Disusun Oleh :
1. Ninik Alhikmah
2. Izzatul Azka
4. Syahadat
(Bahasa Arab: الشهادة asy-syahādah audio (bantuan·info)) merupakan asas dan
dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan semua nasihat
Islam.[1]
Etimologi
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida ()شهد, yang gunanya dia telah
menyaksikan. Kalimat itu dalam syariat Islam yaitu sebuah pernyataan keyakinan
dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya.
Kalimat
Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam
bahasa arab Syahadatain berfaedah 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu
adalah:
Kalimat pertama :
ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
Kalimat kedua :
Ilmu
Seseorang yang bersyahadat harus mempunyai ilmu tentang syahadatnya. Dia wajib
memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima
konsekuensi ucapannya.
Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari
syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
Keikhlasan
Ikhlas berfaedah bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna
syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu
tidak hendak diterima oleh Allah SWT.
Kejujuran
Kejujuran yaitu kesesuaian selang ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus
dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal
perbuatan.
Kecintaan
Kecintaan berfaedah mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang
beriman. Cinta juga harus ditemani dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala
sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan
amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.
Penerimaan
Penerimaan berfaedah penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari
Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada
Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak mempunyai yang dapat menunjuki
dan menyelamatkannya kecuali nasihat yang datang dari syariat Islam. Artinya,
untuk seorang muslim tidak mempunyai pilihan lain kecuali Al Qur'an dan Sunnah
Rasul.
Ketundukan
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara
lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua
perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan selang penerimaan
dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan diterapkan dengan hati, sedangkan
ketundukan diterapkan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat
tidak harus disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan nasihat Islam dalam
kehidupannya.
Asas dari tauhid dan Islam
Laa Ilaaha Illallah yaitu asas dari tauhid dan Islam dengannya direalisasikan dalam
segala wujud ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa
kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah[8].
Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah yaitu yang ditaati dan tidak
dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai
pertolongan hasrat. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah.
Kalimat Laa Ilaaha Illallah mempunyai gunanya untuk orang yang
mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan perkara kesyirikan.
Makna syahadat untuk Muslim
Untuk penganut agama Islam, Syahadat mempunyai makna sebagai berikut[9]:
Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman yaitu dengan bersyahadatain
(bersaksi dengan dua kalimat syahadah)
Intisari nasihat islam; pokok dari nasihat Islam yaitu syahadatain,
sebagaimana nasihat yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya
Pondasi iman; kontruksi iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua
kalimat syahadah
Pembeda selang muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban syariat[10] yang hendak diterima atau ditanggung oleh
seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah
Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang
yang bersyahadatain
QS Al-Maidah ayat 3 :
اليوم اكملت لكم دينكم و اتممت عليكم نعمتي و رضبت لكم االسال م دينا
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah
menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah
agama yang benar bagi kalian”.
QS Ali-Imron ayat 19 :
ٰ ِإ َّن ال ّدينَ ِعن َد هَّللا ِ اِإل
سل ُم
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan selalu diikuti dengan kata addin
yang artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan. Dengan
kata lain dapat dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat
seseorang ber-Islam dan menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan
menjalankan syareatnya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh syariat Islam.
D. Perbedaan Antara Iman, Islam, dan Ihsan
Disamping adanya hubungan diantara ketiganya, juga terdapat perbedaan
diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan
pada segi keyakinan dalam hati. Islam merupakan sikap untuk berbuat dan
beramal.Sedangkan Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata.
Dengan ihsan, seseorang bisa diukur tipis atau tebal iman dan islamnya.
Iman dan islam bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan
Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan
pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang
enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah
makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada
Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman.
Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah
merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan
adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap
mukmin adalah muhsin. adalah mukmin.[10]
E. Keutamaan Iman, Islam, Dan Ihsan Bagi Manusia
Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam (Al-Islam) tidak
sah tanpa iman (Al-Iman), dan iman tidak sempurna tanpa ihsan (Al-Ihsan).
Sebaliknya, ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak mungkin tanpa
Islam.
Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan
sebagai berikut:
إن اإليمان ليبدو لمعة بيضاء فإذا عمل العبد الصالحات نمت فزادت حتى يبيض القلب كله وإن النفاق : قال علي
ليبدو نكتة سوداء فإذا انتهك الحرمات نمت وزادت حتى يسود القلب كله
“ Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang putih,
apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut akan tumbuh dan
bertambah sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan terlihat seperti
titik hitam, maka bila seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka titik
hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga hitamlah (warna) hati”.[11]
Jadi Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam
pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah
SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Iman adalah ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi dgn ketulusan niat dan
dilandasi dengan Sunnah.Islam adalah inisial seseorang masuk ke dalam
lingkaran ajaran Ilahi.Sedangkan Ihsan adalah adalah cara bagaimana seharusnya
kita beribadah kepada Allah.
2. Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut
kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan
diri kepada Allah.
3. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati.Islam adalah sikap aktif
untuk berbuat atau beramal.Sedangkan Ihsan merupakan perwujudan dari iman dan
islam yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
4. Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam
pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah
SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
B. Saran
Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca
senantiasa meningkatkan semangat keagamaandan lebih meningkatkan keimanan
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/makalah-imanislamihsan.html
Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84
Ibid hal.75
Muhammad Musthafa.Al-Ushulul As-Tsalasa.hal.86
Ibid hal.104
Ibid hal.28
asby ash-Shiddiqy. Al-Ushulu At-Tauhid. hal.31-32.
imam Ab Hanifah, Al-Fiqh al-Akbar, Hedrabad : Dairah al-Ma’arif al-‘Usman³yah,
1979, hlm.6.