Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SISWA

KEGIATAN PRAKTEK KEAHLIAN


PADA PROGRAM PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :

1. Karina Puspitasari
2. Neviyati Nurul Hidayah
3. Rizki Nur Hendrawan

SMK MUHAMMADIYAH KOTA MAGELANG


Jl. Tidar 21 Magelang Jawa Tengah
2020/2021
IDENTITAS DU/DI

Nama DU/DI : Apotek Rahardjo Blabak


Jenis Usaha/BidangPerkerjaan : Perdagangan dan Jasa
Alamat : Jl Magelang – Jogja Km 10 Jetak Blabak
Nama Pemimpin : Faisol Ratnadi
Nama Pembimbing : Siget Prasetyo Aji, S. Farm,. Apt

Pembimbing DU/DI

Magelang, 7 Agustus 2021


DAFTAR ISI.........................................................................................iii
IDENTITAS SISWA............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan..........................................1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................1
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan......................................................2

BAB II KETENTUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN.............2


A. Ketentuan Umum Institusi Apotek..................................................2
B. Tugas dan Fungsi Institusi Apotek...................................................2
C. Pendiri Institusi Apotek....................................................................2
D. Pengelolaan Sumber Insitusi Apotek...............................................2

BAB III PEMBAHASAN..................................................................3


A. Waktu dan tempat...........................................................................3
B. Pengelolaan Sedian Farmasi dan Perbekalan..................................3
C. Pelayanan.........................................................................................4
D. Evaluasi Mutu Pelayanan................................................................10
E. Strategi Pengembangan....................................................................10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................10


A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................13

LAMPIRAN 1.....................................................................................14
1.1 Letak Apotek..................................................................................14
1.2 Etalase Apotek...............................................................................14
IDENTITAS SISWA
Nama : KARINA DEWI PUSPITASARI
Tempat/tanggal lahir : MAGELANG, 16 MEI 2004
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Golongan Darah :B
Kelas : XI FARMASI

IDENTITAS SISWA
Nama : NEVIYATI NURUL HIDAYAH
Tempat/Tanggal lahir : MAGELANG, 29 NOVEMBER 2003
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Golongan Darah :
Kelas : XI FARMASI

IDENTITAS SISWA
Nama : RIZKI NUR HENDRAWAM
Tempat/Tanggal lahir : MAGELANG, 11 OKTOBER 2003
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Golongan Darah :
Kelas : XI FARMASI
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Praktik Kerja Industri (PKL) Kompetensi
Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas SMK Muhammadiyah Kota Magelang Tahun Pelajarab
2020/2021 pada:
Hari/Tanggal : 7 Agustus 2021
Tempat : SMK Muhammadiyah Kota Magelang

Guru Pembimbing Sekolah Guru Pembimbing Lapangan

Akhlis Rifai, S.Far,. Apt Sigit Prasatyo Aji S. Farm., Apt


NBM. 129 3143

Mengetahui

Kepala Sekolah

Atiningsih, S.Pd
NBM 746172
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan yang maha pemgasih atau maha penyayang atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini terselesaikan.Sebagaimana laporan ini
disusun ,sebagai prasyarat kerja industri dan kenaikan kelas. Laporan ini merupakan
pertanggungjawaban penulis terhadap kegiatan PKL.Kami selaku penulis menyadari isi laporan
ini masih memerlukan perbaikan dan pengembangan guna mencapai sebuah laporan yang
representative. Oleh karena itu kritik dan saran perbaikan yang sifatnya membangun senantiasa
diharapkan dengan senang hati. Dengan terselesainya laporan ini,penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Atiningsih, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah Kota Magelang.


2. Fauzi Rahardjo SH Selaku pimpinan Apotek Rahhardjo Blabak.
3. Sigit Prasetyo sebagai apoteker penanggung jawab Apotek Rahardjo Blabak.
4. Akhlis Rifai, S.Farm.,Apt sebagai guru pendamping.
5. Panitia Praktek Kerja Lapangan SMK Muhammadiyah Kota Magelang.
6. Staf dan karyawan Apotek Rahardjo Blabak.
7. Orang tua yang mendukung
8. Teman teman seperjuangan.

Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap
agar laporan selanjutnya dapat tersusun lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan.


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan progam khusus yang harus
dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kurikulum ajaran
baru.Praktek Kerja Lapangan dimaksud kan untuk mendekatkan siswa kepada tuntutan
kerja/industri, yang sekaligus diharapkan mampu memberikan umpan balik kepada
pihak dunia usaha industri maupun sekolah sebagai lembaga pelaksanaan pendidikan
formal, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan
SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia usaha industri serya masukan-
masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan khususnya di SMK
Muhammadiyah Kota Magelang.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.
Praktek Kerja Lapangan pada program keahlian farmasi, penulis
memiliki tujuan:
1. Dapet mengetahui dunia kerja sehingga lulus tidak kaget
apabila setelah lulus langsung berkerja.
2. Dapat mengetahui sistem administrasi diapotek
3. Dapat membandingkan dan menerapkan pengetahuan yang telah di dapatkan di
sekolah dengan apa yang tidak terjadi didunia kerja.
4. Dapat mendapatkan ilmu baru yang tidak di ajarkan di sekolah
5. Dapat mengetahui bagaimana sopan santun dalam bermasyarakat.
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Kerja sama antara SMK dengan Apotek dilaksanakan dalam prinsip saling
membantu,saling mengisi,dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan akan memberi nilai
tambahan atau manfaat bagi pihak-pihak yang berkerja sama sebagai berikut:
- Manfaat Bagi Apotek
Apotek dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar dan bekerja di tempat PKL,
Umumnya peserta PKL telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif sehingga pada
pengertian tertentu peserta PKL adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.
Memberi kepuasan bagi apotek karena dia ikut serta menentukan masa depan anak
bangsa melalui PKL.
- Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan Pendidikan umum memberi keahlian profesional bagi peserta didik lebih
terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program
pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and
Match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah karena
tamatnya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk
kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.
- Manfaat Bagi PKL
Hasil belajar peserta PKL akan lebih bermakna, karena setelah taamt akan betul-
betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf
hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan.
BAB II
TUJUAN UMUM INSTITUSI APOTEK

A. Ketentuan Umum Institusi Apotek


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Perkerjaan
Kefarmasiaan Pasal 1 Ayat 13 disebutkan bahwa yang di maksud Apotek adalah Sarana
pelayanan kefarmasiaan tempat dilakukam praktek kefarmasian oleh Apoteker. Dalam
peraturan yang sama Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa Pekerjaan Kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat
dan obat tradisional. Pada pasal yang sama Ayat 3 dijelaskan bahwa Tenaga Kefarmasian
adalah Tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri dari Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasiaan dan pada ayat 6 disebutkan pula bahwa Tenaga Teknis
Kefarmasian adalah Tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian , yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan
Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.

B. Tugas dan Fungsi Institusi Apotek


Sesuai dengan peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 200o Tentang Perkerjaan
Kefarmasian dijelaskan bahwa tugas dan fungsi apotek adalah:

1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan


sumpah.
2. Apotek berfungsi sebagai sarana pelayanan yang dapat dilakukan pekerja Kefarmasian
berupa peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat.
3. Apotek berfungsi sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus
menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
4. Apotek berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi meliputi:
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan
kepada dokter dan tenaga kesehatan lainya maupun kepada masyarakat.
b. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat serta
perbekalan farmasi lainnya.

C. Pendirian Industri Apotek


1. Sejarah Institusi Apotek
Bermula dari pendirian sekolah di Baghdad pada abad ke-8. Sekolah ini
mencetak apoteker, sebuah profesi baru yang masih berkelin dan dengan dokter. Toko
apotek pertama di didirikan di Baghdad tahun 754. Memasuki abad ke-9 apoteker
menjadi profesi terpisah dari dokter. Sebagian mereka mendirikan apotek. Pemerintah
lalu mendirikan apotek di Rumah Sakit. Untuk menjamin mutu obat yang diproduksi
apotek badan pengawas obat dibentuk. Setelah itu, apotek mulai dikenal di Eropa pada
abad ke-14.
2. Tujuan Pendiri Apotek
Tujuan pendiri apotek antara lain:
a) Sebagai sarana pelayanan masyarakat
b) Meningkatkan derajat masyarakat
c) Penyalur informasi masyarakat
d) Penyalur perbekalan farmasi bagi masyarakat

D. Pengelolaan Sumber Institusi Apotek


1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh seorang
apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus
memiliki kemampuan menyediakan dan memberi pelayanan yang baik, mengambil
keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri
sebagai pimpinan dalam situasi multi disipliner , kemampuaan mengelola sumber daya
secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu member pendidikan dan
member peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

2. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya


Secara umum Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
ini meliputi perkerjaan sebagai berikut:

Stuktur organisasi di Apotek Rahardjo Blabak


PSA: Faisol Ratnadi
APJ: Sigit Prasetyo Aji S. Farm., Apt
AA: Atin Barkatin Amd., Farm
ADMIN: Aunillah Rizqy Octaviana dan Neni Cabibah

a. Perencanaan
Dalam perencanaan pengadaan sediaan farmasi sebagai obat-obatan dan alat
kesehatan, yang dilakukan adalah pengumpulan data obat-obatan yang ditulis dalam
buku defecta. Sebelum membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan pola penyakit.
b. Pengadaan
Pengadaan barang meliputi pemesanan, cara pemesanan. Pemesanan barang
atau order dilakukan berdasarkan catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan
barang-barang yang hampir habis atau yang sudah habis diapotek.
Cara pemesanan barang dilakukan dengan menulis surat pesanan (SP). SP akan
diambil selesmen dari masing-masing PBF, apabila selsesmen PBF tidak datang order
bisa dilakukan melalui telpon (untuk obat selain narkotika dan psikotropika)
c. Penerimaan
Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah
obat). Jika sesuai maka faktur ditanda tangani oleh apoteker/ asisten apoteker. Dan
faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi pembayaran obat.
d. Penyimpanan
Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dijual,
oleh karena itu harus disimpan dalam gudang terlebih dahulu. Obat yang disimpan
dalam gudang tidak diletakkan begitu saja, tetapi disimpan menurut golongannya yaitu;
1.Bahan baku disusun secara abjad dan dipisahkan antara serbuk, setengah padat,
bentuk cairan yang mudah menguap agar disendirikan.
2.Obat jadi disusun menurut abjad, menurut pabrik atau menurut persediaannya
3.Obat obat narkotika disimpan di lemari khusus sesuai dengan persyaratan.
4.Obat-obat psikotropika sebaiknya disimpan sendiri.

e. Administrasi
Administrasi di apotek dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2) Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil
monitoring penggunaan obat.
f .Pemusnahan
Pemusnahan Narkotika dan Psikotropika dilakukan apabila:

1) Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlalu atau tidak dapat
digunakan dalam proses produksi.

2) Kadaluarsa
13) Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan
14) Barkaitan dengan tindak pidana
15) Pemusnahan dilaksanakan oleh badan bertanggung jawab atas produksi dan
peredaran narkotika dan psikotropika yang disaksikan oleh penjabat yang berwenang
dan membuat berita acara pemusnahan.

3. Pelayanan di Institusi Apotek


a. Pelayanan resep/pesanan
Skrining resep, apoteker dibantu oleh asisten apoteker melakukan skrining
resep meliputi:
1)Persyaratan administratif, seperti: nama, SIK, dan alamat dokter, tanggal penulisan
resep, nama, alamat, umur jenis kelamin dan berat badan pasien; nama obat, potensi,
dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian serta informasi lainya
2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama
pemberianPertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya
dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan
alternatife seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
3) Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas,
dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat
sesuai prosedur terap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta
penulisan etiket yang benar
4) Etiket: etiket harus jelas dan dapat dibaca
5) Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga
kualitasnya
6) Penyerahan obat sebelum diberikan kepada pasien.Obat diserahkan pada pasien
harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.
Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan
konseling kepada pasien.
7) Apoteker harus memenuhi informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat,
etis, dan bijaksana. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

b. Pelayanan obat tanpa resep


Pelayanan ini seperti pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas pelayanan
terhadap ini lebih sederhana dibandingkan dengan pelayanan terhadap resep dokter.
Petugas dapat langsung mengembalikan obat yang diminta obat konsumen setelah harga
disetujui, kemudian langsung dibayar pada kasir dan dicatat pada buku penjualan bebas
pada kasir. Jika pasien datang dengan keluhan maka tawarkan obat yang sesuai.
Memberikan informasi pemakaian obat, jika pasien setuju kemudian melakukan
transaksi jual beli.

c. Pelayanan Residensial (HomeCare)


Salah satu bentuk pengawalan proses pengobatan pada pasien dari awal sampai
sembuh dengan cara melakukan kontak kepada pasien dan kunjungan rumah, meliputi:
1) Bagaimana keadaan penyakit yang diderita selama pengobatan.
2) Melakukan pemantauan terhadap tingkat kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi obat.
3) Dalam memberikan motivasi-motivasi untuk menumbuhkan kesadaran hidup
sehat.
d. Pelayanan Narkotika dan Psikotropika (Apotek Rahardjo tidak menyediakan
Narkotika dan Psikotropika)
Sesuai dengan undang undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, pada Pasal 102 (1)
yang menyebutkan bahwa penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan
psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan
dilarang untuk disalah gunakan. Maka, dari itu pada peraturan perundang-undangan NO.
35 tahun 2009 tentang narkotika, pengelolaan obat narkotika memerlukan penanganan
khusus, dimana narkotika hanya dapat digunakan kepentingan pelayanan kesehatan dan
atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena obat narkotika ini dapat
menimbulkan ketergantungan apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan
yang seksama. Dalam menghindari pennyalahgunaan obat-obat ini,maka Pemerintah
melakukan pengawasan yang ketat terhadap obat golongan narkotika mulai dari
pemesanan sampai dengan pemakaiannya dan apoteker pengelola apotek diharuskan
membuat laporan pemakaian dan pemusnahan narkotika itu.
e. Promosi dan edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat,apoteker harus memberikan edukasi
apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri untuk penyakit ringan dengan
memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam
promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan
penyebaran brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.

4. Pencabutan izin
Setiap apotek harus berjalan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan
yang berlaku. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002, Kepala Dinas Kesehatan dapat mencabut surat izin apotek
apabila:
1. Apoteker yang sudah tidak memenuhi ketentuan atau persyaratan sebagai
apoteker pengelola apotek.
2. Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam menyediakan, menyimpan, dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin keabsahnnya
serta tidak memenuhi kewajiban dalam memusnahkan perbekalan farmasi yang
tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan dan mengganti obat generik
yang ditulis dalam resep dengan obat paten.
3. Apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2
tahun secara terus-menerus
4. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan
mengenai narkotika, obat keras, psikotropika serta ketentuan peraturan
perundang-undangan tersebut.
5. Surat izin kerja Apoteker pengelola Apotek dicabut.
6. Pemilik sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-
undangan dibidang obat
7. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Apotek.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan di Apotek Rahardjo. Waktu dan
Pelaksanaan dimulai pada tanggal 6 Juli 2021 – 6 Agustus 2021, dengan pembagian shift
sebagai berikut:
Pagi : 08.30 WIB – 14.30 WIB
Tengah : 11.00 WIB – 17.00 WIB
Sore : 14.00 WIB – 20.00 WIB

B. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan


1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan barang dengan prediksi, yaitu dengan
berdasarkan pada data analisis obat tahun sebelumnya dengan berbagai penyesuaian
dan koreksi, apakah obat tersebut slow moving (jaraang menggunakan/membutuhkan)
ataukan fast moving (banyak pasien yang membutuhkan) atau berdasarkan pada
penyebaran penyakit, wabah, atau penyakit yang paling banyak diderita di daerah itu.
Bisa juga dengan hasil data jumlah kunjungan dan frekuensi penyakit yang diderita.
2. Pengadaan
Pengadaan biasanya dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan anggaran keuangan yang ada. Pengadaan barang meliputi:
pemesanan, cara pemesanan, dan pembayaran.Pemesanan barang atau order dilakukan
berdasarkan catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan barang-barang yang
hampir habis atau yang sudah habis diapotek.Cara pemesanan barang dilakukan dengan
menuliskan surat pesanan (SP) akan diambil selesmen dari masing-masing PBF, apabila
selesman PBF tidak datang order bisa dilakukan melalui telepon. Pembayaran dapat
dilakukan dengan cara chas atau kredit.
3. Penerimaan
A. Biaya operasional
B. Biaya listrik
C. Peralatan administrasi
D. Pemeliharaan inventaris apotek dan biaya lainnya.
E. Cek kelengkapan barang (fisik) dengan faktur (nama barang, dan jumlah
barang). Cek apakah sudah sama dengan SP.
F. Jika barang rusak atau tidak sama dengan yang dipesan misalnya barang
kurang atau lebih. Maka keterangan difaktur.
4. Penyimpanan
Di apotek Rahardjo barang disimpan pada rak – rak obat berdasarkan alfabetis untuk
digolongkan obat keras generic maupun paten. Sistem penyimpanan obat di apotek
Rahardjo ada 2 macam, yaitu:
a. FIFO (frist in frist out)
Fifo adalah barang yang pertama kali datang harus menjadi barang yang pertama kali
keluar atau terjual. Sistem Fifo bertujuan agar meminimalisir barang expired dan juga
menghindari menjual barang expired.
b. FEFO (first expired first out)
FEFO adalah barang yang kadaluarsanya lebih pendek yang harus menjadi barang yang
pertama. Kedaluwarsa terjual. Sistem seperti ini memiliki tujuan agar meminimalisir
barang expired dan menghindari menjual barang expired.
5. Administrasi
A. Administrasi penerimaan uang
Administrasi penerimaan uang di Apotek Raahardjo diperoleh dari resep dan
penjualan bebas.
B. Administrasi pengeluaran uang
1) Untuk biaya pegawai
2) Biaya pajak
3) Biaya operasional
4) Biaya listrik
5) Peralatan administrasi apotek
6) Pemeliharaan investasi apotek dan biaya lainnya
C. Pelayanan
1. Pelayanan resep atau pesanan
a. Terimalah resep, dan cermati resep dengan benar, karena apabila terjadi
kesalahan dalam pengambilan dosis dapat menyebabkan kematian
b. Pastikan barang yang kita ambil sama dengan apa yang diresepkan
c. Periksa tanggal expired pada barang yang akan diberikan kepada pasien
d. Pengambilan obat dan alkes dilakukan secara FEFO atau FIFO
e. Apotek Rahardjo menerapkan sistem alfabetis pada pengambilan obat
f. Setelah kita mengambil obat, maka kembalikan lagi sisa obat pada tempatnya.
g. Cek kembali obat yang akan ditebus deengan resepnya apakah sudah benar
atau belum
h. Jika sudah benar dapat diserahkan kepada pasien dan sertakan informasi yang
terkait dengan obat dan keluhuan pasien.
2. Pelayanan obat tanpa resep
a. Sapa pasien dengan ramah sebelum pasien menyapa kita
b. Gali informasi pada pasien dengan nada yang ramah dan jangan menggunakan
nada tinggi
c. Setelah informasi didapatkan ambilkan obat dengan cepat dan tepat agar
pasien tidak menunggu lama
d. Berikan obat pada pasien dan berikan informasi dengan jelas.
e. Terima pembayaran dari pasien dan buatkan kwitansi atau nota bila
diperlukan
f. Setelah pasien mendapatkan yang dibutuhkannya, jangan lupa mengucapkan
terimakasih.
E. Evaluasi mutu pelayanan
Evaluasi mutu pelayanan merupakan proses penilaian kinerja pelayanan
kefarmasian di apotek yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia,
pengelolaan perbekalan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan
kefarmasian kepada pasien. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu
pelayanan di apotek yaitu tingkat kepuasan pasien. Tujuan evaluasi mutu pelayanan
adalah untuk mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan pelayanan kefarmasian di
Apotek Rahardjo dan sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian selanjutnya.
F. Strategi Pembangunan
• Lokasi
Lokasi apotek Rahardjo mudah dijangkau oleh konsumen
• Sumber daya Manusia
Pelayanan yang ramah. Dan memberikan edukasi bagi pasien yang
membutuhkan
• Pengelolaan Sediaan
Mengutamakan kelengkapan obat harga yang bersaing.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan di Apotek Rahardjo Blabak dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Praktek kerja lapangan sangat bermanfaat bagi siswa farmasi, karena dapat
menambah keterampilan, pengetahuan dan wawasan dibidang kesehatan
khususnya di macam- macam obat
B. SARAN
1. Saran Kepada Sekolah.
Sebaiknya sebelum penerjunan PKL, perlu perbekalan yang matang dan cukup
agar siswa tidak ada kendala atau kebingungan.
2. Saran Untuk Apotek.
Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi tentang obat
Menata jenis obat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar SMK Farmasi ‘Undang – Undang Kesehatan Kelas XI’


Buku ajar SMK Farmasi ‘Farmakope Indonesia Edisi III’
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1332/MENKES/SK/X/2002/
tentang Perubahan atas Menteri Kesehatan RI Nomor. 992/MENKES/PER/X/1993 mengenai
definisi apotek.
PP No. 51 tahun 2009 mengenai definisi apotek
PP No. 51 tahun 2009 mengenai tugas dan fungsi apotek
Drs. Kasim Fauzi, Apt.M.Kes; ISO Indonesia volume 45 tahun 2011 – 2012
Kepmendas/Permenkes No. 992/Menkes/Per/X/1993, Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek Departemen Kesehatan RI, 1993 Peraturan Menteri Kesehatan
LAMPIRAN

Lampiran 1.1 : Lokasi Apotek Rahardjo Blabak


Lampiran 1.2 : Etalase Apotek Rahardjo Blabak

Anda mungkin juga menyukai