Anda di halaman 1dari 12

FITRAH MANUSIA ANTARA

GHARIZAH, THABIAH, DAN


KEBIASAAN
Oleh
1. Aida Fitri Rio Utami
2. Asiah
3. Kholifah Olivia
4. Noer Faizah
5. Siti Bahrah
Fitrah Manusia
Fitrah secara etimologis, kata fitrah berasal dari bahasa Arab yaitu “Fitratun”
jamaknya “Fitharun” yang artinya perangai, tabiat, kejadian asal, agama, dan
ciptaan. Selain itu, kata fitrah juga diartikan sebagai watak, naluri, sifat pembawaan,
karakter, ciptaan agama, suci, sunnah, asli, natural, dan alami. Adapun secara istilah,
fitrah adalah potensi manusia yang dapat digunakan untuk hidup di dunia. Melalui
potensi-potensi itu lah manusia akan mampu mengantisipasi semua problem atau
masalah yang terjadi dalam kehidupanya

Adapun interpretasi tentang makna fitrah, yaitu:


1. Fitrah berarti suci (Thuhr).
2. Fitrah berarti islam (Dinul Islam)
3. Fitrah berarti mengakui ke Esaan Allah
4. Fitrah berarti murni
5. Fitrah berarti kondisi penciptaan manusia yang mempunyai kecenderungan untuk
menerima kebenaran.
6. Fitrah berarti potensi dasar manusia sebagai alat untuk mengabdi dan
Ma’rifatullah
7. Fitrah berarti ketetapan atau kejadian asal manusia mengenai kebahagiaan dan
kesesatannya.
8. Fitrah berarti Tabiat alami yang dimiliki manusia
9. Fitrah berarti al-Ghorizah (Insting) dan al-Munazzalah (wahyu dari Allah).
Pemikiran Al-Ghazali tentang Hakikat Fitrah Manusia

● Pertama: beriman kepada Allah. Hal ini sesuai dengan surah Ar-Rum ayat 30, yang mana
dengan ayat tersebut, Al-Ghazali menginterpresikan bahwa setiap manusia diciptakan
atas dasar tauhid (Keimanan Kepada Tuhan Yang Maha Esa).
● Kedua: kemampuan dan kesediaan untuk menerima kebaikan dan keburukan atas dasar
kemampuan untuk menerima pendidikan dan pengajaran

Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Fitrah

Di dalam al-Qur’an, kata fitrah hanya disebutkan sebanyak satu kali yaitu pada surah ar-Ruum

ayat 30 yang berbunyi;

‫ٱَّللِ ۚ ذَ ِلكَ ٱلدِي ُن ٱ ْلقَيِ ُم َولَ ِك هن أ َ ْكث َ َر‬


‫ق ه‬ ِ ‫علَ ْي َها ۚ ََل تَ ْبدِي َل ِل َخ ْل‬ َ َ‫ٱَّللِ ٱلهتِى ف‬
َ ‫ط َر ٱلنه‬
َ ‫اس‬ ِ ‫فَأَقِ ْم َوجْ َهكَ ِللد‬
‫ِين َحنِيفًا ۚ فِ ْط َرتَ ه‬

‫اس ََل يَ ْعلَ ُمون‬


ِ ‫ٱلنه‬
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Gharizah (Naluri)
Ghara’iz (naluri-naluri) adalah bentuk jamak dari kata gharizah yang
artinya naluri. Naluri atau insting adalah potensi pada diri manusia
untuk cenderung terhadap sesuatu (benda) dan perbuatan. Naluri
adalah potensi alami yang ada pada diri manusia untuk menjaga
dan melestarikan kelangsungan hidupnya, untuk menjaga
spesiesnya, dan agar mendapat petunjuk mengenai adanya Al khaliq
(Sang Pencipta). Naluri itu tidak bisa terindera dengan indera
secara langsung. Namun akal mampu mengindera eksistensinya
melalui penampakan-penampakannya.
Gharizah
al-Baqa
Yaitu wujud naluri
mempertahankan diri ini terlihat
saat manusia mempertahankan
dirinya, membela tanah air dan
tempat kelahirannya, keinginan
memimpin, menguasai dan
mendominasi orang lain, dan
sebagainya
Gharizah al-Nau’

Adapun tujuan dari


penciptaan naluri ini
adalah untuk
melestarikan
keturunan
Gharizah al-Tadayyun
Gharizah al-Tadayyun merupakan naluri beragama yang
dimiliki seseorang dalam bentuk mengagungkan sesuatu.
Naluri beragama ini juga mendorong atau membangkitkan
manusia untuk mensucikan segala sesuatu dengan beribadah
kepada Sang Pencipta, maka dari itulah di dalam diri manusia
terdapat kecenderungan untuk beribadah atau menyembah
kepada sesuatu.
Faktor yang
membangkitkan naluri
a. Fakta yang dapat diindera

b. Pikiran yang dapat mengundang

makna-makna (bayangan-

bayangan dalam benak)


Thabiah
Thabiah merupakan karakter adalah
sifat-sifat yang ada dalam diri
seseorang yang berasal dari keyakinan
seseorang yang diterima dari
lingkungannya, yang mengarahkan
fikiran, ucapan dan tindakan
seseorang (budi pekerti) dalam
berinteraksi dengan orang lain. Jadi
kuatnya keimanan atau keyakinan
seseorang atau suatu bangsalah yang
menentukan terbentuknya sifat-sifat
dalam diri manusia.
Kebiasaan
kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan
berulang-ulang, sehingga dalam melakukan hal itu tanpa
memerlukan pemikiran. Misalkan
orang yang biasa belajar diwaktu, akan melakukannya setiap hari
tanpa begitu memerlukan
pemikiran dan konsentrasi yang penuh
Macam-macam Kebiasaan
berdasar pada hukum islam

Dari segi objeknya urf dibagi kepada dua macam


Al-Uruf al-lafzhi dan Al-Uruf al-‘amali

Dari segi cakupannya ‘urf terbagi dua


Urf’am dan Urf al-khas

Dari segi kebahasaannya urf ada dua bagian yakni


Urf shahih dan Urf Fasid
Thanks
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai