Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI MONETER

“Mengidentifikasi sejarah berdiri,peran, fungsi dan wewenang bank syariah ”

Dibuat Oleh :

Aditya Dwi Saputra (2120602061)

Dosen Pengampu:
PAMUJI, M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
2.1 Pengertian bank syariah.............................................................
2.2 Sejarah bank syariah...................................................................
2.3 Sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia..................
2.4 Peranan bank syariah..................................................................
2.5 Fungsi bank syariah....................................................................
2.6 Penanggung jawab bank syariah................................................
2.7 Jenis bank syariah.......................................................................
2.8 Istilah-istilah dalam bank syariah...............................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Kuasa atas segala limpahan Rahmat
dan Karunia-nya saya masih diberi Kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
untuk memahami lebih lanjut tentang memahami sejarah berdiri, peran, fungsi dan wewenang
bank syariah.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan saya yang
masih amat sangat kurang memumpuni dan lebih banyak dibantu dengan Jurnal dan juga
sumber dari Internet. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
Terima Kasih kepada :
1. Bapak Pamuji, M.E selaku Dosen pengampuh mata kuliah ekonomi moneter.
2. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
3. Dan tidak lupa kepada teman-teman saya tercinta yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Palembang, 14 Maret 2023

Penulis

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi
di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual-beli, atau lainnya) berdasarkan
prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana atau pembiyaaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai Syariah yang bersifat makro maupun mikro.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bank syariah?


2. Bagaimana Sejarah bank syariah?
3. Bagaimana Sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia?
4. Apa saja Peranan bank syariah?
5. Apa saja Fungsi bank syariah?
6. Siapa Penanggung jawab bank syariah?
7. Apa saja Jenis bank syariah?
8. Apa saja Istilah-istilah dalam bank syariah?

1.3 Tujuan Pembahasan

1) Mengetahui definisi dari bank syariah!


2) Mengetahui sejarah bank syariah!
3) Mengetahui sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia!
4) Mengetahui apa saja peranan bank syariah!
5) Mengetahui apa saja Fungsi bank syariah!
6) Mengetahui siapa Penanggung jawab bank syariah!
7) Mengetahui apa saja bank syariah!
8) Mengetahui apa saja Istilah-istilah dalam bank syariah!
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian bank syariah

Bank syariah terdiri atas dua kata, yaitu bank dan syariah. Kata bank bermakna suatu lembaga
keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yaitu pihak yang
berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syariah dalam versi bank syariah di
Indonesia adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak yang
lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai
dengan hukum Islam1.

Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya,
bukan merupakan bagian dari bank konvensional. beberapa contoh bank umum syariah
adalah: Bank Syariah Mandiri, Bank Muamlat Indonesia, Bank Syariah Mega, Bank Syariah
Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah2.

Secara umum, pengertian Bank Syariah (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Saat ini banyak istilah yang diberikan untuk menyebut
entitas bank Islam, selain istilah bank Islam itu sendiri, yaitu bank tanpa bunga (interest-
freebank), bank tanpa riba (lariba bank), dan bank syariah (shari’a bank).

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah , adalah bank yang beroperasi dengan
tidak mengandalkan bunga. bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah
lembaga perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-
Qur’an dan hadist Nabi SAW. dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pengertian bank Islam, yaitu sebagai berikut:

a. Karnaen Perwataadmadja dan Muhammad Syafi’I Antonio, memberikan revinisi bank


Islam sebagai berikut: bank Islam adalah bank beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam, yakni bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan
syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. dalam
tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-praktik yang dikhwatirkan mengandung unsur-

1
Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah. Hal 1
2
Ismail, Perbankan Syariah. Hal 33
unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan invenstasi atas dasar bagi hasil dan
pembiayaan perdagangan.

b. Warkum Sumitro mendefinisikan bank Islam sebagai berikut: bank Islam berarti bank
yang tata cara beroparasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secara islam, yakni
dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur‟an dan al-Hadist. di dalam
operasionalisasinya, bank Islam harus mengikuti dan berpedoman kepada praktik-
praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasullulah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada
sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasullulah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai
hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari
ketentuan al-Qur’an dan al-Hadis.

2.2 Sejarah bank syariah

Perbankan Syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel islam,
karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan
fundamentalis. bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr
pada tahun 1963. eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9
bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima
bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan masih di negara yang sama,
pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial
bebas bunga. Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama
maupun syariat Islam.

Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh Negara-
negara yang tergabung dalam organisasi konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut
adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek
pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa pinjaman berbasis fee dan
profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada
syariah Islam. dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam
kemudian muncul di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal
Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank
(1979). di Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit
Presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang
bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji.
2.3 Sejarah Lahirnya Bank Syariah Pertama di Indonesia

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia berdiri tahun 1991,
bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia dan beberapa pengusaha muslim. Pada saat pertama didirikan
terkumpul komitmen pembelian saham sebesar Rp 84 milliar dan pada tanggal 3 November
1991 dalam acara silaturrahmi Presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen
modal disetor awal sebesar Rp 106.126.382.000. dengan modal awal tersebut, pada tanggal 01
Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi, namun masih menggunakan UU No. 7
tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diurai kan hanya sepintas
lalu. Bank Muamalat Indonesia sampai september 1999, telah memiliki lebih 45 outlet yang
tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan dan Makasar. Bank ini sempat terimbas
oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari
modal awal. Islamic Development Bank kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini
dan pada periode 1999-2002 akhirnya dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan
Bank Syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-Undang yaitu UU No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan3.

2.4 Peranan bank syariah

Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang
menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan suatu negara, telah menjadi
instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam tentu saja menuntut adanya sistem baku yang mengatur
dalam kegiatan kehidupannya. terrmasuk di antaranya kegiatan keuangan yang dijalankan oleh
setiap umat. Hal ini berarti bahwa sistem baku termasuk dalam bidang ekonomi. Namun, di
dalam perjalanan hidup umat manusia, kini telah terbelenggu dalam sistem perekonomian yang
bersifat sekuler.

Khusus di bidang perbankan, berdirinya De Javasche Bank pada tahun 1872, telah menanamkan
nilai-nilai sistem perbankan yang sampai sekarang telah mentradisi dan bahkan sudah mendarah
daging di kalangan masyarakat Indonesia, tanpa kecuali umat islam. rasanya sulit untuk

3
http://www.muamalatbank.com
menghilangkan tradisi yang semacam itu, namun apakah hal itu akan berlangsung terus menerus
? upaya apakah yang mungkin dapat dijadikan sebagai suatu alternatif solusinya ?

Suatu kemajuan yang cukup menggembirakan, menjelang abad XX terjadi kebangkitan umat
Islam dalam segala aspek. dalam sistem keuangan, berkembang pemikiran-pemikiran yang
mengarah pada reorientasi sistem keuangan, yaitu dengan menghapuskan instrumen utamanya :
bunga. usaha tersebut dilakukan dengan tujuan mencapai kesesuaian dalam melaksanakan
prinsip-prinsip ajaran Islam yang mengandung dasar-dasar keadilan, kejujuran dan kebajikan.
keberadaan perbankan Islam di tanah air telah mendapatkan pijakan kokoh setelah lahirnya
Undang-undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang direvisi melalui undang-undang Nomor
10 tahun 1998, yang dengan tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya Bank Bagi Hasil atau
Bank Islam. dengan demikian, bank ini adalah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Bagi
hasil adalah prinsip muamalah berdasarkan syariah dalam melakukan kegiatan usaha bank

Berbicara tentang peranan sesuatu, tidak dapat dipisahkan dengan fungsi dan kedudukan sesuatu
itu. Diantara peranan bank Islam adalah :

(1) Memurnikan operasional perbankan syariah sehingga dapat lebih meningkatkan


kepercayaan masyarakat.
(2) Meningkatkan kesadaran syariah umat Islam sehingga dapat memperluas segmen dan
pangsa pasar syariah.
(3) Menjalin kerja sama dengan para ulama karena bagaimanapun peran ulama, khususnya
di Indonesia, sangat dominan bagi kehidupan umat islam.

2.5 Fungsi Bank Syariah

Secara fungsi, bank syariah memiliki peran yang sama dengan bank konvensional, yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Namun, satu hal yang membedakan adalah
prinsip syariah Islam, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian yang menjadi pedoman
untuk sistem operasi dari bank syariah itu sendiri.

Di luar tugas utama sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penghimpunan dan
penyaluran dana masyarakat, bank syariah juga memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional untuk mendukung peningkatan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan di kalangan masyarakat4.

4
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-kelembagaan.aspx
2.6 Penanggung jawab bank syariah

Dalam pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap
menerapkan tata kelola yang sama dengan bank konvensional, yaitu dengan menjalankan
prinsip kehati-hatian dan juga memastikan tata kelola berjalan dengan baik. Meskipun begitu,
tata kelola dan pengawasan tetap mendapatkan penyesuaian dengan prinsip-prinsip yang jadi
pedoman oleh sistem perbankan syariah

Secara hakikatnya, bank syariah merupakan lembaga yang menawarkan produk perbankan
sesuai dengan prinsip syariah Islam. Lembaga perbankan syariah harus mematuhi pada prinsip
syariah Islam yang sudah ditetapkan. Pasalnya, prinsip syariah dalam lembaga perbankan ini
jadi hal yang cukup fundamental, mengingat eksistensi dari bank syariah sendiri didasari oleh
prinsip syariah Islam tersebut.

Tetap teguh dalam menjalankan aktivitas perbankan pada prinsip syariah juga dipandang
sebagai sisi kekuatan dari bank syariah. Untuk menjaga konsistensi dalam menjalankan aktivitas
perbankan berdasarkan prinsip syariah islam, bank syariah juga diawasi oleh Dewan Syariah
Nasional dari Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Perihal pengawasan tersebut dijelaskan
melalui Undang Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Dalam Undang Undang tersebut terdapat pernyataan pemberian kewenangan kepada MUI
melalui DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah terhadap suatu produk
perbankan. Ketetapan tersebut juga didukung oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
yang menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh ditawarkan kepada
masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari DSN-MUI dan memperoleh izin dari OJK5.

2.7 Jenis bank syariah

https://www.ojk.go.id/waspada-investasi/id/regulasi/Documents/UU_No_21_Tahun_2008_Perb
ankan_Syariah.pdf
Perlu diketahui bahwa secara umum terdapat dua bentuk usaha dari bank syariah itu sendiri.
Pertama adalah bank umum syariah dan yang kedua adalah bank pembiayaan rakyat syariah
(BPRS). Kedua jenis usaha bank syariah tersebut memiliki fungsi dasar yang sama dalam
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Namun ada perbedaan dalam sistem operasi
yang ditawarkan kepada nasabah.

A. Fungsi sosial

Fungsi sosial merupakan aspek pertama yang memperlihatkan perbedaan antara bank umum
syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah secara signifikan. Dalam pelaksanaan aktivitas
perbankan syariah, bank umum syariah dapat menjalankan fungsi sosial sebagai lembaga baitul
mal. Dalam hal ini adalah penerimaan dana yang bersumber dari zakat, infak, sedekah, hibah,
atau dana sosial lainnya. Dana yang diterima tersebut nantinya bisa disalurkan kepada
organisasi pengelola zakat untuk keperluan sosial. Sedangkan bank pembiayaan rakyat syariah
tidak memiliki fungsi sosial tersebut.

B. Penghimpunan dana

Dalam sistem penghimpunan dana, bank umum syariah diperbolehkan untuk menghimpun dana
sosial yang berasal dari wakaf berbentuk uang. Wakaf uang yang diterima tersebut akan
disalurkan kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
Sedangkan untuk bank pembiayaan rakyat syariah, bank hanya bisa melakukan penghimpunan
dana nasabah melalui rekening bank pembiayaan rakyat syariah.

C. Penyaluran dana

Bank pembiayaan rakyat syariah hanya bisa menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk
pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah yang didasari oleh akad ijarah. Selain itu pembiayaan yang boleh dilakukan oleh bank
pembiayaan rakyat syariah juga bisa dilakukan dengan cara sewa beli serta pengambil alihan
utang berdasarkan akad hawalah.

Untuk produk perbankan sendiri, bank pembiayaan rakyat syariah menawarkan simpanan
berupa tabungan dan juga investasi dalam bentuk deposito. Manfaat yang bisa dirasakan oleh
nasabah harus didapatkan melalui akad wadi’ah dan mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
2.8 Istilah-istilah dalam bank syariah

Dalam aktivitas perbankan syariah, terdapat beberapa kosakata atau istilah yang berbeda
digunakan oleh bank syariah jika dibandingkan dengan bank konvensional. Agar memahami
maksud dan fungsi bank syariah lebih baik, berikut adalah istilah yang akan sering Anda temui
sebagai seorang nasabah.

a. Pembiayaan

Dalam aktivitas perbankan secara umum, mungkin Anda mengenal kata kredit. Namun untuk
aktivitas bank syariah, hal tersebut dikenal dengan istilah pembiayaan. Meskipun begitu, tidak
hanya sekadar perbedaan nama saja. Pembiayaan merupakan salah satu program dari bank
syariah yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan dana dan/atau barang
serta fasilitas lain.

Dalam hal ini proses pembiayaan juga harus dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Segala
bentuk pembiayaan di bank syariah harus merujuk pada akad yang telah dikeluarkan fatwanya
oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) atau Pernyataan
Kesesuaian Syariah dari DSN MUI.

b. Ujroh

Dalam perjanjian pembiayaan, sebagai nasabah bank syariah Anda juga perlu memperhatikan
kata ujroh. Istilah ini memiliki makna yang berarti sebuah persetujuan atas nilai atau harga sewa
yang harus dibayarkan oleh penerima manfaat pembiayaan terkait penggunaan manfaat atas
obyek pembiayaan. Ketentuan besaran nilai yang dibayarkan perlu ditetapkan melalui akad
yang disepakati oleh kedua belah pihak.

c. Akad

Sebagai nasabah bank syariah, Anda akan sering menemukan istilah akad dalam berbagai
fasilitas atau produk perbankan yang digunakan. Istilah satu ini memiliki arti yang mengacu
pada kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis antara bank dan nasabah atau pihak lain.
Dalam kesepakatan tersebut dimuat juga informasi mengenai hak dan kewajiban, standar
operasional, serta persyaratan yang disepakati sesuai dengan prinsip syariah dan hukum yang
berlaku. mengacu pada OJK, terdapat 9 akad yang ada dalam setiap transaksi perbankan
syariah. Kesembilan akad tersebut antara lain adalah :

1. Wadi’ah

2. Mudharabah

3. Musyarakah

4. Murabahah

5. Salam

6. Istishna’

7. Ijarah

8. Ijarah muntahiyah bit tamlik

9. Qardh
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rupiah yang stabil, baik dalam arti inflasi maupun nilai tukar, sangat penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. BI telah dan akan terus berperan aktif untuk mencapai tujuan mencapai dan
menjaga kestabilan Rupiah melalui tiga kewenangan yang dimiliki yaitu pertama,
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, kedua mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, dan ketiga mengatur dan mengawasi bank.

Peran perbankan sangat penting bagi kestabilan sistem keuangan. Pengalaman krisis
global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh ketidak stabilan
sistem keuangan yang diciptakan oleh lembaga perbankan.

Kehadiran bank syariah sebagai alternative memberikan warna baru pada sistem
keuangan nasional dan internasional. Walaupun market shared perbankan syariah masih
rendah dibandingkan bank konvensional, namun bank syariah berkembang pesat di
Indonesia. Perkembangan perbankan syariah yang cukup cepat tersebut dapat
memberikan dampak negatif dan positif bagi kestabilan sistem keuangan nasional
terutama terkait kepada harga (inflasi). Bank syariah dapat ikut serta menjaga kestabilan
sistem keuangan domestik, jika peran intermediasi perbankan berdasarkan prinsip
syariah dijalankan secara optimal. Namun, perbankan syariah juga dapat mengancam
stabilitas sistem keuangan nasional jika dalam aktifitasnya masih meniru bank-bank
konvensional.

DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’I, (2001). Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum,Jakarta: Gema
Insani Press.

Azis, Abdul, Mariyah Ulfah, (2000).Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, Bandung
Alfabeta.

Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah. Hal 1

Ismail, Perbankan Syariah. Hal 33

http://www.muamalatbank.com

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-kelembagaan.aspx

https://www.ojk.go.id/waspadainvestasi/id/regulasi/Documents/
UU_No_21_Tahun_2008_Perbankan_Syariah.pdf

Anda mungkin juga menyukai