Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Lembaga Keuangan Syariah Bank Dan Non Bank Husna Karimah, ME

Bank Syariah

Disusun oleh
Kelompok I
Nama NPM
Maulana Hidayat 20.15.0207
Muhammad Arsyad 20.15.0209

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
MARTAPURA
2022M/1444H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Martapura, 04 Oktober 2022

Kelompok I

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah .................. 3


B. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Di Dunia Dan Di Indonesia ............ 7
C. Fungsi Bank Syariah ............................................................................ 10
D. Peran Dan Struktur Bank Syariah ........................................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14

A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
bunga.Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga
keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan
pada al-Quran dan Hadits Nabi SAW, dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga
keuangan yang memiliki usaha pokok memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat Islam. Bank syariah menghindari sistem bunga dalam
mengoperasikan usahanya. Keberadaan bank syariah/bank Islam dapat dijadikan
sebagai solusi alternatif terhadap persoalaan tentang adanya pertentangan antara bunga
dengan riba.1

Di Indonesia, pendirian bank syariah sudah lama dicita-citakan oleh umat


Islam, hal ini terungkap dalam keputusan Majelis Tarjih Muhammadiyah yang
diadakan di Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1968, Majelis Tarjih menyarankan
kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi
sistem perekonomian, khususnya lembaga perbankan yang sesuai dengan kaidah Islam.
Kedudukan bank syariah dalam sistem perbankan Nasional terbuka setelah
dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan.

Secara umum konsep perbankan syariah menawarkan sistem perekonomian


yang sesuai dengan syariat Islam/prinsip syariah. Ada beberapa perbedaaan konsep
dalam perbankan konvensional yang dianggap membawa kesengsaraan karena
mengandung unsur riba, unsur riba dianggap sangat bertentangan dengan syariat
menawarkan berbagai produk perbankan yang bebas bunga berupa pembiayaan bagi
hasil.2

1
(Muhammad, 2005 :1)
2
(Novi, 2015 : 65)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bank umum syariah dan unit usaha syariah ?

2. Bagaimana sejarah berdirinya bank syariah di dunia dan di Indonesia?

3. Bagaimana fungsi bank syariah?

4. Bagaimana peran dan struktur bank syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian bank umum syariah dan unit usaha syariah.

2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah berdirinya bank syariah di dunia dan di
Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi bank syariah.

4. Untuk mengetahui dan memahami fungsi bank syariah peran dan struktur bank
syariah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah

1. Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BUS dapat melakukan kegiatan usaha sebagai bank devisa atau non-
devisa. Dari segi jumlah institusi ada 12 Bank Umum Syariah (BUS) yang ada di
Indonesia

a. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

b. PT. Bank Mega Syariah

c. PT. Bank Syariah Bukopin

d. PT. Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

f. PT. Bank Victoria Syariah

g. PT. BCA Syariah

d. PT. Bank Jabar Banten Syariah

f. PT. Bank Aladin Syariah

g. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional


Syariah

h. PT. Bank Aceh Syariah

i. PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

j. PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk

2. Unit Usaha Syariah

3
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan unit
syariah. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa. UUS
mempunyai tugas sebagai berikut.

1) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah.

2) Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan

dana yang bersumber dari kantor cabang syariah.

3) Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang

syariah.

4) Melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.

Dari segi jumlah institusi ada 21 Unit Usaha Syariah (UUS) yang ada di
Indonesia :

1. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk


2. PT Bank Permata, Tbk
3. PT Bank Maybank Indonesia, Tbk
4. PT Bank CIMB Niaga, Tbk
5. PT Bank OCBC NISP, Tbk
6. PT Bank Sinarmas
7. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
8. PT BPD DKI
9. PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
10. PT BPD Jawa Tengah
11. PT BPD Jawa Timur, Tbk
12. PT BPD Sumatera Utara
13. PT BPD Jambi
14. PT BPD Sumatera Barat

4
15. PT BPD Riau dan Kepulauan Riau
16. PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
17. PT BPD Kalimantan Selatan
18. PT BPD Kalimantan Barat
19. PD BPD Kalimantan Timur
20. PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat
21. PT Bank Jago Tbk

3. Produk Perbankan Syariah

Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang


beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan)
merupakan salah satu strategi pengembangan perbankan syariah yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.44 Produk perbankan syariah dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Produk Penghimpunan Dana


a. Giro Syariah
b. Tabungan Syariah
c. Deposito Syariah
2. Produk Penyaluran Dana
a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
c. Pembiayaan Murabahah
d. Pembiayaan Salam
e. Pembiayaan Istishna
f. Pembiayaan Qardh
g. Pembiayaan Multijasa
3. Produk Penyediaan Jasa
a. Letter of Credit (L/C Syariah)
b. Bank Garansi Syariah

5
c. Transfer dan Inkaso
d. Gadai Syariah
e. Syariah Change Card
f. Penukaran Valuta Asing (Sharf)
g. Jasa Pembayaran
4. Aturan Perbankan Syariah Di Indonesia
a. Fatwa
1. . Fatwa tentang akad Mudharabah (bagi hasil)

Akad Mudharabah merupakan akad yang oleh para ulama telah disepakati akan
kehalalannya. Karena itu,akad ini dianggap sebagai tulang punggung praktek
perbankan syariah. DSN-MUI telah menerbitkan fatwa no: 07/DSN-MUI/IV/2000,
yang kemudian menjadi pedoman bagi praktek perbankan syariah. Dalam fatwa nomor
tersebut disebutkan: “LKS (lembaga Keuangan Syariah) sebagai penyedia dana,
menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah)
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.” (Himpunan
Fatwa Dewan syariah Nasional MUI hal. 43) Pada fatwa dengan nomor tersebut, DSN
menyatakan: Pada ketentuan lainnya, DSN kembali menekankan akan hal ini dengan
pernyataan: “Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan
pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun, kecuali diakibatkan dari
kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan

2. .Fatwa Tentang Murabahah Kontemporer.

Akad Murabahah adalah satu satu produk perbankan syariah yang banyak
diminati masyarakat. Karena akad ini menjadi alternatif mudah dan tepat bagi berbagai
pembiayaan atau kredit dalam perbankan konvensional yang tentu sarat dengan riba.
Kebanyakan ulama dan juga berbagai lembaga fikih nasional atau internasional,
membolehkan akad murabahah kontemporer. Lembaga fikih nasional DSN (Dewan
Syariah Nasional) di bawah MUI, juga membolehkan akad murabahah, sebagaimana
dituangkan dalam fatwanya no: 04/DSN-MUI/IV/2000. Fatwa DSN ini, menjadi

6
payung dan pedoman bagi perbankan syariah dalam menjalankan akad murabahah.
DSN pada fatwanya No: 04/DSN-MUI/IV/200, tentang Murabahah menyatakan:
“Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba.

b.Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Mengatur


tentang prinsip syariah yang digunakan, serta menganut demokrasi ekonomi dan
prinsip kehati-hatian. Ketentuan fungsi bank syariah juga dipaparkan, dengan tujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

B. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Di Dunia Dan Di Indonesia

1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Di Dunia

Perbankan Syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-


embel Islam, karena adanya kekwatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya
sebagaigerakan fundamentalis. bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian
laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967,
dan saat itusudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak
memungutmaupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha - usaha
perdagangan masihdi negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan
mendeklarasikan dirisebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta
pendiriannya tidak disebutkanrujukan kepada agama mau pun syariat Islam. Islamic
Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh negara-
negara yang tergabung dalam organisasikonferensi Islam, walaupun utamanya bank
tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk
proyek pembangunan di negara-negaraanggotanya. IDB menyediakan jasa pinjaman
berbasi fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit
menyatakan diri berdasar pada syariah Islam. Dibelahannegara lain pada kurun 1970-an,

7
sejumlah bank berbasis Islam kemudia munjul di uni emiratarab, baru tahun 1975 dengan
berdiri Dubai Islamic Bank. Kemudian di kuwait pada tahun1977 berdiri kuwait finance
house yang beroperasi tanpa bunga. Selanjutnya kembali di mesir pada tahun 1978 berdiri
Bank syariah yang di beri nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian di ikuti oleh
islamic international bank for Invesment and Developmen bank.(Harahap, 2014).

Di Iprus tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of Kibris. Kemudian di


Malaysia banksyariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad
(BIMB) dan padatahun 1999 lahir pula Bank Putera Muamalah

Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada tahun
1983 sejakdikeluarkannya Undang-Undang perbankan islam. Kemudian di Turki negara
yang beridiologisekuler bank syariah lahir tahun 1984 dengan hadirnya Daar al-Maal al-
Islami serta FaisalFinance Institution dan mulai beroperasi tahun 1985.

Salah satu negara yang menjadi pelopor utama dalam melaksanakan sistem
perbankansyariah secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi
seluruh sistem perbankan di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan
syariah. Sebelumnya padatahun 1979 beberapa institusi keuangan terbesar di Pakistan
telah menghapus sistem bungadan mulai dari tahun itu juga pemerintah Pakistan
mensosialisasikan pinjaman tanpa bungan.Terutama pada petani dan pelayan. (Kasmir,
2008 : 188)

2. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Di Indonesia

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 , Adalah
bank muamalat. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan
Negaranegara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang.
Bila pada tahun 1992-1998 hanya ada satu unit. Pada tahun 2000, bank syariah maupun
bank konvensional yang membuka unit syariah di Indonesia telah meningkat menjadi 6
unit. Sedangkan jumlah BPRS sudah mencapai 86 unit dan masih akan bertambah. Di
tahuntahun mendatang, jumlah bank syariah ini akan terus meningkat seiring dengan
masuknya pemain-pemain baru, bertambahnya jumlah kantor cabang bank syariah yang

8
sudah ada, maupun dengan dibukannya Islamic widow di bank-bank konvensional.
Optimisme pengembangan perbankan syariah yang semakin baik dimasa mendatang
disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:

a. Semakin meningkatnya pemahaman dan keinginan masyarakat untuk menggunakan


jasa perbankan syariah

b. Para bankir dan investor baru juga mulai menyadari mengenai potensi pasar dan
keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sistem perbankan syariah sehingga
menimbulkan minat untuk mengembangkan pelayanan jasa perbankan syariah.

c. Bank indonesia mengakomodir dengan menyempurnakan berbagai ketentuan yang


memberikan berbagai pilihan untuk pengembangan jaringan kantor bank syariah serta
memberikan informasi tentang potensi wilayah dan demand masyarakat terhadap
perbankan syariah.

Adapun faktor-faktor pendorong lain dalam pengembangan perbankan syariah


yaitu:

1. Keinginan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang belum terserap ke


sektor perbankan.

2. Keinginan untuk meningkatkan ketahanan sistem perbankan nasional dan


menyediakan sarana bagi investor internasional untuk melaksanakan kegiatan
pembiayaan dan transaksi keuangan di indonesia yang sesuai dengan prinsip syariah.

Perkembangan perbankan islam di Indonesia sebenarnya tidak terlepas dari


perkembangan dan kemajuan perbankan islam di dunia. Awal 1980an merupakan
tonggal awal dimulainya diskusi bank syariah sebagai pilar ekonomi islam beberapa
uji coba telah dilakukan seperti di bandung dan Jakarta, yaitu baitut tamwil
salman,bandung, dan koperasi Ridho gusti sebagai tonggak baru secara khusus
memprakarsai berdirinya bank syariah di Indonesia, yang prakarsai oleh majelis ulama
Indonesia. Prakarsa khusus ini diawali dengan diselegggarakannya lokarya bunga bank
dan perbankan di cisarua, bogor jawa barat agustus 1990. Hasil loka karya ini,

9
kemudian diperdalam dalam musyawarah nasional iv mui di jakarta pada bulan agustus
1990. Hasil munas ini dibentuk kelompok kerja yang disebut tim perbankan MUI untuk
mendirikan bank syariah di indoensia, dengan tegas melakuan pendekatan dan
konsultasi dengan semua pihak terkait. Hasilnya, pad november 1991 akhirnya
ditandatangani pendiri bank muamalat indonesia, yang mulai beroprasi pada mei 6
1992. Selain itu,pionir perbankan islam lain adalah bank perkreditan rakyat (BPR)
Dana Mardhatillah dan BPR berkah amal sejahtera yang didirikan pada tahun 1991 di
bandung yang doprakarsai oleh institue for sharia economic development (ISED).

C. Fungsi Bank Syariah

Pada dasarnya fungsi bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank
konvensional atau bank umum lainnya, seperti yang tertera dalam UU RI no 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah bahwasannya :
1. Bank Syariah dan UUS ( Unit Usaha Syariah ) wajib menjalankan fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau
dana social lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang
dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf ( nazhir ) sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif).
4. Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank Konvensional).

Adapun fungsi umum dari bank syariah , yaitu:

a. Penghimpunan Dana Masyarakat


Fungsi bank syariah yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat
yang kelebihan dana. Bank syariah mengumpulkan atau menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-wadiah dan
dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad al-mudharabah.

10
b. Penyalur Dana kepada Masyarakat

Fungsi bank syariah yang kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat
yang membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah
asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Menyalurkan
dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank syariah. Dalam hal ini bank
syariah akan memperoleh return atas dana yang disalurkan. Return atau pendapatan
yang diperoleh bank syariah atas penyaluran dana ini tergantung pada akadnya (Asra,
2018).
Bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat dengan menggunakan
bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerjasama
usaha. Dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh bank atas penyaluran dananya
dapat dalam bentuk margin keuntungan. Margin keuntungan merupakan selisih antara
harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha
adalah bagi hasil. (Muhammad, 2012: 84).

c. Pelayanan Jasa Bank

Fungsi bank syariah disamping menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada
masyarakat, bank syariah memberikan pelayanan jasa perbankan kepada nasabahnya.
Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pelayanan jasa kepada nasabah
merupakan fungsi bank syariah yang ketiga. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang
dapat diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang, pemindahbukuan,
penagihan surat berharga dan lain sebagainya.
Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas yang diharapkan oleh bank syariah
untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas pelayanan jasa
bank. Beberapa bank berusaha untuk meningkatkan teknologi informasi agar dapat
memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah. Pelayanan yang dapat
memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat dan akurat. Harapan nasabah
dalam pelayanan jasa bank ialah kecepatan dan keakuratannya. Bank syariah berlomba-

11
lomba untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas produk layanan jasanya. Dengan
pelayanan jasa tersebut, maka bank syariah mendapat imbalan berupa fee yang disebut
fee based income.

D. Peran Dan Struktur Bank Syariah

1. Peran Bank Syariah

Peran bank syariah dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang


merupakan penyem purnaan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, keberadaan bank syariah mulai diperhitungkan. Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 memberikan ketegasan dan peluang yang besar bagi perkembangan bank
syariah di Indonesia untuk tumbuh dan berkembang. Bank umum berdasarkan undang-
undang diberi kesempatan untuk menjalankan dual banking system, yaitu penerapan
sistem konvensional dan syariah sekaligus.

Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi interme diasinya


berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam.Peran dan fungsi bank syariah, di antaranya
sebagai berikut :

a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau dunia usaha dalam bentuk
tabungan (mudharabah), dan giro (wadiah), serta menyalur kannya kepada sektor riil
yang membutuhkan.

b. Sebagai tempat investasi bagi dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening
investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang sesuai dengan syariah. Seperti
al-murabahah (pembiayaan jual beli barang), al-mudharabah pembiayaan bagi hasil),
al-musyarakah (pembiayaan penyertaan modal), dan al-ijarah.

c. Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah dalam sebuah kontrak


perwakilan atau penyewaan seperti garansi, transfer kawat, dan L/C (Letter of Credit).

12
d. Memberikan jasa sosial seperti pinjaman kebajikan (qardul hasan), zakat, dan dana
sosial lainnya yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Struktur Bank Syariah

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional,
misalnya dalah hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara
Bank Syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas
Syariah yang bertugas mengawasi oprasional bank dan produk-produknya agar sesuai
dengan garis-garis syariah.

Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan diposisi setingkat dewan


komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang
diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu, biasanya penetapan anggota
Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh rapat umum pemegang saham, setelah para
anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah
Nasional. Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya Disebut RUPS adalah
organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang
segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan unit
syariah. Perbankan Syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-
embel Islam, karena adanya kekwatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya
sebagaigerakan fundamentalis. bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian
laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Di Indonesia, bank syariah yang pertama
didirikan pada tahun 1992 , Adalah bank muamalat. Walaupun perkembangannya agak
terlambat bila dibandingkan dengan Negaranegara muslim lainnya, perbankan syariah
di Indonesia akan terus berkembang.

Fungsi umum dari bank syariah , yaitu:


1. Penghimpunan Dana Masyarakat.
2. Penyalur Dana kepada Masyarakat.
3. Pelayanan Jasa Bank
Peran bank syariah dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang
merupakan penyem purnaan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, keberadaan bank syariah mulai diperhitungkan. Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 memberikan ketegasan dan peluang yang besar bagi perkembangan bank
syariah di Indonesia untuk tumbuh dan berkembang.

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional,
misalnya dalah hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara
Bank Syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas
Syariah yang bertugas mengawasi oprasional bank dan produk-produknya agar sesuai
dengan garis-garis syariah.

14
B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan, diharapkan dengan memberikan masukan tentang

hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sebagai penyempurnaan penulisan

makalah selanjutnya.

2. Bagi mahasiswa/i mungkin makalah ini cukup banyak kesalahan dan

kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam materi pembahasan, oleh

karena itu, kami mengharapkan kritikan yang membangun bagi kami dalam

penulisan makalah, agar kedepannya lebih sempurna lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad.Manajemen Dana Bank Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia,2004


Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Pustaka Alvabet,


2005

Dahlan, Ahmad. Bank Syari’ah Teoritik, Praktik Kritik, Yogyakarta: Teras, 2012

Sofyan S. Harahap dkk. Akuntansi Perbankan Syariah, Cetakan ketiga, Jakarta: LPFE
Usakti, 2007

http://www.ojk.go.id/

16

Anda mungkin juga menyukai