Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd)
Oleh:
Ali Baidurus
NIM: 1110011000065
i
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Marhamah Saleh, Lc, MA, selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
pembimbing penulis, yang telah mencurahkan waktu dan tenaganya dalam
membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan keihklasan, sampai
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Drs. Achmad Gholib, M.Ag dan Abdul Ghofur, M.Ag, selaku dosen
penguji sidang munaqosah .
5. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Ayahanda H. Jaya Saputra dan
Ummi Hj. Marfu’ah, yang selalu mendo’akan, mendukung, menasihati,
mengarahkan, mengorbankan waktu, tenaga dan biaya, sehingga penulis
dapat melaksanakan semua kegiatan mulai dari awal hingga akhir, mulai
dari perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
ii
6. Saudara-saudaraku tersayang, Laily Aliyah, Am. Keb., Nur Fauziah, S.Pi.,
Ita Fadilah, S.Pd., Rifqoh Zakiyah, S.Pdi serta adiku tersayang, Roudhotul
Mawaddah yang senantiasa memberi semangat dan masukan kepada
penulis.
7. Dosen-dosen penuh inspiratif dan pemberi motivasi.
8. Sahabat-sahabat P20AI yang penuh kisah, suka duka, canda tawa, dan
senantiasa menyemangati dan memberi masukan untuk skripsi ini.
9. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
dalam goresan ucapan terima kasih ini. Penulis ucapkan terima kasih,
semoga semangat keilmuan dan persahabatan kita senantiasa berjalan
terus.
Penulis sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
selanjutnya. Dan penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk
menambah khazanah ilmu pengetahuan. Amin ya robbal ‘alamin.
Ali Baidurus
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Nilai ...................................................................................... 8
B. Pengertian Pendidikan Karakter.............................................................. 10
C. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter ........................................................ 16
D. Metode Pendidikan Karakter .................................................................. 20
E. Urgensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter .................................. 24
F. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitxian ................................................................. 27
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 27
C. Metode Penelitian ................................................................................... 27
1. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 27
2. Sumber Bahan ................................................................................... 28
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28
4. Prosedur Penelitian............................................................................ 29
5. Teknik Penulisan ............................................................................... 30
iv
BAB IV TAFSIR DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG
TERKANDUNG DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH
AYAT 45-46
1. Sabar ................................................................................................. 56
2. Nilai Pendidikan Karakter dalam Shalat ........................................... 62
a. Religius ................................................................................ 62
b. Disiplin ................................................................................. 63
c. Tanggung Jawab ................................................................... 66
3. Khusyu’ ............................................................................................ 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 76
B. Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah untuk menjadi
pedoman bagi seluruh umat manusia, dengan segala petunjuknya yang
lengkap, meliputi seluruh aspek kehidupan yang bersifat universal. Nabi
Muhammad SAW sebagai pendidik pertama (pada masa awal
pertumbuhan Islam) telah menjadikan al-Qur’an sebagai dasar utama
dalam pendidikan Islam. Bahkan lebih dari itu, kedudukan al-Qur’an pun
telah menjadi sumber pokok dalam pendidikan Islam.
Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk serta pedoman hidup muslim,
memuat begitu banyak nilai serta kandungannya yang luas, akan sangat
berguna dalam setiap segi kehidupan secara keseluruhan. Begitu banyak
sendi-sendi kehidupa ini yang tercakup dalam ayat-ayatnya baik yang
tersirat maupun yang tersurat, baik itu mulai dari pri-hidup kemanusiaan
sampai keberbagai bidang dan ruang lingkup ilmu pengetahuan. Berbagai
macam ilmu pengetahuan disinyalir banyak terkandung dalam al-Qur’an.
Seperti halnya ketika al-Qur’an menerangkan tentang masalah Sosiologi,
Astronomi, Biologi, Sejarah, Humaniora, Seksologi dan Psikologi, hal
tersebut tentunya merupakan sebagian kecil diantara ilmu-ilmu yang
disinggung al-Qur’an.
Di antara fungsi al-Qur’an adalah “sebagai petunjuk (huda),
penerang jalan hidup (bayyinat), pembeda antara yang benar dan yang
salah (furqan), penyembuh penyakit hati (syifa), nasihat atau petuah
(mau’idzah) dan sumber informasi (bayan)”.1 Al-Qur’an tidak hanya
sebagai petunjuk bagi umat tertentu dan untuk periode tertentu, melainkan
menjadi petunjuk universal dan sepanjang zaman. Al-Qur’an eksis bagi
1
Said Agil Husin al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan
Islam, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), hlm. 4
1
2
setiap zaman dan tempat. Petunjuknya sangat luas seperti luasnya umat
manusia dan meliputi segala aspek kehidupannya.
Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an
mengemukakan bahwa diantara tujuan diturunkannya al-Qur’an adalah:
1. Untuk membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk
syirik serta memantapkan keyakinan tentang ke-Esaan yang sempurna
bagi Tuhan seru sekalian alam, keyakinan tidak semata-mata sebagai
konsep teologis, tetapi falsafah hidup dan kehidupan umat manusia.
2. Untuk mengajarkan kepada kemanusiaan yang adil dan beradab. Yakni
vahwa manusia merupakan suatu umat yang wajib bekerjasama dalam
pendidikan kepada Allah dan pelaksanaan tugas sebagai khalifah di
bumi. Selain itu juga bertujuan untuk menjelaskan peranan ilmu dan
teknologi, guna menciptakan suatu peradaban yang sejalan dengan jati
diri manusia, dengan panduan nur Ilahi.
3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau
bangsa, tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan
akhirat.
4. Untuk mengajak manusia berfikir dan bekerja sama dalam bidang
kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan
mufakat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan.
5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan,
penyakit, penderitaan hidup, serta pemerasan manusia dalam bidang
sosial, ekonomi, politik dan juga agama.2
Al-Qur’an sebagai ajaran suci umat Islam, di dalamnya berisi
petunjuk menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, tinggal bagaimana
manusia memanfaatkannya. Menanggalkan nilai-nilai yang ada di
dalamnya berarti menanti datangnya masa kehancuran. Sebaliknya,
kembali kepada al-Qur’an berarti mendambakan ketenangan lahir batin,
karena ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an berisi kedamaian.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2000), cet. ke-10, hlm. 12
3
3
Syaikh Muhammad Hudory, Tarikh Tasyri Islami, (Bairut: Darul Fiqr, 1981), cet. VII,
hlm. 16
4
Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur,an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. I, hlm. 3
5
Fazlurrahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Rinek Cipta, 1992), cet.
II, hlm. 39
6
Syekh Muhammad Al-Ghazali, Induk Al-Qur’an, (Jakarta: Cendikia Centra Muslim,
2003), cet. I, hlm. 111
4
...
7
Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2000), cet.
VII, hlm. 150
8
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 47
9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Pamulang: Logos, 1997), hlm. 51
10
Nur Uhbiyati, op.cit., hlm. 60
5
11
Abuddin Nata, op.cit., hlm. 46
12
Syahminan Zaini, Tinjauan Analisis Tentang Iman, Islam dan Amal, (Jakarta: Kalam
Mulia, 1984), cet. I, hlm. 3
13
Bambang Q-Anees, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Bandung: Simbosa
Rekatama Media, 2008), hlm. 6
6
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
A. Pengertian Nilai
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Cet. II, hlm. 783
2
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010),
cet. IV, hlm. 50
3
M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan Dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1988), cet. IV, hlm. 133
4
Ibid. hlm. 135
8
9
5
Said Agil Husain Al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur‟an Dalam Sistem
Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), hal. 3
10
6
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah,
2007), cet. I, hlm 21-22
7
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. I,
hlm. 7
11
8
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), cet. II, hlm. 1-3
12
memiliki kesamaan yakni sesuatu asli yang ada dalam diri individu
seseorang yang cenderung menetap secara permanen.
9
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), cet. II, hlm. 3
14
10
Ibid, hlm. 1-4
11
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. I, hlm. 10-11
15
12
Heri Gunawan, op.cit., cet. II, hlm.23-24
13
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grasindo, 2010), cet. II, hlm. 116
16
1. Faktor Intern
14
Heri Gunawan, op.cit., cet. II, hlm. 24
17
c. Kehendak/Kemauan (Iradah)
e. Keturunan
2. Faktor ekstern
Selain faktor intern (yang bersifst dari dalam) yang dapat
mempengaruhi karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika
manusia, juga terdapat faktor ekstern (yang bersifat dari luar)
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
15
Ibid, hlm. 19-21
20
b. Lingkungan
16
Ibid, hlm. 21-22
21
17
Doni Koesoema, op.cit.cet. II, hlm.
22
Sifat anak didik seperti itu diakui oleh Islam. Umat Islam
meneladani Rasulullah Saw., Rasul meneladani al-Qur‟an. Aisyah
ra. pernah berkata, bahwa akhlak rasul itu merupakan interpretasi
al-Qur‟an secara nyata, tidak hanya cara beribadah, cara kehidupan
sehari-harinyapun kebanyakan merupakan contoh tentang cara
kehidupan yang Islami.18
5. Metode Pembiasaan
18
Heri Gunawan, op.cit., cet. II, hlm. 89-91
23
19
Ibid, hlm. 93
24
20
Ibid, hlm. 96
25
21
Ibid, hlm. 28-30
26
dalam surat Yusuf ayat 58-62 adalah nilai pendidikan pemaaf, nilai
pendidikan sabar, nilai pendidikan tanggung jawab, nilai
pendidikan dermawan, nilai pendidikan kejujuran.
2. “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Surat Al-Maidah ayat 8”
oleh Khatimatul Husnah NIM 109011000266 mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Dengan hasil
penelitian bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
dalam surat al-Maidah ayat 8 adalah nilai pendidikan jujur, nilai
pendidikan ikhlas, nilai pendidikan adil, nilai pendidikan taqwa.
3. “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Surat al-Mujadalah ayat 11-
12” oleh Komarullah Azami NIM 109011000192 mahasiswa
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Dengan
hasil penelitian bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang
terkandung dalam surat al-Mujadalah ayat 11-12 adalah nilai
pendidikan melapangkan hati, nilai pendidikan menjalin hubungan
harmonis, nilai pendidikan sedekah, nilai pendidikan menghormati,
nilai pendidikan memuliakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Fokus Penelitian
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
27
28
2. Sumber Bahan
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. VIII, hlm. 60
2
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), cet. II, hlm. 3
29
3
Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, (Bogor: Granada Sarana Pustaka,
2005), cet. I, hlm. 19
30
5. Teknik Penulisan
4
Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur’an, (Jakarta: Sultan Thaha Press, 2007),
cet. II, hlm. 47-48
BAB IV
B. Mufradat
( )الصبرash-shabr/sabar berasal dari shabara –yashbiru –shabran. Dari
segi kebahasaan kata shabr diartikan sebagai “menahan”, “puncak
sesuatu”, dan “batu”.
( )الصالةash-shalah, dari segi bahasa adalah do‟a2
( )خشىعkhusyuk secara bahasa berarti „tunduk‟ atau „merendahkan diri‟. Al
khasyi‟uun adalah jamak kata khasyi‟, yaitu al mutawaadhi‟ (orang yang
merendahkan diri).
C. Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 45-46
1. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah
1
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2013), cet. III, hlm. 7
2
M. Quraish Shihab, dkk, Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, (Jakarta: Lentera
Hati, 2007), cet. I, hlm. 896
31
32
4
Ibid., hlm. 221
34
5
Ibid., hlm. 222
35
6
Ibid., hlm. 222-223
36
7
Ibid., hlm. 224-225
38
8
Muhammad Ali Ash-Shobuni, Shafwatut Tafasir, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011),
Cet. I, hal. 80
39
9
Imam Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hlm. 816-817
40
adalah identik dengan firman Allah Ta‟ala,
10
Ibid., hlm. 817-818
41
Allah ialah di atas semua itu. Allah berfirman,
11
Ibid., hlm. 818
42
“Tidak ada seorang pun atau tidak ada sesuatu pun yang lebih sabar
atas penderitaan yang pernah didengar daripada Allah. Sesungguhnya
mereka meninggalkan anak dalam (tanggungan)-Nya, kemudian Dia
melindngi mereka dan memberikan rezeki kepada mereka.” (HR. Al
Bukhari)
12
Ibid., hlm. 819-820
43
Jika demikian terjadi, maka shalat itu lebih berat bagi jiwa
manusia dan tingkat kesulitannya lebih hebat. Oleh karena itulah Allah
13
Ibid., hlm. 820-821
44
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (Qs. At-
Taubah [9]: 34)
Firman Allah, “Dan apabila
mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
menuju kepadanya.” (Qs. Al-Jumu‟ah [62]: 11)
Dalam ayat ini, Allah mengembalikan kinayah kepada perak,
sebab perak adalah sesuatu yang lebih banyak dan umum, juga kepada
perniagaan sebab ia adalah yang lebih baik dan lebih penting.
yang terdapat dalam firman Allah: “Padahal
ringkas dibaca. Allah Ta‟ala berfirman, “dan
telah kami jadikan (Isa) putra Maryam besrta ibunya suatu bukti yang
nyata bagi (kekuasaan Kami).” (Qs. Al-Mu‟minuun [23]: 50)
Dalam ayat ini Allah tidak berfirman, “.... dua bukti nyata bagi
(kekuasaan Kami).”14
Menurut pendapat yang lain lagi, dhamir itu kembali kepada
ibadah yang terkandung dalam penyebutan sabar dan shalat.
14
Ibid., hlm. 821-822
45
khusyu‟. Lalu dia berkata, „A‟masy, engkau ingin menjadi imam bagi
orang-orang, tapi engkau tidak mengetahui makna khusyu‟? Khusyu‟
itu tidak seperti memakan makanan yang kasar, memakai pakaian yang
kasar, dan menunduk-nundukkan kepala. Akan tetapi khusyu‟ adalah,
hendaknya engkau melihat orang yang mulia dan hina berstatus sama
di dala kebenaran. Engkau harus khusyu‟ kepada Allah pada setiap
kewajiban yang diwajibkan kepadamu.”
Umar bin Khathab pernah menatap seorang pemuda yang
menundukkan kepalanya, lalu dia berkata, “Wahai tuan fulan,
angkatlah kepalamu! Sebab itu tidak lebih dari apa yang ada di dalam
hati.”
Ali bin Abi Thalib berkata, “Khusyu itu di dalam hati, dan
hendaknya engkau melembutkan kedua telapak tanganmu kepada
seorang muslim, serta janganlah engkau berpaling dalam shalatmu.”
Pengertian dari hal ini aka dipaparkan secara lebih baik dalam firman
Allah Ta‟ala,
16
Ibid., hlm. 823-824
47
17
Ibid., hlm. 824-825
48
18
Ibid., hlm. 825
49
pertemuan itu hanya dari satu pihak. Contohnya Afaahullah. “dan
19
Ibid., hlm. 826
50
karenanya orang yang sabar atas suatu musibah ia disebut sabar karena
dapat menahan gejolak jiwanya. Demikian juga bulan Ramadhan ia
disebut bulan sabar karena orang yang berpuasa di dalamnya sanggup
menahan diri dengan sabar dengan makan dan minum sepanjang diri.
“Maka bersabarlah engkau atas apa yang yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhan-mu sebelum matahari terbit dan
terbenam, dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu malam hari dan
pada waktu-waktu siang hari, supaya engkau merasa senang.” (Qs.
Thaahaa [20]:130).20
20
Abu Ja‟far Muhammad, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azam, 2007), hlm. 670-
672
51
21
Ibid., hlm. 673-675
52
terang dengan sudfah, dan masih banyak lagi kata-kata yang lain,
seperti kata Duraid bin Shimah dalam syairnya:
“Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka lalu meyakini bahwa
mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat
berpaliing daripadanya.” (QS. Al-Kahfi:53)22
22
Ibid., hlm. 675-676
53
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Qs. Aali „Imraan [3]:
185).
Sepeti firman-Nya:
24
Ibid., hlm. 673-675
55
“dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya
mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Q.S. Al-Mu‟minuun
[23]: 60)26
25
Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa‟ul Bayan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), Cet. I, hal.
173
26
Ibid., hlm. 174
56
1. Sabar
Kata al-shabr atau “sabar” secara bahasa berarti tabah hati.
Menurut Dzu al-Nun al-Mishri, sabar berarti menjauhkan diri dari hal-
hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi tenang ketika
seseorang mendapat cobaan dan menampakkan sikap cukup walaupun
sebenarnya berada dalam kefakiran (ekonomi). Selanjutnya, Ibn Atha
mengatakan, sabar artinya tetap tabah dalam menghadapi cobaan
dengan sikap yang baik. Dan, pendapat lain mengatakan, sabar berarti
menghilangkan perasaan tertimpa cobaan tanpa menunjukkan rasa
kesal. Ibn “Utsaimin al-Hairi mengatakan, sabar adalah mampu
menabahkan diri atas segala sesuatu yang kurang menyenangkan.27
27
M. Sholihin & M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika dan Makna Hidup,
(Bandung: Nuansa, 2005), cet. I, hlm. 186-187
28
Zainul Bahri, Menembus Tirai Kesendiriannya, (Jakarta: Preneda Media, 2005), cet. I,
hlm. 67
57
29
Muchlis M. Hanafi, Spiritualitas dan Akhlak, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-
Qur‟an, 2010), Cet. I, hlm. 305
30
Yusuf Qardawi, Sabar. Sifat Orang Beriman, Terj. dari Ash-Shabru Fil Qur‟an oleh
Aziz Salim Basyarahil (Jakarta: Rabbani Press, 2003), hlm. 10
58
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatknlah
kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu),
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali
Imran: 200)
31
Sa‟id Hawwa, Tazkiatun Nafs, (Jakarta: Pena Budi Aksara, 2006), cet. IV, hlm. 386
60
32
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah,
2007), cet. I, hlm. 47
62
“Sesungguhnya berbahagialah orang yang membersihkan dirinya,
yang ingat nama Tuhan serta mendirikans shalat.”
b. Disiplin
Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.37 Setiap manusia
35
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-nilai Akhlak/Budipekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf, (Bandung: CV. Karya Mulia, 2005), Edisi II, hlm. 125
36
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2013), cet. III, hlm. 7
37
Anas Salahudin & Irwanto Alkrienciehie, op.cit., hlm. 54
64
38
Heri Gunawan, op.cit., hlm. 10-11
65
39
Moh. Ardani, op.cit., hlm. 134-135
66
pada waktu yang telah dilakukan. Firman Allah dalam surat an-
Nisa ayat 103:
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
40
Ibid. Hlm. 136
67
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
41
Hamzah, Pendidikan Karakter Berbasis Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri
Ketapang Kalimantan Barat, (Jakarta: Pustikom FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013),
hlm. 55
42
Ngalim Purwanto, Admistrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 73
68
43
Muhammad Shidiq Hasan Khan, Ensiklopedia Hadits Shahih, (Jakarta: Hikmah, 2009)
hlm. 92
69
44
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqih Responsibilitas: Tanggung Jawab Muslim dalam
Islam, (Jakarta: Gema Insani Press), hlm. 20
70
3. Khusyu’
45
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/12/mengenal-arti-kata-tanggung-
jawab-567952.html (diakses pada tanggal 20 juli 2017, jam 02.00)
71
46
Jefry Noer, Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui Shalat
yang Benar, (Jakarta: Kencana, 2006), cet. I, hlm. 138-139
47
Muhammad Munir Jimbaz, Karakter Orang Sukses Dunia Akhirat, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 1993), cet. IV, hlm. 71
72
48
Jefry Noer, op.cit., hlm. 138-139
49
Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat yang Khusyu‟, (Tangerang: Pustaka IrVan, 2008),
cet. I, hlm. 17
73
50
Sa‟id Hawwa, op.cit., hlm. 38
51
Abu Muhammad Zainul Abidin, Khusyuk: Mikraj Ruhani Wali Allah, (Jakarta: Al-
Huda, 2004), cet. I, hlm.24-25
74
52
Jefry Noer, op.cit., hlm. 144-147
53
Ibid., hlm. 149-154
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian yang penulis paparkan sebelumya dapat
disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam
surat al-Baqarah ayat 45-46 adalah sebagai berikut:
1. Sabar adalah tabah hati. Sabar merupakan karakter al-Qur’an yang
paling utama dan ditekankan oleh al-Qur’an baik pada surat-surat
Makkiyah maupun Madaniyah, serta merupakan karakter yang
terbanyak sebutannya dalam al-Qur’an.
2. Nilai pendidikan karakter dalam shalat, diantaranya:
a. Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Setiap manusia
memiliki kewajiban moral terhadap dirinya sendiri, jika kewajiban
tersebut tidak terpenuhi maka akan mendapat kerugian dan
kesulitan.
c. Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Khusyu’ dimaknai sebagai keadaan jiwa yang penuh dengan
ketenangan dan ketawadhuan yang selanjutnya keadaan tersebut
terpancar pada seluruh gerakan tubuh dan ucapan.
B. Saran
1. Al-Qur’an selain sebagai petunjuk bagi umat manusia juga sebagai
sumber ilmu pengetahuan. Mempelajari dan menghayati isi
kandungannya merupakan kewajiban khususnya bagi umat muslim. Di
76
77
Abidin, Abu Muhammad Zainul, Khusyuk: Mikraj Ruhani Wali Allah, Jakarta: Al-Huda,
cet. I, 2004
Hawwa, Sa’id, Tazkiatun Nafs, Jakarta: Pena Budi Aksara, cet. IV, 2006
78
79
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/12/mengenal-arti-kata-tanggung-
jawab-567952.html (diakses pada tanggal 20 juli 2017, jam 02.00)
Hudory, Syaikh Muhammad, Tarikh Tasyri Islami, Bairut: Darul Fiqr, cet. VII,
1981
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, cet. III, 2013
Koesoema, Doni, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta:
Grasindo, cet. II, 2010
Nata, Abuddin, Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, cet.
VII, 2000
Noer, Jefry, Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui
Shalat yang Benar, Jakarta: Kencana, cet. I, 2006
Qardawi, Yusuf, Sabar. Sifat Orang Beriman, Terj. dari Ash-Shabru Fil Qur’an
oleh Aziz Salim Basyarahil, Jakarta: Rabbani Press, 2003
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, cet. I,
2005
Saleh, Ahmad Syukri, Metodologi Tafsir Al-Qur’an, Jakarta: Sultan Thaha Press, cet. II,
2007
Sholihin, M. & M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika dan Makna
Hidup, Bandung: Nuansa, cet. I, 2005
Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet.
IV, 2010
Zaini, Syahminan, Tinjauan Analisis Tentang Iman, Islam dan Amal, Jakarta:
Kalam Mulia, cet. I, 1984