1
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia
Email: fitriawan150490@gmail.com
2
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia
Email: ansharwatisiti@gmail.com
2
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia
Email: arsyam0505@gmail.com
Abstrak
Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku yang dapat dicapai melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk
mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan.Hasil belajar
adalah perubahan perilakus etelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia
mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat di didik dan di ubah perilakunya yang meliputi domain kognitif,
efektif, dan psikomotorik. Belajar mengusahakan perilaku dalam domain-domain tersebut sehingga hasil belajar
merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, efektif dan psikomotorik.
A. PENDAHULUAN
Pada dasarnya terdapat empat unsur utama proses belajar-mengajar yakni tujuan-bahan
metode dan alat sertta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada
hakikatnya ada adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah
menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan
ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-
mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau
teknik yang dugunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan
untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata
lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar
siswa.
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam tujuan pengajaran, sedangkan
hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotoris.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi, dan
“nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.
Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian
disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran para guru bahwa
tujuan pelajaran harus di rumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Jadi, tujuan
umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada
umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan
pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).
Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya
mencakup:
a) pengetahuan (knowledge),
b) pemahaman (comprehension),
c) penerapan (application),
d) penguraian (analysis),
e) memadukan (synthesis),
f) penilaian (evaluation);
2) Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap,
3) Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan
fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri
dari :
a) kesiapan (set),
b) peniruan (imitation),
c) membiasakan (habitual),
d) menyesuaikan (adaptation)
e) menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi
mutu dan efektivitas pembelajarannya. Dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja
operasional yang menggambarkan bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu
pembelajaran.
a) Pengertian Evaluasi
dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan
sebagai analisis situasi program berikutnya. Adapun menururt ahli mereka mendefinisikannya
sebagai berikut :
1. Guba dan Lincoln (hamid hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu merupakan suatu proses
(evaluation).
2. Wiersma dan jurs evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pungukuran dan mungkin
Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan
hasil evaluasi.
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang harus di nilai. Terhadap
pertanyaan ini kita kembali kepada unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar-mengajar.
Dalam sistem pendidikan nasioanal rumusan tujuan pendididikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Ketiga ranah
tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang
paling banyak nilai oleh para pendidik di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Selanjutnya, kami akan memaparkan masing-
taksonomi Bloom, pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom.
Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Dalam
jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, fakta, dll tanpa harus mengetahui atau dapat menggunakannya. Bentuk
soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain: benar-salah, menjodohkan
mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang di ajarkan, mengetahui apa
yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus
menghubunkan dengan hal yang lain. Bentuk soal yang sering di gunakan adalah pilihan
ganda atau uraian. Kemampuan pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori yaitu:
· Menerjemahkan (translation)
· Menginterprestasi (interprestation)
· Mengekstrapolasi (extrapolation)
Penerapan adalah pengguaan abstraksi pada situasi yang kongkret atau situasi
khusus. Dalam jenjang kemampuan ini peserta didik di tuntut kesanggupan umum, tata
cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan
(problem solving)
Dalam jenjang kemapuan ini seseorang di tuntut untuk dapat menguraikan situasi
1. Analisis unsur
2. Analisis hubungan
dengan jalan menggabungkan faktor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan
Dalam jenjang kemapuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi,
keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. yang terpenting
dalam evaluasi ialah menciptakan kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah
menciptakan kondisinya sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan
luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
b. Menjawab, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang
c. Menilai, yaitu yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus.
d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk
hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan sistem nilai yang telah
yakni :
Pada dasarnya kedua pengertian ini sama-sama mempunyai tujuan yang sama dalam
dunia pendidikan. Dengan objek yang sama yaitu peserta didik, disini dibahas tentang bagaimana
tujuan pendidikan tercapai dan mengukur hasil akhir belajar dengan evaluasi. Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan membaginya menjadi tiga ranah, a) ranah
kognitif, b) ranah afektif, c) ranah psikomotoris. Semua ranah ini dilakukan untuk membantu
berjalannya kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan yang ditentukan tercapai, begitu
pula dengan evaluasi hasil belajar itu untuk membantu mengukur seberapa mampu peserta didik
menguasai materi yang diajarkan. Tujuan pengajaran pada intinya adalah diperolehnya bentuk
tingkah laku menjadi lebih baik, yang belum tahu jadi lebih banyak tahu tentang ilmu
C. KESIMPULAN
Dari pembahasan evaluasi dan taksonomi di atas dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1 Evaluasi dalam sistem pendidikan dan pengajaran adalah komponen yang urgen yang harus
dilakukan terutama untuk tujuan mengetahui pencapaian keberhasilan proses pendidikan dan
2 Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru
pada peserta didik yang menurut Benyamin S Bloom terbagi dalam tiga ranah tujuan
pengajaran yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dikenal dengan taksonomi
Bloom.
3 Taksonomi Bloom dikembangkan dari teori psikologi kognitif dan dirumuskan pertama kali
tahun 1956. Setiap ranah/domain tersusun atas kategori-kategori atau subkategori yang
penilaian secara lebih komprehensif dan terperinci mencakup ketiga ranah (kognitif, afektif
Yuliana, Y., Andi, A., & Arsyam, M. (2021, January 30). Tekhnik Pembuatan Soal Dalam
Pembelajaran. Retrieved from osf.io/zwu7k
Ari Kunto Suharsisni, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, Bumi Aksara ; jakarta : 2012
Sanjaya Wina, “ Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran”, Kencana Prenada Media Grup ; jakarta :
2010
Sudjana Nana, “ Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” , PT.Remaja Rusda Karya ; Bandung : 2006
Halwa, H., & Arsyam, M. CIRI-CIRI, PRINSIP-PRINSIP, JENIS DAN PROSES EVALUASI
PENDIDIKAN.
Ramadani, W., Dahri, M., & Arsyam, M. (2021, January 17). ADMINITRASI KEMITRAAN
SEKOLAH DENGAN MASYAKARAT. https://doi.org/10.31219/osf.io/fpm9u
Arsi, A., Arsyam, M., & Irma, I. administrasi tata kelola dalam pendidikan.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Arsi, A., & Arsyam, M. (2021). Administrasi Tata Kelola Dalam Pendidikan.
Nana Sudjana, Ibrahim, 2007,Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algesindo,
Ramadani, W., Dahri, M., & Arsyam, M. (2021). ADMINITRASI KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN
MASYAKARAT.
Neta, Y. (2014). Model Tata Kelola Administrasi Pemerintahan Yang Baik di Daerah Otonom Baru. FIAT
JUSTISIA: Jurnal Ilmu Hukum, 6(2).
Fajrin, M. F., Rifqi, N., & Arsyam, M. (2021). ADMINISTRASI KESISWAAN DALAM PENDIDIKAN.
Hardiansyah, H., & Fahmi, A. (2018, September). Strategi Tata Kelola Administrasi Pada Perguruan
Tinggi Berbasis Electronic Records. In Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Dan
Pendidikan (LPP) Mandala (pp. 246-250).
Kristiawan, M., & Asvio, N. (2018). Pengelolaan Administrasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 5(1), 86-
95.
Dahri, M., Ramadani, W., & Arsyam, M. (2021). ADMINISTRASI EVALUASI DAN PENILAIAN
DALAM PENDIDIKAN.
Griffin, P. & Nix, P. (1991). Educational Assessment and Reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich,
Publisher.
SUPANDI, S., Khadijah, K., & Arsyam, M. (2021). Tes standar dan tes non standar.
Ramadhani, W. S., Murti, M., & Arsyam, M. (2021). TEKNIK PENGOLAHAN SKOR HASIL
EVALUASI.
Arsyam, M., Jumliadi, M. H., & Alwi, A. M. S. (2020). PEMBELAJARAN DIRUMAH DALAM
LINGKUNGAN KELUARGA DI TENGAH PANDEMI COVID 19.
Astuti, S. (2016). Penerapan supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun
administrasi penilaian di sd laboratorium uksw. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
6(1), 117-126.
Zakirah, Z., Jumliadi, J., Arsyam, M., Herianto, H., Rusli, M., & Alwi, A. M. Implementation of The
Islamic Local Regulations in Bulukumba Regency.
Anas Sudijono (1998) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta ; P>T. Raja Grafindo Persada
Zakirah, Z., Arsyam, M., HERIANTO, H., & Umar, K. (2020, December 20). PENDIDIKAN DASAR
(KUTTAB) MASA DAULAH ABBASIYAH (132-232 H / 750-847 M).
https://doi.org/10.31219/osf.io/7t8bs
Makmur, Z., Arsyam, M., & Alwi, A. M. S. (2020). Strategi Komunikasi Pembelajaran Di Rumah Dalam
Lingkungan Keluarga Masa Pandemi. KOMUNIDA: Media Komunikasi dan Dakwah, 10(02),
231-241.