Skripsi
Oleh :
MAHMUDAH
NIM : 107011001030
Nama : Mahmudah
Nim : 107011001030
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi :Peran Pendidikan Agama Islam di Keluarga dalam
Membentuk Kepribadian Remaja
Pendidikan agama Islam yang diberikan pada remaja menuntut peran serta
keluarga karena dari institusi keluarga dapat memberikan pengaruh perkembangan
kepribadian kepada remaja. Pemberian pendidikan agama Islam dalam keluarga
terhadap pembentukan kepribadian remaja bertujuan untuk membimbing remaja agar
terbentuknya kepribadian Islami. Yaitu bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak
mulia, menjalani ibadah dengan baik serta mencerminkan dari sikap dan tingkah laku
anak dalam hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia dan sesama
makhluk, serta lingkungannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pendidikan agama
Islam di keluarga dalam membentuk kepribadian Islam. Sejauh mana orang tua
berperan terhadap pendidikan anak-anaknya.
Sesuai dengan karakteristik masalah yang diangkat dalam skripsi ini maka
dalam penulisannya, penulis menggunakan Metode Riset kualitatif, yaitu
menekankan analisanya pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif penulis gunakan untuk
menganalisis peran pendidikan agama Islam untuk menumbuhkan kepribadian Islami
remaja. Maka dengan sendirinya penganalisaan data ini lebih difokuskan pada
Penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni dengan membaca, menelaah dan
mengkaji buku-buku dan sumber tulisan yang erat kaitannya dengan masalah yang
dibahas.
Hasil penelitian yang penulis temukan terkait dengan peran pendidikan agama
Islam dalam keluarga dalam membentuk kepribadian remaja adalah sebagai berikut :
1) pendidikan agama Islam berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai agama
Islam pada remaja. Yaitu menanamkan nilai-nilai aqidah pada remaja, 2) kemudian
berperan pada pembinaan ibadah pada remaja, 3) juga berperan menanamkan nilai-
nilai akhlak pada remaja, 4) dan berperan menanamkan rasa ingin tahu (akal pikiran)
bagi remaja. Dengan dengan demikian remaja akan mampu tumbuh berkembang dan
mampu menghadapi tantangan zaman modern sekarang ini, serta mampu menjalani
kehidupannya sebagai hamba Allah.
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT sebagai pagar penjaga nikmat-Nya,
zat yang Maha Menggenggam segala sesuatu yang ada dan tersembunyi di balik
jagad semesta alam, zat yang Maha Meliputi segala sesuatu yang terfikir maupun
yang tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan bagi seluruh Umat Islam yang
terlena maupun terjaga atas sunnahnya.
Alhamdulillahirrabbil‘aalamiin, penulis mengucapkan rasa syukur
kepada Allah SWT atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Karena tanpa rahmat pertolongan-Nya tidaklah mungkin
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak
akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya,
sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam.
3. Ibu Marhamah Shaleh Lc, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
ii
4. Bapak Syamsul Aripin, MA, selaku pembimbing Skripsi yang telah
memberikan waktu, tenaga untuk membimbing, mengarahkan, dan
mengembangkan pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya
penyusunan skripsi ini dengan baik. Terimakasih pak atas
bimbingannya.
5. Ibu Dra. Hj. Ello Al-Bugis M, Ag selaku penasehat Akademik,
terimakasih atas nasehat dan arahan buat penulis.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan
perpustakaan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya, yang juga telah memberikan
fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan.
7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan pendidikan Agama Islam, yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri
pribadi penulis dan para mahasiswa pada umumnya.
8. Teruntuk ayah ku tercinta Bapak Kurtubi (Alm) semoga bahagia
dikhadirat-Nya dan ibunda tersayang Ramlah, terimakasih atas kasih
sayang yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang, yang
tak henti-hentinya memberikan do’a kepada penulis, serta dorongan
dan motivasi baik moral maupun material sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Teruntuk kakak-kakakku tersayang, Lukmanul Hakim. Ahmad Muadz,
Dian Utami, Ahmad Sahal dan Ahmad Baedowi, yang telah
memberikan do’a, support dan motivasinya kepada penulis sehingga
dapat terselesaikannya skripsi ini.
10. Teruntuk para keponakan-keponakanku Zulfan, Zahira, Zaky, Fathiya,
Zayyan, Chaca, sulthan, Alif, Raju dan Azri yang telah menghibur dan
memberi semangat kepada penulis sehingga penulis tak jenuh dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teruntuk abdul Malik yang telah memberikan do’a support dan
motivasinya kepada penulis.
iii
12. Teruntuk sahabat-sahabatku Qiroatul Husna, Marlina, Suaibah,
Fitryah, Lili Mufliha, Mawadah, Abdul Aziz, Ridwanullah, Saeful
Bahri, Anis Nurmala yang telah memberikan motivasi, support, do’a
yang selalu mendukung, dan menyemangati penulis selama ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian. .............................................................................. 6
v
C. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap
Pembentukan Kepribadian Remaja ................................... 35
1. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................ 35
b. Dasar Pendidikan Agama Islam .................................... 37
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................... 44
d. Materi Pendidikan Agama Islam .................................. 46
D. Pentingnya Pendidikan Agama Islam di Keluarga ........ 57
1. Konsep Remaja
a. Definisi Remaja .......................................................... 57
b. Ciri-Ciri Masa Remaja ................................................ 58
c. Kondisi-Kondisi yang Mempengaruhi Konsep diri
Remaja ........................................................................ 63
2. Pembahasan Hasil Kajian yang Relevan.......................... 64
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 85
B. Implikasi ................................................................................... 85
C. Saran ......................................................................................... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), h.
35.
1
2
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-
Rum 30)
2
PJ. Monks-A.M. P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi perkembangan ;
Pengantar dalam berbagai bagiannya, (Yogyakarta: Gadjah Mada university Press, 2002),cet. Ke-
14, h. 258-259
3
3
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia), h. 13.
5
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah penulis kemukakan di atas, maka teridentifikasi
masalahnya adalah sebagai berikut :
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi pokok
masalah dalam skripsi ini adalah : Bagaimana peran pendidikan agama di
keluarga dalam membentuk kepribadian remaja ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
pendidikan agama di keluarga terhadap pembentukan kepribadian remaja.
Khususnya dalam mengembangkan kepribadian remaja dibidang pendidikan
keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan ibadah, pendidikan sosial serta
pendidikan ilmu pengetahuan.
6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapakan agar :
a. Untuk mengetahui apa saja peran pendidikan agama dalam keluarga
terhadap pembentukan kepribadian remaja Khususnya dalam
mengembangkan kepribadian remaja dibidang pendidikan keimanan,
pendidikan akhlak, pendidikan ibadah, pendidikan sosial serta pendidikan
ilmu pengetahuan.
b. Sebagai pedoman bagi orang tua dalam membentuk kepribadian remaja
lewat pendidikan agama dalam keluarga.
c. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan agama
dalam membentuk kepribadian remaja.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Peran Keluarga Bagi Remaja
1. Pengertian Keluarga
Menurut kamus besar bahasa Indonesia keluarga adalah terdiri dari
ibu bapak dengan seisi rumah, orang yang seisi rumah yang menjadi
tanggungan dalam masyarakat, kesatuan kerabat, yang sangat mendasar
dalam masyarakat.1
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.
Bina Pustaka, 1980, cet. Ke-1, h. 326.
22
Rohiman Noto Widegdo, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Pustaka Anta, 1992,), cet. Ke-4,
h.22.
3
Atabih Ali, Kamus Inggeris Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003),
cet.Ke-I, h. 593.
8
6
Ali Turkamani, Bimbingan Kekuarga dan Wanita Islam, (Jakarta : Pustaka Hidayah
1992), cet. Ke-1 h. 30.
10
a. Fungsi Religius
b. Fungsi Biologis
Fungsi biologis keluarga berhubungan denagn pemahama-
pemahanan kebutuhan biologis anggota keluarga”.8 Di antara
kebutuhan biologis ini kebutuhan akan keterlindungan fisik guna
melangsungkan kehidupannya, keterlindungan kesehatan,
keterlindungan dari rasa lapar, haus, kedinginan, kelelahan, kesegaran
fisik. Termasuk juga kebutuhan biologis ialah kebutuhan
7
Jalaludin Rahmat dan Mukhtar Ganda Atmaja, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat
Modern, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994), cet. Ke-2, h. 20-21.
8
M.I. Soelaeman, Pendidikn dalam Keluarga,…(Bandung: CV. Alpabeta, 1994), h. 113.
11
c. Fungsi Edukatif
Yang dimaksud fungsi edukatif ialah, “fungsi keluarga yang
berkaitan dengan pendidikan anak khususnya, serta pembinaan
pendidikan anggota keluarga pada umumnya.9 Fungsi ini
mengharuskan setiap orang tua mengkondisikan kehidupan keluarga
menjadi situasi pendidikan yang dapat mendorong anak-anak untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada tujuan
pendidikan.
Dalam melaksanakan fungsi edukatif ini keluarga sebagai
salahsatu tri pusat pendidikan, dalam hal ini orang tua memegang
peranan utama dalam proses pembelajaran anaknya terutama dikala
mereka belum dewasa. Kegiatan pembelajaran orang tua anatara lain
melalui asuhan, pembiasaan, dan contoh teladan.
d. Fungsi Biologis
9
M.I Soelaeman, Pendidikan dalam Keluarga,...h. 685.
10
M.I. Soelaeman, Pendidikn dalam Keluarga,…(Bandung: CV. Alpabeta, 1994), h. 113.
12
e. Fungsi Protektif
Fungsi protektif (perlindungan ) dalam keluarga ini berfungsi
“memelihara, merawat dan melindungi si anak, baik fisik maupun
sosialnya”.
Fungsi ini menangkal pengaruh kehidupan pada saat sekarang
dan masa yang akan datang.
f. Fungsi Sosialisasi
g. Fungsi Ekonomis
h. Fungsi Rekreatif
3. Mendidik anak ( kedua orang tua ialah guru pertama dan utama
dalam bidang ini).
11
Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih untuk Mewujudkan Keluarga Sejahtera, Membina
Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pustaka Antara, 1996), h. 54.
12
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), cet. Ke-8, h. 82.
13
Hasan Basri, Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pustka Pelajar 1995), cet. Ke- 2, h. 90.
15
14
Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos 1999) cet. K-2, h. 212.
16
15
Utami Munandar,Membina Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pustaka Anatra, 1992), cet.
Ke-2, h. 174.
16
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997), cet. Ke-
1, h. 115.
17
Abdurahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet. Ke-II, h. 144.
17
18
Asy-Syaih Fuhaim Musthafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, Terj. Abdillah Obid,
(Jakarta: Mustaqim, 2004), h. 42.
19
Ramayulis, Psikologi Agama., (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 106.
20
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam., (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), h. 17.
21
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,…h. 14.
18
22
Nuraida, Rihlah Nuraulia, Character Building untuk Guru, (Jakarta, Aulia Publishing
House, 2007), h.59.
23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,… h. 288-290.
20
24
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, 292.
25
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,..h. 292.
26
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,..h. 68.
27
Ramayulis, Psikologi Agama,..h. 108-109.
21
28
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,..h. 14.
29
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,…h. 292.
22
30
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,…h. 56.
31
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,...h. 56.
32
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2002), cet. Ke- 2, h. 40.
33
Rafy Safuri, Psikologi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 163.
34
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,…h. 69.
23
2) Sturktur Ruh
Ruh adalah bangunan kepribadian manusia, ruh merupakan
substansi psikologis manusia yang menjadi esensi
keberadaannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Ruh adalah substansi yang memiliki nature tersendiri. Menurut
pada ahli Islam yang dikutip oleh Abdul Mujib, ruh memiliki
natur:
a) Kesempurnaan awal jisim manusia yang tinggi dan memiliki
kehidupan dengan daya, dan Berasal dari alam perintah yang
mempunyai sifat berbeda dengan jasad. (Ibn Sina)
b) Ruh ini merupakan lathifah (sesuatu yang halus) yang
bersifat ruhani. Ia dapat berfikir, mengingat, mengetahui dan
sebagainya. Ia juga sebagai penggerak bagi keberadaan jasad
manusia. Sifatnya gaib (al-Ghazali).
c) Ruh sebagai citra kesempurnaan awal bagi jasad alami yang
organik. Kesempurnaan awal ini karena ruh adapat dibedakan
dengan kesempurnaan yang lain yang merupakan pelengkap
dirinya, seperti yang terdapat pada berbagai perbuatan.
Sedangkan disebut organik karena ruh menunjukkan jasad
yang terdiri dari organ-organ (Ibn Rusyd).35
3). Sturktur Nafs
Dalam konteks ini, nafs memiliki arti psikofisik manusia,
yang mana komponen jasad dan ruh telah bersinergi. Nafs
memiliki nature gabungan antara nature jasad dan ruh. Apabila ia
berorientasi pada nature jasad maka tingkah lakunya menjadi buruk
dan celaka, tetapi apabila mengaju pada nature ruh maka
kehidupannya menjadi baik dan selamat.36
Struktur nafsani merupakan dimensi psikopisik manusia. Ia
memliki tiga daya pokok, yaitu kalbu (struktur supra kesadaran),
35
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,… h. 73.
36
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,…h. 79.
24
37
Ramayulis, Psikologi Agama,…h. 124.
38
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,… h. 86-109.
25
39
Netty Hartati. Dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004)
cet. Ke-1, h. 166.
40
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam.., h. 176.
41
Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, h. 357.
26
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya. (QS. Al-Fajr 89:27-28).44
4. Pengembangan Kepribadian dalam Islam
Dalam pengembangan kepribadian Islam, hal yang paling utama
untuk diperhatikan adalah pengembangan qalb (hati). Hati yaitu tempat
bermuara segala kebaikan Ilahiyah kerana ruh ada di dalamnya. Secara
psikologis, hati adalah cerminan baik buruk seseorang.45
Pengembangan kepribadian Islam dapat ditempuh dengan dua cara
pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Konten
Pendekatan Konten, yaitu serangkaian metode dan materi dalam
pengembangan kepribadian yang secara hierarkis dilakukan oleh individu,
dari jenjang yang terendah menuju jenjang yang paling tinggi, untuk
penyembuhan dan peningkatan kepribadiannya.46
42
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, h. 176.
43
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,… h. 177.
44
Departemen Agama RI, Al-Qur’an,..h. 1059.
45
Rafy Safuri, Psikologi Islam,…h. 113.
46
Rafy Safuri, Psikologi Islam,…h. 115.
27
47
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,…h. 389-394.
48
Rafy Safuri, Psikologi Islam,…. 117.
29
49
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,…h.396-408.
50
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), cet. Ke-VIII,
h. 184.
33
51
Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi,…h. 171-178.
34
52
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,…h. 76-80.
35
53
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1973), h..27.
54
Soegarda Porbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976),
h.214.
55
Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan 1, (Padang: Angkasa Raya, 1987 ), h. 8.
36
56
Ahmad D Marimaba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung; Alma’arif,
1989), cet. Ke- VIII, h.19.
57
Umam kholil, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Duta Aksara, 1998), cet. Ke-
1, h.5.
58
Umam kholil, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam, ....h. 6.
59
Syaifudin Anshori, Wawasan Islam Pokok Pemikiran Tentang Islam dan Umatnya,
(Jakarta, 1986), h.186
60
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), h.10.
37
61
Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Bandung: Amrica, 1985), h.63.
38
62
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), h.19.
63
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 1989), h.224.
39
1) Dasar Ideal
Yaitu dasar dari falsafah Negara yaitu pancasila, tepatnya pada sila
pertama yaitu sila keTuhanan yang Maha Esa, artinya setiap warga Negara
Indonesia harus beragama dan menjalankan syari at agama tersebut dengan
baik dan benar. Dalam Tap MPR No. II/MPR/1987 dusebutkan Dengan
sila keTuhanan yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan oleh
karenanya manusia Indonesia percaya dan Taqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.64
Untuk mewujudkan dari sila pertama tersebut, maka dapat
dikatakan mutlak diperlukan pendidikan yang mengarah pada agama,
sebab dengan pendidikan agama maka semua aspek yang menyangkut tata
kehidupan berpancasila akan terpenuhi.
2) Dasar Struktural/Konstitusional
Dasar konstitusional adalah dasar yang bersumber dari
perundangundangan
yang berlaku. Dasar konstitusional pendidikan agama telah tercantum
dalam UUD 1945 pada pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi “Negara
berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa (ayat 1)”. Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya. (ayat 2).65
Berdasarkan bunyi pada pasal 29 UUD 1945 tersebut, berarti
memberikan jaminan kepada warga Negara Republik Indonesia untuk
memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama yang dipeluknya
bahkan juga mengenai kegiatan yang dapat menunjang bagi pelaksanaan
ibadat. Dengan demikian pendidikan Islam yang searah dengan bentuk
ibadat yang diyakininya diberi izin dan dijamin oleh Negara.
64
BP-7 pusat, UUD-P5-GBHN, (Jakarta, 1993), h.5.
65
BP-7 pusat, UUD-P5-GBHN,…h.123.
40
66
BP-7 pusat, UUD-P5-GBHN,...104.
67
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama... h.19.
41
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (Q.S Al-Baqarah ayat 2 ).69
Surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
68
Imam Bawani, Segi- Segi Pendidikan Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1987), h.125.
69
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mahkota, 1989), h.8.
70
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya,…h.103.
42
2) Dasar psikologis
- Anak yang berkebutuhan khusus mengalami hambatan emosi,
sehingga kurang memiliki kepribadian yang sewajarnya
71
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya,… h. 951.
43
72
Depdikbud, Petunjuk Praktis Penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa,…h. 5-6.
73
Ahmad D Marimaba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,…h..45.
44
74
Ahmad D Marimaba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,… h. 46.
75
Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama,… h. 45.
76
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 1989), h. 417.
45
2) Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus pendidikan agama Islam ialah tujuan
yang pada setiap tahap/tingkat yang dilalui, misalnya tujuan pendidikan
agama untuk sekolah dasar berbeda dengan tujuan pendidikan agama
untuk sekolah menengah dan berbeda pula untuk perguruan tinggi.77
Zuhairini dkk, membagi tujuan pendidikan agama menjadi dua
macam yaitu:
a) Tujuan umum
Tujuan umum pendidikan agama ialah membimbing anak agar
mereka menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat agama dan Negara.78
b) Tujuan khusus
Tujuan khusus pendidikan agama adalah tujuan pendidikan agama
pada setiap tahap/tingkat yang dilalui, seperti tujuan pendidikan agama
untuk SD, dan tujuan pendidikan agama untuk tingkat SD adalah:
1. Penanaman rasa agama kepada murid
2. Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan rosulnya
3. Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global, seperti rukun Islam,
rukun iman dan sebagainya.
4. Membiasakan anak-anak berakhlak mulia, dan melatih anak-anak untuk
mempraktekkan ibadah yang bersifat praktik, misalnya sholat, puasa
dll.
5. Membiasakan contoh tauladan yang baik.79
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah membentuk pribadi manusia sejati yang menyerahkan
diri kepada Allah serta tunduk dan patuh kepada perintahnya dan menjauhi
semua larangannya. Dengan demikian luaslah pendidikan agama, selain
mementingkan urusan dunia juga akhirat, sebagaimana dalam firman
Allah dalam Q.S Alqoshosh ayat 77:
77
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya,… h. 46.
78
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: usaha Nasional, 1983), h.45
79
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama,...h. 46
46
80
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya,...h. 315.
81
Nasrudin Razak, Dienul Islam (Bandung: Al-Ma’arif 1986), h.35.
47
82
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), h.6.
83
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya,...h. 329.
48
84
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama,...h. 60.
85
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya,...h. 141.
86
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-II,
h.156.
49
87
M. Basofi Soedirman, Eksistensi Manusia dan Agama, (Jakarta: Yayasan Annash,
1995), h. 57.
88
H. Bisri Affandi, MA, Dirasat Islamiyah I, (Surabaya: CV Aneka Bahagia, 1993), h.61.
89
Masfuk zuhdi, pengantar ilmu syari ah, (Jakarta: Haji Mas Agung, 1989), cet. Ke-1,
h.1.
90
Sidi Ghazalba, masjid pusat ibadat dan kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 1989), cet.Ke-V.
50
91
Depag RI Al-Qur an dan terjemahannya,..h.5.
92
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hidakarya Agung,
1990), cet.Ke- XII, h. 46.
93
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV.Ruhama,
1995), h.10.
94
Mahyudi, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Alam Mulia,1991), h.7.
95
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1970), h.104.
51
96
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama...h. .32.
52
97
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta, Erlangga : 1980) h. 206.
98
Nuraida, Rihlah Nuraulia, Character Building untuk Guru..., h. 77.
99
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan..., h.207.
53
100
PJ. Monks-A.M. P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan
;Pengantar dalam Berbagai Bagiannya...,h.260.
54
Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari milie
orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya. Ericson
menambahkan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego. Sudah
barang tentu pembentukan identitas, yaitu perkembangan ke arah
individualitas yang mantap, merupakan aspek yang penting dalam
perkembangan berdiri sendiri. Bahwa kita tidak tenggelam dalam peran
yang kita mainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar, teman sejawat,
pembimbing dan sebagainya. Tetapi dalam hal-hal tersebut tetap
menghayati sebagai pribadi dirinya sendiri, adalah suatu pengalaman yang
harus dimiliki remaja dalam perkembangan yang sehat102.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotif budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak
rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku
101
Nuraida, Rihlah Nuraulia, Character Building untuk Guru, h. 78.
102
PJ. Monks-A.M. P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan ;
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya...,h. 279.
56
2. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik
merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah
diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan
tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3. Kepatutan sex
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu
remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidak patutan seks membuat
remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai identitas dan
individualitas.
8. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan
reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak keberhasilan
daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan
diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik103.
2. Pembahasan Hasil Kajian yang Relevan
Untuk lebih memperkuat teori ini, maka ada beberapa pembahasan hasil
kajian peneliti sebelumnya yang ada sangkut pautnya dengan judul ini, yaitu:
a. Rohmayati Yahya dalam skripsi berjudul “Pendidikan Islam dalam
Keluarga sebagai Pembentuk Kepribadian Anak” tahun 2005.
Membuktikan bahwa kedudukan orang tua dalam pendidikan anak adalah
penentu atau peletak dasar kepribadian anak. Anak dilahirkan dalam
keadaan suci. Dari lingkungan keluargalah salah satunya yang dominan
kepribadian anak berkembang. Dengan memberikan pendidikan Islam
dalam lingkungan keluarga, maka anak memperoleh bekal cukup untuk
kehidupan di masa yang akan datang. Adapun pendidikan Islam itu
ditekankan pada aspek keimanan, amaliah, ilmiah, akhlak, dan sosial yang
diaplikasikan dalam bentuk keteladanan yang dilakukan oleh orang tua.
Dari keteladan itu anak akan memahami bahwa pelaksanaan ajaran agama
harus benar-benar dilaksanakan. Dengan hasil penelitian ini, penulis ingin
lebih mengkhususkan penelitian kepada konsep Pendidikan Islam untuk
menumbuhkan kepribadian Islami anak.
b. Ela Nurhalalah dengan judul skripsi “Fungsi perhatian Orang Tua dalam
Upaya Pembentukan Kepribadian anak” tahun 2008. Menyimpulkan,
bahwa orang tua merupakan faktor penting dalam pembentukan
103
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,…h.235.
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa
harus dibuktikan. Atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel
atau atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
mebuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa metode deskriptif
merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya
tidak perlu merumuskan hipotesis.1
Tujuan penelitan deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek
yang diteliti secara tepat tentang kemampuan berpikir kritis siswa.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), cet. Ke-VIII,
h. 206.
61
B. Fokus Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memfokuskan kepada masalah
menanamkan nilai-nilai aqidah pada remaja, menanamkan nilai-nilai
ibadah pada anak remaja, menanamkan nilai-nilai akhlak pada remaja,
menanamkan rasa ingin tahu (pendidikan akal).
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode
penelitian kepustakaan (Library Research), adapun metode yang
dilakukan adalah:
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung : Alfabeta, 2008), cet.Ke-6, h.308.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1
Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2007) cet. Ke. 2, h. 184
64
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, h. 654.
3
Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasullullah SAW, terj. Bahrun
Abubakar Ihsan Zubaidi, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2000), h. 339.
65
4
Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam... , h. 189
5
Masjfuk Zuhdi, Studi Islam..., h. 8
66
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, h. 655
68
7
Hamzah Ya’kub, Etika Islam, Pembinaan Aklhlaqulkarimah, (Bandung: CV.
Diponegoro, 1988), cet. Ke 4, h. 12
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, h. 655
69
9
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidika,(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), cet. Ke-1 h. 15
70
cara ancaman, kekejaman dan siksaan badan, dan ia juga jangan merasa
diabaikan dan merasa kekurangan dan kelemahan. Begitu juga jangan
dilukai perasaan mereka dengankeritik tajam, ejekan cemoohan,
menganggap enteng pendapatnya serta membandingkannya dengan
anak-anak tetangga dan kaum kerabat yang lain.
2. Berikanlah ia peluang untuk menyatakan diri, keinginan, pikiran, dan
pendapat mereka dengan menyatakan secara sopan dan hormat, di
samping menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan menunaikan
tugas yang dipikulkan kepadanya.
3. Ajarkan kepada mereka berbagai jenis ilmu yang dapat merangsangnya
untuk mempergunakan fikirannya, seperti ilmu mantik, matematika dan
sebagainya.10
Berdasarkan hal-hal tersebut bahwa keluarga dalam hal ini orang
tua jelas berperan dalam perkembangan dan mengembangkan kepribadian
anak dalam hal ini remaja. Orangtua menjadi faktor penting dalam
menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan
gambaran kepribadian sesorang setelah dewasa. Jadi gambaran
kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seseorang setelah dewasa,
banyak ditentukan oleh keadaan dan proses-proses yang ada dan terjadi
sebelumnya. Para ahli sependapat bahwa dasar kepribadian anak
ditanamkan dan terpola pada tahun-tahun awal kehidupan anak. 11
Keluarga dianggap sebagai tempat berkembangnya individu,
dimana keluarga ini merupakan sumber utama dari sekian sumber-sumber
pendidikan nalar seorang anak. Keluarga ini juga dinilai sebagai lapangan
pertama, dimana di dalamnya seorang anak akan menemukan pengaruh-
pengaruh dan unsur-unsur kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.12
10
Ramayulis Dkk, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Radar Jaya Offset), h.
86-87.
11
Singgih D. Gunasa, Yulia Singgih D. Gunasa, Anak Remaja dan Keluarga,(Jakarta:
Penerbit Libri, 2011 ), h. 93.
12
Asy-Syaih Fuhaim Musthafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, Terj. Abdillah Obid,
(Jakarta: Mustaqim, 2004), h. 42.
71
13
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, ..h. 39-43
14
Singgih, Yulia Singgih, Anak Remaja Dan Keluarga... h. 92
72
15
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), cet. Ke-7, h. 96.
73
16
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam menggali Tradisi
Meneguhkan Eksistensi, (Malang: UIN Malang Perss, 2007), h. 96.
74
17
Asy-Syaih Fuhaim Musthafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim..., h. 320
76
18
Ma’mur daud, Terjemah Shahih Muslim, Jilid 4, ( Jakarta: Widjaya, 1984), cet. Ke-1, h.
242.
77
19
Ma’mur Daud, Terjemah Shahih Muslim... Jilid 4, h. 242-243.
78
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Keluarga dalam hal ini adalah orang tua memiliki peranan yang sangat
penting terhadap pendidikan remaja, terutama pada pendidikan agama islam
harus di terapkan pada anak. Keluarga juga harus memberikan bimbingan dan
arahan sebaik mungkin kepada remaja, karena anak atau remajadi sini adalah
merupakan anugerah yang diberikan Allah yang harus dijaga.
Jadi jelas bahwa orang tua wajib memberikan pendidikan agama Islam
kepada anak remajanya, karena dengan adanya peran Pendidikan Agama Islam
dikeluarga dalam membentuk Kepribadian Remaja, remaja akan mampu
80
B. Implikasi
C. Saran-Saran
Daftar Pustaka
Abdur Rahman, Jamal, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasullullah SAW, terj.
Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2000
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1992, cet. Ke-
VIII
Daradjat, Zakyah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012
Daud, Ma’mur, Terjemah Shahih Muslim, Jilid 4, Jakarta: Widjaya, 1984, cet. Ke-
1
Depag RI Al-Qur an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 1989
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2004), Cet. VIII
Kholil, Umam, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Duta Aksara, 1998
Knoers, PJ. Monks-A.M. P, Haditono, Siti Rahayu, Psikologi perkembangan
Pengantar dalam berbagai bagiannya, Yogyakarta: Gadjah Mada university
Press, 2002
Mahyudi, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Alam Mulia,1991.
Malik, Abdul karim Amrullaah, dan Djumransjah, Pendidikan Islam menggali
Tradisi Meneguhkan Eksistensi, Malang: UIN Malang Perss, 2007
Marimaba, D. Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung; Alma’arif,
1989, cet. Ke- VIII
Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Surabaya: CV Citra Media, 1996
Mujib, Abdul, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006
Noto Widegdo, Noto Widegdo, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Pustaka Anta, 1992,
cet. Ke-4
_______. Dkk, Pendidikan Islam dalam Rumah tangga, Jakarta: Radar Jaya
Offset
Sabri, M. Alisuf , Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999, cet.
Ke-1
Singgih, Yulia, Gunasa, D. Singgih, Anak Remaja dan Keluarga, Jakarta: Penerbit
Libri, 2011
TM, Fuaduddin, Pengasuh Anak Dalam Keluarga Islam, Jakarta: Lembaga Kajian
Agama Dan Jender, 1999
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. Ke-
II
_______. Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993