Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ulfa Yusra

Nim : 204 190 202

Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

Dosen : Fia Alifah Putri, M.Pd.

Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Semester : VI/Genap

Soal :
1. Jelaskan perbedaan tes, pengukuran, penilaian, evaluasi, serta evaluasi pendidikan?
2. Kognitif merupakan salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan yang terdiri dari
enam tingkatan. Sebutkan dan jelaskan ke enam ranah tersebut?
3. Afektif merupakan salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan yang terdiri dari
enam tingkatan. Sebutkan dan jelaskan ke lima ranah tersebut?
4. Psikomotorik merupakan salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan yang terdiri
dari enam tingkatan. Sebutkan dan jelaskan ke lima ranah tersebut?

Jawaban :
1. 1.) Tes
Ditinjau dari segi istilah tes berasal dari bahasa latin "testum" yang berarti sebuah
piring atau jambangan dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam
lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai pada metode pskologi,
yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai
dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu (Arifin, 2012: 6).
2.) Pengukuran
Pengukuran dapat di artikan sebagai suatu proses untuk menentukan kuantitas
tentang suatu hal. Hal tersebut dapat diartikan siswa, guru, gedung sekolah, dan lain
sebagainya. Dalam proses pengukuran ini, tentu saja memerlukan alat ukur, baik tes
maupun non-tes. Dalam sekolah, pengukuran berkaitan dengan tingkah laku siswa,
pengukuran tidak menentukan mengenai lulus atau tidaknya siswa, pengukuran
hanya memberikan data kuantitatif tentang perilaku siswa yang diukur derdasarkan
kriteria tertentu. Pengukuran hasil belajar dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
membandingkan hasil belajar dengan standar yang ditetapkan (kriteria ketuntasan
minimal). Pengukuran hasil belajar bersifat kuantitatif, sehingga dinyatakan secara
numerik. Dengan demikian, pengukuran dapat dijadikan sebagai instrumen untuk
melakukan penilaian.

3.) Penilaian
Penilaian merupakan alih Bahasa dari assessment, yakni merupakan proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi
tentang hasil belajar dan tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan
pembelajaran, dalam rangka untuk pengambilan keputusan dengan kriteria dan
pertimbangan tertentu dalam membuat keputusan tentang nilai, kenaikan kelas, dan
kelulusan peserta didik. Pengambilan keputusan harus senantiasa mengarahkan
peserta didik untuk melakukan perbaikan dalam pencapaian hasil belajar Penilaian
hasil belajar adalah proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun
nontes. Penilaian hasil belajar bersifat kualitatif dan dinyatakan dalam bentuk
deskrispi kalimat. Penilaian dalam pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan
berbagai informasi belajar peserta didik secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh.

4.) Evaluasi
evaluasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, evaluasi memiliki arti suatu proses
yang menghasilkan gambaran tentang peserta didik, kemudian membuat
pertimbangan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh
beragam pengamatan, latar belakang, dan pengalaman evaluator itu sendiri. Pada
hakikatnya evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengetahui kualitas tentang sesyatu baik dari nilai maupun arti, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.
Antara penilaian dan evaluasi memiliki persamaan dan perbedaan, persamaannya
yaitu keduanya memiliki arti memberikan nilai terhadap sesuatu, yang membedakan
hanya ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit,
terbatas pada salah satu komponen saja, seperti hasil belajar atau prestasi belajar
peserta didik
5.) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan
untuk memaksimalkan hasilnya. Definisi di atas didasari oleh pendapat Mahrens &
Lehmann (1978 dalam Purwnto, 2013, hlm. 3) yang menyatakan bahwa evaluasi
adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Istilah evaluasi
pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan, akan
tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang sebenarnya.
Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menjalankan
proses evaluasi.

2. a.) Pengetahuan (Knowledge ) / C – 1


Pengetahuan dalam pengertian ini melibatkan proses mengingat kembali hal-hal yang
spesifik dan universal, mengingat kembali metode dan proses, atau mengingat
kembali pola, struktur atau setting. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
(1) pengetahuan tentang hal-hal pokok; (2) pengetahuan tentang cara memperlakukan
hal-hal pokok; dan (3) pengetahuan tentang hal yang umum dan abstraksi.
Pengetahuan tentang hal-hal pokok yaitu mengingat kembali hal-hal yang spesifik,
penekanannya pada simbol-simbol dari acuan yang konkret.
Pengetahuan tentang hal-hal pokok dibagi menjadi dua yakni: (1) pengetahuan
tentang terminologi; dan (2) pengetahuan mengenai fakta-fakta khusus. Pengetahuan
tentang terminologi yaitu pengetahuan tentang acuan simbol yang diterima banyak
orang, misalnya kata-kata umum beserta makna-maknanya yang lazim. Pengetahuan
tentang fakta yang spesifik yaitu pengetahuan tentang tanggal, peristiwa, orang,
tempat. Pengetahuan tentang cara memperlakukan hal-hal pokok yaitu pengetahuan
tentang cara-cara untuk mengorganisasi, mempelajari, menilai, dan mengkritik.
Pengetahuan tentang cara memperlakukan hal-hal pokok dibagi menjadi lima yakni:
(1) pengetahuan tentang konvensi; (2) pengetahuan tentang kecenderungan atau
urutan; (3) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori; (4) pengetahuan tentang
tolok ukur; dan (5) pengetahuan tentang metodologi. Pengetahuan tentang konvensi
yaitu pengetahuan tentang cara-cara yang khas untuk mempresentasikan ide dan
fenomena misalnya cara untuk mempresentasikan puisi, drama, dan makalah ilmiah.
Pengetahuan tentang kecenderungan atau urutan yaitu pengetahuan tentang proses,
arah, dan gerakan suatu fenomena dalam kaitannya dengan waktu misalnya
pengetahuan tentang perkembangan kebudayaan Indonesia.
b.) Pemahaman (Comprehension) / C – 2
Pemahaman bersangkutan dengan inti dari sesuatu, ialah suatu bentuk pengertian atau
pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan, dan dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang
dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkannya dengan bahan lain. Pemahaman
dibedakan menjadi tiga, yakni: (1) penerjemahan (translasi) yaitu kemampuan untuk
memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain dari pada pernyataan asli yang
dikenal sebelumnya; (2) penafsiran (interpretasi) yaitu penjelasan atau rangkuman
atas suatu komunikasi, misalnya menafsirkan berbagai data sosial yang direkam,
diubah, atau disusun dalam bentuk lain seperti grafik, tabel, diagram; dan (3)
ekstrapolasi yaitu meluaskan kecenderungan melampaui datanya untuk mengetahui
implikasi, konsekuensi, akibat, pengaruh sesuai dengan kondisi suatu fenomena pada
awalnya, misalnya membuat pernyataan-pernyataan yang eksplisit untuk menyikapi
kesimpulan-kesimpulan dalam suatu karya sastra.
c.) Penerapan (Application) / C – 3
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur,
metode, rumus, teori, prinsip di dalam berbagai situasi. Sebagai contoh: agar teh
dalam gelas cepat mendingin, maka tutup gelas harus dibuka (bidang fisika), orang
perlu menyirami tanaman agar tidak layu (bidang biologi); dan jari yang terlukai
harus diberi obat merah (bidang kesehatan).
d.) Analisis (Analysis) / C – 4
Analisis diartikan sebagai pemecahan atau pemisahan suatu komunikasi (peristiwa,
pengertian) menjadi unsur-unsur penyusunnya, sehingga ide (pengertian, konsep) itu
relatif menjadi lebih jelas dan/atau hubungan antar ide-ide lebih eksplisit. Analisis
merupakan memecahkan suatu isi komunikasi menjadi elemen-elemen sehingga
hierarki ide-idenya menjadi jelas. Kategori analisis dibedakan menjadi tiga, yakni: (1)
analisis elemen yaitu analisis elemen-elemen dari suatu komunikasi; (2) analisis
hubungan yaitu analisis koneksi dan interaksi antara elemen-elemen dan bagian-
bagian dari suatu komunikasi; dan (3) analisis prinsip pengorganisasian yaitu analisis
susunan dan struktur yang membentuk suatu komunikasi.

e.) Sintesis (Synthesis) / C – 5


Sintesis adalah memadukan elemen-elemen dan bagian-bagian untuk membentuk
suatu kesatuan. Sintesis bersangkutan dengan penyusunan bagian- 102 EVALUASI
Mengkritik Menilai Menafsirkan SINTESIS Merangkai Merancang Mengatur
ANALISIS Memilah Membedakan Membagi PENERAPAN Menghitung
Membuktikan Melengkapi PEMAHAMAN Menerangkan Menjelaskan Merangkum
PENGETAHUAN Mengingat Menghafal Menyebut EVALUASI Mengkritik Menilai
Menafsirkan SINTESIS Merangkai Merancang Mengatur ANALISIS Memilah
Membedakan Membagi PENERAPAN Menghitung Membuktikan Melengkapi
PEMAHAMAN Menerangkan Menjelaskan Merangkum PENGETAHUAN
Mengingat Menghafal Menyebut bagian atau unsur-unsur sehingga membentuk suatu
keseluruhan atau kesatuan yang sebelumnya tidak tampak jelas. Kategori sintesis
dibedakan menjadi tiga yakni: (1) penciptaan komunikasi yang unik, yaitu penciptaan
komunikasi yang di dalamnya penulis atau pembicara berusaha mengemukakan ide,
perasaan, dan pengalaman kepada orang lain; (2) penciptaan rencana yaitu penciptaan
rencana kerja atau proposal operasi; dan (3) penciptaan rangkaian hubungan abstrak
yaitu membuat rangkaian hubungan abstrak untuk mengklasifikasikan data tertentu.
f.) Evaluasi (Evaluation) / C – 6
Evaluasi adalah menentukan nilai materi dan metode untuk tujuan tertentu. Evaluasi
bersangkutan dengan penentuan secara kuantitatif atau kualitatif tentang nilai materi
atau metode untuk sesuatu maksud dengan memenuhi tolok ukur tertentu. Kategori
evaluasi dibedakan menjadi dua, yakni: (1) evaluasi berdasarkan bukti internal yaitu
evaluasi terhadap ketetapan komunikasi berdasarkan logika, konsistensi, dan kriteria-
kriteria internal lain misalnya, menunjukkan kesalahan-kesalahan logika dalam suatu
argumen; dan (2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal yaitu evaluasi terhadap materi
berdasarkan kriteria yang ditetapkan atau diingat, misalnya membandingkan teori-
teori, generalisasigeneralisasi, dan fakta-fakta pokok tentang kebudayaan tertentu.
3. 1) Penerimaan (Receiving)
Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain sebagainya.
Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran unutk menerima stimulus,
mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
2) Jawaban (Responding)
Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3) Penilaian (Valuing)
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan
terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila apabila kegiatan itu tidak
dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
4) Organisasi
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalampengembangan suatu perangkat
nilai.
5) Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga
pada dirinya dijadikan pedoman yang nyata dan jelas dalamberbagai bidang
kehidupan.
4. 1) Persepsi (perception)

Kegiatan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam memandu aktivitas


motorik. Misalnya dalam pemilihan warna yang menggunakan alat indera (mata)
sebagai rangsangan untuk menyeleksi isyarat terjemahan.

2.) Kesiapan (set)

Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan. Kesiapan


fisik, mental, dan emosional untuk melakukan suatu gerakan. Misalnya posisi start
lomba renang.

3.) Gerakan Terbimbing (guided response)

Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan dengan contoh yang diberikan. Tahap
awal mempelajari suatu keterampilan termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-
coba. Misalnya, membuat segitiga di atas pola.

4.) Gerakan yang Terbiasa (mechanical response)

Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan


karena sudah dilatih secukupnya. Misalnya, melakukan climbing dengan cepat dan
tepat karena terbiasa dengan gerakan-gerakan yang sudah diajarkan sehingga mampu
tampil dengan meyakinkan.

5.) Gerakan yang Kompleks (complex response)

Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap
dengan lancar, tepat dan efisien. Misalnya, bongkar pasang peralatan dengan tepat.

6.) Penyesuaian Pola Gerakan (adjustment)

Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan


persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang sehingga
bisa disesuaikan dengan berbagai situasi dan kondisi. Contohnya, keterampilan
bergulat dengan baik.

7.) Kreativitas (creativity)

Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif
sendiri. Misalnya kemampuan membuat kreasi tari yang baru.

Anda mungkin juga menyukai