindak sesuai dengan aturan yang


berlaku di sekolah.
15 Guru matematika mendidik semua peserta didik dengan sepenuh
hati ketika mengajarkan materi aljabar
16 Guru matematika dapat dijadikan contoh teladan bagi peserta didik
karena jujur dan berahlak mulia.
17 Guru matematika tidak bertingkah laku sopan dalam berbicara,
berpenampilan, dan berbuat baik terhadap semua peserta didik.
18 Guru matematika bersedia menerima kritik dan saran dari peserta
didik yang sifatnya membangun
19 Guru matematika tidak mampu menyelesaikan masalah yang
terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung.
20 Guru matematika memberitahu lebih awal kepada peserta didik
dengan memberikan alasan dan bukti yang sah jika tidak masuk
kelas
21 Guru matematika tidak memanfaatkan waktu luang selain
mengajar untuk kegiatan yang bermanfaat bagi peserta didik

C. Kompetensi Sosial

22 Guru matematika bertindak sewenang-wenang terhadap peserta


didik ketika menyampaikan materi aljabar
23 Guru matematika tidak menunjukan sikap terbuka terhadap peserta
didik dalam menyampaikan materi aljabar
24 Guru matematika tidak berkomunikasi secara baik dengan sesama
guru disekolah.
25 Guru matematika tidak mengikutsertakan orang tua peserta didik
dalam kegiatan di sekolah
26 Guru matematika mampu bergaul dengan masyarakat sekitar .
27 Guru matematika selalu ikut serta ketika ada kegiatan
dimasyarakat
28 Guru matematika tidak berperilau baik dengan masyarakat
29 Guru matematika tidak bekerja sama dengan guru-guru di sekolah.
30 Guru matematika melakukan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah
79

lain seperti main voly.sepak bola dan lain-lain

Lampiran VIII

Daftar Nilai Angket Penelitian Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru

NO Nama Peserta Didik Jumlah Skor Nilai


1 Inda Sari Arfan 116 74,7
2 Indar Faradiba Karaiy 93 63,3
3 Wa Dita 69 46
4 Fitra Nur Adi 114 76
5 Risna Wati 90 60
6 Rasya Saputra 90 60,6
7 Bayu 87 57,3
8 Ella Febriana 90 60
9 Zahra Amelia Putun 92 61,3
10 Wa Muliani 90 60
11 Agustiawan Makatita 114 76
12 Rawiya Silimbona 115 75,3
13 Muh. Woivul 92 61,3
14 Ade Sam Margan Putra 87 58,6
15 Nildavita Tehuayo 100 66,6
16 Najam Suat 103 68
17 Iwan 93 62
18 Ajun Kalauw 101 67,3
19 M.Faldin Ode 102 68
20 Fika Safitr 95 64
21 M.Asrul.A.Divirubun 97 65,3
80

22 Wawan Kharul 99 66
23 Luna Djariah 95 63,3
24 Abd Kadir Mony 98 66
25 M.Fadlan Hatuew 95 64,7
26 Syaril Rizkiyanti Duwilla 89 59,3
27 Fahri Sangaji 96 62
28 Arif Rafi Huda Hatuwe 96 64
29 Ahra Tanasy 97 64,7
30 Amelia Purun 93 62

Lampiran IX

Daftar Nilai Tes

NO Nama Peserta Didik Skor Item Jumlah Nilai Keterangan


1 2 Skor Tes
1 Inda Sari Arfan 8 8 16 64 Baik
2 Indar Faradiba Karaiy 8 7 15 60 baik
3 Wa Dita 8 9 17 68 baik
4 Fitra Nur Adi 8 8 16 64 baik
5 Risna Wati 10 8 18 72 baik
6 Rasya Saputra 14 8 22 88 Baik sekali
7 Bayu 14 6 20 80 Baik sekali
8 Ella Febriana 7 8 15 60 baik
9 Zahra Amelia Putun 8 9 17 68 baik
10 Wa Muliani 7 11 18 72 baik
11 Agustiawan Makatita 6 7 13 52 kurang
12 Rawiya Silimbona 10 12 22 88 Baik sekali
13 Muh. Woivul 10 8 18 72 baik
14 Ade Sam Margan Putra 8 8 16 64 baik
15 Nildavita Tehuayo 7 7 14 56 cukup
16 Najam Suat 7 6 13 52 kurang
17 Iwan 8 7 15 60 baik
18 Ajun Kalauw 7 7 14 56 cukup
19 M.Faldin Ode 8 9 17 68 baik
81

20 Fika Safitr 6 7 13 52 kurang


21 M.Asrul.A.Divirubun 10 9 19 76 baik
22 Wawan Kharul 5 7 12 48 kurang
23 Luna Djariah 7 6 13 52 kurang
24 Abd Kadir Mony 7 7 14 56 cukup
25 M.Fadlan Hatuew 9 6 15 60 baik
26 Syaril Rizkiyanti Duwilla 8 8 16 64 baik
27 Fahri Sangaji 8 8 16 64 baik
28 Arif Rafi Huda Hatuwe 7 7 14 56 cukup
29 Ahra Tanasy 8 8 16 64 baik
30 Amelia Purun 14 6 20 80 Baik sekali

Lampiran XIII

DOKUMENTASI PENELITIAN
82

Gambar 1.1 Lingkungan Sekolah

Gambar 1.2. Pembagian Angket Uji Coba


83

Gambar 1.3. pembagian anget Gambar1.4. siswa mengisi angket


84

Gambar 1.5. siswa mengisi soal tes


85

Lampiran XIV

ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std. Varianc

N Range m m Mean Deviation e Skewness Kurtosis

Statist Std. Std. Std.

ic Statistic Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error

Kompe 30 34 40 74 59.75 1.204 6.594 43.477 -.145 .427 2.312 .833


tensi
guru X
Valid N 30
(listwis
e)

Sumber,olahan SPSS 25

Descriptive Statistics
Minimu Maxim Std. Varia
N Range m um Mean Deviation nce Skewness Kurtosis
Statisti Statisti Statisti Statisti Statisti Std. Stati Statisti Std. Statisti Std.
c c c c c Error Statistic stic c Error c Error
hasilbela 30 52 36 88 63.87 2.12 11.626 135. .144 .427 .396 .833
jarY 3 154
Valid N 30
(listwise)
Sumber: olahan SPSS 25
86

Lampiran XV

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


kompetensiguru hasilbelajar
N 30 30
a,b
Normal Parameters Mean 58.8333 64.5333
Std. Deviation 6.86361 10.49050
Most Extreme Differences Absolute .105 .154
Positive .105 .154
Negative -.101 -.083
Test Statistic .105 .154
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .069c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
87

Lampiran XVI

UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
kompetensiguru Based on Mean 3.545 7 20 .112
Based on Median 1.902 7 20 .123
Based on Median and with 1.902 7 7.334 .203
adjusted df
Based on trimmed mean 3.445 7 20 .140

ANOVA
kompetensiguru
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 463.417 9 51.491 1.141 .381
Within Groups 902.750 20 45.137
Total 1366.167 29
88

Lampiran XVII

ANALISIS REGRESI

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 kompetensi . Enter
b
guru
a. Dependent Variable: hasil belajar
b. All requested variables entered.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .185 .340 .321 10.49282
a. Predictors: (Constant), kompetensi guru

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 108.685 1 108.685 .987 .329b
Residual 3082.782 28 110.099
Total 3191.467 29
a. Dependent Variable: hasil belajar
b. Predictors: (Constant), kompetensi guru

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 81.128 16.811 4.826 . 329
kompetensi guru .282 .284 .185 .994 .000
89

a. Dependent Variable: hasil belajar

Anda mungkin juga menyukai