Anda di halaman 1dari 18

LEMBAGA KEUANGAN BANK

Dosen Pengampu:
Dr. Henny Rahyuda, S.E., M.M., Ak.

Disusun Oleh:
Cresentia Godeliva Yevtatianti (2107521205)
Alexander Andrew Tamin (2107521091)
Geoffrey Vigo Lienardy (2107521161)
Stefanus Ryan Dwi Kurnia (2107521170)
I Putu Wisesa Putratama (2107521090)
Muhhammad Rafli Nugraha (2107521193)
Putu Rizky Surya Dharma Winata (2107521192)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I - PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................3
BAB II - PEMBAHASAN.........................................................................................................4
2.1 Konsep dan Sejarah Perkembangan Perbankan...............................................................4
2.1.1 Konsep Bank..............................................................................................................4
2.1.2 Sejarah Perkembangan Perbankan.............................................................................4
2.2 Jenis dan Fungsi Bank......................................................................................................5
2.2.1 Jenis-jenis Bank.........................................................................................................5
2.2.2 Fungsi Bank...............................................................................................................8
2.3 Aktivitas Bank..................................................................................................................8
2.3.1 Aktivitas Bank Umum...............................................................................................8
2.3.2 Aktivitas Bank Perkreditan Rakyat............................................................................9
2.3.3 Aktivitas Bank Campuran dan Bank Asing...............................................................9
2.4 Perkembangan Perbankan di Indonesia.............................................................................10
2.5 Penggabungan Usaha Bank dan Pembinaan serta Pengawasan Bank............................11
2.5.1 Penggabungan Usaha Bank.....................................................................................11
2.5.2 Pembinaan dan Pengawasan Bank...........................................................................12
2.6 Konsep Suku Bunga.......................................................................................................13
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga.......................................................................14
BAB III - PENUTUP...............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebudayaan
manusia mengalami perkembangan pula. Termasuk perkembangan perbankkan yang
semakin berkembang membuat perekonomian manusia sangat membutuhkan aturan yang
dapat meningkatkan taraf hidup manusia sendiri yang telah banyak menyimpang seiring
dengan perkembangan pemikiran manusia yang semakin maju. Bank tersebut mengalami
perubahan dan terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan zaman.
Maka sejalan dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi dan kebutuhan
penggunaan uang dalam kegiatan ekonomi, transaksi menjadi hal yang krusial dan
berpengaruh dalam keberlangsungan seseorang untuk melakukan jual beli. Dengan
demikian, sistem keuangan memiliki peranan yang sangat mendasar dalam perekonomian
dan kehidupan masyarakat.

Lembaga keuangan khususnya perbankan telah menjadi peran utama dalam


perekonomian negara di Indonesia. Di Indonesia, perbankan mempunyai pangsa pasar
sebesar 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang ada (Zainal Abidin, 2007). Bank
juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam perekonomian
suatu negara, yaitu bank sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana
(surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang
kekurangan dana (deficit unit) yang meminjamkan dana ke bank. Transaksi antara pihak
yang mengalami surplus uang dengan pihak yang memerlukan tambahan uang tidak
hanya dapat dilaksanakan dengan hanya pertemuan langsung. Kehadiran pihak perantara
baik dalam pengertian Lembaga maupun pengertian fisik menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam perekonomian. Perantara ini selanjutnya lebih dikenal dengan istilah
lembaga keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan sejarah perkembangan perbankan?
2. Apa saja jenis dan fungsi bank?
3. Apa aktivitas dari bank?
4. Bagaimana perkembangan perbankan di Indonesia?
5. Bagaimana penggabungan usaha bank dan pembinaan serta pengawasan bank?
6. Bagaimana konsep dari suku bunga?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi suku bunga?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui konsep dan sejarah perkembangan perbankan
2. Memahami dan mengetahui jenis dan fungsi bank
3. Mengetahui aktivitas dari bank
4. Memahami perkembangan perbankan di Indonesia
5. Memahami penggabungan usaha bank dan pembinaan serta pengawasan bank
6. Mengetahui dan memahami konsep dari suku bunga

3
7. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi suku bunga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Sejarah Perkembangan Perbankan


2.1.1 Konsep Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Menurut Undang-undang RI
nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan mendefinisikan
pengertian bank yaitu “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” Maka
dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok


bank, sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik, seperti bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan
menyalurkan dana berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sementara itu,
jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama
bank. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktifitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas
dari masalah keuangan.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Perbankan
Pengetahuan akan sistem hukum perbankan tidak terlepas dari sejarah
perbankan tersebut. Kata ‟Bank‟ berasal dari bahasa Italia banque atau banca yang
berarti bangku. Para bankir di Florence pada masa Renessains melakukan transaksi
mereka dengan duduk di meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan
kebanyakan orang yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian dilanjutkan
ke zaman Yunani kuno dan Romawi. Namun, pada saat itu tugas utama bank
hanyalah sebagai tempat tukar menukar uang. Seiring dengan perkembangan
perdagangan dunia maka perkembangan perbankan pun semakin pesat karena
perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan.
Perbankan tersebut semakin lama berkembang menjadi usaha menerima tabungan,
menitipkan, ataupun meminjamkan uang dengan memumngut bunga pinjaman
Praktik perkembangan perbankan di zaman Babilonia (2000 SM) transaksi
pada kalangan pedagang didomonasi dengan peminjaman emas dan perak yang
4
membutuhkan dengan tingkat bunga 20% per bulan. Praktik ini disebut dengan
Temples Of Babylon. Selanjutnya praktik perbankan Yunani (500 SM) mulai
berkembang. Pada era inilah mulai muncul bank-bank swasta. Praktik perbankan
Yunani ini, melakukan aktivitas transaksi dengan menerima simpanan uang dari
masyarakat dan menyalurkan pada kalangan bisnis. Pihak bank mendapatkan
penghasilan dengan menarik biaya dari jasa penyimpanan uang masyarakat.
Kemudian pada zaman Romawi, praktik perbankan dilakukan dengan cara tukar-
menukar uang, menerima deposito, memberi kredit, dan melakukan transfer dana.
Pada abad ke-16 di Inggris, Belanda, dan Belgia era perbankan modern
barulah dimulai. Dalam zaman ini, para tukang emas bersedia menerima uang logam
(emas dan perak) untuk disimpan. Tanda bukti penyimpanan emas ini ditunjukkan
dengan surat deposito atau Goldsmith’s Note yang dimana note ini digunakan sebagai
alat pembayaran. Maka para tukang emas mulai mengeluarkan Goldsmith’s
Note yang tidak didukung dengan cadangan emas atau perak dan diterima sebagai alat
pembayaran yang sah dalam transaksi bisnis. Goldsmith’s note ini yang
melatarbelakangi hadirnya uang kertas. Pada zaman ini pihak-pihak yang terlibat
adalah konsumen, produsen, serta pedagang, raja-raja serta aparatnya serta organisasi
gereja yang membutuhkan jasa perbankan untuk melancarkan kegiatannya. Lembaga-
lembaga keuangan melayani kebutuhan alat-alat pembayaran untuk memperlancar
produksi berupa pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang.
Selanjutnya pada awal era perbankan modern, terdapat tiga pengaturan kredit
yang dimana terdapat pinjaman penjualan, wesel, dan pijaman laut. Pinjaman
penjualan, berjangka pendek yang dikhususkan untuk membantu pembelian hasil-
hasil panenan dan membantu para produsen. Sedangkan kredit Wesel (bill of
exchange) yang berjangka pendek digunakan untuk pengiriman uang ke luar negeri.
Serta pinjaman laut yang berjangka panjang, ditunjukkan untuk para pembuat kapal.
Maka dapat dilihat bahwa perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam
perekonomian.

2.2 Jenis dan Fungsi Bank


2.2.1 Jenis-jenis Bank
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, jenis
perbankan menurut fungsinya yaitu ada bank umum, bank pembangunan, bank
tabungan, bank pasar, bank desa, lumbung desa, bank pegawai dan bank lainnya.
Namun, setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, maka
jenis bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bentuk Bank Pembangunan dan Bank Tabungan yang semula berdiri sendiri
dengan keluarnya undang-undang di atas berubah fungsinya menjadi Bank Umum.
Sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, dan Bank Pegawai menjadi Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).

5
Dalam prakteknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan seperti yang diatur dalalm Undang-Undang Perbankan. Perbedaan jenis
perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya. Dari segi fungsi
perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat
ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan
dilihat dari segi kepemilikan sahamnya. Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi
siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam
lokasi tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga dibagi ke dalam bagaimana caranya
menentukan harga jual dan harga beli atau dengan kata lain caranya mencari
keuntungan.

A. Dari segi Fungsinya


- Bank Sentral
Lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi sistem keuangan pada
suatu negara serta menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang
berlaku di suatu negara. Bank Sentral di Indonesia dikenal dengan Bank
Indonesia (BI).
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak
lain. Tujuan didirikannya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan,
dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.
a) Melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi kerja bank-bank
- Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Maka bank umum
ini merupakan bank pencipta uang giral. Bank umum dapat mengkhususkan diri
untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih
besar kepada kegiatan tertentu. Kegiatan tertentu tersebut antara lain
melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk
mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi
lemah/pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migas, dan pengembangan
pembangunan perumahan
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan;
b) Memberikan kredit/ pembiayaan
c) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

6
- Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank ini melayani masyarakat kecil. Tugasnya memberikan bantuan kepada
masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan dana di pasar-pasar dan di desa-
desa. Selain itu, tugasnya menghimpun dana tabungan masyarakat berupa
deposito berjangka. BPR melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
ayang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dengan sendirinya Bank Perkreditan Rakyat adalah bukan bank pencipta uang
giral, sebab Bank Perkreditan Rakyat tidak ikut memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
b) Memberikan kredit
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito atau tabungan pada bank lain.

B. Segi Kepemilikan
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank
tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham
yang dimiliki bank yang bersangkutan.
- Bank milik pemerintah
Akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan
tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemda
masing-masing tingkatan.
- Bank milik swasta nasional
Bank yang dimana seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu
pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
- Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikkannya pun jelas dimiliki
oleh pihak asing (luar negeri)
- Bank milik campuran
Kepemilikkan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikkan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga
negara Indonesia.

C. Segi Status
Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, bank umum dapat
dibagi ke dalam dua jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan
kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran

7
kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal
maupun kualiltas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu diperlukan
penilaianpenilaian dengan kriteria tertentu pula.
- Bank devisa
Bank ini mampu melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan
dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri,
inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of
Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan
oleh Bank Indonesia.
- Bank non devisa
Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank
devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
Jadi bank non-devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, di mana
transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

2.2.2 Fungsi Bank


Fungsi bank sendiri, menghimun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali ke masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
a. Agent of trust
Kepercayaan (trust) menjadi pokok utama dalam perbankan, dari hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Dengan fungsi ini tentu masyarakat
mendapatkan kepercayaan untuk menitipkan dananya dan tidak disalahgunakan
oleh bank. Pihak bank akan mau menempatkan/menyalurkan dananya kepada
debitor/masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank
percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, mengelola
dana pijaman dengan baik, mampu membayar pada saat jatuh tempo, dan
mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman serta kewajiban lainnya
ketika sudah tenggatnya.
b. Agent of development
Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan
bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi,
serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat kegiatan tersebut tidak dapat
dipisahkan dari penggunaan uang. Kegiatan ini sebagai lembaga yang
memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi
c. Agent of services
Memberikan penawaran jasa perbankan kepada masyarakat yang erat
kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum, misalnya jasa
pengiriman uang, penitipan barang berharga dan penyelesaian tagihan.

2.3 Aktivitas Bank

8
2.3.1 Aktivitas Bank Umum
Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank konvensional merupakan
bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai
keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang ragam pelayanan maupun
jangkauan wilayah operasinya. Artinya bnak umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang
paling lengkap dan dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia . Kegiatannya meliputi:
a. Menghimpun dana (Funding)
Menghimpun dana berarti mengumpulkan dana dengan cara membeli dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro (demand deposit), tabungan (saving deposit) dan
deposito (time deposit). Bank mencari strategi untuk merangsang masyarakat agar tertarik
dan mau menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan bank. Strategi bank dalam
menghimpun dana dengan cara memberi imbalan yang menarik dan menguntungkan.
Imbalan jasa tersebut berupa perhitungan suku bunga (interest), hadiah (reward), dan
pelayanan menarik (service). Semakin menarik dan menguntungkan imbalan yang diberikan
maka semakin besar minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.
b. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana berarti melemparkan kembali dana yang telah dihimpun
melalui simpanan giro, tabungan dan deposito kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman (kredit). Tinggi rendahnya tingkat bunga pinjaman tergantung oleh tinggi
rendahnya tingkat bunga simpanan. Semakin tinggi tingkat bunga simpanan, maka
semakin tinggi pula tingkat bunga pinjaman dan sebaliknya.
c. Memberikan Jasa Layanan (Service)
Jasa bank merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran
kegiatan dalam menghimpun dan menyalurkan dana serta sabagai kegiatan
penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan
nasabahJasa-jasa tersebut telah disusun sedemikian rupa agar nasabah merasa aman
dan nyaman. Semakin lengkap jasa-jasa bank ayng dapat dilayani oleh suatu bank,
maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta
kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang andal. Disamping itu juga perlu
didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Bentuk jasa-jasa bank yang
saat ini ada antara lain yaitu Pengiriman Uang, Leter of Credits, Bank Garansi,
Kliring dan Inkaso, Kartu Plastik, Money Changer, Traveller’s Check, Telebanking,
Kustodian, Wali Amanat, Standing Order, dan Safe Deposit Box.
2.3.2 Aktivitas Bank Perkreditan Rakyat
Kegiatan BPR pada dasranya sama dengan kegiatan bank umum, hanya yang
menjadi perbedaan, jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. BPR
dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank
umum.
a. Menghimpun dana hanya dalam bentuk: simpanan tabungan dan simpanan
deposito
b. Menyalurkan dana: Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Perdagangan

9
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang
tidak boleh dilakukan BPR, yaitu menerima simpanan giro, mengikuti kliring,
melakukan kegiatan valuta asing, dan melakukan kegiatan perasuransian
2.3.3 Aktivitas Bank Campuran dan Bank Asing
Bank-bank asing dan bank campuran yang bergerak di Indonesia adalah jelas
bank umum. Kegiatan bank asing dan bank campuran memiliki tugasnya sama dengan
bank umum lainnya. Yang membedakan kegiatannya dengan bank umum milik
Indonesia lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu dan ada larangan tertentu
pula dalam melakukan kegiatannya.
a. Dalam mencari dana, bank asing dan bank campuran juga membuka simpanan
giro dan simpanan deposito, namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk
tabungan.
b. Dalam hal pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang
tertentu saja seperti dalam bidang perdagangan Internasional, bidang industri dan
produksi, penanaman modal asing/campuran, dan kredit yang tidak dapat dipenuhi
oleh bank swasta nasional

2.4 Perkembangan Perbankan di Indonesia


Perkembangan perbankan di Indonesia di kelompokkan dalam empat periode:
a. Kondisi perbankan Indonesia sebelum serangkaian paket-paket deregulasi di sektor
riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980.
Perbankan pada masa ini sangat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan
politik dari penguasa. Pada masa kolonial, kegiatan dirahkan untuk melayani
kegiatan usaha dari pengusaha besar milik kolonial di wilayah jajahannya serta
membantu administrasi anggaran milik pemerintah. Pada saat sebelum ada regulasi,
kondisi perbankan di Indonesia sebagai berikut:
- Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas perbankan di
Indonesia (hanya ada UU Nomor 13 tahun 1968).
- KLBI kepada bank tertentu
- Bank banyak menanggung program pemerintah
- Instrument pasar uang terbatas
- Bank swasta sedikit
- Sulitnya pendirian bank baru (bank baru sedikit)
- Persaingan antar bank yang tidak ketat (kemudahan bagi bank tertentu)
- Posisi tawar-menawar bank lebih kuat dari nasabah.
- Birokrasi bank rumit
- Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank rendah
- Mobilisasi dana masyarakat rendah
b. Kondisi perbankan Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa
sebelum krisis ekonomi pada akhir tahun 1990.

10
Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum yang tidak
bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasikan
dana dengan baik. Untuk mengatasi situasi yang serba tidak menguntungkan ini, cara
yang ditempuh pemerintah adalah dengan melakukan serangkaian kebijakan berupa
deregulasi di sektor riil dan moneter sebagai berikut:
- Adanya peraturan yang memberikan kepastian hukum
- Jumlah bank swasta bertambah banyak
- Tingkat persaingan bank yang semakin kuat
- Sertifikasi bank Indonesia dan surat berharga pasar uang
- Kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat
- Mobilisasi dana melalui sektor perbankan yang semakin besar
c. Kondisi perbankan Indonesia pada masa krisis ekonomi
Deregulasi dan penerapan kebijakan-kebijakan lain yang terkait dengan sektor
moneter dan riil telah menyebabkan sektor perbankan lebih mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan kinerja ekonomi makro di Indonesia. Deregulasi di atas ternyata
kurang diimbangi dengan manajemen risiko perbankan yang baik. Perkembangan ini
dalam waktu yang sangat singkat menjadi terhenti dan bahkan mengalami
kemunduran total akibat danya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 sehingga
kondisi pada saat itu sebagai berikut:
- Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di
Indonesia menurun drastis
- Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat
- Adanya spread negative
- Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru
- Jumlah bank menurun
d. Kondisi perbankan Indonesia pada saat sekarang ini
- Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
- Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia untuk
membentuk Lembaga penjamin simpanan (LPS), Lembaga pengawas perbankan
yang independen dan Otoritas jasa keuangan.
- Kinerja perbankan yang lebih menunjukan kondisi praktik-praktik perbankan yang
lebih baik.
- Penyaluran dana masyarakat ke arah yang lebih mencerminkan bank sebagai
perantara keuangan dengan tetap berlandaskan prinsip kehati-hatian.

2.5 Penggabungan Usaha Bank dan Pembinaan serta Pengawasan Bank


2.5.1 Penggabungan Usaha Bank
Penggabungan ini tidak hanya dilakukan oleh bank yang dalam kondisi tidak
sehat, tetapi juga dilakukan oleh bank yang masih sehat. Untuk bank yang berada
dalam kondisi sehat, penggabungan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk
menguasai pasar. Suatu bank dapat memilih bentuk penggabungan yang ada.

11
Pertimbangannya yakni tergantung dari kondisi bank dan keinginan pemilik bank
yang lama.

a. Merger
Penggabungan dari 2 bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu dari bank yang ikut merger dan membubarkan bank-bank

lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Dengan menggabungkan seluruh saham


bank lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk
menjadi bank yang akan dipertahankan. Nama bank hasil merger menggunakan
salah satu nama bank yang dipilih secara bersama-sama. Contohnya bank CIMB
Niaga.

b. Konsolidasi
Berbeda dengan merger, skema konsolidasi ini memberikan arti bahwa
perusahaan yang melakukan penggabungan dengan cara konsolidasi harus
membentuk perusahaan baru (perusahaan C). Dan perusahaan yang ikut
bergabung melakukan konsolidasi harus menghentikan kegiatan operasinya.

Contohnya Bank Mandiri


c. Akuisisi
Pengambil-alihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya pengendalian
terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi, nama bank yang
diakuisisi tidak berubah dan yang berubah hanya kepemilikannya. Contohnya
Bank Royal yang diakuisisi oleh Bank BCA

12
2.5.2 Pembinaan dan Pengawasan Bank
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan mengandung arti yang
sangat luas, yakni usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna
dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam hal ini, pembinaan
perbankan dapat diartikan dalam arti sempit dan luas:
1. Pembinaan Dalam Arti Sempit: pembinaan perbankan adalah mencakup formulasi
aturan mengenai pasar industri perbankan serta aturan prudensial yang berlaku
pada industri itu.
a. Aturan mengenai pasar industri perbankan, antara lain, mengatur tentang tata
cara pendirian dan kantor cabangnya, jenis kegiatan, akses pada kegiatan yang
mencakup transaksi valuta asing, kriteria pemilik dan pimpinannya serta
persaingan pada sisi aktiva maupun sisi passiva pembukuan bank.
b. Aturan prudensial perbankan meliputi persyaratan modal awal maupun rasio
modal terhadap kemungkinan risiko yang dihadapinya, BMPK - batas
maksimum pemberian kredit ("legal lending limits"), rasio pinjaman terhadap
deposito (LDR) maupun posisi luar negeri (Net Open Position), rasio
cadangan minimum, cadangan penghapusan aktiva produktip (kredit macet),
transparansi pembukuan berdasarkan standar akuntansi serta audit.
2. Pembinaan Dalam Arti Luas. Selain ditentukan oleh pembinaan dan pengawasan,
kesehatan industri perbankan juga ditentukan oleh lingkungan perekonomian dan
iklim usaha yang mereka hadapi. Oleh karena itu, pembinaan industri perbankan
secara luas juga ditentukan oleh kebijakan ekonomi makro Pemerintah, serta
pilihan instrumen yang dipergunakannya untuk mengejar sasaran ekonominya,
gejolak ekonomi internasional maupun oleh kualitas penyelenggaraan
pemerintahan (good governance). Khusus mengenai kelompok bank negara, good
governance juga menyangkut hubungannya dengan Pemerintah maupun kriteria
yang dipergunakan untuk mengukur sukses tidaknya usaha mereka.
Pengawasan Bank adalah merupakan proses pemeriksaan dan monitoring
untuk menjamin pelaksanaan aturan mengenai pasar serta aturan prudensial industri
perbankan untuk memelihara kesehatan industri tersebut. Pemeriksaan itu dapat
bersifat administratif, yakni untuk sekedar memenuhi aturan formal. Dilain pihak,
pemeriksaan juga bersifat antisipatif, yakni menganalisis kemungkinan kejadian
dimasa depan berdasarkan fakta yang tersedia hingga masa kini.

2.6 Konsep Suku Bunga


Suku bunga adalah nilai, tingkat, harga atau keuntungan yang diberikan kepada
investor dari penggunaan dana investasi atas dasar perhitungan nilai ekonomis dalam
periode waktu tertentu. Tingkat suku bunga Bank digunakan untuk mengontrol
perekonomian suatu negara. Tingkat suku bunga diatur dan ditetapkan pemerintah yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Suku bunga ini

13
penting untuk diperhitungkan karena rata-rata para investor yang selalu mengharapkan
hasil investasi yang lebih besar.
Penetapan tingkat bunga dilakukan oleh Bank Indonesia dengan UU Nomor 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang
diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang
berfungsi sebagai sinyal atau stance kebijakan moneter. Berdasarkan bentuknya suku
bunga dibagi menjadi dua jenis, yaitu
1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan
sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan
didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.
Suku bunga memberikan sebuah keuntungan dari sejumlah uang yang dipinjamkan
kepada pihak lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis. Tinggi
rendahnya keuntungan ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga. Adapun fungsi
suku bunga dalam perekonomian adalah sebagai berikut:
- Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung
pertumbuhan perekonomian.
- Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana
kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.
- Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari
suatu negara.
- Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya
terhadap jumlah tabungan dan investasi.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga


Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku bunga
simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga bunga
simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor
lainnya. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana/simpanan sedikit, sementara pemohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi
dengan meningkatkan suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk
menyimpan uang di bank. Demikian, kebutuhan dana dapat dipenuhi. Sebaliknya jika
bank kelebihan dana dipenuhi. Dimana simpanan banyak, akan tetapi permohan
kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan, sehingga mengurangi
minat nasabah untuk menyimpan atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit,
sehingga permohongan kredit meningkat
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang paling

14
utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga
rata-rata 16% per tahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat namun
sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing
3. Kebijakan Pemerintah
Dalam kondisin tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal
suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas
minimal/maksimal bunga simpanan maupun Bungan pinjaman bank tidak boleh
melibihi batas yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.
4. Laba yang diinginkan
Merupakan besarnya keuntungan yang diingikan oleh bank. Jika diinginkan besar,
maka bunga pinjaman ikut  besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu,
pihak bank harus hati–hati dalam menentukan presentase laba/keuntungan yang
diingikan
5. Jangka waktu 
Semakin panjang jangka waktu  pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal
ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula,
sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah Bungan kredit yang
dibebannkan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah
dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan
yang likuid seperti sertifikat deposito/rekening giro yang dibekukan akan lebih
mudah untuk di cairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan
tingkat suku bunga yang akan dibenbankan nantinya, karena biasanya perusahaan
yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relative kecil dan
sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif 
produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran, Untuk produk yang kompetitif,
bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan dengan produk
yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembelian kredit terjamin,
karena produk yang dibiayi laku di pasaran.
9. Hubungan baik 
Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu: Nasabah
utama/primer dan nasabah jasa/sekunder penggolongan ini didasarkan kepada
keatifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank, Nasabah utama
biasannya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam
penentuan suku bunganya pun berberda dengan nasabah biasa
10. Jaminan pihak ketiga 
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala risiko yang dibebangkan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang
memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik
maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebangkan pun

15
berebeda. Demikian pula, sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang
bonafid/tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan
pihak ketia oleh pihak perbankan.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya bank adalah tempat untuk melakukan transaksi keuangan, meliputi
penyimpanan uang, pemberi pinjaman uang atau penyalur kredit, transaksi pembayaran,
serta sebagai perantara dalam transaksi keuangan tersebut. Bank merupakan lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian
yang semakin bertumbuh, seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan masyarakat.
Keberadaan perbankan ini semakin dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk simpanan
dan kredit maupun bentuk lainnya.
Lembaga keuangan bank telah membantu masyarakat dan menciptakan regulasi
yang mampu untuk mendorong kemajuan negara ini, khususnya dalam bidang keuangan
ekonomi dan perbankan. Dengan adanya lembaga keuangan tentunya ini akan
mempermudah dalam mengetahui kebijakan apa saja yang berpengaruh. Lembaga
keuangan sebagai lembaga perantara mempunyai peran yang penting bagi aktivitas
perekonomian. Bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana
pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian

17
DAFTAR PUSTAKA

Latumaerissa, Julius R. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. (Jakarta: Salemba Empat, 2011)
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain.
(Jakarta :Salemba empat, 2006)

18

Anda mungkin juga menyukai