SKRIPSI
Oleh
NURUL ANIFAH
NIM 111 13 294
1
2
3
4
5
MOTTO
Budi pekerti adalah „juru bicara‟ hati yang bersih (Gus Mus)
vi
6
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah Swt. skripsi sederhana ini penulis persembahkan
untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sarbini dan Ibu Juwarti yang selalu
skripsi ini.
4. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu wawasan serta
vii
7
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Penyanyang. Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.
yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam
penulis sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw. yang
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
viii
8
6. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali
8. Berbagai pihak secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu
baik moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
bahwa dalam penulisan ini jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan
Dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Nurul Anifah
NIM: 11113294
ix
9
ABSTRAK
x
10
DAFTAR ISI
MOTTO.......................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
G. Sistematika Penulisan................................................................... 11
B. Karya-karya.......................................................................... ........ 21
xi
11
C. Sekilas Tentang Buku.................................................................. 22
D. Corak Pemikiran........................................................................... 23
AKHLAK……………………………………………………… 26
1. Pengertian Pendidikan.............................................................. 26
AKHLAK DI INDONESIA…………………………………….. 44
BAB V. PENUTUP………………………………………………………...... 66
A. Kesimpulan............................................................................ .. 66
B. Saran-saran ................................................................................... .. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang mana satu pokok tujuan risalahnya adalah perihal akhlak. Beliau
makhluk Allah swt. yang dikaruniai akal. Mencari tahu dari diri sendiri,
memiliki arti khusus dan arti luas. Dalam arti khusus pendidikan hanya
dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum
1
pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
pendidikan bagi manusia sudah tidak dapat dielakkan lagi. Selain sebagai
mulia.
kehendak dan terlaksana tanpa keterpaksaan oleh satu dan lain sebab
bahwa Allah mempunyai sifat sempurna dan tidak memiliki sifat kurang,
baik oleh akal dan agama baik, pemiliknya dinilai memiliki akhlak mulia.
2
Sebaliknya pun demikian”.(Shihab:2016,5). Begitu istimewanya sebuah
dinyatakan telah hilang dari dalam diri seorang muslim. Bahkan akhlak-
mendengar dari orang Barat bahwa apa yang mereka baca tentang islam
jauh berbeda dengan apa yang dipraktikkan oleh yang “mewakili” Islam.
Demikian terlihat bahwa memang ada yang hilang dari kita atau tidak
Kita Akhlak)”.
B. Rumusan Masalah
3
2. Bagaimana relevansi pemikiran M. Quraish Shihab tentang pendidikan
C. Tujuan Penelitian
Quraish Shihab.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis
1. Teoritis
2. Praktis
4
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Adapun sumber data primer adalah buku “yang hilang dari kita
5
Sumber data sekunder didapatkan dari sumber-sumber
berbagai buku dan karya ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini.
4. Analisis Data
yaitu:
a. Metode Deskriptif
akhlak.
b. Metode Analisis
6
Metode analisis yaitu penanganan terhadap suati objek-
F. Penegasan Istilah
ini,antara lain:
1. Pendidikan Akhlak
istilah Pedagogi yaitu berasal dari Bahasa Yunani Kuno Paedos dan
7
Akhirnya pedagogie diartikan sebagai budak yang mengantarkan anak
(Jumali dkk,2004:19).
8
dalam perbuatan. Sedangkan etika diartikannya dengan ilmu tentang
apa yang baik apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak) (Shihab,2016:3).
yang kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan) lahir sesuatu yang positif
bahwa akhlak dalam pengertian budi pekerti maupun sifat yang mantap
Masih dalam buku yang sama yaitu yang Hilang dari Kita
mengemukakan bahwa:
9
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan
2. M. Quraish Shihab
10
Banyak karya atau pemikiran beliau yang menjadi sumber atau rujukan
G. Sistematika Penulisan
Bab II. Bab ini berisi tentang biografi (meliputi biografi dan setting
Bab IV. Bab ini berisi analisis tentang konsep pendidikan akhlak
11
BAB II
A. Setting Sosial
1. Masa Kecil
12
Shihab adalah marga yang sudah melekat pada leluhur Quraish
dari pihak ayahnya selama ratusan tahun. Shihab merujuk pada dua
atau syahab sebenarnya sama saja, yaitu suluh api atau bintang.
Ayahnya mengatakan kata syihab lebih tepat karena sesuai yang tertera
atau pakar Al Qur‟an yang sampai saat ini menjadi sesuatu yang
13
membimbingnya. Petuah dari Sang Ayah menumbuhkan benih-benih
“Kalau perlu Aba jual gigi” dan “jangan pulang sebelum doktor”
(Anwar,dkk,2015:12-13).
2. Nyantri di Malang
(Anwar,dkk,2015:43).
14
mengamalkannya harus disertai kerendahan hati dan rasa takut kepada
Allah. Hal itu tidak hanya didengarnya sebagai petuah akan tetapi
Habib jauh lebih berarti dari belasan tahun masa studi saya di Mesir.”
(Anwar,dkk,2015:49).
dan Nasution,2010:252).
lama karena memang ayahnya tidak mengirimi uang tetapi tidak putus
15
Quraish Shihab menemukan sosok idola seperti Habib Abdul
itu justru menjadi pintu untuk Quraish memasuki lebih dalam ranah
(Anwar,dkk,2015:69).
di saat lemah yaitu “ingin seperti Syeikh Abdul Halim Mahmud dan
Quraish sudah meraih gelar Master of Art (M.A) pada jurusan yang
16
sama. Tesisnya tak jauh dari Al Qur‟an. “Al-I‟jaz at-Tasyri‟i li al-
Hukum) (Anwar,dkk,2015:72).
4. Keluarga Shihab
Khadijah (Anwar,dkk,2015:94).
(Anwar,dkk,2015:105)
1976 di Solo lahirlah anak pertama mereka yang diberi nama Najeela
17
(Elaa). Anak kedua lahir setahun berikutnya, 16 September 1977,
bertepatan dengan Hari Raya „Idul Fithri 1 Syawal. Kali ini melahirkan
mata bundar, dan rambut hitam lebat ini diberi nama Najwa (Nana).
pada tanggal 30 Agustus 1986. Anak bungsunya ini debiri nama Nahla.
5. Pengabdian
18
Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang
Qur‟an. Untuk meraih gelar doktor dalam bidang ini. Tekad yang kuat,
(Anwar,dkk,2015:75).
19
Muslim Indonesia (ICMI), Perhimpunan ilmu-ilmu Syari‟ah,
Kebudayaan.
hanya dua bulanan saja, karena terjadi resistensi yang kuat terhadap
satu set.
20
studi tentang Al-Qur‟an bernama Pusat Studi Al-Qur‟an (PSQ) di
mendirikan penerbit Lentera Hati (nama yang diambil dari salah satu
judul bukunya).
Bakar Zikra, Syaikh Abdul Aziz Ahmad, dan Habib Abdul qadir
kumpulan artikel yang dihimpun menjadi buku. Kurang lebih ada sekitar
diantaranya adalah:
21
1. Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur‟an
kariernya sebagai dosen, guru besar, dan ulama, Quraish Shihab tetap
enam ceramah lisan yang disampaikan oleh Quraish Shihab pada akhir
tahun 2015. Hal itu bermula ketika heboh-hebohnya kasus yang kemudian
dikenal secara bercanda dengan istilah “Mama minta pulsa,” yakni adanya
tuduhan bahwa Ketua Lembaga Negara yang sangat terhormat dan yang
22
anggota-anggotanya digelari dengan “Anggota Terhormat”
kewajaran hal di atas ditinjau dari segi hukum dan akhlak, lebih-lebih
mestinya menjadi teladan. Yang Hilang itu adalah Akhlak. Quraish Shihab
benak dan ataun memberi penilaian wajar atau tidak kasus di atas. Di
umum dan dari sini pula sekian banyak hadirin yang mengharapkan
Quraish Shihab membukukannya dan inilah yang terhidang dari buku ini
(Shihab,2016:xiv).
1. Bidang Teologi
wahyu, maka dari itu dikenal sebagai sosok yang moderat. Hal ini
23
a. Kemampuan untuk mengetahui sifat-sifat, fungsi, dan kegunaan
b. Akal dan pikiran serta panca indera, dan kekuatan positif untuk
kepada makhluk.
diambil dua kesimpulan yaitu: pertama, Ada suatu hal yang tidak dapat
dirubah dalam situasi dan kondisi apapun. Hanya satu yang dapat
menjangkaunya yaitu wahyu. Kedua, ada suatu hal pula yang manusia
pendapat saja bisa menimbulkan kesan hanya pendapat itu saja yang
benar.” dan beliau jika ditanya paling suka menjawab bahwa si-A
berkata seperti ini, si-B berkata ini, dan si-C berkata begini. Oleh
24
karena itu sering dinilai kebanyakan orang sebagai seseorangrang yang
3. Bidang Tasawuf
kepada Al Qur‟an dan Hadis. Dalam hal ini dapat dilihat dari beberapa
hukum sebab akibat. Konsep ini beliau ambil dari Al-Qur‟an yang
4. Bidang Tafsir
demi ayat, surat demi surat, sesuai dengan susunannya yang terdapat
bahwa metode tahlili memiliki kelemahan, maka dari itu beliau juga
dibicarakannya (Shihab,2002:ii).
25
BAB III
A. Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan
berasal dari Bahasa Yunani Kuno Paedos dan agoo. Paedos artinya
belajar (Jumali,dkk,2004:17).
26
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
2. Pengertian Akhlak
yang kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan) lahir sesuatu yang positif
bahwa akhlak dalam pengertian budi pekerti maupun sifat yang mantap
apa yang baik apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak) (Shihab,2016:3).
27
Masih dalam buku yang sama yaitu yang Hilang dari Kita
mengemukakan bahwa:
yang didasarkan atas ajaran Islam. Pada sistem pendidikan Islam ini
28
B. Pendidikan Akhlak Menurut Quraish Shihab
yang antara lain menjadikannya terbuka atau tertutup, mudah atau tidak
jarang dipengaruhi oleh faktor keturunan, juga zat-zat tertentu dalam tubuh
(Shihab,2016:4).
Quraish Shihab menyatakan “Ia adalah adat kebiasaan yang telah diterima
dan dianggap baik oleh masyarakat tertentu walaupun itu tidak diterima
29
seseorang dan yang tampak ke permukaan melalui kehendak/kelakuan dan
itu terlaksana dengan sangat mudah, tanpa keterpaksaan oleh satu dan lain
sebab.
baik adalah apa yang dianggap akal baik dan yang buruk adalah yang
menekankan bahwa yang baik adalah apa yang ditetapkan oleh Allah
melalui tuntunan agama sebagai sesuau yang baik dan yang buruk apa
dinilai Allah baik, kecuali dinilai juga oleh akal yang sehat/baik, begitu
30
seperti baik kalau digunakan dengan cara dan tujuan yang baik dan
kekuatan.
untuk menilai sesuatu itu baik adalah bahwa kebaikan itu dilakukan
31
Dalam pandangan Islam, Allah adalah sumber Kebaikan dan
2. Akhlak Luhur
tali agama.” Karena itu, akhlak harus bersumber dari ajaran agama.
32
Quraish Shihab menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang
a. Potensi
diri yang harus bergabung dan menyatu secara seimbang dalam diri
1) Potensi ilmu
33
dan yang batil dalam kepercayaan, serta yang indah dan yang
2) Potensi amarah
3) Potensi syahwat/keinginan
4) Potensi adil
34
Jadi, kesimpulannya manusia memiliki akal, emosi dan
bersasal dari norma agama ada pula yang dihasilkan oleh budaya
relatif. Dapat berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain.
Norma yang sesuai dengan ajaran Islam disebut ma‟ruf dan yang
35
cium pipi kiri) antara pria dan wanita yang bukan mahram,
(Shihab,2016:213-214):
36
Allah adalah wujud yang teragung, maka tempatkan
(Shihab,2016:218).
(Shihab,2016:220).
37
2) Sopan santun terhadap Rasul saw.
(Shihab,2016:222-224).
lain.
38
menyembelih/membunuh binatang dengan penuh rahmat dan
(Shihab,2016:297).
seorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan sikapnya selalu
39
seorang ayah yang tidak dituntut untuk membiayai dengan sama
a. Pembiasaan
akhlak (Shihab,2016:91).
40
Pentingnya pembiasaan dalam pembelajaran atau kegiatan
Ramadhan selama satu bulan penuh dan disusul dengan enam hari
(Shihab,2016:93).
41
b. Meniru Keteladanan
42
Selain dua cara di atas, Quraish Shihab menekankan
buruk dan atau apa yang sebaiknya dilakukan, lalu disusul dengan
43
BAB IV
bukunya Yang Hilang dari Kita Akhlak, meliputi pengertian akhlak, pembagian
akhlak, akhlak luhur, hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai akhlak dan cara
Rasul, sesama manusia, makhluk lain dan benda-benda tak bernyawa. Semua
pendapat yang diutarakannya bersumber pada Al Qur‟an dan Hadits yang mana
dinamakan hati nurani adalah suatu reaksi yang berasal dari dalam hati.
Menurut Quraish Shihab (Shihab, 2016: 44) perihal hati nurani yaitu:
Jika patuh pada petunjuk hati nurani, mereka akan menghargai diri
mereka sendiri di samping kepuasan yang tampak pada diri mereka,
yakni kepuasan akhlaki, tetapi jika tidak mengikutinya, mereka akan
merasakan kehinaan pada diri mereka atau lebih dikenal dengan istilah
teguran hati nurani.
44
Moral yang diajarkan dan dipraktikkan oleh para leluhur bangsa kita,
dikatakan bahwa akhlak yang hilang adalah akhlak luhur yang sesuai dengan
tuntunan agama, bahkan tanpa sadar banyak nilai-nilai ajaran Islam yang justru
hilangnya akhlak telah begitu jelas terlihat terutama oleh para pemuka negara
seperti wakil rakyat yang mana gerakan sedikitpun akan menarik perhatian
seluruh media. Perlu adanya pengetahuan tentang baik dan buruk secara luas
serta dalam untuk dapat menemukan kembali sesuatu yang hilang itu.
kebalikannya. Penilaian baik dan buruk pun dapat berubah antara satu tempat
dengan yang lain. Meskipun begitu, tetap harus didasarkan kepatuhan kepada
Allah swt. karena kuasa tetap berada di tangan-Nya. Tidak ada satu pun yang
terjadi tanpa campur tangan Allah swt. Sedang yang paling utama dalam
konteks akhlak kepada Allah adalah menisbahkan segala yang baik kepada-
Nya dan menafikan segala yang buruk (Shihab,2016:217). Allah adalah sumber
kebaikan dan yang menurut manusia buruk pada hakikatnya adalah kebaikan
bagi manusia itu sendiri apabila mau menelaah, merenungkan dan mengambil
hikmah darinya.
45
Artinya:“Setiap manusia diciptakan dalam keadaan fitrah (kesucian)
hanya saja kedua orang tuanya (lingkungan) yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi” (HR.Muslim).
dua hal pokok, yang pertama adanya fithrah yang melekat sejak kelahiran anak
dan yang kedua adalah pengaruh lingkungan. Yang dibawa antara lain fithrah
keagamaan yang suci, yakni pengakuan yang terpendam di dalam jiwa tentang
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Meski dapat redup pada akhirnya akan
Potensi ini lah yang perlu adanya asah dan asuh sehingga muncul sebagai
secara seimbang untuk mencapai puncak akhlak, apabila sebagian saja maka
hanya dinamai relatif berakhlak luhur. Potensi tersebut adalah potensi ilmu,
melahirkan akhlak luhur. Dari keempat potensi tersebut puncaknya adalah adil
dalam segala hal yaitu menempatkan sesuatu pada tempat dan kadarnya.
46
Quraisy Shihab (Shihab,2016:39) menyatakan bahwa bila manusia
sedangkan keadilan menjadi yang terakhir karena merupakan hasil dari aneka
yaitu dinyatakan bahwa tidak mustahil mereka semua mendengar bisikan dari
hatinya yang dinamai hati nurani. Hati nurani terbentuk dari pendidikan,
pengalaman, dan lingkungan sehingga tidak mustahil ada bisikan nurani yang
dibisikkan oleh setan atau nafsu. Seperti terjadi pergulatan dalam diri manusia
untuk menerima bisikan malaikat yang mendorong pada kebaikan atau setan
yang mendorong pada keburukan. Apabila dijadikan sebagai tolok ukur maka
hati nurani yang telah terbentuk melalui pendidikan dan lingkungan yang
sesuai dengan nilai-nilai kebenaran universal serta nilai-nilai agama dan norma
budaya positif.
cara yaitu pembiasaan dan meniru keteladanan. Pertama, kebiasaan dapat lahir
47
agama pembiasaan dinamai takhalluq yang seakar dengan kata akhlak.
Islam, karena ada kegiatan buruk yang telah menjadi kebiasaan seperti minum
meminumnya pada saat tertentu seperti shalat wajib dan akhirnya melarangnya
bahwa kebiasaan buruk pun dapat dihilangkan perlahan melalui penjelasan dan
anak shalat sejak berusia tujuh tahun, meski belum wajib baginya. Pembiasaan
yang dianjurkan dalam Islam yaitu selama 40 hari. Sepertinya hal ini lah yang
syawal.
48
Kedua, meniru keteladanan. Pada dasarnya sifat manusia adalah mudah
meniru. Cara ini membutuhkan adanya sosok teladan yang dianggap memiliki
dalam asmaul husna. Dijelaskannya sifat-sifat itu melalui Kitab Suci lalu
memberi contoh penerapannya untuk manusia melalui para nabi yang diutus-
Nya. Karena itu Nabi Muhammad saw. adalah teladan yang paling sempurna,
(pelimpah kasih sayang bagi seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini),
seorang mukmin akan berusaha memberi kasih kepada semua makhluk tanpa
selalu bersedia memberi maaf dan menghapus bekas-bekas luka hatinya, serta
49
tidak lagi terlintas dalam benaknya (Shihab,2016:88). Dengan kesungguhan
meneladani dua sifat-Nya saja maka tak akan ada kekerasan serta kejahatan
sama lain. Betapa terasa damai kehidupan ini jikalau semua orang dapat
hal keteladanan orang tua pun memiliki peran yang utama. Hasan (2015: 33)
memberikan contoh saat menyuruh anak untuk solat misalnya, orang tua juga
harus melakukannya. Begitu pula shodaqoh, puasa dan hal-hal positif lainnya.
Jadi, tidak sebagai penyuruh yang hanya memerintah anak untuk melakukan
melainkan menjadi sosok teladan yang layak diteladani dalam hidup seorang
anak.
Sosok pendidik seringkali menjadi idola anak didik. Anak-anak pun tak jarang
lebih mempercayai pendidik daripada orang tuanya. Oleh karena itu hedaknya
dengan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan. Quraisy Shihab (2016: 30-
mengantar seseorang kea rah pemahaman yang benar tentang hidup dan
50
kehidupan, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai mkhluk individu. Saat
anak didik mengagumi keindahan dan kebaikan pendidiknya maka akan lebih
dampak buruk ketiadaan akhlak, (d) Berada di lingkungan yang baik, (e)
Membaca yang bermanfaat, (f) Bergaul dengan yang berbudi, dan (h) Yang
disifati sebagai baik dan buruk tanpa melihat kehendak dari pelaku. Karena
adalah pendidikan orang tua kepada anak. Dalam lingkup pendidikan, keluarga
bahwa “orang tua adalah pihak pertama dan utama dalam mengawal kehidupan
anak-anaknya. Seolah-olah dikatakan bahwa anak yang baik dan buruk adalah
sama-sama produk dari orang tuanya”. Untuk memiliki anak yang berakhlakul
51
karimah tentunya harus diimbangi dengan upaya mendidik anak sesuai dengan
Merupakan hal wajar seorang anak bermain bersama teman sebaya nya ketika
pulang sekolah atau hari libur. Akan tetapi orang tua terutama ibu seringkali
marah apabila mengetahui anaknya belum sampai rumah padahal jam telah
kepribadian anak, maka orang tua memiliki peran penting dalam mengawasi
pergaulan anak. Seperti dikatakan Hasan (2015: 31) tugas orang tua adalah
pengaruh positif bagi kehidupannya. Hal ini terjadi di sekitar kita bahkan
terjadi pada diri sendiri. Pada dasarnya orang tua tengah melaksanakan
orang tua tidak akan menjewer telinga anaknya dengan tanpa sebab, maka
dapat dikatakan jeweran tersebut adalah jeweran kasih sayang. Dapat dikatakan
demikian karena dalam teori pendidikan pun dikenal Reward and punishment.
punishmen pasti didapat akibat perbuatan buruknya. Dalam agama pun dikenal
pahala untuk pelaku kebaikan dan dosa untuk pelaku keburukan, bahkan
52
kebaikan seberat zarrah pun mendapat balasan, seperti dalam Q.S al-zalzalah:
karena sering memarahi saya” ketika ditanya kenapa orang tua memarahinya
anak tersebut tidak mengatahui alasan sebenarnya. Dalam hal ini tengah terjadi
berkomunikasi dua arah dengan baik antara orang tua dan anak. Dengan
dimaksudkan orang tua melalui penjeweran (sanksi) karena perilaku anak yang
utuh karena disertai dengan penjelasan tentang hal yang boleh dilakukan dan
53
B. Relevansi Pendidikan Akhlak menurut M. Quraish Shihab dengan Pendidikan
Akhlak di Indonesia
pemikirannya yang sangat toleran dan terbuka dari berbagai arah. Buku ini
Yang Hilang dari Kita Akhlak merupakan tanggapan atas krisis moral yang
terjadi di Indonesia.
seperti sekarang ini. Gadget seperti menjadi barang wajib yang tak boleh lepas
dari geanggaman seperti kotak ajaib yang dapat menuruti setiap permintaan
pemiliknya. Demikian rumit jika diuraikan karena terlalu banyak faktor yang
pendidikan memiliki peran yang cukup besar dalam hal pembentukan perilaku
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik yang
54
menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Aziz,2003:27). Kerjasama dua
belah puhak yang saling membutuhkan ini jika dilakukan dengan professional
yang utama.
Pendidikan itu terus berlangsung, hanya ada satu pemisah yaitu tertutupnya
liang lahat atau sering disebut sebagai pendidikan sepanjang hayat. Dalam
dunia pendidikan dikenal istilah Taksonomi Bloom yaitu ada 3 konsep ranah
kepada proses berfikir, ranah afektif mengarah kepada nilai atau sikap yang
Berawal dari tindak asusila, kasus kriminal dan korupsi yang sangat
marak di negeri ini, tentulah harus ada upaya penanggulangan dengan segera.
Karena apabila dibiarkan begitu saja akan berdampak pada eksistensi bangsa
Indonesia sendiri. Apabila dicari siapa yang patut dipersalahkan maka akan
sulit ditemukan karena setiap peristiwa yang terjadi penuh akan sebab dan
kebingungan ini.
anak belajar mulai dari usia balita hingga dewasa. Oleh karena itu, diperlukan
55
sistem pendidikan yang tidak hanya mengedepankan ranah kognitif saja akan
tetapi ranah akhlak Islami atau yang dikenal dengan sebutan afektif. Pada
Paradigma seperti inilah yang harusnya diperbaiki karena ada yang lebih
Secara etimologi, akhlak berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk jamak
dari Khuluq ( ْ ) ُخلُقyang pada mulanya bermakna ukuran, latihan dan kebiasaan.
Dari makna pertama (ukuran) lahir kata makhluk, yaitu ciptaan yang memiliki
ukuran, sedangkan dari makna yang kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan)
sifat yang mantap dalam diri seseorang baru dapat dicapai setelah berulang-
56
dasar hadis Nabi yaitu al-Birru husn al-khuluq (kebajikan adalah budi pekerti
yang luhur) (H.R Muslim). Islam mengajarkan berbagai kebajikan maka Islam
akhlak dalam bukunya. Berikut ini akan diuraikan relevansi konsep pendidikan
1. Pembagian akhlak menjadi dua yaitu akhlak diri dan akhlak masyarakat.
kesehariannya. Apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
potensi ini untuk diarahkan kepada tujuan pendidikan yaitu manusia yang
berakhlak mulia.
57
2. Pandangan tentang baik dan buruk
Dasar penilaian baik dan buruk adalah hukum Allah swt. Dasar
ini adalah mutlak karena jalan agama itu jelas untuk mencapai ridho Nya.
Adapun mengapa kejahatan dan keburukan itu dapat terjadi adalah dapat
bersumber dari pihak lain bisa juga dari diri sendiri. Karena Rasululloh
pun pernah berdoa dari kejahatan pihak lain saat akan keluar dari rumah.
Akan tetapi kembali lagi kuasa Allah tetaplah menjadi rahasia Nya. Pada
apa yang dinamakan baik dan buruk bagaimana cara untuk melakukan
mencegah keburukan.
dengan takaran yang pas agar tercapai puncak aklak baik yaitu yang
disebut sebagai akhlak luhur. Akhlak luhur adalah akhlak yang sesuai
husna.
58
Empat potensi tersebut adalah potensi ilmu, potensi amarah,
Aktualisasinya adalah dapat membedakan yang baik dan yang buruk, jika
terpenuhi maka akan lahir sebuah hikmah yang merupakan puncak dari
seta apabila kurang lahir sebagai under sex atau impoten. Yang keempat
atau yang terakhir yaitu potensi adil. Apabila terhimpun dalam dirinya
adil.
luhur. Akan tetapi apabila salah satu belum terpenuhi seseorang itu
yaitu kedua orang tua, saudara, tetangga, lawan, sahabat, pasangan, dll.
59
Dibahas secara rinci beserta contoh kongkret sehingga jelas sekali
manusia adalah lakukan untuk orang lain apa yang ingin orang lain
dalam posisi orang lain. Maka suasana harmonis akan tercapai karena hal
Tidak otoriter meskipun maksut nya adalah baik yaitu kebahagiaan bagi
kemampuannya.
60
rasa takut. Rasa kagum terhadap pendidik tersebut telah sirna disebabkan
budaya dalam belajar, apabila di masa lalu sering terdengar apa saja yang
karena akan memelihara ilmu tersebut, justru dapat menambah ilmu itu
sendiri.
Pernyataan ini mengarah kepada pendidik agar menata ulang cara dan
dalam dirinya, ilmu akhlak dan penerima ilmu yaitu anak didik.
61
Maraknya penganiayaan terhadap pendidik/dosen yang dilakukan
manusia itu sendiri jadi perlakuan yang baik didasari oleh rasa kasih
Niat merupakan awal dari segala hal. Kehemdak yang baik akan
62
Sebelum melakukan sesuatu apapun yang terpenting adalah niat
pelaku. Hal kecil tetapi menentukan baik atau buruk suatu kegiatan
niat/kehendak baik untuk menata diri agar berhiaskan akhlak luhur sangat
(Shihab,2016:31):
Selain dua cara di atas, hal penting lainnya ada tujuh hal yang
Allah. Karena semua yang terjadi di dunia ini tidak terlepas dari qudrah
63
Cara selanjutnya yang tak kalah sering dijumpai dan dangat
pemisahan antara iman, Islam, dan ihsan. Karena akhlak adalah Islam
dan Islam adalah ahlak. Sedang dalan Islam didalamnya terdapat iman
64
mewujudkan tujuan utama pendidikan yaitu akhlak mulia. Sepeti halnya
akhlak luhur.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
ke dalam lima poin yaitu: (1) Pembagian akhlak (2) Pandangan tentang
baik dan buruk (3) Mengenal empat potensi diri yaitu potensi ilmu,
66
B. Saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
menerus agar tidak terjadi kecolongan (tidak tepat sasaran). Anak didik
akhlak.
2. Bagi Pendidik
saw. Pengetahuan yang luas serta dalam, komunikasi yang baik, cara
67
3. Bagi Anak Didik
yang hilang adalah diri sendiri. Jangan sampai puas dengan keadaan
saat ini karena belum tentu yang menurut diri sendiri baik adalah
belajar dari berbagai arah kehidupan di dunia ini. Hormati ilmu dan
pemberi ilmu, pada dasarnya tidak ada anak yang membawa lahir
68
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Mauluddin, dkk. 2015. Cahaya, cinta dan canda M. Quraish Shihab.
Tangerang: Lentera Hati
Ghofur, Saiful Amin. 2008. Profil Para Mufasir Al-Qur‟an. , Saiful Amin.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta:
Mitra Pustaka
Iqbal dan Nasution. 2015. Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer. Jakarta: Prenadamedia
Press
69
Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nata, Abudin. (Ed) 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: angkasa
2016. Ada Yang Hilang Dari Kita Akhlak. Tangerang: Lentera Hati
Siroj, Zaenuri dan A. Adib Al Arif. 2009. Hebatnya Akhlak di Atas Ilmu dan
Tahta. Surabaya: Bintang Books
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
bagian I. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Secang RT. 03 RW. 01, Desa Samban, Kec. Bawen,
Kab. Semarang
Email : anifah945@gmail.com
No Hp : 085712378176
Riwayat Pendidikan :
72
73
74