Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

PENGEMBANGAN, PELAKSANAAN, & PENILAIAN


PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH

Diajukan sebagai Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester (UTS)


pada Mata Kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


A. Sulaiman, M.Ag.

Disusun oleh :
SUMINAR
NIM. 0101.1601.113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR. KHEZ. MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2018
PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN

Identitas Mata Pelajaran


Mata Pelajaran : ilmu kalam
Kelas / Semester : XI/I
Materi Pokok : memahami aliran-aliran ilmu kalam beserta tokohnya

Kompetensi Dasar
NO KOMPETENSI DASAR

1.3 Menghayati hikmah pembahasan aliran Mu‘tazilah dan Asy‘ariyah

2.3 Meneladani aspek positif perkembangan aliran mutazilah dan Asy‘ariyah serta
menghindarkan aspek negatifnya

3.3 Menganalisis perkembangan aliran Mu‘tazilah dan Asy‘ariyah

4.3 Menyajikan peta konsep perkembangan aliran Mu‘tazilah dan Asy‘ariyah

Rencana Metode yang digunakan : ceramah dan diskusi


Rencana Jumlah pertemuan : 2x pertemuan

1
1. PENGEMBANGAN INDIKATOR & TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Aspek Sikap / Afektif

Kompetensi Dasar 1 : Menghayati hikmah pembahasan aliran Mu‘tazilah dan Asy‘ariyah


Kompetensi Dasar 2 :Meneladani aspek positif perkembangan aliran mutazilah dan
Asy‘ariyah serta menghindarkan aspek negatifnya

A.1 Pengembangan Indikator


Tabel 1.1
Dimensi
Penghayat Indikator Pencapaian
Jenis an Sikap Kompetensi (IPK)
Aspek Sikap
Sikap
(KKO A1 – Domain Sikap
A5)

1 2 3 4

Sikap Meyakini Perkembangan menghayati Meyakini perkembangan


Spiritu A3 hikm mengh
al ah ayati
pemb hikmah
ahasa pemba
n hasan
aliran aliran
Mu’t Mu’tazi
azila
lah dan
h dan
Asy’ari
Asy’
ariya yah
h

Sikap Membiasa Meneladani aspek positif Membiasakan Meneladani


Sosial kan A5 perkem aspek
bangan positif
aliran perkemba
mutazil ngan
ah dan aliran
Asy‘ari mutazilah
yah dan
serta Asy‘ariya

2
Dimensi
Penghayat Indikator Pencapaian
Jenis an Sikap Kompetensi (IPK)
Aspek Sikap
Sikap
(KKO A1 – Domain Sikap
A5)

1 2 3 4

menghi h serta
ndarkan menghind
aspek arkan
negatifn aspek
ya negatifny
a

Indikator Sikap Spiritual : Copy dari tabel di atas (Tabel 1.1. Kolom ke-4)
1. Meyakini perkembangan menghayati hikmah pembahasan aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Indikator Sikap Sosial : Copy dari tabel di atas (Tabel 1.1. Kolom ke-4)
1. Membiasakan Meneladani aspek positif perkembangan aliran mutazilah dan Asy‘ariyah
serta menghindarkan aspek negatifnya

A.2 Pengembangan Tujuan Pembelajaran


Melalui pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi, dengan tahapan : 1) dibagi
kedalam beberapa kelompok 2) kemudian tiap kelompok bertugas mencari materi tersebut,
peserta didik (Audience) memiliki sikap :
1. Meyakini perkembangan menghayati hikmah pembahasan aliran Mu’tazilah dan
Asy’ariyah
2. Membiasakan Meneladani aspek positif perkembangan aliran mutazilah dan Asy‘ariyah
serta menghindarkan aspek negatifnya

3
B. Aspek Kognitif

Kompetensi Dasar 3 : Menganalisis perkembangan aliran Mu‘tazilah dan Asy‘ariyah

B.1 Pengembangan Indikator


Tabel 1.2
Dimensi Indikator Pencapaian
Jenis Kompetensi (IPK)
Proses Kognitif Aspek Materi
Pengetahuan Domain Kognitif
(KKO C1 – C6)

1 2 3 4

Pengetahuan Menyebutkan C1 Perbedaan antara Menyebutkan Perbedaan


Faktual aliran Mu’tazilah dan antara aliran Mu’tazilah
Asy’ariah dan Asy’ariah

Pengetahuan Menjelaskan C1 Pengertian aliran Menjelaskan pengertian


Konseptual Mu’tazilah dan aliran Mu’tazilah dan
Asy’ariyah Asy’ariyah

Pengetahuan Menjabarkan C2 Perkembangan aliran Menjabarkan


Prosedural Mu’tajilah dan perkembangan aliran
Asy’ariyah Mu’tajilah dan Asy’ariyah

Pengetahuan Menguraikan C4 sejarah munculnya Menguraikan sejarah


Meta Kognitif aliran Mu’tazilah dan munculnya aliran
Asy’ariyah Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Indikator Kognitif : Copy dari tabel di atas (Tabel 1.2. Kolom ke-4)
1. Menyebutkan Perbedaan antara aliran Mu’tazilah dan Asy’ariah
2. Menjelaskan pengertian aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
3. Menjabarkan perkembangan aliran Mu’tajilah dan Asy’ariyah
4. Menguraikan sejarah munculnya aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

B.2 Pengembangan Tujuan Pembelajaran


Melalui pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi, dengan tahapan : 1) dibagi
kedalam beberapa kelompok 2) kemudian tiap kelompok bertugas mencari materi tersebut ,
peserta didik (Audience) dapat :

1. Menyebutkan Perbedaan antara aliran Mu’tazilah dan Asy’ariah

4
2. Menjelaskan pengertian aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
3. Menjabarkan perkembangan aliran Mu’tajilah dan Asy’ariyah
4. Menguraikan sejarah munculnya aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

C. Aspek Psikomotor

Kompetensi Dasar 4 : Menyajikan peta konsep perkembangan aliran Mu‘tazilah dan


Asy‘ariyah

C.1 Pengembangan Indikator


Tabel 1.3
Dimensi Proses Indikator Pencapaian
Jenis Kompetensi (IPK)
Psikomotor Aspek Keterampilan
Keterampilan Domain Keterampilan
(KKO P1 – P5)

1 2 3 4

Keterampilan Mengikuti P1 Menghayati dan Mengikuti menghayati


Produk mengamalkan ajaran dan mengamalkan ajaran
yang dianutnya
yang dianutnya

Keterampilan Menunjukan P2 Percaya pada aliran Menunjukan percaya


Proses Mu’tazilah dan pada aliran Mu’tazilah
Asy’ariyah dan Asy’ariyah

Indikator Psikimotor : Copy dari tabel di atas (Tabel 1.3. Kolom ke-4)
1. Mengikuti menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya
2. Menunjukan percaya pada aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
C.2 Pengembangan Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi, dengan tahapan : 1) dibagi
kedalam beberapa kelompok 2) kemudian tiap kelompok bertugas mencari materi tersebut,
peserta didik (Audience) memiliki keterampilan:
1. Mengikuti menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya
2. Menunjukan percaya pada aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Tabel 1.4 Kata Kerja operasional Ranah Kognitif

5
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi

Mengenali menafsirkan Melaksanakan Menguraikan memutuskan merancang


mengingat meringkas Menggunakan membandingkan memiih membangun
kembali mengklasifi- menjalankan mengorganisir mengkritik merencana-
membaca kasikan melakukan menyusun ulang menilai kan
menyebutkan membanding- mempraktekan mengubah- menguji memproduksi
mengurutkan kan memilih struktur membenarkan menemukan
menjelaskan menjelaskan menyusun mengkerangkakan menyalahkan membaharui
mengidentifi- menjabarkan memulai menyusun- outline merekomenda- menyempurn
kasi menghubug- menyelesaikan mengintegrasikan sikan akan
menamai kan mendeteksi membedakan memperkuat
menempatkan mengenera- mentabulasi menyamakan memperinda
mengulangi lisasi menghitung h menggubah
menuliskan mengkons-
truksi

Tabel 1.5 Kata Kerja operasional Ranah Afektif

Menerima Merespon Menghargai Mengorganisasikan Karakterisasi berdasarkan


nilai nilai
Mengikuti Mengompromikan Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
menganut menyenangi meyakini menata mengubah perilaku
mematuhi menyambut meyakinkan mengklasifikasikan berakhlak mulia
meminati mendukung memperjelas mengombinasikan mempengaruhi
menyetujui memprakarsai mempertahankan mengkualifikasi
menampilkan mengimani membangun melayani
melaporkan menekankan membentuk pendapat membuktikan
memilih menyumbang memadukan memecahkan
mengatakan mengelola
memilah menegosiasi

Tabel 1.6 Kata Kerja operasional Ranah Psikomotor

Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi

Menyalin Kembali Menunjukkan Membangun Mendesain


Mengikuti membuat Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Membangun Menunjukkan, Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melakukan, Menyempurnakan Koordinat, Menciptakan
Mematuhi Melaksanakan, Mengkalibrasi Mengintegrasikan
Menerapkan Mengendalikan Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan,
Memodifikasi

6
2. PENGEMBANGAN ISI / BAHAN / MATERI PEMBELAJARAN

A. Aspek Sikap / Afektif

Kompetensi Dasar 1 : Menghayati hikmah pembahasan perkembangan aliran Mu‘tazilah


dan Asy‘ariyah
Kompetensi Dasar 2 : Meneladani aspek positif perkembangan aliran mutazilah dan
Asy‘ariyah serta menghindarkan aspek negatifnya

Table 2.1
Indikator Pencapaian
Jenis Sikap Kompetensi (IPK) Aspek Sikap Indikator / Rincian Sikap

Domain Sikap
1 2 3 4

Sikap Spiritual Menghayati hikmah Perkembangan Menanamkan ajaran aliran


pembahasan pada aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
perkembangan aliran Mu’tazilah dan dalam kehidupan sehari-
Mu‘tazilah dan Asy’ariyah hari
Asy‘ariyah

Sikap Sosial Menghargai perbedaan Perbedaan aliran Tidak berpihak pada satu
aliran Mu’tazilah dan Mu’tazilah dan ajaran
Asy’ariyah Asy’ariyah

Ket Copas dari tabel 1.1 kembangkan Utamakan lihat referensi,


kolom ke-4 sendiri kembangkan sendiri

Uraian / Penjelasan Sikap Spiritual


Berisi penjelasan indikator sikap mengenai ajaran aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah(tabel 2.1
kolom ke 3)

7
A. ALIRAN KHAWARIJ
Khawarij secara bahasa diambil dari Bahasa Arab khawarij, secara
harfiah berarti mereka yang keluar. Aliran Khawarij dipergunakan oleh kalangan
islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi
Thalib r.a. karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima
tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr
Ibn Ash dalam perang Shiffin ( 37H/657 ) dan mereka juga tidak mendukung barisan
Mu’awiyah ra.
Menurut kelompok khawarij, semua yang telah mengikuti proses
tahkim, termasuk Ali bin Abi Thalib dan muawiyah telah melanggar ketentuan
syara’ dan dihukumi kafir karena telah melakukan dosa besar, yakni tidak berhukum
dengan hukum Allah. Berdasar kejadian tahkim tersebut kelompok Khawarij
mencetuskan pokok pemikiran bahwa setiap keputusan berada pada kekuasaan
Tuhan (ia hukma illa lillah)
Kaum khawarij menganggap bahwa nama itu berasal dari kata dasar
kharaja yang terdapat pada QS. An Nisa (4); 100. Yang merujuk pada seseorang
yang keluar dari rumahnya untuk hijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya.

B. ALIRAN MURJI’AH
Kata Murji’ah berasal dari kata bahasa Arab arja’a, yarji’u, yang berarti menunda
atau menangguhkan. Aliran ini disebut Murji’ah karena dalam perinsifnya mereka
menunda menyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin Abi Thalib,
Muawiyah bin Abi Sufyan dan khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti. Karena
itu mereka tidak ingin mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa
yang dianggap kafir diantara ketiga golongan yang tengah bertikai tersebut.
Alasannya, keimanan merupakan keyakinan hati seseorang dan tidak berkaitan
dengan perkataan ataupun perbuatan. Selama seseorang masih memiliki keimanan
didalam hatinya, apapun perbuatan atau perkataannya, maka ia tetap dapat disebut
seorang mukmin, bukan kafir. Murji’ah mengacu kepada segolongan sahabat Nabi
Saw. Antara lain Abdullah bin Umar, sa’ad bin Abi waqqas, dan umran bin husin

8
yang tidak mau melibatkan diri dalam pertentangan politik antara Utsman bin Affan
( khalifah ke-3; w.656 ) dan Ali bin Abi Thalib ( khalifah ke-4; w.661) menurut
syahristani orang pertama yang membawa paham Murji’ah adalah gailan ad
Dimasyqi.

C. ALIRAN SYI’AH
Istilah syi’ah berasal dari kata Bahasa Arab Syi’ah. Syi’ah menurut
etimologi bahasa Arab bermakna: kaum yang berkumpul diatas suatu perkara.
Syi’ah adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi’ah ‘Ali artinya “pengikut
Ali”
Muslim Syi’ah percaya Bahwa keluarga Muhammad (yaitu para imam
syi’ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Al-Qur’an dan islam, guru
terbaik tentang islam setelah Nabi Muhammad Saw dan pembawa serta penjaga
terpercaya dari tradisi sunnah, Muslim syi’ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib
( sepupu, menantu Muhammad saw dan kepala keluarga Ahlul Bait), adalah penerus
kekhalifahan setelah nabi Muhammad. Muslim syi’ah percaya bahwa ali dipilih
melalui perintah langsung oleh nabi Muhammad, dan perintah nabi berarti wahyu
dari Allah.
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait DAN Abu Bakar menjadikan
perbedaan pandangan yang tajam antara syi’ah dan sunni dalam penafsiran Al-
Qur’an, Hadis, mengenai sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadis
dari Muslim Syi’ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya
seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Menurut Abu Zahrah Aliran Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa
jabatan Utsman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Sedangkan menurut mongomary Watt Aliran
Syi’ah mulai muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali bin Abi Thalib dan
Muawiyah bin Abi sofyan yang dikenal dengan perang siffin. Dalam peperangan
ini, sebagai respon atas penerimaan Ali terhadap tahkim atau arbitrase yang
ditawarkan Mu’awiyah, pasukan Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua, satu
kelompok mendukung sikap Ali bin Abi Thalib yang kemudian dikenal dengan

9
istilah Syi’ah dan kelompk lain menolak sikap Ali bin Abi Thalib yang kemudian
dikenal dengan Khawarij.
D. Aliran Jabariyah
Secara bahasa jabarisa (fatalism) berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melalui sesuatu. Menurut Harun
Nasution jabariyah adalahh paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan
manusia telah ditentuuka dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya,
setiap perbuatan yang dikerjakn manusia tidak berdasarakan kehendak manusia tapi
diciptakan oleh tuhan dan dengan kehendaknya, manusia tidak mempunyai
kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
(majbur)
Sejarawan abu zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman sahabat dan
masa bani Umayah. Ketikaitu para ulamamembicarakan tentang masalah Qadar dan
kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan. Tokoh
yang mendirikanaliran ini adalah jahm bin Safwan, Al-Ja’ad Bin Dirham, Husain
Bin Muhammad Al Najjar, Dirar Ibn’Amar.
E. Aliran Qadariyah
Secara etimologi, berasal dari bahasa arab, yaitu qadara yang bermakna
kemampuan dan kekuatan. Adapun secara termonologi adalah suatu aliran yang
percaya bahwa segala tindakan manusia tida di intervensi oleh allah. Aliran ini lebih
menekan kan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-
perbuatannya.Aliran Qadariyah berpendapatbahwa tiap-tiap orang adalah pencipta
bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri.
Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang
mengatakan manusia memliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan
dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup
semua perbuatan, yakni baik dan buruk.
Menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa
qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al Juhaini dan Ghilan ad dimasyqi
sekitar tahun 70 H/689M ditinjau dari segi politik kehadiran majhab Qadariyah
sebagai isyarat menentang politik Bani Umayyah, karena itu kehadiran Qadariyah

10
dalam wilayah kekuasaannya selalu mendapat tekanan, bahkan pada zaman Abdul
malik bin Marwan pengaruh Qadariyah dapat dikatakan lenyap tapi hanya untuk
sementara saja, sebab dalam perkembangan selanjutnya ajaran Qadariyah itu
tertampung dalam aliran Mukta’zilah.
F. Aliran Mu’tazilah
Perkataan mu’tazilah berasal dari kata “i’tizal” yang artinya “memisahkan
diri”.Mu’tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak
terpengaruh dengan filsafat sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai
dasar argumentasi.
Latar belakang munculnya Aliran Mu’tazilah adalah sebagai respon persoalan
teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur’jiah akibat adanya
peristiwa tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan
golongan Khawarij dan Mur’jiah tentang pemberian status kapir kpda yg berbubuat
dosa besar pada mulanya nama ini diberikan oleh orang Mu’tajilah karna pendirinya
,washil bin atha “,tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya ,Hasan AL
bashri.dalam perkembangan slanjutnya nama ini kemudian di stujui oleh pengikut
mu’tajilah dan di gunakn sbagai nama dari aliran teologi mereka .
Tokoh aliran Mu’tajilah diantaranya adalah washil bin Atha’, Abu Huzail Al Allaf’
Al Nazzam, Abu Hasyim Al jubba’i.

G.Aliran Ahlu Sunnah Wal jamaah/ Sunni

Ahlusunnah berarti penganut atau pengikut sunah Nabi Muhammad SAW, dan jamaah
berarti sahabat nabi. Jadi ahlusunnah wal ja’maah mengandung arti “penganut sunnah (ittikad)
nabi dan para sahabat”.

REVERENSI : Buku pelajaran kelas XI 2015

Uraian / Penjelasa n Sikap Sosial

11
Berisi penjelasan indikator sikap menghargai perbedaan aliran-aliran lain selain aliran
khawarij(tabel 2.1 kolom ke 3):

G. Aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah


1. Aliran Mu’tazilah
Perkataan mu’tazilah berasal dari kata “i’tizal” yang artinya “memisahkan
diri”.Mu’tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak
terpengaruh dengan filsafat sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai
dasar argumentasi.
Latar belakang munculnya Aliran Mu’tazilah adalah sebagai respon persoalan
teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur’jiah akibat adanya
peristiwa tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan
golongan Khawarij dan Mur’jiah tentang pemberian status kapir kpda yg berbubuat
dosa besar pada mulanya nama ini diberikan oleh orang Mu’tajilah karna pendirinya
,washil bin atha “,tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya ,Hasan AL
bashri.dalam perkembangan slanjutnya nama ini kemudian di stujui oleh pengikut
mu’tajilah dan di gunakn sbagai nama dari aliran teologi mereka .
Tokoh aliran Mu’tajilah diantaranya adalah washil bin Atha’, Abu Huzail Al Allaf’
Al Nazzam, Abu Hasyim Al jubba’i.

2. ALIRAN AS’ARIYAH
As’ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan
Al Asy’ariy, nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar
Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah
Amir bin Abi Musa Al asy’ari. Kelompok Asy’ariyah menisbahkan pada
namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asy’ariyah.
Abu hasan Al Asy’ari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan
meninggal dunia di Baghdad pada tahun 324 H/936M. Ia berguru pada Abu
Ishaq Al Marwaji, seorang fakih madzhab syafi’i di Masjid Al Manshur,

12
Baghdad. Ia belajar ilmu kalam dari Al Jubba’i, seorang ketua Muktazilah di
Bashrah.
Al Asy’ari yang semula berpaham Muktazilah akhirnya berpindah menjadi Ahli
Sunnah. Sebab yang ditunjukan oleh sebagian sumber lama bahwa Abul Hasan
telah mengalami kemelit jiwa dan akal yang berakhir dengan keputusan untuk
keluar dari Mukta’jila. Sumber lain menyebutkan bahwa sebabnya ialah
perdebatan antara dirinya dengan Al jubba’i seputar masalah ash-shalah dan
ashlah (kemaslahatan).
Setelah itu, Abul Hasan memposisikan dirinya sebagai pembela keyakinan-
keyakinan salaf dan menjelaskan sikap-sikap mereka. Pada pase ini, karya-
karyanya menunjukkan pada pendirian barunya. Dalam kitab Al Ibanah, ia
menjelaskan bahwa ia berpegang pada madzhab Ahmad bin Hambal.
Abul Hasan menjelaskan bahwa ia menolak pemikiran Muktazilah, Qadariya,
Jahmiyah, Rafidhah, dan Murjiah. Dalam beragama ia berpegang pada Al-
Qur’an, sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari pada shahabat, tabi’in,
serta imam ahli hadis.
Munculnya kelompok Asy’ariyah ini tidak lepas dari ketidakpuasan sekaligus
kritik terhadap paham Muktazilah dimata Al Asy’ari adalah bahwa mereka
begitu mempertahankan hubungan Tuhan-Manusia, bahwa kekuasaan dan
kehendak Tuhan dikompromikan.
Akidah ini menyebar luas pada zaman wazir Nizhamul Muluk pada Dinasti Bani
Saljuk dan seolah menjadi akidah resmi negara.
Paham Asy’ariyah semakin berkembang lagi pada masa keemasan madrasahan
Nidzamiyah, baik yang ada di Baghdad maupun dikota Naisabur. Madrasah
Nizhamiyah yang di Bhagdad adalah universitas tersebar di dunia. Didukung
oleh para petinggi negeri itu seperti Al Mahdi bin Tumirat dan Nurruddin
Mahmud Zanki serta sultan Salahudin Al Ayyubi. Pandangan Asy’ariyah juga
didukung fuqaha madzhab Asyafi’i dan madzhab AL Malikiyah priode akhir-
akhir. Sehingga wajar sekali bila dikatakan bahwa akidah Asy’ariyah ini adalah
akidah yang paling populer yang tersebar di seluruh dunia.

Referensi : buku pelajaran siswa kelas XI 2015

13
B. Aspek Kognitif

3.1 Kompetensi Dasar 3 :Menganalisis perkembangan aliran Mu‘tazilah dan


Asy‘ariyah

Table 2.2
Indikator
Jenis Pencapaian Point / Uraian Singkat
Aspek Materi
Pengetahuan Kompetensi
Domain Kognitif
1 2 3 4

Pengetahuan Menyebutkan dasar Dasar hukum Qur’an surah An Nisa


Faktual ajaran dari aliran adanya aliran ayat seratus yang
Mu’tajilah dan Mu’tazilah dan menjadi dasar
adanya khawarij
Asy’ariyah Asy’ariyah

Pengetahuan Menjelaskan Pengertian Mu’tazilah adalah


Konseptual pengertian aliran aliran aliran pemikiran
Mu’tajilah dan Mu’tazilah dan
dalam islam yang
Asy’ariyah Asy’ariyah
banyak
terpengaruh
dengan filsafat
sehingga
berkecenderungan
menggunakan
rasio sebagai
dasar
argumentasi.
As’ariyah sebuah
paham akidah
yang dinisbatkan
kepada Abul

14
Indikator
Jenis Pencapaian Point / Uraian Singkat
Aspek Materi
Pengetahuan Kompetensi
Domain Kognitif
1 2 3 4

Hasan Al
Asy’ariy

Pengetahuan Menjabarkan Perkembangan Ajaran yang langsung melalui


Prosedural perkembangan aliran Mu’tajilah keyakinan
aliran Mu’tajilah dan dan Asy’ariyah
Asy’ariyah
Pengetahuan Menguraikan aliran aliran Seluruh urusan ketuhanan
Meta Kognitif Mu’tazilah dan Mu’tazilah dan baik pemahaman
Asy’ariyah Asy’ariyah ,pengalaman, ajaran islam
dapat langsung diterima dari
ajaran Mu’tazilah dan
Asy’ariyah

Ket Copas dari tabel 1.2 kembangkan Utamakan lihat referensi


kolom ke-4 sendiri

Uraian / Penjelasan Materi


Berisi uraian rinci aspek materi
SEJARAH ALIRAN MU’TAZILAH DAN ASY’ARIYAH
A. Aliran Mu’tazilah
Ada seorang guru besar di Bagdad, namanya syeikh Hasan Basri (meninggal tahun
110 H) diantara muridnya ada seorang yang bernama Washil bin ‘Atha’ (meninggal
131 H). Pada suatu hari imam Hasan Basri menerangkan bahwa orang islam yang
telah iman pada Allah dan Rasil-Nya, tetapi ia kebetulan mengerjakan dosa besar,
maka orang itu tetap muslim tetapi muslim yang durhaka. Diakhirat nanti kalau ia
wafat sebelum taubat

15
B. Aliran Asy’ariyah
As’ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al
Asy’ariy, nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaq bin
Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa
Al asy’ari. Kelompok Asy’ariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan
demikian ia menjadi pendiri madzhab Asy’ariyah.
Abu hasan Al Asy’ari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan
meninggal dunia di Baghdad pada tahun 324 H/936M. Ia berguru pada Abu
Ishaq Al Marwaji, seorang fakih madzhab syafi’i di Masjid Al Manshur,
Baghdad. Ia belajar ilmu kalam dari Al Jubba’i, seorang ketua Muktazilah di
Bashrah.
Al Asy’ari yang semula berpaham Muktazilah akhirnya berpindah menjadi Ahli
Sunnah. Sebab yang ditunjukan oleh sebagian sumber lama bahwa Abul Hasan
telah mengalami kemelit jiwa dan akal yang berakhir dengan keputusan untuk
keluar dari Mukta’jila. Sumber lain menyebutkan bahwa sebabnya ialah
perdebatan antara dirinya dengan Al jubba’i seputar masalah ash-shalah dan
ashlah (kemaslahatan).
Setelah itu, Abul Hasan memposisikan dirinya sebagai pembela keyakinan-
keyakinan salaf dan menjelaskan sikap-sikap mereka. Pada pase ini, karya-
karyanya menunjukkan pada pendirian barunya. Dalam kitab Al Ibanah, ia
menjelaskan bahwa ia berpegang pada madzhab Ahmad bin Hambal.
Abul Hasan menjelaskan bahwa ia menolak pemikiran Muktazilah, Qadariya,
Jahmiyah, Rafidhah, dan Murjiah. Dalam beragama ia berpegang pada Al-
Qur’an, sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari pada shahabat, tabi’in,
serta imam ahli hadis.
Munculnya kelompok Asy’ariyah ini tidak lepas dari ketidakpuasan sekaligus
kritik terhadap paham Muktazilah dimata Al Asy’ari adalah bahwa mereka
begitu mempertahankan hubungan Tuhan-Manusia, bahwa kekuasaan dan
kehendak Tuhan dikompromikan.
Akidah ini menyebar luas pada zaman wazir Nizhamul Muluk pada Dinasti Bani
Saljuk dan seolah menjadi akidah resmi negara.

16
Paham Asy’ariyah semakin berkembang lagi pada masa keemasan madrasahan
Nidzamiyah, baik yang ada di Baghdad maupun dikota Naisabur. Madrasah
Nizhamiyah yang di Bhagdad adalah universitas tersebar di dunia. Didukung
oleh para petinggi negeri itu seperti Al Mahdi bin Tumirat dan Nurruddin
Mahmud Zanki serta sultan Salahudin Al Ayyubi. Pandangan Asy’ariyah juga
didukung fuqaha madzhab Asyafi’i dan madzhab AL Malikiyah priode akhir-
akhir. Sehingga wajar sekali bila dikatakan bahwa akidah Asy’ariyah ini adalah
akidah yang paling populer yang tersebar di seluruh dunia.

Referensi : ilmu kalam /kementrian agama-jakarta: 2014

C. Aspek Psikomotor

Kompetensi Dasar 4 : Menyajikan peta konsep perkembangan aliran Mu‘tazilah dan


Asy‘ariyah

Table 2.3
Indikator Pencapaian Point / Uraian Singkat
Jenis Aspek (Uraian Proses /
Kompetensi
Keterampilan Keterampilan Kriteria Produk)
Domain Psikomotor

1 2 3 4

Produk Mengikuti Perkembangan Berhubungan langsung


perkembangan ajaran aliran dengan aspek
Mu’tazilah dan keimanan
Asy’ariyah

Proses Menunjukan Perkembangan Memppercayai sifat-


perkembangan aliran ajaran yang dibawa sifat Tuhan
Mu’tazilah dan oleh tokoh-tokoh sebagaimana
Asy’ariyah Mu’tazilah dan disebut dalam Al-
Asy’ariyah Qur’an yang disebut
dengan sifat-sifat

17
Indikator Pencapaian Point / Uraian Singkat
Jenis Aspek (Uraian Proses /
Kompetensi
Keterampilan Keterampilan Kriteria Produk)
Domain Psikomotor

1 2 3 4

yang azali, Qadim,


dan berdiri diatas
zat Tuhan

Ket Copas dari tabel 1.3 Utamakan lihat referensi,


kolom ke-4 kembangkan sendiri kembangkan sendiri

Uraian / Penjelasan Keterampilan


Aliran Mu’tazilah menyampaikan pahamnya bahwa bahwa tuhan tidak menghendaki
keburukan dan Aliran Asy’ariyah adalah akidah yang populer dan tersebar diseluruh dunia
Referensi : ilmu kalam /kementrian agama-jakarta: 2015

18
3. PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN

A. Perancangan Model / Metode


1. Model / Metode yang dipilih : Ceramah dan Diskusi
Table 3.1
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis perkembangan aliran Mu‘tazilah dan
Asy‘ariyah

Materi Pokok : Memahami aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Alokasi Waktu : 6x45 menit (2 pertemuan)

Alasan Pemilihan Model : Sesuai tujuan pembelajaran bahwa siswa harus aktif dan
/ Metode wa mendorong siswa berpikir untuk memecahkan
masalah-masalah.

Table 3.2
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN Kegiatan Mendidik Pendidik Kegiatan Belajar Peserta Didik

1. Langkah persiapan Menetapkan suatu pokok Menelaah topik

2. Materi diskusi Menyampaikan materi Mengerjakan materi

3. Pelaksanaan Mengatur Ikut aktif dalam diskusi


diskusi
4. Menutup diskusi Mengumpulkan laporan hasil Mencatat hasil diskusi
diskusi dari tiap-tiap kelompok

B. Penerapan Integrasi Hots, 4C, Literasi, PPK, & Life Skill dalam Pembelajaran
Tabel 3.3
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ASPEK INTEGRASI
Kegiatan Mendidik Pendidik Kegiatan Belajar Peserta Didik

4C Mengarahkan dan Memotivasi Kerjasama dalam diskusi

19
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ASPEK INTEGRASI
Kegiatan Mendidik Pendidik Kegiatan Belajar Peserta Didik

Literasi Mengarahkan Membaca materi

PPK

Life Skill Melengkapi pendapat siswa jika Presentasi

Kurang

C. Rancangan Implementasi Model


Tuangkan model / metode di atas dan integrasi HOTS, 4C, Literasi, PPK dan Life skill dalam
langkah pebelajaran (tabel 3.4).

Pertemuan ke – 1

Table 3.4
TAHAPAN ALOKASI LANGKAH PEMBELAJARAN
WAKTU

Pendahuluan 15 menit 1. Mengajak semua siswa untuk berdoa yang


dipimpin oleh salah satu siswa
2. Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan
tentang kehadiran siswa kebersihan kelas
3. Mengajak siswa untuk tadarus bersama surat-surat
pendek atau ayat pilhan

Kegiatan Inti 65 menit 1. Mengamati

Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dan


membagikan materi yang akan didiskusikan oleh
kelomponya masing-masing

2. Menanya

Setelas selesai mengamati Siswa disilahkan bertanya pada


teman lain, terkait dengan pokok pembahasan

20
TAHAPAN ALOKASI LANGKAH PEMBELAJARAN
WAKTU

3. Mengeksplorasi

Masing-masing kelompok membaca materi atau mencari


materi dibuku lain atau internet dan mendiskusikan isi
materi yang sudah didapatkan

4. Mengasosiasi

Melakukan koreksi secara bersama sama terhadap hasil


pengamatan

5. Mengomunikasikan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berani


memaparkan kesimpulan dari isi materi

Penutup 15 menit

1. Siswa menyimpulkan hasil belajar


2. Guru memberikan reward kepada siswa “terbaik”
yakni: siswa yang mampu menjelaskan kesimpulan
dengan baik dan benar
3. Bersama sama menutup pembelajaran dengan
berdoa

Pertemuan ke – 2

Table 3.4
TAHAPAN ALOKASI LANGKAH PEMBELAJARAN
WAKTU

Pendahuluan 15 menit 1. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama-


sama dipimpin oleh seorang peserta dengan penuh
khidmat
2. Guru mengisi daftar hadir
3. Mengajak siswa untuk tadarus bersama surat-surat
pendek atau ayat pilhan
4. Guru memulai pembelajaran dengan membaca
basmalah bersama-sama

21
TAHAPAN ALOKASI LANGKAH PEMBELAJARAN
WAKTU

Kegiatan Inti 65 menit 1. Mengamati

Guru memberikan gambar kepada siswa untuk mengamati


gambar tersebut

2. Menanya

Selesai mengamati guru memberi kesempatan kepada


siswa untuk menjelaskan gambar tersebut

3. Mengeksplorasi

Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain yang


mampu menjawab

4. Mengasosiasi

Melakukan koreksi secara bersama sama terhadap hasil


pengamatan

5. Mengomunikasikan

Memberikan kesempatan kepada siswa yang berani


memamparkan kesimpulan

Penutup 15 menit Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada


pertemuan berikutnya

Bersama-sama menutup pembelajaran dengan berdoa

Keterangan :

1. Tahapan 5 (lima) M, dapat tidak berurutan


2. dalam materi pokok yang sam, penempatan Tahapan 5 (lima) M, dapat berada pada
beberapa pertemuan.

22
4. PERANCANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap

RANCANGAN DESAIN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Ilmu Kalam


Kelas : XI (sebelas)
Materi Pokok : Memahami aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Tabel 4.1.
Kisi-kisi PenilaianSikap
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi (IPK) Aspek Sikap Kriteria Sikap
Domain Sikap
1.3. menghayati Meyakini Perkembangan Umat islam bersatu
perkembangan perkembangan pada aliran Mu’tazilah mengikuti ajaran
aliran masa ajaran Mu’tazilah dan Asy’ariyah Mu’tazilah dan
Mu’tazilah dan dan Asy’ariyah Asy’ariyah
Asy’ariyah
2.3. meneladani Membiasakan Penanaman Menanamkan ajaran
model penanaman ajaran ajaran pada Mu’tazilah dan
penanaman Mu’tazilah dan masa Mu’tazilah Asy’ariyah pada
ajaran aliran Asy’ariyah dan Asy’ariyah kehidupan sehari-hari
Mu’tazilah dan
Asy’ariyah

Instrumen Aspek sikap

Pedoman observasi sikap spiritual

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik, berilah tanda (x) pada
kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :

4.= selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

23
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama peserta didik : suminar

kelas : XI

Materi pokok : Memahami aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

No Aspek pengamatan 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi

4 Menyatakan kekaguman atas kebesaran tuhan

5 Merasakan kebesaran tuhan saat belajar

Jumlah skor

Instrumen Aspek Sikap


Lembar penilaian diri
Sikap jujur

Nama : SUMINAR
Kelas/Semester : XI/GANJIL

Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda (x) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

Instrumen

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya tidak menyotek pada saat mengerjakan ulangan

24
2 Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya
3 Saya melaporkan kepada yang berenang jika menemukan
barang
4 Saya berani mengakui keslahan yang saya dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman
yang lain

Keterangan:
SL= Selalu, apabila sealu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
SR=Seringt, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
KD=Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
TP=Tidak pernha, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Aspek afektif (berani berpendapat, sopan santun dan menghormati orang lain dalam
berdiskusi):

Format penilaian
No Nama Aspek yang dinilai Skor maks Ketuntasan Tindak lanjut
peserta 1* 2* 3* nilai T* TT* R* P*
didik
1
2
3
4

Skoring :

 Jika kelompok diskusi sangat berani dalam berpendapat, sopan santun, dan sangat
menghormati kelompok lain maka skor 100
 Jika kelompok diskusi berani dalam berpendapat, sopan santun, dan menghormati
kelompok lain maka skor 75
 Jika kelmpok cukup berani dalam berpendapat, sopan santun dan cukup
menghormati kelompok lain maka skor 50

25
 Jika kelompok diskusi kurang berani dalam berpendapat, sopan santun dan kurang
menghormati kelompok laon maka skor 25

26
2. Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) SoalPilihanGanda
Mata Pelajaran : Ilmu kalam

Kelas/Semester : XI/II

Kompetensi Dasar : Menganalisis perkembangan aliran Mu’tazilah dan


Asy’ariyah

Materi Pokok : Memahami aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Tabel 4.2.
3 Kisi-kisi Penilaian Kognitif Jenis Teknik Penilaian Test Tulis Pilihan Ganda
Kompetensi Level No. Bentuk
No Materi Indikator Soal
Dasar Kognitif Soal Soal

3.3 Menganalisis Ajaran/paham Peserta didik rendah Arti aliran PG


perkembangan yang dibawa dapat Mu’tajilah
aliran oleh aliran menjelaskan dan
Mu’tazilah dan Mu’tazilah pengertian Asy’ariyah
Asy’ariyah dan aliran adalah....
Asy’ariyah Mu’tazilah dan
a.
Asy’ariyah
keterkaitan

b. ikatan
yang kukuh

c.
pernyataan

d.
kemantapan
hati

Peserta didik Rendah Siapakah PG


dapat tokoh yang
menyebutkan berperan
tokoh-tokoh pada aliran
aliran Mu’tajilah

27
Kompetensi Level No. Bentuk
No Materi Indikator Soal
Dasar Kognitif Soal Soal

Mu’tazilah dan dan


Asy’ariyah Asy’ariyah

a. prasangka
buruk

b. . Ketika
orang-orang
kafir

menanamkan
dalam hati
mereka
kesombongan

c. semua
benar

Dst Disajikan materi


mengenai aliran
Mu’tazilah dan
Asy’ariyah

(Condition)

Peserta didik
(Audience)
dapat
menjelaskannya
(Behaviour)

dengan baik
(Degree)

28
Kompetensi Level No. Bentuk
No Materi Indikator Soal
Dasar Kognitif Soal Soal

Behaviour harus
C4, C5, C6

Dst Disajikan materi


mengenai aliran
Mu’tazilah dan
Asy’ariyah

(Condition)

Peserta didik
(Audience) dapat
menjelaskannya
(Behaviour)

dengan baik (Degree)

Behaviour harus C4,


C5, C6

Instrumen Penilaian

1. Perhatikan soaL berikut


Dilihat dari segi obyek pembahasannya aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah membahas masalah
dibawah ini, kecuali........
A. membahas masalah ketuhanan
B. mebahas masalah sifat sifat tuhan
C. membahas masalah keadilan tuhan
D. membahas masalah tuhan dari segi perbuatan

2. Arti Mu’tajilah dan Asy’ariyah menurut bahasa adalah....

29
A. keterkaitan

B. ikatan yang kukuh

C. pernyataan

D. kemantapan hati
Jawaban
1. C
2. B

Skoring = B x 100
N
Keterangan:
B: Jumla N: Jumlah item soal pilihan ganda
Contoh : jika soal Pg ada 50 soal
Dan si A menjawab dengan benar 35
SKOR = 35 X 100
50
= 70
h item yang dijawab benar
2) Uraian
Mata Pelajaran : Ilmu kalam

Kelas/Semester : X/II

Kompetensi Dasar : Menganalisis perkembangan aliran Mu’tazilah dan


Asy’ariyah

Materi Pokok : Memahami aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Tabel 4.3 Kisi-kisi Penilaian Kognitif Jenis Teknik Penilaian Test Tulis Uraian
Kompetensi Level No. Bentuk
No Materi Indikator Soal
Dasar Kognitif Soal Soal

3.3 Menganalisis Ajaran Menguraikan C4 Jelaskan Uraian


perkembangan yang perkembangan perkembangan Essai
akidah pada dibawah aliran Mu’tazilah aliran
oleh aliran dan Asy’ariyah Mu’tazilah dan
Mu’tazilah Asy’ariyah

30
dan Mu’tazilah dan
Asy’ariyah Asy’ariyah

Dst 2

Ket :
Level kognitif yang digunakan C4, C5, dan C6

Instrumen Penilaian

Instrumen
1. apa yang dimaksud dengan aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah coba jelaskan?

2. jelaskan perkembangan aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah?

3. sebutkan tokoh-tokoh aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah ?

Jawaban :

1. a. Aliran Mu’tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak
terpengaruh dengan filsafat barat sehingga kecenderungan menggunakan rasio sebagai
dasar argumentasi
b. Aliran Asy’ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul hasan Al-
Asy’ari. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bn Abi Burdah Amir bin Abi
Musa Al-Asy’ari, kelompok Asy’ariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan
demikian ia menjadi pendiri madzhab Asyy’ariyah.
2.
3. Tokoh aliran Mu’tazilah adalah Washil bin ‘Atha’, abu Huzail Al Allaf, Al Nazzam, Abu Hasyim
Al Jubba’i, sedangkan tokoh Asy’ariyah ialah Abu Hasan Al-Asy’ariy, imam Ghazali, Imam
Fakhrurrazi, Abu Ishaq Al isfirayini, Abu bakar Al Baqilani dan Abu Ishaq Asy Syirazi.

Skor...........
a.soal no 1, deteksi kemungkinan jawaban siswa dengan pernyataan berikut:
 Jika siwa menjawab benar pengertian akidah islamiyah sekornya 3
 Jika siswa menjawab kurang tepat maka sekornya 2
 Jika siwa menjawab salah maka sekornya 1
 Jika siswa tidak menuliskan satu alesanpun maka sekornya 0

31
b. soal no 2, deteksi kemungkinan siswa dengan pernyataan berikut:
 Jika siwa menjawab benar pengertian akidah islamiyah sekornya 3
 Jika siswa menjawab kurang tepat maka sekornya 2
 Jika siwa menjawab salah maka sekornya 1
 Jika siswa tidak menuliskan satu alesanpun maka sekornya 0
c. soal no 3, deteksi kemungkinan siswa dengan pernyataan berikut:
 Jika siwa menuliskan 2 alasan dengan benar maka skornya 4
 Jika siswa menuliskan 1 alesan dengan benar maka skornya 3
 Jika siswa menjawab salah maka sekornya 1
 Jika siswa tidak menuliskan satu alesanpun maka sekornya 0

(catatan, skor maksimal diberikan pada setiap nomor tergantung jumlah kemungkinan
jawaban siswa)

Nilai perolehan = (skor yang dicapai : skor maksimal ) X 100


Contoh: (8:10) x 100 = 80
Keterangan: 8 = jumlah nilai yang diperoleh si A, 10 = jumlah skor nilai maksimal dari no
1 sampai 3.
Jadi nilai yang diperoleh si A adalah 80
3. Pengembangan Penilaian Kompetensi Keterampilan

RANCANGAN DESAIN PENILAIAN PSIKOMOTOR

Mata Pelajaran : ilmu kalam


Kelas : XI
Materi Pokok : memahami aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
Tabel 4.4. Kisi-kisi Penilaian Psikomotor

Jenis Indikator Pencapaian


Kompetensi Dasar Penilaian Kompetensi (IPK) Kriteria Penilaian
Keterampilan Domain Keterampilan
4.3.menyajikan peta PRODUK Menunjukan peta konsep Observasi
konsep aliran aliran Mu’tazilah dan
Mu’tazilah dan Asy’ariyah
Asy’ariyah UNJUK Memahami aliran Daftar cek
KINERJA / Mu’tazilah dan Asy’ariyah
PROSES

Tabel 4.5 Instrumen Penilaian Produk

32
Aspek Penilaian
Nama Berfikir Total
No Peserta bersama Kemampuan Kategori
Keaktifan Kejujuran Skor
Didik dengan berkomunikasi
kelompok

1 Aji 14 Sangat
baik

2 Siti 13 Baik

Skoring : Jumlah Skor / Kategori


1 = Kurang 4-7 = Kurang
2 = Cukup 8 – 10 = Cukup
3 = Baik 11 - 13 = Baik
4 = Sangat Baik 14 – 16 = Sangat Baik

Tabel 4.6 Instrumen Penilaian Unjuk Kinerja

Nama Aspek Penilaian


Total
No Peserta Pelafalan Kategori
intonasi penyampaian Skor
Didik baik

1 Aji 12 Baik

2 Siti 13 Baik

3 Gle 13 Baik

Skoring : 4 = Sangat Baik


1 = Kurang
2 = Cukup Jumlah Skor / Kategori
3 = Baik 4-7 = Kurang

33
8 – 10 = Cukup
11 - 13 = Baik
14 – 16 = Sangat Baik

34
Rekapitulasi

No Nama Peserta Rata-


Produk Proses
Didik rata

1 Aji 14 12

2 Siti 13 13

35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
[Integrasi 4C, Literasi, HOTs & PPK]

A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : MAN Purwakarta
Mata pelajaran : ilmu kalam
Materi : Memahami Aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
Kelas/Semester : X/II
Alokasi Waktu : 6X45 Menit (2 pertemuan)

B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR& INDIKATOR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

(Sesuai Permenag No. 165 Tahun 2014) [salin dari sebelumnya]

1.3. menghayati hikmah pembahasan aliran  meyakini perkembangan aliran


Mu’tazilah dan Asy’ariyah Mu’tazilah dan Asy’ariyah

36
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

(Sesuai Permenag No. 165 Tahun 2014) [salin dari sebelumnya]

2.3. Meneladani aspek positif perkembangan  membiasakan penanaman aliran


aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah serta Mu’tazilah dan Asy’ariyah
menghindari aspek negatifnya

3.3. menganalisis perkembangan aliran  Menyebutkan tokoh-tokoh aliran


Mu’tajilah dan Asy’ariyah Mu’tazilah dan Asy’ariyah
 Menjelaskan pengertian aliran
Mu’tazilah dan Asy’ariyah
 Menjabarkan perkembangan
aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
 Menguraikan ajaran Aliran
Mu’tazilah dan Asy’ariyah

4.3. menyajikan peta konsep perkembangan  Memahami perkembangan ajaran


aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
 menunjukan perkembangan aliran
Mu’tazilah dan Asy’ariyah

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui langkah pembelajaran dengan metode diskusi (Condition), peserta didik (Audience)
dapat :
1. Menyebutkan tokoh tokoh aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah(behaviour kognitif1) dengan baik
(degree)
2. Menjelaskan pengertian aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah(behaviour kognitif1) dengan baik
(degree)
3. Menjabarkan perkembangan aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah(behaviour kognitif1) dengan
baik (degree)
4. Menguraikan ajaran aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
(behaviour kognitif1) dengan baik (degree)

Serta terampil dalam :

37
1. Mengikuti perkembangan aliran Mu’tazilah dan As’ariyah(behaviour psikomotor 1)
dengan baik (degree)
2. Menunjukan perkembangan ajaran aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah(behaviour
psikomotor 1) dengan baik (degree)

Serta memiliki sikap


1. Meyakini perkembangan aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah
2. Membiasakan penanaman ajaran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

E. MATERI PEMBELAJARAN
JENIS PENGETAHUAN ASPEK

Pengetahuan Faktual Ajaran aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Konseptual Pengertian aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Prosedural Perkembangan ajaran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

Metakognitif Aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah

F. METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : contextual teaching and learning dan direct intruction
Metode : ceramah dan diskusi

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


Media : Buku paket

Alat/Bahan : Papan tulis, spidol, karton,

gunting dan kertas

Bahan ajar : Buku ilmu kalam kelas X

Sumber referensi : Internet dan buku yang relavan

H. KEGIATANPEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)

38
3. Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
4. Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa dan
kebersihan kelas
5. Mengajak siswa untuk tadarus bersama surat-surat pendek atau ayat pilhan

Kegiatan Inti (65 menit)


1. Mengamati

 siswa mengamati kisah tentang perkembangan akidah pada masa nabi muhamad saw
 Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dan membagikan materi yang akan
didiskusikan oleh kelomponya masing-masing

2. Menanya

 Setelas selesai mengamati Siswa disilahkan bertanya pada teman lain, terkait dengan
pokok pembahasan

3. Mengeksplorasi

 Masing-masing kelompok membaca materi atau mencari materi dibuku lain atau
internet dan mendiskusikan isi materi yang sudah didapatkan

4. Mengasosiasi

 Melakukan koreksi secara bersama sama terhadap hasil pengamatan

5. Mengomunikasikan

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berani memaparkan kesimpulan dari
isi materi

Penutup (10 menit)

 Siswa menyimpulkan hasil belajar


 Guru memberikan reward kepada siswa “terbaik” yakni: siswa yang mampu
menjelaskan kesimpulan dengan baik dan benar
 Bersama sama menutup pembelajaran dengan berdoa

Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
 Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama-sama dipimpin oleh seorang peserta
dengan penuh khidmat

39
 Guru mengisi daftar hadir
 Mengajak siswa untuk tadarus bersama surat-surat pendek atau ayat pilhan
 Guru memulai pembelajaran dengan membaca basmalah bersama-sama

Kegiatan Inti (65 menit)


1. Mengamati

 Guru memberikan gambar kepada siswa untuk mengamati gambar tersebut

2. Menanya

 Selesai mengamati guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan gambar
tersebut

3. Mengeksplorasi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain yang mampu menjawab

4. Mengasosiasi

 Melakukan koreksi secara bersama sama terhadap hasil pengamatan

5. Mengomunikasikan

 Memberikan kesempatan kepada siswa yang berani memamparkan kesimpulan


Penutup (10 menit
 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
 Bersama-sama menutup pembelajaran dengan berdoa

I. PENILAIAN
Aspek yang
Teknik Penilaian Instrumen
diamati/dinilai
Sikap spiritual Pengamatan Terlampir
Sikap Sosial Pengamatan Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Terlampir
Keterampilan Observasi Terlampir

Rincian Materi

Pada masa Nabi Muhammad SAW, umat Islam bersatu, mereka satu akidah, satu syariah dan satu
akhlaqul karimah, kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat diatasi dengan wahyu dan tidak
ada perselisihan diantara mereka.

40
Perkembangan Aqidah Pada masa Rasulullah SAW aqidah bukan merupakan disiplin ilmu
tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham kalaupun
terjadi langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat yg
artinya berbunyi “Kita diberikan keimanan sebelum Al-Qur’an”.

Pada fase makkah beliau berhadapan dengan dua tantangan internal berupa pembinaan aqidah
Islam terhadap para sahabatnya yang telah mengikuti seruan beliau, dan tantangan eksternal berupa
perlawanan kelompok Musyrik Quraisy dan setelah di Madina, bertambah dengan tantangan dari
ahli kitab, yang terdiri dari dua kelompok penganut agama Nasrani dan Yahudi.

Terhadap para sahabat yang telah mengikuti beliau, Nabi menanamkan satu corak ajaran aqidah
sebagaimana yang diajarkan melalui wahyu, yaitu mempercayai ke-Tuhanan Allah yang maha Esa,
ke-Rasulan Muhammad saw, besarta ajaran yang dibawanya yang beliau terima lewat wahyu, para
malaikat yang memiliki tugas-tugas tertentu, serta kehidupan akhir berupa surge dan neraka
beserta prosedurnya dan keyakinan akan adanya qadha dan qadar.

Disamping itu juga, para sahabat diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tidak terjadi perbedaan
dan perdebatan, doktrin aqidah ini agar para sahabat dan pengikut Nabi SAW itu mentaati secara
penuh terhadap semua ajaran yang dibawanya. Doktrin ini termaktub pada QS.al-Anfal : 46
Artinya : Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.

Disamping itu, Allah juga memberikan contoh tentang umat-umat sebelumnya, yang bercerai berai
karena perdebatan diantara mereka sendiri. Hal ini salah satunya diterangkan dalam surat Al
Maidah ayat 14 yang artinya :
“Dan diantara orang-orang yang mengatakan “sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada
yang telah kami ambil perjanjian mereka melupakan sebagian dari peringatannya itu, sehingga
kami timbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka sampai hari kiamat”.

Sejalan dengan dua dalil diatas, terlihat aqidah yang berkembang pada masa Nabi merupakan
pelaksanaan norma-norma monopolitik, yaitu hanya satu bentuk ajaran tanpa perbedaan dan
persanggahan dari para sahabat. Keadaan seperti ini tercipta karena rasa cinta dan kepercayaan
penuh sahabat kepada Nabi juga karena doktrin dari kedua ayat diatas.

Ada beberapa penyimpangan aqidah pada zaman Rasulullah diantaranya adalah penyimpangan
aqidah orang-orang Arab terdahulu dan setiap orang yang menyimpang dari ajaran nabi
muhammad saw adalah disebut orang jahiliyah. Pada umumnya pengertian jahiliyyah yang beredar
di masyarakat luas adalah keadaan orang-orang Arab sebelum Islam, karena mereka bodoh
terhadap Tuhan, Rasul dan syari’at-syari’at-Nya serta mereka berbangga-bangga dengan
keturunan, kebesaran dan lain sebagainya.
Beberapa penyimpangan aqidah yang terjadi itu selalu di tangani nabi sendiri dengan pertolongan
Allah yaitu dengan memberikan pemahaman baik itu lewat sembunyi-sembunyi maupun secara
terang-terangan dengan mendahulukan kerabat terdekat.

Dibawah ini beberapa penyimpangan aqidah pada zaman Rasulullah :

41
1. Prasangka buruk juga termasuk keJahiliyyahan, sebagaimana firman Allah ketika kaum
Musyrikin menang pada Perang Uhud.
Sebagian kaum Muslimin menyangka bahwa mereka tidak ditolong oleh Allah dan timbullah
anggapan bahwa Islam telah berakhir bersamaan dengan kalahnya kaum Muslimin dari kaum
Kuffar.
Artinya : Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan
(berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu sedang segolongan lagi telah
dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti
sangkaan jahiliyah, mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan)
dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". mereka
Menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu;mereka berkata:
"Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak
akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh". dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk
membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha mengetahui isi hati. (QS.Ali Imran : 154)
.
2. Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan
jahiliyah lalu Allah SWT menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang
mu'min dan Allah SWT mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak
dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.

Walaupun demikian keadaannya, kepada para sahabat Nabi mengajarkan agar berpegang teguh
pada ajaran dan bersikap netral kepada ahli kitab, tidak menyalahkan dan tidak membenarkan.
Ajaran Nabi ini tergambar dalam hadits berikut ini :

‫الينا‬ ‫انزل‬ ‫وما‬ ‫باهلل‬ ‫امنا‬ ‫وقولوا‬ ‫هم‬ ‫والتكذبو‬ ‫الكتاب‬ ‫اهل‬ ‫الثصدقوا‬

Artinya
“Jangan kamu membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya. Dan katakanlah, kami
telah beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami (Nabi)

Sikap lunak Rasulullah kepada ahli kitab ini, karena sistem kepercayaan yang mereka anut berasal
dari Allah dan kitab suci yang dijadikan pedomanpun berasal dari Allah. Sementara kepada kaum
Qurraisy Rasulullah mengajarkan kepada para sahabat untuk bersikap tegas dan keras, karena
sistem kepercayaan mereka benar-benar salah dan harus diperbaiki. Sikap tegas ini, diperkuat
dengan larangan Allah kepada umat Islam untuk tidak menjalin hubungan perkawinan dengan
orang-orang musyrik, sedangkan dengan ahli kitab, Allah memperbolehkan dengan syarat wanita
ahli kitab yang mereka ambil terjaga kesuciannya.

Purwakarta, 17 Juli 2017

42
Kepala Madrasah, Guru,

……………………………………… …………………………………

NIP. NIP.

Lampiran
1. Rincian Materi
2. Slide Media Pemblajaran

43

Anda mungkin juga menyukai