Anda di halaman 1dari 15

HADITS TENTANG AGAMA (DIN) ISLAM

KONSEP IMAN, ISLAM, IHSAN DAN SYAHADAT

Progdi : Pendidikan Agama Islam


Mata Kuliah : Hadits
Dosen : M. Ngabdul Syukur, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Ninik Alhikmah
2. Izzatul Azka

YAYASAN AL-JAMI’AH AL-MASYHARIYAH SEMARANG


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MALI SEMBILAN
SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali
dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap
makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia
berada di antara dua gerakan,yaitu gerakan yang menarik kepada perkara yang
berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang
menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Agama Islam ada tiga tingkatan,yaitu Iman,Islam dan ihsan.Dan setiap
tingkatanya mempunyai Rukun-rukun tertentu.
B.       Perumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah
sebagai berikut:
       1. Apa Pengertian Iman, Islam, Ihsan, dan Syahadat?
       2. Bagaimana Hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan ?
       3. Apa Perbedaan antara Iman, Islam, Ihsan dan Syahadat?
       4. Apa Keutamaan Iman, Islam, dan Ihsan bagi manusia?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Hadits Iman,Islam dan Ikhsan


Rosulullah SAW Bersabda:
‫ا‬11َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َذاتَ يَوْ ٍم ِإ ْذ طَلَ َع َعلَ ْين‬َ ِ‫ بَ ْينَ َما نَحْ نُ ُجلُوْ سٌ ِع ْن َد َرسُوْ ِل هللا‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأيْضا ً قَا َل‬
ِ ‫ع َْن ُع َم َر َر‬
‫س ِإلَى النَّبِ ِّي‬ َ َ‫ َحتَّى َجل‬،‫ ٌد‬1‫هُ ِمنَّا َأ َح‬1ُ‫ْرف‬ َّ ‫ ُر‬1َ‫ ِه َأث‬1‫ الَ يُ َرى َعلَ ْي‬،‫ْر‬
ِ ‫ َوالَ يَع‬،‫فَ ِر‬1‫الس‬ ِ ‫اض الثِّيَا‬
ِ ‫ب َش ِد ْي ُد َس َوا ِد ال َّشع‬ ِ َ‫د بَي‬1ُ ‫َر ُج ٌل َش ِد ْي‬
َ 1َ‫ فَق‬،‫ يَا ُم َح َّمد َأ ْخبِرْ نِي َع ِن ْاِإل ْسالَ ِم‬:‫ض َع َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ِخ َذ ْي ِه َوقَا َل‬
‫ال‬1 َ ‫صلى هللا عليه وسلم فََأ ْسنَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه ِإلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه َو َو‬
َّ ‫وْ ُل هللاِ َوتُقِ ْي َم‬1‫هَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس‬1َ‫هَ َد َأ ْن الَ ِإل‬1‫ ْاِإل ِسالَ ُم َأ ْن ت َْش‬: ‫َرسُوْ ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬
‫ْؤ تِ َي‬1ُ‫الَةَ َوت‬1‫الص‬
َ ‫َألُهُ َوي‬1‫هُ يَ ْس‬1َ‫ا ل‬11َ‫ فَ َع ِج ْبن‬، َ‫ َد ْقت‬1‫ص‬
َ 1َ‫ ق‬،ُ‫ ِّدقُه‬1‫ُص‬
:‫ال‬1 َ : ‫ا َل‬11َ‫بِ ْيالً ق‬1‫ َوتَ ُح َّج ْالبَيْتَ ِإ ِن ا ْستَطَعْتَ ِإلَ ْي ِه َس‬   َ‫ضان‬
َ ‫ال َّزكاَةَ َوتَصُوْ َم َر َم‬
َ 1َ‫ ق‬.‫ ِّر ِه‬1‫ر ِه َو َش‬1
‫ال‬1 ِ ‫د‬1َ‫ْؤ ِمنَ بِ ْالق‬1ُ‫ َأ ْن تُْؤ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر َوت‬: ‫ال‬
ِ 1‫َر خَ ْي‬ َ َ‫فََأ ْخبِرْ نِي َع ِن ْاِإل ْي َما ِن ق‬
‫َأ ْخبِرْ نِي ع َِن‬1َ‫ ف‬:‫ال‬1
َ 1َ‫ ق‬. ‫ك‬ َ ‫ َرا‬1َ‫د هللاَ َكَأنَّكَ تَ َراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن ت ََراهُ فَِإنَّهُ ي‬1َ ُ‫ َأ ْن تَ ْعب‬:‫ قَا َل‬،‫ قَا َل فََأ ْخبِرْ نِي ع َِن ْاِإل حْ َسا ِن‬، َ‫ص َد ْقت‬ َ
‫رى‬1 َ 1َ‫ا َوَأ ْن ت‬11َ‫ ةُ َربَّتَه‬1‫ال َأ ْن تَلِ َد اَْأل َم‬1
َ 1َ‫ ق‬،‫اراتِهَا‬ َ ‫ قَا َل فََأ ْخبِرْ نِي ع َْن َأ َم‬.‫ َما ْال َمسُْؤ وْ ُل َع ْنهَا بَِأ ْعلَ َم ِمنَ السَّاِئ ِل‬:‫ قَا َل‬،‫السَّا َع ِة‬
َّ ‫ ْد ِري َم ِن‬1 َ‫ يَا ُع َم َر َأت‬: ‫ال‬
‫اِئ ِل ؟‬1 ‫الس‬ َ َ‫ ثُ َّم ق‬،‫ت َملِيًّا‬ ُ ‫ق فَلَبِ ْث‬
َ َ‫ ثُ َّم ا ْنطَل‬،‫ْال ُحفَاةَ ْال ُع َراةَ ْال َعالَةَ ِرعَا َء ال َّشا ِء يَتَطَا َولُوْ نَ فِي ْالبُ ْنيَا ِن‬
]‫[رواه مسلم‬ ]1[ . ‫ال فَِإنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل َأتـَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬
َ َ‫ ق‬. ‫ هللاُ َو َرسُوْ لُهُ َأ ْعلَ َم‬: ‫ت‬
ُ ‫قُ ْل‬
“ Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-
laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara
kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”,
maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau
bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar
“.  Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian
dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “
Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “
Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku
tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak
lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-
tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika
engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala
domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang
itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “
Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian “.(Riwayat Muslim)

B.       Pengertian Iman, Islam, Ihsan, Dan Sahadat


1.     Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata kerja
(fi’il). ‫ ايمانا‬- ‫ؤمن‬1111111111111111‫ ي‬-‫امن‬ yang mengandung beberapa arti
yaitu percaya, tunduk, tentram dan tenang.[2]
Imam al-Ghazali mengartikannya dengan ‫التصديق‬  yaitu “pembenaran”.
Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi :
‫االيمان فهو التصديق با لقلب‬
“ Iman ialah pembenaran dengan hati”.
Menurut Imam Ab Hanifah:
‫االيمان هو االقرار و التصديق‬ 
“ Iman ialah mengikrarkan (dengan lidah ) dan membenarkan (dengan hati)”.
Menurut Hasbi As-Shiddiqy ;
‫القول باللسان والتصد يق بالجنان والعمل بااالركان‬
“ Iman ialah mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota tubuh”.
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dgn:
 ‫قول و عمل و نية و ثمسك بالسنة‬
   “Ucapan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dgn berpegang teguh kepada
Sunnah”.[3]
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah
Membenarkan segala sesuatu baik berupa perkataan,hati,maupun perbuatan.
      Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada enam rukun
iman yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi
seorang hamba Allah yang ihsan nantinya.

Keenam Rukun Iman tersebut adalah:


a.    Beriman kepada Allah Swt
Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah Swt, dan
beriman kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta agung sesuai yang
ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b.    Beriman kepada Malaikat
                        Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh Allah untuk
beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya, Allah telah
membebankan kepada mereka berbagai tugas.Jadi kita dituntut untuk beriman dan
mempercayai adanya Malaikat Allah SWT.
c.    Beriman kepada Kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para Rasul-Nya
kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya: kitab taurat
diturunkan kepada Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan
kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah
Swt kepada Nabi Muhammad Saw.
d.   Beriman kepada para Rasul
                        Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul pertama adalah
Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan semua itu adalah manusia biasa,
tidak memiliki sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang
dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan
syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh
manusia , maka tidak ada nabi sesudahnya.
e.    Beriman kepada Hari Akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah membangkitkan
manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang penuh kenikmatan atau
ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman
kepada semua yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian
surga atau neraka.
f.                          Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada
dan menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahalu, dan
menurut kebijaksanaan-Nya, Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta
telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan
menciptakannya.
2.        Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja
‫الما‬11‫ اس‬- ‫لم‬11‫لم – يس‬11‫اس‬   Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera, tidak
cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung
arti : kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri.[4] Dari kata-kata ini, dibentuk
kata salam sebagai istilah dengan pengertian : Sejahtera, tidak tercela, selamat,
damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu pengertian islam dapat
dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada Allah.[5]
Secara istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :
a.         Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :
‫االسالم وهو االستسالم واالنقياد الظاهر‬
“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.
b.         Ab A’la al-
Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai. Maksudnya seseorang akan
memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti sesungguhnya, hanya melalui patuh
dan taat kepada Allah.
c.          Menurut Hammudah Abdalati Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah
SWT.Maksudnya patuh kepada kemauan Tuhan dan taat kepada Hukum-Nya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam itu
ialah tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya
Islam di bangun diatas lima rukun,sebagaimana dijelaskan dalam Hadits:
‫ا‬11‫ي هللا عنهم‬11‫ر رض‬11‫د عن ابن عم‬11‫حدثنا عبيد هللا بن موسى قال اخبرنا حنظلة بن أبي سفيان عن عكرمة بن خال‬
‫ول هللا‬11‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ( بني اإلسالم على خمس شهادة أن ال إله إال هللا وأن محمدا رس‬:‫قال‬
) ‫وإقام الصالة وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان‬
“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ; handlolah bin abi
sufyan telah memberi kabar kepada kita d ari ikrimah bin kholid dari abi umar ra.
Berkata : rasul saw. Bersabda : islam dibangun atas lima perkara : persaksian
sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad
adalah utusannya, mendirikan sholat, memberikan zakat, hajji dan puasa
ramadlan”.[6]
Jadi,Rukun Islam itu ada Lima,yaitu:
a.           Syahadat
b.           Shalat
c.           Zakat
d.           Puasa
e.           Haji
3.         Pengertian Ihsan
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) yaitu :
‫احسن – يحسن – احسا نا‬  artinya : ‫فعل الحسن‬  ( Perbuatan baik ).
Menurut istilah ada beberapa pendapat para ulama,yaitu:
a.    Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh Allah
dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam sehingga seluruh
ibadah seorang hamba benar-benar ikhlas karena Allah.[7]
b.    Menurut Imam Nawawi Ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan seorang hamba
merasa selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk dan sebagainya.

4. Syahadat 
(Bahasa Arab: ‫الشهادة‬ asy-syahādah   audio (bantuan·info)) merupakan asas dan
dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan semua nasihat
Islam.[1]
Etimologi
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (‫)شهد‬, yang gunanya dia telah
menyaksikan. Kalimat itu dalam syariat Islam yaitu sebuah pernyataan keyakinan
dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya.
Kalimat
Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam
bahasa arab Syahadatain berfaedah 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu
adalah:
 Kalimat pertama :
ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
 Kalimat kedua :

wa ʾašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh


 audio (bantuan·info)
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad yaitu rasul (utusan) Allah.
Makna syahadat
 Pengakuan ketauhidan.
Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya
Allah dan tiada tuhan yang lain selain Allah. Allah yaitu Tuhan dalam guna
sesuatu yang dibuat menjadi motivasi atau dibuat menjadi tujuan seseorang.
Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan
diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan
hidup.
 Pengakuan kerasulan.
Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk
meyakini nasihat Allâh seperti yang disampaikan melewati Muhammad
saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis Muhammad saw.[2]
Makna Laa Ilaaha Illallah
Kalimat Laa Ilaaha Illallah sebenarnya mengandung dua makna, yaitu makna
penolakan segala wujud sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa
satu-satunya sesembahan yang mempunyai hanyalah Allah semata[3].
Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta'ala berfirman: "Karenanya
ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak mempunyai sesembahan yang mempunyai
selain Allah" (QS Muhammad : 19)
Berlandaskan ayat ini, karenanya mengilmui makna syahadat tauhid yaitu wajib dan
mesti didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu Rasulullah
pun menyatakan: "Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan
ikhlas karenanya hendak masuk ke dalam surga."[4]
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini yaitu mereka yang memahami, mengamalkan
dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya
terkandung tauhid yang Allah menciptakan lingkungan kehidupan karenanya. Rasul
mengajak paman dia Sisa dari pembakaran Thalib, Ketika maut datang kepada Sisa
dari pembakaran Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah Laa Ilaaha
Illallah sebuah kalimat yang saya hendak jadikan dia sebagai hujah di depan Allah"
namun Sisa dari pembakaran Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal
dalam keadaan musyrik.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun
di makkah mengajak orang-orang dengan perkataan dia "Beritahukan Laa Ilaaha
Illallah" karenanya orang kafir pun menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang
satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami".
Orang qurays di masa waktu seratus tahun nabi sangat paham makna kalimat
tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak hendak menyeru/berdoa
kepada selain Allah.
Inti syahadat
Inilah sekilas tentang makna Laa Ilaaha Illallah yang pada intinya yaitu pengakuan
bahwa tidak mempunyai sesembahan yang mempunyai kecuali Allah ta'ala semata[5].
Kandungan syahadat
 Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim tentang apa yang diyakininya.Ketika
seseorang mengucapkan kalimat syahadah, karenanya dia mempunyai kewajiban
untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang dia ikrarkan itu.
 Sumpah
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berfaedah dia bersedia
menerima dampak dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut.
Artinya, Seorang muslim itu berfaedah siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya
Islam dan penegakan nasihat Islam.
 Janji
Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim yaitu orang-orang yang
berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua
perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al Qur'an maupun Sunnah Rasul.[6]
Syarat syahadat
Syarat syahadat yaitu sesuatu yang tanpa keberadaannya karenanya yang
disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi bila seseorang mengucapkan dua kalimat
syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa diceritakan syahadatnya itu tidak
sah.
Syarat syahadat mempunyai tujuh [7], yaitu:

 Ilmu
Seseorang yang bersyahadat harus mempunyai ilmu tentang syahadatnya. Dia wajib
memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima
konsekuensi ucapannya.
 Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari
syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
 Keikhlasan
Ikhlas berfaedah bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna
syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu
tidak hendak diterima oleh Allah SWT.
 Kejujuran
Kejujuran yaitu kesesuaian selang ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus
dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal
perbuatan.
 Kecintaan
Kecintaan berfaedah mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang
beriman. Cinta juga harus ditemani dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala
sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan
amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.
 Penerimaan
Penerimaan berfaedah penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari
Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada
Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak mempunyai yang dapat menunjuki
dan menyelamatkannya kecuali nasihat yang datang dari syariat Islam. Artinya,
untuk seorang muslim tidak mempunyai pilihan lain kecuali Al Qur'an dan Sunnah
Rasul.
 Ketundukan
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara
lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua
perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan selang penerimaan
dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan diterapkan dengan hati, sedangkan
ketundukan diterapkan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat
tidak harus disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan nasihat Islam dalam
kehidupannya.
Asas dari tauhid dan Islam
Laa Ilaaha Illallah yaitu asas dari tauhid dan Islam dengannya direalisasikan dalam
segala wujud ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa
kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah[8].
Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah yaitu yang ditaati dan tidak
dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai
pertolongan hasrat. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah.
Kalimat Laa Ilaaha Illallah mempunyai gunanya untuk orang yang
mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan perkara kesyirikan.
Makna syahadat untuk Muslim
Untuk penganut agama Islam, Syahadat mempunyai makna sebagai berikut[9]:
 Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman yaitu dengan bersyahadatain
(bersaksi dengan dua kalimat syahadah)
 Intisari nasihat islam; pokok dari nasihat Islam yaitu syahadatain,
sebagaimana nasihat yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya
 Pondasi iman; kontruksi iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua
kalimat syahadah
 Pembeda selang muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban syariat[10] yang hendak diterima atau ditanggung oleh
seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah
 Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang
yang bersyahadatain

C.      Hubungan Iman, Islam, Dan Ihsan


Iman, Islam dan Ihsan satu sama lainya memiliki hubungan karena
merupakan unsur-unsur agama (Ad-Din).
Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan
tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan diantara
ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan
erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait.
Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman,
islam dan ihsan.[9]
Didalam al-qur’an juga disebutkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan memiliki
keterkaitan,yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3 dan QS Ali-Imron ayat 19 yang
berbunyi :

QS Al-Maidah ayat 3  :
‫اليوم اكملت لكم دينكم و اتممت عليكم نعمتي و رضبت لكم االسال م دينا‬
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah
menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah
agama yang benar bagi kalian”.

QS Ali-Imron ayat 19 :
ٰ ‫ِإ َّن ال ّدينَ ِعن َد هَّللا ِ اِإل‬
‫سل ُم‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan selalu diikuti dengan kata addin
yang artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan. Dengan
kata lain dapat dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat
seseorang ber-Islam dan menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan
menjalankan syareatnya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh syariat Islam.
D.   Perbedaan Antara Iman, Islam, dan Ihsan
Disamping adanya hubungan diantara ketiganya, juga terdapat perbedaan
diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan
pada segi keyakinan dalam hati. Islam merupakan sikap untuk berbuat dan
beramal.Sedangkan Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata.
Dengan ihsan, seseorang bisa diukur tipis atau tebal iman dan islamnya.
Iman dan islam bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan
Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan
pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang
enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah
makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada
Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman.
Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah
merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan
adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap
mukmin adalah muhsin. adalah mukmin.[10]
E.       Keutamaan Iman, Islam, Dan Ihsan Bagi Manusia
Setiap pemeluk Islam mengetahui  dengan  pasti  bahwa  Islam (Al-Islam) tidak
sah tanpa iman (Al-Iman), dan  iman  tidak  sempurna  tanpa  ihsan (Al-Ihsan). 
Sebaliknya, ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak mungkin  tanpa 
Islam.
Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan
sebagai berikut:
‫إن اإليمان ليبدو لمعة بيضاء فإذا عمل العبد الصالحات نمت فزادت حتى يبيض القلب كله وإن النفاق‬ : ‫قال علي‬
‫ليبدو نكتة سوداء فإذا انتهك الحرمات نمت وزادت حتى يسود القلب كله‬
“  Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang  putih,
apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut  akan tumbuh dan
bertambah sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan terlihat seperti
titik hitam, maka bila seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka titik
hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga hitamlah (warna) hati”.[11]
Jadi Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar  dalam
pandangan islam ini karena  bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah
SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
BAB II
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.  Iman adalah ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi dgn ketulusan niat dan
dilandasi dengan Sunnah.Islam adalah  inisial  seseorang  masuk  ke dalam 
lingkaran  ajaran  Ilahi.Sedangkan Ihsan adalah adalah cara bagaimana seharusnya
kita beribadah kepada Allah.
2. Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut
kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah.
3. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati.Islam adalah sikap aktif
untuk berbuat atau beramal.Sedangkan Ihsan merupakan perwujudan dari iman dan
islam yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
4. Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar  dalam
pandangan   islam ini karena  bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah
SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
B.    Saran
Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca
senantiasa meningkatkan semangat keagamaandan lebih meningkatkan keimanan
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

http://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/makalah-imanislamihsan.html
Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84
Ibid hal.75
Muhammad Musthafa.Al-Ushulul As-Tsalasa.hal.86
Ibid hal.104
Ibid hal.28
asby ash-Shiddiqy. Al-Ushulu At-Tauhid. hal.31-32.
imam Ab Hanifah, Al-Fiqh al-Akbar, Hedrabad : Dairah al-Ma’arif al-‘Usman³yah,
1979, hlm.6.

Anda mungkin juga menyukai