SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
SITI HIMATUL ULIYAH
NIM : 111-14-040
1
2
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
SITI HIMATUL ULIYAH
NIM : 111-14-040
iii
iv
v
vi
MOTTO
ِ وَمَنْ أرَادَاهُمَا فَعََليْهِ بِالْعِلْم,ِ وَمَنْ أرَادَالْاَاخِرَةَ فَعََليْهِ بِالْعِلْم,ِمَنْ أَرَادَال ُد ْنيَا فَعََليْهِ بِاْلْعِلْم
vii
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya, bapak Sajidin dan ibu Solikhati, yang senantiasa
begitu besar, serta panjatan doa yang tiada henti, sehingga saya dapat
2. Kakak dan adik saya, Muhammad Nurul Musyafa’, Siti Ummu Mu’arifah,
3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho AH, selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan
hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar, sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Shalawat serta
yang telah melimpahkan syafaatnya dan membawa kita dari zaman kebodohan
pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal yang pada masa ini
menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan berbagai kalangan, utamanya
pemerintah. Adapun fenomena yang menjadi objek penelitian ini adalah hilangnya
hilangnya nilai-nilai akhlak anak yang ada di dusun Crogol, desa Brunosari,
ix
kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo. Sehingga diharapkan dapat ditemukan solusi
dengan Rahmat-nya dan perjuangan penulis serta bantuan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
banyak terima kasih atas segala motivasi, nasehat, doa, dukungan dan bimbingan
kepada:
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran, bimbingan, dan arahan serta keikhlasan dan kebijaksaan meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan pada penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik penulis yang
x
7. Bapak H. Zainal Abidin, selaku kepala desa Brunosari, yang telah memberikan izin
8. Bapak Fatkhul Akhadi, selaku kepala dusun di Crogol yang telah menjadi
penulisan.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik secara
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun
di akhirat. Penulis dalam hal ini mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
xi
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………....i
LEMBAR BERLOGO………………………………………………….ii
JUDUL………………………………………………………………….iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………...iv
PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………..v
MOTTO………………………………………………………………..vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………..viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………ix
ABSTRAK……………………………………………………………..xii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..1
B. Fokus penelitian…………………………………….................6
C. Tujuan penelitian………………………………………………6
xiii
D. Manfaat penelitian……………………………………………..6
E. Penegasan istilah………………………………………….........7
1. Persepsi Masyarakat…………………………………….…..7
2. Pendidikan Formal………………………………………..…8
F. Sistematika Penulisan…………………………………………..9
A. Persepsi Masyarakat…………………………………………..10
1. Persepsi……………………………………………………10
a. Pengertian Persepsi…………………………………….10
b. Aspek Persepsi…………………………………………11
c. Unsur-unsur Persepsi…………………………………..12
2. Pengertian Masyarakat………………………..…………..13
xiv
3. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam……………………18
C. Pendidikan Formal……………………………………………..19
2. Komponen Pendidikan…………………………………….23
3. Belajar……………………………………………………...24
a. Pengertian Belajar………………………………………24
D. Kajian Terdahu…………………………………………………30
A. Jenis Penelitian………………………………………………….31
C. Sumber Data……………………………………………………..32
1. Data Primer…………………………………………………...32
2. Data Sekunder………………………………………………...32
1. Wawancara……………………………………………………33
2. Observasi……………………………………………………...33
xv
3. Dokumentasi………………………………………………….34
E. Analisis Data…………………………………………………….34
1. Letak Geografis……………………………………………….35
2. Kondisi Masyarakat………………………………………….38
B. Analisi Data…………………………………………………….48
BAB V PENUTUP……………………………………………………...52
A. Kesimpulan……………………………………………………...52
B. Saran……………………………………………………………..53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR SKK
2. NOTA PEMBIMBING SKRIPSI
3. SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
4. SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN
5. LEMBAR KONSULTASI
6. KODE PENELITIAN
7. PEDOMAN WAWANCARA
8. HASIL WAWANCARA
9. DOKUMENTASI
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
eksitensi semua agama dan rakyatnya wajib beragama. Di Indonesia sendiri ada 6
agama yang diakui, yaitu: Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik dan Konghucu.
Sebagai landasan utamanya yaitu ketuhanan yang maha Esa, yang berarti bahwa
gererasi bangsa memiliki watak atau karakter yang kurang baik. Untuk
karakter di sekolah.
perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Akan tetapi, globalisasi membawa
1
kehilangan rohnya lantaran tunduk terhadap pasar bukan pencerahan terhadap
peserta didik. Pasar tanpa karakter akan hancur dan akan kehilangan aspek-aspek
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-
cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka
(Ihsan, 2008:2).
bangsa yang cerdas, bermoral, dan mengharumkan nama bangsa. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktup dalam UU. No. 2 Tahun 1989,
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
71).
2
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, dan seseorang lebih
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Kementrian, 2016:162).
Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu syarat seseorang mendapatkan
hidup yang lebih baik di antaranya adalah dengan ilmu, baik dalam urusan dunia
maupun akhirat. Oleh karena itu, orang yang ingin kehidupan yang layak, baik dari
segi kehidupan dunia maupun akhirat harus memperhatiakan ilmu. Ilmu yang baik
3
Pendidikan yang bermutu dan berkualias akan sangat mudah didapatkan
sangat sulit menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan yang primer untuk anak-
anak, walaupun zaman semakin berkembang dan alat teknologi semakin canggih.
Karena kesadaran mereka yang masih sangat minim akan pentingnya pendidikan,
yang utama bagi anak-anak. hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman orang
tentang pendidikan dan kebanyakan orang tua di dusun Crogol tidak lulus sekolah
untuk sekolah menjadi tidak maksimal. Anak sekolah hanya asal berangkat saja
dan terkadang malas untuk berangkat sekolah. Contohnya di dusun Crogol masih
di temukan beberapa anak yang berhenti sekolah padahal masih duduk di bangku
dasar. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dari orang tuanya tentang
pentingnya sebuah pendidikan. Akibatnya kehidupan anak tidak terarah baik dari
dengan maksimal. Dan yang lulusan SD dan seterusnya tidak ada setengahnya
4
Akibatnya terjadi pernikahan dini, kenakalan remaja, pengangguran dan kerja
serabut. Pernikahan dini merupakan hal yang biasa dan hampir semua masyarakat
di dusun Crogol menikah diusia dini. Padahal kita tahu pendidikan itu sangat
pendidikan sosial dan lainnya sebagainya tidak akan lengkap jika tidak didapatkan
di sekolah. Apalagi perkembangan zaman yang semakin maju seperti saat ini,
dimana semua hal bisa dilihat melalui hp, dan jika penggunaannya tidak berada
dalam pengawasan orang tua, maka anak bisa keblabasan terjerumus dalam hal-hal
yang kurang baik. Selain itu anak sekarang mulai SD sudah berpacaran, susah
disuruh untuk mengaji, madin tidak berangkat karena keasikan bermain dan
kadang tidak puasa saat puasa ramadhan. Masalah seperti ini kadang orang tuanya
tidak tahu, terkadang tahu tetapi cuek. Ini membuat nilai-nilai kepribadian anak
menjadi buruk, anak-anak mulai pandai berbohong, sebab anak dari rumah
pamitnya pergi ngaji dan saat bulan puasa anak ikut sahur dan berbuka. Masih
bagaimana nanti besarnya. Masalah seperti ini cukup berat untuk era sekarang,
yang baik dari orang tua, bimbingan dan pantauan dari orang tua. Sehingga
perkembangan anak bisa sesuai dengan Islam dan terarah. Ada apa dibalik
fenomena ini, apakah faktor pendidikan orang tua terdahulu yang hanya
masih memandang bahwa pendidikan formal itu tidak begitu penting, atau
5
pengaruh teman sebaya, atau ada faktor lain yang mempengaruhi pola pikir
B. Fokus Penelitian
kabupaten Purworejo?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
sekitarnya.
2. Fungsi Praktis
6
a. Bagi masyarakat: Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
Crogol.
calon pendidik yang akan terjun langsung untuk mengamalkan segala ilmu
c. Bagi lembaga: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
E. Penegasan Istilah
1. Persepsi Masyarakat
2002:863).
7
Jadi yang dimaksud dengan persepsi masyarakat adalah pandangan
pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran
3. Pendidikan Formal
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
F. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
8
Bab II, Kajian Pustaka, berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan
Bab III, Metode Penelitian, berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu
Bab IV Paparan dan Analisis Data, berisi Paparan Data dan Analisis Data
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Masyarakat
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
2002:863).
10
lingkungan sekitar yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.
b. Aspek Persepsi
yaitu:
1) Kognisi
2) Afeksi
11
c. Unsur-Unsur Persepsi
1) Pengamatan
system.
2) Pandangan
komunikasi.
3) Pendapat
obyek.
12
2) Ciri-ciri rangsang
4) Pengalaman dahulu
2. Pengertian Masyarakat
daerah perkotaan.
sosial, hubungan primer, kontrol sosial yang ketat dan bergotong royong.
individualistis, kontrol sosial yang tidak begitu ketat, serta dinamika sosial yang
13
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat
Istilah pendidikan bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat, mulai dari
orang yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali pun mengetahui istilah
Akan tetapi, pendidikan tidak hanya didapatkan di sekolah saja. Mengacu pada
UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003: 3),
pendidikan sendiri dapat dikatakan sebagai “Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
14
bentuk tingkah laku yang bernilai positif di dalam masyarakat tempat dia hidup
segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak itu agar mereka sebagai
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai
anatara lain:
ajaran Islam.
15
b. Menurut Al-Syaibany Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah
tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan
alam sekitarnya.
membantu anak didik agar seseorang berkembang sesuai dengan ajaran Islam.
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
oleh ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan dapat
menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang
16
dengan Allah dan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin
meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di
sesamanya.
a. Al-Qur’an
contoh dapat dibaca kisah lukman mengajari anaknya dalam surat lukman
yang terdiri dari masalah iman, akhlak, ibadat, social dan ilmu pengetahuan.
17
Ayat lain menceritakan tentang tujuan hidup dan nilai suatu kegiatan dan
amal saleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan
hidup tersebut.
Islam.
b. As-Sunnah
yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain
Seperti al-Qur’an, Sunnah juga berisi aqidah dan syariah. Sunnah berisi
c. Ijtihad
seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syariat Islam untuk menetapkan atau
menentukan suatu hokum syariat Islam dalam hal-hal yang belum ditegaskan
dalam al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi ijtihad tidak boleh lepas dari al-
18
C. Pendidikan Formal
pendidikan yang ada di sekolah, pendidikan non formal sering disebut dengan
tinggi.
19
Akan tetapi, dalam skripsi ini pembahasannya lebih dikhususkan dalam
pendidikan formal.
bertingkat, seperti lembaga pendidikan resmi SD dari kelas I sampai kelas VI,
SMP, SMA dan perguruan tinggi yang dilakukan karena tugas jabatan oleh
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
20
3) Pendidikan tinggi Sesuai dengan pasal 19 ayat 1 dan 2, pendidikan tinggi
312).
1991:162):
dan memperdalam, memperluas tingkah laku anak peserta didik yang dibawa
(1) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan, dengan temannya
21
Dengan adanya pendidikan formal maka dapat menolong tugas-tugas
manusia terus menerus berada dalam setting buatan, yang bersifat modern, yang
dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, yang terdiri atas pendidikan
2. Komponen Pendidikan
pendidikan formal dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain (Suwarno, 2006:
33-48):
a. Tujuan Pendidikan
22
beberapa jenis, yaitu tujuan nasional, institusional, kurikuler, dan
instruksional.
b. Peserta Didik
c. Pendidik
lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Dengan kata
lain, pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa
d. Alat Pendidikan
tujuan pendidikan.
e. Lingkungan Pendidikan
23
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di
proses yang dialami siswa baik ketika siswa berada di sekolah maupun di
luar sekolah.
24
Menurut Hamalik (2003:160) Hasil belajar siswa meliputi tiga
aspek, yaitu
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar
25
1) Faktor Internal
a) Faktor Jasmaniah
b) Faktor Psikologis
kelelahan rohaniah.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Keluarga
b) Faktor Sekolah
26
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
c) Faktor Masyarakat
c. Prinsip-prinsip Belajar
2) Keaktifan
menampakkan keaktifannya.
27
3) Keterlibantan Langsung
4) Pengulangan
pembelajarn
5) Tantangan
baik dalam ulangan, inilah yang disebut penguatan. Balikan yang segera
28
D. Kajian Terdahulu
hasil persepsi positif 47,5% dan persepsi negatif 52,5 % yang berkembang didalam
Kedua, skripsi atas nama Nur Aslikudin (Institut Agama Islam Negeri
itu penting, hanya saja kepedulian masyarakat terhadap pendidikan masih kurang.
jenjang yang tinggi lebih mudah bergaul di masyarakat dibandingkan dengan anak
Ketiga, skripsi atas nama Durotul Afifah (Universitas Islam Negeri Sunan
29
Dari ketiga skripsi di atas dapat disimpulkan persamaan dan perbedaan
1. Persamaan skripsi peneliti dengan ketiga skripsi di atas yaitu sama-sama fokus
2. Perbedaan skripsi peneliti dengan ketiga skripsi di atas yaitu dari segi setting
bisa dinilai layak untuk dikaji lebih lanjut untuk dijadikan sebagai obyek
penelitian.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
karena penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat deskriptif
pengolahan data yang berupa kata-kata, gambaran umum yang terjadi di lapangan.
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistik, dengan cara deskriptif, dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Lapangan dalam hal ini diartikan sebagai lokasi penelitian, yaitu di dusun Crogol,
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek
yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Data primer dalam penelitian ini,
didapatkan dari kepala desa, kepala dusun, ketua RT dan masyarakat dusun
Crogol.
2. Data Sekunder
grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film,
32
rekaman video dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer
dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu metode dalam pengumpulan data,
yaitu:
1. Wawancara
menggali data secara lisan. Hal ini harus dilakukan secara mendalam agar kita
mendapatkan data yang valid dan detail (Winarta, 2014:74). Adapun yang
peneliti wawancarai adalah kepala desa, kepada dusun, rt, dan masyarakat
dusun Crogol.
kabupaten Purworejo.
2. Observasi
33
Observasi ini lakukan dengan maksud untuk mengetahui situasi dan kondisi
3. Dokumentasi
mengenai hal-hak atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
(Arikunto, 1998:236).
E. Analisis Data
yang bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan
terjadi reduksi data, perbaikan dan verifikasi atas data yang diperoleh. Hal ini
dengan jenis dan pendekatan yang digunakan, maka teknik analisis datanya adalah
deskriptif kualitatif.
data. Data yang dianalisis berupa kata-kata yang dikumpulkan dalam berbagai cara
34
(obsevasi. wawancara, dokumentasi), kemudian setelah itu dianalisis dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
35
BAB IV
1. Letak Geografis
Dusun Crogol terletak di ujung paling timur dari desa Brunosari dan
berada di perbatasan antara desa Brunosari dengan desa Puspo. Dusun Crogol
Sebelah barat dari dusun Crogol adalah dusun Kedungwatesan yang juga masih
dalam wilayah desa Brunosari. Adapun sebelah timur dusun ini adalah dusun
Kalimangir dan dusun Kalipuring yang sudah masuk ke wilayah desa Puspo,
dusun Crogol dikelilingi hutan dan lumayan jauh dengan dusun yang lainnya.
Dusun ini lumayan sulit untuk dijangkau karena terletak di wilayah atas dan
merupakan dusun yang paling jauh dari desa Brunosari. Selain itu, jalannya
naik, berbelok-belok, dan belum semua jalannya diaspal, masih ada setengah
motor (kendaraan pribadi) dan berjalan kaki. Tidak ada angkotan umum yang
sampai ke dusun Crogol, angkotan umum hanya berada di jalan raya dan tidak
36
masuk ke dusun-dusun. Diperlukan waktu sekiatr 1 jam dengan berjalan kaki
dengan jarak 2,5 KM dari jalan raya Brunorejo-Gowong. Rute yang digunakan
jembatan Singojoyo belok kiri, dari jembatan Singojoyo sekitar 150 M sampai
Crogol. Adapun rute dari arah Kalimangir ini lebih sulit untuk dijangkau. Hal
ini dikarenakan jalan yang naik turun, berbelok belok, sepi, lewat hutan dan
jalan masih berupa cor blok, jika di musim penghujan jalan sangat licin karena
sudah berlumut. Sedangkan rute yang lainnya lagi, dapat ditempuh dari dusun
Kalipuring. Dimana rute ini lebih sulit lagi dibandingkan dengan rute dari
dusun Kalimangir, karena jalan di dusun Kalipuring sudah sangat rusak cor
bloknya. Ketika musin kemarau jalan berdebu dan ketika musim penghujan
berikut:
a. Batas Wilayah
37
Sebelah Barat : Hutan Pinus, sawah, dusun Kedungwatesan
c. Jarak ke Pemerintahan:
d. Demografi
2. Kondisi Masyarakat
a. Bidang Pendidikan
1) Pendidikan Formal
38
Dalam bidang pendidikan, masyarakat dusun Crogol kebanyakan
masih dalam taraf rendah. Berikut tabel tingkat pendidikan pada tahun
1. TK/PAUD 23
5. Perguruan Tinggi 4
1. TPA/MADIN 120
2. Pesantren 8
3. Kursus -
4. Lain-lain -
b. Bidang Sosial
terbukti dengan jumlah jiwa yang ada di dusun Crogol, yaitu: 917 jiwa.
39
Padatnya penduduk di dusun Crogol, menjadikan masyarakat Crogol
memerlukan sosok pemimpin yang bisa menjadi contoh dan panutan dalam
b) Pak Muhdhor
d) Pak Mugiyono
e) Pak Antono
c. Bidang Agama
40
1) Pengajian seninan setiap malam senin habis shalat isya
4) Diba’an remaja dan orang tua setiap rabu kliwon habis shalat maghrib
41
(8) Pak Muslimin
(2) Bu Ulfah
d. Bidang Ekonomi
1) Guru : 2 jiwa
2) Perhutani : 1 jiwa
5) Pedagang : 15 jiwa
42
7) Pelajar : 217 jiwa
1) ZA (67 Tahun)
43
kulo mawon ingkang lulus SD namong setunggal”. (W/R/P/05-07-
18/17.00-17.35)
Ketidakpahaman orang tua tentang pentingnya pendidikan
3) N (47 Tahun)
4) F (45 Tahun)
“Saya tidak tahu pendidikan formal itu apa, kalau pendidikan agama
Islam itu ya pendidikan yang membahas tentang Islam, yang saya tahu
itu saja. Sekolah itu penting, agar anak menjadi pandai. Tetapi untuk
sekolah yang tinggi itu saya tidak punya biayanya. Jadi anak saya yang
perempuan cukup sampai SMP saja, setelah itu saya suruh mondok agar
tahu agama dan tidak minta sekolah lagi. Anak perempuan itu tidak
perlu sekolah tinggi-tinggi, yang penting sudah bisa membaca, menulis
dan menghitung itu cukup. Untuk anak saya yang laki-laki saya
sekolahkan lagi setelah lulus SMP karena dia ingin melanjutkan SMA,
awalnya saya tidak mau karena takut tidak bisa membiayai. Karena anak
laki-laki saya lumayan pintar dan sering mendapatkan peringkat kelas,
44
akhirnya saya memenuhi keinginannya untuk sekolah lagi”. (W/F/P/04-
07-18/14.00-14.30)
Hal ini diperkuat dengan pernyataan FA, bahwa:
Islam itu menjadikan anak tahu bahwa berbuat dosa itu dilarang, hanya saja
formal sebagai kebutuhan utama anak. Hal ini, disebabkan karena kurangnya
tua yang hanya fokus pada pendidikan non formal (pesantren) saja dan
45
b. Persepsi atau pandangan masyarakat umur 20-35 tahun tentang pentingnya
1) DM (35 Tahun)
“Saya tidak paham mbak pendidikan formal itu apa, yang saya ya sekolah
itu. Kalau pendidikan agama Islam itu ya pendidikan yang mengajarkan
cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar dan yang mengajarkan yang
yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh untuk dilakukan. Pendidikan
itu sangat penting mbak untuk anak, supaya anak tidak terjerumus ke
dalam pergaulan bebas dan mudah dalam mencari pekerjaan. Apalagi
seperti sekarang ini, mencari pekerjaan itu sulitnya minta ampun. Jadi
saya ingin anak-anak saya sekolah setinggi-tingginya biar nanti tuanya
tidak menyesal seperti saya. Saya itu dulunya selalu mendapatkan
peringkat 1 di kelas. Karena orang tua saya tidak punya uang, akhirnya
saya cuma lulusan SD. Giliran anak saya ada uang tetapi disuruh sekolah
46
itu cuma asal berangkat saja, susah sekali kalau disuruh belajar”.
(W/WL/P/02-07-18/15.00-15.45)
3) WR (30 Tahun)
47
Dari keterangan narasumber di atas dapat diambil kesimpulan
ini karena pemikiran masyarakat umur 20-35 tahun di dusun Crogol sudah
mulai maju, mereka sudah sadar bahwa pendidikan agama Islam itu
anak-anak tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Hanya
belum maksimal.
B. Analisi Data
pendidikan formal. Di dusun Crogol ada 2 macam pendapat yang berbeda dalam
48
1. Persepsi masyarakat umur 40-70 tahun tentang pentingnya pendidikan agama
pendidikan formal itu penting bagi anak-anak, dimana pendidikan agama Islam
itu menjadikan anak tahu bahwa berbuat dosa itu dilarang, hanya saja mereka
pendidikan formal, orientasi pada harta benda semata, kecenderungan orang tua
yang hanya fokus pada pendidikan non formal (pesantren) saja dan pemikiran
yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan data lulusan lima tahun yang lalu
a. Lulusan SD
SD melanjutkan
1. 2014 3 22 15
2. 2015 2 22 13
3. 2016 16 14
49
4. 2017 2 20 19
5. 2018 20 13
b. Lulusan SMP
1. 2014 9 3
2. 2015 13 8
3. 2016 8 3
4. 2017 15 11
5. 2018 13 2
c. Lulusan SMA
1. 2014 3 1
2. 2015 2 1
3. 2016 5 -
4. 2017 3 1
5. 2018 8 1
50
Data di atas menunjukkan sedikitnya minat anak untuk melanjutkan
pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi. Dari 179 lulusan mulai dari SD
hingga SMA hanya 105 anak yang melanjutkan pendidikan dan 7 anak yang
putus sekolah.
masyarakat umur 40-70 tahun . Hal ini karena pemikiran masyarakat umur 20-
35 tahun di dusun Crogol sudah mulai maju, mereka sudah sadar bahwa
pergaulan dan menjadikan anak-anak tahu apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan. Hanya saja masalah biaya dan kurang pemahaman mereka
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persepsi masyarakat tentang pentingnya agama Islam dalam pendidikan
pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal itu penting bagi anak-anak,
dimana pendidikan agama Islam itu menjadikan anak tahu bahwa berbuat dosa
itu dilarang, hanya saja mereka belum bisa menjadikan pendidikan agama Islam
dalam pendidikan formal sebagai kebutuhan utama anak. Hal ini, disebabkan
kecenderungan orang tua yang hanya fokus pada pendidikan non formal
Islam dalam pendidikan formal di dusun Crogol, dimana Masyarakat umur 20-
pendidikan formal dibandingkan dengan masyarakat umur 40-70 tahun . Hal ini
karena pemikiran masyarakat umur 20-35 tahun di dusun Crogol sudah mulai
maju, mereka sudah sadar bahwa pendidikan agama Islam itu menjadikan anak-
52
anak mempunyai batasan dalam pergaulan dan menjadikan anak-anak tahu apa
yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Hanya saja masalah biaya dan
B. Saran
1. Agar tokoh agama atau orang yang dituakan di dusun Crogol memberikan
tua dan anak di dusun Crogol, sehingga pemikiran orang tua yang
beranggapan pendidikan formal itu tidak penting hilang dan orang tua bisa
perhatian pada anak dalam hal pendidikan formal, misalnya orang tua
53
DAFTAR PUSTAKA
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT Grasindo.
Joesoef, Soelaiman. 2004. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: Renika Cipta.
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KODE PENELITIAN
TAHUN 2018
1. Responden
No Nama Kode
1. H. Zainal Abidin ZA
2. Rolijah R
3 Nurudin N
4. Faizah F
5. Dawud Mustofa DM
6. Walpingah WL
7. Waringah WR
8. Fatkhul Akhadi FA
2. Metode Penelitian
Wawancara W
12
3. Media Penyimpanan Data
Media Kode
Foto T
File F
4. Kategori
Kategori Kode
Pendidikan Formal
13
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA DESA
TAHUN 2018
Kode Responden : ZA
Waktu : 08.00-08.57
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
14
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA DESA
TAHUN 2018
Kode Responden : R
Waktu : 17.00-17.35
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
15
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT
TAHUN 2018
Kode Responden : WL
Waktu : 15.00-15.45
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
16
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA DUSUN
TAHUN 2018
Kode Responden : FA
Waktu : 19.00-19.45
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
17
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA DUSUN
TAHUN 2018
Kode Responden : ZA
Waktu : 08.00-08.57
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
“Menurut saya, pendidikan formal itu pendidikan untuk mengetahui ilmu secara luas,
sedangkan pendidikan agama Islam untuk mengetahui ilmu tentang Islam. Sehingga
pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal itu sangat penting mbak, sebab
18
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT
TAHUN 2018
Kode Responden : R
Waktu : 17.00-17.35
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
“Sak ngertose kulo pendidikan formal niku pendidikan ingkang wonten sekolahan,
ingkang ndadosaken lare pinter. Kados teng SD niku. Yen pendidikan agami Islam
niku ingkang ndadosaken lare saget ngaji lan ngerti babagan agami. Dados
pendidikan agami Islam teng pendidikan formal niku penting, supados lare pinter lan
ngerti agami. Ananging nasib kulo nopo pripun nggih, lare kulo niku ken sekolah
19
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT
TAHUN 2018
Kode Responden : R
Waktu : 17.00-17.35
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
“Sak ngertose kulo pendidikan formal niku pendidikan ingkang wonten sekolahan,
ingkang ndadosaken lare pinter. Kados teng SD niku. Yen pendidikan agami Islam
niku ingkang ndadosaken lare saget ngaji lan ngerti babagan agami. Dados
pendidikan agami Islam teng pendidikan formal niku penting, supados lare pinter lan
ngerti agami. Ananging nasib kulo nopo pripun nggih, lare kulo niku ken sekolah
20
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT
TAHUN 2018
Kode Responden : WL
Waktu : 15.00-15.45
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
“Saya tidak paham mbak pendidikan formal itu apa, yang saya ya sekolah itu. Kalau
pendidikan agama Islam itu ya pendidikan yang mengajarkan cara membaca al-
Qur’an yang baik dan benar dan yang mengajarkan yang yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh untuk dilakukan. Pendidikan itu sangat penting mbak untuk anak,
supaya anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan mudah dalam mencari
pekerjaan. Apalagi seperti sekarang ini, mencari pekerjaan itu sulitnya minta ampun.
21
Jadi saya ingin anak-anak saya sekolah setinggi-tingginya biar nanti tuanya tidak
menyesal seperti saya. Saya itu dulunya selalu mendapatkan peringkat 1 di kelas.
Karena orang tua saya tidak punya uang, akhirnya saya cuma lulusan SD. Giliran
anak saya ada uang tetapi disuruh sekolah itu cuma asal berangkat saja, susah sekali
22
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPAL DUSUN
TAHUN 2018
Kode Responden : FA
Waktu : 19.00-19.45
Daftar Pertanyaan:
pendidikan formal?
berguna bagi penerus bangsa. Sedangkan pendidikan agama Islam itu pembelajaran
yang di dalamnya dijelaskan batasan-batasan perbuatan yang boleh kita lakukan dan
tidak boleh kita lakukan. Dimana seperti sekarang ini pergaulan antara perempuan
dan laki-laki sudah melampaui batas. Sehingga Pendidikan agama Islam dalam
pendidikan formal itu sangat penting, sebab maju dan tidaknya suatu Negara
23
tergantung pada pendidikannya. Semakin bagus pendidikan Negara tersebut, maka
semakin maju negaranya. Untuk saat ini kan saya belum tahu rasanya menyekolahkan
anak itu seperti apa, karena anak saya masih kecil. Akan tetapi saya mempunyai
keinginan untuk menyekolahkan anak saya sampai perguruan tinggi. Supaya anak
saya itu bisa menjadi contoh untuk anak-anak disini. Diman sampai saat belum belum
begitu peduli terhadap pendidika. Rata-rata orang disini itu cuma lulusan SD mbak.
Ada beberapa yang lulusan SMP dan SMA, untuk yang lulusan perguruan tinggi itu
jarang sekali mbak. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan orang tuanya yang belum
begitu tahu pendidikan itu apa, yang mereka tahu hanya bertani dan beribadah.
Akibatnya anak-anak di sini itu tidak begitu minat untuk melanjutkan sekolah. Selain
itu tokoh masyarakat atau orang yang dituakan di dusun Crogol itu memberikan
masukan kepada masyarakat Crogol itu untuk mondok, agar tahu ilmu agama. Tidak
24
FOTO KEGIATAN
25
4. Foto Pembagian Daging Kurban
26