Anda di halaman 1dari 25

RMK SAP 3 (LEMBAGA KEUANGAN BANK)

MATA KULIAH PASAR LEMBAGA KEUANGAN

KELOMPOK 8

1. NI MADE SUMIASH (1506105002)


2. NI WAYAN ANITA RAHAYU (1506105005)
3. MEY LINDA ANGGRAENI S. (1506105038)
4. ADITYA YUDHISTIRA (1506105109)
5. PUTERI ASSIFAH (1506105118)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

PROGRAM REGULER

2016

DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 3

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 3


1.2 Rumusan masalah............................................................................... 4
1.3 Tujuan................................................................................................. 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5

2.1 Pengertian dan Sejarah Bank.............................................................. 5


2.1.1 Sejarah Bank Dunia................................................................... 5
2.1.2 Sejarah Bank Indonesia............................................................. 6
2.2 Jenis dan Fungsi Bank........................................................................ 6
2.3 Aktivitas Bank.................................................................................... 11
2.3.1 Penghimpun Dana..................................................................... 11
2.3.2 Kredit Bank............................................................................... 13
2.4 Perkembangan Perbankan di Indonesia.............................................. 15
2.5 Penggabungan Usaha Bank & Pembinaan serta Pengawasan Bank... 18
2.5.1 Penggabungan Usaha Bank....................................................... 18
2.5.2 Pembinaan serta Pengawasan Bank.......................................... 19
2.6 Konsep Suku Bunga........................................................................... 20
2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Suku Bunga................... 21

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 23

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 23
3.2 Saran................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 25

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial
intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar
aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, Bank sebagai sebuah lembaga jasa
keuangan serta perantara keuangan yang menerima deposito dan saluran deposito tersebut
kedalam kegiatan pemberian kredit, baik yang dilakukansecara langsung maupun tidak
langsung dengan cara meminjamkan melalui pasar modal. Bank juga sebagai suatu
industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga
mestinya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Kestabilan lembaga perbankan sangat
dibutuhkan dalam perekonomian suatu negara. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari
jumlah uang yang beredar, namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai
perangkat penyelenggaraan keuangan.
Seperti Uraian diatas, sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam
perekonomian seiring dengan fungsinya sebagai penyalur. Apabila sistem keuangan tidak
bekerja dengan baik maka perekonomian menjadi tidak efisien dan pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Dalam sistem keuangan tersebut,
keberadaan lembaga perbankan khususnya bank menjadi sangat penting bahkan
merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Oleh karena itu kesinambungan
pelaksanaan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kestabilan dan kekuatan
sistem keuangan disetiap negara. Lembaga perbankan mempunyai peranan dan strategis
tidak hanya dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, tetapi juga diarahkan agar
mampu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, hal ini berarti bahwa lembaga
perbankan haruslah mampu berperan sebagai agen of development dalam upayamencapai
tujuan nasional itu, dan tidak menjadi beban dan hambatan dalam pelaksanaan
pembangunan nasional tadi.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan bank?
2. Apa saja jenis dan fungsi bank?
3. Apa sajakah aktivitas bank?
4. Bagaimana perkembangan perbankan di Indonesia?
5. Bagaimana penggabungan usaha bank dan pembinaan serta pengawasan?
6. Bagaimana konsep suku bunga?
7. Apa saja yang mempengaruhi suku bunga?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami kesehatan bank
2. Mengetahui dan memahami aturan-aturan kesehatan bank
3. Mengetahui dan memahami aktivitas bank
4. Mengetahui dan memahami perkembangan perbangkan di Indonesi
5. Mengetahui dan memahami penggabungan usaha bank dan pembinaan serta
pengawasan
6. Mengetahui dan memahami konsep suku bunga
7. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga

4
BAB II
RINGKASAN MATERI KULIAH PASAR DAN LEMBAGA
KEUANGAN
SAP 3

2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH BANK


2.1.1 Sejarah Bank Dunia
Perbankan telah dikenal dunia sejak tahun 2000SM. Pada masa itu,kuil-kuil di
Babilonia selain mempunyai fungsi sebagai tempat menyimpan harta benda yang
paling aman. Pengurus kuil meminjamkan sebagian harta yang disimpan ke penduduk
yang membutuhkannya untuk berdagang. Pengurus kuil tersebut mencatat dengan
baik setiap harta yang masuk maupun yang keluar. Pada saat itulah dinilai sebagai
awal dimulainya sistem perbankan yang berkembang saat ini.
Bisnis money changer pada lembaga keuangan juga dimuali pada abad ke-4
SM di Yunani dan Romawi. Pada masa itu mereka memanfaatkan lembaga keuangan
yang disebut dengan trapezites untuk mempermudah bisnis perdagangan masyarakat
setempat.
Eropa pada abad ke-12 merupakan daerah perdagangan yang maju dan luas.
Pedagang-pedagang besar pada masa itu memiliki tempat pertemuan untuk
melakukan transaksi pembayaran dengan menggunakan wesel. Di tempat pertemuan
tersebut,utang-piutang dicatat dan saldo debet diselesaikan dengan menggunakan
wesel. Pada abad ke-15,tempat tersebut berfungsi sebagai clearing house.
Simpanan giro dimulai perbankan di Venezia, Genoa, dan Barcelona.
Perbankan tersebut menerima simpanan yang dapat dipindahbukukan dari satu
rekening ke rekening lainnya, terutama untuk transaksi pembayaran karena adanya
hubungan perdagangan.
Lembaga keuangan atau perbankan dipelopori oleh para tukang emas
(goldsmiths) di Inggris pada abad ke-15 dan 16 yang menerima simpanan biasa
berupa emas yang berlaku dalam transaksi perdagangan dan tanda bukti yang disebut
goldsmiths notes. Yang kemudia pada abad ke-17,semua transaksi tersebut dilakukan
dengan goldsmiths notes.

5
2.1.2 Sejarah Bank Indonesia
Pada tanggal 10 Oktober 1827, Indonesia masih dijajah Belanda, didirikan
sebuah Bank di Batavia dengan nama De Javasche Bank. Tujuan utama pendirian
bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1951, De Javasche Bank dinasionalisasikan
dan berganti nama menjadi Bank Indonesia. Pendirian Bank oleh orang pribumi
pertama kali dirintis oleh R. Aria Wiraatmadja, seorang patih dari Purwokerto tahun
1896. R. Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan tabungan).
Tujuan pendirian bank ini adalah untuk membantu penganggotaannya agar tidak jatuh
ke tangan yang suka memeras rakyat.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu didaerah Eropa.Usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat
oleh para pedagang.Bila ditelusuri sejarah dikenalnya perbankan, arti bank dikenal
sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan dimasa
dahulu penukaran uang dilakukan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang
lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama pedagang Valuta Asing
(Money Changer). Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang sekarang ini kegiatan
simpanan.Kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.Uang
yang disimpan masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat
yang membutuhkan.Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai perkembangan zaman
dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

(Mishkin, Federic S.2008. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Edisi
8. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat)

2.2 JENIS DAN FUNGSI BANK


2.2.1 Jenis bank menurut kegiatan usaha
a. Bank Umum
Didefinisikan menurut Undang-Undang No.10 tahun1998 adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Kegiatan-
kegiatan usaha yang dapat dilakukan bank umum diantaranya :

6
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu
- Memberikan kredit
- Memberikan surat pengakuan hutang
- Membeli, menjual, atau meminjam atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabahnya: surat-surat wesel, surat pengakuan utang dan kertas
dagang lainnya, kertas pembendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah,
Sertifikat Bank Indonesia, Obligasi, surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1
tahun, instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun
- Memndahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah atau transfer
- Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
pihak lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya
- Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antar pihak ketiga
- Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
- Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan pada suatu
kontrak
- Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya
- Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat
- Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip
syariah
- Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
b. Bank perkreditan rakyat (BPR)
Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana Bank Pembangunan dan Bank
Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar,
Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan BPR diantaranya:

7
- Menghinpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
- Memberikan kredit
- Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
- Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, dan /atau tabungan pada bank lain
2.2.2 Jenis bank menurut pendirian dan kepemilikan
a. Bank milik pemerintah
Baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi
d. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta
asing atau pemerintah asing.
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara
Indonesia
2.2.3 Jenis Bank dilihat dari Segi Status
a. Bank devisa
Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan
dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso
keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan
transaksi lainnya.
b. Bank non devisa
Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa.

8
2.2.4 Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank
berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode :
- Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,
tabungan maupun deposito. Harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga dikenal
dengan istilah spread based. Suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga
pinjaman dikenal dengan nama negative spreed. Hal ini telah terjadi dia akhir
tahun 1998 dan sepanjang
- Jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan
berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentasi tertentu. Sistem pengenaan
biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b. berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau
kegiatan perbankan lainnya. Prinsip syariah adalah sebagai berikut:
- Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
- Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharabahah)
- Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
- Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
- Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqitina)
2.2.5 Jenis bank menurut target pasar
a. Retail bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah ritel.
Ritel disini adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan dan lembaga lain yang
skalanya kecil.
b. Corporate bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah
berskala besar. Nasabah berskala besar ini biasanya berbentuk korporasi.
c. Retail-corporate bank
Bank jenis ini memberikan pelayanan kepada nasabah ritel maupun kepada nasabah
korporasi.

9
2.2.6 Jenis bank menurut fungsi
a. Bank Sentral, yaitu bank yang merupakan badan hukum milik negara yang tugas
pokoknya membantu pemerintah.
b. Bank Umum, yaitu bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan pihak
ketiga serta pemberi kredit jangka pendek dalam penyaluran dana.
c. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya berasal dari
penerima simpanan deposito serta commersial paper.
d. Bank Desa, yaitu kantor bank di suatu desa dengan tugas utamanya adalah
melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program
pemerintah
e. BPR, yaitu kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur penghimpun dana
masyarakat ataupun menyalurkan dananyake sektor pertanian dan pedesaan.
2.2.7 Jenis bank menurut penciptaan uang giral
a. Bank Primer, yaitu bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak sekedar
menghimpun dan menyalurkan dananya, tetapi juga melaksanakan semua transaksi
yang berhubungan langsung dengan kas
b. Bank Sekunder, yaitu bank yang dalam kegiatan operasionalnya hanya sekedar
melaksanakan transaksi kas secara langsung.
2.2.8 Jenis bank menurut sistem organisasi
a. Unit Banking System, yaitu bank yang kegiatan operasionalnya hanya mempunyai
satu kantor dan melayani masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
b. Branch Banking System, yaitu bank yang kegiatan operasionalnya di beberapa
wilayah dan memiliki beberapa kantor cabang, di mana sistem organisasi, keuangan
dan sumber daya manusia tekait dengan kantor pusat.
c. Holding Company Bank, yaitu bank yang memiliki satu atau levih bank
d. Multi-Holding Company Bank, yaitu bank yang memiliki perusahaan yang bergerak
dalam bidang perbankan dan nonperbankan.
e. Correspondent Banking, yaitu hubungan sistem antar bank dimana terdapat suatu
pengaturan informasi antar bank sehingga bank-bank kecil maupun deposit pada
bank-bank besar untuk membantu jasa pelayanannya.
2.2.9 Jenis bank menurut letak geografis
a. Komunitas Bank Lokal ( Community of local Bank) yaitu bank yang beroperasi secara
terbatas di daerah tertentu

10
b. Bank Regional (Regional Bank) yaitu bank yang beroperasi di pasar
perkotaan(regional)
c. Bank Multinasional (Money-Center or Multinasional Bank) yaitu bank yang lingkup
operasinya sampai pada tingkat nasional maupun internasional

(Budisantoso, Totok , Sigit Triandaru dan Y. Sri Susilo. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Cetakan 1. Jakarta : Salemba Empat.)
(Arthesa, Ir. Ade da Ir. Edia Hadiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Cetakan 1. Jakarta Barat : PT. Macanan Jaya Cemerlang.)
(Abdullah, Thamrin & Francis Tantri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.)

2.3 AKTIVITAS BANK


2.3.1 Penghimpunan Dana
Kegiatan usaha yang utama bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana.
Keberhasilan bank dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
- Kepercayaan masyarkat pada bank yang bersangkutan
- Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh
- Risiko penyimpanan dana yang diberikan atas dana masyarkat
- Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana
A. Sumber-sumber penghimpunan Dana
Alternatif untuk menghimpun dana diantarnaya adalah:
a. Dana sendiri, qdanya ketentuan dari bank sentral yang mengatur tentang proprsi
minimal modal sendiri dibandingkan dengan total nilai Aktiva Tertimbang Menuru
Risiko(ATMR). Proporsi ini lebih dikenal dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
b. Dana dari deposan
1. Giro, rekening giro atau checking account adalah simpanan yang penarikannya
dapat setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro
untuk pemindahbukuan.
2. Deposito berjangka, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank.
3. Tabungan, merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan syarat tertentu yang telah disepakati
4. Cara lain penghimpunan dana dari deposan

11
- sertifikat deposito
- deposit on call
- rekening giro terkait tabungan
c. Dana pinjaman, yang diperboleh dapat berupa:
1. Call money, sumber dana yang dapat diperoleh bank berupa pinjaman jangka
pendek dari bank lain melalui interbank call money market.
2. Pinjaman antar bank, diperoleh dari pinjaman jangka pendek dan menengah dari
bank lain
3. Kredit likuiditas bank Indonesia, kredit yang diberikan bank indonesia terutama
kepada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas.
d. Sumber dana lain
1. Setoran jaminan, merupakan sejumlah dana yang wajib diserahkan oleh nasabah
yang menerima jasa-jasa tertentu dari bank
2. Dana transfer, adalah pemindahan dana, pemindahan dana tersebut dapat berua
pemindahan dana antarbank, dari uang tunai kesuatu rekening atau dari suatu
rekening untuk kemudian ditarik tunai.
3. Surat berharga pasar uang, salah satu instrumen yang digunakan pihak bank untuk
menghipun dana.
4. Diskonto Bank Indonesia, adalah pemyediaan dana jangka pendek oleh BI
dengan cara pembelian promes yang diterbitkan oleh bank-bank atas dasar
diskonto.
B. Penggunaan dana
Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang semuanya murah tapi sebagian besar
adalah dana dari deposan yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar imbal
jasa berupa bunga.
C. Pertimbangan penggunaan dana
Terdapat dua hal utama yang selalu menjadi perhatian bank,yaitu:
- Risiko
- Jangka waktu dan likuiditas
D. Alternatif penggunaan dana
1. Cadangan likuiditas
Terdiri dari dua kategori,yaitu:
1. Cadangan primer,dapat dalam bentuk uang kas,saldo pada bank sentral,saldo pada
bank lain,dan warkat dalam proses penagiihan.

12
2. Cadangan sekunder,dapat berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat
Bank Indonesia (SBI),dan Sertifikat Deposito.
2. Penyaluran Kredit, adalah menyalurkan dana kepada masyarakat.
3. Investasi, dapat berupa penanaman dana dalam surat-surat berharga jangka
menengah dan panjang, atau berupa penyertaan langsung pada badan usaha lain.
4. Aktiva tetap dan Inventaris, oleh Bank Indonesia dipandang sebagai aktiva yang
risikonya cukup tinggi. Risiko ini dikaitkan dengan kemudahan rusak,terbakar,atau
hilangnyadari aktiva tetap dan inventaris.
2.3.2 Kredit Bank
Yang dimaksud dengan kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Penyediaan dana tersebut dapat juga
berupa penyediaan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.
A. Pertimbangan Penyaluran Dana
Bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas
itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau
mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan perjanjian. Prinsip Syariah yang
ingin diketahui bank sebelum menyalurkan dananya yaitu:
1. Perizinan dan legalitas
2. Karakter
3. Pengalaaman dan Manajemen
4. Kemampuan teknis
5. Pemasaran
6. Sosial
7. Keuangan
8. Agunan (antisipasi terhadap kredit bermasalah)
B. Jenis-jenis kredit
1. Atas dasar tujuan penggunaan
a. Kredit Modal Kerja, Kredit Modal Kerja (KMK) adalah fasilitas kredit modal
kerja. Ditinjau dari jangka waktunya yaitu:
1) KMK – Revolving, merupakan fasilitas kredit modal kerja yang habis dalam
satu siklus usaha dengan jangka waktu yang dapat diperpanjang.

13
2) KMK – Einmaleg, merupakan fasilitas yang diberikan sebatas satu kali
perputaran usaha nasabah.
b. Kredit Investasi, Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan
barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah.
c. Kredit Konsumsi, Kredit Konsumsi adalah jasa yang diberikan bank untuk
pengadaaan kegiatan konsumsi dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan
usaha nasabah.
2. Atas dasar cara penarikan dana
a. Cash-Loan, merupakan kredit yang memungkinkan nasabah menarik dana tunai
secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu.
b. Non-cash loan, merupakan kredit yang tidak memungkinkan nasabah menarik
dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu.
C. Kredit usaha kecil
Kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit maksimum
Rp.250 juta untuk membiayai usaha yang produktif. Ketentuan Batas Minimum KUK
a. Batas minimum KUK yang harus diberikan oleh bank sekurang-kurangnya adalah
sebesar 20% dari total kredit yang diberikan kepada nasabahnya.
b. Ketentuan batas minimum pemberian KUK tersebut didasarkan atas perhitungan
gabungan untuk seluruh kantor bank yang bersangkutan.
c. Perhitungan batas minimum KUK dihitung dengan menggunakan rumus:

Total KUK
X100%≥20%
X100%≥20%
(Total Kredit dalam rupiah)-(total KLBI bukan KUK)-(dana kelolaan dari pihak lain)

d. Dana kelolaan adalah dana yang diterima melalui Bank Indonesia atau yang diterima
langsung dari Departemen Keuangan untuk pemberian kredit kepada nasabah.

(Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-11. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.)
(Budisantoso, Totok , Sigit Triandaru dan Y. Sri Susilo. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Cetakan 1. Jakarta : Salemba Empat.)

14
(Arthesa, Ir. Ade da Ir. Edia Hadiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Cetakan 1. Jakarta Barat : PT. Macanan Jaya Cemerlang.)

2.4 PERKEMBANGAN PERBANKAN DI INDONESIA


2.4.1 Perbankan Indonesia pada masa penjajahan
Perbankan Indonesia pertama kali dibentuk pada masa penjajahan Belanda,
dengan tujuan utama mendukung pertumbuhan ekonomi negara Belanda dan
kepentingan politis. Bank yang pertama kali berdiri di Indonesia adalah De Javasche
Bank pada tanggal 10 Oktober 1827. Bank ini bukan milik pemerintah Indonesia.
Dewan Direksi diangkat oleh dan dengan pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah
Hindia Belanda kemudian membuka beberapa bank yang ditujukan untuk mendukung
kegiatan ekspansi. Bank yang dibuka selain De Javasche Bank yaitu:
1. Nederlandshe Handel Maatschappij, yang kemudian menjadi Bank Ekspor-Impor
Indonesia (Bank Exim)
2. Escompto Bank, yang kemudian menjadi Bank Dagang Negara (BDN)
3. Nationale Escompto Bank, yang kemudian menjadi Bank Bumi Daya (BDD)
Ketiga bank ini sekarang dikenal dengan nama Bank Mandiri
4. Algemene Volkcrediet Bank (AVB),yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia
(BRI)
5. Postspaarbank, yang kemudian menjadi Bank Tabungan Negara (BTN)
2.4.2 Perbankan Indonesia pada Masa PascaKemerdekaan (1945-1968)
Fungsi perbankan pada masa ini diutamakan untuk membiayai investasi dan
modal kerja bagi perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah. De Javasche Bank
yang menjalankan fungsi sebagai bank sentral pada masa penjajahan Belanda,
kembali menjadi bank sentral menggantikan BNI 46 yang telah berubah menjadi bank
umum.
2.4.3 Perbankan Indonesia pada Masa Orde Baru (1968-1998)
Terdapat tim yang membentuk undang-undang tentang perbankan Indonesia,
yaitu UU Nomor 13 Tahun 1968 yang dalam UU tersebut jelas terlihat keterlibatan
pemerintah yang cukup besar dalam perbankan Indonesia, terutama tentang
kedudukan bank sentral dan Dewan Moneter. Perbankan pada masa ini terbagi
menjadi:
1. Masa awal pemerintahan orde baru hingga tahun 1980-an

15
2. Tahun 1980-an hingga akhir masa orde baru (1998)
2.4.4 Masa Awal pemerintahan Orde Baru hingga Tahun 1980-an
Pada masa ini,pemerintah bersama tim ahli di semua bidang menyusun
kerangka kebijakan jangka panjang yang dinamakan dengan Garis Besar Haluan
Negara dan Repelita sebagai pelaksanaan kebijakan dalam jangka pendek. Kondisi
perbankan pada masa itu adalah:
a. Perbankan menerima Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
b. Program-program pemerintah disalurkan melalui perbankan nasional
c. Instrumen kebijakan moneter terbatas
d. Persaingan antar bank rendah
e. Masyarakat kurang tertarik pada perbankan nasional
f. Rendahnya mobilisasi sana masyarakat melalui perbankan
2.4.5 Tahun 1980-an hingga akhir orde baru (1998)
Untuk memberikan kesempatan ke perbankan agar dapat berperan penting
dalam perekonomian negara, pemerintah bersama tim ahlinya mebuat serangkaian
deregulasi (kebijakan) di bidang perbankan. Deregulasi dan UU yang terjadi yaitu:
Masa Jenis Produk Perbankan
Deregulasi 27-10-1988 - Kemudahan pendirian bank baru,penetapan
BMPK dan likuiditas minimum,dan perluasan
modal.
Deregulasi 20-12-1988 - Pengembangan pasar modal
Deregulasi 20-12-1990 - Mengurangi KLBI dan penyerdehanaan struktur
bunga pinjaman
Deregulasi 28-02-1991 - Prudential principal, peningkatan profesionalisme
SDM, penentuan CAR, dan pembentukan
cadangan minimum
UU No.7 tahun 1992 - Landasan ideal dan operasional yang lebih kukuh
tentang perbankan bagi pengembangan usaha perbankan
Deregulasi 29-05-1993 - Ketentuan mengenal kewajiban penyediaan modal
minimum, ketentuan Kredit Usaha Kecil,
pengetatan BMPK, penilaian kesehatan bank
umum dan BPR, penyempurnaan sistem
pemantauan dini,dan pedoman pemeriksaan

16
khusus terhadap bank.
Deregulasi 01-03-1994 - Penyempurnaan ketentuan mengenai penyisihan
penghapusan aktiva produktif.
SK Direksi BI, 25-01-1995 - Keharusan bagi perbankan nasional untuk
memilih pemilik dan pengurus bank yang
memiliki integritas dan pengalaman yang tinggi.
SK Direksi BI, 31-03-1995 - Perhatian ke asas-asas perkreditan yang sehat
serta kemampuan debitur/peminjam untuk
melunasi utangnya sesuai dengan yang telah
disepakati dalam perjanjian.
SK Direksi BI, 29-12-1995 - Pengaturan transaksi derivatif agar selaras dengan
prinsip-prinsip kehati-hatian bank dan
meminimalkan risiko negatif yang
ditimbulkannya.

2.4.6 Perbankan Indonesia pada Masa Krisis dan Pascakrisis


Awal Juli 1997, terjadi gejolak nilai tukar dan pemerintah melakukan
pengetatan likuiditas. Kemudian pada Agustus 1997, tekanan terhadap nilai tukar
semakin kuat sehingga pemerintah melakukan kebijakan melepas kurs intervensi BI.
Pengetatan likuiditas yang dilakukan pemerintah memberikan dampak buruk bagi
perbankan dan sektor riil. Pada tanggal 1 November 1997, pemerintah melaksanakan
lukuidasi atas 16 bank swasta.
2.4.7 Keputusan Presiden 26 Januari 1998
Pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa penjaminan pembayaran seluruh
kewajiban bank baik ke deposan maupun ke kreditur melalui program penjaminan
(blanket guarantee). Deregulasi ini berisi tentang:
1. Program penjaminan perbankan
2. Fasilitas dana talangan
3. Jaminan pembiayaan perdagangan internasional
4. Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
2.4.8 Deregulasi 21 Agustus 1998
Pemerintah mengeluarkan kebijakan “restrukturasi perbankan” untuk
menyiapkan pemulihan ekonomi dengan membangun kembali perbankan yang sehat

17
melalui program rekapitalisasi dan penyempurnaan ketentuan dan peraturan
perbankan.

2.4.9 Pembentukan Arsitektur Perbankan pada awal tahun 2004


Perbankan Indonesia dinilai relatif lebih baik dan hal ini merupakan faktor
pendukung yang tepat untuk melakukan berbagai perubahan dengan tujuan
memperkuat fundamental perbankan Indonesia.
2.4.10 Deregulasi tanggal 25 Januari 2005
Bank Indonesia mengeluarkan Paket Kebijakan Perbankan Januari 2005
sebagai bagian dari upaya penyehatan, pemulihan, dan penguatan industri perbankan,
serta mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil dan pembangunan infrastruktur.

(Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-11. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.)
(Budisantoso, Totok , Sigit Triandaru dan Y. Sri Susilo. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Cetakan 1. Jakarta : Salemba Empat.)
(Arthesa, Ir. Ade da Ir. Edia Hadiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Cetakan 1. Jakarta Barat : PT. Macanan Jaya Cemerlang.)

2.5 PENGGABUNGAN USAHA BANK & PEMBINAAN SERTA PENGAWASAN


BANK
2.5.1 Penggabungan Usaha Bank
Adapun penggabungan yang dapat dipilih atau yang biasa dilakukan di Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Merger, adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari bank dan membubarkan bank-bank
lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Penggabungan tersebut dapat dilakukan
dengan cara meggabungkan seluruh saham bank lainnya yang ikut bergabung menjadi
satu dengan bank yang dipilih untuk dijadikan bank yang akan dipertahankan.
b. Konsolidasi, adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan
bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu.

18
c. Akuisisi, merupakan pengambilan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya
pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi biasanya
nama bank yang diakuisisi tidak berubah dan yang berubah hanyalah kepemilikannya.
Sebelum melalukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu
mempunyai tujuan tertetu yang ingin dicapainya. Ada beberapa asalan suatu bank
melalukan merger, konsolidasi, dan akuisisi, yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Masalah kesehatan bank.
b. Model yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu sulit.
c. Manajemen bank yang semrawut atau kurang profesional sehingga perusahaan terus
merugi dan sulit untuk berkembang.
d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional.
e. Ingin menguasai pasar.
Untuk mengadakan penggabungan bank baik penggabungan secara merger,
konsolidasi atau akuisisi dapat dilakukan atas:
1. Inisiatif bank yang bersangkutan atau
2. Permitaan Bank Indonesia atau
3. Inisiatif khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan bank,
Dalam melakukan penggabungan, maka pihak perbankan hendaknya memenuhi
beberapa peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Izin untuk melakukan merger,
konsolidasi, atau akuisisi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi
bank yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bank bank
yang berbentuk lainnya.
2. Memenuhi rasio kecukupan modal yag telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang tercela
di bidang perbankan.
4. Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memnuhi ketentuan mengenai pengertian modal
oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.
2.5.2 Pembinaan serta Pengawasan Bank
Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum maupun
Bank Perkreditan Rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan. Kesalahan ini dapat
dilakukan secar sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, agar dunia perbankan
dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh dunia

19
perbankan. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap dunia perbankan di
Indonesia dilakukan oleh Bank Indoenesia.
Apabila menurut penilaian Bank Indonesia suatu bank mengalami kesulitan dan
membahayakan kelangsungan hidupnya, maka Bank Indonesia dapat melakukan
tindakan agar:
1. Pemegang saham menambah modal
2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
3. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
5. Bank dijual kepada pembeli yang berdia mengambil alih seluruh kewajiban
6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak
lain
7. Bank menjaual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban kepada bank atau
pihak lain.
Kemudian apabila tindakan di atas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi bank dan menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem
perbankan, maka pimipinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan
memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.
Oleh karena itu, pembinaan perbankan perlu terus dijalankan agar pihak
perbankan selalu mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan. Pembinaan ini juga
ditunjukan untuk kepentingan kemajuan bank itu sendiri agar jangan menderita
kerugian di samping kepentingan nasonal. Pembinaan yang dijalankan juga agar tetap
konsisten sehingga dalam pelaksaan di lapangan tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
(Budisantoso, Totok , Sigit Triandaru dan Y. Sri Susilo. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Cetakan 1. Jakarta : Salemba Empat.)
(Arthesa, Ir. Ade da Ir. Edia Hadiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Cetakan 1. Jakarta Barat : PT. Macanan Jaya Cemerlang.)

2.6 KONSEP SUKU BUNGA


Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual

20
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan sehari-hari, ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah
yaitu sebagai berikut:
a. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Contoh: jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito
b. Bunga Pinjaman
Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh
nasabah peminjam kepada bank. Contoh: bunga kredit.Baik bunga simpanan
maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lain.
Contoh: seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman
tinggi dan demikian pula sebaliknya.
(Arthesa, Ir. Ade da Ir. Edia Hadiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Cetakan 1. Jakarta Barat : PT. Macanan Jaya Cemerlang.)

2.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA


Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah
ssebagai berikut:
a. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka
yang dilakukan oleh bank adalah meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan
suku bunga simpanan secara otomatis akan mempengaruhi suku bunga pinjaman.
Begitu juga sebaliknya. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka
disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan
pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak
membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga
pesaing. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah pesaing.
b. Kebijakan Pemerintah
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi
bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Target Laba yang Diinginkan

21
Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka
bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
d. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini
disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula
sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.
e. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda
dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal
pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermsalah. Bagi jaminan likuid
seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk
dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
f. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan
tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang
bonafid kemungkinan risiko kredit macet dimasa mendatang relatif lebih kecil.
g. Produk yang Kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk
yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan
produk yang kurang kompetitif.
h. Hubungan Baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan
nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan serta loyalitas
nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
i. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya
jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar,
nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun
berbeda. Demikian pula sebaliknya

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia.
Bangsa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda.
Oleh karena itu, sejarah perbankan tidak terlepas dari pengaruh negara yang menjajahnya.
Perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi setelah memasuki zaman
kemerdekaan. Beberapa bank Belanda pun dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia.
Jenis-jenis bank di bagi menjadi beberapa jenis antara lain yang pertama jenis bank
menurut kegiatan usaha terdiri dari Bank Umum dan Bank perkreditan rakyat (BPR) ,
yang kedua Jenis bank menurut pendirian dan kepemilikan terdiri dari Bank milik
pemerintah, Bank milik swasta nasional, Bank milik koperasi, Bank milik asing, Bank
milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara
Indonesia, yang ketiga Jenis Bank dilihat dari Segi Status terdiri dari Bank devisa dan
Bank non devisa, yang keempat Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga terdiri dari
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank berdasarkan prinsip syariah, yang
kelima Jenis bank menurut target pasar terdiri dari Retail bank, Corporate bank dan
Retail-corporate bank, yang keenam Jenis bank menurut fungsi terdiri dari Bank Sentral
yang merupakan bank yang merupakan badan hukum milik negara yang tugas pokoknya
membantu pemerintah, Bank Umum yang merupakan bank yang sumber utama dananya
berasal dari simpanan pihak ketiga serta pemberi kredit jangka pendek dalam penyaluran
dana, Bank Pembangunanyang merupakan bank yang dalam pengumpulan dananya
berasal dari penerima simpanan deposito serta commersial paper, Bank Desa yang

23
merupakan kantor bank di suatu desa dengan tugas utamanya adalah melaksanakan fungsi
perkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program pemerintah dan BPR yang
merupakan kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur penghimpun dana
masyarakat ataupun menyalurkan dananyake sektor pertanian dan pedesaan yang ketujuh
Jenis bank menurut penciptaan uang giral, Bank Primer dan Bank SekunderJenis bank
menurut sistem organisasi yang terdiri dari Unit Banking System, Branch Banking
System, Holding Company Bank, yaitu bank yang memiliki satu atau levih bank, Multi-
Holding Company Bank dan Correspondent Banking dan yang terakhir adalah Jenis bank
menurut letak geografis terdiri dari Komunitas Bank, Bank Regional dan Bank
Multinasional.
Penggabungan usaha bank merupakan salah satu cara bagi perusahaan yang
mengalami kesulitan dan kemudian mengancam tetap hidup dan berkembang terus.
Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan cara merger, konsolidasi maupun akuisisi.
Suku bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memperoleh pinjaman).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga yaitu kebutuhan dana, perisangan,
kebijaksanaan pemerintah, target laba yang diinginkan, jangka waktu, kualitas jaminan,
reputasi perusahaan, produk yang kompetitif, hubungan baik, dan jaminan pihak ketiga.

4.2 SARAN
Setelah selesainya penulisan Ringkasan Mata Kuliah ini pastilah penulis menyadari
banyaknya kekurangan didalam pengkajian materi maupun didalam penyusunan materi,
oleh sebab itu, penulis mohon kritik dan saran kepada para pembaca, khususnya dosen
pembimbing mata kulaih Pasar dan Lembaga Keuangan untuk memberikan, saran atau
masukan serta kritik ang bersifat membangun guna untuk perbaikan penulis Ringkasan
Mata Kuliah di masa yang akan datang.
Ringkasan Mata Kuliah yang penulis susun semoga menjadi bahan kajian
pembelajaran di bidang mata kuliah “Pasar dan Lembaga Keuangan” yang berguna bagi
para mahasiswa agar wawasan mahasiswa dapat bertambah dan lebih memahami tentang
materi kuliah yang berkaitan dengan Lembaga Keuangan Bank.

24
DAFTAR PUSTAKA

Mishkin, Federic S.2008. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Edisi
8. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Mishkin, Federic S.2008. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Edisi
8. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-11. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Budisantoso, Totok , Sigit Triandaru dan Y. Sri Susilo. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Cetakan 1. Jakarta : Salemba Empat.
Arthesa, Ir. Ade da Ir. Edia Hadiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Cetakan 1. Jakarta Barat : PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Abdullah, Thamrin & Francis Tantri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

25

Anda mungkin juga menyukai