Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO


PADA BULAN 18 FEBRUARI S/D 14 MARET 2020

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sekolah

Di Susun Oleh :
Nama : Lokalita Nurjannah
NIS : 4178/1311.7
Kelas/ Program Studi : XI/ FARMASI

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEPULUH NOPEMBER
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Lokalita Nurjannah


Kelas : XI- Farmasi 2
Kompetensi keahlian : Farmasi

Laporan Akhir Praktek Kerjs Industri di Rumah Sakit Delta Surya Kabupaten Sidoarjo ini
dibuat sebagai syarat untuk mengikuti ujian
Laporan ini diperiksa dan disahkan pada

Mengetahui
Pembimbing DU/DI Kepala Kompetensi Pembimbing
Keahlian Farmasi Sekolah

Ika Hardiani, S.Farm Citra Riptia N.,S.Farm, Apt. Novi Wulandari,S.Farm.Apt

Mengetahui
Kepala Sekolah

Hj. Ratih Wulansari, S,Si, M.Mpd

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehinga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini.
Penyusunan laporan praktek kerja industri ini merupakan salah satu persyaratan mengikuti
ujian tahun diklat 2020/2021. Dalam laporan ini, berisi target-target yang sudah penulis
lakukan serta hasil dari target-target tersebut.

Laporan ini dapat terbuat dan terselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing
materi maupun teknis, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ika Hardiani, S. Farm., Apt selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta Surya.
2. Erna Ika Cahyani, S.Farm., Apt selaku Apoteker Pendamping Instalasi Farmasi
Rumah sakit Delta Surya.1
3. Hj. Ratih Wulansari,. S. Si, M. M. Pd selaku kepala sekolah SMK Sepuluh
Nopember Sidoarjo.
4. Citra Riptia N.S. Farm,. Apt selaku guru produktif farmasi SMK Sepuluh Nopember
Sidoarjo.
5. Novi Wulandari, S. Farm,. Apt selaku pembimbing Prakerin dari sekolah.
6. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini sehingga selesai
dengan baik dan lancar.

Penulis menyadar bahwa laporan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini masih
jauh dari kata kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan
laporan ini, oleh karena itu segala kritikan, saran, dan pendapat yang bersifat membangun
amat sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Tidak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan
dan kekurangan yang tentu saja tidak sengaja selama menjalankan praktek kerja industri di
Rumah Sakit Delta Surya hingga pada akhir pembuatan laporan praktek kerja industri ini,
semoga laporan ini bermanfaat.
Sidoarjo, 16 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover Judul...................................................................................................................

Lembar Pengesahan......................................................................................................

Kata Pengantar..............................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................

Daftar Tabel..................................................................................................................

Daftar Gambar..............................................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................

1.3 Tujuan.....................................................................................................................

1.4 Manfaat...................................................................................................................

BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................

2.1 Gambaran Umum Projek Prakerin.........................................................................

2.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Delta Surya.................................................................

2.3 Motto......................................................................................................................

2.4 Falasafah.................................................................................................................

2.5 Denah Instalasi Rawat Inap RS Delta Surya..........................................................

2.6 Denah Instalasai Rawat Jalan RS Delta Surya......................................................

2.7 Hasil Pengamatan...................................................................................................

2.8 Membaca Resep......................................................................................................

2.9 Mengenal Alat Kesehatan (ALKES)......................................................................

2.1.1 Farmakologi Spesiallite Obat..............................................................................

2.1.2 Penggolongan Obat..............................................................................................

2.1.3 Mendeskripsikan Resep.......................................................................................

3
BAB 3 : PENIUTUP.....................................................................................................

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................................

4
5
DAFTAR TABEL

6
DAFTAR GAMBAR

7
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Serta makin tingginya kesadaran masyarakat dan meningkatkan kesehatan, maka
dituntut juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam rangka mengatasi
permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian
kepada masyarakat dengan demikian dasarnya kaitan tugas pekerjaan kefarmasian
dalam melangsungkan beberapa proses kefarmasian, bukan hanya sekedar membuat
obat, melainkan menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang
diselenggarakan adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses penyembuhan
penyakit yang di derita pasien. Mengingat kewenangan keprofesian yang dimilikinya
maka dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan prosedur-prosedur kefarmasian
demi dicapainya produk kerja yang memiliki syarat ilmu pengetahuan kefarmasian,
sasaran produk kerja yang dilakukan serta hasil kerja akhir yang seragam tanpa
mengurangi pertimbangan keprofesian secara pribadi.
Praktek kerja industri (prakerin) adalah salah satu proses pendidikan untuk
mengembangkan keterampilan siswa dengan dunia kerja. Pendidikan ini adalah sistem
terpadu antara materi teori dan praktek langsung di lapangan kerja.
Farmasi adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang kefarmasian
melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat-sifat
yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberikan semacam otoritas dalam
berbagai aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oelh tenaga
kesehatan lainnya. Farmasi juga sebagai tenaga profesi, telah diakui universal.
Lingkup pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, melalui penyediaan bahan
baku dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada
pemakai obat atau pasien.
WHO dalam rapatnya pada tahun 1997, mengenal lahirnya asuhan kefarmasian.
Dimensi pekerjaan profesi farmasi tidak kehilangan bentuk, tetap menjadi seorang
ahli dalam bidang obat pasien menikmati tentang obat, sehingga pasien memahami
program obatnya.
Agar mengenal lebih dekat dengan dunia kerja dan segala aspek yang terkait di
dalamnya. Mampu memahami tugas dan peran Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam sistem pelayanan
kesehatan. Mampu mempraktekan materi yang telah di dapat selama di sekolah dan di
praktikum, dan dapat mempunyai banyak pengalaman dalam dunia kerja.
Dengan demikian sebagai seorang Tenaga Teknis Kefarmasian dirasa perlu
membekali diri dengan pengetahuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Oleh karena itu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Instalasi Farmasi Rumah Sakit bagi siswa siswi SMK
Sepuluh Nopember sangatlah perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri
untuk berperan langsung dalam pengelolaan Apotek sesuai dengan fungsi dan
kompetensi Tenaga Teknik Kefarmasian.

8
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja penggolongan obat yang terdapat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
DELTA SURYA sidoarjo ?
2. Bagaimana cara mendeskripsikan dan menyelesaikan resep di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit DELTA SURYA Sidoarjo ?
3. Apa kegunaan dari berbagai macam alat kesehatan di Instalasi Farmasi DELTA
SURYA Sidoarjo ?
4. Bagaimana alur rekam Narkotika dan Psikotropika di Instalasi Farmasi DELTA
SURYA Sidoarjo
5. Apa saja farmakologi spesialite obat dan bagaimana penyelesaian resep dari
farmakologi spesialite obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit DELTA SURYA
Sidoarjo ?
6. Apa saja penyakit ringan yang sering terdapat di Rumah Sakit DELTA SURYA
Sidoarjo ?

C. TUJUAN
1. Agar siswa dapat mengetahui penggolongan obat di RS Delta Surya Sidoarjo
2. Agar siswa dapat mendeskripsikan dan menyelesaikan resep
3. Agar siswa dapat menggunakan alat kesehatan uang ada di Apotek RS Delta
Surya Sidoarjo
4. Agar siswa dapat mengetahui alur rekam Narkotika dan Psikotropika
5. Agar siswa dapat mengetahu farmakologi spesialite obat
6. Agar siswa dapat mengetahui penyakit ringan yang umum trjadi di RS Delta
Surya Sidoarjo

1. SECARA UMUM
a. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menimba ilmu di SMK Sepuluh
Nopember Sidoarjo khususnya di bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
b. Mendapatkan pengalaman langsung dan secara nyata dalam dunia kerja
sesungguhnya

2. SECARA KHUSUS
a. Melaksanakan salah satu peran dan ompetensi tenaga teknis kefarmasian yaitu
melaksanakan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta Surya
Sidoarjo
b. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja
kefarmasian sebenarnya, khususnya di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta
Surya
c. Melaksanakan pelayanan kefarmasian
d. Mengetahui cara melayani pengaahan obat

9
D. MANFAAT
1. Bagi Siswa :
a. Siswa dapat mengaplikasi materi yang telah diajarkan di sekolah.
b. Siswa dapat terlibat langsung dalam pelayanan farmasi untuk masyarakat.
c. Siswa dapat meningkatkan kompetensi dan menambah pengalaman sebelum
terjun di dunia kerja.
d. Siswa dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya di dunia kerja.

2. Bagi Sekolah :
a. Meningkatkan standart kompetensi sekolah.
b. Memperbaiki kompetensi sekolah apabila ada kekurangan.
c. Memberikan pembaharuan resensi bagi sekolah.

3. Bagi Instansi DU/DI :


a. Dapat terbantu dalam melayani pasien.
b. Dapat terbantu dalam pemberian informasi kepada pasien maupun kepada
keluarga pasien.
c. Dapat mengurangi beban pekerjaan pada saat mengalami peningkatan jumlah
pasien.

4. Bagi Masyarakat :
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang proses Pelatihan Kerja
Lapangan.
b. Dapat mengetahui keberadaan sebuah institusi pendidikan.
c. Dapat termotivasi pada kegiatan PKL untuk memacu agar tenaga kerja dari
bidang kesehatan bertambah.
d. Dapat terbantu dalam terlayani pada pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,
Klinik, Puskesmas, maupun di Apotek

10
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKERIN
SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO

Pada akhir tahun 1990 terjadi peningkatan pasien yang sedemikian besar, sehingga
tidak tertampung lagi di rumah sakit yang ada di Sidoarjo. Untuk itu sekelompok Dokter-
Dokter yang idealis baik dari Surabaya maupun dari Sidoarjo berusaha mencari jalan keluar.
Mula-mula dengan praktek bersama dan merencanakan praktek spesialis, akhirnya menjadi
Rumah Sakit. Tanggal 24 Agustus 1989 terbentuk Yayasan Delta Surya, dengan penasehat H.
Moch. Noer (mantan Gubenur Jawa Timur) dan dengan pelindung Bpk. Mayjend Purn. H.
Ibnu Hartomo, PhD dan Bpk. Gubenur KDH. Tingkat I Jawa Timur.
Tanggal 17 September 1989, peletakan batu pertama pendirian rumah sakit oleh :
A. Bpk. Mayjend. (Purn) Ibnu Hartomo, PhD
B. Bpk, Mayjend Pol. (Purn) A. Yasin
C. Bpk. Soegondo, Bupati KDH tingkat II Sidoarjo
Tanggal 24 juni 1990 pelantikan pengurus Koperasi Jasa Kesehatan Delta Surya. Tanggal 27
September 1990. Pembukaan RS. Delta Surya oleh Bpk. Gubenur KDH. Tingkat I Jawa
Timur. Akta Notaris Ny. Sukarini, tanggal 23 Agustus 1989, No. 68 Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tgl. 4 Oktober 2007
A. Nomor : C-3247 HT.01.02 tahun 2007
B. Hal : memberikan pengesahan Akta Pendirian Yayasan Delta Surya Sertifikat
Akreditasi Rumah Sakit 12 Pelayanan tahun 2009
Standar pelayanan RS meliputi : Admin, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat,
Keperawatan, Rekam Medis, Farmasi, K3, Radiologi, Laboratorium, OK, Dalin, Perinatal
Risiko Tinggi.
Status : Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut
Luas lahan : 14.825 M²
Luas bangunan : 7.289 M²

2.2 VISI DAN MISI RUMAH SAKIT DELTA SURYA

A. VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Pertama Masyarakat di Bidang Layanan Kesehatan.

B. MISI :
a. Memberikan layanan kesehatan yang berkualitas, profesional, paripurna, dan
manusiawi kepada pasien.

11
b. Meningkatkan keterampilan dan pengembangan profesionalisme sumber daya
manusia sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta peralatan kedokteran dalam
menunjang layanan kesehatan kepada pasien.
d. Mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien dengan biaya terjangkau.

2.3 MOTTO :
Melayani dengan sepenuh hati

2.4 FALSAFAH :
Melayani dengan sentuhan kasih sayang

12
2.5 DENAH INSTALASI RAWAT INAP RS DELTA SURYA

Stok obat sediaan Stok obat Apt


tablet, kapsul abjad A- Stok infusan, enemaset
Sediaan alkes,tablet, obat keras,
R alkes (spuit, masker, Arsip R/ syrup, drop, injeksi, kapsul, alat alat
dll)
meracik puyer

SEDIAAN
GOLONGAN OBATCREAM
Stok obat
meja KERAS Alkes (infus set, urine bag

J
ALKES (OPTIVA,
SEDIAAN INJEKSI
A JARUM, DLL)
ediaan

Timbangan
STOK OBAT SYRUP NARKOTIKA
PSIKOTROPIK
ARSIP & DOC
GELANG BAYI
TEGADERM

SEDIAAN SUSU BAYI

MEJA KOMPUTER MEJA KOMPUTER

CAIRAN INFUSAN
13
MINYAK TELON, SABUN, DLL
2.6 DENAH INSTALASI RAWAT JALAN RS DELTA SURYA
OU TAB DAN KAPSUL ABJAD A-N TAB DAN
ARSIP R/
NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA OBAT TETES
MATA
STOK TABLET DAN KAPSUL

HAIRGROW,
MEJA RACIK CLEANSER

CANGKANG
KAPSUL, DLL

ETALASE SYRUP
RESEP POLLEY, DLL (ALKES) ETALASE RIVANOL, HYPAFIX, DLL TEMPAT
KUMUR

SYRUP
MEJA DROP

SALEP DAN
KRIM

INJEKSI KULKAS

14
1. INSTALASI FARMASI DI RUMAH SAKIT
Instalasi farmasi di rumah sakit dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh asisten
apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku serta kompeten
dan berprofesional.

2. FUNGSI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan di
rumah sakit. Fungsi instalasi farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan perbekalan farmasi.
2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.

3. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI INSTALASI


FARMASI RUMAH SAKIT
Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Kepmenkes RI No. 1197/Menkes/SK/X/2004
merupakan suatu siklus kegiatan dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi, dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi pelayanan. Adapun penjelasan dari
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pemilihan
Pemilihan adalah proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi
di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menetukan kriteria
pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat.
B. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Untuk
menghindari kekosongan obat atau alkes di IFRS ada hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam proses antara lain :
1. Kebutuhan
Perencanaan yang baik harus sesuai dengan kebutuhan IFRS, perhitungan
kebutuhan yang benar akan mencegah pengadaan perbekalah farmasi yang
berlebihan.
2. Persediaan atau stok sisa
Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut dapat dijadikan
acuan jumlah yang akan dibeli untuk satu jenis perbekalan farmasi.
3. Prioritas
Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien di rumah sakit hendaklah di
prioritaskan paling utama untuk diadakan.
4. Waktu tunggu
Proses pengiriman perbekalan farmasi dari distributor ke IFRS memerlukan
waktu. Pengadaan melalui tender memerlukan waktu yang lama berbeda dengan
pengadaan melalui pembelian langsung mungkin waktu pengiriman akan lebih
cepat.
 Metode perencanaan
Metode perencanaan yang dapat digunakan antara lain metode konsumsi, metode
epidemiologi, dan metode kombinasi dari metode konsumsi dan epidemiologi.
15
 Metode konsumsi
Metode konsumsi merupakan metode paling mudah karena berdasarkan data
obat yang banyak dipakai oleh pasien, data ini dapat di peroleh dari kartu stok
masing-masing perbekalan farmasi.
 Metode epidemiologi
Metode yang menggunakan data dari penyakit yang banyak di derita oleh
pasien.
 Metode kombinasi
Metode kombinasi adalah gabungan dari metode konsumsi dan epidemiologi,
umumnya digunakan untuk kasus-kasus yang dapat diprediksi biasanya
rencana perbekalan yang akan dipesan dicatat di buku defecta.
C. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan membuat surat pesanan (SP)
yang ditujukan kepada distributor atau PBF. Surat pesanan tersebut disusun
berdasarkan perancanaan yang telah dilakukan. Proses pengadaan dapat
dilakukan dengan pembelian baik secara langsung atau melalui tender.
1. Pembelian secara langsung
Pembelian secara langsung ini adalah metode paling mudah karena
perbekalan farmasi yang dipesan datang dengan cepat dan dapat dilakukan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan instalasi farmasi rumah sakit. Pembelian
cara ini dilakukan dengan mengirimkan langsung surat pesanan ke PBF atau
distributor.
2. Pembelian secara tender
Pembelian secara tender adalah pembelian dengan menyenggarakan
kompetisi pengadaan perbekalan farmasi dengan harga paling murah. Pihak
yang dapat menyediakan harga paling murah akan ditunjuk untuk
menyediakan kebutuhan perbekalan farmasi di rumah sakit. Metode ini
merupakan metode terbaik tetapi pelaksanaanya rumit dan butuh waktu lama.
3. Produksi pembuatan sediaan farmasi.
4. Sumbangan atau droping.
D. penerimaan
penerimaan adalah kegiatan menerima perbealan farmasi yang telah dipesan ke
PBF atau unit gudang pelayanan kesehatan sesuai dengan aturan kefarmasian.

E. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengamanan barang dengan menempatan
obat-obatan atau alkes sesuai metode penyimpanan. Metode penyimpanan
antara lain :
1. Metode FIFO (First In First Out)
Metode penyimpanan berdasarkan barang yang pertama masuk, maka yang
lebih dahulu dikeluarkan.
2. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode penyimpanan berdasarkan barang yang terakhir masuk, maka yang
lebih dahulu di keluarkan.
3. Metode FEFO ( First Exfire First Out)

16
Metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa kadaluarsanya paling
dekat, maka yang lebih dahulu di keluarkan.
4. Berdasarkan bentuk sediaan
Metode ini lebih tepat dalam penyimpanan obat-obatan, misalnya sediaan
tablet dipisah dengan sediaan sirup dan disimpan di rak atau etalase yang
berbeda.
5. Berdasarkan golongan obat
Metode ini dilakukan dengan cara memisah obat-obatan tiap golongan dan
tidak mempertimbangkan bentuk sediaan atau efek farmakologinya, yang
terpenting obat tertata sesuai golongannya.
6. Berdasarkan alfabetis
Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A sampai
Z. Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih mudah dicari
dan kelemahannya gudang tidak digunakan secara maksimal.
7. Berdasarkan efek farmakologi
Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya misalnya
obat untuk batuk berdahak ditempatkan berbeda dengan obat batuk kering.

a. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi untuk
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta menunjang pelayanan
medis.

b. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.

c. Pemusnahan
Pemusnahan adalahkegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, dan tidak memenuhi standar.

d. Administrasi dan pelaporan


1. Administrasi
Administrasi bertujuan untuk memonitoring transaksi perbekalan farmasi
yang masuk dan keluar.
2. Pelaporan
Pelaporan berisi kumpulan catatan pendataan kegiatan administrasi
perbekalan farmasi.

e. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu
pengelolaan perbekalan farmasi.

17
2.7 HASIL PENGAMATAN

1. Penggolongan obat
Penggolongan obat dimaksudkan umtuk meningkatkan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan ini terdiri dari obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek (OWA), obat narkotika, dan obat
psikotropika. Penggolongan obat ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No. 917/Menkes/Per/1993 yang kini telah diubah menjadi Permenkes No
994/Menkes/Per/2000. Penggolongan obat itu terdiri dari :

A. Obat Bebas

Obat bebas yaitu obat yag dapat di beli bebas di apotek, toko obat, bahkan di
warung. Obat bebas di tandai dengan
simbol lingkaran berwarna hijau bergaris tepi hitam.
Contoh obat bebas adalah paracetamol, antasida, dan obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK.VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas berikut adalah contoh obat bebas yang ada di RS Delta Surya Sidoarjo :

Tabel 2.1 Obat Bebas

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 New Diatabs Activated Mengobati diare
Attalpugite non-spesifik
mengurangi
frekuensi BAB
memperbaiki
konsistensi feses
yang encer
2 Sanmol Paracetamol Rasa sakit termasuk
sakit kepala, gigi,
demam disertai
influenza dan
demam setelah
imunisasi
3 Curcuma Serbuk rhizome Sebagai penambah
nafsu makan
4 Mylanta Alumunium Mengurangi gejala
hidroksida gel sakit maag karena
kering, magnesium asam lambung
hidroksida berlebih, perih, dan
simetikon. mual
5 Lacto- B Vit c, vit B, vit B2, Pengobatan diare
Vit B5, niacin, dan pencegahan
protein intoleransi lactosa

18
6 Laxadine Tiap 5mg emulsi Obat untuk saluran
mengandung cerna, laksatif.
fenoltalenia 55mg, Mengatasi buang
parafin cair 1200 air besar, persiapan
mg, gliserin 378mg, menjelang
jeli 9,4mg radiologis dan
operasi

B. Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas merupakan obat yang sebenarnya masuk kedalam
penggolongan obat keras namun masih dapat diperjual belikan tanpa adanya
resep dari
No Nama Obat Kandungan Indikasi dokter. Obat
1 CTM ( tablet Klorepenamin Antialergi dan bebas
chlorphenirami maleat 4mg obat untuk terbatas
ne maleat) anafilaksis, memiliki
dan urtikaria simbol
2 Tremenza Pseudoefedrin HCl Obat untuk
lingkaran
(syrup) 30mg, triprolidin saluran nafas.
berwarna
HCl 1,25mg tiap Meringankan
5ml sirup gejala flu biru dan
karena alergi bergaris tepi
pada saluran warna
nafas atas yang hitam.
memerlukan Contoh obat
dekongestan bebas
dan terbatas
antihistamin yang ada di
3 dulcolax Bisakodil 10mg/ Sembelit, IFRS RS
suppositoria anak: menghilangkan Delta Surya
5mg rasa nyeri pada Sidoarjo
BAB
antara lain
4 Ibuprofen Ibuprofen 100mg Analgesik non
sebagai
dan 200mg narkotik.
Meringankan berikut :
nyeri ringan
hingga sedang Tabel 2.2
antara lain Obat Bebas
pada nyeri Terbatas
haid, sakit gigi,
dan sakit
kepala
5 Lapisiv (syrup) Per 5ml: Obat untuk
diphenydrami-ne saluran nafas.
HCl 12.5mg, Meringankan
dextromethor-phan batuk dan flu
HBr 7.5mg, yang disertai
phenypropanolami alergi
ne HCl 6mg,
19
ammon Cl 100mg,
GG 75mg, Na
citrate 50mg,
menthol 0.75mg
C. Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya diperoleh dengan resep dokter. Ciri-cirinya
adalah bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan
huruf “K” ditengah yang menyentu garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di
apotek dan harus dengan resep dokter bila pada saat membelinya. Contoh obat
keras di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.3 Obat keras

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Amoxsan Amoxcyllin Untuk infeksi
yang disebabkan
oleh bakteri
anaerob
profilaksis
endokarditis
bakterial dan
antrax
2 Baquinor forte ciprofloxacin Sebagai
antibiotik untuk
infeksi
pernafasan,ISK,
tulang, dan kulit
3 Asam mefenamat (tablet) Tiap tablet salut Menghilangkan
selaput nyeri akut dan
mengandung asam kronik, ringan
mefenamat 500mg, sampai sedang
250mg dan mengobati
sakit gigi,
disminore
primer, nyeri
karena trauma,
nyeri sendi,
nyeri otot, dan
nyeri dan nyeri
pasca operasi
4 Cefixime (kapsul) Sefiksim 100 mg ISK tanpa
komplikasi,otitis
media,faringitis,
tonsilitis,
broncotis akut
dan kronik
5 Combivent lasal expectoran Salbutamol Untuk

20
memperlancar
saluran
pernafasan
6 Bisoprolol (tablet) Tiap tablet salut Obat
selaput kadiovaskuler,
mengandung: anti hipertensi.
bisoprolol fumarat Sebagai terapi
5mg tunggal atau
kombinasi
dengan
antihipertensi
lain.
7 methylprednisolon Methylprednisolone Untuk penyakit
4mg, 16mg endoktrin,
rematik,
kolagen, dan
alergi
8 Domperidone (tablet) Tiap tablet Untuk
mengandung pengobatan
domperidone 10mg gejala dispepsia
fungsional

D. Obat Wajib Apotek (OWA)


Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diberikan oleh apoteker kepada
pasien. Contoh obat wajib apotek yang ada di IFRS Delta Surya antara lain :

Tabel 2.4 Obat Wajib Apotek

No Nama obat kandungan Indikasi

1 Asam mefenamat Asam mefenamat Analgesik non


(tablet) 250mg/kaps, narkotik.
500mg/kaps Meredakan nyeri

2 Methylprednisolone Methylprednisolo-ne Anti inflamasi dan


(tablet) 4mg,16mg antialergi

3 Mefinal (tablet) Asam mefenamat Sebagai anti nyeri

4 Dexamethasone (tablet) Dexamethasone Imunosupresan atau


21
0,5mg anti alergi, ant
inflamasi
5 Allopurinol (tablet) Alopurinol 100mg, Antirematik, dan
300mg/tablet antipirai
E. Obat-obat Tertentu (OOT)
OOT atau Obat-Obat tertentu adalah obat yang bekerja disusunan saraf pusat
selain narkotika dan psikotropika, yang pada penggunaannya apabila diatas dosis
terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan pada aktivitas mental
dan perilaku. Beriku adalah contoh obat OOT yang ada pada IFRS RS Delta
Surya Sidoarjo antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.5 Obat-obat Tertentu

No Nama obat kandungan Indikasi


1 patral Tramadol HCl Obat
37,5mg , pereda
paracetamol rasa sakit
misalnya
rasa sakit
atau nyeri
pasca
operasi
2 Tradosik (kapsul) Tramadol HCl Meredakan
nyeri
sedang
hingga
berat
3 Ericaf Ergotamine Obat yang
tartrate caffeine digunakan
untuk

22
mencegah
atau
mengobati
migrai
4 Tramazed Tramadol HCl Meredakan
37,5mg , rasa sakit
paracetamol misalnya
rasa sakit
pasca
operasi
5 Tradiosik Tramadol HCl Obat
pereda
nyeri
sedang
hingga
berat

F. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman ataupun bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan ketergantungan. Biasanya narkotika golongan 3 banyak dilakukan
untuk pengobatan. Penanganan resep yang terdapat obat narkotika di IFRS Delta
Surya yaitu :
a. Resep yang terdapat narkotika atau psikotropika digaris resep, lalu
disendirikan dengan resep lainnya.
b. Catat pada kartu stok barang yang memuat pemasukan dan pengeluaran obat
narkotika atau psikotropika dan nomor resep yang mengandung obat tersebut.
c. Kartu stok barang digunakan apoteker untuk membuat laporan yang akan
dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala BPOM
setempat.
d. Penyimpanan obat dalam almari tersendiri yang berdinding dan lemari kayu.
Contoh obat narkotika di IFRS Delta Surya :

Tabel 2.6 Obat Narkotika

23
No Nama Kandungan Indikasi
G. obat
1 Codein Codein 10mg, 15mg, Antitusif narkotik, analgesik
(tablet) 20mg narkotik
2 Morfin Morfin HCl Analgesik
narkotik,antipiretik, anti
inflamasi non steroid,
antipirai
3 Pethidi Pethidine Analgesik narkotik,
ne HCl antipiretik, anti inflamasi
non steroid, antipirai. Nyeri
sedang sampai berat, nyeri
pasca operasi
4 ST Morfin sulfat Penatalaksanaan nyeri kronik
continu 10mg,15mg,30mg,60 yang perlu analgesik opioid
s mg ,100mg
(tablet)
Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat yang dapat menimbulkan efek ketergantungan dan
perubahan tingkah laku. Resep yang mengandung psikotropika digarisi resep dan
disendirikan dari resep lainnya, penyimpanan obat psikotropika di tempatkan
pada lemari yang berbeda. Berikut adalah contoh obat psikotropika yang ada pada
IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.7 Obat Psikotropika

No Nama obat Kandungan Indikasi

1 Braxidin Clordiazepoksid Pengobatan gejala


(tablet) 5mg, klidinium tukak lambung, diare,
bromida 2,5mg. disminore, dan usus
12 jari

2 Alpazolam Alpazolam 0,5mg , Kecemasan yang


(tablet) 1mg berhubungan dengan
depresi dan gangguan
panik.
3 Valisanbe Diazepam 2mg, Mengatasi kondisi-
(tablet) 5mg kondisi yang
berhubungan dengan
kelainan jiwa seperti
kecemasan yang
berlebihan
4 Analsik Metampiron Sakit kepala, nyeri
(kaplet) 500mg/kaplet, pinggang, kolik
diazepam 2mg empedu dan ginjal,
nyeri otot dan sendi.

24
5 Alganax Alpazolam 1mg Ansietas yang
(tablet) berhubungan dengan
depresi, gangguan
panik dengan atau
tanpa agoraphobia

25
2.8 Membaca Resep
Alur penerimaan resep di RS Delta Surya, resep datang kemudian di periksa
kelengkapannya, untuk resep perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit
Delta Surya langsung dilayani kemudian dilakukan penyiapan obat. Untuk obat yang
memerlukan peracikan dilakukan terlebih dahulu perhitungan. Setelah dilakukan
perhitungan, obat-obat tersebut diracik lalu kemudian dimasukkan ditempat (apabila
kapsul dimasukkan dalam cangkang kapsul sedangkan puyer dibungkus
menggunakan kertas tempat wadah obat lalu di press) dan bri etiket sesuai resep.
Apabila obat-obat resep adalah obat oral maka langsung dilakukan pengerjaannya
misalnya :

A. Contoh Resep 1

Gambar 2.1 Contoh Resep 1

Langkah-langkah membaca resep:


a. Membaca resep
b. Menyiapkan obat
1. Ambilah San Prima sebanyak 10 tablet
2. Ambilah Lactrin sebanyak 15 tablet
3. Ambilah Rhinofed sebanyak 10 tablet
4. Ambilah Lodia sebanyak 6 tablet
5. Ambilah sanmol sebanyak 8 tablet
c. Beri etiket putih
1. San Prima 2x sehari 1 tablet
2. Lactrin 3x sehari 1 tablet
3. Rhinofed 3x sehari ½ tablet
4. Lodia 2x sehari 1 tablet apabila diare
5. Sanmol 3x sehari 1 tablet untuk panas
d. serahkan pada pasien.

26
B. Contoh Resep 2

Gambar 2.2 Contoh Resep 2


Langkah- langkah mengerjakan resep :
a. Membaca resep
b. Menyiapkan obat
Ambilah meloxicam 15mg sebanyak 15 tablet
c. Beri etiket putih
Tandai 2 x 1hari 1 tablet
d. Serahkan kepada pasien

27
2. Penggunaan Etiket
Penggunaan etiket dan label obat terdapat 2 macam warna yaitu warna putih dan
warna biru. Warna putih artinya obat di peruntukan pemberian secara oral atau obat
dalam. Sedangkan warna biru artinya obat diperuntukan untuk pemakaian luar. Untuk
etiket di RS Delta Surya terdiri atas :

1. Tulisan instalasi FARMASI “DELTA SURYA”.


2. Alamat, nomor telepon, dan kabupaten rumah sakit.
3. Nomor dan tanggal resep.
4. Kolom untuk penulisan nama pasien.
5. Aturan pemakaian.
6. Tulisan obat luar untuk etiket berwarna biru.
7. Tulisan “KOCOK DAHULU” untuk sediaan cair.

2.9 Mengenali Alat Kesehatan (ALKES)


Beberapa alat keehatan dapat ditemukan di RS Delta Surya Sidoarjo alat-alat
kesehatan tersebut di letakan dalam etalase dan di kelompokkan sendiri berikut
contoh alkes yang ada di RS Delta Surya Sidoarjo :

Tabel 2.8 Alat Kesehatan

No nama alkes Fungsi Gambar


1 Urine bag Kating yang
digunakan untuk
menadahi urine
pasien
2 Masker nebul Untuk mengalirkan
oksigen dengan
tambahan obat
3 Masker O2 Untuk memberikan
oksigen dengan
aliran yang cepat
4 Folley catheter Untuk mengeluarkan
urine

28
5 Pen needle Untuk menyuntikan
insuline yang
disambungkan
dengan insulin
flexpen
6 Transfusion Untuk
set mendistribusikan
darah ke tubuh
7 3 way Sebagai alat
penghubung selang
infusan dan jarum
8 Spuit Untuk menyuntikan
3,5,10,20 cc, ijeksi kedalam tubuh
dsb...
9 Kassa steril Untuk menutupi luka
agar tidak terkna
partikel atau bakteri

2.1.1 Farmakologi Spesialite Obat


1. ANALGESIK
Obat analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri. Berikut contoh obat analgesik yang ada di RS Delta
Surya antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.9 contoh obat analgesik

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Mefinal (kaplet) Asam Menghilangkan
mefenamat rasa sakit dan
250mg/kaplet ; nyeri
500mg/kaplet
2 Asam mefenamat (kaplet) Asam Meredakan nyeri
mefenamat ringan hingga
250mg/kaplet ; sedang karena
500mg/kaplet sakit kepala, sakit
gigi, disminore
primer, dan nyeri
otot
3 Paracetamol (tablet) Paracetamol Analgesik dan
100mg/ml antipiretik
drops,
120mg/ml syrup
500mg/tab

29
4 Meloxicam (tablet) Meloxicam Ostheoarthritis
7,5mg, 15mg dan rheumatoid
arthritis
5 Antalgin (tablet) Antalgin 500mg Analgesik non
narkotik,
menghilangkan
nyeri
6 Santagesik (tablet) Mefinal natrium Antirheumatik,
500mg/tab anti inflamasi,
analgesik
7 Moxam (tablet) Meloxicam Nyeri akut, nyeri
7,5mg , 15mg pasca operasi,
dan post partum
osteoarthritis,
rheumatoid
arthritis, dan
disminore

2. ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mrmbunuh dan mencegah cacing
yang berkembang biak di dalam tubuh. Semua obat antibiotik umumnya
digunakan setelah makan. Namun hanya saja ciproflaxacin digunakan sebelum
makan karena absorbsinya dipengaruhi oleh makanan. Berikut ini adalah contoh
obat antibiotik yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain :
Tabel 2.10 Contoh obat antibiotik

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Amoxan (kapsul) Amoxcylin Infeksi saluran
thihidrate pernafasan bagian
atas,tonsilitis,
sinusitis,laringitis,
faringitis, otitis
media, dan
infeksi saluran
urogenital
2 Amoxcylin (kaplet) Amoxcylin Infeksi saluran
thihidrate pernafasan dan
kemih, infeksi
lain seperti
septikimia dan
endokarditis
3 Baquinor (tablet) Ciproflaxacin Infeksi saluran
HCL, filcotab kemih, saluran
pernafasan, kulit
dan jaringan
lunak, tulang dan
sendi
4 Erysanbe (kapsul) Tiap kapsul Infeksi saluran

30
mengandung pernafassan atas
erytromycin dan bawah,
500mg infeksi kulit dan
jaringan lunak
5 Ciproflaxacin (tablet) Ciproflaxacin Pengobatan
infeksi oleh strain
yang sensitif
6 Rimstar Rifampisin, Pengobatan pada
INH, tubercolosis dan
pirazinamid, beberapa infeksi
ethambutol mikrobial
opportunistik
7 Thiampenichol (tablet) Tiamfenikol Infeksi yang
500mg disebabkan oleh
influenza

3. ANTIDIABETIK
Diabetes adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak sehingga
terjadi efek hiperglikemi. Kadar gula seseorang yang normal adalah 100mg/DL.
Beberapa obat diabetes yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarj antara lain:

Tabel 2.11 Contoh obat antidiabetik

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Metformin Metformin Diabetes melitus tipe 2 dan
penderita yang suah
overweight yang kadar
gulanya tidak bisa dikontrol
dengan diet saja, sebagai
monoterapi pada pasien
diabetes melitus tipe 1
2 Glucobay Acarbose 50mg Untuk pasien diabtes
dan 100mg melitus tipe 2jika kadar
gula tidak cukup
dikendalikan dengan diet,
latihan fisik dan penurunan
berat badan saja
3 Glimiperide Glimiperide Untuk pasien diabetes
1,2,3,4 mg melitus type 2 obat ini
bekerja dengan mendorong
pankreas untuk
memproduksi insulin dalam
tubuh
4 Glibenklamide Glibenclamide Diabetes melitus ringan
5mg atau sedang
5 Metformin Metformin HCl Untuk terapi diabetes yang
500mg/850mg tidak tergantung insulin,

31
dan untuk terapi tambahan
pada penderita diabetes
yang bergantung pada
insulin yang gejalanya sulit
di kontrol
4. ANTIHIPERTENSI
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah yang
tinggi. Tekanan darah orang normal adalah 120/80 mmHg. Berikut adalah contoh
obat antihipertensi yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo:

Tabel 2.12 contoh Obat Antihipertensi

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Concor Bisoprolol 5mg Hipertensi atau
bisa digunakan
sebagai
monoterapi
2 Amlodipine Amlodipine Untuk
besylate besylate pengobatan
5mg;10mg hipertensi
3 Blopress Candesartan Obat yang
plus silektil 12,5mg digunakan
sebagai pilihan
terapi untuk
membantu
mengatasi
hipertensi
4 Catopril Catropil 12,5mg Untuk hipertensi
dan gagal jantung
5 Bisoprolol Bisoprolol Untuk hipertensi
fumarate fumarate 5mg bisa digunakan
sebagai
monoterapi atau
dikombinasikan
dengan
antihipertensi
lain

32
5. ASAM URAT
Asam urat adalah bentuk rematik umum dan kompleks yang bisa menyerang
siapa saja. Obat- obat asam urat yang digunakan di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo
rata-rata golongan allopurinol dengan dosis 100mg dan 300mg. Berikut ini adalah
contoh obat asam urat yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain :

Tabel 2.13 contoh Obat Asam Urat

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Na diklofenact (tablet) Na diclofenact Pengobatan akut dan
25mg; 50mg kronik gejala-gejala
rheumatoid,
ostheoarthritis, Dan
ankiosing spondilitis
2 Meloxicam (tablet) Meloxicam 7,5mg; Ostheoarthritis dan
15mg rheumatoid arthritis
3 Allopurinol (tablet) Allopurinol Artritis gout dan
100mg; 300mg produksi asam urat
yang berlebihan
4 Methylprednisolone Methylprednisolon Penyakit reumatik,
(tablet) e 4mg; 16mg kelainan endokrin,
penyakit kolagen,
penyakit kulit , dan
alergi

6. PENURUN KOLESTEROL
Kolestrol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun apabila kadarnya
menumpuk terlalu banyak kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan
akan mengganggu aliran darah. Berikut adalah contoh obat penurun kolesterol
yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain :

Tabel 2.14 contoh Obat Penurun Kolesterol

No Nama obat Kandungan Indikasi


1 Atorvastatin Atorvastatin calcium Sebagai penunjang diet
(tablet) amorphous untuk pengurangan pada
kolestrol tingkat tinggi.
2 Simvastatin (tablet) Simvastatin Menurunkan kadar
10mg/tablet salut kolestrol total dan LDL
selaput yang meningkat
3 Lopid (tablet) Gemfibrozil 900mg Pencegahan penyakit
jantung kongestif pada

33
pasien hiperlipidemia usia
40-55 yang tidak responsif
terhadap diet
4 Gemfibrozil Gemfibrozil Hiperkolestrolemia,
(tablet) mencegah penyakitb
jantung koroner dengan
menurunkan kolestrol
5 Mevastin (tablet) Simvastatin Menurunkan kadar
10mg/tablet salut kolestrol total dan
selaput kolestrol LDL pada
penderita
hiperkolestrolemia primer
6 Pravastatin (tablet) Pravastatin sodium Menurunkan kadar
20mg kolestrol total dan
kolestrol LDL pada
penderita
hiperkolestrolemia primer
dan penyakit arteri berupa
aterosklerosis

7. PENYAKIT RINGAN YANG UMUM TERJADI


Penyakit ringan yang umum terjadi di RS Delta Surya adalah penyakit batuk,
hidung tersubat, demam dan diaer
Berikut contoh obat-obat untuk penyakit ringan yang umum terjadi :
a. Batuk : bisolvon syrup, OBH syrup, OBP syrup.
b. Hidung tersumbat : pseudroefedrin, efedrin.
c. Demam : paracetamol, proris syrup, sanmol.
d. Diare : neo kaolana, zink, lacto-b, l-bio, lodia, loperamid, smecta, dan squest.

2.1.2 PENGGOLONGAN OBAT


a. Obat bebas
obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh/ dijual secara bebas kepada
umum tanpa resep dokter yang sudah terdaftar di Depkes RI dan dapat di beli
di Apotek, dan toko obat. Obat bebas memiliki tanda pada kemasannya
tercantum logo berbentuk lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi yang
tebal berwarna hitam.

Gambar 2.3 : tanda obat bebas


Di instalasi farmasi RS Delta Surya untuk penggolongan obat sudah ada, tetap
dipertahankan seperti ini. Obat bebas yang tersedia di instalasi farmasi RS

34
Delta Surya meliputi : Becom-C. Aspilets, combantrin, new diatabs, dan
antasida doen.

b. Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya masuk ke dalam golongan
obat keras tetapi masih dapat diperjual belikan tanpa resep dokter. Tanda
peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa 4
persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5cm, lebar 2cm dan
memuat pemberitahuan berawarna puth sebagai berikut :

Gambar 2.4 : tanda peringatan obat bebas terbatas

Obat bebas memiliki tanda pada kemasannya tercantum logo berbentuk


lingkaran berwarna biru dengan garis tepi tebal berwarna hitam.

Gambar 2.5 :tanda obat bebas terbatas


Obat golongan ini dapat diperoleh tanpa resep dokter bila memenuhi
persyaratan :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam kemasan asli pabrik pembuatnya
2. Pada penyerahan oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
yang bercetak sesuai contoh (P1-P6)
Obat bebas terbatas di IFRS Delta Surya meliputi tuzalos, paratusin,
demacolin, CTM, tracetate, sanadryl DMP, ZincPro, alco plus, dan Proris
c. Obat Keras
Obat kerasa adalah obat beracun yang memiliki khasiat mengobati,
menguatkan, mendesinfektan tubuh manusia, baik obat dalam bentuk
substansi maupun tidak. Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter. Obat keras memiliki tanda yang sama dengan obat lainnya yaitu
lingkaran berwarna merahdengan garis tepi tebal berwarna hitam, tetapi
bedanya di dalam lingkaran merah tersebut tercantum tanda “K” yang artinya
obat itu adalah obat keras

Gambar 2.6 : tanda obat keras

d. Obat wajib apotek (OWA)

35
Obat wajib apotek adalah obat keras yang wajib diserahkan oleh apoteker di
apotek tanpa menggunakan resep dokter. Selain memproduksi obat generik,
untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat
pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA. OWA merupakan obat keras yang
dapat di berikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.
Walaupun APA boleh memberikan obat keras namun ada persyaratan yang
harus dilakukan odalam penyerahan OWA, antara lain :
1. Apoteker wajib mengisi pencatatan yang baik mengenai data pasien dan
penyakit yang di derita.
2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh
diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja
yang termasuk OWA, dan hanya boleh di berikan 1 tube saja.
3. Apoteker wajib memberikan obat secara benar mencakup : indikasi,
kontra-indikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan efek samping
obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat,
maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan
bagi kebanyakan penyakit yang di derita pasien. OWA di IFRS Delta Surya
meliputi : asam mefenamat, antasida, ranitidin, salbutamol
e. Obat narkotika
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tumbuhan maupun
bukan tumbuhan baik sintesis ataupun alami. Yang dapat menyebabkan
penurunan kesadaran,hilangnya rasa mengurangi hingga menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika
berdasarkan peraturan yang terdapat pada ORDONASI OBAT BIUS yaitu
palang medali merah

Gambar 2.7 : tanda obat narkotika


Narkotika dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Narkotika Gol 1 :
Narkotika yang hanya dapat dikembangkan untuk ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan didalam terapi, serta memiliki potensi ketergantungan
yang tinggi
Contoh : tanaman papaver somniferum L, opium mentah, tanaman
koka, tanaman ganja, ttrahydrocarnabinol.
2. Narkotika Gol II :
Narkotika yang berkhasiat sebagai terapi sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan sebagai tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : morfin, metadona, petidina, opium, dan fentanil
3. Narkotika Gol III :

36
Narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi maupun tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi ringan ketergantungan
Contoh : codein, propiram, polkodina

f. Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan
perubahan tingkah laku. Sama halnya seperti narkotika obat memiliki logo
yang sama dengan narkotika.

2.1.3 Mendeskripsikan Resep


a. Membaca Resep
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan yang di beri ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Resep selalu dimulai dengan
tanda R/ yang artinya recipe (ambilah). Di belakang tanda ini (R/) baru
tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin.
Suatu resep yang lengkap harus memuat :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter
2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat, atau komposisi obat
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku
5. Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat pemilik hewan
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal
Ysng berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi ( terbatas pada
pengobatan mulut dan gigi) dan dokter hewan (terbatas pada pengobatan
hewan). Dokter gigi diberi ijin menulis resep dari segala macam obat
untuk pemakaian melalui mulut, injeksi (parental) atau cara pemakaian
lainnya, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut. Sedangkan
pembiusan /patirasa secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi (S.E.)
Depkes No. 19/Ph/26 Mei 1962.
Ketika pasien datang dengan membawa resep ke apotek, resep diperiksa
kelengkapannya terlebih dahulu, sesuai ketentuan resep, setelah resep
diperiksa, resep dibaca dari nama obat, jumlah obat (numero), dan aturan
pakai obat (signa). Masukan resep pada koputer dan berikan harga. Jika
pasien setuju maka siapkan obat yang sesuai dengan resep. Apabila ada
ketidakjelasan atau keraguan dalam resep, segeralah konfirmasi kedokter
yang meresepkan resep tersebut.
b. Mendeskripsikan penggunaan Etiket/ Label
Etiket adalah suatu kertas yang ditempelkan pada obat yang bertujuan
sebagai petunjuk aturan pakai sesuai dengan resep dokter. Didalam etiket
37
biasanya dicantumkan tanggal, nama pasien, aturan pakai obat. Etiket
terdiri dari 2 macam yaitu etiket biru dan etiket putih. Etiket biru
digunakan untuk obat pemakaian luar dan tidak untuk ditelan contohnya :
salep, bedak, obat tetes, dan krim. Sedangkan untuk etiket putih
digunakan untuk obat pemakaian dalam (pemakaian oral) contohnya : pil,
tablet, kapsul, sirup.

c. Mengenali alat-alat laboratorium resep


Alat-alat resep adalah peralatan atau alat yang digunakan dalam peresepan
atau untuk mengerjakan resep
1. Mortir dan stamper : untuk memperkecil ukuran partikel zat padat
dengan cara penggerusan, membuat sediaan salep, untuk mencampur
zat padat maupun cair.
2. Blender : untuk menghaluskan obat berbentuk tablet atau serbuk yang
hendak di racik menjadi puyer atau kapsul
3. Sendok kertas-sci : tempat untuk membagi sediaan serbuk (sama
banyak) sebelum dimasukan kertas-sci,terdiri dari 6 untuk setiap gigi
kertas-sci
4. Perkamen : wadah atau kertas untuk membagi sediaan serbuk atau
pulvis
5. Kertas-sci : pembungkus sediaan pulvis atau serbuk
6. Alkohol : digunakan sebagai pembersih peralatan sebelum digunakan
7. Saringan : digunakan untuk menyaring obat setelah obat diblender
(biasanya obat salut)
8. Sudip : untuk mengambil serbuk dari mortir

d. Mengenali alat-alat kesehatan


Alkes adalah bahan instrumen, mesin, implan (berupa obat/ alat kesehatan
yang ditanamkan kedalam jaringan tubuh) yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan
memperbaiki fungsi tubuh. Alat kesehatan di Delta Surya sudah lengkap.
Penempatan lkes di RS Delta Surya di tempatkan pada Instalasi Farmasi dan
Logistik Farmasi pada kardus atau rak-rak yang terdpat kotak yang telah
diberi nama untuk mempermudah pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien.
Penataannya pun cukup rapi dan bersih, tidak ada masalah dalam
pendistribusian dari PBF.

38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari hasil pengamatan dan pembahasan data yang ada , dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari beberapa target kompetensi yang sudah di tetapkan. Diantaranya
mengenali penggolongan obat, mendeskripsikan resep, dan penggunaan
etiket, mengenali alat kesehatan, mendeskripsikan obat golongan narkotika
dan psikotropika, mendeskripsikan spesialite obat, dan mendeskripsikan
penyakit ringan yang umum terjadi.
2. Membedakan penggolongan obat dengan melihat logo pada kemasan obat.
Penggolongan obat di bagi menjadi 6 golongan yaitu : obat bebas, obat beba
terbatas, obat keras, obat wajib apotek, obat golongan narkotika dan
psikotropika.
3. Mendeskripsikan resep dengan membaca resep dan cara pemberian etiket
berdasarkan penggunaan etiket putih untuk pemakaian oral dan etiket biru
untuk obat luar.
4. Alat kesehatan dibagi menjadi beberapa macam jenis dan fungsinya.
Memahami fungsinya dengan cara melihat bentuk dan nama alat kesehatan
tersebut.
5. Obat narkotika dan psikotropika dapat dibedakan dengan melihat logo pada
obat tersebut. Narkotika di tempatkan di lemari sendiri yang terbuat dari
kayu yang sulit untuk dipindah-pindahkan dan di lapisi oleh 2 pintu yang
dilengkapi dengan kunci yang kuat, sedangkan psikotropika ditempatkan di
lemari tersendiri uang terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan kunci yang
kuat.
6. Mengetahui obat analgesik, antibiotik, antidiabetik, antihipertensi. Dengan
cara melihat komposisi dan indikasi yang ada pada kemasan obat.
7. Penyakit ringan yang umum terjadi biasanya disebabkan karena keadaan
cuaca yang berubah-ubah dan kondisi tubuh yang menurun.

39
DAFTAR PUSTAKA
Aryadi, Anggi, 2010. Konsep Kefarmasiaan dalam ilmu resep. Tersedia (online).

Buku Pedoman Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek. Edisi pertama, 2010.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Departemen Kesehatan Indonesia, 1955. Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Indonesia, 2005. Pharmaceutical Care untuk penyakit Hipertensi,


Jakarta: Direktorat Bina Farmasi dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI,1966, Formularium Nasional, edisi I, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1972, Farmakope Indonesia , edisi II, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1974, Extra Farmakope Indonesoa, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1978, Formularium Nasional, edisi II, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia , edisi III, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, (1978), Peraturan Mentri Kesehatan RI


No.28/MenKes/Pers/1978 tentang Penyimpanan Narkotika, Jakarta.

Departemen Kesehatan Repbulik Indonesia (1981) Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI


No. 278/Menkes/SK/V/1981, Tentang Persyaratan Apotek,Jakarta.

Depkes, RI, 1998. Peraturan Mentri Kesehatan RI No 28/MenKes/ Pers/1978. Tentang Cara
Penyimpanan Narkotika, Departemen Kesehatan Repbulik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Administrasi Farmasi, Jilid II, Jakarta:Pusat Pendidikan
kesehatan.

http://id.w.wikipedia.org/wiki/obatbebas

40
LAMPIRAN

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

Anda mungkin juga menyukai