Oleh Kelompok 3:
Mhd. Agung NIM: 2130401087
Nourmaliza Febrianti NIM: 2130401095
Putri Ayu NIM: 2130401105
Putri Sholihach NIM: 2130401106
Dosen Pengampu:
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah
“HUKUM PERBANKAN“ ini tepat waktu. Tidak lupa pemakalah mengucapkan terima kasih
kepada Ibuk NURHIKMA, S., SY., selaku Pengampu mata kuliah hukum perbankan yang
telah memberi arahan dan bimbingan kepada pemakalah dalam mengerjakan makalah ini.
Shalawat beserta salam kami ucapkan kepada Nabi junjungan kita umat islam yakni
Nabi besar Muhammad SAW yang mana beliau telah membawa kita dari zaman jahiliah
sampai ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat ini. Penulis dari kelompok 3 telah
menulis satu makalah dengan judul “KEGIATAN OPERASIONAL BANK” dibawah
bimbingan dosen NURHIKMA, S., SY., M.SY. Apabila ada dalam penulisan makalah yang
penulis susun terdapat kesalahan yang tidak penulis sengaja, maka penulis mengharapkan
saran, kritikan dari peserta diskusi semua dari kesempurnaan makalah ini, atas ide, gagasan
yang sifatnya membangun dari audien penulis ucapkan terima kasih.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
B. Prinsip 5c........................................................................................................ 6
A. Kesimpulan .................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perbankan bahwa perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat. Kedua jenis bank tersebut melaksanakan kegiatan
konvensional atau Syariah. Hal ini berarti bahwa Indonesia menganut sistem
perbankan ganda (Dual Banking System), yaitu ketika bank konvensional dan
Syariah beroperasi berdampingan.Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh pesat di
Indonesia dalam bentuk Umum Syariah (Full Fledge Islamick Bank), unit usaha
Syariah (bank konvensional dan membuka cabang Syariah), dan office chenneling
(gerai Syariah di kantor bank konvensional). 1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1 Atang abd. Hakim. Fiqh Perbankan Syariah. Bandung. Refika Tama. 2011. Hlm.94
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bank Umum Syariah
Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan
akta pendiriannya, bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Beberapa contoh
bank umum syariah adalah: Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mega, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah. 2
1. Larangan Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh:
a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah
b. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal
c. Melakukan penyertaan modal, selain untuk tujuan penyertaan modal sebagaimana
dimaksud dalam huruf A di atas
d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah.
e. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah
f. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal
Melakukan kegiatan penyertaan modal kecuali:
1. Investasi pada bus atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
2. Investasi sementara untuk mengatasi kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dengan syarat harus menarik kembali penyertaan.
3. Melakukan kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi Syariah3
2. Larangan unit usaha syariah
2Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hllm. 80
3Pusat Pengetahuan Ekonomi dan Keuangan Islam. Kegiatan usaha yang dilarang untuk Bank Umum Syariah
(BUS)”, http://esharianomics.com/ (2 November 2011)
3
3. Melakukan penyertaan modal pada perusahaan yang dilarang menurut
ketentuan syariah, kecuali melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank
Umum Syariah atau lembaga keuangn yang melakukan kegiatan penyertaan
modal sementara untuk mengtasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya.
4. Melakukan kegiataan usaha peransuransian, kecuali sebagai agen pemasaran
produk asuransi syariah
Sedangkan larangan bagi Unit Usaha Syariah menurut UU No.21 tahun 2008
diantaranya
1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah
2. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal
3. Melakukan penyertaan modal, kecuali melakukan kegiatan penyertaan modal
sementara untuk mrngatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya;
4. Melakukan kegiatan usaha peransuransian, kecuali sebagai agen pemasaran
produk asuransi syariah
4
B. Bank pengkreditan rakyat Syariah (BPRS)
BPRS yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Menurut undang-undang nomor 21 tahun 2008 perbankan syariah
mendefinisikan Bank pengkreditan rakyat adalah bank pembiayaan rakyat Syariah.
Character adalah keadaan watak atau sifat dari customer baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter
ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad atau kemauan customer
untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Pemberian pembiayaan harus berdasarkan kepercayaan, sedangkan yang mendasari
suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa si penerima kredit
dan pembiayaan mempunyai moral watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan
4Elia Sjahriatin, S.Sos., S.E., M.M., Muhamad Johan Efendi., S.E., M.M., Ulfa Rahmawati., S.T., S.M., M.M.
Firnanda Hidayatillah, Putri Oktavianti Wantani. Bank Lembaga Keuangan. Solok Sumatra Barat. 2023.
5
kooperatif. Di samping itu, mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan
pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat maupun dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon nasabah
tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya. Kalau tidak mempunyai
iktikad baik, tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
Dalam dunia white color crime, ciri-ciri seseorang yang mempunyai bakat kriminal
justru di luar dugaan kita pada umumnya.
Ciri-ciri tersebut digambarkan sebagai berikut:
a. Orang yang pandai bergaul
b. Orang yang cerdas
c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi tantangan
d. Umur relatif muda sampai dengan 45 tahun.
2. Capital
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon
customer. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
kesungguhan calon customer menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih
yakin memberikan pembiayaan dan kredit. Kemampuan modal sendiri akan menjadi
benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapatkan goncangan dari luar misalnya jika
terjadi kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, komposisi modal sendiri perlu
ditingkatkan. Penilaian atas modal sendiri adalah penting, mengingat pembiayaan dan
kredit dari bank hanya sebagai tambahan dan bukan untuk membiayai seluruh modal
yang di perlukan.
Modal sendiri juga akan menjadi pertimbangan bank, sebagai bukti
kesungguhan dan tanggung jawab customer dalam menjalankan usahanya karena ikut
menanggung risiko terhadap gagalnya usaha. Biasanya jika jumlah modal
ssendiri(modal netto) cukup besar perusahaan tersebut akan kuat dalam menghadapi
persaingan dari perusahaan-perusahaan sejenisnya Dalam .praktiknya, kemampuan
kapital ini di manifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self
finansial, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari pembiayaan dan kredit yang
diajukan kepada bank.
Bentuk dari sel financing ini tidak selalu harus berupa uang, bisa saja dalam
6
bentuk barang modal seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin. Besar kecilnya kapital
ini dapat dilihat dari neraca perusahaan yaitu komponen owner fiquity, apa yang
ditahan dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang
bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya.5
3. Capacity.
7
kolateral tersebut. Sedangkan fungsi kedua adalah sebagai akibat dari fungsi yang
pertama yaitu mempunyai salah satu faktor penentu jumlah kredit yang diberikan.
Fungsi yang kedua ini hanya berlaku di bank konvensional saja karena di bank
syariah collateral sebagai faktor penentu jumlah pembiayaan yang akan diberikan
tetapi hanya untuk berjaga-jaga kerugian tidak terbayarnya pembiayaan apabila terjadi
pembiayaan bermasalah.. hakikatnya bentuk colateral tidak berbentuk kebendaan.
Bisa juga collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi, rekomendasi dll.
Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu:
5. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan
6. Segi yuridis, bangunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai
sebagai agunan.
7. Condition of Ekonomy.7
Adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya yang
mempunyai keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat
mempengaruhi kelancaran perusahaan calon customer. Untuk mendapat gambaran
mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai kondisi ekonomi, kondisi
ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pemasaran, mencakup kebutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar, perusahaan mode,
bentuk persaingan, peranan barang subetitusi dan lain-lain.
2. Teknis produksi, mencakup perkembangan teknologi, tersedianya bahan baku, dan
cara penjualan dengan sistem cash atau pembiayaan.
3. Peranan pemerintah, mencakup kemungkinan pengaruhnya terhadap produk yang
dihasilkan. Misalnya, larangan peredaran jenis obat tertentu. 8
7 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi UI, 1993)
8 Muhammad Wandisyah Hutagalung, M.E. Analisis Pembiayaan Bank Syariah. Medan. Merdeka Kreasi. 2021.
Hlm.26-31
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA