Anda di halaman 1dari 14

1

A. Judul
IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN PESANTREN MENURUT
KH. HASYIM ASY’ARI DI PONDOK PESANTREN
( Studi Kasus Di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak 2015)
B. Latar belakang
Pendidikan peasntren pada hakikatnya tumbuh dan berkembang
sepenuhnya berdasarkan motivasi agama. Lembaga itu dikembangkan
untuk mengefektifkan usaha penyiaran dan pengalaman ajaran-ajaran
agama. Dalam pelakssanaan pendidikan melalui proses pembinaan
pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sudah “mendarah
daging” di indonesia. Sejarah pendidikan di indonesia mencatat, bahwa
pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di indonesia.
Pengertia tertua dalam hal ini, karena pesaantren adalah lembaga yang
telah lama hidup ratusan tahun silam dan hingga saat ini masih tetap eksis
dan menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan besar umat
islam di indonesia dan turut mewarnai dinamika bangsa indonesia.
Menurut sulton mashudi dan moh. Kusnurdilo dalam bukunya
“menejemen pendidikan pesantren“ pendidikan pesantren juga dapat
dikatakan sebagai model sosial bahkan soko guru bagi perkembangan
pendidikan nasional di indonesia. Karena pendidikan pesantren yang
berkembang sampai saat ini dengan berbagai ragam modelnya senantiasa
selaras dengann jiwa, semangat, dan kepribadian bangsa indonesia yang
mayoritas beragama islam.1
Tentu saja tidak semua pesantren telah mkengalami perubahan yang
sama. Dalam tradisi pesantren, kini telah terdapat pemisahan antara
pesantren-pesantren yang mengajarkan pengetahuan umum dan yangtidak
atau belum. Walaupun pemisahan ini bukan menimbulkan pengelompokan
atas dasar sosial keagamaan yang berbeda dan masih sama-sama terikat

1
Sulthon mashudi dan moh. Khusnurdilo, Manajemen pondok Psantren,( Jakarta : diva
pustaka, 2003).cet.1, hlm 8-9.
2

sebagai penganut “ahlussunnah wal jama’ah” namun pemisahan tersebut


telah menciptakanperbedaan-perbedaan dalam beberapa hal dalam bentuk
aktifitas sosial dan intelektual cara-cara berpakaian, gaya huidup, tingkah
laku kemasyarakatan dan aspirasi bekerja.
Dalam pandangan tentang ahlussunnah wal jama’ah itu sendiri pada
gilirannya telah menjadi pandangan hidup ulama indonesia. Faham inilah
yang masuk dan mendominasi kehidupan pesantren, bahkan hampir
seluruh umat islam indonesia mengikuti teologi asy’ari.2
Fenomena sosial dalam melakukan dakwah dan komunikasi yang
dilakukan oleh KH. Hasyim Asy’ari merupakan salah usaha untuk
membentuk jaringan ke islaman dan ke ahlussunnah wal jama’ah di tanah
jawa khususnya dan di dunia islam umumnya.3
Kemudian salah satu ulama yang mempunyai konsep pendidikan
pesantren yang dijadikan rujukan adalah KH. Hasyim Asy’ari, konsep
pendidikan pesantren KH. Hasyim Asy’arii inilah yang tertuang dalam
kitab Adab Al-‘alim wa al-muta’alim yang sangat berpengaruh pada
sejumlah pesantren dan menjadi salah satu pedoman untuk di
implementasikan. Sebagaimana diketahui, sejumlah pesantren
menggunakan kitab salaf termasuk dalam bidang pendidikan yang sudah
populer dan juga kitab Ta’limul Muta’alim karya Syekh Al-Zarnuji.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian penerapan
konsep pendidikan pesantren menurut KH. Hasyim Asy’ari yang tertuan
dalam kitab Adal Al-Alim Wa Al-Mutaalim di Pondok Pesantren
Futuhiyah mranggen demak tahun 2015.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada deskripsi dan latar belakang pada proposal ini maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

2
Yasmadi, MODERNISASI PESANTREN, (Ciputat : PT CIPUTAT PRESS, 2005).cet.2,
hlm 95.
3
Samsul Ma’arif, MUTIARA-MUTIARA DAKWAH K.H. HASYIM ASY’ARI, ( jakarta :
kanza publising,2011 ), cet.1, hlm 14.
3

1. Bagaimanakah Konsep Pendidikan Pesantren menurut KH. Hasyim


Asy’ari dalam kitab Adab Al-Alim Wa Al-Muta’alim?
2. Bagaimanakah Implementasi Konsep Pendidikan Pesantren menurut
KH. Hasyim Asy’ari di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen
Demak 2015?
D. Kajian Pustaka, Kajian Teori, dan Kerangka Teori
1. Kajian Pustaka
Kajian penelitian yang relevan ini diperoleh dari penelitian-
penelitian sebelumnya yang penulis jadikan sebagai bahan kajian yang
relevan dengan permasalahan yang penulis teliti saat ini. Dengan tujuan
untuk mempermudah penulis memperoleh gambaran-gambaran serta
mencari titik-titik perbedaan. Sebagai bahan kajian pustaka, penulis
menemukan hasil penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan
skripsi.
a. Skripsi yang berjudul “ Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren (
Studi Kasus di Pondok Pesantren Walindo Siti Zaenab Manba’ul
Falah Kiyai Parak Bambu Runcing IV Desa Boyoteluk Kecamatan
Siwalan Kabupaten Pekalongan Tahun 2012).
Terdapat perbedaan antara skripsi yang ditulis dengan skripsi
yang penulis susun yaitu, jika skripsi Saudari Nisrokah mengulas
tentang manajeme Pendidikan di Pondok Pesantren, Sedangkan
skripsi yang ditulis oleh peneliti mengkaji Penerapan Konsep
Pendidikan Pesantren menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab
adab al-alim wa al-muta’alim dan Implementasinya.
Persamaannya yaitu sama-sama di Pondok Pesantren dan sama-
sama penelitian kualitatif.
b. Skripsi yang berjudul “ Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok
Pesantren” ( Studi Kasus Dipondok Pesantren Fadllul Wahid
Ngangkruk Bandungsari Ngaringan Grobogan Tahun 2012/2013),
yang ditulis oleh saudara Ahmad Saerodli Mahasiswa SETIA WS
4

(Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan Semarang) tahun


2013.4
Terdapat perbedaan antara skripsi yang ditulis dengan skripsi
yang penulis susun yaitu, jika skripsi Saudara Ahmad Saerodli
mengulas tentang Sistem Pendidikan, skripsi yang ditulis oleh
peneliti mengkaji Penerapan Konsep Pendidikan Pesantren menurut
KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab adab al-alim wa al-muta’alim dan
Implementasinya.
Persamaannya yaitu sama-sama di Pondok Pesantren dan sama-
sama penelitian kualitatif.
2. Kajian Teori
Dalam penelitian ini, peneliti lebih menfokuskan pada ruang
lingkup penelitian tentang penerapan konsep pendidikan pesantren
menurut K.H Hasyim Asy’ari di pondok pesantren futuhiyyah
mranggen demak tahun 2015, dan adapun hal yang akan dikaji adalah:
a. Akhlak Kyai / Guru
b. Akhlak Santri dengan Guru
c. Akhlak Santri dengan Kitab
d. Hubungan Guru dengan Murid
3. Kerangka Teori
Pendidikan peasntren paada hakikatnya tumbuh dan berkembang
sepenuhnya berdasarkan motivasi agama. Lembaga itu dikembangkan
untuk mengefektifkan usaha penyiaran dan pengalaman ajaran-ajaran
agama. Dalam pelakssanaan pendidikan melalui proses pembinaan
pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sudah “mendarah
daging” di indonesia. Sejarah pendidikan di indonesia mencatat, bahwa
pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di
indonesia. Pengertia tertua dalam hal ini, karena pesaantren adalah

4
Ahmad Saerodli, Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren (study kasus
dipondok pesantren fadllul wahid ngangkruk bandungsari ngaringan grobogan tahun 2012/2013).
5

lembaga yang telah lama hidup ratusan tahun silam dan hingga saat ini
masih tetap eksis dan menjadi bagian yang mendalam dari sistem
kehidupan besar umat islam di indonesia dan turut mewarnai dinamika
bangsa indonesia.
Tentu saja tidak semua pesantren telah mkengalami perubahan
yang sama. Dalam tradisi pesantren, kini telah terdapat pemisahan
antara pesantren-pesantren yang mengajarkan pengetahuan umum dan
yangtidak atau belum. Walaupun pemisahan ini bukan menimbulkan
pengelompokan atas dasar sosial keagamaan yang berbeda dan masih
sama-sama terikat sebagai penganut “ahlussunnah wal jama’ah” namun
pemisahan tersebut telah menciptakanperbedaan-perbedaan dalam
beberapa hal dalam bentuk aktifitas sosial dan intelektual cara-cara
berpakaian, gaya huidup, tingkah laku kemasyarakatan dan aspirasi
bekerja. Namun demikian, masih terlalu pagi untuk mencoba
memperkirakan arah dimasa depan, atau meremehkan perpecahan yang
lebih fundimental yang mungkin akan terjadi.5
Dalam pandangan tentang ahlussunnah wal jama’ah itu sendiri
pada gilirannya telah menjadi pandangan hidup ulama indonesia.
Faham inilah yang masuk dan mendominasi kehidupan pesantren,
bahkan hampir seluruh umat islam indonesia mengikuti teologi asy’ari.6
Fenomena sosial dalam melakukan dakwah dan komunikasi yang
dilakukan oleh KH. Hasyim Asy’ari merupakan salah usaha untuk
membentuk jaringan ke islaman dan ke ahlussunnah wal jama’ah di
tanah jawa khususnya dan di dunia islam umumnya.
Kemudian salah satu ulama yang mempunyai konsep pendidikan
pesantren yang dijadikan rujukan adalah KH. Hasyim Asy’ari, konsep
pendidikan pesantren KH. Hasyim Asy’arii inilah yang tertuang dalam
kitab Adab Al-‘alim Wa Al-Muta’alim yang sangat berpengaruh pada
sejumlah pesantren dan menjadi salah satu pedoman untuk di

5
Sulthon,Op.Cit.hlm 9
6
Zamakhsyari dlofir,Op.Cit.hlm 24
6

implementasikan. Sebagaimana diketahui, sejumlah pesantren


menggunakan kitab salaf termasuk dalam bidang pendidikan yang
sudah populer dan juga kitab Ta’limul Muta’alim karya Syekh Al-
Zarnuji.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
penerapan konsep pendidikan pesantren menurut KH. Hasyim Asy’ari
yang tertuan dalam kitab adal al-alim wa al-mutaalim dipondok
pesantren futuhiyah mranggen demak tahun 2015.
E. Metode Penelitian, meliputi:
1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini merupakan pemusatan konsentrasi pada tujuan
dari penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian harus dinyatakan
secara jelas untuk memudahkan peneliti sebelum melakukan obsrvasi.
Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian,
sehingga observasi dan analisa hasil penelitian agar lebih terarah.
Agar pembahasan skripsi ini tidak meluas, maka penulis perlu
membatasi permasalahan yang akan dipaparkan, adapun fokus
penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana Konsep Pendidikan
Pesantren menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab adab al-alim wa al-
muta’alim dan Implementasinya di Pondok Pesantren Futuhiyyah
Mranggen Demak.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yaitu
suatu penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu
fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya,7
sehingga penelitian ini mempunyai kekhasan yang terletak pada
tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan seluruh kegiatan.

7
Nyoman Dantes, Metode Penelitian,(Yogyakarta:C.V Andi Soffset,2012),hlm.51.
7

Pemilihan pendekatan deskriptif ini karena pada penelitian ini


berusaha meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem
pemikiran, atau suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, aktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non-
hipotesis/non-statistik, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak
perlu merumuskan hipotesis. Penelitian ini mempunyai ciri khas yang
terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan seluruh kegiatan obyek penelitian. Adapun yang
dimaksud kegiatan di sini adalah Bagaimana Konsep Pendidikan
Pesantren menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab Al-Alim Wa
Al-Muta’alim.
Adapun proses pelaksanaan penelitian deskriptif adalah sebagai
berikut:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada;
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek
praktek yang ada;
Membuat perbandingan atau evaluasi; dan enentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam mengahadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.
3. Sumber Data Penelitian
Untuk mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan
berlangsung sampai mendapatkan jawaban dari perumusan masalah
yang sudah ditetapkan, untuk memperoleh sumber data penulis peroleh
dengan cara menggunakan dua sumber data, yaitu:
8

a. Sumber data primer


Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data,8 sedangkan yang akan penulis jadikan
sumber data primer dalam penelitian ini yaitu : kepala madrasah,
guru-guru, siswa, orang tua, dan tokoh masyarakat/tokoh agama
setempat.
b. Sumber data sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen.9 Adapun data sekunder dalam penelitian
ini yaitu : sejarah dan letak geografis Pondok Pesantren Futuhiyyah
Mranggen, struktur organisasi Pondok Pesantren Futuhiyyah
Mranggen, keadaan jumlah ustadz dan santri, sarana pra-sarana
Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, serta data-data lain yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpilan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data
dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain.10

8
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan
R&D,(Bandung:Alfabeta,2012), Cet.15, hlm.308.
9
Ibid.,hlm.309.
10
Ibid., hlm.
9

a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)


Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang nampak.11
Susan Stainback (1988) menyatakan “In participant
observation, the researcher observes what people do, listent to what
the say, and participates in their activities” Dalam observasi
partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apayang mereka ucapkan, dan berpartisipasi
dalamaktifitas mereka.12
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang
Konsep Pendidikan Pesantren menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam
kitab adab al-alim wa al-muta’alim dan Implementasinya.
b. Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Metode ini sering digunakan untuk menggali semua atribut
responden atau informan sedalam mungki.13 Dewasa ini, teknik
wawancara banyak dilakukan di Indonesia sebab merupakan salah
satu bagian terpenting dalam setiap survey. Tanpa wawancara
sebuah penelitian akan kehilangan informasi yang hanya dapat
diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Seperti yang
telah kita lihat di televisi, teknik wawancara merupakan teknik yang
baik untuk menggali informasi disamping sekaligus berfungsi
memberi penerangan kepada masyarakat.

11
Ibid.,hlm.204.
12
Ibid., hlm. 311.
13
Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustakarya,
2011), Cet. 11, hlm.148.
10

Dalam metode ini teknik depth interview digunakan untuk


wawancara kepada para ustadz, wali wali santri, serta murid-murid
di pondok pesantren futuhiyyah mranggen demak.
c. Focus Group Discusion (FGD)
Focus Group Discusion (FGD) adalah suatu teknik
pengumpulan data kualitatif yang melibatkan sekelompok orang
yang berdiskusi mengenai suatu topik dengan pengarahan seorang
moderator atau fasilitator.14
Teknik ini menggunakan diskusi terfokus, artinya topik diskusi
telah ditentukan dan diatur secara berurutan.
d. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama.15
Mathinson (1988) mengemukakan bahwa “the value of
triangulation lies in providing evidence-wheher convergent,
inconsistent, or contracdictory”. Nilai dari teknik pengumpulan data
dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh
convergent (meluas), tidak konsisten atau kontrakdiksi.16
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam
pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten,
tuntas dan pasti.
e. Dokumentasi

14
Ibid.
15
Ibid.,hlm.330.
16
Ibid.,hlm.332.
11

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel


yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.17
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan hal-hal yang
berhubungan dengan gambaran umum tentang keadaan Pondok
Pesantren Futuhiyyah mranggen demak, yaitu berupa letak
geografisnya, sejarah singkat berdirinya, jumlah siswa, keadaan
guru, susunan organisasi, sarana dan pra-sarana, serta catatan-catatan
lainnya yang mendukung terhadap penelitian ini.

5. Teknis Analisis Data


Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa
”Data analusis is the process of systematically searching and arranging
the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you
accumulate to increase your own understanding of them and to enable
you to present what you have discovered to othes ” Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain.18
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:
1. Data Reduction ( Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting , dicari tema dan

17
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian SuatuPendekatanPraktik,(Jakarta:Rineka
Cipta,2010),Cet.14,hlm.274.
18
Sugiono,Op.Cit.,hlm.334.
12

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data


yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya biladiperlukan.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data
dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang
ahli. Melalui reduksi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan yeori yang signifikan.19
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan
Huberman (1984) menyatakan “the most frequent from of display
data for qualitative research data in the past has been narrative
text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yamg bersifat naratif.20
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi diarahkan untuklebih memudahkan
dalam memahami isi skripsi ini, yang meliputi:
1. Sistematika ini tersusun atas lima bab, yang diawali dengan
preliminaris yang meliputi: Halaman Judul, Abstraksi, Halaman Nota
Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan Skripsi, Halaman
Motto, Halaman Persembahan, Halaman Kata Pengantar, Daftar Tabel,
Daftar Isi, dan Daftar Lampiran.

19
Sugiono,Op.Cit,hlm.339.
20
Ibid.,hlm.341.
13

BAB I : Dalam bab ini berisikan Pendahuluan, bab ini


menguraikan tentang latar belakang masalah, penegasan istilah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Pada bab ini berisi tentang landasan teori yaitu
membahas tentang : pengertian, sejarah dan perkembangan pondok
pesantren, kurikulum dan metode pendidikan pesantren, biografi K.H
Hasyim Asy’ari, pemikiran pendidikan K.H Hasyim Asy’ari.
BAB III : Berisi tentang metode penelitian, yaitu: fokus
penelitian, pendekatan penelitian, sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV : Analisis hasil penelitian yang berisi tentang:
deskripsi data hasil penelitian, sejarah perkembangan pondok
pesantren futuhiyah, metode dan kurikulum pondok pesantren
futuhiyyah, analisis implementasi konsep pendidikan K.H Hasyim
Asy’ari di Pondok Pesantren Futuhiyyah, keterbatasan penelitian.
BAB V : Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan yang
menjawab dari permasalahan seluruh kajian atau penelitian yang
merupakan jawaban dari permasalahan yaitu implementasi konsep
pendidikan K.H Hasyim Asy’ari di Pondok Pesantren Futuhiyyah
tahun 2015, kemudian dikemukakan saran-saran dan juga penutup.
2. Bagian akhir, memuat daftar pustaka, riwayat pendidikan penulis dan
lampiran-lampiran.
14

G. Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Asmadi, MODERNISASI PESANTREN, (Ciputat : PT CIPUTAT PRESS,
2005).cet.2.
Dhofir Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, (Jakarta : LP3ES,1994).cet.6.
Moh. Khusnurdilo dan Sulthon mashudi, Manajemen pondok Psantren,(
Jakarta : diva pustaka, 2003).cet.1
Nyoman Dantes, Metode Penelitian, Yogyakarta:C.V Andi Soffset, 2012.
Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi
Pustakarya, 2011.
Samsul Ma’arif, MUTIARA-MUTIARA DAKWAH K.H. HASYIM ASY’ARI,
( jakarta : kanza publising,2011 ), cet.1.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012.

Penulis

Tohirin

NIM:11110253

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Masjudi, M.Pd Drs. Mushonef Yahya, M.S.I

Anda mungkin juga menyukai