Anda di halaman 1dari 13

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas Ekonomi Moneter


Dosen Pengampu :Rizka Ariyanti, SE., M.M

Oleh :

1. DEWI ATINA IKLILANA (4118037)


2. LUTHFIYAH ISHMAH (4118058)
3. PUJI LESTARI (4118060)
4. SYAH RIZAL ALFINUDIN

Kelas : F

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Bank
dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”, guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter.
Tidak sedikit hambatan yang kami temui dalam menyusun makalah ini, namun berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua serta dosen mata kuliah, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca, khususnya para mahasiswa IAIN Pekalongan. Untuk
itu, kepada dosen mata kuliah ekonomi moneter, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik serta saran
yang membangun untuk makalah kami dari para pembaca.

Pekalongan,01 Maret 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Bank Sentral................................................................................................................3
2.2 Bank Umum.................................................................................................................5
2.3 Bank Syariah................................................................................................................6
2.4 Bank Perkreditan Rakyat.............................................................................................7
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................8
3.1 Simpulan......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

III
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan di berbagai forum, baik
yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya pembicaraan masalah ini
disebabkan oleh salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari kemajuan
ekonominya dan tulang punggung dari kemajun ekonomi adalah dunia bisnis.
Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan
bergerak dalam berbagai bidang usaha, mulai dari perumahan, perdagangan, industri,
pertanian, manufaktur, peternakan, perumahan, keuangan dan usaha-usaha lainnya.
Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak di
bidang usaha apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk
membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan untuk modal investasi atau
modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik untuk perusahaan yang baru berdiri maupun
sudah berjalan bertahun-tahun.
Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, memegang peranan sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan dana. Hal ini disebabkan perusahaan keuangan memang
bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan
lainnya.
Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
atau sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama lembaga keuangan
adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha di samping usaha lain seperti
menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya (tabungan).
Selain itu kegiatan lainnya yaitu menyediakan jasa keuangan.
Definisi secara umum yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan adalah “setiap
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana
atau kedua-duanya.”. Artinya lembaga keuangan selalu berkaitan di bidang keuangan,
apakah kegiatannya menghimpun dana, menyalurkan dana atau keduanya.Dalam
praktiknya, lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar, yaitu
Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan non Bank. 1

1
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 2-3

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bank Sentral?
2. Apa yang dimaksud dengan Bank Umum?
3. Apa yang dimaksud dengan Bank Syariah?
4. Apa yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud Bank Sentral.
2. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud Bank Umum.
3. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud Bank Syariah.
4. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
Kata bank berasal dari bahasa Italia banquen atau Italia banca yang ariti
bangkutempat penukaran uang. Para bankir florence pada masa Renaisans melakukan
Transaksimereka dengan duduk dibelakang meja penukaran uang. Hal ini berbeda dengan
pekerjaan kebanyak orang yang tidak memungkinkan bekerja sambil duduk,
Pengertian bank menurut UU RI Nomer 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu,
menghimpun dana, menyalurkan dana,dan memberikan jasa bank lainnya.
2.1 Bank Sentral
bank sentral adalah lembaga keuangan milik pemerintah.fungsi utamanya adalah
mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Bank sentral
di negara Republik Indonesia (BI), merupakan lembaga independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah, kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang.2
Namk sentral bertujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
tercermin dari laju inflasi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Instrumen yang dipakai untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut
dapat disebut dengan tugas dari Bank Indonesia sebagai bank sentral.
a. Sejarah Bank Sentral
Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat
perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa, merkantilisme telah
berkembang menjadi revolusi industri dan menyebabkan pesatnya kegiatan dagang
Eropa. Pada saat itulah muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van
Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat
yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama.
VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian
menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank itu adalah bank
pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa
selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank
sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB). Selama berpuluh-puluh tahun bank

2
Jimmy Hasoloan, “ekonomi Moneter”( yogyakarta: 2014, deepublish), hal. 45-46

3
tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan
Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.
Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan
Hindia Belanda untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia
Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan
Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA). Perbankan pun terbagi dua,
DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA sedangkan “Jajasan Poesat Bank
Indonesia” dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI.
Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan
Belanda, ditetapkan kemudian DJB sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia
Serikat (RIS). Status ini terus bertahan hingga masa kembalinya RI dalam negara
kesatuan. Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI menasionalisasi
bank sentralnya. Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia,
bank sentral bagi Republik Indonesia.3
b. Tugas Bank Sentral
menurut undang-undang nomor 23/1999 tugas utama bank sentral yaitu:
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Mengatur dan mengawasi perbankan.4
c. Wewenang Bank Sentral
Dalam pelaksanaan tugasnya, Bank sentral memiliki wewenang tertentu yang telah
ditetapkan oleh undang-undang yaitu:
1. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, yang meliputi:
a) Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur
kredit atau pembiayaan
b) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
c) Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar
terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun valuta
asing

3
Bitar, “Pengertian, Tujuan, Peran, Fungsi, Tugas Bank Sentral Beserta Fungsi Secara Lengkap” diakses dari
https://www.gurupendidikan.co.id/bank-sentral/ pada 5 Maret 2020, pukul 11:11
4
Jimmy Hasoloan Op. Cit., hal. 46

4
2. Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, yang meliputi:
a) Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran
b) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran
c) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan kegiatannya
3. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi
bank, yang meliputi:
a) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
b) Menetapkan peraturan
c) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu
dari bank
d) Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan.5
2.2 Bank Umum
Bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang tujuan utamannya adalah mencari
keuntungan. Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Sedangkan
berdasarkan pengaturannya Bank Umum merupakan lembaga keuangan yang sangat pentinng
peranannya di dalam proses penciptaan kredit yang pada gilirannya besar sekali pengaruhnya
terhadap kegiatan ekonomi.6
Dalam perekonomian bank umum sangat penting dalam menompang kekuatan dan
kelancaran system pembayaran dan efektifitas kebijakan moneter. Fungsi bank umum dalam
perekonomian sangat penting dan strategis. Bank umum sangat penting dalam menopang
kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter.
a. Fungsi Bank Umum
Fungsi-fungsi bank umum yang menunjukkan pentingnya keberadaan bank umum dalam
perekonomian modern:
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan
ekonomi.
2. Menciptakan uang.
3. Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.
5
Studio Belajar, “Bank Sentral”, diakses dari https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/, pada 5 Maret 2020,
pukul 08:09.
6
Noprin,Ph.D,EKONOMI MONETER,(yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA,1992),hlm.21.

5
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya.
5. Menyalurkan kredit.7
b. Pengelolaan Bank Umum
Konsep dasar pengelolaan bank umum dinanyaranya Untuk tujuan jangka panjang
suatu bank umum adalah mencari laba. Dan tujuan jangka pendek nyayautu harus selalu
dijaga agar tidak terjadi “kehabisan dana” artinya, setiap saat para nasabah hendak
mengambil depositonya, bank dapat memenuhi kewajiban meskipun bank
adakemungkinanmenderita kerugiaan pada saat itu.
Beberapa bentuk pengaturan bank-bank umum meliputi, seperti misalnya pengaturan
tentang pendirian bank, pembentukan cabang, penggabungan(merger), pengawasan
kekayaan,utang serta penentuan tingkat bunga. Semua ini ditunjukan unttuk
keselamatan(baik bagi pimpinan dan pemilik bank, maupun parapelanggan.8
2.3 Bank Syariah
Bank Syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi disesuaikan denga prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah ialah lembaga keuangan
yang menjalankan fungsi pernatara(intermediary) dalam penghimpunan dana masyarakat
serta menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandasan etika ini adalah sebagai upaya
kaum muslim untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya dengan berlandaskan
kepada Al-Qur’an dan As-sunnah.
Bank syariah memiliki beberapa karakteristik diantaranya sebagai berikut:
a. Penghapusan riba
b. Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antara bank syariah dan pengusaha.
c. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank komersial dan
bank investasi.
d. Pelayanan kepada kepentingan public dan merealisasikan sasaran sosioekonomi
islam.
Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar
akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institution), sebagai berikut:
a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelolah investasi dana nasabah.

7
8
Noprin,Ph.D, Op. Cit., hal. 33

6
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran.
d. Pelaksanaan kegiatan social, sebagai ciri yag melekat pada entitas keuangan syariah.
Perbedaan bank Syariah dan Bank konvesional yaitu pada bank konvesional terdapat
dua perjanjian yang saling terpisah yaitu: pertama, perjanjian antara pihak bank dengan
nasabah penabung. kedua, perjanjian antara pihak bank dengan nasabah peminjam.
Sementara Bank Syariah terdapat kesatuan perjanjian antara bank dengan nasabah penabung
dan antara bank dengan nasabah pembiayan.
2.4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum, karena BPR dilarang menerima simpanan
giro, kegiatan valas dan perasuransian.9
Landasan hukum BPR adalah UU no. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No.10 1998. Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha
kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.10
a. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Sejarah lembaga perkreditan rakyat dimulai pada masa kolonial Belanda pada
abad ke-19 dengan dibentuknya Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank
Dagang Desa dengan tujuan membantu para petani, pegawai dan buruh untuk
melepaskan diri dari rentenir yang memberikan kredit dengan bunga tinggi.
Pasca kemerdekaan Indonesia, didirikan beberapa jenis lembaga keuangan
kecil dan lembaga keuangan di pedesaan seperti Bank Pasar, Bank Karya Produksi
Desa (BKPD) dan mulai awal 1970-an Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh
Pemerintahan Daerah. Pada tahun 1988, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan
Oktober 1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No. 38 yang menjadi
momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan
9
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Perkreditan-Rakyat.aspx
10
Perbarindo, Bank Perkreditan Rakyat, diakses dari https://www. Perbarindo.or.id/sejarah-singkat-bank-
perkreditan-rakyat-bpr/, pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 20.00 WIB

7
mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.7 tentang Perbankan tahun 1992 (UU
No.7/1992 tentang perbankan), BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai
salah satu jenis bank selain Bank Umum.11
Sesuai UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan
Bank yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri keuangan dapat menyesuaikan
usahanya sebagai bank seperti menghimpun dana ataupun menyalurkan dana.
b. Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Berikut usaha yang dapat dilakukan oleh BPR adalah :
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Memberikan kredit.
 Menyediakan layanan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.12
c. Tujuan BPR
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki tujuan yaitu :
 Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat
pedesaan
 Menunjang peertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan sehingga para
petani, nelayan dan para pedagang kecil di desa dapat terhindar dari lintah darat
atau rentenir.
 Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan
seserhana mungkin sebab yang dilayani adalah orang-orang yang relatif rendah
pendidikannya.
 Ikut serta memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan turut
membantu rakyat dalam berhemat dan menabung dengan menyediakan tempat
yang dekat, aman dan mudah untuk menyimpan uang bagi penabung kecil.

11
Bunda Zahra Sukses, Sejarah Singkat BPR (Bank Perkreditan Rakyat), diakses dari
https://www.google.com/amp/s/danasimpanpinjam.wordpress.c,om/2013/02/25/sejarah-singkat-bpr-bank-
perkreditan-rakyat/amp/ pada tanggal 1 Maret 2020 pukul 19.45 WIB
12
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Perkreditan-Rakyat.aspx

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank sentral adalah lembaga keuangan milik pemerintah.fungsi utamanya adalah
mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Bank
sentral di negara Republik Indonesia (BI), merupakan lembaga independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang.
Bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang tujuan utamannya adalah
mencari keuntungan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah ialah lembaga keuangan yang menjalankan fungsi pernatara
(intermediary) dalam penghimpunan dana masyarakat serta menyalurkan pembiayaan
kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Perkreditan-Rakyat.aspx

Wikipedia, Bank Perkreditan Rakyat,


https://id.m.wikipedia.org/wiki/bank_Perkreditan_Rakyat, diakses pada tanggal 29 februari
2020 pukul 20.00 WIB

Perbarindo, Bank Perkreditan Rakyat, diakses dari https://www. Perbarindo.or.id/sejarah-


singkat-bank-perkreditan-rakyat-bpr/ pada tanggal 1 Maret 2020 pukul 19.45 WIB

Hasoloan, Jimmy. 2014. Ekonomi Moneter. yogyakarta: deepublish

Belajar, Studio. Bank Sentral, diakses dari https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/ pada


5 Maret 2020, pukul 08:09 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai