Oleh :
…
Vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan dengan
1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan do‟a restu, kasih sayang,
mendidik dari kecil sampai sekarang serta memberikan dukungan baik moril
maupun materiil
menyelesaikan skripsi ini dan yang selalu memberikan nasihat untuk selalu
3. Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M. Ag, yang telah sabar dalam mengarahkan dan
4. Seluruh bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga, yang dengan
5. Mbak Masruroh, Ika serta adik-adikku yang telah memberikan semangat serta
7. Teman-teman PPL SMK Muhammadiyah Plus Salatiga dan KKN 2016 yang
jawab
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah, segala puji bagi-Nya yang
pada junjungan nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan membimbing
ummat pada jalan yang diridhoi Allah, dengan semangat dalam menebarkan ilmunya
dan cahaya kemulyaannya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
AYAT 63-67”.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui
dengan baik. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat
Hariyadi, M.Pd.
3. Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Dosen pembimbing Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M.Ag. atas bimbingan, arahan
viii
5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
8. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam
Akhirnya penulis hanya bisa berdo‟a, semoga amal dan kebaikan semua
pihak dapat diterima oleh Allah sebagai amal sholeh dan mendapatkan
balasan sebaik-baiknya.
Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan hanya Allah yang
Maha Sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran kepada semua
pihak dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini
bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
111-12-072
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN BERLOGO…………………………………….………………… ii
PENGESAHAN………………………………………………………………… v
MOTTO…………………………………………………………………………. vi
ABSTRAK……………………………………………………………………… x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
xi
E. AnalisisData ……………………………………………………………….. 10
ash-Shiddieqy………………………………………………………….. 20
AYAT 63-67
A. Munasabah…………………………………………………………….. 35
1. Pengertian Munasabah……………………………………………… 35
B. Asbabun Nuzul…………………………………………………………. 44
BAB IV PEMBAHASAN
xii
1. Sifat hamba Allah dalam Berjalan …………………………………. . 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar SKK
3. Lembar Konsultasi
Xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, Islam lahir ketika peradaban dunia dan umat manusia dalam
keadaan yang sangat rendah, bahkan keaadaan itu begitu memprihatinkan baik
Islam lahir dengan membawa dasar pokok yang menjadi pedoman bagi
kehidupan umat manusia baik untuk masa itu maupun untuk masa yang akan
datang, dasar pokok yang menjadi pedoman manusia tersebut yakni al-Qur‟an dan
al-Hadits yang didalamnya menguraikan dengan jelas tentang moral atau akhlak
dalam segala bentuk kegiatan manusia. Islam lahir dengan membawa tujuan
pendidikan yang agung yaitu menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya
yang disampaikan oleh Allah melalui nabinya yaitu nabi Muhammad saw selain
pengajaran secara umum namun, ajaran-ajaran islam lebih menitik beratkan pada
Salah satu misi Muhammad yang diutus sebagai nabi dan rasul adalah
untuk menyempurnakan akhlak manusia karena mulia atau tidaknya seseorang
sangat bergantung kepada sejauh mana ia menampilkan dirinya dengan akhlak
yang agung. (H.Ahmad Yani 2014: 8) sebagai “uswatun hasanah” bagi umat
Islam apapun yang dilakukan oleh Rosulullah saw tidak akan salah apalagi
bertentangan dengan tatanan kemaslahatan manusia, hal demikian dapat terjadi
karena untuk sampai kearah penyempurnaan akhlak harus dilakukan secara
bertahap dengan melaksanakan ajaran dan petunjuk-petunjuk yang terkandung
dalam al-qur‟an. Allah berfirman dalam al-Qur‟an surat al-Qolam ayat 4 :
sempurna dan menuntun umat kepada roda kehidupan yang dapat menghantarkan
kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, tujuan yang paling tinggi dari segala
tingkah laku manusia menurut pandangan Islam adalah mendapatkan ridho dari
Allah SWT. Sedangkan tuntunan dan petujuk dari semua ajaran yang dapat
al-Qur‟an karim, yakni al-Qur‟an sebagai sumber utama dan mata air yang
memancarkan ajaran islam yang harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim
yang menginginkan kehidupan sesuai yang di harapkan oleh ajaran agama islam
Artinya:” Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Nabi agung Muhammad saw merupakan suri tauladan bagi umat manusia
yang segala sesuatu amaliyahnya hendaknya menjadi pedoman bagi umat muslim
yang benar-benar beriman dan yakin akan kebenaran yang beliau sampaikan,
bahwa Tuhan adalah Tuhan yang Esa. Dalam hal ini selain kewajiban yang
balasan dan kedekatan dengan Tuhan, al-Qur‟an juga memberikan jalan atau pun
Nilai-nilai akhlak itu bersumber atau berasal dari Allah, bukan buatan
pendidikan akhlak bagi muslim berdiri diatas tanggung jawab terhadap perkataan
dan perbuatan. Motif dalam diri manusia adalah persoalan yang tumbuh dalam
atas semua yang diucapkan dan yang dikerjakan. Dalam al Qur‟an telah
tantangan generasi yang teramat berat dan dilematik, pada satu sisi kemajuan
manusia. Akan tetapi, kemajuan zaman dan teknologi juga seringkali membuat
lupa dengan tujuan penciptaan manusia yang hendaknya menjadi hamba yang
Globalisasi telah menikung manusia. Kita bahkan miris dengan generasi muda
Islam, yang sebagian besar telah terpengaruh dengan budaya global yang negatif,
bebas dari nilai-nilai dan hanya mengejar kesenangan duniawi. Mereka telah
menggapai segala kenikmatan yang hakiki dan terhindar dari kemurkaan Allah
menghasilkan amal-amal yang baik yaitu amal yang terpuji menurut akal dan
syari‟ah maka ini disebut amal yang baik dan kebiasaan yang baik (M. Abul
setelah sesuatu usaha atau kegiatan telah selesai, dengan melalui proses dan
pembiasaan serta tujuan pendidikan bukanlah suatu suatu benda yang bersifat
dengan demikian maka setiap tujuan menjalani kehidupan ini harus disandarkan
kisah, filsafat, peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup man
lah.
Sehingga sifat-sifat mereka inilah yang menjadi contoh hidup yang realistis
bagi manusia yang dikehendaki islam. Sejalan dengan firman Allah yang
hamba-Nya yang merupakan hasil saringan dari sekian banyak umat manusia.
Mereka adalah orang-orang yang keperibadianya baik, akhlak dan prilakunya
baik baik terhadap sesame umat Islam. Selain berintraksi dengan sesamnay
Ketaatan itu membawa mereka untuk selalu dekat dengan kebaikan dan
dalam proses pendidikan. Hal ini terlihat dari perkataan Al Ghazali bahwa
ncapai tujuan hidupnya yaitu bahagia dunia dan akhirat. Selain Al-Ghozali,
tertuang dalam surat al-Furqon ayat 63-67 tersebut dalam bentuk skripsi.
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberi wawasan nilai-nilai akhlak yang
telah digagas oleh al-Qur‟an jauh-jauh hari menurut pendapat para mufassir.
Selain itu juga aplikasinya dalam menjalani kehidupan yang tidak hanya
AYAT 63-67
berikut :
2. Bagaimana isi kandungan surat al-Furqon ayat 63-67 menurut para mufassir
a. Manfaat teoritis:
b. Manfaat praktis:
Secara praktis pembahasan ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
para ahli yang dituangkan dalam buku-buku, istilah ini biasanya disebut
yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti (Nazir, 1985:111).
Pengambilan data yang berasal dari buku-buku atau karya ilmiah di bidang
skripsi ini.
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
data yang akan digunakan dalam penelitian, maka penulis membagi sumber
data menjadi dua, yaitu : Sumber data dalam penulisan ini terdiri dari sumber
E. Analisis Data
cara membandingkan ayat dengan ayat yang lain, yaitu ayat yang mempunyai
kemiripan redaksi dalam dua masalah atau lebih, atau kasus yang berbeda dan
yang memiliki redaksi yang berbeda untuk masalah yang sama, atau
BAB I : PENDAHULUAN
skripsi.
pembahasan
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
Artinya :
63. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan.
64. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan
mereka.
65. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari
kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".
66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat
kediaman.
67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-
tengah antara yang demikian.
A. TAFSIR AL FURQON KARYA AHMAD MUSTOFA AL- MARAGHY
Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-
orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan.
Pada hamba Allah yang berhak menerima ganjaran dan pahala dari
Tuhanya ialah orang yang berjalan dengan tenang dan sopan, tidak
sombong.
kedepan, berjalan dengan halus dan tenang, langkahnya lebar, dan apabila
berjalan, seakan ia sedang berada pada jalan yang menurun, yakni, beliau
dengan orang yang berjalan dengan menyombongkan diri, semua itu beliau
lakukan dengan halus dan pasti tanpa tergesa-gesa, karena itu dikatakan,
seakan beliau berjalan pada jalan yang menurun. Demikian dikemukakan oleh
memberi maaf dan hanya mengatakan yang baik, Rasulullah saw., jika
meNdapat perlakuan yang kasar dari orang yang jahil, hali itu membuat beliau
semakin penyantun,
jahil. Jika mereka dijahili, maka mereka bersikap penyantun dan tidak jahil.
Ini adlah sikap mereka di siang hari, bagaimana sikap mereka di malam hari?
Sungguh malam yang paling baik, mereka meneguhkan keimanan dan
perbudakan.
dilarang untuk itu, tetapi mereka disuruh untuk memberi maaf dan
membiarkan perlakuan pada seorang jahil secara baik. Rasulullah saw. Bisa
merayu-rayu.
orang yang bermalam dengan sujud dan berdiri untuk ibadah kepada Tuhan-
shalat.
Artinya: Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka.
ibadah pada malam lebih terhindar dari berlaku riya‟. Ibnu Abbas
mengatakan, barang siapa melaksanakan shalat dua rakaat atau lebih setelah
salat isya‟ berarti ia telah bermalam dengan bangun bersujud kepada Allah.
shalat Magrib dan empat raka‟at setelah Isya‟ berarti ia telah bermalam
berikut:
18)
Khaliq yang tidak mempunyai sekutu, namun mereka senatiasa takut kepada
menumpukkah harapan pada amal yang telah mereka lakukan. Hal ini
Artinya: “ Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka
berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya
mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. (Al-Mu‟minun, 23:60)
yang pasti
mereka miliki. Mereka adalah orang yang paling tahu tentang besarnya apa
yang mereka mohon, maka hal itu lebih memudahkan mereka agar
berhutang Jahannam
berhutang akan lepas dari hutangnya, kecuali orang yang berhutang jahannam.
membayar harga surga di dunia tetapi mereka tidak membayarnya maka dia
nafkah, maka tidak mengeluarkanya lebih dari kebutuhan, tidak pula kikir
beribadah pada Tuhan, serta mengenakan pakaian untuk menutupi aurat dan
SHIDDIEQY
Hal ini tidak memberi pengertian bahwa kita harus berjalan seperti orang
diri. Tetapi yang dimaksud adalah berjalan dengan tidak memperlihatkan sikap
Inilah sifat pertama dari sifat hamba Allah yang mukhlis (ikhlas). Yang
menyambut gangguan (godaan) itu dengan cara yang baik dan simpatik, yaitu
Artinya: “ Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
seluruh atau sebagian malam. Dikhususkan “ibadah malam” disini karena ibadah
Ulama‟ salaf berkata : “ ayat ini mengandung pujian kepada orang yang
Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab
Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.”
ketakutan dan tidak merasa aman terhadap ancaman Allah. Maka, senantiasa
mereka menyebut nama Allah, mereka takut kepada azab-Nya, dan selalu
memohon: “wahai tuhan kami, palingkanlah kami dari azab jahannam yang
berteduh. Para mukmin meyakini benar bahwa neraka itu sangat buruk
keadaanya. Oleh karena itu, mereka terus berusaha dengan segala daya upaya
melakukan apa yang dikehendaki oleh ilmu itu, sehingga bisa terhindar dari azab
api neraka.
dalam menegeluarkan hartanya dan tidak pula berlaku kikir terhadap diri ataupun
melampaui batas dan tidak pula sangat kurang dari batas. inilah dasar berhemat
Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan.
Rujuklah ke ayat 17 surah ini untuk memahami makna kata („ )عبادibid.
Kata (الزحوي
َ ) ar-Rahman telah penulis kemukakan pengertiannya pada ayat 26
surah ini. Rujuklah ke sana! Yang penulis ingin tambahkan di sini, adalah tentang
Menurut Hujjatul Islam itu, buah yang dihasilkan oleh peneladanan sifat
kasih sayang kepada hamba-hamba Allah yang lengah, dan ini mengantarkan
nasihat secara lemah lembut, tidak dengan kekerasan. Dia akan memandang
serta menilai setiap kedurhakaan yang terjadi di alam raya bagaikan kedurhakaan
terhadap dirinya, sehingga dia tidak menyisihkan sedikit upaya pun untuk
seseorang yang menghayati bahwa Allah adalah Rahman (Pemberi rahmat kepada
dirinya sifat rahmat dan kasih sayang, sehingga menjadi ciri kepribadiannya,
selanjutnya ia tak akan ragu atau segan mencurahkan rahmat kasih sayang itu
kepada semua manusia tanpa membedakan suku, ras atau agama maupun tingkat
keimanan, serta memberi pula rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-makhluk
lain baik yang hidup maupun yang mati. Ia akan menjadi bagai matahari yang
tidak kikir atau bosan memancarkan cahaya dan kehangatannya, kepada siapa pun
dan dimanapun.
Kata ( )هىىاhaunan berarti lemah lembut dan halus. Patron kata yang
kelemahlembutan.
Sifat hamba-hamba Allah itu yang dilukiskan dengan ( يوشىى على االرض
)هىًاyamsyuna „ala al-ardhi baunan/ berjalan di atas bumi dengan lemah lembut
dipahami oleh banyak ulama dalam arti cara jalan mereka tidak angkuh atau
kasar. Dalam konteks cara jalan. Nabi saw. Mengigatkan agar seseorang tidak
angkuh, beliua bersabda: “Sungguh cara jalan ini dibenci oleh Allah, kecuali
Kini pada masa kesibukan dan kesemrautan lalu lintas kita dapat
sengaja peraturan lalu lintas kecuali orang yang angkuh atau ingin menang sendiri
Penggalan ayat ini bukan berarti anjuran untuk berjalan perlahan, atau
“Apakah engkau sakit?” setelah anak muda itu menjawab: “Tidak”. Sayyidina
semangat.
pada ayat di atas dalam arti interaksi antar manusia. Pendapat ini dikaitkan
dengan QS. al-Baqoroh : 205 yang mencela para pendurhaka dengan firman-Nya :
kedua ayat tersebut. Kalau interaksi orang kafir dan amal-amalnya sangat buruk,
maka interaksi orang mukmin yang dilukiskan dengan kata haunan adalah baik
dan benar. Dengan demikian – menurut mereka – penggalan ayat tersebut tidak
sekedar menggambarkan cara jalan mereka, atau sikap mereka ketika berjalan
tetapi lebih luas lagi yakni bahwa melakukan interaksi dengan pihak lain dalam
pengertian tersebut.
dalam arti seorang yang tidak tahu, tetapi juga dalam arti pelaku yang kehilangan
control dirinya sehingga melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik atas dorongan
berkisar pada keselamatan dan keselamatan dan keterhindaran dari segala yang
kedekatan dengan perpisahan, serta batas antara rahmat dengan siksaan. Jika
dipahami dalam arti ini, maka ucapan tersebut mengandung pertengkaran dan
perkelahian antara kita. Ia dapat juga berarti ucapan as-salam yang maksudnya di
sini adalah sapaan perpisahan. Dengan demikian ini bearti bahwa hamba-hamba
ar-Rahman itu bila disapa oleh orang-orang jahil mereka meninggalkan tempat
menuju tempat lain dimana mereka tidak berinteraksi dengan sang jahil itu.
serta batas antara rahmat dengan siksaan. Inilah yang paling wajar atau batas
minimal yang diterima seorang jahil dari hamba Allah yang Rahman, atau
seorang penjahat dari kuasa. Itu dalam rangka menghindari kejahilan yang lebih
Salah satu nasihat yang amat berharga disampaikan oleh Sayyidina Ja‟far
ash-Shadiq kepada „Unwan ra, yang datang meminta nasihatnya adalah. “Jika ada
yang datang kepadanya lalu berkata: “Jika engkau mengucapkan satu cercaan,
memakiku sepuluh, engkau tak mendengar dariku walau satu: Jika engkau
Nasihat itu demikian karena kata atau kalimat buruk diibaratkan sebagai indung
telur. Menanggapinya sama dengan membuahi indung telur itu dengan sperma.
Pertemuan keduanya melahirnya anak, atau kalimat baru yang beranak cucu. Ini
lahirnya kerusuhan dan perkelahian, atau paling tidak habisnya waktu dan
terbuangnya energi secara sia-sia. Tetapi bila tidak dijawab dan dibiarkan berlalu,
maka itu berarti ia tidak dibuahi, dan dengan demikian indung telur menjadi sia-
AYAT 64
Artinya: “ Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka”
mereka dengan sesama manusia, kini diuraikan keadaan mereka di malam hari.
Ini merupakan sifat mereka yang kedua. Ayat di atas menyatakan: Dan di
samping sifat mereka yang disebut ini, orang-orang yang digelar „Ibad ar-
Rahman itu juga adalah mereka yang digelar „Ibad ar-Rahman itu juga adalah
mereka yang senantiasa ketika memasuki malam hari beribadah serta tulus demi
untuk Tuhan Pemelihara mereka tanpa pamrih dalam keadaan sujud dan berdiri
yakni shalat.
Kata ( )وwa / dan pada awal ayat ini dan ayat-ayat berikut
mengisyaratkan bahwa sifat yang disebut ini sebagaimana halnya sifat-sifat yang
lain secara berdiri sendiri merupakan sifat yang sangat terpuji dan itu saja telah
bertujuan menggaris bawahi keikhlasan mereka beribadah dan bahwa ibadah itu
tidak disertai dengan pamrih, bahkan dapat dikatakan bahwa ibadah mereka itu
semata-mata atas dorongan cinta kepada Allah swt, bukan untuk meraih surga-
Kata (سجدا
َ ) sujjadan dan ( )قياهاqiyaman adalah bentuk jamak dari ()ساجد
sajid yakni sujud dan ( )قائنqaim yakni berdiri. Berdiri dan sujud adalah dua
rukum shalat yang utama, dank arena itu banyak ulama memahami gabungan
kedua kata tersebut dalam arti sholat. Ada juga yang memahaminya lebih khusus
baik. Ini agar yang melakukan kegiatan positif yang mencerminkan sujud dan
ketundukan kepada Allah dapat tercakup olehnya. Didahulukannya kata (سجدا
َ )
sujjadan padahal dalam shalat qayaman/ berdiri dilakukan setelah terlebih dahulu
berdiri, bukan saja untuk tujuan mempersamakan bunyi akhir masing-masing ayat
sebelum dan sesudahnya, tetapi yang lebih penting adalah untuk mengisyaratkan
betapa pentingnya dan dekatnya seseorang kepada Allah saat sujudnya dalam
shalat. Disisi lain ia juga merupakan sindiran kepada kaum musyrikin yang
enggan sujud dan patuh kepada ar-Rahman sebagaimana tercantum dalam ayat 60
yang lalu.
Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa siapa yang shalat sunnah dua
rekaat setelah isya‟, maka dia telah dapat dinilai melaksanakan kandungan ayat
ini.
Allah itu yang disebut oleh ayat yang lalu adalah sifat mereka yang berkaitan
sunah.
AYAT 65-66
Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".
kediaman.
malam dan siang hari terhadap makhluk dan Khaliq ayat di atas menggambarkan
sikap kejiwaan mereka. Ayat yang menguraikan sifat ketiga hamba-hamba Allah
demikian terpuji, dan ibadah mereka kepada Allah demikian tulus dan baik,
namun mereka tetap prihatin. Keprihatinan dan rasa takut merka berdampingan
dengan harapan dan optimism mereka dan rasa takut mereka berdampingan
dengan harapan dan optimism mereka. Ini ditandai dengan permohonan mereka
yang diabadikan disini. Ayat diatas menyatakan: Dan di samping sifat yang
disebut sebelum ini, hamba-hamba Allah itu juga adalah orang-orang yang selalu
berkata karena takutnya kepada Allah: Tuhan kami, jauhkanlah dari kami siksa
neraka jahannam, karena kami sadar bahwa dosa kami sangat banyak, dan ibadah
lanjutan ucapan hamba-hamba Allah itu, dan dapat juga merupakan komentar atas
ucapan mereka.
pendurhaka yang hanya bermukim di neraka itu untuk beberapa waktu saja,
seperti halnya mereka yang durhaka tetapi mengakui keesaan Allah swt, sedang
yang kedua menunjukkan orang-orang yang akan menetap dan mantap dalam
siksa neraka itu. Pendapat ini mendapat hambatan dari penggunaan kedua kata itu,
juga ketika melukiskan penghuni surga pada ayat 76 berikut. Hamba-hamba Allah
yang dibicarakan oleh ayat 76 itu adalah hamba-hamba-Nya yang terpuji, dan
tentu saja mereka akan langsung dan segera masuk ke surga untuk selama-
lamanya. Tidak ada diantara mereka yang masuk setelah tersiksa, tidak ada juga
AYAT 67
Artinya: “ Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian”
dan Khaliq, kini dilukiskan sifat mereka menyangkut harta benda. Ayat di atas
menyatakan bahwa: Dan mereka juga adalah orang-orang yang apabila bernafkah
yakni membelanjakan harta mereka, baik untuk dirinya, maupun keluarga atao
orang lain, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah ia yakni
batas kewajaran sesuai dengan kondisi yang bernafkah dan yang diberi nafkah.
Walaupun Anda kaya raya, namun Anda tercela jika memberi anak kecil melebihi
kebutuhannya, namun Anda tercela jika memberi seseorang ewasa yang butuh
lagi dapat bekerja, sebanyak pemberian Anda kepada sang anak itu.
memberi kurang dari apa yang dapat diberikan sesuai dengan keadaan pemberi
dan penerima.
benda sehingga mereka bernafkah dan bahwa harta itu mencukupi kebutuhan
mereka sehingga mereka dapat menyisihkan sedikit atau banyak dari harta
tersebut. Ini juga mengandung isyarat bahwa mereka sukses dalam usaha mereka
menegaskan bahwa nafkah yang dimaksud di sini adalah nafkah sunnah, bukan
nafkah wajib. Dengan alasan, bahwa berlebihan dalam nafkah terlarang atau
anjuran ini, Allah swt dan Rasul saw, mengantar manusia untuk dapat memelihara
hartanya, tidak memboroskan sehingga habis, tetapi dalam saat yang sama tidak
ataupun siapa yang butuh. Memelihara sesuatu yang baik termasuk harta
dan sikap pertengahan yang dimaksud ini, adalah dalam kondisi normal dan
umum. Tetapi bila situasi menghendaki penafkahan seluruh harta, maka moderasi
dimaksud tidak berlaku. Sayyidina Abu Bakar ra. Menafkahkan seluruh hartanya
dan Sayyidina „Utsman ra, menafkahkan setengah dari miliknya, pada saat
mobilisasi umum dalam rangka persiapan perang. Ini karena berjihad menuntut
moderasi itu hendaknya dilihat dari kondisi masing-masing orang dan keluarga
A. MUNASABAH
1. Pengertian Munasabah
terjadi antara dua hal atau lebih, sedangkan kemiripan tersebut daoat
kecocokan, kepantasan dan keserasian antara ayat dengan ayat atau surat
dengan surat, atau munasabah adalah kemiripan yang terdapat pada hal-
hal tertentu dalam al-Qur‟an baik pada surat maupun pada ayat-ayatnya
(Budiharjo,2012: 39).
antara ayat yang satu dengan yang lain. Dengan penjelasan dan contoh
Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-
orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan.
Pada hamba Allah yang berhak menerima ganjaran dan pahala dari
Tuhanya ialah orang yang berjalan dengan tenang dan sopan, tidak
sombong.
berjalan, seakan ia sedang berada pada jalan yang menurun, yakni, beliau
dengan orang yang berjalan dengan menyombongkan diri, semua itu beliau
lakukan dengan halus dan pasti tanpa tergesa-gesa, karena itu dikatakan,
seakan beliau berjalan pada jalan yang menurun. Demikian dikemukakan oleh
Yaitu dengan langkah yang tenang dan anggun, tidak sombong, dan
tidak angkuh. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-
Nya:
Cara jalan mereka tidak sombong, tidak angkuh, tidak jahat, dan tidak
berjalan dengan langkah seperti orang sakit, karena dibuat-buat dan pamer.
berjalan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi (yakni dengan
berjalan pelan? Apakah kamu sedang sakit?" Pemuda itu menjawab, "Tidak,
memberi maaf dan hanya mengatakan yang baik, Rasulullah saw., jika
meNdapat perlakuan yang kasar dari orang yang jahil, hali itu membuat beliau
semakin penyantun,
jahil. Jika mereka dijahili, maka mereka bersikap penyantun dan tidak jahil.
Ini adlah sikap mereka di siang hari, bagaimana sikap mereka di malam hari?
perbudakan.
Dalam surat Ali „imran dijelaskan tentang bagaimana sifat sabar
Artinya; “ kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan
pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musrik
jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu
musuh-musuh islam selalu akan terjadi dan tidak akan terhenti. Kesan ini bisa
diuji ) yang menggunakan bentuk kata kerja mudhore‟ (masa kini dan masa
yang akan dating). Gangguan dan sikap melecehkan itu lahir akibat banyak
320)
bersabar, yakni menahan diri, mengendalikan diri dan tidak bersikap reaktif
c. Munasabah surat al-Furqon ayat 64 dengan ayat pada surat yang lain
dalam al-Qur‟an
ibadah pada malam lebih terhindar dari berlaku riya‟. Ibnu Abbas
mengatakan, barang siapa melaksanakan shalat dua rakaat atau lebih setelah
salat isya‟ berarti ia telah bermalam dengan bangun bersujud kepada Allah.
shalat Magrib dan empat raka‟at setelah Isya‟ berarti ia telah bermalam
Artinya : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu
berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka
menafkahkan apa-apa rezki yang kami berikan.(As-sajdah,32:16)
Artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.Dan selalu
membiasakan diri, maka secara otomatis pada saatnya kita akan terbangun,
sehingga hal seperti ini mudah saja untuk dilakukan. Mengapa tahajjud ini
penting? Karena jika ibadah dilakukan di tempat yang sepi, maka konsentrasi
Rasulullah. Shalat sunnat tahajjud biasa dilakukan paling tidak dua raka‟at,
d. Munasabah surat al-Furqon ayat 65-66 dengan ayat pada surat yang lain
dalam al-Qur‟an
Artinya: Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan
azab Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan
yang kekal".
Orang-orang yang memohon kepada Allah agar dia memalingkan mereka dari
Di sini Allah memuji mereka, sekalipun mereka telah bergaul dengan baik
yang tidak mempunyai sekutu, namun mereka senatiasa takut kepada azab-
Nya dan berdo‟a agar dia memalingkan mereka darinya, tidak menumpukkah
harapan pada amal yang telah mereka lakukan. Hal ini ditegaskan oleh Allah
sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu
Karena azab jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal dan kerugian
yang pasti
mereka miliki. Mereka adalah orang yang paling tahu tentang besarnya
apa yang mereka mohon, maka hal itu lebih memudahkan mereka agar
dalam al-Qur‟an
ketika membelanjakannya dia tidak terlalu boros, dan juga tidak boleh
thib Raya, 2008: 3) Allah juga menjelaskan sikap moderat ini dalam
B. ASBABUN NUZUL
karena itu, al-Qur‟an diturunkan sesuai dengan kebutuhan orang perorang dan
masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, Departemen Agama RI (2009:228)
menyatakan bahwa al-Qur‟an ada pula yang turun tanpa sebab, dan ada pula
direspon atau persoalan yang perlu dijawab. Peristiwa atau persoalan yang
melatarbelakangi turun ayat itu disebut asbabun nuzul (sebab turun ayat).
yaitu al-Qur‟an turun tanpa sebab (ibtida‟i) yaitu ayat al-Qur‟an yang turun
atas dasar kehendak Allah semata. Kategori kedua, ayat al-Qur‟an turun
nuzul Q.S. al-Furqon: 63-67 seluruhnya baik dari sumber buku, internet
PEMBAHASAN
Ayat 63
kehendaki Allah Swt yang pada ayat ini mufasir menggambarkan sifat yang
yang selalu menunjukkan sifat halus ,tenang, langkahnya lebar tanpa tergesa-
gesa ketika berjalan dalam keadaan yang menanjak ataupun jalan yang
menurun.
2. Sifat hamba Allah terhadap orang jahil
Pada ahir ayat allah menyampaikan bagaimana Sifat yang harus ditampakkan
oleh hamba allah yang beriman ketika bertemu dengan orang jahil “ dan
bagaimana sifat yang ditunjukkan Rasulullah Saw yang pada masa perjuangan
perlakuan yang tidak baik dari orang-orang jahil kafir Quraisy seperti contoh
ketika rasul mendapat perlakuan yang kasar, maka Rasulullah tidak sekalimun
adalah sifat sebalikya dengan membalas perlakuan itu dengan lemah lembut
dalam berjalan adalah dengan lemah lembut, tenang, dan khudu‟ namun
Hamba allah yang beriman diterangkan oleh mufassir adalah hamba yang
gangguan itu dengan cara yang baik dan simpatik yaitu dengan ucapan
dalam konteks cara berjalan nabi saw, mengingatkan agar seseorang tidak
Pada ayat ini juga mufassir menerangkan bagaimana makna kata “yamsyu
„alal ardhi haunan” dengan pengambaran yang lebih luas dalam keadaan
menjalankan aturan yang telah dibuat dan disepakati seperti disiplin lalu
luas yakni mengandung arti interaksi antar manusia maupun dengan alam,
interaksi tersebut.
Kata Jahil (jahilun) yang terdapat dalam ayat 63 ini diterangkan oleh
mufassir bukan sekedar dalam arti seorang yang tidak tahu, tetapi juga
kat ini mufassir juga menuliskan bahwa keselamatan adalah batas antara
dengan demikian bahwa hamba Allah Ar-rahman itu bila disapa oleh
dalam kesesatan.
Ayat 64
Artinya: Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka.
Pada ayat 64 (tulis ayat) semua mufasir menuliskan bagaimana sifat
Mufassir juga menyimpulkan bahwa ibadah ini adalah ibadah sholat pada
Ayat 65
sifat taqorrub seorang hamba Allah yang benar-benar mu‟min memiliki rasa
atau kehawatiran yang sama terhadap semua amal kebaikan yang telah mereka
berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan tidak diterima Tuhan.
optimism mereka, ini ditandai dengan permohonan mereka dalam bentuk doa
yang diabadikan dalam ayat ini “ Ya, Tuhan kami, jauhkan azab jahanam dari
kami”.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa hamba yang mu‟min selalu merasa
bahwa amalan yang telah mereka lakukan belumlah cukup untuk dijadikan
do‟a dengan ucapan “ ya, Tuhan kami jauhkanlah kami dari siksa neraka
jahannam”.
Ayat 66
sadar bahwa neraka jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali pada hari
akhir kelak, oleh karena itu, mereka terus berusaha dengan segala daya upaya
melakukan apa yang telah dikehendaki oleh ilmu atau pengetahuan yang
mereka miliki tentang daya upaya yang dapat menjauhkan dari balasan kekal
Ayat 67
menggunakan harta yang dimilikinya seperti yang Allah wahyukan dalam ayat
67, yaitu hamba Allah yang benar-benar mu‟min yidak akan melampaui batas
dalam mengeluarkan hartanya dan tidak pula berlaku kikir terhadap diri
harta yang ia miliki sesuai dengan kondisi yang bernafkah dan yang diberi
jika memberi anak kecil melebihi kebutuhanya, namun anda tercela juka
memberi seorang dewasa yang butuh lagi dapat bekerja, sebanyak pemberian
Dalam ayat ini mufassir juga menuliskan kandungan isi terkait dengan
harta yang dimiliki, dan juga terkandung bagaimana seorang yang mempunyai
harta yang telah ucup untuk kebutuhanya agar menyisihkan sebagian harta itu
tidak mengabaikan nafkah yang wajib untuk dirinya dan keluarganya sehingga
harta dalam kondisi yang umum, meski demikian dalam situasi menghendaki
dilihat dari kondisi masing-masing orang dan keluarga serta situasi yang
dihadapi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Isi kandungan surat al-Furqon ayat 63-67 menurut para mufassir dalam nilai
ketika berjalan dalam keadaan yang menanjak ataupun jalan yang banyak
yang sama, melainkan sifat yang ditunjukkan adalah sifat sebalikya dengan
sifat yang ditunjukkan beliau dalam berinteraksi social dan bentuk toleransi
yang baik.
telah dibuat dan disepakati seperti disiplin lalu lintas dan penghormatan
terhadap rambu-rambunya. Tidak ada yang melanggar dengan sengaja
peraturan lalu lintas kecuali orang-orang yang angkuh atau ingin menang
hamba kepada tuhannya adalah ibadah sholat pada malam hari yang
tanpa di sertai sifat riya‟ dan kesombongan yang semata-mata hanya atas
dorongan cinta kepada Allah SWT, yang merupakan bentuk pendidikan dalam
yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan tidak diterima
diri kepada Allah SWT yang tercermin dari do‟a-do‟a yang selalu dipanjatkan.
Hamba Allah yang benar-benar mu‟min tidak akan melampaui batas dalam
mengeluarkan hartanya dan tidak pula berlaku kikir terhadap diri ataupun
menafkahkan harta dalam kondisi yang umum, meski demikian dalam situasi
menghendaki menafkahkan seluruh harta, maka moderasi dimaksud tidar
batas dan tidak pula sangat kurang dari batas, ini merupakan dasar berhemat
3. Saran
pada saat itu akhlak manusia benar-benar dalam keadaan yang sangat
(jahiliyah). Predikat ini bukan karena rendahnya kualitas hidup manusia pada
saat itu, melainkan kualitas akhlak dan ketuhanan yang sangat buruk.
1. Untuk pendidik
Bagi pendidik yang semua tingkah laku selalu dijadikan fokus perhatian
karakter akhlak yang harus ditampilkan yang selalu mengacu pada yang
sesuai dengan tuntunan yang telah penulis sajikan dalam skripsi ini,
nilai-nilai akhlak.
3. Untuk penulis
dalam surat al-Furqon ayat 63-67 tidak hanya sebatas sebagai tugas dalam
melaksanakanya. Aamiin.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat pendidikan :
1. SD
SDN Kiringan 02 kec.Boyolali, lulus tahun 2002
2. SLTP
a. MTs Pembangunan Kikil, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, lulus tahun
2005
3. SLTA
a. MA Pembangunan, Kikil, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, lulus tahun
2008
b. MA Mu‟adallah PONPES Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, lulus
tahun 2011
4. Pendidikan Tinggi
IAIN Salatiga ( Semester Akhir “Skripsi” )