Anda di halaman 1dari 9

RESUME

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Instrumen Penelian

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Yessi Anita, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Amylia Putri (21129006)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

1
A. Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari


kegiatan pembelajaran secara umum. Semua kegiatan pembelajaran yang
dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Kiranya
merupakan suatu hal yang tidak lazim jika terjadi adanya kegiatan pembelajaran
yang dilakukan seorang guru di kelas tanpa pernah diikuti oleh adanya suatu
penilaian. Tanpa mengadakan suatu penilaian, guru tidak mungkin dapat menilai
dan melaporkan hasil pembelajaran peserta didik secara objektif.

Pada hakikatnya kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk


meraih hasil belajar peserta didik saja, melainkan juga berbagai faktor yang lain,
antara lain kegiatan pembelajaran yang dilakukan itu sendiri. Pelaksanaan
penilaian yang dilakukan secara benar seseuai dengan rambu-rambu dalam
banyak hal akan menjamin peningkatan kualitas pembelajaran. Data hasil
penilaian amat dibutuhkan untuk menyusun dan mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya. Penilaian hasil pembelajaran merupakan bagian
integral dari keseluruhan proses belajar mengajar.

Penilaian hasil belajar peserta didik memperhatikan prinsip-prinsip penilaian


sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

2
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. dan
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

B. Penilaian Kognitif
Istilah “ cognitive” berasal dari kata cognition yang artinya pengertian,
mengerti titik kognitif adalah proses yang terjadi secara internal dalam pusat
susunan saraf pada waktu manusia Sedang berpikir. ( Gagne dalam jamaris,
2006). pengertian luasnya dari cognition adalah perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan. (Neisser, 1976).
Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif. ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir
termasuk didalamnya kemampuan menghafal memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mana sintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Penilaian kognitif merupakan penilaianuntukmengukur kemampuan peserta
didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif, serta
kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan
dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran.Penilaian kognitif, selain untuk mengetahui apakah peserta
didik telah mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi

3
kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses
pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan balik
(feedback) kepada peserta didik oleh pendidik merupakan hal yang sangat
penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan
mutu pembelajaran.
Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal
Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang sebagai
berikut:

1. Mengingat (Remembering), pada tahap ini menuntut siswa untuk


mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya,
misalnya fakta, rumus, dan lain sebagainya. Mengingat merupakan dimensi
yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna sebagai
(meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving).
Kemampuan ini dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi (recognition)
dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan
mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal
yang konkret. Misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia. Sedangkan
memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan
pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
2. Memahami/mengerti (Understanding), memahami/mengerti berkaitan
dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan,
bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).
Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali
pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.
3. Menerapkan (Applying), menerapkan menunjuk pada proses kognitif
memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan

4
percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan
dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Yang
meliputi kegiatan seperti menjalankan prosedur (executing) serta
mengimplementasikan (implementing). Menerapkan merupakan proses
yang kontinu, dimulai ketika siswa menyelesaikan sebuah permasalahan
menggunakan prosedur baku/standar yang sudah diketahui.
4. Menganalisis(Analyzing), menganalisis merupakan suatu
proses memecahkan suatu permasalahan di mana tiap-tiap bagian
dipisahkan dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-
tiap bagian tersebut. Mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dap
at menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses
kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan
(organizing).

5. Menganalisis (analysis),Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi,


memisahkan dan membedakan komponen komponen atau elemen suatu
fakta. Konsep pendapatan asumsi hipotesis atau kesimpulan dan
memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya
kontradiksi dalam tingkatan ini peserta didik diharapkan menunjukkan
hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan
gagasan tersebut dengan standar prinsip atau prosedur yang telah diajari
analisis merupakan usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian sehingga jelas susunannya

6. Menciptakan (Creating), menciptakan mengarah pada proses kognitif


meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan
yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk
baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola
yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakansangat berkaitan erat dengan
pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Menciptakan

5
(Creating), menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-
unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda
dari sebelumnya. Menciptakansangat berkaitan erat dengan pengalaman
belajar siswa pada pertemuan sebelumnya.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup


kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

C. Teknik Penilaian Kognitif

Penilaian kognitif dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi, tanya-
jawab dan percakapan serta dan penugasan (Permendikbud nomor 104 tahun
2014).

1. Tes tertulis
Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan
soal uraian. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-
soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri,
seperti soal-soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
Misalnya untuk menguji ranah analisis peserta didik pada
pembelajaran Fisika, guru dapat membuat soal dengan menggunakan kata
kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis,

6
mendeteksi, mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya
membandingkan, menilai, memprediksi, dan menafsirkan.
a. Pilihan ganda

Tes ini pada pokoknya menghadapkan kepada siswa untuk sejumlah


alternatif jawaban, yang umumnya terdiri antara 3 sampai 5 alternatif
untuk setiap soal al-banna tugas siswa adalah memilih salah satu
diantara alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar pertimbangan
tertentu.

b. Isian

Completion test biasa disebut dengan tes isian, tes menyempurnakan,


atau tes melengkapi. completion test terdiri dari kalimat yang ada
bagian-bagiannya dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang
harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang yang kita
minta dari murid. Ada juga completion test yang tidak berbentuk
kalimat-kalimat pendek, tetapi merupakan kalimat-kalimat berangkai
dan memuat banyak isian (Arikunto, 2015).

c. Jawaban singkat

Tes tertulis ini diberikan guru kepada peserta didik berupa pertanyaan
yang memerlukan jawaban secara singkat tes tertulis bentuk ini cocok
digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan yang sifatnya
hafalan. Jenis soalnya dalam bentuk kalimat perintah kalimat tanya, atau
kalimat tidak lengkap. Keunggulan soal ini adalah mudah dibuat, siswa
harus memberikan jawaban secara tertulis sedangkan kelemahannya,
kesukaran dalam hal penskoran.

d. Benar dan salah

7
Tes tertulis benar-salah adalah suatu bentuk tes tertulis di mana Soalnya
berupa pernyataan yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar atau
salah. Karakteristik soal ini adalah mudah disusun dan dapat
mengungkap materi atau konsep yang cukup luas.

2. Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi, terutama pengetahuan kognitif di mana guru memberikan
pertanyaan langsung kepada peserta didik secara lisan dan ditanggapi oleh
peserta didik secara langsung.

3. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat


berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya. Instrumen penugasan berupa pekerjaan
rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas.

8
Daftar Pustaka

http://www.kampus-digital.com/2017/04/makalah-kapsel-pendidikan-
kimia.html

file:///C:/Users/USER/Downloads/makalah%20penilaian%20kognitif
%20dan%20contoh%20operasional.html
http://dedyenha.blogspot.com/2012/03/makalah-teknik-penilaian-
untuk-ranah.html
https://id.scribd.com/documen

Anda mungkin juga menyukai