SKRIPSI
Oleh:
Khikmatul Latifah
111-12-238
SKRIPSI
Oleh:
Khikmatul Latifah
111-12-238
iii
iv
v
vi
MOTTO
Dan tidak ada guna pemimpin, jika orang-orang bodoh tampil menjadi pemimpin.
Maka suatu saat rakyat itu sampai pada apa yang diharap.
vii
PERSEMBAHAN
1. Kedua orangtua saya, Bapak Muhklasin dan Ibu Sumtini yang senantiasa
memberikan nasihat dan telah mendidik saya dari kecil sampai menikmati
kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk
3. Sahabat-sahabatku dan seluruh keluarga besar PP Nurul Asna tercinta yang aku
banggakan.
penulis.
viii
KATA PENGANTAR
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi
Nabi muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
ix
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam
5. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, do’a dan
7. Teman seperjuangan, PAI 2012, yang selama ini telah berjuang bersama.
persatu.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat.
Penulisan dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembanca pada umumnya.
Penulis
Khikmatul Latifah
111-12-238
x
ABSTRAK
Latifah, Khikmatul. 2016. “Nilai-nilai Pendidikan Kepemimpinan Perspektif
Islam (Analisis Kitab I‟dhotun Nasyiin Karangan Syeikh Musthafa Al-
Ghalayaini)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Kata kunci: Nilai, Pendidikan Kepemimpinan, Kitab I’dhotun Nasyiin
Pada hakikatnya, semua manusia adalah pemimpin, namun kebanyakan dari
mereka melupakan atau tidak tahu menahu atas apa yang menjadi tanggung
jawabnya menjadi seorang pemimpin. Wewenang dan kekuasaan yang diberikan
kepada seorang pemimpin tidak ringan di mata Allah, seringkali godaan setan
dengan iming-iming keuntungan dunia telah memalingkan motivasi para
pemimpin dari tujuan bersama. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa
mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, terlihat adanya pemimpin-
pemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan nasib rakyat bawah,
dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani masyarakat. Selama ini banyak
sekali pemahaman yang keliru tentang arti kepemimpinan, pada umumnya orang
melihat pemimpin sebagai sebuah kedudukan atau posisi semata. Akibatnya
banyak orang yang mengejar untuk menjadi seorang pemimpin dengan
menghalalkan banyak cara dalam mencapai tujuan tersebut.
Sehubungan dengan itu dilakukan penelitian dalam kitab I’dhotun Nasyiin
dengan rumusan masalah (1) Bagaimanakah Biografi Syeikh Musthafa Al-
Ghalayaini dan sistematika kitab I’dhotun Nasyiin?, (2) Bagaimanakah nilai-nilai
pendidikan kepemimpinan yang diajarkan dalam kitab I’dhotun Nasyiin?, (3)
Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan kepemimpinan dalam kitab
I’dhotun Nasyiin dengan konteks kepemimpinan masa kini?. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Pengumpulan data dilakukan
dengan mengumpulkan data atau bahan-bahan yang berkaitan dengan tema
pembahasan dan permasalahan, yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat kami simpulkan bahwa: (1)
Syeikh Musthafa Al Ghalayaini adalah pengarang kitab I’dhotun Nasyiin, Beliau
merupakan seorang sastrawan Arab, penyair, orator, politikus dan jurnalis.(2)
Nilai-nilai kepemimpinan yang dapat diambil dalam kitab I’dhotun Nasyiin antara
lain: (a) pemimpin harus rendah hati dan sederhana (b) pemimpin harus
mempunyai sikap suka menolong (c) pemimpin harus sabar dan menjaga
kestabilan emosi (d) pemimpin harus percaya pada diri sendiri (e) pemimpin harus
bersikap jujur, adil dan dapat dipercaya, (3) Nilai-nilai pendidikan kepemimpinan
yang terkandung dalam kitab I’dhotun Nasyiin sangat relevan dengan konteks
kepemimpinan sekarang (kekinian) dan memiliki persamaan penggunaan dengan
berbagai pernyataan yang rasional baik tentang materi pendidikan, metode
pendidikan, dan tujuan pendidikan.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
xii
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
A. Konsep Kepemimpinan...................................................................... 21
2. ............................................................................................. Kepe
3. ............................................................................................. Sifat-
sifat Pemimpin............................................................................... 28
4. ............................................................................................. Fung
si Kepemimpinan........................................................................... 38
1. ............................................................................................. Arti
xiii
2. ............................................................................................. Syara
3. ............................................................................................. Tipol
4. ............................................................................................. Nilai
D. Karya-Karyanya ................................................................................. 68
xiv
a) ............................................................................................. Relev
b) ............................................................................................. Relev
c) ............................................................................................. Relev
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 94
B. Saran-saran ......................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
wahyu Ilahi yang tidak akan bisa berubah-ubah sampai kapanpun. Allah
itu, seluruh problem makhluk-Nya dalam situasi dan kondisi apapun dapat
manusia, sebab Islam lahir dari Dzat yang menciptakan manusia. Dia Maha
1
Hadirnya manusia di muka bumi ini bukan atas kehendak dan
Allah SWT, bahwa “Dijadikan manusia adalah untuk menjadi khalifah atau
Manusia yang lahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa telah diberi
bumi ini. Dengan indra, akal, dan segenap kemampuan yang dikaruniakan
2
Allah SWT ini, manusia mempunyai kemampuan untuk memimpin,
tersebut. Pemimpin adalah orang yang memberikan visi dan tujuan. Dalam
3
suatu kelompok katakanlah organisasi, bila tidak mempunyai tujuan sama
beragama Islam ini. Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah
pemimpin, Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi
beribadah kepada-Nya.
Manusia seperti itu telah lalai di dalam hidupnya dan kelak akan dimintai
لبيٞٔظ عٓ اٌض٘شٛ٠ زذثٕب بشش بٓ ِسّذ لبي أخبشٔب عبذ هللا لبي أخبشٔب
ٍٝي هللا صّٛب أْ سعٕٙ هللا عٟأخبشٔب عبٌُ بٓ عبذ هللا عٓ بٓ عّش سض
4
اإلِبَ ساعٚ ٗت١ي عٓ سعٚوٍىُ ِغإٚ وٍىُ ساع: يٛم٠ ٍُ عٚ ٗ١ٍهللا ع
ِبيٟاٌخبدَ ساع فٚ بٙت١ٌت عٓ سعِٚغإٚ بٙخٚت ص١ بٟت ف١اٌّشأة ساعٚ
)ٜاٌبخبس
dicapai, yaitu kejayaan dan kesejahteraan ummat dengan ridha Allah SWT
5
seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 207: “Dan diantara manusia ada orang
karena semua yang beliau lakukan adalah berasal dari al-Qur’an. Beliau
mendidik umatnya agar menjadi pemimpin yang berakhlak seperti apa yang
tetapi yang lebih penting lagi adalah beliau mampu memimpin umatnya
dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good
yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan nasib rakyat bawah, dan
6
Saat ini banyak sekali pemimpin-pemimpin yang muslim bahkan tidak
adil. Keadilan ditegakkan tidak pandang bulu, jika ada yang melakukan
kesalahan, siapapun orang tersebut akan diproses dan diadili sesuai dengan
hukum yang berlaku. Hal itu disosialisasikan misalnya pada saat masa
seiring dengan waktu, tekad itupun sirna sedikit demi sedikit, lalu
7
Sudah lama umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk di
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
8
3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan kepemimpinan dalam
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
I’dhotun Nasyiin.
9
pembahasannya berguna menambah literatur atau bacaan tentang
setelahnya.
2. Manfaat Praktis
sebagai berikut:
10
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
segala buku yang ada mengenai tokoh dan topik yang bersangkutan
(Bakker, 1990:63).
2. Sumber Data
adalah:
11
a. Sumber data primer
I’dhotun Nasyiin.
skripsi ini.
menjadi sumber data primer yakni kitab Idhotun Nasyiin dan data
12
4. Metode Analisis Data
adalah:
a. Deduktif
b. Induktif
1990:42).
13
F. Penegasan Istilah
1. Nilai Pendidikan
yang berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku dan kuat. Nilai
adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut
2009:106).
Noor Syam. Bahwa nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang
suatu otoritas ukuran dari subjek yang menilai, dalam artian koridor
14
hari (Armai, 2002:40). Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar
dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Mansur,
(Maslikhah, 2009:130).
(insan kamil).
15
pengalaman-pengalaman. Lebih lanjut anak didik secara bertahab dengan
pendidikan bukan berarti hanya dapat dilakukan dalam satu tempat dan
2. Kepemimpinan
organisasi. Dalam hal ini berupa perilaku sengaja yang dijalankan oleh
“Ummat tidak mungkin memiliki sutu negara yang kokoh dan kuat,
16
meluruskan mereka, baik kelakuan yang tampak atau akhlak dan
kala mereka jatuh dan menunjukkan jalan yang benar di kala mereka
dalam keadaan tersesat. Empat itulah tugas pokok bagi setiap pemimpin
3. Perspektif Islam
Sedangkan Islam adalah ajaran atau petunjuk Allah. Selain dari pada itu,
17
Islam juga diartikan damai, tentram, atau agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw, dengan kitab suci Al-Qur’an. Arti utama kata tersebut
kedamaian yang sempurna. Adapun arti lainnya adalah berserah diri pada
Dilihat dari segi bahasa, al-Islam memiliki akar kata yang sama
sama-sama berasal dari akar kata sa-li-ma, yang berarti selamat dari
bahaya atau terbebas dari gangguan. Dari kata itu terbentuk aslama yang
18
Islam mempunyai arti segala sesuatu yang ditelaah melalui sudut
pandang Islam.
pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini degan mudah,
secara garis besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing
Penulisan Skripsi.
19
BAB IV berisi tentang Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan
20
BAB II
LANDASAN TEORI
hidupnya pasti seorang manusia telah melewati sebuah peran sebagai orang yang
A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
orang itu dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain,
21
sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
lainnya yang melekat pada kata atau konsep tersebut. Pemaknaan lain
yang relatif tertata. Adapun contoh definisi yang dikemukakan oleh para
Psikologis, adalah:
a. Kepemimpinan
22
b. Kepemimpinan
c. Kepemimpinan
d. Kepemimpinan
e. Kepemimpinan
f. Kepemimpinan
g. Kepemimpinan
23
pemimpin dan pengikutnya (bawahan) yang menginginkan perubahan
situasi atau keadaan dan pula tujuan bersama di dalam suatu organisasi.
cahaya. Tidak satupun umat yang eksis kecuali Allah mengutus orang
24
menyentuh juga maksud yang terkandung di dalam perkataan “amir”
(yang jamaknya umara) atau penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah ini
Maka kedudukan non formal dari seorang khalifah juga tidak bisa
Selain kata Khalifah disebutkan juga kata Ulil Amri yang satu akar
dengan kata amir sebagaimana disebutkan diatas. Kata Ulil amri berarti
25
ٞٔظ عٓ اٌض٘شٛ٠ زذثٕب بشش بٓ ِسّذ لبي أخبشٔب عبذ هللا لبي أخبشٔب
ي هللاّٛب أْ سعٕٙ هللا عٟلبي أخبشٔب عبٌُ بٓ عبذ هللا عٓ بٓ عّش سض
َاإلِبٚ ٗت١ي عٓ سعٚوٍىُ ِغإٚ وٍىُ ساع: يٛم٠ ٍُ عٚ ٗ١ٍ هللا عٍٝص
ٗت١ي عٓ سعٚ ِغإٛ٘ٚ ٍٗ٘ أٟاٌشخً ساع فٚ ٗت١ي عٓ سعِٚغإٚ ساع
ٟاٌخبدَ ساع فٚ بٙت١ٌت عٓ سعِٚغإٚ بٙخٚت ص١ بٟت ف١اٌّشأة ساعٚ
)ٜاٌبخبس
26
Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Bisyr ibn Muhammad,
dia berkata : “Telah mengabarkan kepada kami „Abdullah”, dia berkata
: “Telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Zuhriy”, dia berkata :
“Telah mengabarkan kepada kami Salim ibn „Abdillah dari Ibn Umar
r.a” Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Kalian adalah
pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin
keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah
pemimpin dalam mengolah harta tuannya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian
sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.”HR. Bukhari (Albani, 2006:357).
2009:3).
27
3. Sifat-Sifat Pemimpin
2010:37).
dalam dua ayat, yaitu Surah As-Sajdah (32):24 dan Al-Anbiya (21): 73.
28
Sifat yang dimaksud adalah :
a) Kesabaran dan ketabahan, Kami jadikan mereka pemimpin-
menunaikan zakat).
dari semua perilaku yang dikerjakan. Dia tahu persis kemana arah
29
yang akan ditujunya, serta pasti memberikan manfaat bagi diri sendiri
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus
kelompok.
sifat mempengaruhi orang lain juga membuka setiap hati yang masih
f. Penguasaan Teknis
30
tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk
memimpin kelompoknya.
secara tepat, tegas dan cepat sebagai hasil dari kearifan dan
h. Kecerdasan (Intellegence)
tidaklah akan terjadi tanpa dorongan dan bimbingan dari orang yang
memimpinnya.
j. Kepercayaan (Faith)
31
bahwa pemimpin bersama-sama dengan anggota-anggota
positif jika dilandasi oleh sifat yang positif. Dengan kata lain ketika
efektif.
http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/261-kepemimpinan-nasional-
32
legislatif maupun yudikatif di Era Reformasi ini menampakkan gairah
33
Sejalan dengan paradigma pemerintahan yang baru menuntut
etika dan moral yang beradab, pemimpin dituntut untuk tanggap terhadap
kesejahteraannya.
34
kekuatan ego yang tinggi, kemampuan berfikir strategis, analisa ke masa
dengan mereka.
yang seorang pekerja tekun dan taat pada proses perencanaan yang sudah
konprehensif.
35
Krisis ekonomi-politik yang masih terus berlanjut menuntut tokoh yang
terjadi silih berganti menegaskan perlu hadir tokoh yang peka dan cepat
segera di pentas nasional, juga di tingkat lokal. Karena itu, bangsa ini
36
memainkan peranan yang semakin penting dalam diskursus politik
daya kritis masyarakat. Pemimpin masa depan dituntut untuk tidak saja
program pembangunan.
"clean government".
berasal dari amanat rakyat yang datang dari bawah. Setiap pemimpin
37
kepada rakyat. Kepemimpinan hanyalah satu bagian saja dari sistem
sendiri secara terus menerus. Hal ini hanya mungkin diperoleh apabila
suatu sistem politik memiliki basis dukungan dan legitimasi yang luas,
yang senantiasi terbuka dan tanggap terhadap aspirasi dan kritik, serta
dapat dijaring dan dikontrol. Dalam kerangka itu Negara dan bangsa
4. Fungsi kepemimpinan
An’am:165 diterangkan:
38
"Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Departemen Agama RI, 1995:119).
role
harus mengerti apa sebenarnya tujuan dan fungsi dari organisasi yang
39
c) To defend the organnization‟s intregation
masing dari anggota bisa bekerja secara profesional sesuai dengan visi
dan misi yang mengarah pada tujuan akhir dari organisasi tersebut.
40
Dari beberapa fungsi kepemimpinan tersebut, penulis dapat
sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti
bentuk makhluk yang diciptakan Allah, pasti ada yang memimpin dan
ada yang dipimpin. Ada yang mengatur dan ada yang diatur. Hal itu agar
t.t:149).
mereka sedang naik kuda (kendaraan) liar yang nakal, pada malam hari
41
yang gelap gulita (dalam keadaan panik dan bingung mengatasi kesulitan
yang dihadapi).
rusak, maka rusaklah umat dan bangsa itu, dan jika mereka baik, maka
umat atau bangsa itu menjadi baik juga. Karena, umat akan berdiri tegak,
151).
bahwasannya:
ا ْعتَ ْخ َش َجَٚ ، َع َّ َش أَ ْلطَب َسَ٘بَٚ َبَٙٔ ُْٛ فَ َذ بَّ َش ثُئ- َبٙ ََِٕب ِو ِبٝف
ِ َش١ْ فَا ِ ْْ أَزْ َغَٓ اٌ َّغ
42
Pencipta, yakni Allah swt, maka manusia seperti itulah yang benar-benar
dinamakan khalifah Allah swt dan semua urusan pengendalian tugas-
tugas berada di tangan kekuasaannya” (Al-Ghalayaini, t.t:251).
maka manusia seperti itu akan dikenai apa yang telah dialami oleh
dan diwariskan kepada orang lain. Kekuasaan yang ada padanya dicabut
oleh-Nya dan diberikan kepada orang lain. Hal ini sudah dijelaskan oleh
“Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-hambaKu
yang saleh”.
saleh) dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang mampu menata atau
43
menyebarkan ilmu pengetahuan, menegakkan keadilan, berhati-hati
Shalihun tersebut, sama sekali bukan orang-orang yang rukuk dan sujud,
mereka.
44
.ُْ ُٙن ِِ ْٓ أَ ْٔفُ ُغ َ ٌَّٕف ْا
ِ ْٕ َ٠ ، َبط ِِ ْٓ َٔ ْف ِغه
َ ُْٛصف ِ ْٔ َأ
ِ ص
“Bersikap adil kepada orang lain, mereka pasti bersikap adil
kepada kalian”.
bumi.
individu lain dalam proses pencapaian tujuan, serta ada usaha kerja sama
yang tidak menyimpang dari peraturan yang telah digariskan oleh Allah
swt sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits untuk mencapai tujuan yang
diinginkan bersama.
45
2. Syarat-Syarat Kepemimpinan dalam kitab I’dhotun Nasyiin
bawahannya.
َِِٓ ْ طُ اٌ ِّشئَب َع ِتُُٚٗ ُشش١ْ ِ فَّ َشفَٛ َ تَتَّٝ َزت،غًّب َزمًّّب١ْ ِْظُ َسئ١ِْ ُْ اٌ َّشئَٛ ُى٠ َلَٚ
َب ِء ْاألُ َِّ ِت١ ْ ًِْ ئِز١ َع ِبِٝ ف،ُِّ ْاٌبَ ْز ِي ْاٌ َدَٚ ،َِ ْاٌ َى َشَٚ ، َش ِة١ْ ُز ْغ ِٓ اٌ ِّغَٚ ، َش ِة٠ْ َّش
ِ اٌغ
ًّٕب١ْ َوب َْ َع،َ ِز ِٖ ْاألَ ْعبَب ِءِٙلَب ََ بَٚ َ َحْٕٙ َّ ٌَ َح َ٘ َز ْااَٙٔ ْٓ َّ َ ف.َبْٙ ِعُٛ ُسبَِٝٔ ْش ِش ْاٌ ِع ٍْ ُِ فَٚ
ُّ َِِٓ ًّّب١ْ َص ِعَٚ ،غًّب َِِٓ اٌشُّ َؤ َعب ِء١ْ َس ِئَٚ ،ِْ َب١َِِٓ ْاألَ ْع
ٍَٝ َعَٛ َُٙئِلَّ فَٚ ،اٌض َع َّب ِء
ِ اٌ َّش َشَٚ اٌ َّضعَب َِ ِتَٚ اٌ ِّشئَب َع ِتَٚ َخب َ٘ ِتَٛ ٌْا
.ًٌ١ْ َد ِخٌّٟ ٍِ١ْ َف طُف
46
menjadi pemimpin, karena gila pangkat semata” (Al-Ghalayaini,
t.t:151).
b. Berilmu pengetahuan
surat Yusuf : 55
c. Mempunyai kemampuan
47
keberanian untuk menegakkan keadilan serta melaksanakan amar
merupakan penyakit orang timur yang kronis. Begitu juga setiap ada
bangsanya dan rasa dendam pada jiwa semakin membara. Lalu mereka
terang-terangan.
48
malah semakin teguh melanjutkan apa yang dia rencanakan, berupaya
dia adalah orang yang lemah kemauan dan jiwanya. Semestinya, orang
t.t:156).
kepemimpinan itu bukanlah seperti barang yang bisa dibeli dan bukan
seperti baju, yang jika dipakai seseorang, lantas seseorang itu sudah
roh umat atau bangsa, setiap bangsa yang dipimpin oleh orang yang tidak
orang yang rendah dan berakhlak tercela, maka bangsa itu positif bobrok,
ِ ب إٌَّب
ِسئَبِٝط ف ِ ١ْ ٌِتَشْ ِغ،بي ُّ َب٠َٚ ،َ ْب ُذ ُي ْاٌ َّب َي٠ ْٓ َِ ُْظ١ِْظ اٌ َّشئ
َ ُث اٌ ِّش َخ َ ١ٌَ
49
yang sebenarnya ialah orang yang kepemimpinannya itu mencerminkan
budi pekertinya yang luhur”.
nasabnya dari cacat moral, tanggap terhadap tuntutan rakyat, dan bekerja
memiliki sifat dan kepribadian seperti yang diuraikan di atas, maka dia
petuahnya pasti didengar dan ditaati oleh rakyat, memiliki wibawa dan
dengan atas nama agama, padahal kelompok ini sebenarnya paling ingkar
cara-cara yang hina dan keji, orang-orang yang seperti ini biasanya suka
50
mencemarkan nama baik pemimpin-pemimpin itu, sehingga terjadi krisis
apa yang telah mereka lakukan itu sebenarnya membuka cacat dan
(Al-Ghalayaini, t.t:160-161).
Kitab ini berisi bimbingan untuk generasi muda muslim, agar menjadi
dapat dilihat dari beberapa kriteria sifat-sifat pemimpin yang baik yaitu
sebagai berikut:
51
unggul dari orang lain kita tetaplah makhluk yang kecil di hadapan
sombong atau juga merasa lebih tahu, lebih pandai dari yang lainnya.
52
kelebihan masing-masing, jadi tidak ada hak sama sekali seorang
bawahannya.
b. Suka menolong
hati orang itu, yang tidak bisa dihapus, kecuali jika engkau berbuat
jahat kepadanya. Tetapi orang yang berhati mulia dan berakhlak baik,
baik.
umat tersebut yang tidak mungkin terlupakan selama umat itu masih
ada. Artinya kebaikan atau jasa baik kalian kepada masyarakat akan
53
c. Sabar dan kestabilan emosi
Sebab tanpa melibatkan akal, maka hasil yang akan diperoleh tentunya
tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Orang yang berakal
54
Jiwa orang yang cerdik itu di dalamnya mesti ada sifat atau
kali menghadapi kesulitan, meskipun itu sangat kecil. Sebab, dia telah
Allah swt akan memberi balasan kepada orang yang sabar dalam
menyampaikan:
. ِٓ ١ْ َ١َْٕ ُص بِب ٌْ ُس ْغَٛ ْاٌفَٚ ، ِٓ ١ْ ََب ت١ َع َعب َدةُ ْاٌ َسَٚ ،ِٓ ٠ْ اٌ َّذا َس
55
d. Percaya pada diri sendiri
Bangsa barat itu tidak akan mengalami kemajuan dan tidak akan
bisa memimpin dengan apa yang dia miliki dan dia harus yakin
dalam umat itu besar, maka kepercayaan di antara mereka juga besar.
Dan apabila kadar dua sifat mulia tersebut rendah, maka kepercayaan
di antara mereka juga sangat rendah dan tatanan kerja pun menjadi
56
umat. Dalam pidatonya Syeikh Musthafa Al-Ghalayaini memberikan
َ ِٔ ٍْتُ ُْ ثِمَتَٝ َِتَٚ . ُْ ِٕ ُى١ْ ِّ َ٠ ْ َعَٛ تَ ُى ِٓ ا ٌثِّمَتُ ِب ُى ُْ ط، ْع ِذَٛ ٌْفَب َء بِب٠ْ ْا ِإلَٚ ْا ِإلبَب َء
ْ َ٘ب ؛ فَا ِ َّٔ ُى ُْ بِب ٌثِّمَ ِتَُّٛب ُو ُْ أَ ْْ تَضْ َعف٠ ِئَٚ . َٓ١ْ ُو ْٕتُ ُْ َِِٓ ْاٌ ُّ ْفٍِ ِس، ُْ ط ِب ُى
ِ إٌَّب
Al Maidah ayat 8:
57
maka kebaikan akan dapat dirasakan oleh anak buahnya, tapi jika
syarat menjadi pemimpin sesuai dengan teori-teori yang ada, akan tetapi
maksimal pula.
58
ِ ٍَُّه بِب ٌْ ُخ
ِ ك اٌفَب
ض ًِ ؛ ْ تَ َّغَٚ ْاٌ ِع ٍْ ُِ ْاٌ َىب ِِ ًِ ؛ٌَِٝ ئ، ُءْٟ َب إٌَّب ِشٙ٠ُّ َ أ، َْ فَتَمَ َّذ
ُ ١َ ْاٌبَٚ
ئِلَّ ٌَُٗ َع َّ ٌذََُٕٝ ْبت٠ ْت َل
Dan tidah ada guna pemimpin, jika orang-orang bodoh tampil menjadi
pemimpin.
59
Rumah takkan bisa berdiri tegak tnpa pilar,
Maka suatu saat rakyat itu sampai pada apa yang diharap (Al Ghalayaini,
t.t:153-154).
60
BAB III
bawah asuhan Abu Fayyadh, artikel tersebut telah menyita perhatian para
pembaca karena memiliki kesan positif dan pengaruh luar biasa pada jiwa
artikel tersebut dibukukan, dicetak dalam bentuk buku dan diedarkan dalam
modern memberikan nasehat dan petunjuk yang berguna bagi kaum remaja
61
B. Sistematika Penulisan Kitab I’dhotun Nasyiin
pertama judul diikuti dengan nama pengarangnya yaitu Syeikh Musthafa Al-
Ghalayaini.
Nasyiin tersebut.
akhlak, etika dan kemasyarakatan yang diakhiri dengan doa. Kitab tersebut,
1. Halaman judul
3. Muqodimah
62
menuntun kepada setiap orang yang mengamalkannya ke jalan yang
benar.
Buku ini dapat dikatakan suatu wadah yang penuh ibarat, tamsil dan
percontohan, juga sebagai suatu bejana yang tiada isi dan
kandungannya kecuali petunjuk baik, nasehat berharga dan petuah yang
tiada ternilai harganya. Wahai generasi muda, berpegang teguhlah pada
nasehat-nasehat ini. Sebab, ia akan menjadi benteng yang
menyelamatkan engkau, pada saat engkau masih muda dan akan menjadi
simpanan berharga di saat engkau menjadi tua. Semiga keselamatan
diberikan kepada orang yang mendengar, mengerti dan mengamalkan isi
nasehat-nasehat ini.”
dengan dilandasi oleh niat yang ikhlas dan penuh keyakinan. Terdiri dari
63
C. Biografi Syeikh Musthafa Al-Ghalayaini dan Sosio-Kulturnya
predikat atau gelar yang beliau sandang di antaranya selain dikenal sebagai
pendidikan dasar dari guru atau syeikh terkenal pada saat itu, diantaranya
adalah Muyiddin al-Khayyath (1310 H), Abdul Basith al-Fakhuri (1323 H),
64
isi kitab ini. Kontribusi pembaharuan pemikiran Muhammad Abduh yang
bersifat rasional sangat tampak dalam kitab ini. Hal tersebut sangat tampak
reformis yang toleran, liberal dan kaya akan gagasan modern. Tapi di satu
Kairo, beliau kembali lagi ke Beirut dan aktivitasnya tiada lain adalah
65
Selain aktif sebagai pengajar beliau juga sangat berminat menggeluti
pendapat dengan golongan elit terpelajar yang bergabung dengan partai itu,
egaliter. Partai-partai politik yang ada juga tidak dapat diterimanya karena
mereka cenderung akomodatif hanya terhadap salah satu kelompok saja dan
tidak aspiratif serta mau berjuang dan membela masyarakat umum. Hal
intelektual lainya dengan gagasan, visi dan misi yang sama terketuk untuk
perjalanan Islam yang bernuansa reformis dan modernis serta membela hak-
1993: 881).
66
mendampingi pasukan Ustmani IV pada perang dunia pertama. Beliau juga
Terusan Suez dari Arah Isma’iliyah, dan ikut hadir di medan perang
yang berkaitan dengan dunia politik dan perang telah memberikan pelajaran
tentara Arab.
jelas beliau ditahan oleh pemerintah, tapi tidak lama kemudian beliau
dibebaskan. Sebagai seorang yang suka berkelana dan menjelajah dari suatu
kota ke kota lainya yang masih dalam lingkup tanah Arab, beliau kemudian
pergi ke Jordania Timur di sana diangkat sebagai pengasuh dua anak Amir
67
suatu penahanan yang dilakukan oleh otoritas Prancis yang sudah lama
D. Karya-Karyanya
b) Al Qawaid Al Arabiyyah
d) Al Durus Al Arabiyyah
Diantaranya:
68
a) Arij Al Zuhr
c) Idzat Al Nasyiin
(Http://ngalapberkahtiyangsoleh.blogspot.co.id/2014/01/syeikh-
pukul 14.30
Ciri khas yang paling menonjol dalam kitab I‟dhatun Nasyiin karya
69
Untuk memahami pemikiran seorang cendekiawan secara objektif,
kita harus memberikan perhatian pada situasi dan kondisi yang melingkupi
Kondisi itulah yang mendorong untuk menentukan metode yang dia tempuh
berhasil adalah mereka yang mampu menjadikan dirinya cermin atas realitas
solusi efektif untuk memecahkan tantangan realitas yang semakin maju. Dia
akan dianggap lebih berhasil, apabila dia sanggup mengubah sisi negatif
ortodoksi yakni paham yang dianut oleh mayoritas kaum muslimin yang
Ketiga, sumber ajaran islam, al-Qur’an dan al-Hadits, yang tertuang dalam
bahasa Arab yang dipakai oleh orang-orang Arab pada tempat dan waktu
masa hidupnya jauh dari masa hidup Nabi Muhammad SAW. Keempat,
adanya kecenderungan manusia untuk bebas dari suatu pihak yang lain.
70
intelegensi, kecenderungan, latar belakang kependidikan, perkembangan
43).
tersebut boleh dibilang bukan sebuah karya utuh dan sistematis sebagai
lain. Tulisan tersebut merupakan essai bebas yang dia tulis dari balik jeruji
besi. Karena di situlah beliau mengalami proses pencerahan diri yang sangat
mengenai kondisi riil moralitas remaja Lebanon pada saat itu. Karena ketika
kebebasan berbicara sudah dibungkam, maka tidak ada pilihan lain kecuali
2005:36).
71
Lebih jauh al-Ghalayaini dalam sejarah kehidupannya kaya akan
Dalam kondisi yang serba sulit itulah, tidak dapat dipungkiri akan
berbagai pihak baik kalangan atas maupun kalangan masyarakat bawah. Ini
kontemporer di atas, dan di sisi yang lain bagi upaya memperkaya khasanah
peserta didik akan realitas yang dihadapi dengan cara yang mengakibatkan
72
mampu melakukan tindakan efektif terhadap realitas tersebut. Untuk
karyanya.
sosial budaya. Untuk itu kitab I‟dhatun Nasyiin karangan Syekh Musthafa
yang sejati, tetapi hal tersebut harus ditunjang dengan sikap dan
73
Islam. Kerena dengan menjadikan Islam sebagai ajaran agama maka
Libanon pada waktu itu nampaknya berjalan kurang harmonis. Hal ini
2. Sabar
3. Kemunafikan
4. Keikhlasan
5. Berputus asa
6. Harapan
74
9. Keberanian
11. Kemuliaan
16. Pembaharuan
17. Kemewahan
18. Agama
19. Peradaban
20. Nasionalisme
21. Kemerdekaan
23. Kemauan
24. Kepemimpinan
27. Kesederhanaan
28. Kedermawanan
29. Kebahagiaan
75
32. Hasud dan dengki
35. Kefanatikan
40. Wanita
44. Penutup
menjadi insan yang berkualitas dan berguna bagi diri sendiri, bangsa, dan
negara. Amin.
76
BAB IV
manusia ada, pada saat itu pula pemimpin dan kepemimpinan telah ada.
Oleh sebab itu, tema pemimpin dan kepemimpinan merupakan topik yang
selalu menarik untuk diperbincangkan dan tak akan pernah habis dibahas.
Masalah kepemimpinan akan selalu hidup dan digali pada setiap zaman, dari
aktual dan tepat untuk diterapkan pada zamannya. Pemimpin memiliki peran
menjelaskan bagaimana pemimpin yang baik, tipe dan sifat yang sesuai
diidolakan.
77
Sebuah ungkapan “tidak akan pernah ada suatu negara atau organisasi
yang tidak mempunyai pemimpin, kalaupun ada, pasti tidak akan bertahan
menerus tumbuh sesuai dengan visi suatu negara atau masyarakat tersebut.
78
Di dalam suatu negara yang sedang membangun, diperlukan banyak
Khalifatullah fil ardli, wakil Allah SWT di muka bumi. Jika bukan karena
baik kecil maupun besar. Oleh karena itu setiap amanah kepemimpinan
kepada pemimpin untuk (1) mengatur urusan orang yang dipimpinnya (2)
79
dengan iming-iming keuntungan dunia telah memalingkan motivasi para
ketentuan yang telah digariskan Allah SWT untuknya yang berupa hukum-
hukum Allah SWT baik yang tersirat dan tersembunyi dalam kandungan
(Fatchurrohman, 2006:26).
muka bumi dengan segala bekal potensi kemampuan dan akalnya yang
dinamis dan kreatif diberi wewenang untuk mengolah dan mengatur alam
semesta secara bebas bertanggung jawab sesuai dengan kaidah hukum yang
diberikan kepadanya. Dengan kata lain, manusia adalah subjek di alam, dan
dibumi dengan segala isinya adalah objek olahan dan aturan bagi manusia
(Fatchurrohman, 2006:28).
80
untuk keluarganya, seorang direktur adalah pemimpin untuk perusahaannya,
Dalam sebuah hadis beliau bersabda yang maknanya adalah jika ada di
antara kita yang melakukan suatu perjalanan, dan perjalanan itu melibatkan
minimal tiga orang, maka salah satu dari mereka harus menjadi pemimpin
dengan uang, menjilat atasan. Menyikut pesaing atau teman, atau cara-cara
lainnya demi mengejar posisi pemimpin. Pemimpin hasil dari cara ini akan
81
pemimpin seperti ini suka menekan. Akibatnya, hal tersebut melahirkan
pemimpin yang tidak dicintai, tidak disenangi, tidak ditaati dan bahkan
bahwasannya:
pun. Mereka itu tidak sadar, bahwa pemimpin bangsa itu sebenarnya adalah
juru bicara yang menyuarakan hati nurani rakyat, pemikir mereka, tempat
82
sebagai pemimpin di lembaganya, maka dia harus mampu membawa
mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam
pemimpin yang memimpin organisasi pasif dan miskin ide, maka organisasi
pemimpin adalah amanah. Oleh sebab itu prasyarat yang harus terpenuhi
83
dan lain sebagainya). Untuk itu perlu disadari bersama bahwa menjadi
Islam adalah karena ia dipilih oleh umat, dengan sifat-sifat yang terpuji.
harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik di hadapan Allah
Rasulullah, yang dalam hal ini merupakan teladan yang baik dan telah
Apabila mereka membiasakan diri dengan akhlak yang baik, yang dapat
bermanfaat untuk dirinya dan bermanfaat untuk negara, maka anak-anak itu
berarti berarti menjadi dasar yang kokoh untuk kebangkitan umat. Ini adalah
84
perkara yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun. Sebaliknya, apabila
anak-anak telah terbiasa dengan akhlak yang tidak terpuji dan enggan
hidup, maka mereka, anak-anak itu, akan menjadi bencana bagi umat dan
akhlak terpuji dalam jiwa anak-anak, Akhlak yang sudah tertanam itu
atau sifat yang melekat dalam jiwa. Sesudah itu buah tanaman akhlak
itu akan tampak berupa amal perbuatan yang mulia dan baik serta
85
dari khufarat, peradaban yang bersih dari kerusakan, kebebasan
berbicara dan bertindak yang baik dan cinta tanah air (Al Ghalayaini,
t.t:299-230).
yang berbunyi:
86
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku
kata; yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos”
yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan yang dilalui untuk
87
adalah : “Cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai
lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Ini relevan dengan definisi
88
“Telling method”. Metode ini sering digunakan, karena metode ini
kebiasaan-kebiasaan.
didik lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan guru.
89
Hal ini berkenaan dengan firman Allah swt dalam QS. Yusuf:2-3
yang berbunyi:
90
ganjaran, metode kebiasaan dan metode-metode pembelajaran lainnya
galayaini.
Suatu usaha yang tidak memiliki tujuan tidak akan mempunyai arti
apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tak tentu arah maka hasilnya
91
berdasarkan kepada ajaran Al-Qur’an dan sunnah, maka tujuan dalam
92
Tujuan pendidikan yang ideal itu nampak pada tujuan akhir. Tujuan
bersih dari sifat-sifat yang tidak terpuji, berakhlak mulia dan mengerti
menjadi bangsa yang tetap eksis. Sesungguhnya suatu bangsa itu akan
hidup dan tetap hidup, selama mereka bermoral dan beradab, jika
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam proses pencapaian tujuan, serta ada usaha kerja sama yang tidak
tujuan yang jelas, yang ingin dicapai bersama-sama. Oleh karena itu
94
sebagai orang yang duduk di lapisan terdepan. Ia harus benar-benar
dipimpinnya.
percaya pada diri sendiri; Kelima, pemimpin harus bersikap Jujur, adil
95
B. Saran-Saran
sebagai berikut:
C. Kata Penutup
semesta alam. Maha pengasih dan Maha penyayang dan hanya Allah yang
akhlak mulia.
96
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua
skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kebenaran Mutlak adalah milik Allah
yang Esa, maka penulis menyadari bila skripsi ini masih perlu dilengkapi
para pembaca yang budiman untuk memberi kritik dan saran sebagai kajian
sebuah karya ilmiah. Akhirnya ridha Allah SWT semata yang senantiasa
penulis harapkan sehingga skripsi ini akan menjadi salah satu sumbangan
khasanah keilmuan Islam, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya di dunia dan akhirat. Amin-
97
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Azam.
Toha Putra.
Al-Ghalayaini, Musthafa. Idhotun Nasyiin Alih Bahasa H.M. Fadlil Said An-
Nadwi. Surabaya:Al-Hidayah.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Psikologik. Yogyakarta:Liberty.
98
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Fektifitas Kelompok.
Husaini. 2006. Manajemen Teori dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Malang:UIN-Maliki PRESS.
Corp.
99
Madhi, Jamal. 2001. Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh: Tinjauan
Pelajar.
Maragustan. 2000. Studi Krisis Ide-Ide Sentral K.H.A Wahid Hasyim Tentang
Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Poerwadarminta, WJ.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga, cet
Grafindo Persada.
100
Siagian, Sondang P. 2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta:PT Rineka
Cinta.
Subairi, 2005. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Izhah An Nasyi‟in dan
Suryaman, Yana. 2016. Great leader 4 Kunci Sakti Menjadi Pemimpin Hebat.
Jakarta: Bestari.
Http://ngalapberkahtiyangsoleh.blogspot.co.id/2014/01/syeikh-mustafa-al-
Http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/261-kepemimpinan-nasional-indonesia-
11.35
101
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
5. Agama : Islam
Magelang.
7. Riwayat Pendidikan :
Penulis
Khikmatul Latifah
111-12-238
102
103
DAFTAR NILAI SKK
104
Indonesia”
10. Seminar Nasional Entrepreneurship 27 Mei 2013 Peserta
“Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur 8
Generasi Muda”.
11. Akhirussanah Ma’had STAIN Salatiga 30 Juni 2013 Peserta
“Pesantren Sebagai Wadah Perkembangan 2
Karakter Pemuda Islam yang berakhlaqul
Karimah dan Bernalar Ilmiah”
12. Piagam Penghargaan Musabaqah Tilawatil 23 Oktober 2013 Peserta
Qur’an (MTQ) Mahasiswa V Tingkat
Mahasiswa, SMA Se-Derajat dan Pondok 2
Pesantren Se-Salatiga dan sekitarnya.
dengan tema “HTQ Wahana Apresiasi
untuk Mencetak Insan Qur’ani”.
13. Dialog Interaktif & Edukatif “DIASPORA 01 April 2014 Peserta
Politik Indonesia di Tahun 2014, Memilih 2
Untuk Salatiga Hati Beriman”.
14. Seminar Nasional LPM Dinamika “Idealime 03 Juni 2014 Peserta
Mahasiswa” 8
15. Public Hearing “STAIN Menuju IAIN Dari 10 Juni 2014 Peserta
Mahasiswa Oleh Mahasiswa Untuk 2
Mahasiswa”
16. “Training Pembuatan Makalah” oleh 17 Sepetember 2014 Peserta
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul 2
Amal STAIN Salatiga
17. Gebyar Seni Qur’aniyy (GSQ) umum ke-VI 05 November 2014 Peserta 4
SE- JAWA TENGAH “Aktualisasi Makna
dan Syiar Al-Qur’an sebagai Sumber
Inspirasi” oleh JQH AL-FURQON STAIN
SALATIGA
18. Diklat Microteaching Himpunan Mahasiswa 08 November 2014 Peserta
Program Studi (HMPS) Pendidikan Agama 2
Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
19. Seminar Nasional Entrepreneurship 16 November 2014 Peserta
RACANA Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi 8
20. Pelatihan Pertanian, Peternakan, Perikanan 31 Januari 2015 Peserta
dan Fermentasi Yayasan PonPes Nurul 2
Asna
105
106
107
108