SKRIPSI
Oleh:
PUJI SANTOSO
NIM: 111 14 381
i
ii
iii
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-
2. Keluarga besar penulis terkhusus bagi kakek dan nenek, Supardi dan
Suminah.
keluarga.
4. Ketiga saudara kandung penulis, Dek Maman, Dek Aziz dan Dek
7. Kang Rahmat, Kang Mustaqim, Kang Yusuf, Kang Barok yang selalu
8. Teman-teman PAI angkatan 2014 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
9. Mbak Insanul Kamila, orang yang selalu menjadi motivasi bagi saya
khusus kepadanya.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta
Abu Ghuddah).
para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang
terimakasih kepada:
3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
vii
4. Bapak Dr. Rasimin, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing akademik
Puji Santoso
NIM. 11114381
viii
ABSTRAK
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
tentang nilai-nilai keteladanan Rasulullah dalam kitab Ar-Rasul Al-Mua‟llim Wa
Asalibuhu Fi At-Ta‟lim karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah. Pertanyaan
yang ingin dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut: (1) Apa signifikansi
nilai-nilai keteladanan Rasulullah dalam kitab Ar-Rosul al-Mu‟allim wa Asalibuhu
fi at-Ta‟lim karya Abdul Fattah Abu Ghuddah?, (2) Bagaimana relevansi nilai-
nilai keteladanan Rasulullah dalam kitab Ar-Rosul al-Mu‟allim wa Asalibuhu fi
at-Ta‟lim karya Abdul Fattah Abu Ghuddah dengan praktek pendidikan saat ini?,
(3) Bagaimana implikasinya?.
Skripsi ini merupakan penelitian studi kepustakaan atau library research.
Seluruh data baik dari data primer dan data sekunder diperoleh dengan
menggunakan metode dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya
dilakukan analisis. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah
dengan diskristif analisis isi atau content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, nilai-nilai keteladanan yang
terdapat dalam kitab ar-rosul al-mu‟allim wa asalibuhu fi at-ta‟lim karya Syekh
Abdul Fattah Abu Ghuddah meliputi: memudahkan dan tidak memberatkan, kasih
sayang, sabar, lemah lembut, adil, rendah hati dan sederhana memiliki peran
penting demi terwujudnya tujuan pendidikan. Kedua, pemikiran Syekh Abdul
Fattah Abu Ghuddah tentang nilai-nilai keteladanan masih sangat relevan jika
diterapkan pada zaman sekarang. Ini berdasarkan refleksi terhadap realitas yang
ada. Nilai keteladanan yang terdapat dalam karangan beliau bersifat tetap,
dimanapun dan kapanpun nilai-nilai tersebut akan terus berlaku. Hal itu
berdasarkan al-Quran dan Hadis Nabi. Dimana keduanya berlaku sepanjang hayat
tidak dipengaruhi tempat dan waktu. Ketiga, keteladanan memiliki dampak atau
implikasi yang sangat berpengaruh terhadap seseorang. Hal ini disebabkan oleh
karena manusia cenderung untuk meniru atau mencontoh perbuatan yang
dilakukan oleh orang lain. Terlebih lagi bagi anak didik yang masih berada dalam
masa perkembangan dan pertumbuhan, mereka menganggap apa yang dilakukan
oleh gurunya merupakan tindakan yang layak untuk dicontoh dan diikuti.
ix
DAFTAR ISI
x
B. Pemikiran Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah Tentang Nilai
Keteladanan dalam Kitab Ar-Rasul al-Mu‟allim Wa Asalibuhu Fi
at-Ta‟lim ……………………………………………………... 24
B. Saran …………………………………………………....… 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
mencontoh oleh manusia yang satu pada manusia yang lain. Kecenderungan
mencontoh ini sangat besar peranannya pada anak-anak, sehingga sangat besar
diteladani itu mungkin yang bersifat baik dan mungkin pula bernilai keburukan
(Nawawi,1993: 213).
Kata teladan dialihkan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat di
membentuk sikap serta perilaku moral, spiritual dan sosial anak. Hal ini karena
pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan anak didik yang akan
ditirunya dalam segala tindakan dan sopan santunnya, disadari maupun tidak.
Oleh karena itu, masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal baik
buruknya anak didik yang menjadi objek bimbingan dan arahan (Supriyatno,
2009: 27-29).
jawab besar, bukan hanya saat waktu proses pendidikan itu berlangsung, tetapi
juga menjadi dalam kehidupannya (Sudarto, 2018: 107). Oleh karena itu
xii
seorang guru harus mempunyai karakter yang baik, karena guru adalah contoh
Sebagai teladan, guru harus memiliki karakter yang dapat dijadikan profil
dan idola bagi anak didik, guru adalah mitra anak didik dalam kebaikan, guru
harus dapat memahami tentang kesulitan anak didik dalam hal belajar dan
belajar anak didik. Guru adalah bapak rohani bagi seorang anak didik dalam
memberikan santapan jiwa dengan ilmu pendidikan akhlak. Untuk itu setiap
guru harus memiliki karakter yang baik dan terintegrasi, karakter yang baik ini
tentu saja ditinjau dari segi murid, orang tua dan dari segi kebutuhan tugasnya
Menurut Lickona (dalam Rasimin, 2016: 148) Karakter yang baik adalah
sesuatu yang kita inginkan bagi anak-anak kita. Karakter yang baik adalah
hidup dengan tingkah laku yang benar yakni tingkah laku benar dalam hal
berhubungan dengan orang lain (seperti kedermawanan dan rasa simpati) dan
berhubungan dengan diri sendiri (misalnya kontrol diri dan tidak berlebih-
lebihan). Karakter itu sendiri terbentuk dari tiga bagian yang saling berkaitan:
pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik
xiii
Berdasarkan hal tersebut di atas, karakter baik atau mulia meliputi
tentang kebaikan baik yang berhubungan dengan orang lain atau diri sendiri,
benar-benar melakukan kebaikan. Ada dua hal penting yang harus dilakukan
pundaknyalah tujuan pendidikan secara umum dapat tercapai atau tidak. Inilah
mengapa tidak semua orang bisa menjadi guru yang berhasil. Hanya orang-
orang tertentu yang mempunyai rasa cinta terhadap anak-anak atau peserta
didik dan berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan saja yang mampu
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja dengan
yang bisa menumbuhkan etika dan perilaku yang baik dalam pergaulan sosial.
Jadi menurut Imam Ghazali seorang guru harus mampu memberikan contoh
xiv
Mendidik merupakan kegiatan yang menyentuh sikap mental dan
kepribadian anak didik. Sedangkan kegiatan mengajar dan latihan sebagai salah
ketrampilan. Akan tetapi harus diakui bahwa mengajar yang baik, pada
tanggung jawab sosial serta sikap toleran agar hubungan antar manusia dapat
anak didik meraih tujuan ideal yang telah ditetapkannya yaitu, berpengetahuan
luas serta menjunjung nilai moral yang luhur, hal ini dibuktikan dengan masih
narkoba dan kenakalan remaja lainnya bahkan yang lebih parah ada oknum
guru yang tega melakukan perbuatan asusila terhadap anak didiknya, miris
menjadi teladan bagi anak didiknya malah melakukan perbuatan tercela seperti
itu. Bukan memberikan contoh teladan yang baik, malah merusak masa depan
anak didiknya. Pendidikan yang selama ini berlangsung baru sekedar transfer
xv
Fattah Abu Ghuddah, karena Rasulullah merupakan suri tauladan yang
sempurna bagi umatnya. Salah satu karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah
yang berkaitan dengan cara mendidik yang baik sesuai dengan apa yang
pendidik terbaik yang pernah ada. Melalui karakter yang ada dalam diri Nabi
kepada para sahabatnya secara efektif dan efisien, serta membekas dalam diri
para sahabatnya.
Karya beliau ini mengajak kita semua untuk menjadi seorang pendidik
perubahan ke arah yang positif, mampu memberikan warna dalam hidup yang
singkat ini, baik untuk keluarga dan masyarakat dimana kita tinggal serta
bangsa dan negara. Hidup bukanlah sekedar rutinitas tanpa nilai, tapi
sehingga kita harus mampu berperan di dalamnya. Sifat keteladanan Nabi ini
ِ ول اللَِّو أُسوةٌ حسنَةٌ لِمن َكا َن ي رجو اللَّو والْي وم
اآلخَر َوذَ َكَر اللَّ َو َكثِ ًريا ِ لَ َق ْد َكا َن لَ ُكم ُِب رس
َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ َُ ْ
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-
Ahzab: 21).
xvi
Dalam ayat di atas secara menjelaskan bahwa Allah SWT menjadikan
sosok Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
diri Rasulullah, sebagai pijakan bagi kita untuk meneladani akhlak Beliau yang
mulia.
karakter seseorang. Karena pada umumnya anak didik belum paham dengan
baik tentang konsep kebaikan. Dalam kehidupan ini, khususnya dalam dunia
Untuk itu bagi umat Islam, keteladanan yang paling baik dan utama,
mencakup semua lini kehidupan mengingat posisi dan profesi Nabi begitu
komplit dan kompleks. Rasanya sulit menemukan tokoh besar dengan sisi
kehidupan yang begitu kaya seperti dijalankan Rasulullah (Nuh, 2013: 171-
172).
xvii
kita dalam kehidupan sehari-hari khusunya untuk dalam mendidik. Beranjak
dari latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas, maka penulis mencoba
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, yang akan menjadi pokok
C. Tujuan Penelitian
Ghuddah.
xviii
2. Menemukan relevansi nilai-nilai keteladanan Rasulullah dalam kitab Ar-
Ghuddah.
D. Manfaat Penelitian
yang dapat diambil manfaatnya. Manfaat bagi para praktisi yang aktif dalam
bidang ini maupun kepada khalayak yang membaca serta mempelajari kajian
berikut:
1. Manfaat teoritis
yang poitif dalam bidang pendidikan dan wawasan yang lebih luas tentang
suatu masukan serta rujukan bagi penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
masalah ini.
2. Manfaat praktik
xix
Sebagai masukan yang membangun dalam pemberdayaan dan
sarjana strata satu (SI) pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
E. Kajian Pustaka
Rasulullah SAW (Studi atas Kitab Tarbiyah al Nabi Liashabih Karya Khalid
yang terkadung dalam proses pendidikan itu sendiri. Hal itu dapat dilihat dari
xx
Rachiqu al Makhtuum Karya Syeikh Shafiyurrahman al Mubarakfury”.
Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW. merupakan suri teladan yang baik.
selama ini kurang mengena serta nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat
dalam buku sirah nabawiyah ini masih sangat relevan jika diterapkan pada
nilai-nilai keteladanan dalam diri Nabi Muhammad SAW. dalam perang Badar
al-Kubra yaitu: nilai kepribadian, nilai sosial, nilai kecerdasan, nilai motivasi,
nilai memahami orang lain, nilai ketegasan dan nilai-nilai keteladanan nabi
menanamkan nilai akhlak siswa di MTs Negeri 2 Surakarta, hal ini dapat
dilihat dari dua segi, yaitu segi perkataan dan segi perbuatan.
dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas V SD Negeri
kelas V.
xxi
Penelitian Ifa Istinganah (2015) tentang “Pengaruh Keteladanan Guru
ditentukan dari pengaruh sikap yang dicontohkan orang tua kepadanya. Dalam
Guru Terhadap Pengamalan Akhlakul Karimah pada Siswa Kelas VIII SMP
guru mempunyai pengaruh dengan kategori sangat kuat dan sangat tinggi
xxii
F. Metode Penelitian
adalah cara atau jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yng berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek
2010: 24).
1. Jenis penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil data dari pendapat para
ahli yang dituangkan dalam buku-buku, istilah ini biasanya disebut library
2. Sumber penelitian
(Arikunto, 2014: 172). Sedangkan data-data tersebut terbagi dalam dua bagian:
xxiii
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama digunakan
dan sesuai dengan permasalahan ini. Sumber primer dalam hal ini adalah hasil-
hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau teoritisi yang orisinil
(Hadjar, 1996: 83). Adapun sumber data primer adalah Kitab Ar-Rosul al-
oleh seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau
tersebut bukan penemu teori (Hadjar, 1996: 84). Data ini berupa dokumen,
buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan
xxiv
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
4. Analisi data
a. Metode diskristif
diteliti dalam bentuk uraian naratif (Sudjana, 1989: 198). Peneliti melakukan
analisis data dengan menggambarkan buah pemikiran Syekh Abdul Fattah Abu
b. Metode analisis
yang terkait dengan semua aspek yang diteliti. Maka, di sini penulis
xxv
G. Definisi Operasonal
1. Nilai-nilai
Nilai adalah sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang
telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (yakni manusia yang
Menurut Spranger (dalam Asrori 2008: 153) nilai diartikan sebagai suatu
tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih
Abdul Mujib 1993: 109) nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas objek
Dengan demikian yang dinamakan nilai adalah suatu yang berharga yang
2. Keteladanan
katanya teladan yaitu perbuatan atau barang yang patut ditiru dan dicontoh.
Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh
xxvi
Keteladanan adalah hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang
dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan
yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam , yaitu keteladanan yang
berusaha menjadi teladan anak didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan
didik, akan mencontoh dan meniru segala sesuatu yang baik di dalam perkataan
Keteladanan adalah suatu contoh yang dapat dijadikan acuan oleh orang
lain karena dianggap orang yag dijadikan contoh tersebut mengandung nilai
yang baik dan luhur. Seorang guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah
guru yang mempunyai kepribadian layak ditiru. Inilah kepribadian utama yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut falsafah Jawa, kata guru berasal dari
kalimat “bisa digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh)”. Jadi, orang yang
menjadi guru adalah seorang yang bisa dipercaya dan ditiru tingkah lakunya
oleh anak didiknya (azzet, 2011: 55). Jadi keteladanan adalah suatu hal baik
berupa perkataan atau tindakan yang bernilai positif yang dapat dijadikan
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam tiga bagian utama, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari: sampul,
xxvii
pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
Bagian inti dalam penulisan penelitian ini, penulis menyusun dalam lima
tentang pokok-pokok penulisan dalam skripsi ini. bagian ini memuat: latar
penelitian.
Bab II berisi biografi. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai biografi
xxviii
BAB II
BIOGRAFI
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah lair di kota Aleppo, Suriah, 17 Rajab
lulus pada tahun 1368 H / 1948 M. Setamat dari Fakultas Syariah Al-Azhar,
Arab di universitas yang sama dan lulus pada 1370 H / 1950 M. Setelah itu, dia
tergolong pakar di bidang satu ini. Sepulang dari Mesir, dia bekerja sebagai
Damaskus. Tak berselang lama, Syekh Abdul Fattah pindah ke Saudi Arabia
Riyadh, dimana ia bekerja sebagai dosen. Selain itu, dia juga mengjar di
342- 343).
xxix
pembentukan kurikulumnya, seta diangkat menjadi anggota Majlis Ilmi
(Dewan Ilmiah) di kampus itu. Syekh Abdul Fattah juga pernah ditugaskan
komitmen sangat tinggi untuk selalu membaca dan terus belajar, meskipun
salah satu matanya di kemudian hari buta dan salah satu telinganya tidak dapat
mendengar. Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah meninggal pada 9 Syawal 1417
B. Setting Sosial
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah merupakan ulama Suriah yang dikenal
xxx
digunakan untuk berbicara melawan gelombang sekularisme. Pada tahun 1962,
ini untuk membantu dan mempromosikan kepentingan Islam dan umat Islam di
Suriah.
Syekh Abdul Fattah pun sempat dipenjarakan pada tahun 1966 dan
berbagai seminar dan konferensi dan juga bekerja untuk jangka waktu di King
https://m.replubika.co.id/2008/06/08/Syekh-Abdul-Fattah-Abu-Ghuddah-
merupakan materi kuliah umum yang diminta oleh direktorat Fakultas Syahriah
dan Fakultas Bahasa Arab di Riyadh, Kerajaan Saudi Arabia, pada tahun 1385-
xxxi
materi kuliah pada kedua fakultas tersebut, karena besar korelasinya dengan
dunia keilmuan, pengajaran dan para pelajar itu sendiri (Khudlori, 2015: xiii).
Selain itu, beberapa catatan juga diperluas sehingga dirasa cukup sesuai
kitab yang lengkap. Kitab ini sangat penting, mengingat kitab ini berhubungan
Dalam kitab ini, pengarang kitab ini banyak mengutip dari hadis Nabi
beserta metode-metodenya. Secara garis besar kitab ini terbagi menjadi dua
pembahasan, yakni:
Hadis-hadis yang yang terdapat dalam buku ini tidak hanya berupa
tersebut mampu memberikan gambaran, contoh, dan arahan yang jelas seputar
dari Imam Bukhri, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa‟i, Imam
xxxii
Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah dari kitab mereka masing-masing (Khudlori,
2015: xiv-xv).
memiliki komitmen sangat tinggi untuk selalu membaca dan terus belajar
https://abuawatif.Wordpress.com/2009/04/06/Jejak-Ulama-5-Syekh-Abdul-
xxxiii
BAB III
anak diberi pengertian oleh orang tua atau gurunya bahwa ia harus
menghormati setiap orang. Sikap hormat di mata anak adalah sesuatu yang
kepada orang tua, guru, teman sebaya, tamu, tetangga, dan kepada setiap orang.
Apabila sebuah kebaikan sudah dipahami oleh anak, dan anak juga sudah
menyepakati bahwa hal itu harus diwujudkan dalam tindakan nyata, maka
orang yang sering berinteraksi dengan anak, seperti orang tua dan guru harus
2010: 11-12).
Seorang anak yang hatinya masih suci merupakan mutiara yang masih
polos tanpa ukiran dan gambar. Dia siap diukir dan cenderung kepada apa saja
xxxiv
kebaikan, dia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Sedangkan apabila dia
dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja seperti membiarkan binatang
ternak, maka dia akan sengsara dan binasa (Suwaid, 2017: 19).
Keteladanan adalah hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang
dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan
yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam , yaitu keteladanan yang
berusaha menjadi teladan anak didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan
didik, akan mencontoh dan meniru segala sesuatu yang baik di dalam perkataan
Keteladanan adalah suatu contoh yang dapat dijadikan acuan oleh orang
lain karena dianggap orang yag dijadikan contoh tersebut mengandung nilai
yang baik dan luhur. Seorang guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah
guru yang mempunyai kepribadian layak ditiru. Inilah kepribadian utama yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut falsafah Jawa, kata guru berasal dari
kalimat “bisa digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh)”. Jadi, orang yang
menjadi guru adalah seorang yang bisa dipercaya dan ditiru tingkah lakunya
yang kita suruh atau larang tidak akan didengar apabila perbuatan kita tidak
seimbang dengan apa yang telah kita katakan. Sebelum menyuruh orang lain,
xxxv
Rasulullah telah melakukannya terlebih dahulu. Rasulullah tidak melarang
Jadi keteladan adalah suatu hal yang mengandung nilai positif yang dapat
dicontoh dan diikuti oleh orang lain. Keteladanan memegang peran yang
sangat penting dalam pembentukan karakter anak didik ke arah yang positif.
Salah satu karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah adalah kitab ar-rasul
cara mendidik yang baik sesuai dengan apa yang dipraktekkan oleh Rasulullah
semasa hidupnya. Karena Rasul merupakan pendidik terbaik yang pernah ada.
Melalui karakter yang ada dalam diri Nabi dan metode yang diterapkannya,
Karya beliau ini mengajak kita semua untuk menjadi seorang pendidik
xxxvi
perubahan ke arah yang positif, mampu memberikan warna dalam hidup yang
singkat ini, baik untuk keluarga dan masyarakat dimana kita tinggal serta
bangsa dan negara. Hidup bukanlah sekedar rutinitas tanpa nilai, tapi
solusi yang tepat bagi pendidik dan calon pendidik, karena di dalamnya
umat manusia. Pendidik yang ideal adalah seperti yang ada dalam diri Rasul,
maka seharusnya bagi para pendidik dan calon pendidik meniru atau
mencontoh segala yang dipraktekkan oleh Beliau. Salah satu nasehat yang
sangat ampuh agar orang mau melakukan yang apa yang kita perintahkan
pendidik yang sangat berpengaruh dan segani baik kawan atau lawan.
adalah:
xxxvii
sesuai dengan yang disyariatkan, selama tidak melanggar syariat atau hukum
yang berlaku.
satu cara memudahkan bagi anak didik adalah menggunakan berbagai variasi
metode karena setiap individu itu unik. Jadi jangan sampai apa yang
َب قصة ختيريالنىب صلى اهلل عليو و سلم زوجاتو,وروى مسلم َب كتاب الطالق من صحيحو
ورغبت منو ان ال, وقد بداء بعائشة منهن فاختارتو رضي اهلل عنها,الشريفات رضي اهلل عنهن
ولكن, ان اهلل مل يبعثىن معنتا وال متعنتا: فقال ذلا عليو الصالة والسالم,خيرب غريىا اهنا اختارتو
بعثىن معلما ميسرا
Artinya: Muslim dalam kitab shahihnya (bab perceraian), meriwayatkan
proses yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. dalam memilih istri-
istrinya. Perempuan pertama yang Dia pilih adalah Aisyah, dan
Aisyah pun menginginkannya. Mengetahui hal itu, dia meminta agar
Rasulullah tidak memberi tahu perempuan lain. Rasul pun menjawab,
“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang
menyusahkan dan merendahkan orang lain. Tetapi dia mengutusku
sebagai seseorang guru dan pemberi kemudahan (Khudlori, 2015: 7).
atas, yaitu tidak menjawab Aisyah dengan tegas dan tidak membentaknya,
terdapat pelajaran bahwa salah satu seni mengajar adalah seorang guru boleh
sindiran halus, tidak menggunakan cara frontal, serta dilakukan dengan penuh
xxxviii
kasih sayang tanpa celaan serta Rasul diutus untuk memberi kemudahan pada
umatnya.
2. Kasih sayang
seorang anak didik yang mendapatkan kasih sayang dari gurunya, dia akan
oleh gurunya akan mudah dicerna, semua ini muncul karena adanya rasa cinta
yang timbul dihati anak didik kepada gurunya, selain itu akan terciptanya
kondisi belajar yang kondusif pula. Karena seorang guru adalah orang tua bagi
anak didiknya, sehingga guru harus menyanyangi anak didiknya sepeti anaknya
sendiri.
Adapun sikap kasih sayang yang tercermin pada diri Rasulullah dalam
اتينارسول: قال, واللفظ للبخارى’ عن مالك بن احلويرث رضى اهلل عنو,وروى البخارى ومسلم
وكان رسول اهلل رحيما, فأقمنا عنده عشرين ليلة,اهلل صلى اهلل عليو و سلم وحنن شيبة متقاربون
رفيقا
Artinya: Bukahari dan Muslim meriwayatkan dengan redaksi Bukhari, kisah
dari Malik bin Huwairits ra. sebagai berkut: Kami, para pemuda
berumur sepantaran pernah datang kepada Rasulullah dan menginap
di rumahnya selama 20 malam. Kami mendapatinya sebagai orang
yang sangat penyanyang dan santun (Khudlori, 2015: 24).
Selanjutnya sifat yang harus ada dalam diri pendidik adalah rasa kasih
sayang, selain sebagai guru, pendidik juga berperan sebagai orang tua ke dua
bagi anak. Tanpa rasa kasih sayang ini pendidik hanya akan melakukan tugas
xxxix
mengajar saja, padahal seorang guru juga berperan sebagai pendidik dan
3. Sabar
Sifat keteladanan yang selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik
adalah sabar, kita harus menyadari bahwa kita sebagai makhluk sosial tidak
akan pernah lepas dari yang namanya masalah dengan individu lain. Solusi
terhadap segala masalah yang ada salah satunya adalah sabar dan mencari
Adapun sikap sabar tercermin pada diri Rasulullah dalam kitab ar-rasul
كان رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم: عن أنس رضى اهلل عنو قال,وروى الرتمذى َب الشمائل
يعيد الكلمة ثالثا لتعقل عنو
Artinya: Dalam kitab Syamail, Imam Tirmidzi meriwayatkan kisah dari Anas
ra. sebagai berikut: Rasulullah SAW. sering mengulang-ulang
ucapannya sebanyak tiga kali, agar setiap ucapannya dapat dipahami
(Khudlori, 2015: 26).
ماكان رسول اهلل صلى اهلل عليو: عن عائشة رضى اهلل عنها قالت,وروى الرتمذى َب الشمائل
حيفظ من جلس اليو, ولكن كان يتكلم بكالم بني فصل,و سلم يسرد كسركم ىذا
Artinya: Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam kitab asy-Syama‟il kisah dari
Aisyah ra. sebagai berikut: Rasulullah SAW. tidak pernah berbicara
tergesa-gesa sebagai mana biasa kalian lakukan, akan tetapi beliau
berbicara dengan ucapan yang jelas, sehingga orang yang duduk di
majelisnya bisa menghapal ucapannya dengan mudah (Khudlori,
2015: 26).
xl
Nabi SAW. dalam mengajar para murid sangat sabar dan tidak marah
Dalam hadist di atas secara jelas menerangkan bahwa Rasul sangat sabar
dalam pengajaran kepada anak didiknya. Hal itu dapat terlihat dari cara beliau
Lemah lembut adalah sikap baik hati atau ramah, tidak mudah marah
atau emosi. Sikap ini penting dalam menghadapi anak didik yang masih dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangan. sikap usil dan nakal yang mereka
Adapun sikap lemah lembut tercermin pada diri Rasulullah dalam kitab
سألت أىب (على بن: قال احلسني بن على:وروى الرتمذى َب الشمائل’ عن احلسن بن على قال
كان كان رسول اهلل صلى اهلل:أىب الطلب) عن سريةالنىب صلى اهلل عليو و سلم َب جلسائو فقال
, والفحاش, والصخاب, وال غليظ, ليس بفظ, لني اجلانب, سهل اخللق,عليو و سلم دائم البشر
والخييب فيو, وال يؤيس منو راجيو, يتغافل عما اليشتهى, والمداح,والعياب
Artinya: Dalam kitab asy-Syama‟il, Imam Tirmidzi meriwayatkan kisah dari
Hasan bin Ali berikut: Husain bin Ali mengatakan. “Aku pernah
xli
bertanya kepada bapakku (Ali bin Abi Thalib) tentang kehidupan Nabi
SAW. ditengah-tengah para sahabatnya. Dia menjelaskan,
“Rasulullah SAW. adalah orang yang selalu menampakkan wajah
riang dan ceria, memiliki akhlak dan tabiat lembut, tidak berkata
kasar, bukan orang yang keras, tidak suka berteriak, tidak pernah
berkata dan berbuat kotor, tidak pernah mencela, tidak pernah
memuji berlebihan, mudah melupakan hal-hal yang tidak dia sukai,
tidak memupus harapan orang yang berharap padanya, tidak punya
mengecewakannya (Khudlori, 2015: 32).
Melalui hadis di atas, kita dapat melihat sosok Nabi SAW yang memiliki
Rasulullah SAW diantaranya adalah: orang paling lembut, paling halus budi
5. Adil
Sikap berlebihan atau ekstrim, tercela dalam urusan apapun. Oleh karena
itu kita temukan, bahwa Rasulullah SAW. menyukai sikap moderat dalam
dinamakan adil.
Adapun sikap adil tercermin pada diri Rasulullah dalam kitab ar-rasul al-
روى الرتمذى َب الشمائل أيضا عن سيدنا على رضي اهلل عنو َب وصفو جمللس كان رسول اهلل
الحيسب جليسو أن أحدا أكرم, كان يعطى كل جلسائو بنصيبو: قال,صلى اهلل عليو و سلم
عليو منو
Artinya: Dalam asy-Syama‟il, Imam Tirmidzi meriwayatkan kisah dari
sayyidina Ali ra. yang menjelaskan tentang sifat (kondisi) majelis
xlii
Rasulullah SAW. sebagai berikut: “Nabi memberikan hak setiap
orang yang hadir dalam majelisnya secara adil, sehingga tidak satu
orang pun merasa ada orang yang lebih mulia di mata beliau.”
(Khudlori, 2015: 36).
Berdasarkan hadis di atas dengan sangat jelas dipaparkan salah satu sifat
Nabi SAW sebagai sosok yang adil. Sifat ini merupakan sifat terpuji
(mahmudah) yang harus dimiliki oleh setiap umat Islam yang mengaku sebagai
umatnya Nabi Muhammad SAW. Karena beliau sendiri sebagai orang yang
6. Rendah Hati
seseorang tidak merasa lebih dibandingkan dengan orang lain, merasa lebih
buruk dibandingkan dengan orang lain. Inilah yang dinamakan rendah hati.
Adapun sikap rendah hati tercermin pada diri Rasulullah dalam kitab ar-
عن أىب, واللفظ دلسلم عن محيد بن ىالل, ومسلم و النسائى,روى البخارى َب األدب ادلفرد
: قال, انتهيت اىل النىب صلى اهلل عليو و سلم وىوخيطب:رفاعة العدوى رضى اهلل عنو قال
. اليدرى ما دينو, رجل غريب جاءيسأل عن دينو, يارسول اهلل:فقلت
فأٌب بكرسي, وترك خطبتو حىت انتهى ايل, فأقبل علي رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم:قال
فقعد عليو رسول صلى اهلل عليو و سلم وجعل يعلمىن مما علمو: قال,حسبت قوائمو حديدا
ٍب أتى خطبتو فأًب اخره,اهلل
Artinya: Imam Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, juga Muslim dan
Nasa‟I meriwayatkan-dengan redaksi Muslim- kisah dari Humaid bin
Hilal, bersumber dari Abu Rifa‟ah al-Adawi ra. sebagai berikut: “aku
pernah datang kepada Rasulullah saat dia sedang berkhotbah.
Kukatakan padanya, “wahai Rasulullah, orang asing ini datang
kepadamu untuk menanyakan perihal agamanya, sebab dia tidak tahu
xliii
bagaimana agamanya itu.” Rasulullah lalu menghampiriku dan
meninggalkan khotbahnya. Setelah sampai keadaku, beliau
mengambil sebuah kursi yang kuyakini pondasi-pondasinya terbuat
dari besi, lalu beliau duduk di atasnya dan mengajariku apa-apa yang
telah Allah ajarkan kepadanya. Setelah itu, beliau melanjutkan
khotbahnya dan menyempurnakannya hingga selesai (Khudlori, 2015:
36).
Dalam hadis ini terkandung sifat rendah hati Nabi SAW, kelembutannya
dan sifat kasih sayangnya terhadap umat Islam. Sikap rendah hati ini tercermin
dari sikap tanggap Nabi yang mau mengahampiri sipenanya untuk menjawab
jurang pemisah pembeda yang bisa menggoyahkan persatuan dan kesatuan, hal
7. Sederhana
sederhana dalam tindakan dan ucapan. Sikap ini juga yang harus ada dalam diri
Adapun sikap rendah hati tercermin pada diri Rasulullah dalam kitab ar-
سألت خاىل ىند بن أيب: قال,وروى الرتمذى َب الشمائل عن احلسن بن على رضى اهلل عنهما
صف ىل رسول صلى اهلل عليو و: فقلت, وكان وصافا لر سول صلى اهلل عليو و سلم,ىالة
, طويل السكت, ليست لو راحة, دائم الفكرة, كان رسول اهلل متواصل األحزان: فقال,سلم
كالمو, ويتكلم جبوامع الكلم, يفتتح الكالم و خيتتمو باسم اهلل تعاىل,اليتكلم َب غريحاجة
غري, اليذممنها شيئا, يعظم النعمة وان دقت, ليس باجلاَب والادلهني, الفضول وال تقصري,فصل
xliv
فاذاتعدي احلق مل يقم لغضبو, والتغضبو الدنيا والماكان ذلا,انو مل يكن يذم ذواقا والديدحو
واليغضب لنفسو وال ينتصر ذلا,شيئ حىت ينتصرلو
Artinya: Imam Tirmidzi kembali meriwayatkan dalam kitabnya (asy-Syamail),
kisah dari Hasan bin Ali ra. sebagai berikut: aku pernah bertanya
kepada pamanku Hindun bin Abi Halah, dia adalah orang yang
banyak mengetahui sifat-sifat Rasulullah SAW. “Jelaskan padaku
sifat-sifat Rasulullah,” ucapku. Dia menjawab, “Rasulullah adalah
orang senantiasa bersedih, selalu berpikir, tidak mengenal lelah,
pendiam (tenang), tidak bicara kecuali yang perlu, memulai dan
menutup dengan menyebut nama Allah, berbicara dengan jawami‟ al-
kalim (kalimat yang singkat namun padat), perkataannya rinci, tidak
terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Beliau bukan orang yang
berperangai kasar dan hina, selalu menghargai nikmat sekecil apa
pun dan tidak mencelanya sedikit pun. Beliau juga tidak suka mencela
makanan dan minuman, dan tidak pula memujinya. Beliau tidak
pernah marah dalam persoalan dunia dan seisinya. Apabila suatu
kebenaran dilecehkan, dia akan bangkit membela kebenaran itu tanpa
disertai kemarahan sedikit pun, beliau juga tidak pernah marah
apalagi menang untuk kepentingan dirinya sendiri (Khudlori, 2015:
27).
beliau merupakan sosok yang paling sederhana, baik dalam perbuatan dan
ucapan beliau. Ini sangat penting, karena di jaman yang hedonis dan pragmatis
ini kebanyakan orang hanya mementingkan gengsi saja. Kalau sifat ini tidak
ada dalam diri pendidik dan calon pendidik yang ada hanyalah usaha untuk
xlv
BAB IV
PEMBAHASAN
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah yang dapat penulis ambil adalah sebagai
berikut:
peserta didik sulit untuk mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan.
Pilihlah penjelasan yang mudah dicerna oleh peserta didik dengan bahasa yang
tepat, lugas dan simpel. Begitu juga pemilihan metode dan media belajar yang
tepat dan sesuai dengan materi serta tingkat kemampuan peserta didik tanpa
oleh peserta didik (Suryani, 2012: 80). Rasulullah SAW sendiri tidak pernah
diberi dua pilihan kecuali mengambil pilihan yang paling ringan, selama hal
tersebut tidak melanggar syariat yang telah ditetapkan (Suwaid, 2017: 44).
makhluknya. Karena pada dasarnya syariat yang diturunkan oleh Allah SWT
xlvi
adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Hal itu sejalan dengan dasar syariat, yaitu memudahkan, tidak menyulitkan dan
menyedikitkan beban.
Oleh karena itu, seorang pendidik yang baik adalah pendidik yang
berbagai variasi metode dalam proses pembelajaran karena setiap anak didik
menangkap informasi berbeda-beda, selain itu guru harus memahami apa yang
harus diajarkan kepada anak didiknya, karena tantangan yang akan dihadapi
oleh anak didik ke depan sangat kompleks, berbeda dengan yang dihadapi oleh
pendidik pada saat itu, jadi anak didik harus dibekali dengan kemampuan untuk
anak didiknya.
Allah SWT berfirman dalam surat al Baqarah ayat: 286. Firman tersebut
para sahabatnya. Sehingga apa yang disampaikan oleh beliau membekas dalam
diri para sahabatnya, sehingga menjadi karakter yang melekat kuat dalam
xlvii
َب قصة ختيريالنىب صلى اهلل عليو و سلم زوجاتو,وروى مسلم َب كتاب الطالق من صحيحو
ورغبت منو ان ال, وقد بداء بعائشة منهن فاختارتو رضي اهلل عنها,الشريفات رضي اهلل عنهن
ولكن, ان اهلل مل يبعثىن معنتا وال متعنتا: فقال ذلا عليو الصالة والسالم,خيرب غريىا اهنا اختارتو
بعثىن معلما ميسرا
Artinya: Muslim dalam kitab shahihnya (bab perceraian), meriwayatkan
proses yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. dalam memilih istri-
istrinya. Perempuan pertama yang Dia pilih adalah Aisyah, dan
Aisyah pun menginginkannya. Mengetahui hal itu, dia meminta agar
Rasulullah tidak memberi tahu perempuan lain. Rasul pun menjawab,
“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang
menyusahkan dan merendahkan orang lain. Tetapi dia mengutusku
sebagai seseorang guru dan pemberi kemudahan. (Assegaf, 2015: 8).
kita sebagai umat beliau, khususnya kita sebagai pendidik ataupun calon
ketahui syariat Islam bukanlah aturan yang turun untuk memberatkan umat
Islam dalam menjalankannya. Bukti bahwa syariat Islam mudah dan tidak
Hal ini juga didukung oleh Hadis Nabi yang menyatakan bahwa dalam
berdakwah Nabi melakukannya dengan cara bertahap. Hal ini dilakukan untuk
أن النيب صلى اهلل عليو و سلم: عن ابن عباس رضي اهلل عنهما, واللفظ لو, وروى البخاري ومسلم
فادعهم إىل شهادة أن ال إلو إال, إنك سيأٌب قوما من اىل الكتاب: فقال,بعث معاذا اىل اليمن
xlviii
تؤخذ من, فإن ىم أطاعوا لذلك فأعلمهم أن اهلل افرتض عليهم صدقة,اهلل و إين رسول اهلل
فإنو, واتق دعوة ادلظلوم, فإن ىم أطاعوا لذلك فإياك وكرائم أمواذلم,أغنيائهم فرتد على فقرائهم
ليس بينهاوبني اهلل حجاب
Artinya: Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dengan redaksi dari Imam
Muslim, kisah dari Ibnu Abbas ra. berikut: ketika Nabi mengutus Mu‟ad
bin Jabal ke Yaman, Beliau berwasiat, “Saudara akan mendatangi
(bertemu) umat Ahli Kitab. Serulah mereka supaya bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah, dan aku adalah utusan-Nya. Jika mereka telah patuh
(menerima seruan itu), beritahu mereka bahwa Allah mewajibkan orang-
orang kaya di antara mereka untuk bersedekah (membayar zakat)
kepada orang-orang miskin di antara mereka pula. Jika mereka telah
menaati kewajiban itu, maka hormatilah harta mereka. Dan takutilah
doa orang-orang yang teraniaya, sebab sungguh, tiada penghalang
antara doa mereka dan Allah.”
bagi para umat Beliau. Karena pada dasarnya syariat Islam diturunkan untuk
Hal seperti itulah yang harus diterapkan oleh seorang pendidik dalam
bahwa anak didik merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang,
mereka memiliki karakteristik yang beragam. salah satu yang harus dipahami
oleh pendidik adalah adanya perbedaan potensi yang ada dalam diri anak didik.
Oleh karena itu, melalui pemahaman yang benar tentang potensi anak
xlix
digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga mungkin terjadi dalam
variasi metode. Hal ini bertujuan untuk memudahkan anak didik dalam
dilakukan secara bertingkat mulai dari yang paling mudah sampai yang paling
kehidupan nyata, agar anak didik dapat menangkap nilai yang terkandung di
dalamnya, sehingga dapat mengaplikasikan apa yang dia pelajari dari gurunya.
Dan yang terakhir adalah anak didik dibekali dengan skill atau kemampuan
2. Kasih sayang
Sifat selanjutnya yang harus ada dalam diri seorang pendidik adalah
Nuh (2013: 82) menyebutkan: kalau guru mengajar dengan hati, murid akan
mendengarkan dengan hati. Guru yang mengajar dengan cinta, murid pasti
akan membalasnya dengan cinta. Guru yang pandai menghargai murid, murid
pasti akan menghargai guru. Inilah ungkapan yang harus diketahui dan
Hal tersebut senada dengan apa yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah,
yaitu penyayang. Sifat penyayang telah menghiasi segala tutur kata, sikap,
perbuatannya (Hidayatullah, 2011: 63). Hal inilah yang telah dipraktekkan oleh
l
Rasulullah sehingga beliau menjadi pendidik yang berpengaruh dikalangan
hal tersebut sejalan dengan tujuan awal pengutusan Beliau menjadi rasul, yaitu
kesimpulan, seorang pendidik harus memiliki rasa kasih sayang terhadap anak
profesionalitas seorang guru. Memiliki rasa kasih sayang itu harus, tetapi tidak
suatu keniscayaan yang harus ada, agar tercipta kondisi pembelajaran yang
memisahkan, sehingga rasa hormat, adab atau sopan santun anak didik kepada
pendidiknya tetap ada. Kedekatan antara pendidik dan anak didik yang terlalu
yang berlebihan. Sifat Rasulullah ini telah diceritakan oleh Allah SWT di
يم ِ ٌ ول ِمن أَنْ ُف ِس ُكم ع ِزيز علَي ِو ما عنِتُّم ح ِريص علَي ُكم بِالْم ْؤِمنِني رء
ٌ وف َرحَُ َ ُ ْ ْ َ ٌ َ ْ َ َ ْ َ ٌ َ ْ ْ ٌ لَ َق ْد َجاءَ ُك ْم َر ُس
Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang
terhadap orang-orang mukmin (QS. at Taubah: 128).
li
ِ ِ ْت فَظِّا َغلِي َظ الْ َقل ِِ ٍِ
َ ضوا ِم ْن َح ْول
ك ُّ ب النْ َف َ فَبِ َما َر ْمحَة م َن اللَّو لْن
َ ت َذلُ ْم َولَ ْو ُكْن
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu (QS. Ali „Imron:
159).
Adapun sikap keteladanan Nabi yang bersifat penyayang dalam kitab ar-
اتينارسول: قال, واللفظ للبخارى’ عن مالك بن احلويرث رضى اهلل عنو,وروى البخارى ومسلم
وكان رسول اهلل رحيما, فأقمنا عنده عشرين ليلة,اهلل صلى اهلل عليو و سلم وحنن شيبة متقاربون
رفيقا
Artinya: Bukhari dan Muslim meriwayatkan dengan redaksi Bukhari, kisah
dari Malik bin Huwairits ra. sebagai berkut: Kami, para pemuda
berumur sepantaran pernah datang kepada Rasulullah dan menginap
di rumahnya selama 20 malam. Kami mendapatinya sebagai orang
yang sangat penyayang dan santun. (Assegaf, 2015: 18).
Dari hadis di atas kita dapat memahami sifat penting lainnya yang dapat
penyayang. Melalui sifat inilah anak akan tertarik kepada gurunya dan
mengikuti semua perkataannya. Dengan perantara sifat ini juga, anak akan
Melalui sifat dan watak ini seorang guru dituntut untuk mencintai dan
pekerjaan yang secara psikologis cukup berat. Apabila hal ini dapat dilakukan,
maka sesungguhnya dialah seorang bapak yang suci dan bapak yang teladan.
lii
Dengan cara demikian seorang murid dengan rasa cinta dan sayang pula akan
mematuhi segala ajaran yang diberikan oleh gurunya tersebut (Mufron, 2015:
46-47).
harus memiliki sifat kasih sayang dalam mendidik. Melalui sifat kasih sayang
dari pendidik, sang anak akan berhias dengan akhlak yang terpuji, dan terjauh
dari perbuatan tercela. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian besar
terhadap sifat kasih sayang ini, dengan menganjurkan untuk memiliki sifat itu
sesuai dengan yang disampaikan oleh Allah SWT melaui al-Quran dan hadis
contohnya seorang anak didik yang mendapatkan kasih sayang dari gurunya,
dia akan merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran, sehingga apa yang
disampaikan oleh gurunya akan mudah dicerna, semua ini muncul karena
adanya rasa cinta yang timbul dihati anak didik kepada gurunya.
seorang guru. Jangan sampai kedekatan yang telah terbangun mengarah kepada
hal-hal yang bisa menimbulkan efek negatif baik untuk pendidik maupun
peserta didik. Karena banyak kasus kejadian seperti pemukulan seorang murid
kepada gurunya, hubungan badan antara guru dan murid baik karena suka sama
suka atau terpaksa biasanya terjadi karena kedekatan yang berlebihan. Jadi
liii
3. Sabar
sabar adalah menahan nafsu dari ketergesaan, menahan lisan dari keluhan, dan
yang mengatakan sabar adalah akhlak yang mulia. Dengannya, seseorang akan
Sabar adalah kunci kekuatan dan kesuksesan hidup. Dalam pepatah arab
kita kenal man shabara zhafira barang siapa bersabar, ia akan sukses. Sabar
tantangan dan persoalan. Sabar dibagi menjadi dua: sabar menghadapi takdir
dan sabar menghadapi tantangan. Kita harus bisa membedakan mana kenyataan
sulit yang sudah ditentukan dan berada di luar kendali kita dan mana keadaan
upaya perubahan ke arah yang lebih positif dan ini merupakan proses yang
akan selalu berinteraksi anak didiknya. Karena anak didik sebagian besar
liv
dengan adanya interaksi sosial ini, salah satunya adalah membantu anak didik
individu lain pasti suatu saat akan terjadi gesekan yang menimbulkan masalah.
individu merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Oleh karena
itu dibutuhkan sikap bijaksana dalam menghadapi setiap masalah yang ada.
Begitu pula seorang guru, yang setiap harinya berinteraksi dengan anak
didiknya. Yang namanya masalah pasti ada dan kadang tidak bisa dihindari.
dihadapi dengan sabar atau penuh emosi. Banyak disebutkan dalam Al-Quran
اى ْم ِسِّرا َو َعالنِيَةً َويَ ْد َرءُو َن بِا ْحلَ َسنَ ِة ِ َّ صبَ ُروا ابْتِغَاءَ َو ْج ِو َرِِّّبِ ْم َوأَقَ ُاموا ِ َّ
ُ َالصالةَ َوأَنْ َف ُقوا ممَّا َرَزقْ ن َ ينَ َوالذ
ك َذلُ ْم عُ ْق َىب الدَّا ِر ِ
َ السيِّئَ َة أُولَئ
َّ
Artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan
Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki
yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-
terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang
Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik) (QS. Ar-Ra‟d:
22)
ِ َّ ٍ ِ ِ ِ
ْ َجَرُى ْم بِأ
َح َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُو َن ْ صبَ ُروا أ َ َما عْن َد ُك ْم يَْن َف ُد َوَما عْن َد اللَّو بَاق َولَنَ ْج ِزيَ َّن الذ
َ ين
Artinya: Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah
adalah kekal. dan Sesungguhnya Kami akan memberi Balasan kepada
orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan (QS. An-Nahl: 96).
lv
Adapun sikap keteladanan Nabi yang bersifat sabar dalam kitab ar-rasul
كان رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم: عن أنس رضى اهلل عنو قال,وروى الرتمذى َب الشمائل
يعيد الكلمة ثالثا لتعقل عنو
Artinya: Dalam kitab yang sama, Tirmidzi meriwayatkan kisah dari Anas ra.
sebagai berikut: Rasulullah SAW. sering mengulang-ulang
ucapannya sebanyak tiga kali, agar setiap ucapannya dapat
dipahami. (Assegaf, 2015: 19).
ماكان رسول اهلل صلى اهلل عليو: عن عائشة رضى اهلل عنها قالت,وروى الرتمذى َب الشمائل
حيفظ من جلس اليو, ولكن كان يتكلم بكالم بني فصل,و سلم يسرد كسركم ىذا
Artinya: Tirmidzi meriwayatkan dalam kitab asy-Syama‟il kisah dari Aisyah
ra. sebagai berikut: Rasulullah SAW. tidak pernah berbicara tergesa-
gesa sebagai mana biasa kalian lakukan, akan tetapi beliau berbicara
dengan ucapan yang jelas, sehingga orang yang duduk di majelisnya
bisa menghapal ucapannya dengan mudah. (Khudlori, 2015: 26).
aspek yang perlu diperhatikan oleh para pendidik, karena peserta didik adalah
individu yang berbeda satu sama lainnya dalam kemampuan menangkap dan
terhadap peserta didik hendaklah dengan cara yang baik, dengan penuh
perhatian dan kasih sayang tanpa ada rasa marah atau kejengkelan (Suryani,
2012: 85-86).
Terkadang orang merasa jengkel dan marah ketika ditanya oleh orang
lain dengan beberapa pertanyaan dalam masalah yang sama. Padahal boleh jadi
orang yang bertanya terus karena daya pemahaman setiap orang berbeda-beda
lvi
(Hidayat, 2015: 169). Inilah yang harus dipahami oleh setiap pendidik, adanya
Pada sebuah kondisi yang membolehkan kita marah, pada status yang
semua orang pun akan mengatakan wajar jika kita marah, pada tataran semua
orang akan menolelir jika kita marah, dalam situasi yang demikian membuat
layak serangkaian kalimat marah bisa tertumpah. Namun dalam tatanan hidup
memunculkannya dalam aura secara langsung, inilah akhlak teladan yang telah
ambil kesimpulan bahwa Rasul sangat sabar dalam pengajaran kepada anak
didiknya. Hal itu dapat terlihat dari cara beliau menyampaikan materi, bahkan
meminta ulang terus dalam hal yang sama, karena Beliau adalah orang yang
dalam mengatasi berbagai perbedaan anak didik yang beraneka ragam serta
lvii
4. Lemah lembut dan Tidak Kasar
pelajaran yang disampaikan akan mudah dicerna dan dipahami oleh peserta
oleh karena itu pendekatan yang diperlukan dalam mendidik adalah dengan
sikap lemah lembut dengan cara menuntun dan membimbing peserta didik ke
dan membangun tatanan sosial yang teduh. Kegersangan sosial terjadi karena
sekian banyak ranah pedagogik yang harus diberikan perhatian khusus saat ini
adalah ranah hati. Sebab hati adalah lokus dari apa yang membuat seorang
dikatakan, bila ingin membangun manusia maka bangunlah hatinya. Sebab hati
adalah umm (ibu) dari segala kebahagiaan hidup sekaligus menjadi pangkal
sayang, dan keagungan akhlak. Dari itu semua, seorang guru dituntut untuk
meneladani Rasulullah SAW. sang guru dan pemberi nasehat yang terpercaya
lviii
Sifat lemah lembut Nabi tergambar dengan jelas bagaimana Beliau
Salamah bin Salamah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Ja‟far, Umamah bin
Zainab, pelayan beliau, Anas bin Malik dan saudaranya serta anak-anak
Oleh karena itu, seorang pendidik harus bersikap santun dan lemah
lembut dalam mendidik anak didiknya. Akan tetapi bukan berarti pendidik
harus selalu bersikap lemah lembut dalam mendidik anak didiknya. Sebab
maksud dari lemah lembut di sini adalah menahan emosi saat sedang
meluruskan anak ketika melakukan kesalahan. Maka dari itu, jika pendidik
melakukannya, agar anak dapat berubah menjadi baik (Hakim, 2016: 651).
mengajar dapat berjalan dengan nyaman dan kondusif. Serta materi pelajaran
yang disampaikannya akan dipahami oleh anak didiknya dengan baik. Namun
yang harus dipahami lebih lanjut adalah lemah lembut bukan berarti
membiarkan saja ketika anak didik melalukan suatu kesalahan tanpa diberi
teguran atau hukuman. Lemah lembut di sini harus dipahami secara benar.
Seorang pendidik boleh memberi hukuman kepada anak didiknya dalam upaya
lix
menciptakan rasa tanggung jawab dalam diri anak ketika melakukan suatu
kesalahan, itu merupakan konsekuensi logis agar anak paham bahwa yang
dilakukannya itu suatu kesalahan, sehingga dia tidak akan mengulanginya lagi.
memiliki sifat yang kasar, niscaya muridnya akan merasa tidak nyaman dalam
kelembutan ini telah diceritakan oleh Allah SWT di dalam al-Quran. Allah
berfirman:
Adapun sikap keteladanan Nabi yang bersifat lemah lembut dalam kitab
سألت أىب (على بن: قال احلسني بن على:وروى الرتمذى َب الشمائل’ عن احلسن بن على قال
كان كان رسول اهلل صلى اهلل:أىب الطلب) عن سريةالنىب صلى اهلل عليو و سلم َب جلسائو فقال
, والفحاش, والصخاب, وال غليظ, ليس بفظ, لني اجلانب, سهالخللق,عليو و سلم دائم البشر
والخييب فيو, وال يؤيس منو راجيو, يتغافل عما اليشتهى, والمداح,والعياب
Artinya: Dalam kitab asy-Syama‟il, Tirmidzi meriwayatkan kisah dari Hasan
bin Ali berikut: Husain bin Ali mengatakan. “Aku pernah bertanya
kepada bapakku (Ali bin Abi Thalib) tentang kehidupan Nabi SAW.
ditengah-tengah para sahabatnya. Dia menjelaskan, “Rasulullah
SAW. adalah orang yang selalu menampakkan wajah riang dan ceria,
memiliki akhlak dan tabiat lembut, tidak berkata kasar, bukan orang
yang keras, tidak suka berteriak, tidak pernah berkata dan berbuat
kotor, tidak pernah mencela, tidak pernah memuji berlebihan, mudah
melupakan hal-hal yang tidak dia sukai, tidak memupus harapan
orang yang berharap padanya, tidak punya mengecewakannya.
(Khudlori, 2015: 32).
lx
Dari hadis di atas sudah jelas bahwa memiliki sifat yang lembut. Sifat
inilah yang harus ditiru oleh setiap pendidik, karena pada dasarnya setiap
manusia ingin mendapatkan perlakuan yang lembut. Tugas dari pendidik tidak
hanya mengajar tapi juga mendidik, sehingga murid tidak hanya menambah
5. Adil
Sikap berlebihan atau ekstrim, tercela dalam urusan apapun. Oleh karena
itu kita temukan, bahwa Rasulullah SAW. menyukai sikap moderat dalam
prinsip yang berakar dari konsep dasar bahwa manusia mempunyai kesatuan
asal yang tidak membedakan derajat, baik antara jenis kelamin, kedudukan
sosial, agama, bangsa, suku, maupun ras atau warna kulit. Sehinnga setiap
orang memiliki hak yang sama memperoleh pendidikan (Sudarto, 2018: 80).
memberi maka akan hilanglah rasa hasad dalam diri mereka. Selain itu juga
akan hiang berbagai macam kedengkian dalam hati mereka. Bahkan anak akan
hidup bersama kawan-kawan mereka dan para pendidik mereka di atas prinsip
dampak yang buruk, karena sifat ini akan melahirkan kedengkian dan
kebencian. Selain itu juga menyebabkan rasa takut, malu, minder, dan suka
lxi
menangis. Hal itu akan mendorong anak untuk saling bermusuhan,
bersengketa, dan berbuat dosa (Hakim, 2016: 262). Jika para pendidik
diri, penyakit-penyakit hati seperti iri, dengki, kerusakan hati nurani, maka
tidak ada cara lain bagi mereka kecuali dengan berbuat adil dan tidak pilih
terhadap semua anak didiknya, tidak pilih kasih. Karena seorang guru pilih
kasih terhadap anak didiknya, hal ini akan menimbulkan rasa cemburu di hati
anak yang lain. Guru yang baik adalah guru yang berlaku adil kepada anak
kebutuhan, adil di sini bukannya bila pemberian dalam jumlah yang sama,
tetapi adil dalam perlakuan, kasih sayang dan pemberian sesuai dengan tempat
dan keadaan. Seorang pendidik tidak boleh pilih kasih diantara anak didiknya,
karena bila demikian akan berdampak negatif, anak didik akan benci dan
dendam keada gurunya. Banyak disebutkan dalam Al-Quran tentang sifat adil
lxii
ان َوإِيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْرَىب َويَْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْن َك ِر َوالْبَ ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم
ِ إِ َّن اللَّو يأْمر بِالْع ْد ِل واإلحس
َ ْ َ َ ُُ َ َ
لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (QS:
An-Nahl: 90).
Adapun sikap keteladanan Nabi yang bersifat adil dalam kitab ar-rasul
روى الرتمذى َب الشمائل أيضا عن سيدنا على رضي اهلل عنو َب وصفو جمللس كان رسول اهلل
الحيسب جليسو أن أحدا أكرم, كان يعطى كل جلسائو بنصيبو: قال,صلى اهلل عليو و سلم
عليو منو
Artinya: Dalam asy-Syama‟il, Tirmidzi meriwayatkan kisah dari sayyidina Ali
ra. yang menjelaskan tentang sifat (kondisi) majelis Rasulullah SAW.
sebagai berikut: “Nabi memberikan hak setiap orang yang hadir
dalam majelisnya secara adil, sehingga tidak satu orang pun merasa
ada orang yang lebih mulia di mata beliau.” (Khudlori, 2015: 36).
sahabatnya dengan adil, seperti itu juga yang harus dilakukan oleh setiap
pendidik kepada anak didiknya. Adil dalam pengertian berlaku sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan, maksudnya adil dalam perlakuan, kasih sayang dan
Namun konteks adil yang terdapat dalam hadis tersebut juga harus
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pembagian dan penataan tempat juga
depan, akan tetapi dengan tetap memperhatikan konsep keadilan. Itulah konsep
lxiii
keadilan yang dimaksud oleh Nabi, yaitu memberikan setiap orang sesuai
dengan haknya.
6. Rendah Hati
merupakan suatu proses yang sistematis dan terencana, semua tersusun rapi
tugasnya pasti akan melakukan kesalahan dan kekeliruan. Kritik dan saran
merupakan suatu perbuatan yang terpuji. Merasa dirinya masih penuh dengan
kesalahan, inilah yang disebut rendah hati. Rendah hati atau tawadhu‟ adalah
172). Rendah hati merupakan salah satu akhlak yang terpuji. Setiap pendidik
pendidik juga harus menjadi pendengar yang baik bagi peserta didiknya.
permasalahan yang ada, hal demikian itu dapat melatih peserta didik untuk
lxiv
yang ada dengan kemampuan yang ada padanya (Suryani, 2012: 87). Interaksi
yang terbangun antara guru dan murid idealnya harus berjalan timbal balik.
Seorang guru yang lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar
dinilai tidak membuat murid bisa berkembang dengan baik dalam menjalani
proses belajar, proses pembelajaran di kelas hanya berjalan satu arah, yakni
dari guru kepada murid (Azzet, 2017: 33). Jadi seorang guru harus mampu
belajar, begitu pula seorang guru harus siap menerima segala bentuk kritik dan
dalam Al-Quran tentang sifat rendah hati ini. Firman tersebut mengatakan
sebagai berikut:
ِ ِ َّ َّ و ِعباد
ً ض َى ْونًا َوإِذَا َخاطَبَ ُه ُم ا ْجلَاىلُو َن قَالُوا َس
الما ِ األر َ الر ْمحَ ِن الذ
ْ ين ديَْ ُشو َن َعلَى َُ َ
Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan (QS. Al-Furqon: 63).
Adapun sikap keteladanan Nabi yang bersifat rendah hati dalam kitab ar-
lxv
عن أىب, واللفظ دلسلم عن محيد بن ىالل, ومسلم و النسائى,روى البخارى َب األدب ادلفرد
: قال, انتهيت اىل النىب صلى اهلل عليو و سلم وىوخيطب:رفاعة العدوى رضى اهلل عنو قال
. اليدرى ما دينو, رجل غريب جاءيسأل عن دينو, يارسول اهلل:فقلت
فأٌب بكرسي, وترك خطبتو حىت انتهى ايل, فأقبل علي رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم:قال
فقعد عليو رسول صلى اهلل عليو و سلم وجعل يعلمىن مما علمو: قال,حسبت قوائمو حديدا
ٍب أتى خطبتو فأًب اخره,اهلل
Artinya: Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, juga Muslim dan Nasa‟I
meriwayatkan-dengan redaksi Muslim- kisah dari Humaid bin Hilal,
bersumber dari Abu Rifa‟ah al-Adawi ra. sebagai berikut: “aku
pernah datang kepada Rasulullah saat dia sedang berkhotbah.
Kukatakan padanya, “wahai Rasulullah, orang asing ini datang
kepadamu untuk menanyakan perihal agamanya, sebab dia tidak tahu
bagaimana agamanya itu.” Rasulullah lalu menghampiriku dan
meninggalkan khotbahnya. Setelah sampai kepadaku, beliau
mengambil sebuah kursi yang kuyakini pondasi-pondasinya terbuat
dari besi, lalu beliau duduk di atasnya dan mengajariku apa-apa yang
telah Allah ajarkan kepadanya. Setelah itu, beliau melanjutkan
khotbahnya dan menyempurnakannya hingga selesai. (Khudlori,
2015: 36).
seorang yang terbuka, artinya mau menerima kritik dan saran, walaupun itu
berasal dari anak didiknya. Sikap inilah yang dinamakan rendah hati. Merasa
dirinya tidak lebih baik daripada orang lain. Berbeda dengan rendah hati,
rendah diri adalah sifat tercela. Sifat ini yang akan menyebabkan seseorang
menjadi pesimis, tidak punya semangat hidup dan tidak punya tujuan hidup.
Sebagai manusia biasa pendidik tak akan luput dari kesalahan. Melakukan
suatu kesalahan adalah hal manusiawi. Oleh sebab itu dalam mengajar dia
harus siap menerima saran dan kritik dari anak didiknya ketika dia melakukan
7. Sederhana
lxvi
Nabi Muhammad SAW. merupakan teladan yang baik dalam berperilaku
sebagaimana yang telah diteladankan oleh Beliau. Hal ini bertujuan supaya
menghadapinya. Jika umat Islam terlalu lama larut dalam kenikmatan dan terus
menerus dalam kesenangan dan tergiur bujukan harta benda yang berlimpah,
maka mereka nantinya akan cepat sekali roboh dan menyerah kepada musuh.
Jiwa kesabaran dan ketegaran dalam berijtihad di jalan Allah akan menjadi
Rasulullah SAW. Merupakan sosok yang puas dengan hal kecil dari
dunia dan tidak tertarik pada keindahannya. Beliau tidak terlena dengan
sampai Irak, dan dari ujung Yaman sampai Pantai laut Oman. Dialah manusia
mengambil manfaat dan menimbun harta. Bahkan ketika wafat, beliau tidak
51-52).
Kesenangan dunia terkadang bisa menipu, sebab tipu daya adalah usaha
yang diprakarsai oleh setan dan dibidani oleh liarnya nafsu dunia. Memandang
lxvii
Sehingga segala nikmat yang terasa dalam interval waktu sesaat akan
Seorang pendidik harus bisa terlepas dari sifat rakus dan tamak, karena hal
Banyak disebutkan dalam Al-Quran tentang sifat rendah hati ini. Firman
ِ ِ
ط َ َّورا إِ َّن َرب
ُ ك يَْب ُس ً وما ََْم ُس
ً ُك َوال تَ ْب ُسطْ َها ُك َّل الْبَ ْسط فَتَ ْقعُ َد َملَ َوال ََْت َع ْل يَ َد َك َمغْلُولَ ًة إِ َىل عُنُق
ص ًرياِ الرْز َق لِمن ي َشاء وي ْق ِدر إِنَّو َكا َن بِعِب ِادهِ خبِريا ب
ًَ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ ِّ
Artinya: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya[852] karena itu kamu
menjadi tercela dan menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan
rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-
hamba-Nya (QS. Al-Israa: 29-30).
Adapun sikap keteladanan Nabi yang bersifat sederhana dalam kitab ar-
سألت خاىل ىند بن أيب: قال,الرتمذى َب الشمائل عن احلسن بن على رضى اهلل عنهما
صف ىل رسول صلى اهلل عليو و: فقلت, وكان وصافا لر سول صلى اهلل عليو و سلم,ىالة
, طويل السكت, ليست لو راحة, دائم الفكرة, كان رسول اهلل متواصل األحزان: فقال,سلم
كالمو, ويتكلم جبوامع الكلم, يفتتح الكالم و خيتتمو باسم اهلل تعاىل,اليتكلم َب غريحاجة
lxviii
غري, اليذممنها شيئا, يعظم النعمة وان دقت, ليس باجلاَب والادلهني, الفضول وال تقصري,فصل
فاذاتعدي احلق مل يقم لغضبو, والتغضبو الدنيا والماكان ذلا,انو مل يكن يذم ذواقا والديدحو
واليغضب لنفسو وال ينتصر ذلا,شيئ حىت ينتصرلو
Artinya: Tirmidzi kembali meriwayatkan dalam kitabnya (asy-Syamail), kisah
dari Hasan bin Ali ra. sebagai berikut: aku pernah bertanya kepada
pamanku Hindun bin Abi Halah, dia adalah orang yang banyak
mengetahui sifat-sifat Rasulullah SAW. “Jelaskan padaku sifat-sifat
Rasulullah,” ucapku. Dia menjawab, “Rasulullah adalah orang
senantiasa bersedih, selalu berpikir, tidak mengenal lelah, pendiam
(tenang), tidak bicara kecuali yang perlu, memulai dan menutup
dengan menyebut nama Allah, berbicara dengan jawami‟ al-kalim
(kalimat yang singkat namun padat), perkataannya rinci, tidak terlalu
panjang dan tidak terlalu pendek. Beliau bukan orang yang
berperangai kasar dan hina, selalu menghargai nikmat sekecil apa
pun dan tidak mencelanya sedikit pun. Beliau juga tidak suka mencela
makanan dan minuman, dan tidak pula memujinya. Beliau tidak
pernah marah dalam persoalan dunia dan seisinya. Apabila suatu
kebenaran dilecehkan, dia akan bangkit membela kebenaran itu tanpa
disertai kemarahan sedikit pun, beliau juga tidak pernah marah
apalagi menang untuk kepentingan dirinya sendiri (Khudlori, 2015:
27).
bukan orang yang berperangai kasar dan hina, selalu menghargai nikmat
sekecil apa pun dan tidak mencelanya sedikit pun. Beliau juga tidak suka
mencela makanan dan minuman, dan tidak pula memujinya. Beliau tidak
dilecehkan, dia akan bangkit membela kebenaran itu tanpa disertai kemarahan
sedikit pun, beliau juga tidak pernah marah apalagi menang untuk kepentingan
dirinya sendiri.
dicontoh oleh setiap pendidik, yaitu bersikap sederhana. Melalui sikap ini,
dalam diri pendidik akan muncul sikap rela berjuang dan pengabdian, karena
lxix
orientasinya bukan sekedar berupa materi. Dan pendidik seperti inilah yang
dibutuhkan oleh bangsa ini sekarang. Menjadikan profesi guru sebagai ajang
mencari nafkah merupakan suatu yang tidak dapat disalahkan, akan tetapi
jangan sampai dijadikan tujuan utama, karena hal ini akan menjadikan seorang
Di zaman sekarang ini, tentu berbeda dengan pada saat Abdul Fattah Abu
Ghuddah menuntut ilmu. Dengan realita yang ada saat ini banyak sekali kita
lihat bahwa nilai-nilai keteladanan sudah tidak diperhatikan lagi. Banyak kasus
terjadi yang menjadikan sosok guru tidak lagi menjadi panutan yang baik bagi
anak didiknya. Padahal seorang pendidik merupakan contoh ideal bagi anak
didiknya.
kehidupan ini sebagian besar dilalui dengan saling meniru atau mencontoh oleh
manusia yang satu pada manusia yang lain. Tak terkeculai anak didik kepada
adalah suatu yang benar dan patut untuk dicontoh. Kecenderungan mencontoh
ini sangat besar peranannya pada anak-anak, mereka merupakan pribadi yang
lxx
Sesuatu yang dicontoh, ditiru atau diteladani itu mungkin yang bersifat baik
keladan dalam hal kebaikan dan bukan teladan dalam keburukan. Oleh karena
itu, setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan yang baik bagi anak
didiknya. Selain bertugas untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri
serta tanggung jawab yang tidak mudah. Seorang pendidik tidak hanya sekedar
transfer of knowledge tetapi juga menjadi teladan bagi anak didiknya. Tidak
hanya mencerdaskan anak didiknya dalam bidang kognitif saja, melainkan juga
aspek akhlak dan moral pula. Fungsi pendidik dalam kegiatan pembelajaran
sangat berpengaruh terhadap hasil yang yang dicapai. Oleh karena itu pendidik
mempunyai tanggung jawab besar, bukan hanya saat waktu proses pendidikan
Sebagai teladan, guru harus memiliki karakter yang dapat dijadikan profil
dan idola bagi anak didik. Seorang pendidik merupakan tokoh sentral yang
baik karena peserta didik masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
lxxi
menempatkan dirinya sebagai sosok yang layak untuk ditiru serta mampu
memberikan contoh atau suri tauladan yang baik kepada anak didiknya.
banyak nilai-nilai keteladanan yang dapat kita ambil dari kitab Ar-Rosul al-
dalam kitab tersebut masih relevan jika diterapkan pada kondisi sekarang.
nilai keteladanan yang dipaparkan oleh syekh Abdul Fattah ini masih sesuai
apa tidak. Inilah yang akan menjadi topik bahasan pada saat ini. Serta dalam
ini ataukah tidak. Melihat zaman sekarang sudah berbeda jauh dengan zaman
dahulu. Secara garis besarnya penulis akan menjelaskan pemikiran beliau jika
dikaitkan dengan realitas yang ada pada zaman sekarang, antara lain sebagai
berikut:
keteladanan yang harus ada dalam diri pendidik adalah memudahkan dan
lxxii
yaitu dengan bahasa yang tepat, lugas dan simpel. Begitu juga pemilihan
metode dan media belajar yang tepat dan sesuai dengan materi serta tingkat
sifat ini seseorang akan bijak dalam menghadapi berbagai individu yang
berbeda. Begitupu seorang pendidik, melaui sifat ini dia akan menjadi orang
yang bijak dalam mengembang tugas dan tanggung jawabnya, karena dia
menyadari setiap anak didik itu bersifat unik serta memiliki karakteristik
yang berbeda karena perbedaan potensi yang ada dalam diri mereka.
keteladanan selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik adalah memiliki
rasa kasih sayang. Seorang pendidik harus memiliki rasa kasih sayang
masih sangat relevan jika diterapkan pada konteks zaman sekarang. seorang
lxxiii
murid-muridnya seperti cintanya terhadap anal-anaknya sendiri dan
Karena seorang pendidik adalah orang kedua bagi anak didiknya, sehingga
keteladanan selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik adalah sabar.
Sabar adalah kunci kesuksesan dalam setiap hal termasuk di dalamnya adalah
individu yang masih tumbuh dan berkembang, kesalahan dan kekeliruan yang
mereka lakukan harus dipahami sebagai sebuah proses untuk menjadi lebih
baik. Kesalahan yang mereka lakukan bukanlah hasil final tapi hanyalah
zaman sekarang. Dimana dalam dunia pendidikan, sifat ini bertujuan untuk
dan mempertahankan diri agar terhindar dari perbuatan yang merugikan diri
sendiri sekaligus anak didiknya. Jadi sifat sabar akan menjadikan pendidik kuat
keteladanan selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik adalah Lemah
bagi peserta didik, oleh karena itu pendekatan yang diperlukan dalam mendidik
lxxiv
adalah dengan sikap lemah lembut dengan cara menuntun dan membimbing
pelajaran yang disampaikan akan mudah dicerna dan dipahami oleh peserta
didik.
Nilai keteladanan yang selanjutnya adalah lemah lembut. Sifat ini masih
relevan jika diterapkan pada zaman sekarang ini. Sifat ini tak jauh berbeda
dengan sifat kasih sayang, maksudnya sifat ini harus ada dalam diri setiap
pendidik. Melaui sifat lemah lembut seseorang akan menjadi orang yang
guru, semua nasehat ataupun perkataannya akan didengarkan jika guru tersebut
keteladanan selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik adalah adil.
memberi, yaitu adil dalam pengertian berlaku sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan, adil dalam perlakuan, kasih sayang dan pemberian sesuai dengan
Nilai keteladanan selanjutnya adalah adil. Sifat ini masih sangat relevan
jika diterapkan pada zaman sekarang ini. Seorang pendidik adalah orang tua
bagi anak didiknya, jadi sudah seharusnya dia bersikap adil dalam setiap
tindakannya. Melalui sifat ini anak didik akan nyaman dalam mengikuti setiap
lxxv
kegiatan yang dilakukannya, karena dia merasa diakui akan eksistensinya.
Sehinnga semangat untuk belajar akan tumbuh pada setiap anak didik.
keteladanan selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik adalah rendah hati.
Pendidik yang baik adalah seorang yang bersifat terbuka, artinya mau
menerima kritik dan saran, walaupun itu berasal dari anak didiknya. Seorang
pendidik juga merupakan manusia biasa yang tak pernah luput dari yang
maupun saran merupakan sikap yang harus ada dalam setiap diri seorang
pendidik.
Nilai keteladanan selanjutnya adalah rendah hati. Sifat ini masih relevan
jika diterapkan pada zaman sekarang. Sifat ini akan menghindarkan seseorang
dari sifat sombong. Selain itu kerendahan hati dapat menjadikan seseorang
menghormati serta menghargai orang lain. Jadi sifat ini akan menjadikan
pendidik bersikap terbuka dalam menerima kritik maupun saran walaupun itu
berasal dari anak didiknya. Melalui sifat ini juga seorang pendidik melakukan
keteladanan selanjutnya yang harus ada dalam diri pendidik adalah sederhana.
Di zaman yang pragmatis dan hedonis ini menjadikan semua orang menjadi
rakus, semua diukur berdasarkan keuntungan materil saja. Jadi sifat sederhana
ini harus ada dalam setiap pendidik, agar rasa pengabdian muncul, sehingga
lxxvi
Nilai keteladanan selanjutnya adalah sederhana. Sifat ini masih relevan
jika diterapkan pada zaman sekarang. Sifat ini akan menghindarkan seseorang
dari perbuatan yang berlebihan, baik dalam ucapan maupun tindakan. Begitu
juga dengan seorang pendidik, sifat ini sangat dibutuhkan dalam menyikapi
semua apa yang dilakukan anak didiknya, baik dalam memberi pujian ataupun
hukuman, sehingga semua masih berada dalam koridor pendidikan. Kalau sifat
ini tidak ada dalam diri pendidik yang ada hanyalah usaha untuk mencari
Keteladanan.
proses perubahan kearah yang lebih baik. Apapun bentuknya, selama suatu
konsep atas objek yang diamati atau objek itu sendiri mengalami proses
perbaikan dalam arti perubahan kearah yang lebih baik, maka objek atau
lxxvii
Seorang pendidik merupakan salah satu unsur penting dalam dunia
(Azzet, 2011: 13). Oleh karena itu,cseorang pendidik harus mampu menjadi
spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik dalam
pandangan anak didik yang akan ditirunya dalam segala tindakan dan sopan
menjadi faktor penting dalam hal baik buruknya anak didik yang menjadi objek
yang sangat berpengaruh terhadap seseorang. Hal ini disebabkan oleh karena
oleh orang lain. Terlebih lagi bagi anak didik yang masih berada dalam masa
oleh gurunya merupakan tindakan yang layak untuk dicoontoh dan diikuti.
Sehingga seorang pendidik harus menjadi contoh yang ideal bagi anak didinya,
karena anak didik membutuhkan figur yang dapat mereka jadikan contoh
lxxviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lemah lembut, adil, rendah hati dan sederhana memiliki peran penting
untuk meniru atau mencontoh perbuatan yang dilakukan oleh orang lain.
Terlebih lagi bagi anak didik yang masih berada dalam masa
dan diikuti.
lxxix
B. Saran
2. Seorang pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat, tidak
menyikapinya.
lxxx
DAFTAR PUSTAKA
______, Suharsimi. 2014. Cet. 15. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Pers.
Asy-Syafi‟i, Imtihan. 2006. Cet. XVI. Tazkiyatun Nafs (Konsep Penyucian Jiwa
Menurut Ulama‟ Salaf). Solo: Pustaka Arafah.
Barizi, Ahmad. 2011. Pendidikan Integratif (Akar Tradisi dan Integratif Keilmuan
Pendidikan Islam). Malang: UIN-Maliki Press
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Edisi ke-2. Cet. 2. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ghuddah, Abdul Fattah Abu. Tanpa Tahun. Mendidik dan Mengajar ala Nabi
SAW. terjemahan oleh Umar Husein Assegaf. 2015. Bantul: CV. Layar
Creativa Mediatama.
_______, Abdul Fattah Abu. Tanpa Tahun. Muhammad Sang Guru. Terjemahan
oleh Agus Khudlori. 2015. Temanggung: Armasta.
Hakim, Arif Rahman. 2016. Cet. 7. Pendidikan Anak Dalam Islam. Solo: Insan
Kamil.
Hidayat, Rahmat. 2015. Cet. 1. Muhammad SAW the Super Teacher. Jakarta:
Zahira.
lxxxi
Hidayatullah, M. Nur. 2011. Cet. 1. Sang Pemimpin Muhammad SAW. Bekasi:
Zalfa Publishing.
Mufron, Ali. 2015. Cet. 2. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Aura Pustaka.
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofis
dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda.
lxxxii
Thoha, M Chabib. 1996. Cet. 1. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
lxxxiii
DAFTAR SURAT KETERANGAN KEGIATAN (SKK)
lxxxiv
Kurikulum 2013 pada Mapel Participant
Bahasa Arab Tingkat Dasar dan
Tingkat Menengah”
Seminar Nasional “Berkontribusi 8
Peserta /
8. untuk Negeri melalui 05 November 2014
Participant
Televisi/TV”
Kursus Pembina Pramuka Mahir 08-12 November Peserta / 2
9.
Tingkat Dasar (KMD) 2014 Participant
Seminar Nasional “Perbaikan 8
Peserta /
10. Mutu Pendidikan Melalui 13 November 2014
Participant
Profesionalitas Pendidikan”
“Seminar Nasional 8
Enterpreunership” Gerakan Peserta /
11. 16 November 2014
Pramuka Racana Kusuma Dilaga Participant
– Woro Srikandhi
Seminar Nasional “Cegah Kanker 8
Peserta /
12. Serviks sebagai Pembunuh No. 1 16 November 2014
Participant
Wanita Indonesia”
Pelatihan Manajemen TPQ 2
“Mendongeng Cerita Islam dan Peserta /
13. 04 Juli 2015
Membuat Alat Peraga Edukatif Participant
(APE)”
Seminar Motivasi 2
“Menumbuhkan Semangat Panitia /
14. 24 desember 2015
Berprestasi Sebagai Wujud committee
Pengabdian Bangsa di Era Global
Talk Show “Be Scholarship 2
Hunter of Home Country Peserta /
15. 29 September 2015
(Indonesia) and Abroad Participant
University”
lxxxv
“English Course and Camp” 2
09 Januari – 09 Peserta /
16. EGYPT Islamic Boarding and
Februari 2016 Participant
Course Pare, Kediri
“Top Ten Members” EGYPT 2
Peserta /
17. Islamic Boarding and Course 09 Februari 2016
Participant
Pare, Kediri
Seminar Nasional “Esensi Peserta / 8
18. 21 Mei 2016
Dakwah Kontemporer” Participant
Scholarship Seminar “Unlocking Peserta / 2
19. 23 Mei 2017
the Future through Scholarship” Participant
Seminar Nasional ITTAQO 8
“Menciptakan Peluang Ekonomi
Peserta /
20. Kreatif Berbasis Bahasa Arab 30 Mei 2016
Participant
melalui Implementasi
Edupreunership”
ESQ Character Building – I “ESQ 2
Training – Champion Mentality Peserta /
21. 13 Juni 2016
Mahasiswa Bidikmisi IAIN Participant
Salatiga”
PAD MAHASISWA AL- 3
KHIDMAH KOTA SALATIGA
29-30 Oktober Peserta /
22. “Mahasiswa Generasi Penerus
2016 Participant
Bangsa Berwawasan Nusantara
Berahklak Mulia”
Lomba Qiroatul Ahbar pada 2
Musabaqoh Lughoh Al-„Arabiyah
Peserta /
23. (MLA) “Mewujudkan dan 08 Oktober 2016
Participant
Mengembangkan Intelektualitas
melalui Bahasa Arab”
24. Kursus Pembina Pramuka Mahir 06-11 September Peserta / 2
lxxxvi
Tingkat Lanjut (KML) Golongan 2016 Participant
Penegak
Surat Keputusan Rektor IAIN 8
Pengurus
Salatiga tentang Susunan
(Devisi
Pengurus Ya Bismillah (Youth
25. 15 Desember 2016 Kebahasaan)
Association of Bidikmisi
/ Bahasa
Limardhotillah) IAIN Salatiga
Arab
Masa Bakti 2017
Kursus Bahasa Arab “Yaumiyyan 6
05 Januari – 02 Peserta /
26. Kaamilan 1” Al-Azhaar, Pare,
Februari 2017 Participant
Kediri
“Hafal 2000 Mufrodat” Kursus 2
Peserta /
27. Bahasa Arab Al-Azhaar, Pare, 02 Februari 2017
Participant
Kediri
Workshop “Penguatan Kapasitas 2
Manajerial dan Jaringan Pesantren
Peserta /
28. dalam Promosi HAM dan 28-29 Maret 2017
Participant
Penyelesaian Konflik secara
Damai”
Pelatihan Penyusunal Proposal 3
Penelitian “Mengembangkan
Peserta /
29. Kemampuan Menulis sebagai 14-15 Juni 2017
Participant
Aktualisasi Diri dalam Bidang
Penelitian”
Ramadhan In Campuss 2
“Bersahabat dengan Al-Qur‟an, Peserta /
30. 15 Juni 2017
menjadi Keluarga Terdekat Sang Participant
Maha Rahman”
Anniversary YA BISMILLAH Peserta / 2
31. 12 Agustus 2017
ke-5 “Satukan Arah, Satukan Participant
lxxxvii
lxxxviii
lxxxix