Anda di halaman 1dari 22

KIAI MEMILIHKAN PASANGAN HIDUP

UNTUK KADER-KADERNYA SEBAGAI LIVING SHARIA

PROPOSAL TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan


Program Magister Hukum Keluarga Islam

Oleh:

AINUL YAQIN
NIM. 5121006

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
1

PERAN KIAI DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP UNTUK K


KADERNYA GURU PONDOK MODERN TAZAKKA BATANG JAWA

PROPOSAL TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan


Program Magister Hukum Keluarga Islam

Oleh:

AINUL YAQIN
NIM. 5121006
2

KIAI MEMILIHKAN PASANGAN HIDUP


UNTUK KADER-KADERNYA SEBAGAI LIVING SHARIA

A. Latar Belakang Penelitian


Dalam tradisi hukum keluarga Islam yang standar, terdapat tiga sosok yang
menentukan sah atau tidaknya suatu pernikahan: pasangan yang menikah, wali dan
saksi. Wali dalam pernikahan bisa merupakan orangtua dari pasangan yang menikah;
akan tetapi jika orangtua telah wafat atau harus digantikan, maka hakim diangkat
sebagai wali.
Dalam tradisi pesantren di Indonesia, yang menentukan sah atau tidaknya suatu
pernikahan bukan hanya tertumpu pada tiga sosok di atas, tapi juga sosok kiai. Kiai
merupakan sosok yang menentukan siapa menikahi siapa, terlebih jika yang menikah
ialah kader pesantren miliknya, maka kiai berotoritas penuh memilih pasangan hidup
bagi kader pesantrennya itu. Jika kiai tidak menyetujui pasangan hidupnya, maka kader
itu tidak boleh menikahinya; sebaliknya, jika kiai menyetujui pasangan hidupnya, maka
kader itu boleh menikahinya. Bahkan, tidak jarang kiai-lah yang menjodohkan kadernya
dengan putrinya; konsekuensinya, sang kader harus menikahinya. Apabila tidak, maka
sang kader akan mendapat “kuwalat”. Status “kader” yang melekat padanya pun
menjadi hilang.
Fenomena ini menarik untuk diteliti. Praktik pemilihan pasangan hidup kiai untuk
kadernya bukan hanya dimaknai sebagai suatu fenomena sosial keagamaan yang unik
yang ada di Indonesia, tapi juga dimaknai sebagai “living sharia”. Syari’ah yang hidup
nyata dalam keseharian santri di Indonesia. Praktek ini tidak menyalahi syariah, tapi
justru merupakan manifestasi syariah yang hidup. Layaknya suatu organisme yang
hidup, syariah lahir, lalu berkembang, lalu menjadi kebiasaan hidup warga setempat.
Pemilihan pasangan hidup oleh kiai dipraktekkan sejak dulu kala, lalu berkembang, dan
menjadi kebiasaan hidup kaum santri.
Serdar Kurnaz dalam artikelnya yang berjudul “ Ibn Rushd’s Legal Hermeneutics
and Moral Theory for a ‘living Shari’a’—an Alternative Approach to Islamic Law in
Ibn Rushd’s Bidayat al-mujtahid” (2019) menjelaskan bahwa living sharia ialah syariah
3

“… which in its appearance can change across time and space, and it would not be
restricted to the wording in the textual sources” Dengan kata lain, living sharia berarti
syariah yang permukaannya dapat berganti dan berubah-ubah sejalan dengan perjalanan
waktu dan perubahan ruang; syariah yang tidak terbatas pada perkataan dalam sumber-
sumber tekstual (Kurnaz 2019:201). Praktek pemilihan pasangan hidup oleh kiai, dalam
pengertian Kurnaz tadi, merupakan praktek yang secara hakiki berintikan syariah tapi
dimanifestasikan dalam bentuk baru karena ia berubah menyesuaikan waktu dan ruang
kontemporer.

Kiai merupakan tokoh yang memiliki kedudukan strategis dan sentral dalam
masyarakat. Kiai memiliki kedudukan yang tinggi sebagai orang yang terdidik di tengah
masyarakat.1 Selama berabad-abad kiai menempati sektor kepemimpinan Islam yang
dianggap paling dominan dalam proses pengembangan sosial, kultur, keagamaan, dan
pendidikan. Kiai memiliki peran besar di lingkungan masyarakat, salah satu wujud
peran tersebut adalah membantu membangun ketahanan keluarga dalam masyarakat.

Salah satu lembaga yang menanamkan pendidikan keluarga untuk mencapai


keluarga yang memiliki ketahanan yang kuat melalui pondasi agama adalah pondok
pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dimana kiai sebagai sentral
figur, dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya.2 Pesantren mempunyai banyak
keunggulan dibanding lembaga pendidikan lainnya, seperti: adanya keteladanan nyata
secara berjenjang bagi semua penghuninya, hal itu dikuatkan dengan pola relasi kiai
dengan santri yang tidak hanya bersifat lahiriyah tetapi juga batiniyah, miliu yang steril
dan terjaga sehingga keadaan menjadi kondusif untuk pertumbuhan mental kepribadian
anak didik, asrama yang memungkinkan guru dan anak didik berinteraksi efektif setiap
waktu.3
Pondok Modern Tazakka yang selanjutnya di singkat menjadi PM Tazakka
adalah salah satu pondok pesantren yang memperhatikan ketahanan keluarga di
1
Hadi Purnomo, Kiai dan Transformasi Sosial Dinamika Kiai, dalam Masyarakat,
(Yogyakarta, Absolute Media, 2016), hlm. 3
2
Pondok Modern Tazakka, Diktat Kepondokmodernan, (Batang, 2018), hlm. 9.
3
Ahmad Suharto, Melacak Akar Filosofis Pendidikan Gontor, (Yogyakarta, Namela,
2017), hlm. 10.
4

lingkungan keluarga guru. Keluarga guru di PM Tazakka saat ini adalah para tenaga
pendidik laki-laki yang mengajar dan terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran
di dalam pondok selama 24 jam. Baik yang ttinggal di lingkungan PM Tazakka
bersama dengan anggota keluarganya ataupun yang tinggal di wilayah sekitar. Pondok
ini terletak di pelosok desa yang terletak di desa Sidayu kecamatan Bandar kabupaten
Batang provinsi Jawa Tengah. Walaupun letaknya yang cukup jauh dari perkotaan
namun pondok pesantren ini memiliki sistem yang dinamis yang menjadikan pondok
ini disebut dengan Pondok Modern. Pada prinsipnya yang dimodernisir hanya
sistemnya dan bukan pemahaman keagamaanya. Dalam hal sistem kemodernan, PM
Tazakka memiliki pemahaman yang sama dengan Pondok Modern Gontor yaitu
menzaman, bahkan mendahului zamannya (pandangannya jauh ke depan), terbuka,
memanfaatkan sains dan teknologi, dinamis, produktif, terprogram, evaluatif dalam
segala sesuatu. Dengan demikian watak modern dalam PM Tazakka selaras dengan
ajaran agama Islam.
Kiai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pimpinan PM Tazakka yang
terdiri dari tiga kiai yaitu K.H. Anang Rikza Masyhadi MA., K.H. Anizar Masyhadi,
S.s., dan K.H. Muhammad Bisri, M.S.I, ketiga pimpinan pondok ini adalah tokoh yang
berpengaruh terhadap ketahanan keluarga guru. Pimpinan memiliki sistem dan program
khusus untuk membangun ketahanan keluarga guru, program tersebut terangkum dalam
program harian, mingguan, bulanan dan tahunan PM Tazakka diantaranya adalah
pengajian kliwonan, family gathering, penguatan ekonomi keluarga, dan program
program lainnya. Guru di PM tazakka adalah para suami, maka kedudukan dan posisi
istri di PM Tazakka memiliki pengaruh yang besar. Ketiga kiai di PM Tazakka selalu
menyerukan kepada guru-guru bahwa: “Guru di PM Tazakka adalah kekuatan inti di
pondok, istri pertamanya adalah pondok maka jika guru sudah menikah jangan pernah
menduakan istri yang pertama, singkat kata pondok adalah istri pertama, sedangkan
istri di rumah adalah istri kedua”.4 Hal tersebut membuat adanya pro dan kontra dari
pihak istri guru, ada yang dapat langsung memahami dan menerima, ada yang
menerima setelah melalui beberapa proses dan waktu yang lama. Di PM Tazakka juga

4
Disampaikan oleh pimpinan PM Tazakka pada forum Kuliah Umum Pekan Perkenalan
Khutbatul Asry, Juni 2019
5

tidak ada sistem gaji untuk guru, yang ada hanyalah sistem kesejahteran guru yang
terprogram dalam Panca Jangka. Maka, peran kiai berpengaruh dalam menjelaskan dan
memahamkan kepada para guru tentang posisi dari suami dan istri di dalam pondok,
serta program kesejahterahan keluarga agar terbangun ketahanan keluarga yang kuat
sehingga suami dan istri dapat menjalankan kehidupan keluarga yang sakinah,
mawaddah, dan rahmah.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan judul dan latar belakang penelitian tersebut, peneliti menyusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran kiai dalam memilih pasangan hidup untuk kader-kadernya guru
di PM Tazakka?
2. Bagaimana implikasi dari peran kiai dalam memilih pasangan hidup untuk kader-
kadernya guru PM Tazakka?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis peran kiai dalam membangun ketahanan keluar ga guru PM Tazakka
2. Menganalisis implikasi dari peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga
guru PM Tazakka
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis dan praktis:
1. Keguanaan Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang hukum keluarga yang
berkaitan langsung dalam pembangunan ketahanan keluarga.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan acuan bagi semua pihak
yang akan melakukan penelitian lebih lanjutterkait dengan peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga khususnya di pondok pesantren.
2. Kegunaan Praktis
6

a. Bagi PM Tazakka dapat digunakan sebagai bahan peningkatan ketahanan


keluarga guru
b. Bagi pondok pesantren selain PM Tazakka dapat digunakan sebagai acuan
dalam meningkatkan ketahanan keluarga di lingkungan pondok pesantren
c. Bagi masyarakat dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang
pentingnya ketahanan keluarga.

D. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Mardiyah tahun 2010 yang berjudul “Kepemimpinan Kiai
dalam Memelihara Budaya Organisasi”. Tujuan penelitian tersebut adalah
menganalisis, memahami dan mendeskripsikan tentang kepemimpinan kiai dalam
memelihara budaya oraganisasi pada tiga pondok pesantren, PM Gontor Ponorogo, PP
Lirboyo Kediri, Pesantren Tebuireng Jombang. Membandingkan peran kiai dari ketiga
pondok pesantren dalam membangun budaya organisasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis naturalistik.
Hasil penelitian menyatakan bahwa peran kiai sebagai seorang pemimpin pondok
pesantren sangatlah kuat, masing-masing kiai di pondok pesantren yang diteliti memiliki
keunikan dalam mengelola oraganisasi dan memiliki persamaan dan perbedaan.
Diantara persamaan peran diantara ketiga pondok pesantren adalah kiai selalu
melibatkan guru dan pengasuh dalam pengambilan keputusan dan program-program
yang terdapat dalam organisasi di pondok pesantren. Persamaan penelitian tersebut
dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti tentang peran kiai di pondok
pesantren. Perbedaannya, penelitian terdahulu menganalisis peran kiai terhadap budaya
oraganisasi di pondok pesantren sedangkan penelitian sekarang menganalisis peran kiai
dalam membangun ketahanan keluarga di pondok pesantren.
Hasil penelitian Abdullah Afandi tahun 2005 yang berjudul “Peran dan Fungsi
Kiai (Studi Kasus di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen)”. Tujuan penelitian
menganalisis pandangan masyarakat tentang kiai, mengungkap peran dan fungsi kiai
serta ukuran-ukuran masyarakat dalam menilai sosok yang disebut dengan kiai,
mengungkap implementasi empiris peran dan fungsi kiai dengan melihat kasus-kasus di
kecamatan Tanon kabupaten Sragen. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
7

tersebut adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan karustik fenomenologik. Hasil


penelitian tersebut mendeskripsikan bahwa peran kiai di kecamatan Tanon kabupaten
baik dalam menjalankan perannya sebagai guru ngaji, tabib, imam, dan pegawai formal.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah sama-sama
meneliti tentang peran kiai. Perbedaannya, penelitian terdahulu menganalisis pandangan
masyarakat tentang kedudukan, peran, fungsi kiai di lingkungan masayarakat.
Sedangkan penelitian yang sekarang akan menganalisis tentang peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga di pondok pesantren.
Hasil penelitian Habib Alwi Jawalulel tahun 2018 yang berjudul “Peran
Kepemimpinan Karismatik Kiai dalam Pembentukan Karakter Santri di Pondok
Pesantren Darul Muttaqien Kabupaten Bogor”. Tujuan penelitian tersebut adalah
untuk menganalisis peran Kiai Mad Rodja dalam pembentukan karakter santri Pondok
Pesantren Darul Muttaqien. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi
kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian tersebut adalah mendeskripsikan
peran kiai yang terdiri atas peran kiai sebagai pengasuh pondok pesantren, peran kiai
sebagai teladan, dan peran kiai sebagai orangtua. Persamaan penelitian terdahulu
dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti peran kiai dalam suatu pondok
pesantren. Perbedaannya, penelitian terdahulu menganalisis stentang peran kiai terhadap
karakter santri, penelitian sekarang menganalisis tentang peran kiai dalam membangun
ketahanan keluarga guru di pondok pesantren.
Hasil penelitian Diah Hasanah tahun2019 yang berjudul “Al-Quran dan
Ketahanan Keluarga (Studi Kasus di Lembaga Konsultasi Keluarga Persistri)”. Tujuan
penelitian tersebut adalah untuk mengeksplorasi cara Persistri mengatasi permasalahan
keluarga dan menelusuri konsep ketahanan keluarga versi Persistri yang berlandaskan
ayat-ayat Al-Quran. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus
dengan pendekatan kualitatif. Studi ini menemukan bahwa eksistensi Persistri
membantu masyarakat, khususnya anggota dalam menghadapi persoalan rumah tangga,
peran Persistri dalam hal ini ikut serta dalam upaya menguatkan ketahanan keluarga
yang memang menjadi harapan umat Islam dan pemerintah. Persamaan penelitian yaitu
sama-sama meneliti tentang ketahanan keluarga. Perbedaanya adalah penelitian
terdahulu menganalisisi tentang membangun ketahanan keluarga dalam Al-Quran
8

sedangkan penelitian sekarang menganalisis tentang peran kiai dalam membangun


ketahanan keluarga guru di pondok pesantren.
Hasil penelitian Galuh Widya Qomaro tahun 2019 yang berjudul “Peneguhan
Ketahanan Negara melalui Penguatan Ketahanan Keluarga dan Pendidikan Pranikah
Telaah Modal Sosial Pesantren”. Tujuan Penelitian menganalisis program pendidikan
pranikah dalam pesantren. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menyatakan pengkajian kitab kuning bidang
keluarga sebagai salah satu materi pengajaran pesantren yang genuine, metode dakwah
pesantren melalui kajian kekeluargaan untuk masyarakat di luar pesantren, serta
pelaksanaan program pemerintah di lingkungan pesantren di bidang keluarga
merupakan perwujudan dari kerjasama apik antar stakeholder. Modal sosial pesantren,
khususnya bidang keagamaan dan komunitas, dengan kolaborasi maksimal antara
Pesantren dan pemerintah, dapat membantu mewujudkan ketahanan nasional Indonesia
yang kokoh dan stabil. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti peran
pesantren dalam membangung ketahanan keluarga. Perbedaannya penelitian terdahulu
menganalisis pembentukan ketahanan keluarga melalui program pranikah di
lingkungan pesantren sedangkan penelitian sekarang menganalisis peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga guru di pondok pesantren.
Hasil penelitian Rifki Zianur Rahman Abdullah tahun 2016 yang berjudul
“Upaya Pemimpin Pesantren dalam Peningkatan Karakter Guru di Pondok Modern
Tazakka Bandar Kabupaten Batang Tahun 2014-2016”. Tujuan penelitian tersebut
adalah menganalisis upaya pimpinan PM Tazakka dalam meningkatkan karakter guru.
Menganalisis hasil dari upaya pimpinan PM Tazakka dalam meningkatkan karakter
guru. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa Pimpinan PM Tazakka mengadakan
beberapa upaya dalam meningkatkan karakter guru diantaranya: upaya penguatan
karakter amanah dengan menempatkan guru-guru dibeberapa bagian seperti amal
usaha, administrasi, pembanguna, lembaga amil zakat dll. Upaya penguatan karakter
keikhlasan dengan selalu memberikan pengarahan di forum-forum perkumpulan guru
bahwa pimpinan dan guru di PM tazakka tidak berorientasikan pada materi karena
pesantren merupakan ladang perjuangan. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-
9

sama meneliti peran kiai (Pimpinan PM Tazakka). Perberdaannya terletak pada subjek
dan objek penelitian serta pendekatan penelitian, penelitian terdahulu hanya membahas
tentang upaya Pimpinan PM Tazakka subjek penelitian hanya Pimpinan PM Tazakka
dan tidak terdapat implikasi dari hasil penelitian, penelitian sekarang menganalisis
tentang peran Pimpinan PM dalam membangun keluarga guru serta implikasinya
terhadap ketahanan keluarga.
Berikut ini adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan
judul penelitin ini:
Tabel. 1.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian

1 Mardiyah Kepemimpina Penelitian Sama-sama Penelitian terdahulu


n Kiai dalam kualitatif dengan meneliti tentang meneliti tentang
Memelihara pendekatan peran kiai dalam peran kiai dalam
Budaya fenomenologis suatu pondok memelihara budaya
Organisasi naturalistik pesantren oraganisasi.
Penelitian sekrang
meneliti peran kiai
dalam ketahanan
keluarga

2 Abdullah Peran dan Penelitian Sama-sama Penelitian terdahulu


Afandi Fungsi Kiai kualitatif dengan meneliti tentang menganalisis
pendekatan peran kiai pendapat masyarakat
karustik tentang peran kiai di
fenomenologik lingkungan
masyarakat,
penelitian sekarang
meneliti tentang
peran kiai di
lingkungan keluarga
guru pondok
pesantren

3 Habib Peran Penelitian Sama-sama Penelitian terdahulu


Alwi Kepemimpina kualitatif dengan meneliti peran meneliti tentang
Jawalulel n Karismatik pendekatan studi kiai dalam suatu peran kiai dalam
Kiai dalam kasus pondok membentuk karakter
Pembentukan pesantren santri. Penelitian
Karakter Santri sekarang menelititi
di Pondok tentang peran kiai
10

Pesantren dalam membentuk


Darul ketahanan keluarga
Muttaqien guru
Kabupaten
Bogor

4 Diah Al-Quran dan Penelitian Sama-sama Penelitian terdahulu


Hasanah Ketahanan deskriptif ketahanan menganalisis
Keluarga Studi kualitatif keluarga program ketahanan
Kasus di keluarga di lembaga
Lembaga konsultasi keluarga.
Konsultasi Penelitian sekrang
Keluarga menganalisis
PERSISTRI program dan peran
(Persatuan kiai dalam
Islam Istri) membangun
ketahanan keluarga

5 Galuh Peneguhan Penelitian Sama-sama penelitian terdahulu


Widya Ketahanan deskriptif meneliti menganalisis
Qomaro Negara kualitatif pembangunan pembentukan
melalui keluarga di ketahanan keluarga
Penguatan lingkungan melalui program
Ketahanan pesantren pranikah di
Keluarga dan lingkungan pesantren
Pendidikan sedangkan penelitian
Pranikah sekarang
Telaah Modal menganalisis peran
Sosial kiai dalam
Pesantren membangun
ketahanan keluarga
guru pondok
pesantren
11

6 Rifki Upaya penelitian Sama-sama Penelitian terdahulu


Zianur Pemimpin kualitatif dengan meneliti peran menganalisis upaya
Rahman Pesantren pendekatan kiai (Pimpinan Pimpinan PM
dalam deskriptif PM Tazakka). Tazakka dalam
Peningkatan membangun karakter
Karakter Guru guru, penelitian
di Pondok sekrang menganalisis
Modern tentang peran
Tazakka Pimpinan PM dalam
Bandar membangun
Kabupaten ketahanan keluarga
Batang Tahun guru.
2014-2016

E. Kerangka Teoritik
Dalam suatu penelitian dibutuhkan kerangka teoritik yang dijadiken sebagai
landasan berfikir untk melaksanakan suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti telah
menyusun kerangka teoritik sebagai pedoman dalam menganalisis peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga di lingkungan keluarga guru PM Tazakka dengan
menggunakan teori peran(role theory).
Teori peran merupakan sebuah teori gabungan dari disiplin ilmu psikologi,
sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga disiplin ilmu tersebut peran diambil dari
pertunjukkan teater.5 Dalam pertunjukkan teater, pemain teater memiliki tugas sebagai
seorang tokoh tertentu. Posisinya sebagai pemain teater diharapkan dapat melakukan
perilaku secara tertentu.6 Kedudukan pemain dalam teater itu, kemudian digambarkan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana dalam dunia teater, posisi
orang dalam masyarakat sama dengan kedudukan aktor dalam teater, yaitu bahwa
perilaku yang diharapkan dari orang tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berkaitan
dengan orang lain. Pada penelitian ini teori peran yang akan dipakai oleh peneliti dalam

5
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Depok, Raja Grafindo
Persada, 2019), hlm. 2015
6
Febriani Nur Khairin, Profesi Auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,
Masihkah Independensi diperlukan? Kajian terhadap Sudut Pandang Teori Peran”, Makalah dalam
Simposium Nasional Akutansi 16-19 September, (Medan, 2015), hlm. 10.
12

menganalisis peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga di lingkugan keluarga


guru PM Tazakka adalah teori peran dalam disiplin ilmu sosiologi.
Pengertian peran sebagai sebuah konsep sosiologis pertama kali dikenalkan
pada tahun 1930-1940 melalui karya-karya pemikiran seperti George Herbert Mead,
Ralph Linton, dan Jcob Moreno. Mead menggunakan perspektif interaksionis
simbolisnya memusatkan pendapatnya pada peran dari faktor-faktor individual, evolusi
peran melalui interaksi sosial, serta berbagai bentuk konsep kognitif dengan mana
faktor-faktor sosial memahami dan menginterpretasikan pedoman perilaku bagi dirinya
sendiri dan orang lain.7
Linton menggunakan pendekatan struktural untuk menjelaskan karakteristik
perilaku seseorang yang menempati posisi sosial tertentu dalam suatu sistem sosial yang
mapan. Peran dikonsep sebagai ekspektasi-ekspektasi normatif yang dipegang teguh
dan menjasi dasar terciptanya perilaku. Moreno bertolak pada hubungan antara
ekspektasi peran dan perilaku, kondisi sosial yang memunculkan ekspektasi tersebut,
serta cara-cara dengan mana seseorang mempersepsepsikan ekspektasi orang lain dan
memahami pengaruhnya terhadap perilaku.
Teori peran memusatkan pada salah satu karakteristik paling penting dari
perilaku sosial, yaitu fakta bahwa manusia memiliki perilaku berbeda dan dapat
diprediksi sesuai dari situasi dab identitas sosial yang dimiliki masing-masing. 8 Peran
diartikan sebagai “Expectations about approprite behavior in a job posation (Leader,
Subordinate)”. Teori ini menjelaskan bahwa orang-orang merupakan bagian dari
posisi-posisi sosial tertentu yang memegang ekspektasi atas perilaku mereka sensiri dan
atas perilaku orang lain disekitarnya. Peran juga dikatakan sebagai cerminan posisi
seseorang dalam sistem sosial serta mencerminkan hak, kewajiban dan kekuasaan serta
tanggung jawab. Interaksi antar individu dalam sistem sosial kemudian terjadi melalui
cara-cara tertentu dengan memainkan masing-masing peran yang dimiliki dalam rangka
mengantisipsi perilaku orang dilingkunganya..

7
Made Aristia Prayudi, et al., Teori Peran Dan Konsep Expectation-Gap Fungsi
Pengawasan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, (Desember,
Volume 2,2018), hlm. 452.
8
Made Aristia Prayudi, et al., Teori Peran Dan Konsep Expectation-Gap Fungsi
Pengawasan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa, Jurnal Ekonomi dan Keuangan …, hlm. 452.
13

Ditinjau dari perilaku organisasi, peran merupakan salah satu komponen dari
sistem sosial organisasi, selain norma dan budaya organisasi. Ada dua jenis perilaku
yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu (1) role perception: yaitu persepsi
seseorang mengenai cara orang itu diharapkan berperilaku; atau dengan kata lain adalah
pemahaman atau kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari
orang tersebut; dan (2) role expectation: yaitu cara orang lain menerima perilaku
seseorang dalam situasi tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam
organisasi, akan terbentuk suatu komponen penting dalam hal identitas dan kemampuan
orang itu untuk bekerja.9
Secara sederhana peran dapat dikemukakan sebagai aspek dinamis dari status
yang sudah terpola dan berada di sekitar hak dan kewajiban tertentu. Peran berhubungan
dengan status seseorang pada kelompok tertentu atau situasi sosial tertentu yang
dipengaruhi oleh seperangkat harapan orang lain terhadap perilaku yang seharusnya
ditampilkan oleh orang yang bersangkutan.10 Harapan yang terkait dengan peran ini
tidak hanya bersifat satu arah. Seseorang tidak hanya diharapkan memainkan suatu
peran dengan cara khas tertentu, namun orang itu sendiri juga mengharapkan orang lain
untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap dirinya. Pemegang peran harus
mengetahui apakah harapan tersebut benar dan sesuai dengan aktivitas dan tanggung
jawab dari posisi mereka.
Ada dua istilah yang sering dibahas dalam kajian tentang keluarga, dua istilah
tersebut adalah kesejahterahan keluarga (familly well-being) dan ketahanan keluarga
(familly resilience). Pengertian ketahanan keluarga dan kesejahterahan keluarga
berbeda, namun saling berkaitan. Pengertian kesejahterahan keluarga lebih terkait pada
output keluarga baik dimensi kesejahterahan fisik (phsycal well-being), kesejahterahan
sosial (social well-being), kesejahterahan ekonomi (economical well being),
kesejahterahan psikologi – spiritual (psychological-spiritual well-being). Sedangkan
ketahanan keluarga menunjukkan suatu kekuatan baik dari sisi input, proses dan output

9
M. Alfi Syahri, Peran Dan Wewenang Majelis Tuha Peut Dalam Membuat Kebijakan
Partai Aceh (Studi Kasus Dewan Pimpinan Partai Aceh), Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah, (Juni, Volume 3 , Nomor 1-22, 2018), hlm. 8.
10
Indah Ahdiah, “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat”, Jurnal Academica Fisip
Untad( Oktober, Vol.05 No. 02, 2013), hlm. 1087.
14

keluarga.11 Maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga indikator
ketahanan keluarga. Ketiga indikator tersebut adalah indikator ketahanan fisik,
ketahanan sosial dan ketahanan psikologi.
Kiai adalah tokoh yang mempunyai posisi strategis dan sentral dalam
masyarakat. Kiai merupakan sektor kepemimpinan Islam yang dianggap paling
dominan, selama berabad-abad kiai telah memainkan peranan dalam proses
pengembangan sosial, kultur, keagamaan, dan pendidikan.12Menurut Undang Undang
Republik Indonesia Nomer 18 Tahun 2019 tentang Pesantren menyatakan bahwa kiai
adalah seorang pendidik yang memiliki kompetensi ilmu agama yang berperan sebagai
figur, teladan dan atau pengasuh pesantren. 13Dalam penelitian ini peneliti akan
menganalisis peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga di lingkungan keluarga
guru PM Tazakka. Melalui teori peran peneliti akan menemukan jawaban apakah kiai
dapat memainkan perannya sesuai harapan keluarga guru PM Tazakka dalam
membangun ketahanan keluarga dan apakah keluarga guru PM Tazakka dapat
memenuhi harapan dari pemegang peran (kiai) dalam membangun ketahanan keluarga.

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif untuk menjawab isu tentang peran kiai dalam membangun ketahanan
keluarga di lingkungan keluarga guru PM Tazakka. Pendekatan kualitatif deskriptif
pada penelitian ini digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menjelaskan,
menggambarkan, kualitas atau keistimewaan dari peran kiai dalam membangun
ketahanan keluarga guru PM Tazakka.

2. Jenis Penelitian

11
Herien Puspitawati, Pengertian Kesejahterahan dan Ketahanan Keluarga, (Bogor, IPB
Press, 2015), hlm. 11

12
Hadi Purnomo, Kiai dan Transformasi Sosial Dinamika Kiai dalam Masyarakat,
(Yogyakarta, Absolute Media, 2016), hlm. 3
13
BPK RI, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/122743/uu-no-18-tahun-2019, diakses tanggal 8 Oktober
2020
15

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research) yang
bersifat deskriptif dengan tipe penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti
mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam beberapa masa untuk menganalisis
peran kiai di PM Tazakka dalam membangun ketahanan keluarga guru. Studi kasus
merupakan penelitian untuk menganalisis suatu kejadian tertentu dengan lebih dalam
melalui berbagai informan. Studi ini merupakan, studi tentang kekhususan suatu
kejadian tunggal dan berusaha untuk mengerti kejadian tersebut dalam situasi dan waktu
tertentu. Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis secara mendalam peran kiai
dalam membangun ketahanan keluarga guru dan implikasinya terhadap kasus
kesejahteran keluarga guru PM Tazakka dengan melibatkan berbagai sumber informasi.

3. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.14 Data pada penelitian
ini dibagi menjadi dua bagian: data kepustakaan dan data lapangan yang bersifat primer
dan sekunder.
a. Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. Sumber data primer pada
penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara dan observasi langsung kepada
Kiai (Pimpinan PM Tazakka) dan keluarga guru PM Tazakka.
b. Data Sekunder
Sumber data kedua adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
tidak diusakan langsung oleh peneliti, maksudnya peneliti merupakan tangan
kedua yang sekedar mencatat dan mengakses atau meminta data tersebut ke pihak
lain yang mengumpulkannya di lapangan. Data ini berasal dari dokumen yang ada
di PM Tazakka seperti hasil notulen rapat, dokumen program kerja dan laporan-
laporan tahunan. Selain itu peneliti juga menggunakan data kepustakaan yang

14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik, (Jakarta, PT.
Asdy Mahasatya, 2013), hlm. 172.
16

berasal dari buku, jurnal, surat kabar tentang ketahanan keluarga dan peran kiai di
lingkungan masyarakat dan pondok pesantren.

4. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh informasi dan data yang terkait dengan peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga guru PM Tazakka, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Pengamatan (Observasi)
Observasi dalam penelitian ini memiliki beberapa ruang lingkup untuk
mendapatkan hasil yang relevan tentang peran kiai dalam membangun ketahanan
keluarga guru PM Tazakka, antara lain: pertama, pengamatan mencakup beberapa
konteks sosial, dimana prilaku terjadi yaitu lingkungan keluarga guru PM Tazakka.
Kedua, pengamatan mengidentifikasi semua peristiwa penting yang mempengaruhi
hubungan antara kiai dengan ketahanan keluarga di lingkungan keluarga guru PM
Tazakka. Ketiga, mengidentifikasi apa yang benar-benar merupakan kenyataan yang
terjadi dari peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga guru PM Tazakka.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pemgamatan langsung dimana
peneliti akan mengamati dan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan peran kiai
dalam membangun ketahanan keluarga guru PM Tazakka yang terdapat dalam program
Panca Jangka Pondok Modern Tazakka. Serta mengamati keluarga guru yang tingal di
lingkungan PM Tazakka dari segi ketahanannya.

b. Metode Wawancara (Interview)


Wawancara merupakan alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang
mengikutsertakan kehadiran orang untuk melaksanakan komunikasi. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan tipe wawancara terarah (directive interview) untuk
mengetahui peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga guru PM Tazakka.
Dalam pelaksanaan wawancara ini peneliti menyiapkan beberapa hal, diantaranya:
perencanaan pelaksanaan wawancara, pengaturan daftar tentang pertanyaan yang akan
diajukan serta membatasi jawaban-jawaban, serta membatasi aspek-aspek dari
permasalahan yang akan diperiksa
17

Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti memperhatikan waktu yang diperlukan


dan cara meyakinkan pihak yang akan diwawancarai, bahwa wawancara yang
dilaksanakan hanyalah untuk kepentingan penelitian artinya, kerahasiaannya dijamin
oleh peneliti. Dalam wawancara ini peneliti membuat struktur wawancara dengan jalan
membuat struktur wawancara dan jawaban pada pengetahuan yang sudah dikuasai
peneliti. Pada masalah yang peneliti tidak mempunyai cukup pengetahuan mengenai
jawabannya, peneliti membuat pertanyaan yang tidak disertai dengan jawaban.
Subjek yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah kiai yaitu:
1. Tiga Pimpinan PM Tazakka: KH. Anang Rikza Masyhadi, KH. Anizar
Masyhadi dan KH. Muhammad Bisri.
2. Guru yang sudah berkeluarga dan tinggal di lingkungan PM Tazakka yang
berjumlah 10 keluarga dan yang tinggal disekitar Batang dan Pekalongan
berjumlah 10 keluarga
3. Tim pengembang sumber daya manusia PM Tazakka
c. Metode Dokumentasi
Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk sumber data pendukung
penelitian. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari
pengamatan dan wawancara yang berhubungan dengan peran kiai dalam membangun
ketahanan keluarga guru PM Tazakka. Dokumen tersebut berupa taranskip wawancara,
foto, audio, dokumen pesantren berupa sejarah, peraturan, kebijakan, program kiai
dalam membangun ketahanan keluarga guru PM Tazakka.

5. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan dalam
penelitian ilmiah, karena dengan analisis datalah, data dapat diberi arti dan makna
sehingga berguna untuk memecahkan masalah-masalah dalam penelitian.15 Metode
analisis data pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari observasi,

15
Faisar Ananda Arfa, “Metodologi Penelitian Hukum Islam” … hlm. 114
18

wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah
yaitu:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak.Untuk itu, perlu
dicatat secara teliti dan rinci, maka segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada
hal-hal yang penting, dari hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi, lalu
diklasifikasikan sesuai dengan jenis permasalahannya.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, dan dengan teks yang bersifat naratif dan menjelaskan
temuan-temuan dilapangan untuk dijadikan sebuah teori baru yang aktual.

c. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan.Dari analisis, peneliti membuat generalisasi untuk
menarikkesimpulan.Generalisasi ini harus berkaitan dengan teori yang mendasari
penelitian yang dilakukan serta masalah penelitian.Setelah generalisasi ini dibuat,
peneliti menarik kesimpulan-kesimpulan dari penelitian. Kesimpulan tentang
permasalahan yang diteliti tentunya akan memberikan rekomendasi dan solusi tentang
peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga di lingkungan keluarga guru PM
Tazakka.

G. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis dan konsisten, maka diperlukan
penyusunan tesis yang sistematis sehingga dapat menunjukkan totalitas penulisan
penelitian. Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini sebagai berikut:
19

Bab I: Pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah


penelitian tujuan dan kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka teoritik,
kerangka berfikir, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II: Landasan teori membahas tentang teori peran dan konsep ketahanan
keluarga.
Bab III: Gambaran umum objek penelitian yang mencakup kiai (Pimpinan PM
Tazakka), Keluarga Guru di PM Tazakka
Bab IV: Hasil penelitian membahas tentang analisis peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga dan implikasi peran kiai terhadap ketahanan keluarga
guru PM Tazakka.
Bab V:Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem. 2018. Fiqh Keluarga Terlengkap. Yogyakarya: Laksana.


Al-Hamat, Anung. 2017, “Presentasi Keluarga dalam Konteks Hukum Islam”,
dalam Yudisia Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Volume 8,
Nomor 1, Juni, Bogor: Universitas Ibnu Khaldun.
Amalia, Rizki Maulida. 2017, Ketahanan Keluarga dan Kontribusinya terhadap
Penanggulangan Faktor Terjadinya Perceraian, dalam Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Humaniora, Volume 4, Nomor 2, September, Jakarta:
Universitas Al-Azhar Indonesia.
Arfa, Faisar Ananda. 2010,Metodologi Penelitian Hukum Islam. Jakarta: Cita
Pustaka Media Perintis.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik,
Jakarta: PT. Asdy Mahasatya.
20

BPK RI, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren,


https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/122743/uu-no-18-tahun-
2019, diakses tanggal 8 Oktober 2020
Dewan Perwakilan Rakyar, Undang-Undang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, http://www.dpr.go.id/jdih/index/id/589,
diakses tanggal 08 Oktober 2020
Hafidz, Zaini. 2017, “Peran Kepemimpinan Kiai Dalam Peningkatan
KualitasPondok Pesantren Di Kabupaten Ciamis”, dalam Jurnal
Administrasi Pendidikan, Volume XXIV No.2 Oktober, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Lubis, Amany. 2018. Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Pustaka Cendekiawan Muda.
Marzuki, Peter Mahmud. 2016. Penelitian Hukum. Jakarta: Prenadamedia Group.
Musfiroh, Mujahidatul. 2019, “Analisis Faktor-Faktor Ketahanan Keluarga di
Kampung KB Rw. 18 Kelurahan Kadipiro Surakarta”, dalam
Plasentum Jurnal Kesehatan dan Aplikasinya, Volume 7, Februari,
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Nur Khairin, Febriani.2015, “Profesi Auditor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan, Masihkah Independensi diperlukan? Kajian terhadap
Sudut Pandang Teori Peran”, Makalah dalam Simposium Nasional
Akutansi, September, Medan: Universitas Mulawarman.
Purnomo, Hadi. 2016. Kiai dan Transformasi Sosial Dinamika Kiai dalam
Masyarakat. Yogyakarta: Absolute Media.
Pondok Modern Tazakka. 2018. Diktat Kepondok Modernan, Batang.
Pondok Modern Tazakka. 2017. Ahsanta.
Puspitawati, Herien. 2015. Pengertian Kesejahterahan dan Ketahanan Keluarga.
Bogor: IPB Press.
Qomaro, Galuh Widitya. 2019, “Peneguhan Ketahanan Negara MelaluiPenguatan
Ketahanan Keluarga Dan Pendidikan Pranikah;Telaah Modal Sosial
Pesantren”, dalam Annual Conference for Muslim Scholars, 23-24
Nopember, Surabaya: UIN Sunan Ampel.
21

Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.


Soekanto, Soerjono. 2015. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
Suharto, Ahmad. 2017. Melacak Akar Filosofis Pendidikan Gontor, Yogyakarta:
Namela.
Sunarso, Nurhadi. 2018, “Peran Kiai dalam Membangun Partisipasi Pemilih”,
dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Volume 3, Nomor 2, Desember, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Syahri, M. Alfi. 2018, “Peran Dan Wewenang Majelis Tuha Peut DalamMembuat
Kebijakan Partai Aceh(Studi Kasus Dewan Pimpinan Partai Aceh)”
dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 3 , Nomor 1-22, Juni,
Kuala: FISIP Unsyiah
Wahid, Musleh Wahid. 2017. Politik Kiai Pesantren. Pamekasan: Duta Media
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai