Anda di halaman 1dari 14

KEGIATAN OPRASIONAL BANK

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Makalah


Mata Kuliah Hukum Perbankan

Oleh Kelompok 3:
Mhd. Agung NIM: 2130401087
Nourmaliza Febrianti NIM: 2130401095
Putri Ayu NIM: 2130401105
Putri Sholihach NIM: 2130401106

Dosen Pengampu:

NURHIKMA, S., SY., M.SY

PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah
“HUKUM PERBANKAN“ ini tepat waktu. Tidak lupa pemakalah mengucapkan terima kasih
kepada Ibuk NURHIKMA, S., SY., selaku Pengampu mata kuliah hukum perbankan yang
telah memberi arahan dan bimbingan kepada pemakalah dalam mengerjakan makalah ini.
Shalawat beserta salam kami ucapkan kepada Nabi junjungan kita umat islam yakni
Nabi besar Muhammad SAW yang mana beliau telah membawa kita dari zaman jahiliah
sampai ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat ini. Penulis dari kelompok 3 telah
menulis satu makalah dengan judul “KEGIATAN OPERASIONAL BANK” dibawah
bimbingan dosen NURHIKMA, S., SY., M.SY. Apabila ada dalam penulisan makalah yang
penulis susun terdapat kesalahan yang tidak penulis sengaja, maka penulis mengharapkan
saran, kritikan dari peserta diskusi semua dari kesempurnaan makalah ini, atas ide, gagasan
yang sifatnya membangun dari audien penulis ucapkan terima kasih.

Batusangkar, 02 April 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan masalah........................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. larangan kegiatan usaha bank......................................................................... 3

a. Larangan kegiatan Bank Umum Syariah…………………………… 4

b. Larangan kegiatan Unit Usaha Syariah…………………………….. 4

c. Larangan Kegiatan BPRS……………………………...…………… 5

B. Prinsip 5c........................................................................................................ 6

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 8

A. Kesimpulan .................................................................................................... 8

B. Saran............................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan bagian dari sebuah sistem keuangan dan sistem


pembayaran suatu negara, bahkan pada era globalisasi ini, bang sudah menjadi
sebuah sistem keuangan dan sistem pembayaran dunia. Mengingat hal yang
demikian itu, maka begitu suatu bank memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari
otoritas moneter negara yang bersangkutan, bank tersebut menjadi milik
masyarakat. Oleh karena itu, eksistensinya bukan saja harus dijaga oleh para
pemilik Bank itu sendiri tetapi juga oleh masyarakat nasional dan global.
Bank adalah lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada
kepercayaan mutlak dari nasabahnya yang mempercayakan dana dan jasa-jasa lain
yang dilakukan mereka melalui bank pada khususnya dan dari masyarakat luas pada
umumnya. Oleh karena itu, bank sangat berkepentingan agar kadar kepercayaan
masyarakat yang yang sudah maupun yang akan menyimpan dana atau yang telah
menggunakan jasa-jasa bank lainnya terpelihara dengan baik dalam tingkat yang
tinggi mengingat bank adalah bagian dari sistem-sistem tersebut. Adapun
kepercayaan masyarakat kepada bank merupakan unsur yang paling pokok dari
eksistensi suatu bangsa sehingga terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada
perbankan adalah kepentingan masyarakat banyak. Sebagaimana diketahui salah
satu faktor untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
suatu bank pada khususnya dan pada bank umum ialah kepatuhan bank terhadap
kewajiban dan kerahasiaan bank.
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berbasis Syariah Islam. Secara
makro bank syariah memosisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung
dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitar. Di satu sisi bank syariah
mendorong dan mengajak masyarakat untuk ikut aktif berinvestasi melalui berbagai
produknya, sedangkan di sisi lain bank syariah aktif untuk melakukan investasi di
masyarakat. Selain itu, secara mikro Bank Syariah merupakan lembaga keuangan
yang menjamin seluruh aktivitas operasinya, termasuk produk dan jasa keuangan
yang ditawarkan telah sesuai dengan prinsip syariah. Sistem perbankan di Indonesia
diatur dalam UU No.7 Tahun 1992 (diubah dengan UU No.10 Tahun 1998) tentang

1
perbankan bahwa perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat. Kedua jenis bank tersebut melaksanakan kegiatan
konvensional atau Syariah. Hal ini berarti bahwa Indonesia menganut sistem
perbankan ganda (Dual Banking System), yaitu ketika bank konvensional dan
Syariah beroperasi berdampingan.Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh pesat di
Indonesia dalam bentuk Umum Syariah (Full Fledge Islamick Bank), unit usaha
Syariah (bank konvensional dan membuka cabang Syariah), dan office chenneling
(gerai Syariah di kantor bank konvensional). 1

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan


sebagai berikut:
1. Apa saja larangan yang terdapat pada kegiatan usaha Bank Umum Syariah?
2. Apa saja larangan yang terdapat pada Unit Usaha Syariah?
3. Apa saja larangan yang terdapat pada kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat
Syariah?
4. Apa saja larangan yang terdapat pada jasa lain?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan


makalah ini yaitu:
1. Menambah wawasan mahasiswa tentang ketepatan jelaskan tentang kegiatan
operasional bank

1 Atang abd. Hakim. Fiqh Perbankan Syariah. Bandung. Refika Tama. 2011. Hlm.94

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bank Umum Syariah

Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan
akta pendiriannya, bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Beberapa contoh
bank umum syariah adalah: Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mega, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah. 2
1. Larangan Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh:
a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah
b. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal
c. Melakukan penyertaan modal, selain untuk tujuan penyertaan modal sebagaimana
dimaksud dalam huruf A di atas
d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah.
e. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah
f. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal
Melakukan kegiatan penyertaan modal kecuali:
1. Investasi pada bus atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
2. Investasi sementara untuk mengatasi kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dengan syarat harus menarik kembali penyertaan.
3. Melakukan kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi Syariah3
2. Larangan unit usaha syariah

Adapun larangan bagi Bank Umum Syariah menurut UU No.21tahun 2008


diantaranya adalah:

1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah


2. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung dipasar modal

2Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hllm. 80
3Pusat Pengetahuan Ekonomi dan Keuangan Islam. Kegiatan usaha yang dilarang untuk Bank Umum Syariah
(BUS)”, http://esharianomics.com/ (2 November 2011)

3
3. Melakukan penyertaan modal pada perusahaan yang dilarang menurut
ketentuan syariah, kecuali melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank
Umum Syariah atau lembaga keuangn yang melakukan kegiatan penyertaan
modal sementara untuk mengtasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya.
4. Melakukan kegiataan usaha peransuransian, kecuali sebagai agen pemasaran
produk asuransi syariah
Sedangkan larangan bagi Unit Usaha Syariah menurut UU No.21 tahun 2008
diantaranya
1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah
2. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal
3. Melakukan penyertaan modal, kecuali melakukan kegiatan penyertaan modal
sementara untuk mrngatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya;
4. Melakukan kegiatan usaha peransuransian, kecuali sebagai agen pemasaran
produk asuransi syariah

4
B. Bank pengkreditan rakyat Syariah (BPRS)
BPRS yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Menurut undang-undang nomor 21 tahun 2008 perbankan syariah
mendefinisikan Bank pengkreditan rakyat adalah bank pembiayaan rakyat Syariah.

1. Larangan kegiatan bank pengkreditan rakyat Syariah BPRS


a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah
b. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam melakukan lalu
lintas pembayaran.
c. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali penukaran uang
asing dengan izin Bank Indonesia.
d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran
produk asuransi Syariah.
e. Melakukan penyertaan modal kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk
menanggulangi kesulitan likuiditas bank perkreditan rakyat Syariah.
f. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah ditetapkan. 4
C. Prinsip 5C
Merupakan prinsip pembiayaan terhadap debitur yang dilakukan secara
monitoring untuk mengetahui sejauh mana pelayanan seorang debitur menerima
pembiayaan dan kesungguhan begitu dalam membayar kembali pinjaman sesuai
dengan persyaratan yang sudah ditentukan.
1. Character

Character adalah keadaan watak atau sifat dari customer baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter
ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad atau kemauan customer
untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Pemberian pembiayaan harus berdasarkan kepercayaan, sedangkan yang mendasari
suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa si penerima kredit
dan pembiayaan mempunyai moral watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan

4Elia Sjahriatin, S.Sos., S.E., M.M., Muhamad Johan Efendi., S.E., M.M., Ulfa Rahmawati., S.T., S.M., M.M.
Firnanda Hidayatillah, Putri Oktavianti Wantani. Bank Lembaga Keuangan. Solok Sumatra Barat. 2023.

5
kooperatif. Di samping itu, mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan
pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat maupun dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon nasabah
tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya. Kalau tidak mempunyai
iktikad baik, tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
Dalam dunia white color crime, ciri-ciri seseorang yang mempunyai bakat kriminal
justru di luar dugaan kita pada umumnya.
Ciri-ciri tersebut digambarkan sebagai berikut:
a. Orang yang pandai bergaul
b. Orang yang cerdas
c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi tantangan
d. Umur relatif muda sampai dengan 45 tahun.

2. Capital

Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon
customer. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
kesungguhan calon customer menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih
yakin memberikan pembiayaan dan kredit. Kemampuan modal sendiri akan menjadi
benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapatkan goncangan dari luar misalnya jika
terjadi kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, komposisi modal sendiri perlu
ditingkatkan. Penilaian atas modal sendiri adalah penting, mengingat pembiayaan dan
kredit dari bank hanya sebagai tambahan dan bukan untuk membiayai seluruh modal
yang di perlukan.
Modal sendiri juga akan menjadi pertimbangan bank, sebagai bukti
kesungguhan dan tanggung jawab customer dalam menjalankan usahanya karena ikut
menanggung risiko terhadap gagalnya usaha. Biasanya jika jumlah modal
ssendiri(modal netto) cukup besar perusahaan tersebut akan kuat dalam menghadapi
persaingan dari perusahaan-perusahaan sejenisnya Dalam .praktiknya, kemampuan
kapital ini di manifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self
finansial, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari pembiayaan dan kredit yang
diajukan kepada bank.
Bentuk dari sel financing ini tidak selalu harus berupa uang, bisa saja dalam

6
bentuk barang modal seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin. Besar kecilnya kapital
ini dapat dilihat dari neraca perusahaan yaitu komponen owner fiquity, apa yang
ditahan dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang
bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya.5
3. Capacity.

Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon customer dalam menjalankan


usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah
untuk mengetahui atau mengukur sampai sejauh mana calon customer mampu
mengembalikan atau melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari
hasil usaha yang diperolehnya. Pengukuran kapasitas dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan antara lain:
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan
perkembangan dari waktu ke waktu
b. Pendekatan financial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus.
Hal ini sangat penting untuk perusahaan-perusahaan yang mengandalkan
keahlian teknologi tinggi atau perusahaan yang memerlukan profesionalitas
tinggi seperti rumah sakit dan biro konsultan
c. Pendekatan yurilis, itu secara yuridis apakah calon customer mempunyai
kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk mengadakan perjanjian
pembiayaan dan kredit dengan baik.
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
pemimpin perusahaan6
4. Collateral

Collateral adalah barang yang diserahkan customer sebagai agunan terhadap


pembiayaan dan kredit yang diterimanya. Collateral dinilai oleh bank untuk
mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial customer kepada bank. Penilaian
terhadap agunan ini meliputi jenis lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya.D
hal ini kolateral mempunyai dua fungsi yaitu untuk pembayaran kredit dan
pembiayaan jika nasabah tidak bisa membayarkan kredit dan pembiayaannya. Jika
nasabah tidak bisa membayar kredit dan pembiayaannya yaitu dengan menjual

5 Abdul Ghofur Anshori, Payung Hukum Perbankan Syariah di Indonesia


6 Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, cet ke-7, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Hlm. 147

7
kolateral tersebut. Sedangkan fungsi kedua adalah sebagai akibat dari fungsi yang
pertama yaitu mempunyai salah satu faktor penentu jumlah kredit yang diberikan.
Fungsi yang kedua ini hanya berlaku di bank konvensional saja karena di bank
syariah collateral sebagai faktor penentu jumlah pembiayaan yang akan diberikan
tetapi hanya untuk berjaga-jaga kerugian tidak terbayarnya pembiayaan apabila terjadi
pembiayaan bermasalah.. hakikatnya bentuk colateral tidak berbentuk kebendaan.
Bisa juga collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi, rekomendasi dll.
Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu:
5. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan
6. Segi yuridis, bangunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai
sebagai agunan.
7. Condition of Ekonomy.7
Adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya yang
mempunyai keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat
mempengaruhi kelancaran perusahaan calon customer. Untuk mendapat gambaran
mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai kondisi ekonomi, kondisi
ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pemasaran, mencakup kebutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar, perusahaan mode,
bentuk persaingan, peranan barang subetitusi dan lain-lain.
2. Teknis produksi, mencakup perkembangan teknologi, tersedianya bahan baku, dan
cara penjualan dengan sistem cash atau pembiayaan.
3. Peranan pemerintah, mencakup kemungkinan pengaruhnya terhadap produk yang
dihasilkan. Misalnya, larangan peredaran jenis obat tertentu. 8

7 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi UI, 1993)
8 Muhammad Wandisyah Hutagalung, M.E. Analisis Pembiayaan Bank Syariah. Medan. Merdeka Kreasi. 2021.

Hlm.26-31

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berbasis Syariah Islam.


Secara makro bank syariah memosisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam
mendukung dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitar. Di satu
sisi bank syariah mendorong dan mengajak masyarakat untuk ikut aktif
berinvestasi melalui berbagai produknya, sedangkan di sisi lain bank syariah
aktif untuk melakukan investasi di masyarakat. Saran

secara mikro Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang


menjamin seluruh aktivitas operasinya, termasuk produk dan jasa keuangan
yang ditawarkan telah sesuai dengan prinsip syariah. Sistem perbankan di
Indonesia diatur dalam UU No.7 Tahun 1992 (diubah dengan UU No.10 Tahun
1998) tentang perbankan bahwa perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis,
yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Kedua jenis bank tersebut
melaksanakan kegiatan konvensional atau Syariah.

Peningkatan pelayanan pada bank, mampu menarik simpati serta


loyalitas nasabah untuk mempromosikan produk/jasa. Promosi tersebut
mencerminkan bahwa bank memiliki reputasi yang baik. Sehingga peningkatan
pelayanan mampu mendorong kegiatan operasional dari bank itu sendiri.

B. Saran

Hindari memberikan keuntungan atau insentif kepada pegawai bank yang


melanggar etika atau kebijakan perusahaan. Bank harus memiliki mekanisme
pengawasan dan kontrol yang memadai untuk mencegah terjadinya tindakan
yang merugikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anshori Abdul Ghofur, Payung Hukum Perbankan Syariah di Indonesia


Hakim abd. Atang. Fiqh Perbankan Syariah. Bandung. Refika Tama. 2011. Hlm.94
Hutagalung Muhammad Wandisyah, M.E. Analisis Pembiayaan Bank Syariah. Medan.
Merdeka Kreasi. 2021. Hlm.26-31
Kloter Philip. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jakarta. Fakultas Ekonomi UI. 1993
Sjahriatin Elia, S.Sos., S.E., M.M., Muhamad Johan Efendi., S.E., M.M., Ulfa Rahmawati.,
S.T., S.M., M.M. Firnanda Hidayatillah, Putri Oktavianti Wantani. Bank Lembaga
Keuangan. Solok Sumatra Barat. 2023.
Siagian Sondang P, Manajemen Strategik, cet ke-7. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2007
Pusat Pengetahuan Ekonomi dan Keuangan Islam. Kegiatan usaha yang dilarang untuk Bank
Umum Syariah (BUS)”, http://esharianomics.com/ . 2 November 2011
Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta. Kencana. 2005.

Anda mungkin juga menyukai