Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Aspek Hukum Dalam Islam Yulida Mardani S.H.I, M.H

RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

Disusun oleh
Kelompok XII
Nama NPM
Andika Oktavianur 20.15.0201
Muhammad Arsyad 20.15.0209

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
MARTAPURA
2022M/1444H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Martapura, 20 Oktober 2022

Kelompok XII

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Restrukturisasi Perusahaan ................................................ 3


B. Alasan Restrukturisasi Perusahaan ...................................................... 4
C. Jenis-Jenis Restrukturisasi Perusahaan ................................................ 7
D. Bentuk Restrukturisasi Perusahaan ...................................................... 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja perusahaan dalam era persaingan bisnis semakin ketat, setiap
perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan,
agar tetap tumbuh dandapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus
menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin meningkat dan dapat terus unggul
dalam persaingan, atau minimal tetapdapat bertahan. Sebuah strategi untuk
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaansalah satunya adalah dengan cara
restrukturisasi.

Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, restrukturisasi merupakan kegiatan


untukmerubah struktur perusahaan. Sedangkan menurut James C. Van Horne dan John
M.Wachowicz, JR., yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Denny Arnos
Kwari,restrukturisasi diikuti dengan adanya perubahan dalam struktur modal, operasi,
atau kepemilikan perusahaan yang merupakan rutinitas usahanya.

Restrukturisasi perusahaan sebetulnya tak harus menunggu perusahaan


menurun, namundapat dilakukan setiap kali, agar perusahaan dapat bersaing dan
tumbuh berkembang. Dalamkeadaan normal, perusahaan perlu melakukan
pembenahan dan perbaikan supaya dapat terusunggul dalam persaingan, atau paling
tidak dapat bertahan.Perusahaan yang dapat bersaing dan tumbuh berkembang,
mungkin akan melakukan perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut bisa dilakukan
dengan cara ekspansi secara intern,tetapi juga dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan usaha yang telah ada (merger dan consolidation) atau membeli
perusahaan yang telah ada (akuisisi). Cara - cara tersebut dilakukan agar dapat
memberikan manfaat yang lebih besar bagi perusahaan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian restrukturisasi perusahaan?

2. Apa alasan restrukturisasi perusahaan?

3. Apa saja jenis-jenis restrukturisasi perusahaan?

4. Apa saja bentuk restrukturisasi perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian restrukturisasi perusahaan.

2. Untuk mengetahui alasan restrukturisasi perusahaan.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis restrukturisasi perusahaan.

4. Untuk mengetahui bentuk restrukturisasi perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Restrukturisasi Perusahaan

Restrukturisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan untuk memperbaiki


dan memaksimalkan kinerja suatu perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat
terus berkembang, atau minimal dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Singkatnya, restrukturisasi dilakukan agar kinerja perusahaan tersebut
menjadi lebih sehat.

Umumnya istilah restrukturisasi digunakan ketika suatu perusahaan akan


melakukan perbaikan secara menyeluruh. Hal ini biasanya dilakukan untuk
memperbaiki tiga aspek perusahaan, yaitu aset/portofolio, modal/keuangan, dan
manajemen/organisasi. Ketika melakukan restrukturisasi perusahaan wajib
memperhatikan kepentingan banyak pihak, mulai dari perseroan, pemegang saham,
karyawan, kreditor, mitra usaha, dan masyarakat.

Menurut beberapa ahli, definisi restrukturisasi adalahsebagai berikut :

1. David F : Restrukturisasi, sering disebut sebagai downsizing atau delayering,


melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerjaatau
divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur oganisasi
perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini diperlukan untuk memperbaiki
efisiensi dan efektifitas.
2. Bramantyo : Strategi restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan keluar bagi
perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau adanya ancaman bagi organisasi,
atau industri diambang pintu perubahan yang signifikan. Pemilik umumnya
melakukan perubahan dalam tim unit manajemen, perubahan strategi,atau
masuknya teknologi baru dalam perusahaan. Selanjutnya sering diikuti
'lehakuisisi untuk membangun bagian yang kritis, menjual bagian yang tidak

3
perlu, guna mengurangi biaya akuisisi secara efektif. Hasilnya adalah
perusahaan yangkuat, atau merupakan transformasi industri.

B. Alasan Restrukturisasi Perusahaan

Ada berbagai macam alasan perusahaan melakukan restrukturisasi. Alasan


tersebut antara lain:

1. Masalah Hukum/desentralisasi

Undang-undang no.22/1999 dan no.25/1999 telah mendorong korporasi untuk


mengkajiulang cara kerja dan mengevaluasi hubungan kantor pusat, dengan anak-anak
perusahaanyang menyebar di seluruh pelosok tanah air. Keinginan Pemerintah Daerah
untuk ikutmenikmati hasil dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-
masing menuntut perusahaan untuk mengkaji ulang seberapa jauh wewenang perlu
diberikan kepada pimpinananak-anak perusahaan supaya bisa memutuskan sendiri bila
ada masalah-masalah hukum didaerah.

2. Masalah Hukum/monopoli

Perusahaan yang telah masuk dalam daftar hitam monopoli, dan telah
dinyatakan bersalaholeh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)/pengadilan,
harus melakukanrestrukturisasi agar terbebas dari masalah hukum. Misalkan,
perusahaan harus melepas atau memecah divisi supaya dikuasai pihak lain, atau
menahan laju produk yang masuk ke daftarmonopoli supaya pesaing bisa mendapat
porsi yang mencukupi.

3. Tuntutan pasar

Konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya produsen. Apalagi dalam


era perdagangan bebas, produsen dari manapun boleh ke Indonesia. Hal ini menuntut
perusahaanuntuk memenuhi tuntutan konsumen, yang antara lain menyangkut
kenyamanan(convenience), kecepatan pelayanan (speed), ketersediaan produk

4
(conformity), dan nilaitambah yang dirasakan oleh konsumen (added value). Tuntutan
tersebut bisa dipenuhi bila perusahaan paling tidak mengubah cara kerja, pembagian
tugas, dan sistem dalam perusahaansupaya mendukung pemenuhan tuntutan tersebut.

4. Masalah Geografis

Perusahaan yang melakukan ekspansi ke daerah-daerah sulit dijangkau, perlu


memberiwewenang khusus kepada anak perusahaan, supaya bisa beroperasi secara
efektif. Demikian juga jika melakukan ekspansi ke luar negeri, korporasi perlu
mempertimbangkan sistemkeorganisasian dan hubungan induk-anak perusahaan
supaya anak perusahaan di mancanegera dapat bekerja baik.

5. Perubahan kondisi perusahaan

Perubahan kondisi perusahaan sering menuntut manajemen untuk mengubah


iklim supaya perusahaan semakin inovatif dan menciptakan produk atau cara kerja
yang baru. Iklim ini bisa diciptakan bila perusahaan memperbaiki manajemen dan
aspek-aspek keorganisasian,misalnya kondisi kerja, sistem insentif, dan manajemen
kinerja.

6. Hubungan holding-anak perusahaan

Korporasi yang masih kecil dapat menerapkan operating holding system,


dimana induk dapatterjun ke dalam keputusan-keputusan operasional anak perusahaan.
Semakin besar ukurankorporasi, holding perlu bergeser dan berlaku sebagai supporting
holding, yang hanya mengambil keputusan-keputusan penting dalam rangka
mendukung anak-anak perusahaansupaya berkinerja baik. Semakin besar ukuran
korporasi, induk harus rela bertindak sebagaiinvestment holding, yang tidak ikut dalam
aktifitas, tetapi semata-mata bertindak sebagai“pemilik” anak -anak perusahaan,
menyuntik ekuitas dan pinjaman, dan pada akhir tahunmeminta anak-anak perusahaan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dan menyetor dividen.

5
7. Masalah Serikat Pekerja

Era keterbukaan, yang diikuti dengan munculnya undang-undang ketenaga


kerjaan yang terusmengalami perubahan mendorong para buruh untuk semakin berani
menyuarakankepentingan mereka.

8. Perbaikan image korporasi

Korporasi sering mengganti logo perusahaan dalam rangka menciptakan image


baru, ataumemperbaiki image yang selama ini melekat pada stakeholders korporasi.
Sebagai contoh, beberapa tahun lalu, PT Garuda Indonesia mengganti logo perusahaan
supaya imagekorporasi mengalami perubahan.

9. Fleksibilitas Manajemen

Manajemen seringkali merestrukturisasi diri supaya cara kerja lebih lincah,


pengambilankeputusan lebih cepat, perbaikan bisa dilakukan lebih tepat guna.
Restrukturisasi ini biasanya berkaitan dengan perubahan job description, kewenangan
tiap tingkatan manajemen untukmemutuskan pengeluaran, kewenangan dalam
mengelola sumber daya (temasuk SDM), dan bentuk organisasi. PT Kimia Farma
melakukan restrukturisasi organisasi, dengan memisahunit apotik supaya manajemen
menjadi semakin lincah dan fokus beroperasi.

10. Pergeseran kepemilikan

Pendiri korporasi biasanya memutuskan untuk melakukan go public setelah si


pendirimenyatakan diri sudah tua, tidak sanggup lagi menjalankan korporasi seperti
dulu. Perubahan paling sederhana adalah mengalihkan sebagian kepemilikan kepada
anak-anaknya. Tapi caraini seringkali tidak cukup.

11. Akses modal yang lebih baik

PT Indosat menjual sebagian sahamnya di Bursa Efek New York (NYSE)


dengan tujuansupaya akses modal menjadi lebih luas. Dengan demikian, perusahaan

6
tersebut tidak harusmembanjiri BEJ dengan sahamnya setiap kali membutuhkan
modal. Sebagai dampaktindakan ini, struktur kepemilikan otomatis berubah.

C. Jenis-Jenis Restrukturisasi

Restrukturisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Restrukturisasi Portofolio atau Aset

Kegiatan penyusunan portofolio perusahaan agar kinerja perusahaan menjadi


semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan meliputi setiap aset, lini
bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

b. Restrukturisasi Modal atau Keuangan

Penyusunan ulang komposisi modal perusahaan. Hal ini dilakukan agar kinerja
keuangan perusahaan menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi
berdasarkan laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas,
serta posisi modal perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, maka akan
diketahui tingkat kesehatan perusahaan. Selanjutnya kesehatan perusahaan dapat
diukur berdasarkan rasio kesehatan, seperti tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat
efektivitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas
(liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turnover), leverage ratio dan market
ratio.

c. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi

Penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja,


sistem operasional, atau hal lainnya yang berkaitan dengan masalah manajerial dan
organisasi. Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja
dapat diperoleh dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan pelaksanaan yang

7
lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik, dan kompetensi staf
yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit kerja.

D. Bentuk Restrukturisasi Perusahaan

a. Merger

Merger adalah suatu keberlangsungan adanya penggabungan usaha antara dua


atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan yang terus berlanjut sesuai aktivitasnya,
dan yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau lebih memilih untuk bubar. Biasanya
perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik dan memiliki ukuran lebih besar
dibandingkan perusahan lain, perusahaan itulah yang akan dipertahankan nama dan
status hukumnya.

b. Akuisisi

Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha atau bisa juga disebut


pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi, dan itu akan
berdampak kepada beralihnya suatu pengendalian atas perusahaan yang telah diambil
alih. Baik perusahaan pengambilalih maupun perushaan yang diambil alih akan tetap
sama-sama dipertahankan hidup dan eksis, namun sebagai badan hukum yang terpisah.

Akuisisi berbeda dengan merger, karena dengan adanya pengendalian pihak


pengakuisisi akan mendapatkan dampak positif dari perusahaan yang telah diakuisisi,
dan didalam akuisisi tidak akan menimbulkan pihak atau perusahaan lain bubar sebagai
entitas hukum.

C. Konsolidasi

Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi satu.


Kadang-kadangdigambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini adalah dua
situasi yang berbeda. Dalammerger, baru bisnis terbentuk ketika satu perusahaan
menyerap yang lain, dalam konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang relatif

8
sama untuk membentuk satu perusahaan baru. Namun,kedua istilah ini sering
digunakan secara bergantian.Konsolidasi dapat juga dikatakan menyatukan seluruh
sumber daya, peluang dan kekuatanuntuk memenangkan persaingan jangka panjang,
Memenangkan persaingan berarti menjadi yangterbaik dalam melayani kebutuhan
konsumen/klien saat ini dan dimasa datang. Konsolidasi dilakukandengan
mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan dengan pengembangan strategi usaha
jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih terperinci dalam bentuk perencanaan
dengan sasaran bergerakke jangka menengah dan panjang yang meliputi
pengembangan sistem manajemen agar perencanaandan implementasi bisa sejalan,
memberikan perioritas pada pengembangan yang dilakukan secaraterus menerus,
pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan efisiensi menjadi acuan prestasi.

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan


(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau
lebih, untuk meleburkan diridengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru
yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang
meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yangmeleburkan diri
berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun1998, peleburan
(konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatasatau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan terbatas baru dan
masing-masing perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi bubar.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Restrukturisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan untuk memperbaiki


dan memaksimalkan kinerja suatu perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat
terus berkembang, atau minimal dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Singkatnya, restrukturisasi dilakukan agar kinerja perusahaan tersebut
menjadi lebih sehat.

Umumnya istilah restrukturisasi digunakan ketika suatu perusahaan akan


melakukan perbaikan secara menyeluruh. Hal ini biasanya dilakukan untuk
memperbaiki tiga aspek perusahaan, yaitu aset/portofolio, modal/keuangan, dan
manajemen/organisasi. Ketika melakukan restrukturisasi perusahaan wajib
memperhatikan kepentingan banyak pihak, mulai dari perseroan, pemegang saham,
karyawan, kreditor, mitra usaha, dan masyarakat

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan, diharapkan dengan memberikan masukan tentang

hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sebagai penyempurnaan penulisan

makalah selanjutnya.

2. Bagi mahasiswa/i mungkin makalah ini cukup banyak kesalahan dan

kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam materi pembahasan, oleh

karena itu, kami mengharapkan kritikan yang membangun bagi kami dalam

penulisan makalah, agar kedepannya lebih sempurna lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Van Home, James C dan J.M. Wachowicz, J.R., 2007. Fundamental of Financial
Management. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwery. Edisi 2. Salemba
Empat.

Garner, Bryan A. ed. Black’s Law Dictionary. 10th Ed. USA: West Group, 1999.

Darmadji, Tjiptono dan Hendry M Fachruddin, Pasar Modal Di Indonesia Dalam

Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Basir, Saleh dan Hendry M Fachruddin, Aks Korporasi – Strategi untuk


Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi, Ed. 1. Jakarta: Salemba Empat,
2005.

Kertawacana, Sulistiono dan Saleh Basir. ”Kontroversi Emiten Rugi Bagi

Dividen.” Bisnis Indonesia (16 Maret 2004)

11

Anda mungkin juga menyukai