OLEH
NI’MAH KHOIRIYAH
NIM: 11111046
َﻣ ْﻦ َﺟ ﱠﺪ َو َﺟ َﺪ
“Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya”
vi
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-
1. Orang tuaku tercinta H. Suharto Al-Abdul Hamid dan Hj. Sukamti Al-
3. Bapak dan Abah yai Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan yang selalu
vii
8. Keluarga besar dan kanda-yunda JQH Al-Furqon yang telah memberi
9. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga Woro Sri Kandhi dan BRIGSUS
yang solid.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat,
nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari peradaban zaman
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
4. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
ix
5. Bapak M.Gufron, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh petugas admin Jurusan Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan
penelitian berlangsung.
7. Abah KH. Achmad Mudzakir dan Ibu Nyai Hj. Sayyidah Bashiroh pengasuh
8. Mbak Ana Faizah beserta keluarga besar Pondok Pesantren Sabilul Huda, dan
Mbak Faizah Wahyu Hidayah, Mbak Annifatul Lailia beserta keluarga besar
kasih sayang, nasehat, motivasi, dukungan dan do’a restu yang tiada henti
11. Teman seperjuangan angakatan 2011 terkhusus PAI B yang telah berjuang
12. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Penulis
xi
ABSTRAK
Khoiriyah, Ni’mah. 2015. Metode Menghafal Al-Qur’an Studi Komparasi Pondok
Pesantren Sabilul Huda Banyubiru dan Pondok Pesantren Nazzalal
Furqon Salatiga. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Tri Wahyu Hidayati, M.Ag.
Kata Kunci : Metode Menghafal Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi
setiap muslim. Pondok pesantren tahfizhul qur’an, yaitu pondok pesantren yang
mengkhususkan diri dalam mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur’an, pondok pesantren
khusus menghafal Al-Qur’an yang mana setiap lembaga pendidikannya
mempunyai karakteristik masing-masing dalam proses pembelajarannya dan
terkhusus pada metode-metode yang digunakan dalam pendidikan penghafalan
untuk menghasilkan para penghafal Al-Qur’an yang berkualitas. Berdasarkan latar
belakang di atas, peneliti merumuskan ke dalam dua pertanyaan sebagai berikut:
(1) Bagaimana metode menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Sabilul Huda
Banyubiru dan Pondok Pesantren Nazzalal Furqon Salatiga? (2) Apakah
perbedaan dan persamaan metode menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren
Sabilul Huda Banyubiru dan Pondok Pesantren Nazzalal Furqon Salatiga?.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Wawancara peneliti lakukan kepada pengasuh dan beberapa santri
yang menghafalkan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Sabilul Huda Banyubiru dan
Pondok Pesantren Nazzalal Furqon Salatiga.
Hasil temuan penelitian menunjukkan: (1) Metode yang digunakan di PP.
Sabilul Huda adalah tidak diterapkan metode khusus, metode memperbanyak
membaca Al-Qur’an sebelum menghafal, metode wahdah, metode takrir, metode
semaan sesama tahfidz, deresan wajib 1 hari 3 juz, dan metode yang digunakan di
PP. Nazzalal Furqon adalah tidak diterapkan metode khusus, metode
memperbanyak membaca Al-Qur’an sebelum menghafal, metode wahdah, metode
takrir, metode semaan sesama tahfidz, metode muroja’ah kelompok, metode
deresan wajib ¼ juz. (2) Persamaan metode yang digunakan santri dalam
menghafal Al-Qur’an di PP.Sabilul Huda Banyubiru dan PP Nazzalal Furqon
Salatiga adalah metode memperbanyak membaca Al-Qur’an sebelum menghafal,
metode wahdah, metode takrir, metode semaan dengan sesama tahdfidz, dan
metode deresan wajib 3 juz. (3) Perbedaan metode yang digunakan dalam
menghafal Al-Qur’an antara santri di PP Sabilul Huda Banyubiru, yaitu: metode
deresan wajib 3 juz, sedangkan di PP Nazzalal Furqon Salatiga adalah metode
muroja’ah kelompok, dan metodederesan ¼ juz.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ............................................................................ 1
B. Fokus Penilitian...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
D. ManfaatPenelitian.................................................................................... 5
E. PenegasanIstilah ...................................................................................... 6
F. Metode Penelitian 9
G. Sistematika Penulisan............................................................................. 14
xiii
B. Adab Membaca Al-Qur’an ...................................................................... 21
C. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an........................................................... 25
D. Metode Menghafal Al-Qur’an................................................................. 30
1. Metode Wahdah.................................................................................. 30
2. Metode Kitabah. ................................................................................. 30
3. Metode Sima’i. ................................................................................... 31
4. Metode Gabungan............................................................................... 31
5. Metode Jama’...................................................................................... 32
6. Metode Semaan dengan Sesama Teman Tahfidz. .............................. 32
7. Metode Takrir. .................................................................................... 32
8. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an sebelum Menghafal.. .............. 33
9. Menyetorkan Hafalan kepada Guru yang Tahfidz Al-Qur’an............ 34
xiv
B. Temuan Penelitian................................................................................... 55
1. Metode Menghafal Al-Qur’an di PP. Sabilul huda. ........................... 55
2. Metode Menghafal Al-Qur’an di PP. Nazzalal furqon....................... 58
3. Implementasi Metode Menghafal Al-Qur’an. .................................... 62
a. Implementasi Metode Menghafal Al-Qur’an PP. Sabilul huda. .... 62
b. Implementasi Metode Menghafal Al-Qur’an PP. Nazzalal
furqon............................................................................................. 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 83
B. Saran......................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULISAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. SuratPermohonanIzinMelakukanPenelitian
2. SuratKeteranganMelakukanPenelitian
3. LembarKonsultasi
4. DaftarPertanyaan
5. Hasil Wawancara
7. Daftar SKK
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan
sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat, karena
tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal baca tulis lima ribu tahun yang
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi
sesamanya (hablum min Allah wa hablum min an-nas), serta manusia dengan
alam sekitarnya (hablum min ‘alam). Untuk memahami ajaran Islam secara
manfaatnya yang sangat besar dan luar biasa bagi manusia untuk dipelajari.
Adapun berbagai macam ilmu pengetahuan dan manfaat tersebut tidak mudah
1
2
pendidikan lainnya. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang
sejarah panjang dan unik. Sesuatu yang unik pada dunia pesantren ialah
begitu banyak variasi antara satu pesantren dengan pesantren yang lain.
Namun begitu, dalam berbagai aspek dapat ditemukan kesamaan umum dan
kepengurusan, dewan pengasuh atau kiai juga dewan asatidz atau dewan guru
Al-Qur’an seperti contoh sistem tahfizh Al-Qur’an atau dalam menghafal ayat
ini dalam proses perkuliahannya terdapat mata kuliah Al-Qur’an, dan ciri
disamping itu diajarkan juga ilmu-ilmu agama lainnya, seperti ilmu nahwu,
Qur’an yang mana para santri tidak hanya tertuju pada pendidikan di
4
B. Fokus Penelitian
Tengah Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
ini bertujuan :
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritik
ilmu lainnya.
2. Secara praktis
E. Penegasan Istilah
1. Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “metha”
bahwa metode adalah cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai suatu
2. Menghafal Al-Qur’an
yaitu dari surat al-Fatihah hingga surat an-Nas dengan maksud beribadah,
7
kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantaraan Malaikat Jibril yang
3. Studi Komparasi
terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.
grup, negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-
tentang perbandingan antara benda satu dengan benda yang lain, dapat
4. Pondok Pesantren
beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta
5. Sabilul Huda
6. Nazzalal Furqon
adalah sebuah asrama pendidikan Islam yang tidak jauh berbeda dengan
untuk belajar agama Islam khususnya bagi para tahfizhul qur’an atau para
penghafal Al-Qur’an.
F. Metode Penelitian
ilmiah. Metode penelitian merupakan teknik atau cara yang digunakan demi
2. Kehadiran Peneliti
3. Lokasi Penelitian
4. Sumber Data
adalah semua data yang diperoleh dari informan yang dianggap penting
dan juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Data yang penulis
peroleh berasal dari unsur-unsur yang terkait dengan judul yang diteliti.
a. Observasi
langsung terhadap sumber data. Dalam hal ini peneliti akan langsung
b. Wawancara
dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
c. Dokumen
6. Analisis Data
a. Analisis deskriptif
b. Analisis komparatif
kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Metode yang digunakan dalam
a. Triangulasi sumber
b. Triangulasi metode
8. Tahap-tahap penelitian
a. Tahap pra-lapangan
dalam penelitian.
G. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan
daftar lampiran.
2. Bagian inti
Bab II ; Landasan Teori. Pada bab ini akan diuraikan berbagai teori yang
Bab III ; Paparan data dan hasil penelitian. Berisi tentang gambaran umum
Salatiga.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir ini termuat ; daftar pustaka, riwayat hidup penulis dan
lampiran-lampiran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Saw melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya, secara populer
isim sifat, ikut wazan fu'lan yang diambil dari kata: Al-Qar'u yang berarti
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S.
An-Nahl/16: 89 )
b. Al-Farra' (wafat 207 H) mengatakan, bahwa kata Al-Qur'an itu berupa
isim musytaq ikut wazan fu'lan, diambil dari lafal Al-Qara'in, bentuk
jamak dari kata qarinah yang berarti bukti. Kitab Al-Qur'an dinamakan
yang diturunkan kepada Nabi atau Rasul yang terakhir dengan perantara
2. Nama-nama Al-Qur'an
wahyu yang diterima oleh Rasulullah saw tersebut juga memiliki nama yang
a. Al-Furqan, karena kitab suci ini membedakan antara yang benar dan
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-
Nya Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan
kebengkokan di dalamnya." (QS. Al-Kahfi/18: 1).
3. Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an
radhyallahu 'anha:
Artinya: Dari Aisyah radhyallahu ‘anha, dia berkata, “Rasulullah saw telah
bersabda, ‘Orang yang membaca Al-Qur'an dengan fasih dan
lancar akan dikelompokkan dengan orang-orang yang mulia.
Orang yang membaca Al-Qur’an dengan tidak lancar, namun ia
berupaya untuk membacanya, maka ia akan mendapat dua
pahala.’”{Riwayat Muslim 2/195} (Al-Albani, 2012: 802)
20
permasalahan agama, lebih-lebih dalam ibadah sholat. Dan Ibnu Mas'ud Al-
Anshari Al-Badri ra., meriwayatkan dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda :
َوﻟَ ِﻜ ْﻦ,ْف
ٌ ﺣَﺮ: ْل
ُ ﻻَ أَﻗـُﻮ, وَاﳊَْ َﺴﻨَﺔُ ﺑِ َﻌ ْﺸ ِﺮ أَ ْﻣﺜَﺎﻟِﻬَﺎ,ٌﺴﻨَﺔ
َ َﺎب اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻓَـﻠَﻪُ َﺣ
ِ َﻣ ْﻦ ﻗَـ َﺮأَ ﺣ َْﺮﻓًﺎ ِﻣ ْﻦ ﻛِﺘ
) رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري اﻟﻢ.ْف
ٌ َو ِﻣ ْﻴ ٌﻢ ﺣَﺮ,ْف
ٌ َو ﻻَ ٌم ﺣَﺮ,ْف
ٌ ِﻒ ﺣَﺮ
ٌ أَﻟ
( واﻟﺘﺮﻣﺬي واﻟﺤﺎﻛﻢ
Artinya: “Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia akan
mendapatkan sebuah kebaikan. Dan satu kebaikan tersebut dilipat
gandakan menjadi sepuluh. Aku tidak pernah berkata alif laam miim
itu satu huruf, akan tetapi alif itu satu huruf, lam satu huruf, dan mim
satu huruf.”{HR. Bukhori dan Tirmidzi }(Al-Albani, 2013: 236-237)
suci Al-Qur’an pun terdapat anjuran-anjuran atau etika yang dianjur-kan bagi
berikut:
paling utama.
( ﻀﻞُ ِﻋﺒَﺎ َدةِ أُ ﱠﻣﺘِﻰ ﺗ َِﻼ َوةُ اﻟْﻘ ُْﺮاَ ُن ) رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻰ
َ ْأَﻓ
“Dari An-Nu’man bin Basyir r.a., bahwa Nabi saw bersabda: Yang
paling utama dari ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.”
{HR.Al-Baihaqi}.
2. Membacanya di tempat yang suci dan bersih. Ini dimaksudkan untuk
Allah berfirman:
Allah berfirman:
At-Taubah.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
Artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu yang
penuh dengan berkah supaya kamu memperhatikan ayat-ayatnya."
(QS. Shaad/38: 29)
9. Membacanya dengan jahr, karena membacanya dengan jahr yakni dengan
suara yang keras lebih utama, sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi
berikut ini:
23
Artinya : Al-Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayasy
menceritakan kepada kami, dari Bahir bin Sa’ad, dari Khalid bin
Ma’dan, dari Katsir bin Murrah Al-Hadhrami, dari Uqbah bin
Amir, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara keras sama
dengan orang yang bershadaqah secara terang-terangan.
Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara pelan,
maka ia sama dengan orang yang bershadaqah secara sembunyi-
sembunyi.”(Al-Albani, 2013: 240)
dan mulia. Karena menghafal adalah dasar dari pembelajaran Al-Qur'an yang
hifzhan ( )ﺣَ ﻔِﻆَ_ﯾَﺤْ ﻔَﻆُ_ﺣِ ْﻔﻈًﺎyang artinya : memelihara, menjaga, dan menghafal.
Orang yang hafal seluruh Al-Qur’an, oleh masyarakat dijuluki atau diberi gelar
Pada zaman Rasulullah saw saat menerima wahyu dan mengajarkan Al-
Qur’an kepada para sahabat dengan cara hafalan. Karena Nabi Muhammad saw
adalah seorang nabi yang ummi, yakni tidak pandai membaca dan menulis.
Setelah suatu ayat diturunkan dan diterima oleh beliau, maka segeralah beliau
25
Artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang
Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia
yang Amat besar.” (QS. Al-Faathir/35: 32)
ﱠﺎس
ِ إِ ﱠن اﻟِﻠﱠ ِﻪ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ اَ ْﻫ ِﻠ ْﻴ َﻦ ِﻣ َﻦ اﻟﻨ: .م.ْل اﻟﻠﱠ ِﻪ ص
ُ َﺎل َرﺳُﻮ
َ ﻗ:َﺎل
َ ﺿ َﻲ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋ ْﻨﻪُ ﻗ
ِ َﺲ َر
ٍ َﻋ ْﻦ اَﻧ
ُﺻﺘُﻪ
اَ ْﻫ ُﻞ اﻟْﻘ ُْﺮاَ ِن ُﻫ ْﻢ اَ ْﻫﻞُ اﻟﻠﱠ ِﻪ َوﺧَﺎ ﱠ: َﺎل
َ ْل اﻟﻠﱠ ِﻪ ؟ ﻗ
َ ِﻗ ْﻴ َﻞ َﻣ ْﻦ ُﻫ ْﻢ ﻳَﺎ َرﺳُﻮ: َﺎل
َﻗ
( ) رواﻩ اﺣﻤﺪ واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ واﻟﺪارﻣﻰ واﻟﻨﺴﺎء
ح
ُ ﻳَـﻔ ُْﻮ,ُﻮ ِﻣ ْﺸ ًﻜﺎ
َﻛ َﻤﺜ َِﻞ َﺟﺮَا ﺑِ َﻤ ْﺤﺸ ﱟ,ُ ﻓَِﺈ ﱠن َﻣﺜَ َﻞ اﻟْﻘُﺮْا ِن ﻟِ َﻤ ْﻦ ﺗَـ َﻌﻠّ َﻤﻪُ ﻓَـ َﻘ َﺮأَﻩ,ُﺗَـ َﻌﻠّﻤُﻮْا اﻟﻘُﺮْا َن وَاﻗْـ َﺮء ُْوﻩ
َاب أ َْو ﻛِﻴَﺎ َﻋﻠَﻰ
ٍ ِﻲ ﺟ َْﻮﻓِ ِﻪ ﻓَ َﻤﺜَـﻠُﻪُ َﻛ َﻤﺜ َِﻞ َﺟﺮ
ْ ُﻮ ﻓ
َ ِرﻳْ ُﺤﻪُ ﻓِ ْﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣﻜَﺎ ٍن َوَﻣ ْﻦ ﺗَـ َﻌﻠّ َﻤﻪُ ﻓَـﻴـ َْﺮﻗُ ُﺪ َوﻫ
ْﻚ
ٍ ِﻣﺴ
Dalam hadits yang lain juga dijelaskan bahwa cahaya penghafal Al-Qur’an
nanti di akhirat akan dapat menyentuh kedua orang tuanya yang hal ini semua
lain. Dari Umar bin Khaththab ra., bahwa Nabi Muhammad saw telah
bersabda:
ﻀ ُﻊ ﺑِ ِﻪ اﻵ َﺧ ِﺮﻳْ َﻦ
َ ََﺎب أَﻗـْﻮَاﻣًﺎ َوﻳ
ِ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﻳـ َْﺮﻓَ ُﻊ ﺑِ َﻬﺬَا اﻟ ِﻜﺘ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kamu dengan kitab
ini dan menjatuhkan yang lain.” {HR. Muslim}
c. Orang yang hafal Al-Qur’an selalu diliput dengan rahmat Allah, dan
f. Orang yang hafal Al-Qur’anmenemani para Nabi kelak di hari akhir dan
termasuk golongan yang tidak peduli terhadap hisab, tidak terkejut sewaktu-
waktu sangkakala ditiup dan tidak susah pada hari kegelisahan yang sangat
1. Persiapan pribadi, yakni niat yang ikhlas dari calon penghafal, keinginan,
pandangan dan usaha keras serta tanpa adanya paksaan dari siapa pun.
2. Bacaan Al-Qur'an yang benar dan baik, hal ini diutamakan dalam langkah
3. Mendapat izin dari orang tua, wali, dan suami bagi wanita yang sudah
menikah. Karena hal ini juga dapat mendukung dalam proses menghafal Al-
Qur'an.
dengan baik.
7. Mempunyai mushaf sendiri atau mushaf khusus untuk menghafal dan tidak
ayat hafalan.
menghafal Al-Qur’an ada beberapa model atau metode yang mungkin bisa
a. Metode Wahdah
Yang dimaksud dengan metode ini, yaitu menghafal satu per satu
b. Metode Kitabah
hingga lancar dan benar bacaannya. Metode ini cukup praktis dan baik,
karena di samping membaca dengan lisan, aspek visual menulis juga akan
bayangannya.
c. Metode Sima’i
efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra, terutama bagi
penghafal tunanetra, atau anak-anak yang masih di bawah umur yang belum
cepat lancar baik sambungan antar ayat satu dengan ayat berikutnya. Namun
metode ini juga terdapat kelemahan yaitu pada jangka panjang jika seorang
penghafal lupa akan sulit untuk mengingatnya, karena tidak ada bayangan
d. Metode Gabungan
antara metode pertama dan metode kedua, yakni metode wahdah dan
Kelebihan metode ini adalah adanya fungsi ganda, yakni berfungsi untuk
e. Metode Jama’
secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau
orang lain), misalnya kepada sesama teman tahfidz atau kepada senior yang
lebih lancar merupakan salah satu metode untuk tetap memelihara hafalan
31
supaya tetap terjaga, serta bertambah lancar. Kegiatan ini bisa dilakukan
yang sudah disetorkan kepada guru atau kyai secara terus-menerus dan
istiqomah. Ini bertujuan supaya hafalan yang sudah dihafalkan tetap terjaga,
berkualitas baik, kuat dan lancar. Mengulang bisa dilakukan dengan sendiri
dahulu ayat-ayat yang hendak dihafalkan dan tidak asing dengan ayat-ayat
Faatihah dan Yaasiin atau surat-surat lain yang sering dibaca, maka lama
sampai menjadi hafal dengan sendirinya. Dan metode tersebut juga sangat
cocok dan dapat membantu bagi orang-orang yang mempunyai daya ingat
agak lemah.
Qur’an wajib menyetorkan hafalannya kepada seorang guru, atau kiai. Hal
ini bertujuan agar bisa diketahui letak kesalahan ayat-ayat yang dihafalkan.
dapat diperbaiki.
merupakan kaidah baku yang sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Pada
dan sangat di sarankan untuk belajar dari lisan para ulama yang mempunyai
ahli dan paham mengenai Al-Qur’an sangat diperlukan bagi sang calon
kan semua sebagai alternatif atau kompilasi metode di atas agar berkesan
33
penting yang harus diperhatikan bagi penghafal juga dapat membantu dalam
1. Ikhlas
lain.
longgar, di waktu sholat atau kapan pun itu. Semua itu akan membantu
(a). Memelihara diri dari hadats, karena Al-Qur’an adalah kitab suci yang
diturunkan dari dzat yang suci, maka untuk dapat melekatkan hafalan
dengan memelihara diri dari hadats kecil dan besar. Terutama pada saat
(b). Sholat dan berdo’a, bagi seorang penghafal Al-Qur’an agar cepat hafal
dan dapat melekat kuat hafalannya di dalam dada, banyak sekali ikhtiar-
(d). Memilih model atau metode menghafal yang tepat, karena model atau
tidak sama, karena setiap orang mempunyai porsi daya ingat yang
BAB III
kepada beliau, namun pada saat itu belum terdapat bangunan pondok
materialnya yaitu batu bata yang terbuat dari tanah liat, langsung dari
37
rupa hingga menjadi batu bata dan beliau me-nyusun langsung batu
kalinya.
itu belum diberi nama. Baru pada tahun 1970 diberi nama "Pondok
menuju hidayah Allah dan itu merupakan suatu yang diharapkan dari
hanya terdapat santri putra saja, kemudian pada tahun 1975 M sudah
pesantren tersebut.
38
kembangan yang lebih berarti, oleh karena itu sejak tahun 1991
masih berjalan seperti apa yang ada meski tidak begitu banyaknya
Dusun : Tegaron
Kecamatan : Banyubiru
Kabupaten : Semarang
Email : salda_am@yahoo.co.id
secara murni.
menjadikan santrinya:
40
Waljama'ah.
masyarakat luas.
Sekretaris&Bendahara : Darusman
Sie.Keamanan : Miftachurrohman
Tabel. 3.1
4 Mushola 1
5 Ruang Dapur 2
6 Kamar Tamu 1
10 Telepon 1
42
lima tingkatan:
benar.
bergantian)
10.30.
Tabel. 3.2
Tabel. 3.3
Azizatus
Sholichah
pegon
Tengah Salatiga.
pondok pesantren pada umumnya, dan tidak bisa lepas dari sejarah
diasuh oleh Simbah KH. Chudlori (Alm.) selama enam tahun untuk
Kudus yang diasuh oleh seorang kyai Khos Simbah KH. Arwani
Hafizh ngalap barokah kepada sang guru selama tujuh tahun. Tidak
Tuban yang diasuh oleh Simbah KH. Abdullah Faqih selama dua
Yambu'a Kudus selama tiga tahun dan berulang kali nyantri selama
Tengah yang unik bermula saat Bapak KH. Munawir Munajad al-
pada tahun 1981. Pada saat pernikahan itulah Bapak KH. Munawir
Santri yang dimaksud adalah anak dari seorang petani yang berasal
dari daerah Grabag yang kagum dengan kedalaman ilmu Bapak KH.
awal tahun berdirinya 1981 sampai tahun 1988 pondok pesantren ini
baru ada santri putri sebanyak 5 orang, hingga pada tahun 1990 baru
dan hafizhah yaitu kurang lebih dari 1000-an santri. Pada tahun ini
jumlah santri yang ada sebanyak 100 santriwan dan 200 santriwati.
Dusun : Ngepos
Kecamatan : Tingkir
Kodya : Salatiga
santriwati.
belajar.
Tabel. 3.4
9 Puskestren 1 Baik
11 Kantin 1 Baik
12 Koperasi 1 Baik
16 Telepon 3 Baik
e. Keadaan Santri
Furqon di tahun ini adalah 100 santriwan dan 215 santriwati. Mereka
f. Program Kegiatan
Tabel. 3.5
makan)
9 10.30-12.00 Istirahat
sholat dzuhur
nadzar
sholat ashar
dan bil-ghaib
sholat maghrib
52
22 21.00-22.00 Deresan
Tabel. 3.6
13.30-
Mengaji Kitab Ustadzah
15.00
Kamis Kifayatun Nisa’ Ma’inatul H
2.
20.00-
Dzibaan -semua santri
21.30
08.30-
Mengaji Tajwid Ustadzah
09.30
Jum’at Anisatul K
3.
13.30-
Tartilan Semua santri
15.00
B. Temuan Penelitian
a. Hj.Sayyidah
b. Windar
sendiri dan dukungan dari orang tua. Cara Windar dalam menghafal
Al-Qur’an yaitu dengan dibaca dan dihafalkan ayat per ayat. Dia
c. Azihah
orang tua juga dorongan dari sang guru. Cara Azihah dalam
d. Anafa
Qur’an yaitu dengan metode ayat per ayat, dalam sehari ia mampu
e. Viani
Qur’an dengan cara menghafal ayat per ayat. Dalam 1 hari ia mampu
56
ini:
menghafal ayat per ayat, metode takrir, metode semaan dengan sesama
a. KH.Munawir
berikut ini:
b. Sari
adalah kemauan Sari sendiri dan dukungan dari orang tua-nya. Cara
c. Ruhah
sendiri dan sangat didukung oleh orang tuanya. Cara Ruhah dalam
d. Rosyi
di hafal ayat per ayat. Dalam 1 hari dia mampu menghafal ayat Al-
e. Zahwa
Maret 2010, dan pada bulan itu juga dia sudah mulai menghafal Al-
Qur’an, karena semua sesuai kemampuan santri. hanya saja metode yang
langsung oleh santri senior, metode deresan wajib 1 hari ¼ juz dan
1) Hj. Sayyidah
2) Windar
3) Azihah
4) Anafa
5) Viani
Qur’an di PP. Sabilul Huda adalah bakda dhuha, bakda dhuhur dan bakda
isya.
Furqon
1) KH. Munawir
2) Ruhah
3) Sari
4) Rosyi
5) Zahwa
BAB IV
ANALISIS DATA
hanya saja santri berinisiatif sendiri untuk menggunakan metode atau sesuai
metode dengan cara menghafal ayat per ayat atau metode wahdah.
test ujian hafalan antar santri yang menghafal atau bil-ghaib. Seperti
minimal 2 sampai 3 juz dan maksimal 5 juz dalam satu majelis, begitu pula
tidak boleh diselingi dengan kegiatan apapun, tujuan agar dapat fokus
Dalam menjaga hafalan banyak sekali hal yang dilakukan seperti yang
pada ayat-ayat yang sedang dihafalnya. Kegiatan ini diterapkan dengan tujuan
“Cara saya menghafalkan Al-Qur’an yaitu dihafal ayat per ayat, yang
awalnya saya baca dulu 1 pojok ayat Al-Qur’an itu berkali-kali
kemudian baru saya hafalkan ayat per ayat.” (Zahwa, 20-09-2015)
3. Metode takrir
lancar dan melekat kuat dengan baik. dalam hal ini ditemukan pada
dari informan :
majelis, yang mana dalam satu kelompok terdapat 9-10 santri penghafal
yang sudah khatam atau senior dengan sorogan satu per satu, dan tiap
berikut ini:
tujuan supaya hafalannya tetap terjaga dengan baik. adapun seperti hasil
sesama tahfizh ini dilakukan pada saat santri selesai menghafalkan hafalan
persamaan dalam metode atau tata cara dalam menghafal Al-Qur’an, yaitu
Dari hasil temuan wawancara di PP. Sabilul Huda dan PP. Nazzalal
metode yang sesuai kemampuan santri. Hal ini peneliti temukan dalam
wawancara berikut:
metode menghafal yang tepat, karena model atau metode menghafal yang
dimiliki seseorang dengan lainnya kadang tidak sama, karena setiap orang
atau surat-surat lain yang sering dibaca, maka lama kelamaan menjadi
Qur’an mereka menggunakan dengan cara menghafal ayat per ayat atau
Menurut Ahsin (2000: 63), salah satu metode dalam menghafal Al-
Qur’an adalah metode wahdah. Metode ini adalah cara menghafal satu per
awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali atau berulang-ulang
Qur’an yang sudah dihafalkan. Seperti ungkapan dari para informan dari
atau hafalan yang sudah disetorkan kepada guru atau kyai secara terus-
dihafalkan tetap terjaga, berkualitas baik, kuat dan lancar. Mengulang bisa
dilakukan dengan sendiri atau didengarkan oleh guru atau yang lain.
yang mana antara satu tahfidz melakukan semaan dengan tahfidz lainnya,
orang lain), misalnya kepada sesama teman tahfidz atau kepada senior
yang lebih lancar merupakan salah satu metode untuk tetap memelihara
hafalan supaya tetap terjaga, serta bertambah lancar. Kegiatan ini bisa
terapan metode menghafal Al-Qur’an antara PP. Sabilul Huda dan PP.
1. Metode muroja’ah
berikut ini :
kepada ibu nyai atau abah yai, seperti ungkapan informan berikut ini:
Al-Qur’an yang dilakukan setiap harinya oleh para informan. Dan metode
77
deresan wajib ini biasa dilakukan oleh santri yang sudah khatam hafalan
Al-Qur’an 30 juz, yang mana dengan ini santri dapat benar-benar menjaga
hafalannya agar tidak mudah lupa. Namun dalam metode ini dari kedua
lakukan juga oleh para santri yang sudah khatam hafalan Al-Qur’an 30
juz dengan tujuan sama untuk menjaga hafalan Al-Qur’an, yaitu dengan
Pesantren
bahwa dengan metode atau tehnik apapun yan dilakukan tidak akan
b. Metode wahdah
metode wahdah atau menghafal ayat per ayat. Dengan metode ini
lisannya.
Qur’an.
Secara garis besar dilihat dari segi kekurangan dari semua metode
Al-Qur’an. Karena pada saat santri sudah mampu menghafal ayat Al-
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
wajib ¼ juz dalam 1 hari, dan metode semaan dengan sesama teman
tahfidz.
3. Dari hasil temuan antar kedua pondok pesantren yang diteliti, terdapat
setiap hari khusus untuk santri yang sudah khatam menghafal Al-
isya’.
yaitu
Qur’annya.
B. Saran
1. Pondok Pesantren
mencetak generasi qur’an yang lebih konsisten terhadap apa yang sudah
2. Santri
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
__________. 2007. Shahih Sunan Abu Daud (I). Jakarta: Pustaka Azzam.