Di susun oleh :
Miftah Farid (2180040011)
Kelas : PAI Reguler.
A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia kita tentunya
mengenal istilah evaluasi di dalam dunia pendidikan. Kita mengetahui bahwa
setiap jenjang dan jenis pendidikan dalam setiap periode pendidikan tertentu
selalu mengadakan evaluasi. Kegiatan ini di lakukan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman peserta didik di dalam memahami materi pembelajaran,
perkembangan hasil belajar, bakat khusus, minat, hubungan sosial sikap dan
kepribadian siswa atau peserta didik dan juga apakah sudah tepat metode dan
materinya sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan.
Akan tetapi dalam realita yang terjadi di dalam dunia pendidikan saat ini
seorang guru yang terkait langsung dengan pembelajaran tak sedikit yang
mengalami kesulitan dalam memahami sasaran atau obyek penilaian hasil belajar
peserta didik, selain itu evaluasi yang di lakukan seorang evaluator tersebut hanya
sebatas penilaian semata tanpa tahu ranah apa saja yang menjadi objek dalam
penilaiian. Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik yang mampu
dan terampil dalam melaksanakan evaluasi, sehingga evaluasi menjadi alat ukur
yang valid yang bisa menggambarkan perkembangan peserta didiknya, karena
dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah
ia melaksanakan proses belajar. Oleh sebab itu salah satu upaya untuk mengatasi
masalah tersebut perlu adanya pemahaman mengenai sasaran dan obyek penilaian
dalam pembelajaran sehingga jika terjadi kekurangan ataupun kelemahan
didalamnya dapat segera di perbaiki untuk kedepannya agar tujuan pembelajaran
yang telah di rumuskan pada kurikulum dapat tercapai sesuai yang di harapkan,
kemudian pemakalah akan menguraikan beberapa bagian dari sasaran dan objek
pembelajaran di antaranya yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah kita melihat latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja objek atau sasaran evaluasi?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah evaluasi pendidikan dan semoga bisa menjadikan sumbangsih dalam
pengetahuan, yang sekiranya dapat membantu untuk menambah pemahaman
mengenai sasaran dan objek penilaian, di antaranya:
1. Untuk mengetahui objek atau sasaran evaluasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Ranah afektif (affective
domain) menurut taksonomi Krathwohl Bloom dan kawan-kawan meliputi :
penerimaan (receiving), partisipasi aktif (responding), penilaian (valuing),
organisasi (organization), pembentukan pola hidup (characterization by a value
or value complex). Ranah psikomorik (psykomotoric domain) menurut
klasifikasi Simpson mencakup: persepsi ( perception), kesiapan (set), gerakan
terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical response),
gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan
(adjustment), dan kreatifitas (creativity).2
Penilaian 6 (Evaluation)
Sintesis (syntesis)
5
4
Analisis (Analysis )
Penerapan 3 (Application)
Pemahaman 2 (Comprehension)
Pengetahuan (Knowledge)
1
Keenam aspek ini bersifat kontinum dan overlap (saling tumpang tindih).
Aspek yang kebih tinggi meliputi semua aspek di bawahnya.
2
Sudaryono,Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 43
4
Overlap antara aspek-aspek kognitif ini dapat digambarkan seperti gambar di
bawah ini
Dengan demikian :
5
istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa harus
mengerti atau dapat menggunakannya. Dalam penilaiannya bentuk
soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain: benar-
salah, mendeskripsikan sesuatu, menjodohkan isian atau jawaban
singkat, dan pilihan ganda.3
b. Pemahaman (comprehension)
1. Menerjemahkan (translation)
6
komunikasi. Misalnya: peserta didik diberikan suatu diagram,
table, grafik, atau gambar-gambar lainnya kemudian peserta didik
di minta untuk menafsirkannya.
3. Mengekstrapolasi ( extrapolation)
Berbeda dengan menerjemahkan dan menafsirkan,
mengekstrapolasi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan
intelektual yang lebih tinggi.
Contoh yang sederhana: 2-4-6-8-10…-…
c. Penerapan (application)
5
Ibid., hlm. 108
7
kembali, mengklasifikasi, menghitung, menerapkan, menentukan
dan memecahkan masalah.6
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Penilaian (evaluation)
6
Ibid., hlm. 110
7
Ibid., hlm. 113
8
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek
kognitif
No Tingkatan Deskripsi
1 (knowledge) Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep,
definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori,
prosedur, dll.
Contoh kegiatan belajar:
Mengemukakan arti
Menentukan lokasi
Mendeskripsikan sesuatu
Menceritakan apa yang terjadi
Menguraikan apa yang terjadi
2 (comprehension Arti: pengertian terhadap hubungan antar-
) faktor, antar konsep, dan antar data hubungan
sebab akibat penarikan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar:
¨ Mengungkapkan gagasan dan pendapat
dengan kata-kata sendiri
¨ Membedakan atau membandingkan
¨ Menginterpretasi data
¨ Mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri
¨ Menjelaskan gagasan pokok
¨ Menceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri
9
4 (analysis) Artinya: menentukan bagian-bagian dari
suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan
dan menunjukkan hubungan antar bagian
tersebut
Contoh kegiatan belajar:
Mengidentifikasi faktor penyebab
Merumuskan masalah
Mengajukan pertanyaan untuk mencari
informasi
Membuat grafik
Mengkaji ulang
5 (synthesis) Artinya: menggabungkan berbagai informasi
menjadi satu kesimpulan/konsep atau
meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi
suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v Membuat desain
v Menemukan solusi masalah
v Menciptakan produksi baru, dst.
6 (evaluation) Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-
salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak
bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
Mempertahankan pendapat
Membahas suatu kasus
Memilih solusi yang lebih baik
Menulis laporan, dst.
Aspek afektif (sikap) adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai 8.
Aspek afektif pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia,
sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar. sikap seseorang
8
Sudaryono,Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, hlm. 46
10
dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan agama
Islam akan meningkatkan kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama di
sekolah. Aspek afektif ini oleh Krathwohl Bloom dan kawan-kawan ditaksonomi
menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu :
a. Menerima atau memperhatikan (receiving or attending). Jenjang ini
berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam
fenomena khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dan
sebagainya). Di pandang dari segi pengajaran jenjang ini berhubungan
dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian
siswa.
b. Menanggapi/ partisipasi (responding).
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini siswa
tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat
menekankan kemauan untuk menjawab.
c. Menilai atau menghargai/ penentuan sikap (valuing).
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai
dari hanya sekedar penerimaan nilai ( ingin memperbaiki keterampilan
kelompok) sampai pada tingkat komitmen yang lebih tinggi ( menerima
tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif), penentuan
sikap ini mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
sesuatu yang memposisikan diri sesuai dengan penilaiannya itu.
d. Mengatur atau mengorganisasikan (organization)
11
e. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (
characterization by a value or value complex )
9
Ibid., hlm. 118
12
menghargai teman
menunjukkan perhatian
menunjukkan alasan
menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran
HAM
Arti : mempertemukan perbedaan nilai sehingga
Organisasi terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang
membawa kepada perbaikan umum
Contoh kegiatan belajar :
rajin, tepat waktu
objektif dalam memecahkan masalah
mempertahankan pola hidup sehat
menilai suatu fasilitas umum dan mengajukan
saran perbaikan
menyarankan pemecahan suatu masalah
menilai kebiasaan konsumsi
mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik
antar- teman
10
Sudaryono,Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, hlm. 47
13
a. Persepsi (perception).
14
f. Penyesuaian pola gerakan (adjustment)
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dalam penilaian hasil pembelajaran terdapat objek atau sasaran evluasi, objek
tersebut dikelompokan oleh Bloom dan kawan-kawan kedalam tiga ranah yang
kemudian disebut sebagai taksonomi Bloom, yaitu: Ranah kognitif (cognitive
domain) mencakup : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi
11
Ibid., hlm 49
15
(evaluation). Ranah afektif (affective domain) menurut taksonomi Krathwohl,
Bloom, dan kawan-kawan meliputi : penerimaan (receiving), partisipasi
(responding), penilaian/penentuan sikap (valuing), organisasi (organization),
pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex). Ranah
psikomorik (psykomotoric domain) mencakup: persepsi ( perception), kesiapan
(set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical
response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan
(adjustment), dan kreatifitas (creativity).
Daftar pustaka
16
Grafindo Persada
Graha Ilmu
17