Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sekolah
Di Susun Oleh :
Nama : Lokalita Nurjannah
NIS : 4178/1311.7
Kelas/ Program Studi : XI/ FARMASI
Laporan Akhir Praktek Kerjs Industri di Rumah Sakit Delta Surya Kabupaten Sidoarjo ini
dibuat sebagai syarat untuk mengikuti ujian
Laporan ini diperiksa dan disahkan pada
Mengetahui
Pembimbing DU/DI Kepala Kompetensi Pembimbing
Keahlian Farmasi Sekolah
Mengetahui
Kepala Sekolah
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehinga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini.
Penyusunan laporan praktek kerja industri ini merupakan salah satu persyaratan mengikuti
ujian tahun diklat 2020/2021. Dalam laporan ini, berisi target-target yang sudah penulis
lakukan serta hasil dari target-target tersebut.
Laporan ini dapat terbuat dan terselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing
materi maupun teknis, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ika Hardiani, S. Farm., Apt selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta Surya.
2. Erna Ika Cahyani, S.Farm., Apt selaku Apoteker Pendamping Instalasi Farmasi
Rumah sakit Delta Surya.1
3. Hj. Ratih Wulansari,. S. Si, M. M. Pd selaku kepala sekolah SMK Sepuluh
Nopember Sidoarjo.
4. Citra Riptia N.S. Farm,. Apt selaku guru produktif farmasi SMK Sepuluh Nopember
Sidoarjo.
5. Novi Wulandari, S. Farm,. Apt selaku pembimbing Prakerin dari sekolah.
6. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini sehingga selesai
dengan baik dan lancar.
Penulis menyadar bahwa laporan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini masih
jauh dari kata kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan
laporan ini, oleh karena itu segala kritikan, saran, dan pendapat yang bersifat membangun
amat sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Tidak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan
dan kekurangan yang tentu saja tidak sengaja selama menjalankan praktek kerja industri di
Rumah Sakit Delta Surya hingga pada akhir pembuatan laporan praktek kerja industri ini,
semoga laporan ini bermanfaat.
Sidoarjo, 16 Maret 2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover Judul...................................................................................................................
Lembar Pengesahan......................................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
Daftar Tabel..................................................................................................................
Daftar Gambar..............................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
1.4 Manfaat...................................................................................................................
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................
2.3 Motto......................................................................................................................
2.4 Falasafah.................................................................................................................
3
BAB 3 : PENIUTUP.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................................
4
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Serta makin tingginya kesadaran masyarakat dan meningkatkan kesehatan, maka
dituntut juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam rangka mengatasi
permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian
kepada masyarakat dengan demikian dasarnya kaitan tugas pekerjaan kefarmasian
dalam melangsungkan beberapa proses kefarmasian, bukan hanya sekedar membuat
obat, melainkan menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang
diselenggarakan adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses penyembuhan
penyakit yang di derita pasien. Mengingat kewenangan keprofesian yang dimilikinya
maka dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan prosedur-prosedur kefarmasian
demi dicapainya produk kerja yang memiliki syarat ilmu pengetahuan kefarmasian,
sasaran produk kerja yang dilakukan serta hasil kerja akhir yang seragam tanpa
mengurangi pertimbangan keprofesian secara pribadi.
Praktek kerja industri (prakerin) adalah salah satu proses pendidikan untuk
mengembangkan keterampilan siswa dengan dunia kerja. Pendidikan ini adalah sistem
terpadu antara materi teori dan praktek langsung di lapangan kerja.
Farmasi adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang kefarmasian
melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat-sifat
yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberikan semacam otoritas dalam
berbagai aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oelh tenaga
kesehatan lainnya. Farmasi juga sebagai tenaga profesi, telah diakui universal.
Lingkup pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, melalui penyediaan bahan
baku dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada
pemakai obat atau pasien.
WHO dalam rapatnya pada tahun 1997, mengenal lahirnya asuhan kefarmasian.
Dimensi pekerjaan profesi farmasi tidak kehilangan bentuk, tetap menjadi seorang
ahli dalam bidang obat pasien menikmati tentang obat, sehingga pasien memahami
program obatnya.
Agar mengenal lebih dekat dengan dunia kerja dan segala aspek yang terkait di
dalamnya. Mampu memahami tugas dan peran Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam sistem pelayanan
kesehatan. Mampu mempraktekan materi yang telah di dapat selama di sekolah dan di
praktikum, dan dapat mempunyai banyak pengalaman dalam dunia kerja.
Dengan demikian sebagai seorang Tenaga Teknis Kefarmasian dirasa perlu
membekali diri dengan pengetahuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Oleh karena itu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Instalasi Farmasi Rumah Sakit bagi siswa siswi SMK
Sepuluh Nopember sangatlah perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri
untuk berperan langsung dalam pengelolaan Apotek sesuai dengan fungsi dan
kompetensi Tenaga Teknik Kefarmasian.
8
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja penggolongan obat yang terdapat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
DELTA SURYA sidoarjo ?
2. Bagaimana cara mendeskripsikan dan menyelesaikan resep di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit DELTA SURYA Sidoarjo ?
3. Apa kegunaan dari berbagai macam alat kesehatan di Instalasi Farmasi DELTA
SURYA Sidoarjo ?
4. Bagaimana alur rekam Narkotika dan Psikotropika di Instalasi Farmasi DELTA
SURYA Sidoarjo
5. Apa saja farmakologi spesialite obat dan bagaimana penyelesaian resep dari
farmakologi spesialite obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit DELTA SURYA
Sidoarjo ?
6. Apa saja penyakit ringan yang sering terdapat di Rumah Sakit DELTA SURYA
Sidoarjo ?
C. TUJUAN
1. Agar siswa dapat mengetahui penggolongan obat di RS Delta Surya Sidoarjo
2. Agar siswa dapat mendeskripsikan dan menyelesaikan resep
3. Agar siswa dapat menggunakan alat kesehatan uang ada di Apotek RS Delta
Surya Sidoarjo
4. Agar siswa dapat mengetahui alur rekam Narkotika dan Psikotropika
5. Agar siswa dapat mengetahu farmakologi spesialite obat
6. Agar siswa dapat mengetahui penyakit ringan yang umum trjadi di RS Delta
Surya Sidoarjo
1. SECARA UMUM
a. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menimba ilmu di SMK Sepuluh
Nopember Sidoarjo khususnya di bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
b. Mendapatkan pengalaman langsung dan secara nyata dalam dunia kerja
sesungguhnya
2. SECARA KHUSUS
a. Melaksanakan salah satu peran dan ompetensi tenaga teknis kefarmasian yaitu
melaksanakan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta Surya
Sidoarjo
b. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja
kefarmasian sebenarnya, khususnya di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Delta
Surya
c. Melaksanakan pelayanan kefarmasian
d. Mengetahui cara melayani pengaahan obat
9
D. MANFAAT
1. Bagi Siswa :
a. Siswa dapat mengaplikasi materi yang telah diajarkan di sekolah.
b. Siswa dapat terlibat langsung dalam pelayanan farmasi untuk masyarakat.
c. Siswa dapat meningkatkan kompetensi dan menambah pengalaman sebelum
terjun di dunia kerja.
d. Siswa dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya di dunia kerja.
2. Bagi Sekolah :
a. Meningkatkan standart kompetensi sekolah.
b. Memperbaiki kompetensi sekolah apabila ada kekurangan.
c. Memberikan pembaharuan resensi bagi sekolah.
4. Bagi Masyarakat :
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang proses Pelatihan Kerja
Lapangan.
b. Dapat mengetahui keberadaan sebuah institusi pendidikan.
c. Dapat termotivasi pada kegiatan PKL untuk memacu agar tenaga kerja dari
bidang kesehatan bertambah.
d. Dapat terbantu dalam terlayani pada pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,
Klinik, Puskesmas, maupun di Apotek
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKERIN
SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO
Pada akhir tahun 1990 terjadi peningkatan pasien yang sedemikian besar, sehingga
tidak tertampung lagi di rumah sakit yang ada di Sidoarjo. Untuk itu sekelompok Dokter-
Dokter yang idealis baik dari Surabaya maupun dari Sidoarjo berusaha mencari jalan keluar.
Mula-mula dengan praktek bersama dan merencanakan praktek spesialis, akhirnya menjadi
Rumah Sakit. Tanggal 24 Agustus 1989 terbentuk Yayasan Delta Surya, dengan penasehat H.
Moch. Noer (mantan Gubenur Jawa Timur) dan dengan pelindung Bpk. Mayjend Purn. H.
Ibnu Hartomo, PhD dan Bpk. Gubenur KDH. Tingkat I Jawa Timur.
Tanggal 17 September 1989, peletakan batu pertama pendirian rumah sakit oleh :
A. Bpk. Mayjend. (Purn) Ibnu Hartomo, PhD
B. Bpk, Mayjend Pol. (Purn) A. Yasin
C. Bpk. Soegondo, Bupati KDH tingkat II Sidoarjo
Tanggal 24 juni 1990 pelantikan pengurus Koperasi Jasa Kesehatan Delta Surya. Tanggal 27
September 1990. Pembukaan RS. Delta Surya oleh Bpk. Gubenur KDH. Tingkat I Jawa
Timur. Akta Notaris Ny. Sukarini, tanggal 23 Agustus 1989, No. 68 Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tgl. 4 Oktober 2007
A. Nomor : C-3247 HT.01.02 tahun 2007
B. Hal : memberikan pengesahan Akta Pendirian Yayasan Delta Surya Sertifikat
Akreditasi Rumah Sakit 12 Pelayanan tahun 2009
Standar pelayanan RS meliputi : Admin, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat,
Keperawatan, Rekam Medis, Farmasi, K3, Radiologi, Laboratorium, OK, Dalin, Perinatal
Risiko Tinggi.
Status : Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut
Luas lahan : 14.825 M²
Luas bangunan : 7.289 M²
A. VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Pertama Masyarakat di Bidang Layanan Kesehatan.
B. MISI :
a. Memberikan layanan kesehatan yang berkualitas, profesional, paripurna, dan
manusiawi kepada pasien.
11
b. Meningkatkan keterampilan dan pengembangan profesionalisme sumber daya
manusia sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta peralatan kedokteran dalam
menunjang layanan kesehatan kepada pasien.
d. Mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien dengan biaya terjangkau.
2.3 MOTTO :
Melayani dengan sepenuh hati
2.4 FALSAFAH :
Melayani dengan sentuhan kasih sayang
12
2.5 DENAH INSTALASI RAWAT INAP RS DELTA SURYA
SEDIAAN
GOLONGAN OBATCREAM
Stok obat
meja KERAS Alkes (infus set, urine bag
J
ALKES (OPTIVA,
SEDIAAN INJEKSI
A JARUM, DLL)
ediaan
Timbangan
STOK OBAT SYRUP NARKOTIKA
PSIKOTROPIK
ARSIP & DOC
GELANG BAYI
TEGADERM
CAIRAN INFUSAN
13
MINYAK TELON, SABUN, DLL
2.6 DENAH INSTALASI RAWAT JALAN RS DELTA SURYA
OU TAB DAN KAPSUL ABJAD A-N TAB DAN
ARSIP R/
NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA OBAT TETES
MATA
STOK TABLET DAN KAPSUL
HAIRGROW,
MEJA RACIK CLEANSER
CANGKANG
KAPSUL, DLL
ETALASE SYRUP
RESEP POLLEY, DLL (ALKES) ETALASE RIVANOL, HYPAFIX, DLL TEMPAT
KUMUR
SYRUP
MEJA DROP
SALEP DAN
KRIM
INJEKSI KULKAS
14
1. INSTALASI FARMASI DI RUMAH SAKIT
Instalasi farmasi di rumah sakit dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh asisten
apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku serta kompeten
dan berprofesional.
E. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengamanan barang dengan menempatan
obat-obatan atau alkes sesuai metode penyimpanan. Metode penyimpanan
antara lain :
1. Metode FIFO (First In First Out)
Metode penyimpanan berdasarkan barang yang pertama masuk, maka yang
lebih dahulu dikeluarkan.
2. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode penyimpanan berdasarkan barang yang terakhir masuk, maka yang
lebih dahulu di keluarkan.
3. Metode FEFO ( First Exfire First Out)
16
Metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa kadaluarsanya paling
dekat, maka yang lebih dahulu di keluarkan.
4. Berdasarkan bentuk sediaan
Metode ini lebih tepat dalam penyimpanan obat-obatan, misalnya sediaan
tablet dipisah dengan sediaan sirup dan disimpan di rak atau etalase yang
berbeda.
5. Berdasarkan golongan obat
Metode ini dilakukan dengan cara memisah obat-obatan tiap golongan dan
tidak mempertimbangkan bentuk sediaan atau efek farmakologinya, yang
terpenting obat tertata sesuai golongannya.
6. Berdasarkan alfabetis
Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A sampai
Z. Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih mudah dicari
dan kelemahannya gudang tidak digunakan secara maksimal.
7. Berdasarkan efek farmakologi
Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya misalnya
obat untuk batuk berdahak ditempatkan berbeda dengan obat batuk kering.
a. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi untuk
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta menunjang pelayanan
medis.
b. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.
c. Pemusnahan
Pemusnahan adalahkegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, dan tidak memenuhi standar.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu
pengelolaan perbekalan farmasi.
17
2.7 HASIL PENGAMATAN
1. Penggolongan obat
Penggolongan obat dimaksudkan umtuk meningkatkan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan ini terdiri dari obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek (OWA), obat narkotika, dan obat
psikotropika. Penggolongan obat ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No. 917/Menkes/Per/1993 yang kini telah diubah menjadi Permenkes No
994/Menkes/Per/2000. Penggolongan obat itu terdiri dari :
A. Obat Bebas
Obat bebas yaitu obat yag dapat di beli bebas di apotek, toko obat, bahkan di
warung. Obat bebas di tandai dengan
simbol lingkaran berwarna hijau bergaris tepi hitam.
Contoh obat bebas adalah paracetamol, antasida, dan obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK.VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas berikut adalah contoh obat bebas yang ada di RS Delta Surya Sidoarjo :
18
6 Laxadine Tiap 5mg emulsi Obat untuk saluran
mengandung cerna, laksatif.
fenoltalenia 55mg, Mengatasi buang
parafin cair 1200 air besar, persiapan
mg, gliserin 378mg, menjelang
jeli 9,4mg radiologis dan
operasi
20
memperlancar
saluran
pernafasan
6 Bisoprolol (tablet) Tiap tablet salut Obat
selaput kadiovaskuler,
mengandung: anti hipertensi.
bisoprolol fumarat Sebagai terapi
5mg tunggal atau
kombinasi
dengan
antihipertensi
lain.
7 methylprednisolon Methylprednisolone Untuk penyakit
4mg, 16mg endoktrin,
rematik,
kolagen, dan
alergi
8 Domperidone (tablet) Tiap tablet Untuk
mengandung pengobatan
domperidone 10mg gejala dispepsia
fungsional
22
mencegah
atau
mengobati
migrai
4 Tramazed Tramadol HCl Meredakan
37,5mg , rasa sakit
paracetamol misalnya
rasa sakit
pasca
operasi
5 Tradiosik Tramadol HCl Obat
pereda
nyeri
sedang
hingga
berat
F. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman ataupun bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan ketergantungan. Biasanya narkotika golongan 3 banyak dilakukan
untuk pengobatan. Penanganan resep yang terdapat obat narkotika di IFRS Delta
Surya yaitu :
a. Resep yang terdapat narkotika atau psikotropika digaris resep, lalu
disendirikan dengan resep lainnya.
b. Catat pada kartu stok barang yang memuat pemasukan dan pengeluaran obat
narkotika atau psikotropika dan nomor resep yang mengandung obat tersebut.
c. Kartu stok barang digunakan apoteker untuk membuat laporan yang akan
dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala BPOM
setempat.
d. Penyimpanan obat dalam almari tersendiri yang berdinding dan lemari kayu.
Contoh obat narkotika di IFRS Delta Surya :
23
No Nama Kandungan Indikasi
G. obat
1 Codein Codein 10mg, 15mg, Antitusif narkotik, analgesik
(tablet) 20mg narkotik
2 Morfin Morfin HCl Analgesik
narkotik,antipiretik, anti
inflamasi non steroid,
antipirai
3 Pethidi Pethidine Analgesik narkotik,
ne HCl antipiretik, anti inflamasi
non steroid, antipirai. Nyeri
sedang sampai berat, nyeri
pasca operasi
4 ST Morfin sulfat Penatalaksanaan nyeri kronik
continu 10mg,15mg,30mg,60 yang perlu analgesik opioid
s mg ,100mg
(tablet)
Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat yang dapat menimbulkan efek ketergantungan dan
perubahan tingkah laku. Resep yang mengandung psikotropika digarisi resep dan
disendirikan dari resep lainnya, penyimpanan obat psikotropika di tempatkan
pada lemari yang berbeda. Berikut adalah contoh obat psikotropika yang ada pada
IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain sebagai berikut :
24
5 Alganax Alpazolam 1mg Ansietas yang
(tablet) berhubungan dengan
depresi, gangguan
panik dengan atau
tanpa agoraphobia
25
2.8 Membaca Resep
Alur penerimaan resep di RS Delta Surya, resep datang kemudian di periksa
kelengkapannya, untuk resep perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit
Delta Surya langsung dilayani kemudian dilakukan penyiapan obat. Untuk obat yang
memerlukan peracikan dilakukan terlebih dahulu perhitungan. Setelah dilakukan
perhitungan, obat-obat tersebut diracik lalu kemudian dimasukkan ditempat (apabila
kapsul dimasukkan dalam cangkang kapsul sedangkan puyer dibungkus
menggunakan kertas tempat wadah obat lalu di press) dan bri etiket sesuai resep.
Apabila obat-obat resep adalah obat oral maka langsung dilakukan pengerjaannya
misalnya :
A. Contoh Resep 1
26
B. Contoh Resep 2
27
2. Penggunaan Etiket
Penggunaan etiket dan label obat terdapat 2 macam warna yaitu warna putih dan
warna biru. Warna putih artinya obat di peruntukan pemberian secara oral atau obat
dalam. Sedangkan warna biru artinya obat diperuntukan untuk pemakaian luar. Untuk
etiket di RS Delta Surya terdiri atas :
28
5 Pen needle Untuk menyuntikan
insuline yang
disambungkan
dengan insulin
flexpen
6 Transfusion Untuk
set mendistribusikan
darah ke tubuh
7 3 way Sebagai alat
penghubung selang
infusan dan jarum
8 Spuit Untuk menyuntikan
3,5,10,20 cc, ijeksi kedalam tubuh
dsb...
9 Kassa steril Untuk menutupi luka
agar tidak terkna
partikel atau bakteri
29
4 Meloxicam (tablet) Meloxicam Ostheoarthritis
7,5mg, 15mg dan rheumatoid
arthritis
5 Antalgin (tablet) Antalgin 500mg Analgesik non
narkotik,
menghilangkan
nyeri
6 Santagesik (tablet) Mefinal natrium Antirheumatik,
500mg/tab anti inflamasi,
analgesik
7 Moxam (tablet) Meloxicam Nyeri akut, nyeri
7,5mg , 15mg pasca operasi,
dan post partum
osteoarthritis,
rheumatoid
arthritis, dan
disminore
2. ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mrmbunuh dan mencegah cacing
yang berkembang biak di dalam tubuh. Semua obat antibiotik umumnya
digunakan setelah makan. Namun hanya saja ciproflaxacin digunakan sebelum
makan karena absorbsinya dipengaruhi oleh makanan. Berikut ini adalah contoh
obat antibiotik yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain :
Tabel 2.10 Contoh obat antibiotik
30
mengandung pernafassan atas
erytromycin dan bawah,
500mg infeksi kulit dan
jaringan lunak
5 Ciproflaxacin (tablet) Ciproflaxacin Pengobatan
infeksi oleh strain
yang sensitif
6 Rimstar Rifampisin, Pengobatan pada
INH, tubercolosis dan
pirazinamid, beberapa infeksi
ethambutol mikrobial
opportunistik
7 Thiampenichol (tablet) Tiamfenikol Infeksi yang
500mg disebabkan oleh
influenza
3. ANTIDIABETIK
Diabetes adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak sehingga
terjadi efek hiperglikemi. Kadar gula seseorang yang normal adalah 100mg/DL.
Beberapa obat diabetes yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarj antara lain:
31
dan untuk terapi tambahan
pada penderita diabetes
yang bergantung pada
insulin yang gejalanya sulit
di kontrol
4. ANTIHIPERTENSI
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah yang
tinggi. Tekanan darah orang normal adalah 120/80 mmHg. Berikut adalah contoh
obat antihipertensi yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo:
32
5. ASAM URAT
Asam urat adalah bentuk rematik umum dan kompleks yang bisa menyerang
siapa saja. Obat- obat asam urat yang digunakan di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo
rata-rata golongan allopurinol dengan dosis 100mg dan 300mg. Berikut ini adalah
contoh obat asam urat yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain :
6. PENURUN KOLESTEROL
Kolestrol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun apabila kadarnya
menumpuk terlalu banyak kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan
akan mengganggu aliran darah. Berikut adalah contoh obat penurun kolesterol
yang ada di IFRS RS Delta Surya Sidoarjo antara lain :
33
pasien hiperlipidemia usia
40-55 yang tidak responsif
terhadap diet
4 Gemfibrozil Gemfibrozil Hiperkolestrolemia,
(tablet) mencegah penyakitb
jantung koroner dengan
menurunkan kolestrol
5 Mevastin (tablet) Simvastatin Menurunkan kadar
10mg/tablet salut kolestrol total dan
selaput kolestrol LDL pada
penderita
hiperkolestrolemia primer
6 Pravastatin (tablet) Pravastatin sodium Menurunkan kadar
20mg kolestrol total dan
kolestrol LDL pada
penderita
hiperkolestrolemia primer
dan penyakit arteri berupa
aterosklerosis
34
Delta Surya meliputi : Becom-C. Aspilets, combantrin, new diatabs, dan
antasida doen.
35
Obat wajib apotek adalah obat keras yang wajib diserahkan oleh apoteker di
apotek tanpa menggunakan resep dokter. Selain memproduksi obat generik,
untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat
pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA. OWA merupakan obat keras yang
dapat di berikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.
Walaupun APA boleh memberikan obat keras namun ada persyaratan yang
harus dilakukan odalam penyerahan OWA, antara lain :
1. Apoteker wajib mengisi pencatatan yang baik mengenai data pasien dan
penyakit yang di derita.
2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh
diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja
yang termasuk OWA, dan hanya boleh di berikan 1 tube saja.
3. Apoteker wajib memberikan obat secara benar mencakup : indikasi,
kontra-indikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan efek samping
obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat,
maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan
bagi kebanyakan penyakit yang di derita pasien. OWA di IFRS Delta Surya
meliputi : asam mefenamat, antasida, ranitidin, salbutamol
e. Obat narkotika
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tumbuhan maupun
bukan tumbuhan baik sintesis ataupun alami. Yang dapat menyebabkan
penurunan kesadaran,hilangnya rasa mengurangi hingga menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika
berdasarkan peraturan yang terdapat pada ORDONASI OBAT BIUS yaitu
palang medali merah
36
Narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi maupun tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi ringan ketergantungan
Contoh : codein, propiram, polkodina
f. Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan
perubahan tingkah laku. Sama halnya seperti narkotika obat memiliki logo
yang sama dengan narkotika.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari hasil pengamatan dan pembahasan data yang ada , dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari beberapa target kompetensi yang sudah di tetapkan. Diantaranya
mengenali penggolongan obat, mendeskripsikan resep, dan penggunaan
etiket, mengenali alat kesehatan, mendeskripsikan obat golongan narkotika
dan psikotropika, mendeskripsikan spesialite obat, dan mendeskripsikan
penyakit ringan yang umum terjadi.
2. Membedakan penggolongan obat dengan melihat logo pada kemasan obat.
Penggolongan obat di bagi menjadi 6 golongan yaitu : obat bebas, obat beba
terbatas, obat keras, obat wajib apotek, obat golongan narkotika dan
psikotropika.
3. Mendeskripsikan resep dengan membaca resep dan cara pemberian etiket
berdasarkan penggunaan etiket putih untuk pemakaian oral dan etiket biru
untuk obat luar.
4. Alat kesehatan dibagi menjadi beberapa macam jenis dan fungsinya.
Memahami fungsinya dengan cara melihat bentuk dan nama alat kesehatan
tersebut.
5. Obat narkotika dan psikotropika dapat dibedakan dengan melihat logo pada
obat tersebut. Narkotika di tempatkan di lemari sendiri yang terbuat dari
kayu yang sulit untuk dipindah-pindahkan dan di lapisi oleh 2 pintu yang
dilengkapi dengan kunci yang kuat, sedangkan psikotropika ditempatkan di
lemari tersendiri uang terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan kunci yang
kuat.
6. Mengetahui obat analgesik, antibiotik, antidiabetik, antihipertensi. Dengan
cara melihat komposisi dan indikasi yang ada pada kemasan obat.
7. Penyakit ringan yang umum terjadi biasanya disebabkan karena keadaan
cuaca yang berubah-ubah dan kondisi tubuh yang menurun.
39
DAFTAR PUSTAKA
Aryadi, Anggi, 2010. Konsep Kefarmasiaan dalam ilmu resep. Tersedia (online).
Buku Pedoman Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek. Edisi pertama, 2010.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Depkes, RI, 1998. Peraturan Mentri Kesehatan RI No 28/MenKes/ Pers/1978. Tentang Cara
Penyimpanan Narkotika, Departemen Kesehatan Repbulik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Administrasi Farmasi, Jilid II, Jakarta:Pusat Pendidikan
kesehatan.
http://id.w.wikipedia.org/wiki/obatbebas
40
LAMPIRAN
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52