Proposal Tesis - Ust Ainul Yaqin
Proposal Tesis - Ust Ainul Yaqin
PROPOSAL TESIS
Oleh:
AINUL YAQIN
NIM. 5121006
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
1
PROPOSAL TESIS
Oleh:
AINUL YAQIN
NIM. 5121006
2
“… which in its appearance can change across time and space, and it would not be
restricted to the wording in the textual sources” Dengan kata lain, living sharia berarti
syariah yang permukaannya dapat berganti dan berubah-ubah sejalan dengan perjalanan
waktu dan perubahan ruang; syariah yang tidak terbatas pada perkataan dalam sumber-
sumber tekstual (Kurnaz 2019:201). Praktek pemilihan pasangan hidup oleh kiai, dalam
pengertian Kurnaz tadi, merupakan praktek yang secara hakiki berintikan syariah tapi
dimanifestasikan dalam bentuk baru karena ia berubah menyesuaikan waktu dan ruang
kontemporer.
Kiai merupakan tokoh yang memiliki kedudukan strategis dan sentral dalam
masyarakat. Kiai memiliki kedudukan yang tinggi sebagai orang yang terdidik di tengah
masyarakat.1 Selama berabad-abad kiai menempati sektor kepemimpinan Islam yang
dianggap paling dominan dalam proses pengembangan sosial, kultur, keagamaan, dan
pendidikan. Kiai memiliki peran besar di lingkungan masyarakat, salah satu wujud
peran tersebut adalah membantu membangun ketahanan keluarga dalam masyarakat.
lingkungan keluarga guru. Keluarga guru di PM Tazakka saat ini adalah para tenaga
pendidik laki-laki yang mengajar dan terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran
di dalam pondok selama 24 jam. Baik yang ttinggal di lingkungan PM Tazakka
bersama dengan anggota keluarganya ataupun yang tinggal di wilayah sekitar. Pondok
ini terletak di pelosok desa yang terletak di desa Sidayu kecamatan Bandar kabupaten
Batang provinsi Jawa Tengah. Walaupun letaknya yang cukup jauh dari perkotaan
namun pondok pesantren ini memiliki sistem yang dinamis yang menjadikan pondok
ini disebut dengan Pondok Modern. Pada prinsipnya yang dimodernisir hanya
sistemnya dan bukan pemahaman keagamaanya. Dalam hal sistem kemodernan, PM
Tazakka memiliki pemahaman yang sama dengan Pondok Modern Gontor yaitu
menzaman, bahkan mendahului zamannya (pandangannya jauh ke depan), terbuka,
memanfaatkan sains dan teknologi, dinamis, produktif, terprogram, evaluatif dalam
segala sesuatu. Dengan demikian watak modern dalam PM Tazakka selaras dengan
ajaran agama Islam.
Kiai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pimpinan PM Tazakka yang
terdiri dari tiga kiai yaitu K.H. Anang Rikza Masyhadi MA., K.H. Anizar Masyhadi,
S.s., dan K.H. Muhammad Bisri, M.S.I, ketiga pimpinan pondok ini adalah tokoh yang
berpengaruh terhadap ketahanan keluarga guru. Pimpinan memiliki sistem dan program
khusus untuk membangun ketahanan keluarga guru, program tersebut terangkum dalam
program harian, mingguan, bulanan dan tahunan PM Tazakka diantaranya adalah
pengajian kliwonan, family gathering, penguatan ekonomi keluarga, dan program
program lainnya. Guru di PM tazakka adalah para suami, maka kedudukan dan posisi
istri di PM Tazakka memiliki pengaruh yang besar. Ketiga kiai di PM Tazakka selalu
menyerukan kepada guru-guru bahwa: “Guru di PM Tazakka adalah kekuatan inti di
pondok, istri pertamanya adalah pondok maka jika guru sudah menikah jangan pernah
menduakan istri yang pertama, singkat kata pondok adalah istri pertama, sedangkan
istri di rumah adalah istri kedua”.4 Hal tersebut membuat adanya pro dan kontra dari
pihak istri guru, ada yang dapat langsung memahami dan menerima, ada yang
menerima setelah melalui beberapa proses dan waktu yang lama. Di PM Tazakka juga
4
Disampaikan oleh pimpinan PM Tazakka pada forum Kuliah Umum Pekan Perkenalan
Khutbatul Asry, Juni 2019
5
tidak ada sistem gaji untuk guru, yang ada hanyalah sistem kesejahteran guru yang
terprogram dalam Panca Jangka. Maka, peran kiai berpengaruh dalam menjelaskan dan
memahamkan kepada para guru tentang posisi dari suami dan istri di dalam pondok,
serta program kesejahterahan keluarga agar terbangun ketahanan keluarga yang kuat
sehingga suami dan istri dapat menjalankan kehidupan keluarga yang sakinah,
mawaddah, dan rahmah.
D. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Mardiyah tahun 2010 yang berjudul “Kepemimpinan Kiai
dalam Memelihara Budaya Organisasi”. Tujuan penelitian tersebut adalah
menganalisis, memahami dan mendeskripsikan tentang kepemimpinan kiai dalam
memelihara budaya oraganisasi pada tiga pondok pesantren, PM Gontor Ponorogo, PP
Lirboyo Kediri, Pesantren Tebuireng Jombang. Membandingkan peran kiai dari ketiga
pondok pesantren dalam membangun budaya organisasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis naturalistik.
Hasil penelitian menyatakan bahwa peran kiai sebagai seorang pemimpin pondok
pesantren sangatlah kuat, masing-masing kiai di pondok pesantren yang diteliti memiliki
keunikan dalam mengelola oraganisasi dan memiliki persamaan dan perbedaan.
Diantara persamaan peran diantara ketiga pondok pesantren adalah kiai selalu
melibatkan guru dan pengasuh dalam pengambilan keputusan dan program-program
yang terdapat dalam organisasi di pondok pesantren. Persamaan penelitian tersebut
dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti tentang peran kiai di pondok
pesantren. Perbedaannya, penelitian terdahulu menganalisis peran kiai terhadap budaya
oraganisasi di pondok pesantren sedangkan penelitian sekarang menganalisis peran kiai
dalam membangun ketahanan keluarga di pondok pesantren.
Hasil penelitian Abdullah Afandi tahun 2005 yang berjudul “Peran dan Fungsi
Kiai (Studi Kasus di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen)”. Tujuan penelitian
menganalisis pandangan masyarakat tentang kiai, mengungkap peran dan fungsi kiai
serta ukuran-ukuran masyarakat dalam menilai sosok yang disebut dengan kiai,
mengungkap implementasi empiris peran dan fungsi kiai dengan melihat kasus-kasus di
kecamatan Tanon kabupaten Sragen. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
7
sama meneliti peran kiai (Pimpinan PM Tazakka). Perberdaannya terletak pada subjek
dan objek penelitian serta pendekatan penelitian, penelitian terdahulu hanya membahas
tentang upaya Pimpinan PM Tazakka subjek penelitian hanya Pimpinan PM Tazakka
dan tidak terdapat implikasi dari hasil penelitian, penelitian sekarang menganalisis
tentang peran Pimpinan PM dalam membangun keluarga guru serta implikasinya
terhadap ketahanan keluarga.
Berikut ini adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan
judul penelitin ini:
Tabel. 1.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
E. Kerangka Teoritik
Dalam suatu penelitian dibutuhkan kerangka teoritik yang dijadiken sebagai
landasan berfikir untk melaksanakan suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti telah
menyusun kerangka teoritik sebagai pedoman dalam menganalisis peran kiai dalam
membangun ketahanan keluarga di lingkungan keluarga guru PM Tazakka dengan
menggunakan teori peran(role theory).
Teori peran merupakan sebuah teori gabungan dari disiplin ilmu psikologi,
sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga disiplin ilmu tersebut peran diambil dari
pertunjukkan teater.5 Dalam pertunjukkan teater, pemain teater memiliki tugas sebagai
seorang tokoh tertentu. Posisinya sebagai pemain teater diharapkan dapat melakukan
perilaku secara tertentu.6 Kedudukan pemain dalam teater itu, kemudian digambarkan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana dalam dunia teater, posisi
orang dalam masyarakat sama dengan kedudukan aktor dalam teater, yaitu bahwa
perilaku yang diharapkan dari orang tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berkaitan
dengan orang lain. Pada penelitian ini teori peran yang akan dipakai oleh peneliti dalam
5
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Depok, Raja Grafindo
Persada, 2019), hlm. 2015
6
Febriani Nur Khairin, Profesi Auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,
Masihkah Independensi diperlukan? Kajian terhadap Sudut Pandang Teori Peran”, Makalah dalam
Simposium Nasional Akutansi 16-19 September, (Medan, 2015), hlm. 10.
12
7
Made Aristia Prayudi, et al., Teori Peran Dan Konsep Expectation-Gap Fungsi
Pengawasan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, (Desember,
Volume 2,2018), hlm. 452.
8
Made Aristia Prayudi, et al., Teori Peran Dan Konsep Expectation-Gap Fungsi
Pengawasan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa, Jurnal Ekonomi dan Keuangan …, hlm. 452.
13
Ditinjau dari perilaku organisasi, peran merupakan salah satu komponen dari
sistem sosial organisasi, selain norma dan budaya organisasi. Ada dua jenis perilaku
yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu (1) role perception: yaitu persepsi
seseorang mengenai cara orang itu diharapkan berperilaku; atau dengan kata lain adalah
pemahaman atau kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari
orang tersebut; dan (2) role expectation: yaitu cara orang lain menerima perilaku
seseorang dalam situasi tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam
organisasi, akan terbentuk suatu komponen penting dalam hal identitas dan kemampuan
orang itu untuk bekerja.9
Secara sederhana peran dapat dikemukakan sebagai aspek dinamis dari status
yang sudah terpola dan berada di sekitar hak dan kewajiban tertentu. Peran berhubungan
dengan status seseorang pada kelompok tertentu atau situasi sosial tertentu yang
dipengaruhi oleh seperangkat harapan orang lain terhadap perilaku yang seharusnya
ditampilkan oleh orang yang bersangkutan.10 Harapan yang terkait dengan peran ini
tidak hanya bersifat satu arah. Seseorang tidak hanya diharapkan memainkan suatu
peran dengan cara khas tertentu, namun orang itu sendiri juga mengharapkan orang lain
untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap dirinya. Pemegang peran harus
mengetahui apakah harapan tersebut benar dan sesuai dengan aktivitas dan tanggung
jawab dari posisi mereka.
Ada dua istilah yang sering dibahas dalam kajian tentang keluarga, dua istilah
tersebut adalah kesejahterahan keluarga (familly well-being) dan ketahanan keluarga
(familly resilience). Pengertian ketahanan keluarga dan kesejahterahan keluarga
berbeda, namun saling berkaitan. Pengertian kesejahterahan keluarga lebih terkait pada
output keluarga baik dimensi kesejahterahan fisik (phsycal well-being), kesejahterahan
sosial (social well-being), kesejahterahan ekonomi (economical well being),
kesejahterahan psikologi – spiritual (psychological-spiritual well-being). Sedangkan
ketahanan keluarga menunjukkan suatu kekuatan baik dari sisi input, proses dan output
9
M. Alfi Syahri, Peran Dan Wewenang Majelis Tuha Peut Dalam Membuat Kebijakan
Partai Aceh (Studi Kasus Dewan Pimpinan Partai Aceh), Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah, (Juni, Volume 3 , Nomor 1-22, 2018), hlm. 8.
10
Indah Ahdiah, “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat”, Jurnal Academica Fisip
Untad( Oktober, Vol.05 No. 02, 2013), hlm. 1087.
14
keluarga.11 Maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tiga indikator
ketahanan keluarga. Ketiga indikator tersebut adalah indikator ketahanan fisik,
ketahanan sosial dan ketahanan psikologi.
Kiai adalah tokoh yang mempunyai posisi strategis dan sentral dalam
masyarakat. Kiai merupakan sektor kepemimpinan Islam yang dianggap paling
dominan, selama berabad-abad kiai telah memainkan peranan dalam proses
pengembangan sosial, kultur, keagamaan, dan pendidikan.12Menurut Undang Undang
Republik Indonesia Nomer 18 Tahun 2019 tentang Pesantren menyatakan bahwa kiai
adalah seorang pendidik yang memiliki kompetensi ilmu agama yang berperan sebagai
figur, teladan dan atau pengasuh pesantren. 13Dalam penelitian ini peneliti akan
menganalisis peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga di lingkungan keluarga
guru PM Tazakka. Melalui teori peran peneliti akan menemukan jawaban apakah kiai
dapat memainkan perannya sesuai harapan keluarga guru PM Tazakka dalam
membangun ketahanan keluarga dan apakah keluarga guru PM Tazakka dapat
memenuhi harapan dari pemegang peran (kiai) dalam membangun ketahanan keluarga.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif untuk menjawab isu tentang peran kiai dalam membangun ketahanan
keluarga di lingkungan keluarga guru PM Tazakka. Pendekatan kualitatif deskriptif
pada penelitian ini digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menjelaskan,
menggambarkan, kualitas atau keistimewaan dari peran kiai dalam membangun
ketahanan keluarga guru PM Tazakka.
2. Jenis Penelitian
11
Herien Puspitawati, Pengertian Kesejahterahan dan Ketahanan Keluarga, (Bogor, IPB
Press, 2015), hlm. 11
12
Hadi Purnomo, Kiai dan Transformasi Sosial Dinamika Kiai dalam Masyarakat,
(Yogyakarta, Absolute Media, 2016), hlm. 3
13
BPK RI, Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/122743/uu-no-18-tahun-2019, diakses tanggal 8 Oktober
2020
15
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research) yang
bersifat deskriptif dengan tipe penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti
mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam beberapa masa untuk menganalisis
peran kiai di PM Tazakka dalam membangun ketahanan keluarga guru. Studi kasus
merupakan penelitian untuk menganalisis suatu kejadian tertentu dengan lebih dalam
melalui berbagai informan. Studi ini merupakan, studi tentang kekhususan suatu
kejadian tunggal dan berusaha untuk mengerti kejadian tersebut dalam situasi dan waktu
tertentu. Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis secara mendalam peran kiai
dalam membangun ketahanan keluarga guru dan implikasinya terhadap kasus
kesejahteran keluarga guru PM Tazakka dengan melibatkan berbagai sumber informasi.
3. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.14 Data pada penelitian
ini dibagi menjadi dua bagian: data kepustakaan dan data lapangan yang bersifat primer
dan sekunder.
a. Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. Sumber data primer pada
penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara dan observasi langsung kepada
Kiai (Pimpinan PM Tazakka) dan keluarga guru PM Tazakka.
b. Data Sekunder
Sumber data kedua adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
tidak diusakan langsung oleh peneliti, maksudnya peneliti merupakan tangan
kedua yang sekedar mencatat dan mengakses atau meminta data tersebut ke pihak
lain yang mengumpulkannya di lapangan. Data ini berasal dari dokumen yang ada
di PM Tazakka seperti hasil notulen rapat, dokumen program kerja dan laporan-
laporan tahunan. Selain itu peneliti juga menggunakan data kepustakaan yang
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik, (Jakarta, PT.
Asdy Mahasatya, 2013), hlm. 172.
16
berasal dari buku, jurnal, surat kabar tentang ketahanan keluarga dan peran kiai di
lingkungan masyarakat dan pondok pesantren.
15
Faisar Ananda Arfa, “Metodologi Penelitian Hukum Islam” … hlm. 114
18
wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah
yaitu:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak.Untuk itu, perlu
dicatat secara teliti dan rinci, maka segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada
hal-hal yang penting, dari hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi, lalu
diklasifikasikan sesuai dengan jenis permasalahannya.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, dan dengan teks yang bersifat naratif dan menjelaskan
temuan-temuan dilapangan untuk dijadikan sebuah teori baru yang aktual.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan.Dari analisis, peneliti membuat generalisasi untuk
menarikkesimpulan.Generalisasi ini harus berkaitan dengan teori yang mendasari
penelitian yang dilakukan serta masalah penelitian.Setelah generalisasi ini dibuat,
peneliti menarik kesimpulan-kesimpulan dari penelitian. Kesimpulan tentang
permasalahan yang diteliti tentunya akan memberikan rekomendasi dan solusi tentang
peran kiai dalam membangun ketahanan keluarga di lingkungan keluarga guru PM
Tazakka.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis dan konsisten, maka diperlukan
penyusunan tesis yang sistematis sehingga dapat menunjukkan totalitas penulisan
penelitian. Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini sebagai berikut:
19
DAFTAR PUSTAKA