Oleh
M. RIZKI MUAJADI
1113011000097
Tujuanpenelitianiniadalah untukmengetahuibagaimanapendidikanakhlak
di dalam novel Ayat-ayatCinta 2 karyaHabiburrahman El-Shirazy serta
berapabanyakkonseppendidikanakhlakdalam novel Ayat-ayatCinya 2.
Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahkualitatif, jenis penelitian
ini adalah penelitian kepustakan (library research). Sumber primer n wawancara
dengan Habiburrahman el-Shirazy.
Hasil peneliatian ini menunjukan terdapat beberapa metode pendidikan
akhlak yang terkandung di dalamnya, yaitu metodepembiasaan, metodeceramah,
keteladanandanmetodenasehat. Diantarametode-metodetersebut Kang
Abiklebihbanyakmemunculkanmetodeketeladanan dan pembiasaan. Dalam novel
Ayat-Ayat Cinta 2 terdapatduapuluhsatunilaipendidikanakhlak, yaitu:
beribadahkepada Allah, mentauhidkan Allah, berdzikir, berdoa, bersyukur,
tawakkal, khaufkepada Allahmemuliakan Al-Qur’an, dapatdipercaya, sabar,
tawadhu, kerjakerasdandisiplin, berjiwaikhlas, hidupsederhana,
berbuatbaikkepada orang tuadankerabat, bergauldenganbaik,
salingtolongmenolongdanmembantu yang lemah, menjenguk orang
sakitdanbelasungkawa, menjamutamu, salingmenasehatidanmemaafkankesalahan
orang lain.
i
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out how moral education is in the
Ayat-ayatCinta 2 novel by Habiburrahman El-Shirazy and how many concepts of
moral education in the novel Ayatnya verse 2.
The method used in this research is qualitative, this type of research is
library research (library research). Primary source n interview with
Habiburrahman el-Shirazy.
The results of this study indicate that there are several methods of moral
education contained in it, namely the method of habituation, lecture method,
exemplary and method of advice. Among these methods, Kang Abik more often
raises exemplary and habituation methods. In the Ayat-Ayat Cinta 2 novel there
are twenty-one values of moral education, namely: worshiping Allah, realizing
Allah, dhikr, praying, giving thanks, tawakkal, khauf to Allah glorifying the
Qur'an, trustworthy, patient, tawadhu, hard work and discipline, sincere spirit,
living a simple life, doing good to parents and relatives, getting along well,
helping each other help and helping the weak, visiting sick people and
condolences, helping you, advising and forgiving others' mistakes.
ii
KATA PENGANTAR
iii
7. Orang tua tercinta, beserta keluarga yang selalu mendoakan penulis, dan
memberikan moril, dan materil kepada penulis agar dapat menyelesaikan studi
dan meraih kesuksesan.
8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013,
semoga kesuksesan menyertai kalian, dan senantiasa dinaungi keberkahan dan
lindungan Allah SWT. Terimakasih telah menjadi teman yang baik,
memberikan canda tawa dan kebersamaan dengan kalian yang kelak akan
dirindukan.
9. Sahabat, teman, juga saudara A. Jamalullail yang memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi, Nabilla Ilmi Dini yang sudah membantu dalam
menyelesaikan proposal skripsi, M. Muhyidin, Nur Iskandar, A. Naufal,
Fadhlurrahman, Miftah Habibi, Haerudin, Dena Putri Andriani, Minten
Apriliani, Hanpao yang telah membantu finishing. Terimakasih telah
memberikan canda tawa sehingga hari-hari menjadi lebih berwarna.
10. Seluruh teman-teman FKMA khususnya Ulum, Echa, Ifaz, Zia, Lala, Hanan,
Rong-rong yang sudah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi.
Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, namun turut membantu penulis dalam penulisan
skripsi ini ataupun memberikan pelajaran hidup bagi penulis. Penulis tidak dapat
membalasnya dengan apapun, semoga Allah SWT. Yang akan membalas dengan
balasan yang sebaik-baiknya di dunia dan di akhirat.
Demikianlah skripsi ini dibuat. Seperti pepatah tiada gading yang tak
retak, begitupun dengan pembuatan skripsi ini, walaupun penulis sudah berusaha
dengan sebaik mungkin untuk meminimalisir kekurangan akan tetapi nanti pasti
ditemukan kekurangan dan kelemahan. Harapan besar semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis kususnya dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya, serta kritik dan saran juga akan penulis terima dengan hati terbuka.
iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
F. Kegunaan Penelitian............................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 5
A. Deskripsi Teoritik................................................................................. 5
1. Konsep Pendidikan Akhlak ............................................................ 8
2. Dasar Pendidikan Akhlak............................................................... 17
3. Tujuan Pendidikan Akhlak ............................................................. 21
4. Metode Pendidikan Akhlak ............................................................ 22
5. Konsep Novel ................................................................................. 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36
A. Objek dan Waktu Penelitian................................................................. 36
B. Metode Penelitian................................................................................. 36
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 38
F. Teknik Penulisan .................................................................................. 39
v
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 40
A. Deskripsi Novel ............................................................................................. 40
1. Sinopsis Novel Ayat-ayat Cinta 2 .................................................. 40
2. Unsur Intrinsik ............................................................................... 41
3. Unsur Ekstrinsik ............................................................................. 51
B. Temuan dan Paparan Nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang
Terkandung dalamNovel Ayat-ayat Cinta 2 ........................................ 54
1. Pendidikan Akhlak Terhadap Allah ......................................... 56
2. Pendidikan Akhlak Terhadap Manusia .................................... 76
3. Pendidikan Akhlak Terhadap Lingkungan............................... 102
C. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang Terkandung dalam Novel
Ayat-Ayat Cinta 2 ................................................................................. 102
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Asmaran, As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1994), h. 3.
1
2
2
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta:
Amzah,2007), h. 7.
3
Jacob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1927, (Bandung: Alumni, 1999),
h.11
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), Cet I, h.618
3
B. Identifkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tanggapan masyarakat tentang novel sebagai sebuah media
pendidikan.
2. Selama ini masyarakat hanya terbatas pada Al-Qur’an dan hadits dan
buku-buku agama lainnya dibandingkan novel.
3. Novel dianggap kurang memuat nilai-nilai pendidikan akhlak.
4
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan permasalahan ini tidak melebar, maka penelitian ini
dibatasi hanya pada nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Ayat-ayat
Cinta 2 karya Habiburahman El-Shiirazy, pada ruang lingkup akhlak
kepada Allah, Akhlak kepada manusia dan akhlak kepada lingkungan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas , maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Ayat-
ayat Cinta karya Habiburahman El-Shiirazy.
2. Berapa banyak konsep-konsep pendidikan akhlak dalam novel
Ayat-ayat Cinta 2 karya Habiburahman El-Shiirazy.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui pendidikan akhlak di dalam novel Ayat-ayat
Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep pendidikan akhlak dalam novel
Ayat-ayat Cinya 2.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dari skripsi yang mengambil tema akhlak
ini adalah untuk:
1. Guru: sebagai media dalam proses pembelajaran.
2. Peneliti: penelitian ini menjadi ide atau gagasan untuk penelitian
selanjutnya.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsep Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Pendidikan
5
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h.15
6
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), setakan kedelapan belas, h.3
7
Ibid, h.16
8
Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990),
Cetakan Ketiga, h. 5
6
b. Komponen Pendidikan
1) Tujuan Pendidikan
9
A. Susanto, Pemikiran Peendidikan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), cet. 1,
h.3
10
Syaifulah, Komponen pendidikan, http://qym7882.blogspot.com/2009/03/komponen-
komponen-pendidikan.html, diunduh pada tanggal 24 september 2010, jam 10:30
7
2) Peserta Didik
3) Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah
pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep
pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada
pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan
muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru
sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat
baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan
masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk
kategori pendidik adalah sebagai berikut :
a) Orang Dewasa
11
Ibid...
8
c. Pengertian Akhlak
13
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai akhlak/budi pekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), cet. II, h.25.
11
14
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2013), h.1-2.
15
Ibn Miskawaih, Tahzib al-Akhlak wa Tathhir al-A’rak, (Mesir: al-Mathba’ah al-
Mishriyah, 1934), cet. I, h.40.
12
“Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia
kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
dalam perbuautan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan
apa yang harus diperbuat.” 16
Pendidikan akhlak didefinisikan sebagai pendidikan yang
mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta
didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan
mengambil keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama
manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya. 17
16
Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah (Suatu Pengantar),
(Bandung: CV.Diponegoro, 1988), h. 12
17
Muchlas Samani & Hariyanto, PendidikanKarakter, (Bandung: Remja Rosdakarya
Offset, 2011), cet. 1, h.44.
13
18
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2013), h.133
19
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), cet, ke-12, h.149.
20
Nasharuddin, Akhlak Ciri Manusia Paripurna, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015),
h.214
21
M. Sholih dan Mrosyid Anwar, Akhlak Tasawuf Etika dan Makna Kehidupan,
(Bandung: Nuansa, 2005), h.97.
22
Mujahidin, Akhlak Tasawuf I Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2000), h. 10-13.
23
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta, PT, Mahmud Yunus Wa
Dzurriyyah, 2013), h.211.
24
Mujahidin, Akhlak Tasawuf I Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi.,,,h. 373
14
diakhiri dengan sikap enerima dan ikhlas. Oleh karena itu Allah
memerintahkan kepada manusia agar bersabar, firman Allah
‘Aza wa Jalla:
ٱہﻠﻟَ َﻣ َﻊ ٱﻟ ٰ ﱠ
َﺼﺒِ ِﺮﯾﻦ ﺼﻠَ ٰﻮ ۚ ِة إِ ﱠن ﱠ
بٱﻟﺼ ۡﱠﺒ ِﺮ َو ٱﻟ ﱠ ْ ُٱﺳﺘَ ِﻌﯿﻨ
ِ ﻮا ْ ُٰﯾَٓﺄَﯾﱡﮭَﺎٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨ
ۡ ﻮا
۱٥۳
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagi penolong. Sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar. (QS al-Baqarah [2]: 153.
b) Al-Syukru: benurut bahasa berasa dari kata َﺷ َﻜَﺮـ ﻳﺸﻜﺮ ـ ُﺷﻜًْﺮا
yang artinya berterimakasih atau bersyukur 25. Sedangkan P24 F P
c) Al-tawakul: benurut bahasa berasal dari kata َوَﻛ َﻞ ـ ﻳﻜﻞ ـ َوْﻛ ًﻼ
yang artinya menyerahkan 26, sedangkan menurut istilah
P25F P
25
Ibid. h.734
26
Ibid. h. 1579
27
Ibid. h. 376
15
ْ ُٱہﻠﻟَ َوﻗُﻮﻟ
۷۰ ﻮا ﻗَ ۡﻮ ٗﻻ َﺳ ِﺪ ٗﯾﺪا ﻮا ﱠ ْ ُٰﯾَٓﺄَﯾﱡﮭَﺎٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨ
ْ ُﻮا ٱﺗﱠﻘ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Q.S al-Ahzab
[33]:70)
30
Nina Amminah, Studi Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 95.
17
31
Nasharuddin, Akhlak Ciri Manusia Paripurna, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015),
h. 214-215.
32
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997) cet. 1, h.19.
18
a. Al-Qur’an
33
Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim & Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos,
1999), h. 8
34
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. II, h. 171-172.
19
Allah berfirman:
35
Nur Unbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), cet. II, h.
19-20.
20
36
Hasan Basri, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 43.
37
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. II, h. 189.
38
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008), h.112-130
21
39
Zahrudin,Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
h.91.
40
Sudirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), cet. 22, h.57.
41
Asrorun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Elsas, 2006), cet. III, h.
78.
42
Muhammad ‘Athijah al-Abrasjy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1970), h.
43
Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: P.T Hidakarya
Agung, 1990), Cet. III, h. 22.
22
mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk dan setelah dapat
membedakannya maka kita harus memeilih yang baik dan meninggalkan
yang buruk. Mengerjakan yang baik secara terus menerus dan menjadikan
kebiasaan dan sifat, yang akhirnya menjadi kepribadian. Apabila akhlak
ditegakkan akan membentuk individu dan masyarakat yang suci, lalu
menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan dalam semua aspek
kehidupan. 44
44
Heny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN
Perss dan Center for Quality Development and Assurance, 2009), h. 17.
45
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2013), h.133
46
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002)
23
a. Metode Pembiasaan
47
Abudin Nata, loc. cit.,h.134
48
Ibid., h. 134
24
b. Metode Bimbingan
c. Metode Keteladanan
49
Armai Arief, op. cit., h. 40.
50
Fadilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Jakarta: UIN
Jakarta Pers, 2005), cet. 1, h. 89.
51
Ibid,. H. 90.
25
d. Metode Ceramah
52
Armai Arief, op. cit., h. 117.
53
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), edisi IV, h. 1022.
54
Muhammad ‘Athijah al-Abrasjy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1970), h. 113.
26
e. Metode Kisah
6. Konsep Novel
a. Pengertian Novel
55
Armai Arief, lok. cit., h. 136.
56
Armai Arief, op. cit., h. 40.
27
57
Ni Nyiman Kartini, Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama, (Bali: Pustaka Larasan,
20011), Cet. I, h. 3
58
Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI
Press, 2006), Cet. I, h. 14
59
Wahyudi Susanto. Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 141
60
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), Edisi IV, h. 425
61
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), h. 2-3
28
b. Unsur-unsur Novel
1. Unsur Intrinsik
a. Tema
62
Ibid., h. 18
63
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), h. 23
29
b. Alur
64
Ibid., h. 70.
65
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pers, 2013), Cet. III, h. 68.
30
c. Penokohan
d. Latar
66
Robert Staton, Teori Fiksi, Terj. Dari An Introduction to Fiction oleh Sugihastuti dan
Rossi Abi Al Irsyad, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet.I, h.26.
67
Burhan Nurgiyantoro., op.cit, h.166.
31
e. Sudut Pandang
2. Unsur Ekstrinsik
Bagian ini berisi hasil kajian (review) dari laporan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang sesuai dengan masalah atau tema pokok yang diajukan
73
Ibid., h.248.
74
Ni Nyiman Kartini, Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama, (Bali: Pustaka Larasan,
20011), Cet. I, h. 14
75
Burhan Nurgiyantoro., op.cit, h. 24.
34
peneliti. Dengan adanya kajian hasil penelitian yang relevan ini penelitian
seseorang dapat diketahui keasliannya. Peneulis menemukan beberapa judul
yang hampir sama, maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti plagiasi, penulis perlu mempertegas mempertegas perbedaan diantara
masing-masing judul dan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penulisan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teraturyang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu dengan
yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentuakan. Sedangkan penelitian
adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan
atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prisip-prinsip umum.76
Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu cara yang teratur dan
tersusun serta terpikir baik-baik untuk mengamati suatu hal yang menjadi
bahan perhatian.
Jenis penelitin ini adalah penelitian kepustakan (library research) dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dan bukan
dalam bentuk angka. Dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran
tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. 77 Dengan
demikian, laporan penelitian akan berisi kutipaan-kutipan data yang disajikan
dalam bentuk lampiran pemaparaan data yang diperoleh dari pemahaman
makna yang terdapaat pada setiap kata, klimat, paragraf, teks, dan juga unsur
76
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), edisi IV, h. 103.
77
Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan,
(Jakarta:Kencana,2007), cet. 3, h.173.
37
pengembangan karya sastra seperti alur, tokoh, setting, tema dll. Dari
pemahaman makna secara keseluruhan, dilakukan penafsiran dan
pengkatagorian data yang terkandung dalam novel Ayat-ayat Cinta 2. Dan
selanjutnya data-data tersebut dianalisis berdasarkan pengkategoriannya.
Karakteristik penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif
memiliki beberapa ciri latar ilmiah, manusia sebagai alat instrument, metode
kualitatif, analisa data secara induktif, grounded theory dan deskriptif. 78
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua ciri, yaitu: manusia sebagai
alat atau instrumen, maksudnya peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpul data utama dan ciri kedua, deskriptif, yakni
data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Berdasarkan kedua ciri tersebut
analisis nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Ayat-yat
Cinta 2 karya Habiburrahman El-Shirazy dilakukan pembacaan dan telaah
secara mendalam tentang makna dan kata-kata yang terdapat dalam dialog
narasi cerita. Peneliti terlibat secara penuh dan aktif dalam mengapresiasi isi
novel dan menemukan data-data utama yang menunjukan pada permasalahan
sesuai dengan rumusan masalah.
C. Fokus Penelitian
Dalam karya sastra khususnya novel, pada umumnya terdapat niali-niali
yang bisa diambil, seperti nilai sejarah, kebudayaan, ekonomi, politik,
pendidikan dan lain sebagainya. Pada penelitian ini penulis fokus pada nilai
pendidikan akhlak dalam sebuah novel. Adapun novel yang penulis teliti ialah
novel Ayat-ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El-Shirazy.
78
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2002),
h.4.
38
79
Mestika Zed, Metologi Pnelitian Kepustakaaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), cet. 1, h, 1-2.
80
Cholid Nurbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
cet. 7, h.83
81
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Medpres, 2008), h.
160.
39
2. Metode Deskriptif
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk membahas objek penelitian secara
apa adanya berdasarkan data-data yang diperoleh. 83 Adapun teknik deskriptif
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dengan analisis
kualitatif akan diperoleh gambaran sistematik mengenai isi atau dokumen.
Dokumen tersebut diteliti isinya kemudian diklasifikasikan menurut kriteria
atau pola tertentu. Yang hendak dicapai dalam analisis ini adalah menjelaskan
pokok-pokok penting dalam sebuah manuskrip atau dokumen.
F. Tehnik Penulisan
Tehnik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini merujuk pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016.
82
Burhan Bungin, Conten Analisis dan Group Discussion dalam Penelitian Sosial,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 172.
83
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2002),
h.163.
40
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Novel
1. Sinopsis Novel Ayat-ayat Cinta 2
Ayat-ayat Cinta 2 yang merupakan kelanjutan dari novel sebelumnya
bercerita Fahri Abdullah saat ini hidup bersama asistennya Hulusi. Fahri
telah kehilangan Aisha tujuh bulan lalu, saat Aisha menjadi sukarelawan
di jalur Gaza. Sejak saat itu Fahri tidak lagi mendengar kabar tentang
Aisha.
Fahri terus menunggu kehadiran Aisha, ia mencoba mengatasi
kesedihannya dengan menyibukkan diri sebagai dosen di Universitas
Edinburgh, juga sebagai pengusaha sukses dikota tersebut. Kepergiaan
Aisha ke Jalur Gaza dan sampai saat ini belum ada kabar, membuatnya
selalu meneteskan air mata ketika teringat wajah istrinya tersebut.
Seringkali ia juga dihadapkan pada persoalan tetangga-tetangganya yang
beragam. Misalnya nenek Catarina orang Yahudi, yang sedang mengalami
permasalahan dengan anak tirinya. Ada juga Keira McGills seorang
pemain biola berbakat dan adiknya Jason yang keduanya sangat membenci
Fahri, karena dianggap sebagai teroris yang telah menyebabkan kematian
ayah mereka akibat bom di London.
Kehidupan Fahri semakin rumit ketika harus berurusan dengan Baruch
seorang Yahudi yang juga tentara Israel yang menyebabkan ia masuk
rumah sakit. Bukan hanya sampai situ, masalah lain muncul dengan
kehadiran sosok Hulya keponakan Aisha yang sekarang sudah tumbuh
menjadi gadis yang cantik. Hulya yang ceria dan dinamis, menunjukkan
ketertarikannya pada Fahri. Hulya bersedia menggantikan peran Aisha
dalam kehidupan Fahri. Fahri ragu untuk membuka hatinya bagi kehadiran
Hulya, itu sama saja dia mengakui bahwa Aisha sudah meninggal. Fahri
masih berharap, setiap malamnya, Aisha kembali muncul dalam hidupnya.
41
2. Unsur Intrinsik
a. Tema
Dalam novel Ayat-ayat Cinta 2 ini, Habiburrahman el-Shirazy atau
biasa dipanggil Kang Abik kembali mengusung tema yang bersifat
umum atau disebut sebagai tema tradisional. Tema ini pada umumnya
bersifat universal dan cenderung “hitam-putih” seperti: kebaikan pasti
menang melawan kejahatan, manusia harus menghadapi ujian yang
berat sebelum mencapai kesuksesan, penyesalan yang membawa pada
pertaubatan, dan sebagainya. 84
Tema kali ini adalah tentang bagaimana menegakkan nilai-nilai
kesucian dan keindahan Islam di tengah negara yang minoritas
muslim meski banyak halangan dan rintangan yang dihadapi,
Menyampaikan pesan-pesan cinta dari yang Maha Layak untuk di
cinta, Allah Swt. Walaupun tema yang diusung Kang abik bersifat
umum, namun Ia mampu membawa cerita ini sangat menarik dengan
liuk-liukan konflik, rentetan peristiwa yang kompleks dan muatan
nilai-nilai Islam yang sangat kental, sehingga tema yang meski
terkesan umum tersebut, memiliki bobot konten yang sangat bergizi.
“Jangan mengumpat begitu, paman! Kita belum tahu apa yang
menjadi sebab Keira sampai sedemikian membenci kita. Apakah kita
punya salah kepadanya? Apakah karena informasi tidak benar yang ia
terima tentang Islam dan umat Islam? Kebencian itu tidak perlu kita
sikapi dengan kebencian yang sama. Kita harus tunjukkan dengan
bukti yang nyata bahwa kita jauh dari yang dia sangka” 85
84
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pers, 2013), Cet. III, h. 70.
85
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-Ayat Cinta 2.., h. 504-505
42
b. Amanat
Novel ini serat sekali dengan amanat dan nasehat yang terkandung
di dalamnya, banyak petuah-petuah dan nukilan kata-kata ulama yang
bisa membangun jiwa para pembacanya.
“JANGAN MENIPU ALLAH !”. “Kau mengerjakan amal yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya namun kau menginginkan
selain Allah. Takutlah dari riya’ ! Sesungguhnya riya’ adalah syirik
kecil. Dan sesungguhnya orang yang riya’ akan dipanggil di hari
kiamat di hadapan para makhluk dengan empat nama : “Hai orang
yang riya’! Hai orang yang mengkhianati janji! Hai orang yang larut
dalam kemaksiatan! Hai orang yang merugi! Telah rusak amalmu dan
hilang pahalamu. Tidak ada pahala kamu di sisi Kami. Pergilah lalu
ambillah upahmu dari orang yang kau beramal karena dia, hai
penipu!” 87
c. Alur (Plot)
Plot yang digunakan Kang Abik adalah plot progresif dengan jalan
cerita yang terus bergerak maju di dalamnya juga terdapat kaidah-
kaidah pemplotan seperti : plausability (dapat dipercaya), suspense
(ketegangan yang membangkitkan rasa ingin tahu),surprise (yang
mengejutkan pembaca)dan unity (keterpaduan) 88, seperti sebagai
berikut :
1) Plausability
Beberapa rangkaian peristiwa di dalam novel ini, memang terkesan
cukup dramatis. Contohnya saat Sabina menolong menyelamatkan
86
Ibid,.h. 133
87
Ibid,.h.141
88
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), h. 130
43
2) Suspense
Kang Abik sangat piawai membuat siapa pun yang membaca
karyanya itu penasaran, walaupun dalam novel kali ini tokoh Sabina
seperti dibuka perlahan identitasnya dari awal, tetapi itu tidak
mengurangi unsur suspense di dalam novel tersebut.
Fahri memeriksa isi kamar itu dengan seksama. Barang-barang
yang ada di meja. Laci laci. Tulisan-tilisan di kertas. Tetapi ia belum
menemukan petunjuk yang ia cari. Ia membuka tempat pakaian
Sabina, ia teliti pelan-pelan. Tetapi tidak juga ia menemukan isyarat
yang meyakinkan. 90
3) Surprise
Dengan adanya suspense, maka efek yang terjadi adalah surprise.
Pembaca diajak kaget ketika membaca akhir cerita ini. Tak disangka
akhir yang terjadi adalah demikian. Seperti di penghujung cerita sosok
Sabina yang bermuka buruk dan tinggal satu atap dengannya ternyata
Aisyah, istri Fahri yang selama ini ia cari.
Terakhir ia melihat laci di dalam lemari pakaian. Terpaksa ia
membuka laci itu. Di dalamnya ada tas tangan berbentuk dompet. Ia
tahu itu harganya sangat mahal, sebab yang membelikan tas itu
adalaah Hulya sebagai hadiah Idul Fitri untuk sabina. Fahri mengambil
tas itu dan mebuka isinya. Ada cincin emas putih bertakhtakan intan
89
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 504-505
90
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h.670
44
biru muda. Fahri terkesiap, itu mirip sekali dengan cincin milik
Aisyah, istrinya. Cincin itu sangat mahal harganya. Dari mana sabina
dapat cicin itu? Di situ juga ada selembar foto. Ia memungut foto itu.
Ia mmerasakan seperti ada aliran listrik mengengat tubuhnya dengan
halus melihat foto itu. Itu adalah foto Aisha bersama dirinya berlatar
keindahan panorama Candi Borobudur. Di balik foto itu ada tulisan,
“Diriku bersama suami tercinta, dulu ketika mukaku belum hilang.
Lahir batin aku mencintainya karena Alllah.”
4) Unity
Cerita ini memuat rangkaian peristiwa yang padat dan
proporsional. Jadi, meskipun banyak diwarnai penuturan dakwah khas
Kang Abik, novel tebal ini tetap menyajikan keterpaduan rangkaian
cerita secara utuh dan rapi. Selain itu, pilihan kata dan penuturan Kang
Abik yang relatif mudah dipahami, membuat isi novel ini mudah
dicerna oleh pembaca.
d. Penokohan
Seperti pada novel sebelumya, Kang Abik sangat piawai membuat
tokoh-tokoh di dalam ceritanya itu hidup dan ada dalam kehidupan
pembaca.
1) Fahri Abdullah
Fahri digambarkan sebagai pria tampan, sholeh, baik hati, cerdas,
pembisnis kaya raya, bahkan cukup pintar memainkan biola. Karakter
fahri yang digambarkan dalam novel ini sangat sempurna atau ada
sebagian orang yang menyebutnya karakter “malaikat”.
91
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 29.
92
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 76.
45
2) Aisha/Sabina
Seorang wanita sabar, tangguh, tulus, setia dan shalehah yang
sangat taat kepada perintah Allah dan Rasulnya, bahkan Ia rela mati
demi membela harkat dan martabat Rasulnya.
“..., maka Sabina adalah ketulusan , kepolosan, kebaikan, dan
kesetiaan. Dia tempat yang nyaman untik berbagi. Dia pendengar yang
baik, sekaligus pemberi nasihat yang baik. Orang yang kesepian
seperti Nenek Catarina pasti sangat beruntung punya teman sesabar
sabina.”
3) Hulya
Seorang wanita cantik, cerdas, sholehah, serta memiliki
kemampuan menggesek biola kelas dunia, di sisi lain digambarkan
sebagai gadis yang cukup agresif saat mendekati Fahri.
“Adikku Hulya, insya Allah salehah. Dia tidak hafal Al-Qur’an tapi
bagus bacaan Al-Qur’annya. Dia baru lulus B.A. dari METU. Saya
tidak mau membandingkannya dengan Aisha, tapi Hulya menurutku
tidak kalah ddengan Aisha. Apalagi..” 95
4) Paman Hulusi
93
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 407.
94
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 502.
95
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 62.
96
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 469.
46
“Oh My God, itu Jason!” kata Paman Hulusi agak keras. “Anak itu
memang perlu diberi pelajaran, Hoca!” 98
“Dasar perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu etika! Perempuan
jalanan murahan! Sudah ditolong diberi tempat malah kurang ajar!”
teriak Paman Hulusi dengan muka merah pada sambil memegang
biola. 99
5) Misbah
Sahabat Fahri satu rumah di Hadayek Helwan, Kiro, dulu. Misbah
orang yang sangat rileks dan santai. Sering mendapat intimidasi dari
Hulusi tapi Ia meanggapinya dengan santai.
“Kau dosen di mana, Bah?”
“DI IAIN Raden Intan Lampung, ngajar Ekonomi Islam.”
“Kau nikah dengan orang mana?”
“Pujakesuma, mas.”
“Apa itu?”
“Putri Jawa Kelahiran Sumatra. Saya menikahi mahasiswi saya
sendiri. Berawal dari membimbing skripsi dia. Saya kok, merasa dag-
dig-dug setiap kali dia datang konsultasi bimbingan. Saat itu, saya
dosen baru, belum menikah. Saya merasa ada tanda-tanda jatuh cinta.
Dari pada gawat, saya datangi rumahnya, saya lamar. Saya nikahi tepat
satu hari setelah dia sidang munaqasah.”
“Pasti dia kamu kasih nilai banyak.”
“Ya, iya, pasti. Mahasiswi kesayangan. IP dia saat lulusan 3,91.
Terbaik di angkatannya.”
“Pinter kamu, Bah.”
97
IbHabiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. id,. h.33.
98
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 68.
99
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 318
47
6) Keira
Wanita cantik yang juga tentangganya fahri ini mempunyai
karakter mandiri, mempunyai ciita-cita yang besar dan memiliki
prinsip. Keira sangat keras dan anti terhadap Islam, hal itu berdapak
kepada orang Islam termasuk Fahri. Hal ini karena latar belakangnya
yang mengalami kepedihan disaat ayahnya harus meninggal karena
terjadi bom di London. Wanita yang sangat membenci Fahri ini
berubah menjadi baik saat ia mengetahui bahwa Fahri yang membiayai
sekolah biola-nya sampai ia mendapat juara dunia.
Fahri melirik tas dibawa gadis itu. Banderol harga masi menempel
di sana.
“biola baru ya?” tanya Fahri mencoba menghangatkan suasana.
“maaf bukan urusan anda.”
Fahri kaget mendengar jawaban Keira yang ketus itu. Paman
Hulusi pun sedikit kaget.
“Maaf, kalau pertanyaan itu membuat Anda tidk berkenan.”
“sudahlah.”
Fahr merasakan cara berinteraksi Keira begitu dingin. Tidak seperti
Miss Rachel yang ia kenal, Prof. Charlotte, Doktor Kim, dan lainnya
yang terasa hangat. Maka fahri kemudian diam saja dan menjaga diri
dari terlalu anyak tannya, apalagi sok akrab. Demikian juga Paman
Hulusi. Keira pun diam memandang ke kiri. Mobil itu menuju ke
timur, ke arah Musselburgh. Sepanjang perjalanan hanya keheningan
yang dipecah oleh suara halus mesin mobil yang mengiringi. 101
7) Jason
Seorang anak remaja asal skotlandia, remaja yang juga adiknya
Keira ini sangat suka main bola dan mempunyai cita-cita menjadi
pemain bola ternama. Di awal cerita ia mempunyai karakter yang
nakal, keras dan sangat anti terhadap Islam, namun di pertengahan
cerita sifatnya sangat lembut dan menjadi baik bahkan ia berniat
masuk Islam karena mencontoh akhalak Fahri.
100
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 75.
101
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 504-505.
48
Ketika Fahri keluar dari mobil, Jason --- adik lelaki Keira---keluar
dari pintu rumahnya dengan mencangklong tas. Tampaknya ia mau
berangkat sekolah. Jason melihat Fahri. Pandangan keduanya
bertumbukan. Jason memasang muka tidak suka, bibirnya memberikan
isyarat berbicara pada fahri tanpa suara: Fuck You! 102
8) Nenek Catarina
Seorang yahudi taat yang juga menjadi tetangganya Fahri ini hidup
dan mengurus kehidupannya sendiri. Berbeda dengan Jason dan Keira
yang memusuhi Fahri, Nenek Catarina ini sangat baik kepada Fahri
walaupun berbeda keyakinan.
“Nenek sudah tua. Kenapa tidak ibadah sabat di rumah saja?”
“Ibadah sabat di Sinagog itu satu-satunya hiburanku di hari
tua. Aku hatus ke sana.” Nenek Catarina berusaha melangkah tapi
langsung mengaduh, “Aow!”
“Saya khawatir ada masalah di kaki Nenek. Mari saya antar ke
rumah!” bujuk Fahri.
“Tidak. Aku harus tetap ke Sinagog. Tuhan begitu bak padaku.
Aku harus memuji-Nya. Tapi aku tidak bisa jalan ke halte bus.
Bisakah aku minta tolong dipanggilkan taksi?” 103
9) Baruch
Seorang yahudi dan mantan militer Israel yang mempuyai karakter
keras, tempramen, tidak mau mengalah dan mengakui keesalahan.
Anak tiri dari nenek Catarina ini mengusir sang nenek dari rumahnya
dengan alasan rumah tersebut adalah warisan dari almarhum ayahnya.
“Itulah gawatnya, kau ingat pembantaian di Masjid Herbon tanggal
25 Februari 1994 yang dilakukan oleh Baruch Goldstein?” 104
“Aku diusir oleh Baruch dari rumah ini. Aku diminta segera
meninggalkan rumah ini. Rumah ini mau dia jual. Jika aku tidak
meninggalkan rumah ini, aku akan diusir paksa.”
“Siapa Baruch itu?”
“Anak tiriku.” 105
e. Latar (setting)
102
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 33.
103
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 101-102
104
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h.108
105
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 192
49
Dalam novel ini kang abik menggunkan latar tipikal, yaitu latar
yang menjelaskan secara konkret akan unsur-unsur dari suatu latar,
baik unsur tempat, waktu maupun unsur sosialnya. Deskripsi latar
tempat dalam novel ini tersaji detail dan dilukiskan dengan diksi yang
indah.
1) Latar tempat
Stoneyhill
106
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), h. 227.
107
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 1.
108
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 2.
50
2) Latar waktu
Latar waktu behubungan dengan “kapan’ terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah
“kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual,
waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa
sejarah. Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap waktu sejarah
itu kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk kedalam
suasana cerita. 109
“Dulu, beberapa tahun sebelum Perang Dunia I, perdana
mentri inggris saat itu William Ewart Gladstone pernah terang-
terangan berkta kepada media inggris, ‘Selama kaum Muslim
memiliki Al-Qur’an, kita tidak akan bisa menundukan mereka.
Kita harus mengambilnya hdari mereka, menjauhkan mereka dari
Al-Qur’an, atau membuat ereka kehilangan rasa cinta pada kitab
suci mereka ini.” 110
Pagi itu tampak sedikit lebih cerah, langit lebih cerah
meskipun tetap ditutupi semburat awan abu-abu. Pendar sinar
matahari terhalang kabut tipis mulai mengintip di ufuk timur ketika
mobil Fahri memasuki kompleks Stoneyhill Grove. Paman Hulusi
langsung membawa mobil memasuki garasi. 111
3) Latar sosial
Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan
dengan prilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritkan
dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat
109
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), h. 230.
110
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 94.
111
Ibid,. h.33.
51
3. Unsur Ekstrinsik
a. Biografi Pengarang
112
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), h. 234.
113
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2012), cet. IX, h. 256.
52
114
Habiburrahman el-Shirazy, Pudarnya Pesona Cleopatra, (Semarang: Basmala Press,
2004), h.215.
115
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 694.
116
Habiburrahman el-Shirazy, Ayat-ayat Cinta, (Jakarta: Republik Press, 2004), h.204.
53
dan sastra, dia pun aktif dalam bidang penyiaran. Selama tahun 1994
hingga 1995 dia bekerja di radio JPI Surakarta.
Dalam bidang ilmiyah, prestasi Kang Abik pun cukup
membanggakan. Dia pernah menjadi pemenang terbaik kelima dalam
lomba karya ilmiyah remaja tingkat SLTA si-Jawa Tengah yang
diadakan oleh kanwil P dan K Jawa tengah, dengan judul tulisan:
Analisa Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja. 117
2) Masa Kuliah
Setelah lulus di Madrasah Aliyah Program Kusus (MAPK)
Surakarta, dia melanjutkan pengembaraan intelektualnya dengan
belajar di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadits, Universitas Al-Azhar,
Kairo. Ketika menempuh studi di Kairo tersebut, dia tetap aktif dalam
berbagai kegiatan keremajaan dann dakwah. Di tahun pertama kuliah,
ia segera aktif dan memimpin kelompok kajian Majelis Intensif studi
Yurisprodensi dan kajian pengetahuan Islam, Misykati, dari tahun
1996 hingga 1997.
Pada Juli 1996, El-shirazy terpilih menjadi duta Indonesia untuk
mengikuti “Perkemahan Pramuka Islam Internasional” yang diadakan
oleh The World Assembly of Moslem Youth (WAMY), selama sepuluh
hari di kota Ismailia. Dalam perkemahan tersebut, dia berkesempatan
memberikan orasi dengan judul: ‘Tahqiqul Amni was Salam fil ‘Alam
bi Islam’ (Realisasi Keimanan dan Perdamaian di Dunia Islam). Orasi
itu terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang
disampaikan peserta perkemahan berskala dunia Islam tersebut.
Pada tahun berikutnya, El-shirazy aktif di Majelis Sinergi Kalam
(Masika) ICMI Orsat Kairo selama dua thun. Tulisannya berjudul
“Membaca Insaniyah Al-Islam” terkodifikasi dalam buku wacana
Islam Universal, yang di terbitkan oleh kelompok kajian Misykati pada
117
Habiburrahman el-Shirazy, Di Atas Sajadah Cinta, (Semarang: Basmalah Press,
2004), h. 195-197.
54
118
Habiburrahman el-Shirazy, Ayat-ayat Cinta, (Jakarta: Republik Press, 2004), h. 416.
55
8 Memuliakan Al-Qur’an 96
17 Saling tolong menolong dan 26, 48, 85-86, 94, 102, 135,
membantu yang lemah 137
119
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
H. 200.
57
Dari fakta teks diatas dapat dipahami, bahwa ajakan untuk shalat yang
disampaikan oleh Fahri kepada Paman Hulusi, mengandung nilai
pendidikan akhlak yang sesuai dengan teori belajar behaviorisme, yaitu
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. 122Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan
pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif
yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan
akan membentuk perilaku mereka. Adapun metode pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan fakta teks diatas adalah metode pembiasaan.
120
Ibid,.h. 201.
121
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 12
122
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,
2012), cet. III, h. 6.
58
jika metode pembiasaan ini diterapkan sejak dini melalui keluarga sebagai
pondasi. Dilanjutkan dengan lingkungan sekolah dan masyarakat, maka
anak tersebut mempunyai pondasi atau benteng yang kokoh dalam
menjanga ketaatan kepada Allah dalam hal beribadah kepada-Nya.
123
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. h.31
59
Jangan beri kehormatan sidikit pun pada nafsumu, perlakukan dia sebagai
makhluk hina, pengkhianat yang tidak boleh diberi ampun!”
Demi mengingat nansihat itu, Fahri langsung bangkit. Ia mematikan
alarm dan bergegas ke kamar mandi untuk wudhu. Sejurus kemudian Fahri
sudah tegak menghadap kiblat dan membaca Surah Al-Mu’minun dengan
khusyuk. 124
Sikap yang ditunjukan oleh tokoh Fahri sesuai dengan teks diatas
merupakan sikap muslim sejati, yang lebih memilih bermesraan dengan
Allah dibandingkan asik merebahkan tubuhnya untuk istirahat. Ini
merupakan salah satu akhlak seorang hamba kepada Allah dengan cara
beribadah kepada-Nya. Teks di atas menjunjukan terdapat dua metode
dalam pendidikan akhlak, pertama metode ceramah yang dilakukan oleh
Syaikh Utsman seorang guru talaqqi di Meshir, kedua metode pembiasaan
yang dilakukan oleh tokoh Fahri.
Metode ceramah dalam pendidikan akhlak juga sangat penting, karena
dengan metode tersebut seorang guru dapan menanamkan nilai kognitif
kepada peserta didik, sehingga peserta didik tersebut dapat memahami
materi yang disampaikan.
“Lima belas menit lagi Shubuh, Paman. Ayo siap-siap ke masjid.
Nanti terlambat.”
“Baik Hoca. Teman Hoca, bagaimana, dibangunkan apa dibiarkan
saja?”
“Biar saya bangunkan, Paman. Kita tidak boleh meninggalkan saudara
kita ketinggalan keutamaan sebuah ibadah. Itulah makna iyyaka na’budu,
Paman!” 125
124
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 79-80
125
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 81
60
metode pendidikan yang digunakan sesuai dengan fakta teks di atas yaitu
metode pembiasaan.
Dari beberapa teks di atas, bisa diketahhui bahwa komponen-
komponen pendidikan meliputi tujuan, pserta didik, pendidik, metode, isi
dan lingkungan pendidikan. Pertama tujuan pendidikan yang terkandung
pada beberapa fakta teks di atas adalah untuk senantiasa istiqamah taat
beribadah kepada Allah. Kedua peserta didik pada teks di atas yaitu Paman
Hulusi dan Fahri. Ketiga pendidik yang terdapat pada teks di atas adalah
Syeikh Utsman dan Fahri. Keempat metode pendidikan akhlak yang
digunakan yaitu metode ceramah atau nasihat dan pembiasaan. Kelima isi
pendidikan pada fakta teks di atas yaitu tentang beribadah kepada Allah
Swt.
b. Mentauhidkan Allah
Mentauhidkan Allah yakni tidak memusyrikkan-Nya kepada sesuatu
apa pun. Seperti yang digambarkan dalam Al-Qur’an:
٤ َوﻟَﻢۡ ﯾَ ُﻜﻦ ﻟﱠ ۥﮫُ ُﻛﻔُ ًﻮا أَ َﺣ ۢ ُﺪ۳ ﻟَﻢۡ ﯾَﻠِ ۡﺪ َوﻟَﻢۡ ﯾُﻮﻟَ ۡﺪ۲ ﺼ َﻤ ُﺪ
ٱﻟﻠﱠﮭُﭑﻟ ﱠ۱ ٱہﻠﻟُ أَ َﺣ ٌﺪ
ﻗُ ۡﻞ ھُ َﻮ ﱠ
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan
yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada
pula diberanakan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.
(QS. Al-Ikhlash (12): 1-4) 126
126
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
H. 201.
61
Maha Pengasih dan Penyayang. Dia tidak boleh disekutukan dengan apa
pun juga. Itulah Tuhan dalam pandangan Islam.” 127
Penggalan teks diatas terjadi ketika tokoh utama Fahri menanggapi dan
menyanggah pernyataan dari Profesor Mona Bravmann yang menyatakan
semua agama sama dan bermuara kepada satu tujan yang sama, yaitu
Tuhan. Pada debat di Oxford Union, Ocford University. Fahri menjelaskan
pernytaan dari Profesor Mona Bravmann itu keliru, Fahri mengatakan
bagaimana mungkin bisa dikatakan semua agama itu sama apabila dari
konsep yang mendasar, misalnya tentang penggambaran Tuhan dari setiap
agama saja sudah berbeda. Apalagi konsep-konsep lainnya, seperti tata
cara beribadah, konsep hidup setelah mati dan lain sebagainya. Nilai
pendidikan akhlak yang terdapat pada penggalan teks tersebut adalah
pendidikan akhlak kepada Allah Swt dengan cara mentauhidkan-Nya yang
mana tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Swt.
Teori belajar yang terdapat pada penggalan teks tersebut adalah teori
kognitif. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh
orang lain. Adapan metode pendidikan yang terdapat pada teks di atas
adalah metode ceramah.
“Saya lihat ada kesombongan dalam diri Hoca, semua mau
diselesaikan dengan uang. Masalah keira diselesaikan dengan uang. Sebina
dengan uang. Nenek Catarina dengan uang. Semua dengan uang. Tapi apa
hasilnya?! Hanya kemubadziran belaka! Inilah jadinya kalau Hoca
terperangkap cara kapitalis!”
Fahri kaget, kata-kata Paman Hulusi meremas hatinya.
“Aku berlindung kepada Allah dari ketergantungan kepada materi dan
uang. Allahush shamad. Hanya Allah tempat bergantung. Paman, apakah
Paman tidak mengenl aku? Kata-kata Paman sungguh, aku jadikan
intropeksi. Tapi Paman, ketahuilah, teladanku dalam menyelesaikan
persoalan hidup adalah Baginda Nabi dan para sahabat. Ketika menolong
Keira, Sabina dan Nenek Catarina harus mengeluarkan uang. Memang itu
diperlukan sebagai wasilah. Apakah Paman lupa, Abu Bakar memakai
uang untuk memerdekakan Bilal bin Rabbah dari perbudakan!? Rasulullah
membayar unta Abu Bakar ketika hijrah!”
127
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h..571
62
128
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 487
129
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan, (Lembga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta), cet. Ke-I, h. 84.
63
1) Berdzikir
64
۱٥۲ ُوا ﻟِﻲ َو َﻻ ﺗَ ۡﻜﻔُﺮُو ِن ۡ ﻓَ ۡﭑذ ُﻛﺮُوﻧِ ٓﻲ أَ ۡذ ُﻛ ۡﺮ ُﻛﻢۡ َو
ْ ٱﺷ ُﻜﺮ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah (2): 152) 130
130
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH,
2007), h.204.
131
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 3
65
2) Berdo’a
132
Fadilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,(Jakarta: UIN
Jakarta Pers, 2005), cet. 1, h. 89.
66
133
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
h. 203.
134
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 64
135
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 141
67
“Ya intinya, ambil yang baik, buang yang tidak baik! Ambil yang
sesuai dengan ajaran Islam yang hanif, buang yang tidak sesuai ajaran
Islam!”
“Allahuma waffiqna ya Allah!” 136
Pada teks di atas terdapat metode nasehat, yaitu salah satu metode
untuk membentuk kepribadian seseorang agar menjadi insan kamil.
Bermula ketika Fahri memberikan nasihat kepada Misbah teman satu
universitas ketika di Universitas Al-Azhar Kairo. Fahri memberikan
nasihat untuk mengambil segala segala sesuatu yang baik, yang sesuai
dengan ajaran Islam, dan menjauhi segala sesuatu yang buruk. Untuk
menjalani itu semua tak lupa Fahri berdoa kepada Allah Swt, agar
senantiasa diberikan taufik oleh-Nya.
136
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 3
137
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 164
68
Doa Fahri pada teks di atas terjadi karena rasa miris Fahri melihat
situasi dan kondisi ummat Islam sekarang. Dimana ummat islam
terpecah belah, saling mementingkan ego, lebih mengedepankan dalil
masing-masing kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut,
bukan mementingkan persatuan dan kesatuan yang maslahatnya lebih
besar. Di dalam teks tersebut Fahri berdoa dengan lemah lembut “ya
Allah, satukan barisan umat kekasih-Mu Muhammad Saw. Ya Allah
lunakkan hati mereka dan tunjukan mereka jalan-jalan keselamatan”.
Salah satu akhlak kepada Allah yaitu dengan cara berdoa
kepadanya, karena Ia-lah satu-satunya tempat bergantung dan
memohon pertolongan. Allah Swt berfirman:
٥٥ ََﻀﺮﱡ ٗﻋﺎ َو ُﺧ ۡﻔﯿَ ۚﺔً إِﻧﱠ ۥﮫُ َﻻ ﯾ ُِﺤﺐﱡ ۡٱﻟ ُﻤ ۡﻌﺘَ ِﺪﯾﻦ ْ ۡٱد ُﻋ
َ ﻮا َرﺑﱠ ُﻜﻢۡ ﺗ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas”. (QS. Al-A’raf (7): 55)
d. Bersyukur
Syukur ialah suatu sifat mulia yang wajib dimiliki oleh setiap
individu muslim, yaitu menyadari bahwa segala nikmat-nikamat yang ada
pada dirinya itu merupakan karunia dan anugrah dari Allah semata dan
menggunakan nikamat-nikmat itu sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh-Nya. 138 Allah Swt berfirman:
ہﻠﻟِ َو َﻣﻦ ﯾَ ۡﺸ ُﻜ ۡﺮ ﻓَﺈِﻧﱠ َﻤﺎ ﯾَ ۡﺸ ُﻜ ُﺮ ﻟِﻨ َۡﻔ ِﺴۦِۖﮫ َو َﻣﻦ َﻛﻔَ َﺮ ﻓَﺈ ِ ﱠن ﱠ
۱۲ ﯿﺪٞ ٱہﻠﻟَ َﻏﻨِ ﱞﻲ َﺣ ِﻤ ۡ أَ ِن...
ۚ ٱﺷ ُﻜ ۡﺮ ِ ﱠ
"...Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman: 12)
Fahri mulai membaca kitab Sirrul Asrar itu. Kata demi kata ia baca
dengan seksama. Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani seperti masih hidup dan
memberikan wejangan kepadanya.
138
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
h. 208.
69
139
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h..141
140
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h..155
70
Dalam teks di atas terdapat nilai pendidikan Akhlak kepada Allah Swt
dengan cara bersyukur kepadan-Nya, terlihat Fahri mengucapkan syukur
atas segala taufik yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. lewat tokoh
Fahri, Kang Abik mengajarkan bahwa manusia itu tidak mampu apa-apa
kecuali dengan pertolongan-Nya. sebagai seorang hamba yang mendapat
nikmat dari-Nya, sudah sepantasnya ia bersyukur kepada-Nya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Swt dalam surah Ibrahim (15): 7:
۷ ﯾﺪٞ َوإِ ۡذ ﺗَﺄ َ ﱠذنَ َر ﱡﺑ ُﻜﻢۡ ﻟَﺌِﻦ َﺷ َﻜ ۡﺮﺗُﻢۡ َﻷَ ِزﯾ َﺪﻧﱠ ُﻜﻢۡۖ َوﻟَﺌِﻦ َﻛﻔَ ۡﺮﺗُﻢۡ إِ ﱠن َﻋ َﺬاﺑِﻲ ﻟَ َﺸ ِﺪ
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepdamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
e. Tawakal
141
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 156
71
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan
kepada-Nya lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah
Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai
dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. Hud (11): 123). 142
Dulu, Umar bin Khattab masuk Islam karena Doa Rasulullah Saw.
Dan tidak sedikit sahabat Nabi yang masuk Islam karena doa Rasulullah
Saw. Ia merasa tidak punya daya dan kekuatan apa-apa untuk mendakwahi
mereka. Dalam ketidakberdayaannya, ia hanya bia berdoa kepada Allah
agar Allah menurunkan hidayahnya kepada orang-orang yang ia kenal itu.
Semoga itu bisa menjadi jawaban jika kelak ia ditanya oleh Allah untuk
mempertanggungjawabkan apa saja yang telah a lakukan di jalan dakwah.
Ia telah mendoakan mereka. 143
Nilai akhlak dengan cara bertawakkal kepada Allah pada teks di atas
ketika Fahri mendoakan semua orang yang ia kenal termasuk orang non
muslim. Ia berdoa agar Allah senantiasa memberikan hidayah kepada
teman-temannya yang non muslim tersebut. Ia mencontoh baginda Nabi
Muhammad Saw yang berdoa untuk Ummar bin Khattab agar ia masuk
Islam. Berkat doa Nabi Ummar pun masuk Islam. Setelah ia berdoa, ia
pasrahkan semuanya kepada Allah Swt.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan, kewajiban seorang pendidik
hanyalah mengajarkan nilai-nilai kebaiakan kepada anak didik,
membimbingnya agar senantiasa menjadi manusia yang dicita-citakan
sesuai dengan tujuan pendidikan. Artinya tugas pendidik yaitu hanyalah
berikhtiar semaksimal mungkin, hasilnya serahkan kepada Allah SWT
untuk merubah tabiat anak didik menjadi lebih baik, yang awalnya tidak
142
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
h. 204-205.
143
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h..393
72
tahu menjadi tahu. Tawakkal di sisni bukan berarti menerima begitu saja,
tetapi ada evaluasi dari sistem pendidikan yang telah diterapkan apabila
tujua pendidikan itu belum tercapai.
Fahri psrah. Sakaratul maut sepertinya akan menghampirinya. Ia
menhyerahkan dirinya sepenuhnnya kepada Allah.
“Jika ini memang ajalku, aku ikhlas, ya Allah. Namun terimalah
kematian ku ini sebagai kematian orang yang berjuang di jalan-Mu.
Terimalah diriku dalaam barisan orang-orang yang mati syahid,” doa
Fahri dalam hati. 144
Al-khauf ialah sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang tidak
disenangi dari Allah SWT. 145 Adapun teks pada novel Ayat-Ayat Cinta 2
yang terdapat nilai khauf adalah sebagai berikut:
Mendengar hadits yang dibacakan oleh Misbah, jiwa Fahri ciut, air
matanya meleleh. Tiba-tiba, ia didera rasa cemas luar biasa. rasa takut luar
biasa. ia takut jika termasuk orang yang kelak akan dipanggil oleh Allah di
akhirat sebagai ‘penipu’. Oh, betapa menderitanya orang yang riya’. Oh,
144
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 505
145
Mujahidin, Akhlak Tasawuf I Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi,
(Jalarta: Kalam Mulia, 2000), h. 738.
73
146
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 140
147
Syaikh Musthafa al-Adawy, Fikih Akhlak, (Jakarta: Qisthi Press, 2010), cet. 15, h.
125.
148
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,
2012), cet. III, h. 17.
149
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h..275
74
g. Memuliakan Al-Qur’an
150
Mujahidin, Akhlak Tasawuf I Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi,
(Jalarta: Kalam Mulia, 2000), h. 740.
75
151
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. II, h. 171-172.
152
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 96
76
153
https://perpuskampus.com/metode-pendidikan-akhlak/
77
154
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 204-205
78
“Hai!”
Keira mengangkat mukanya melihat Fahri dan tidak
mengucapkan sepatah kata pun. Sekilah Fahri melihat wajah Keira
yang cantik, namun pucat karena baru selesai menangis. Keira
tidak menjawab.
“Are you OK?”
Keramahan Fahri itu tampaknya tidak menyenangkan Keira.
Gadis itu mendengus lalu masuk rumahnya tanpa menjawab
pertanyaan Fahri. Ia menutup pintu rumahnya dengan sedikit keras.
Fahri masuk ke dalam mobilnya sambil menyabarkan dirinya.
Paman Hulusi menyalakan mesin mobil itu dan siap berangkat
ketengah kota Edinburgh seperti biasa. 156
Nilai pendidikan yang terdapat pada teks di atas adalah
pendidikan dalam ranah afektif. Pada teks tersebut terlihat Fahri
yang berusaha ramah kepada tetangganya Keira dengan
menyapanya, namun mendapat timbal balik yang tidak diharapkan.
Walaupun demikian Fahri tetap sabar dalam menanggapi perilaku
tetangganya tersebut.
ً ﺻ ۡﺒ ٗﺮا َﺟ ِﻤ
٥ ﯿﻼ َ ﭑﺻﺒِ ۡﺮ
ۡ َﻓ
Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. (QS. Al-
Maarij (70): 5)
“Astaghfirullah!” kata Paman Hulusi setengah berteriak.
“Ada apa, Paman?”
Lihat ini, Hoca. Baca tulisannya!”
Di kertas HVS itu ada tulisan pakai spidol merah tebal yang
bunyinya: MUSLI = MONSTER!
Fahri dan Misbah mebaca istighfar.
Tulisan itu hendak dirobek oleh Paman Hulusi, namun
dicegah Fahri.
“Jangan dirobek, Paman. Biarkan utuh. Bawa kemari!”
155
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
h. 206.
156
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 36
79
157
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 77
158
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan, (Lembga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta), cet. Ke-I, h. 84
159
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 261
80
oleh Fahri pada teks di atas sesuai dengan firman Allah Swt, surah
Ar-Rum: 60:
3) Tawadu
160
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, (Jakrta: Bumi Aksara, 2009), cet. II,h. 98.
161
Multahim, Penuntun Akhlak, (Jakarta: Yudhistira, 2007), cet. II, h. 51
81
162
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 32
163
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 527
82
5) Berjiwa ikhlas
166
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan.,, h. 84
84
167
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 220
168
Ibid.,247
169
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 226
85
6) Hidup sederhana
170
https://perpuskampus.com/metode-pendidikan-akhlak
171
https://imadiklus.com/teori-teori-pendidikan-teori-kognitif-teori-pendidikan-
humanisme-teori-pendidikan-behaviorisme-teori-pendidikan-konstruktivisme/
86
172
Ippho’ Santosa, percepatan rezeki dalam 40 hari dengan otak kanan, (Jakarta, PT Elex
Media Komputindo, 2015), h. 18.
173
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 629
87
174
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
h. 215.
175
Thayib Sah Saputra dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak kelas X,
(Semarang, PT Karya Toha Putra, 2015), h. 84
176
Ibid,.h. 79.
88
“Budaya cuek dan tidak perhatian terhadap orang tua itu salah
satu budaya Eropa yang tidak layak kita bawa ke Indonesia.
Khususnya ketika orang tua sudah jompo.” 177
177
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 130.
178
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 519.
89
179
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 266
90
180
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alqur’an, (Jakarta: AMZAH, 2007),
h. 226.
181
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 26
91
ۡﻒ ﻟَﮭُﻢ
ُ ﻀ َﻌ ُﻮا ﱠ
َ ٰ ُٱہﻠﻟَ ﻗَ ۡﺮﺿًﺎ َﺣ َﺴ ٗﻨﺎ ﯾ ِ َﺼ ﱢﺪ ٰﻗ
ْ ﺖ َوأَ ۡﻗ َﺮﺿ إِﻧﱠ ۡﭑﻟ ُﻤ ﱠ
ﺼ ﱢﺪﻗِﯿﻦَ َو ۡٱﻟ ُﻤ ﱠ
۱۸ ﯾﻢٞ ﺮ َﻛ ِﺮٞ َوﻟَﮭُﻢۡ أَ ۡﺟ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki
maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan
pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya)
kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-
Hadid: 18)
182
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h.48
92
183
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 85-86
184
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 94
93
ٱہﻠﻟُ َﻋ ِﻦ ٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ ﻟَﻢۡ ﯾُ ٰﻘَﺘِﻠُﻮ ُﻛﻢۡ ﻓِﻲ ٱﻟﺪﱢﯾ ِﻦ َوﻟَﻢۡ ﯾ ُۡﺨ ِﺮﺟُﻮ ُﻛﻢ ﱢﻣﻦ ﱠﻻ ﯾَ ۡﻨﮭَ ٰٮ ُﻜ ُﻢ ﱠ
۸ َٱہﻠﻟَ ﯾُ ِﺤﺐﱡ ۡٱﻟ ُﻤ ۡﻘ ِﺴ ِﻄﯿﻦ
ِد ٰﯾَ ِﺮ ُﻛﻢۡ أَن ﺗَﺒَﺮﱡ وھُﻢۡ َوﺗُ ۡﻘ ِﺴﻄُ ٓﻮ ْا إِﻟَ ۡﯿ ِﮭﻢۡۚ إِ ﱠن ﱠ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena
agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS al-
Mumtahanah : 8)
185
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 137
186
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, (Jakrta: Bumi Aksara, 2009), cet. II,h. 68.
94
187
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 131
188
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 472
95
ِ ِ
ُﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪ َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻓَ َﻤ ِﺮ
ض ﻓَﺄَﺗَﺎﻩُ اﻟﻨِ ﱡ
َ ﱠﱯ أَ ﱠن ﻏُ َﻼ ًﻣﺎ ﻟﻴَـ ُﻬﻮد َﻛﺎ َن َﳜْ ُﺪ ُم اﻟﻨِ ﱠ
َ ﱠﱯ
ِ أ:ﺎل ِ
َﺳﻠَ َﻢ
ْ َﺳﻠ ْﻢ ﻓَﺄ ُ َُﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻳـَﻌ
ْ َ ﻮدﻩُ ﻓَـ َﻘ
“Seorang anak muda Yahudi yang menjadi pembantu Nabi sakit, lalu
Nabi menjenguknya, kemudian beliau bersabda : Masuk Islamlah!”
anak muda itupun masuk Islam.(Shahih al-Bukhari 6757)
3) Menjamu tamu
189
https://makalahku.wordpress.com/2012/12/21/berbuat-baik-kepada-non-
muslim/
96
4) Saling menasehati
190
IbHabiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. id.,332
191
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 332
192
Syaikh Musthafa al-Adawy, Fikih Akhlak, (Jakarta: Qisthi Press, 2010), cet. 15, h.
470.
97
193
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 133
99
194
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 140
100
195
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 158
196
Syaikh Musthafa al-‘Adawy, Fikih Akhlak, (Jakarta: Qisthi Press, 2010), cet. 15, h. 56.
101
197
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 154
198
Habiburrahman El-Shirazy, Ayat-ayat Cinta 2.,,, h. 179
102
8 Memuliakan Al-Qur’an 1 96
Jadi, dari akumulasi nilai akhlak dalam novel novel Ayat-Ayat Cinta 2
yang dominan adalah “saling tolong menolong dan membantu yang
lemah” didapati 7 peristiwa dalam novel tersebut. Ini bererti Akhlak
terhadap sesama manusia menjadi fokus penulis novel ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Novel AAC 2 ini sangat menginspirasi dan menggugah hati, adakah ayat
yang melatar belakangi penulisan novel tersebut?
Jawaban : Ada, Az-Zukhruf: 67
Narasumber Pewawancara