Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

(PKL)
UJI KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI

Di susun sebagai syarat mengikuti Uji Kompetensi Keahlian (UKK)

Program Keahlian Farmasi

Di susun oleh :

Nama : Efi Uliyasari


Kelas : XII Farmasi 1
Kompetensi Keahlian : Farmasi

SMK FARMASI TELADAN MRANGGEN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Uji Kompetensi Keahlian Farmasi

Di susun oleh:

Nama : Efi Uliyasari


Kelas : XII Farmasi

Telah memenuhi syarat dan di setujui oleh pembimbing untuk dilaksanakan Uji
Kompetensi Keahlian bagi yang bersangkutan.

Disahkan di : SMK Farmasi Teladan

Pada tanggal :

Ketua Kompetensi Keahlian Pembimbing UKK Sekolah Farmasi

apt. Aini Mustaghfiroh, S.Farm apt. Indah Yuniarsih, S.Farm

Mengetahui Kepada
Kepala SMK Farmasi Teladan Mranggen

apt. B.Bagus Aditya Abadi, M. Farm

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpah dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini , penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bp. Bagus Aditya Abadi, selaku kepala SMK Farmasi Teladan Mranggen.
2. Indah Yuniarsih selaku Ketua Program Keahlian Farmasi SMK Farmasi
Teladan.
3. Indah Yuniarsih, selaku pembimbing PKL dari SMK Ibu Farmasi Teladan.
4. Orang tua yang telah memberikan doa dan motivasi.
5. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena
itu penyusun mengharapkan saran dan masukan yang membangun, sehingga di
waktu yang akan datang akan lebih baik.

Demak, ......................2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
Bab I: Pendahuluan...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Dasar pemikiran................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................5
1.4 Manfaat.............................................................................................5
1.5 Pelaksanaan......................................................................................5
1.6 Peserta...............................................................................................5
Bab II: Tinjauan Umum Sekolah......................................................................6
2.1 Sejarah Singkat.................................................................................6
Bab III: Laporan Ujian Praktik.........................................................................7
3.1 Jurnal Topik Yang Dilakukan...........................................................7
3.2 Jurnal Kegiatan Yang Dilakukan......................................................8
Bab IV: Penutup...............................................................................................9
4.1 Kesimpulan.......................................................................................9
4.2 Saran................................................................................................9
Daftar Pustaka.................................................................................................10
Lampiran (Dokumentasi)................................................................................11

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMK Farmasi Teladan sebagai satuan pendidikan penyelenggara Uji


Kompetensi Keahlian yang merupakan bagian dari Ujian Nasional mengacu
pada standar kompetensi lulusan tahun pelajaran 2021/2022. Penyelenggaraan
Uji Kompetensi Keahlian yang diselenggarakan SMK Farmasi Teladan
Mranggen terdiri atas Ujian Teori Kejuruan dan Praktik Kejuruan.

SMK Farmasi Teladan adalah lembaga kejuruan kefarmasian yang


berada dibawah naungan pondok pesantren yang memadukan
keimanan,keahlian,dan akhlak mulia. Menndidik dan mempersiapkan siswa
pandai dan terampil dalam bidang kesehatan

SMK Farmasi Teladan berlokasi di jalan pungkuran raya no 144,


kelurahan mranggen kecamatan demak.

B. Dasar Pemikiran
1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan nasional.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket
A, Program Paket B, dan Program Paket C
6) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012
tentang Pendidikan Keagamaan Islam

1
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2013 tentang Kriteris Kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian.
8) POS Penyelenggaraan ujian nasional Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa,
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan, serta Pendidikan Kesetaraan program
Paket A/ULA, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program
Paket C kejuruan. Tahun Pelajaran 2021/2022 Badan Standar Nasional
Pendidikan.
9) Pedoman Penyelenggaraan Ujian Praktek Keahlian (UKK) SMK Tahun
Pelajaran 2021/2022 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
10) Surat keputusan kepala SMK Farmasi Teladan tahun 2021/2022

C. Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan praktik kerja lapangan di SMK Farmasi
Teladan adalah :
1) Mengukur kemampuan peserta pkl dalam mengerjakan sebuah penugasan
atau membuat suatu produk sesuai tuntutan standar kompetensi.
2) Merupakan salah syarat kelulusan dari SMK Farmasi Teladan.
3) Melatih kedisiplinan

D. Manfaat
Manfaat dari penyelenggaraan pkl di SMK Farmasi mranggen adalah :

- Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan dalam meningkatkan


kualitas penilaian yang digunakan.

Bagi Orangtua/Komite sekolah :

2
- Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
efektivitas pendidikan

Bagi Peserta Didik :


- Untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik agar
lebih bertanggung jawab

E. Pelaksanaan
Tanggal : 26 april s.d 26 mei 2022
Waktu : 07.00 s.d 14.00
Tempat : Apotek Jamus

F. Peserta

Penyusun Laporan Uji Kompetensi Keahlian adalah Efi uliyasari

3
BAB II

TINJAUAN APOTEK

A. Definisi Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2017 Tentang apotek . Apotek sebagai salah satu sarana
pelayanan kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban  menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan
farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin.

B. Tugas dan Fungsi Apotek


Kegiatan apotek mempunyai lima fungsi yang utama yaitu:

1. Pembelian

2. Gudang

3. Pelayanan

4. Penjualan

5. Administrasi

Menurut Peraturan Pemerintahan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi


apotek adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan 


sumpah jabatan Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian
3. Sarana yang digun akan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat,

4
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

C. Persyaratan Pendirian Apotek


Suatu  apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apoteker
(SIA). SuratIzinApoteker (SIA) adalahsurat yang diberikan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerjasama dengan
pemilik sarana apotek untuk menyelenggarakan pelayanan apotek disuatu tempat
tertentu. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/MENKES/SK/X/2002, disebutkan bahwa persyaratan-persyaratan
apotek adalah:

1. Untuk mendapat izin apotek, apoteker yang bekerjasama dengan pemilik


sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan
farmasi.
Persyaratan lain yang harusdi perhatikan untuk mendirikan suatu apotek,
antara lain:

1. Tenaga Kerja/Personalia Apotek


Menurut Permenkes No. 889 tahun 2011, Tenaga Kefarmasian adalah
tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpat jabatan Apoteker. Tenaga
Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasidan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten
Apoteker.

5
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/MENKES/SK/X/2002, personil apotek terdiri dari:

a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu Apoteker yang telah memiliki


SuratIzin Apotek (SIA).
b. Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di Apotek di samping
APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari bukaApotek.
c. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah
memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di Apotek
lain.
d. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai
Asisten Apoteker. Sedangkan tenaga lainnya yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan di apotek terdiri dari:
1) Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan Asisten Apoteker.
2) Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat penerimaan
dan pengeluaran uang.
3) Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi
apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan
keuangan apotek
2. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian;


b. SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian;
c. SIK bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas
produksi atau fasilitas distribusi / penyaluran.
Untuk memperoleh SIPA sesuai dengan PP RI  No. 51 tahun 2009 
tentang Pekerjaan Kefarmasian, seorang Apoteker harus memiliki Surat Tanda

6
Registrasi Apoteker (STRA). STRA ini dapat diperoleh jika seorang apoteker
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki Ijazah Apoteker.


b. Memiliki sertifikat kompentensi apoteker.
c. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah dan janji apoteker.
d. Surat sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai surat izin praktek.
e. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan etika profesi.

3. Lokasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.922/MenKes/PER/X/1993, lokasi apotek tidak lagi ditentukan harus
memiliki jarak minimal daria potek lain dan sarana apotek dapat di dirikan
pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar
sediaan farmasi, namun sebaiknya harus mempertimbangkan segi penyebaran
dan pemerataan pelayanan, jumlah penduduk, jumlah dokter, sarana pelayanan
kesehatan, lingkungan yang higienis, keamanan dan mudah dijangkau
masyarakat banyak dengan kendaraan dan faktor-faktor lainnya.

4. Bangunan dan kelengkapannya

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.922/Menkes/Per/X/1993, luas apotek tidak diatur lagi, namun harus
memenuhi persyaratan teknis, sehingga kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi serta kegiatan pemeliharaan perbekalan farmasi dapat terjamin
Persyaratan teknis apotek adalah bangunan apotek setidaknya terdiri dari:

a. Ruang tunggu pasien.


b. Ruang peracikan dan penyerahan obat.
c. Ruang administrasi.
d. Ruang penyimpanan obat.
e. Ruang tempat pencucian alat.
f. Kamar kecil (WC).

7
Selain itu bangunan apotek harus dilengkapi dengan:

a. Sumber air yang memenuhi persyaratan kesehatan.


b.  Penerangan yang cukup sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan
fungsi apotek.
c. Alat pemadam kebakaran minimal duabuah yang masih berfungsi dengan
baik.
d. Ventilasi dan sistem sanitasi yang memenuhi persyaratan hygiene lainnya.
e. Papan nama apotek, yang memuat nama apotek, nama APA, nomor Surat
Izin Apotek (SIA), alamat apotek dan nomor telpon apotek (bila ada). Papan
nama apotek dibuat dengan ukuran minimal panjang 60 cm, lebar 40 cm
dengan tulisan hitam diatas dasar putih dengan tinggi huruf minimal 5 cm
dan tebal 5 cm.
5. Perlengkapan apotek

Perlengkapan yang wajib dimiliki oleh apotek adalah:

1. Alat pembuatan, pengelolaan, peracikan obat, seperti: timbangan, mortir,


gelas piala dan sebagainya.
2. Wadah untuk bahan pengemas dan bahan pembungkus, seperti:etiket,
wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat.
3. Perlengkapan dan tempat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari
dan rak untuk penyimpanan obat, lemari pendingin, lemari untuk
penyimpanan narkotika dan psikotropika.
4. Alat administrasi seperti blanko pemesanan obat, kartu stok obat, faktur,
nota penjualan, salinan resep, alat tulis dan sebagainya.
5. Pustaka, seperti Farmakope edisi terbaru dan kumpulan peraturan
perundang-undangan serta buku-buku penunjang lain yang berhubungan
dengan apotek.

D. Kegiatan Pelayanan kefarmasian


1. Apotek wajib dibuka untuk melayani masyarakat dari pukul 08.00-22.00

8
2. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.Pelayanan
resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola apotek.
3. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker tidak
diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat
paten. Dalam hal pasien tidak mampu menembus obat tertulis didalam resep,
apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih
tepat.
4. Apoteker wajib memberikan informasi:
a. Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien
b. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat.
5. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep ada kekeliruan atau
penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada
dokter penulis resep. Bila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya dokter
wajib membutuhkan tandatangan yang lazim diatas resep atau dinyatakan
tertulis.

6. Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker


Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka
waktu 3 tahun. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada
dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang
bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut
peraturan perundang-undangan yang belaku.

Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan sesuai


Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 adalah sebagai
berikut:

1. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai
apoteker.

9
Tugas dan Kewajiban Apoteker:

a. Bertanggung jawab atas proses pembuatan obat, meskipun obat dibuat oleh
asisten apoteker.
b. Kehadiran nyaditempat petugas diatur oleh undang-undang No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan.
c. Wajib berada ditempat selama jam apotek buka
d. Wajib menerangkan ke konsumen tentang kandungan obat yang ditebus.
Penjelasan ini tidak dapat diwakilkan kepada asisten atau petugas apotek
e. Membahas dan mendiskusikan resep obat langsung kepada dokter bukan
asisten atau petugas apotek
f. Wajib menjaga keserasian apotek
2. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada
apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA)
untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat tertentu.
3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin
Apotek dari Dinas Kesehatan Kota/kabupaten dimanaapotekter sebut didirikan.
Tugas, Kewajiban dan Wewenang:

a. Memimpin semua kegiatan apotek, antara lain mengelola kegiatan


kefarmasian serta membina karyawan menjadi bawahan apotek.
b. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan
dan mengembangkan hasil usaha apotek.
c. Mengatur dan mengawasi penyimpanan serta kelengkapan terutama di
ruang peracikan.
d. Membina serta member petunjuk teknis farmasi kepada bawahannya
terutama dalam memberikan informasi kepada pasien.
4. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek disamping
Apoteker Pengelola Apotek dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu
pada hari buka apotek.
5. Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan Apoteker Pengelola
Apoteker selama Apoteker Pengelola Apotekter tersebut tidak berada ditempat

10
lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki surat izin kerja dan
tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek lain.
6. Tenaga teknis Kefarmasianadalah mereka yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
sebagai asisten apoteker.

3.1. Sejarah Apotek Jamus


Apotek Jamus berdiri berdasarkan sebagai pelengkap praktek dokter dan
sebagai salah satu tempat pendistribusian obat dan alat kesehatan yang resmi
harus dapat memenuhikebutuhan masyarakat akan obat dan alat kesehatan.

Apotek Jamus merupakan salah satu dari sarana kesehatan dengan


kelengkapan Praktek dokter Spesialis Saraf yang berada di Kecamatan Guntur,
yang bertujuan untuk mempermudah melakukan pengobatan rawat jalan bagi
pasien yang berada di kabupaten terutama wilayah yang jauh dari rumah sakit

3.2. Sarana & Prasarana di Apotek


Di Apotek Jamus sarana dan prasarana yang tersedia meliputi :

1. Tempat penerimaan dan penyerahan resep


Tempat penerimaan dan penyerahan resep letaknya pada bagian paling
depan, memanfaatkan meja etalase dan mudah terlihat oleh pasien.

2. Tempat pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)


Tempat pelayanan resep dan peracikan sediaan secara terbatas meliputi rak
obat kecil sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
disediakan peralatan peracikan, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari
pendingin, blanko salinan resep, etiket obat. Tempat ini diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan proses peracikan dilakukan.

3. Tempat penyimpanan sediaan farmasi.


Tempat penyimpanan berupa rak/lemari obat, lemari pendingin, dan laci
penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika.Rak / lemari obat
dibedakan atas bentuk sediaan dan jenisnya obatnya.

11
4. Tempat arsip
Tempat arsip berupa sebagian kecil dari rak lemari digunakan untuk
menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan sediaan farmasi,
dalam jangka waktu tertentu. Biasanya setelah satu bulan arsip akan
dikemas dalam kerdus dan diletakkan gudang khusus.

5. Tempat sholat dan gudang kecil


Digunakan karyawan untuk tempat solat dan menaruh berkas yang
sudahdikemas dalam kardus.

3.3. Kegiatan PKL


Kegiatan PKL di Apotek Jamus Pakis Kecamatan Guntur dilaksanakan
selama bulan Februari 2019. Kegiatan yang dilakukan selama peserta mengikuti
praktek meliputi berbagai pembelajaran mengenai pengelolaan apotek yang
meliputi manajerial farmasi yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan sebagian kecil
dari pelayanan farmasi klinik.Selama melaksanakan kegiatan PKL, Peserta ikut
dalam proses manajerial farmasi seperti pemesanan obat, penyimpanan obat, stock
opname, pencatatan barang, peresepan, pelaporan, dan lainnya. Manajerial farmasi
diperlukan untuk menjamin bahwa setiap produk obat yang masuk maupun keluar
tercatat dengan rapi sehingga dapat dipastikan bahwa harga produk yang
dibebankan kepada pasien tidak lebih rendah dari pada harga pembelian dari
Pedagang Besar Farmasi (PBF).

1) Pengelolaan Sediaan Farmasi


a. Perencanaan
Perencanaan pembelian obat di Apotek Jamus dilakukan setiap hari dengan
menggunakan metode konsumsi. Perencanaan dilakukan dengan kesepakatan di
awal, bahwa yang membuat adalah petugas dinas sore.

Tenaga Teknis Kefarmasian dinas sore mencatat pada sebuah buku, barang
apa saja yang harus dibeli meliputi nama barang dan jumlah dengan

12
memperhatikan juga pengeluaran pada buku defekta. Hal- hal yang diperhatikan
petugas Apotek Singosari dalam membuat perencanaan adalah :

1. Buffer yang ditetapkan tidaklah sama dalam perencanaan, memperhatikan


apakah obat tersebut fast moving ataukah slow moving.
2. Sisa stok obat yang ada di apotek.
3. Waktu tunggu pemesanan.
Untuk beberapa obat ada yang waktu tunggunya lama ada yang langsung bisa
terpenuhi oleh distributor.

4. Data pemakaian obat, dengan melihat buku defekta dan membaca pola
pembelian masyarakat sekitar Apotek Singosari.
5. Rencana pengembangan.
Jika ada informasi obat baru yang kira- kira harus disediakan dan sebelumnya
banyak dicari oleh masyarakat.

6. Penetapan prioritas obat yang harus segera diadakan dengan memperhatikan


keuangan Apotek Singosari.
b. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi di Apotek Jamus dilakukan oleh TTK yang
bertugas pagi, secara bergantian dan atas sepengetahuan apoteker. Pengadaan
dilakukan ke PBF, sub distributor maupun melalui apotek lain yang juga
menjual obat dengan harga khusus. Pengadaan obat dan/atau bahan obat di
apotek menggunakan surat pesanan yang mencantumkan SIA, ditandatangani
oleh apoteker pemegang SIA dengan mencantumkan nomor SIPA Ibu Vicky
Puspitasari S.Farrm.,Apt

Surat Pesanan di Apotek Jamus dibuat secara manual, dengan


mencantumkan :

1) SP asli dan dibuat rangkap 2 (dua). Satu rangkap surat pesanan diserahkan
kepada pemasok dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip.

13
2) Ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab, dilengkapi dengan nama
jelas, dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) Ibu Vicky Puspitasari
S.Farrm.,Apt
3) Mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
lengkap dan stempel Apotek Jamus.
4) Mencantumkan nama PBF/sub distributor/apotek pemasok beserta alamat
lengkap.
5) Mencantumkan nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
dalam bentuk eceran) dari obat/bahan obat yang dipesan.
6) Diberikan nomor urut, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas.
7) Untuk pesanan narkotik digunakan SP khusus narkotika, dibuat rangkap tiga
dan ditujukan ke PBF PT.Kimia Farma.
8) Untuk pesanan psikotropika digunakan SP khusus psikotropika, dibuat
rangkap tiga dan ditujukan ke PBF sesuai barang.
9) Untuk obat yang mengandung bahan baku prekursor farmasi menggunakan
SP khusus, dibuat rangkap tiga dan ditujukan ke PBF sesuai barang.
10) Untuk obat yang mengandung obat jadi prekursor farmasi menggunakan SP
khusus, dibuat rangkap tiga dan ditujukan ke PBF sesuai barang.
Pembelian barang di Apotek Singosari dilakukan dengan 3 cara yaitu :

1. Sistem kredit berjangka 30 hari.


Hampir semua barang dibeli dengan kredit di PBF ataupun sub distributor
dengan pertimbangan keterbatasan modal dan efisiensi.

2. COD (Cash On Delivery).


Untuk pembelian barang di apotek lain dengan pertimbangan jumlah dan
kecepatan ketersediaan barang dilakukan dengan cara pembelian tunai.

3. Konsinyasi.
Untuk barang baru yang belum dikenal masyarakat biasanya distributor
menitipkan barang dengan sistem konsinyasi. Jumlah barang akan dikontrol
tiap akhir bulan dan hanya barang yang terpakai / terjual yang akan dibayar.

14
Kriteria pemasok yang menjadi pertimbangan Apotek Singosari dalam
proses pengadaan barang adalah :

1. Legalitas pemasok (PBF)

2. Service, meliputi ketepatan waktu, barang yang dikirim, ada


tidaknyadiskon/bonus, layanan obat ED dan tenggang waktu penagihan.

3. Kualitas obat, perbekalan farmasi lain.

4. Ketersediaan obat yang dibutuhkan.

5. Harga.

c. Penerimaan
Penerimaan barang pesanan di Apotek Singosari dilakukan untuk menjamin
kesesuaianjenisspesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga
yangterteradalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

Penerimaan bisa dilakukan di pagi hari maupun sore pada jam buka apotek
tidak dibatasi waktu.Teknis penerimaan yang dilakukan pada saat penerimaan
barang adalah:

1. Kebenaran nama, jenis, nomor bacth, tanggal kadaluwarsa, jumlah dan


kemasan harus sesuai dengan surat pengantar / pengiriman barang dan/atau
faktur penjualan.
2. Kondisi kemasan termasuk segel, label dan/atau penandaan dalam kondisi baik.
3. Dilakukan penandatangani surat pengantar / pengiriman barang dan/atau
faktur penjualan dengan mencantumkan nomor SIK TTK dan dibubuhi
stempelApotek Jamus.
4. Jika ditemukan obat dengan kondisi kemasan tidak baik,maka obat tersebut
dikembalikan dengan disertai bukti retur.
5. Untuk penerimaan narkotika atau psikotropika diterima oleh Ibu Vicky
Puspitasari yang memiliki SIPA dan tidak didelegasikan ke TTK yang ada.

15
6. Untuk penerimaan obat dengan kondisi khusus (memerlukan suhu dingin /2-8
derajat Celcius) penerimaan belum melihat suhu yang tercantum pada
termometer pengiruman bahkan tidak menanyakan ada tidaknya termometer.
d. Penyimpanan
Setelah perbekalan farmasi diterima dilakukan perhitungan harga dengan
memperhatikan laba apotek. Harga obat dihitung dari faktur setelah PPN
ditambahkan 15 % sebagai keuntungan apotek. Harga dicatat di buku daftar harga
dan di cantumkan dalam kemasan obat. Setelah dilakukan pemberian harga
dilakukan penyimpanan perbekalan farmasi.

Penyimpanan obat setelah proses penerimaan dilakukan di Apotek Singosari


adalah sebagai berikut:

1. Obat/bahan obat disimpan dalam wadah asli dari pabrik (box obat).
2. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya, obat dengan kondisi suhu khusus (2-8)
disimpan di lemari pendingin.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuksediaan dan
kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis, tetapi belum memperhatikan
LASA (Look Alike Sound Alike). Beberapa obat dengan nama hampir sama
diletakkan bersebelahan tanpa penandaan khusus.
4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out)
5. Untuk obat fast moving dengan jumlah yang banyak sebagian disimpan di
lemari yang difungsikan sebagai gudang.
6. Untuk penyimpanan narkotika, psikotropika diletakkan di laci dalam posisi
aman dan terkunci serta dilengkapi kartu stok.
7. Kunci tempat penyimpanan narkotika, psikotropika dikuasai oleh penanggung
jawab jaga di setiap shift.
8. Kebersihan tempat penyimpanan yang terdiri dari rak ataupun lemari selalu
dikontrol setiap minggu oleh karyawan apotek.

16
BAB

PEMBAHASAN

1.1 Pengelolaan di Apotek Jamus


Apotek Jamus merupakan Apotek yang berdiri untuk melengkapi praktek
dokter yang ada. Apotek tersebut didirikan oleh seorang dokter spesialis yang
melakukan praktek dokter di tempat. Dalam pengelolaan sediaan farmasi dan
perbekalan farmasi di Apotek Jamus hampir memenuhi persyaratan, mulai dari
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian.

Dalam perencanaan pengadaan di Apotek Jamus menggunakan cara pola


konsumsi dan pola penyebaran penyakit yang sedang beredar , dilihat dari jumlah
resep yang masuk di apotek dari praktek dokternya, maka obat – obatan yang
sering masuk dalam perencanaan untuk pengadaannya itu misalnya obat Epilepsi
golongan Psikotropika, Vitamin, obat Diabetes Hipertensi, antasida dan lain
sebagainya. Akan tetapi ada beberapa obat yang stoknya kosong dan tidak ada
obat lain sebagai pengganti kekosongan stok tersebut, hingga dokter prakteknya
harus memberikan resep untuk ditebus di apotek luar, dengan ini membuat
kerugian untuk apoteknya.

Solusinya sebelum melakukan perencanaan perlu mempertimbangkan


beberapa hal :

1. Obat yang dipilih sesuai dengan standar mutu yang terjamin


2. Dosis obat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan terapi.
3. Obat yang mudah di simpan
4. Obat yang mudah di dapatkan
5. Biaya pengadaan yang terjangkau
6. Dampak administrasi yang mudah di atasi.
Dalam melakukan pengadaan Apotek Jamus selalu mempertimbangkan
kualitasnya. Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka dalam

17
melakukan pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi dan sesuai
peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Adakalanya ditemukan permasalahan, terkait jumlah obat yang terlalu


banyak yang dipesantetapi kebutuhannya tidak banyak.Seperti pemesanan obat
vitamin C, obat diabetes (Glibenclamide), cholrampenicol, PTU, asam
traneksamat, poviral(acyclovir), vitamin untuk kulit, minyak ikan, sirup obat
dengan merek dagang berbeda yang untuk digunakan sebagai obat dalam praktek
dokter, yang kebutuhannya hanya beberapa yang stok obatnya masih banyak yang
tidak digunakan dan obat sampai kadaluarsa. Dalam permasalahan ini berdampak
pada administrasi apotek yang harus menyiapkan pengeluaran dana yang lebih
untuk obat yang lain. Solusinya seharusnya melakukan pengadaan dengan
kebutuhan atau sesuai perencanaan , bukan hanya karena diskon yang besar dari
distributor.

Penerimaan merupakan suatu rangkaian kegiatan menerima obat –obatan


yang dilakukan dari pemesanan kita di PBF( Pasar Besar Farmasi). Dalam
penerimaan ada bebrapa hal yang harus di perhatikan seperti:

1. Obat yang diterima baik jenis atau jumlahnya sesuai dengan data yang tertulis
2. Kebenaran pada identitas produk
3. Tidak terlihat tanda-tanda kerusakan produk
4. Tidak di temukan kebocoran pada produk
5. Tidak di temukan tube, kapsul, atau ampul yang kosong atau pecah
6. Jangka waktu kadaluarsa yang memadai
Namun saat penerimaan obat dengan bentuk sirup jarang dibuka kardusnya
untuk melihat kondisi dari sirup tersebut.Akibatnya, ketika sirup tersebut saat
akan di campurkan dengan sediaan sesuai dengan permintaan dokter, ditemukan
warna yang berbeda, membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan sirup
pengganti,jadi saat dibutuhkan sirup tidak bisa didapatkan dengan cepat.

Solusi yang dapat di berikan adalah setiap menerima barang harus dicek
dengan benar terutama sirup, agar bisa langsung diretur dan cepat mendapatkan
gantinya.

18
Penyimpanan merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola persediaan.
Penyimpanan merupakan suatu hal terpenting dalam pengelolahan dalam apotek,
dengan tujuan :

1. Kualitas obat dapat di perhatikan
2. Barang terhindar dari kerusakan fisik
3. Pengawasan stok mudah di lakukan
4. Mempermudah dalam melakukan pencarian
5. Barang yang aman dari pencuri
Penyimpanan pada Apotek Jamussetelah melakukan pelayanan pembelian
obat bebas dan yang lain tidak jarang mereka lupa untuk mengurangi stok
obatnya, akibatnya, banyak obat yang tidak diketahui jumlahnya. Solusinya
seharusnya setelah pengambilan obat langsung dicatat pada kartu stok agar mudah
melakukan pengontrolan obat tersebut.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Selama 3 tahun kami bersekolah di Smk Farmasi Teladan kami


mendapatkan banyak manfaat baik yaitu sebuah pengalaman, pengetahuan
dan semua yang terkait dalam dunia kerja. Sehingga semua itu bisa saya
terapkan dalam dunia kerja suatu saat nanti.

4.2. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini


maka dari itu saya selaku penyusun meminta kepada bapak/ibu pembimbing
untuk memberi saran yang membangun dan menjadikan saya lebih baik
untuk kedepannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.wasito.info/2019/07/tujuan-dan-manfaat-pkl-sekolah-
menengah.html?m=1
https://makalah.id/contoh-kata-pengantar-laporan-prakerin/

21
Lampiran Foto Kegiatan

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai