Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN BANK DAN LEMBAGA


KEUANGAN

Dosen Pengampu:

Abdurrahman Sadikin, S.E., M.M

Dr. Dian Masita Dewi, S.E., M.M

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Ahra Rezky Ahmad N (1810312310061) M. Donny C (1910312210018)

Aulia Fitriyana (1910312320012) Nadhifa Ernada S (1910312320009)

Dyah Larasati L.D.U (1910312320004) Nurul Khalishah (1910312320003)

Fitria Maulida (1910312220036) Rizqi Febrianti (1910312320013)

Marco Patera Lawdy (1910312210085)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


2019

KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat serta
karunia-Nya kami selaku mahasiswa manajemen kelas B kelompok 1 dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “HUBUNGAN PERUSAHAAN
DENGAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN” ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir jaman
nanti. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing, teman-teman, serta pihak yang telah membantu dan mendukung
kami dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata dan kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila
ada kesalahan ataupun kekurarangan dalam makalah ini. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Besar
harapan kami agar makalah ini bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kita
semua. Akhir kata, kami selaku penyusun makalah mengucapkan terimakasih.

Banjarmasin, 10 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................1

PEMBAHASAN

10.1 Sejarah Singkat Perbankan di Indonesia.......................................2

10.2 Sistem Perbankan di Indonesia.....................................................5

10.3 Tugas dan Fungsi Bank.................................................................7

10.4 Peranan Bank................................................................................10

10.5 Hubungan Bank dengan Perusahaan sebagai Nasabahnya...........11

10.6 Kasus atau Contoh........................................................................19

PENUTUP

Kesimpulan...........................................................................................21

Saran.....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini bank dan lembaga keuangan adalah salah satu perilaku
terpenting dalam perekonomian suatu negara. Masyarakat maupun
kalangan usaha sangat membutuhkan jasa bank dan lembaga keuangan.
Pada saat era globalisasi seperti ini banyak sekali lembaga keuangan yang
bermunculan. Mulai dari lembaga keuangan bank atau non bank. Setiap
lembaga keuangan mempunyai fungsi, tujuan, pengertian dan syarat
masing-masing. Tetapi tujuan utama keseluruhan perbankan adalah
menghimpun dana dari masyarakat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bank dan lembaga keuangan
menjadi pihak perantara bagi sektor rumah tangga dan sektor industri,
khususnya di dalam menyerap dana dari sektor rumah tangga dalam
bentuk tabungan dan menyalurkannya kepada sektor industri sebagai
kredit investasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah singkat perbankan di Indonesia?
2. Bagaimana sistem perbankan di Indonesia?
3. Bagaimana tugas dan fungsi bank?
4. Bagaimana peranan bank?
5. Bagaimana hubungan bank dengan perusahaan sebagai nasabahnya?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui sejarah singkat perbankan di Indonesia
2. Mengetahui sistem perbankan di Indonesia
3. Mengetahui tugas dan fungsi bank
4. Mengetahui peranan bank
5. Mengetahui hubungan bank dengan perusahaan sebagai nasabahnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

10.1 Sejarah Singkat Perbankan di Indonesia

Negara berkembang seperti Indonesia memerlukan keadaan


ekonomi yang stabil yang akan membantu memperlancar usaha
pemerintah dalam mengadakan perhitungan perencanaan
pembangunan. Untuk mencapai suatu keadaan perekonomian yang
stabil, pertama yang perlu dilakukan adalah menciptakan kondisi
moneter yang baik. Kondisi tersebut akan tercapai apabila
didukung oleh sistem perbankan yang baik.

Seperti diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia


perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Sejarah
perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda. Pada zaman itu terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Indonesia antara lain:

1. De Javasce NV
2. De Post Poar Bank
3. De Algemenevolks Crediet Bank
4. Nederland Handles Maatscappi (NHM)
5. Nationale Handles Bank (NHB)
6. De Escompto Bank NV

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang


Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang,
dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:

1. Bank Nasional Indonesia


2. Bank Abuan Saudagar
3. NV Bank Boemi

2
4. The Chartered Bank of India
5. The Yokohama Species Bank
6. The Matsui Bank
7. The Bank of China
8. Batavia Bank

Di zaman awal kemerdekaan, perbankan di Indonesia


bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda
dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia, yaitu:

1. Bank Negara Indonesia (5 Juli 1946), sekarang dikenal dengan


BNI
2. Bank Rakyat Indonesia (22 Februari 1946), bank ini berasal
dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko
3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (1945) di Solo
4. Bank Indonesia (1946) di Palembang
5. Bank Dagang Nasional Indonesia (1946) di Medan
6. Indonesian Banking Corporation (1947) di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta
7. NV Bank Sulawesi (1946) di Manado
8. Bank Dagang Indonesia NV (1950) di Samarinda, kemudian
merger dengan Bank Pasifik
9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank
Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA)
pada tahun 1949

Praktek perbankan di Indonesia sudah tersebar sampai ke


pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa
Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum
Syari'ah dan juga BPR Syari'ah (BPRS).

Industri perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 1951


relatif belum memasuki periode yang baik. Pada periode
berikutnya sampai dengan tahun 1965, industri perbankan

3
mengalami berbagai masalah yang mempengaruhi
pertumbuhannya. Perekonomian pada saat itu ditandai dengan
tingkat inflasi yang tinggi, hubungan diantara sumber-sumber
ekonomi menjadi terganggu dan industri perbankan pun
mengalami masa keterpurukan yang tidak menentu. Kemudian
ketika dikeluarkan Undang-Undang Pokok Perbankan pada tahun
1967, industri perbankan mulai berbenah, yaitu menyesuaikan
dirinya dengan perkembangan yang terjadi di sekitar yang sudah
jauh lebih maju dibandingkan dengan periode sebelum tahun 1967.

Tata perbankan di Indonesia, baik organisasinya maupun


strukturnya dibentuk sedemikian rupa sehingga Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral yang bertindak sebagai pembimbing
pelaksanaan kebijakan moneter. Dalam hal ini Bank Indonesia
mengkoordinasikan, membina serta mengawasi semua perbankan
yang ada, baik terhadap bank-bank pemerintah, bank swasta
nasional dan bank asing di Indonesia.

Secara umum tugas pokok perbankan di Indonesia adalah


membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga, memelihara
kestabilan nilai rupiah dan mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Sedangkan tujuan perbankan
di Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

4
10.2 Sistem Perbankan Di Indonesia

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok


Perbankan, disebutkan yang dimaksud dengan:

1. Bank
Lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
2. Lembaga Keuangan
Semua badan yang kegiatan-kegiatannya di bidang
keuangan yang menarik uang dan menyalurkannya ke
masyarakat.

Menurut fungsinya, lembaga keuangan terbagi menjadi:

1. Bank Sentral (Central Bank)


Bank Indonesia yang bertugas untuk mengatur, menjaga,
memelihara kestabilan nilai mata uang Rupiah dan
membimbing pelaksanaan kebijakan moneter serta
mengkoordinasikan, membina, mengawasi semua perbankan.
2. Bank Umum (Commercial Bank)
Bank yang dalam pengumpulan dananya menerima semua
simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya
memberikan kredit jangka pendek.
3. Bank Tabungan (Saving Bank)
Bank yang dalam pengumpulan dananya menerima
simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya
membungakan dananya dalam kertas berharga.
4. Bank Pembangunan (Development Bank)
Bank yang dalam pengumpulan dananya menerima
simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluarkan kertas
berharga jangka menengah dan panjang. Dalam usahanya
memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang
pembangunan.

5
5. Bank Desa (Rural Bank)
Bank yang memberikan simpanan dalam bentuk uang dan
natura (padi, jagung, hasil bumi lainnya) dan dalam usahanya
memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang atau
dalam bentuk natura kepada sektor pertanian dan pedesaan.
6. Bank Campuran
Bank umum yang didirikan oleh satu atau lebih bank umum
yang berkedudukan di Indonesia, didirikan oleh rakyat
Indonesia atau badan hukum Indonesia yang dimiliki
sepenuhnya oleh WNI, dengan satu atau lebih bank yang
berkedudukan di luar negeri.
7. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka dan tabungan. Usaha BPR meliputi:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu
b) Memberi kredit
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah
d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito atau
tabungan pada bank lain

6
BPR mempunyai larangan untuk melakukan:

a) Menerima simpanan berupa giro dan ikut dalam lalu lintas


pembayaran
b) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
c) Melakukan penyertaan modal
d) Melakukan usaha perasuransian
e) Melakukan usaha lain diluar kegiatan sebagaimana disebut
sebelumnya

Bentuk hukum suatu BPR yaitu: Perusahaan Daerah,


Koperasi, Perseroan Terbatas (PT) dan bentuk lain yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

10.3 Tugas dan Fungsi Bank

 Tugas Bank
Pengaturan tata perbankan di Indonesia sesuai dengan
Ketetapan MPRS No. MPRS/1966 yang bertujuan untuk dapat
memobilisasikan dan mengembangkan kekuatan ekonomi
potensial untuk dikerahkan bagi peningkatan kemakmuran
rakyat. Secara ringkas dapat dijelaskan beberapa tugas pokok
bank, yaitu:
1. Memberikan kredit (pinjaman)
2. Menarik uang dari masyarakat. Dalam hal ini dengan
menyimpan uang yang tidak atau belum dipergunakan
dalam bentuk rekening koran giro, depostio berjangka,
tabungan dll
3. Memberikan jasa dalam bidang lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang
4. Memberikan jaminan bank, menyewakan tempat untuk
menyimpan barang-barang berharga

7
Tugas-tugas pokok Bank Pemerintah sebagai berikut:

1. Bank Negara Indonesia (BNI)


Tugas dan usaha bank ini adalah perbaikan ekonomi
rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan
melakukan usaha bank umum dengan mengutamakan
sektor industri.
2. Bank Dagang Negara (BDN)
Tugas dan usaha bank ini adalah perbaikan ekonomi
rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan
melakukan usaha bank umum dengan mengutamakan
sektor pertambangan.
3. Bank Bumi Daya (BBD)
Tugas dan usaha bank ini adalah perbaikan ekonomi
rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan
melakukan usaha bank umum dengan mengutamakan
sektor perkebunan dan kehutanan.
4. Bank Tabungan Negara (BTN)
Tugas dan usaha bank ini adalah perbaikan ekonomi
nasional dengan jalan menghimpun dana-dana dari
masyarakat terutama dalam bentuk tabungan dan
perkreditan perumahan murah.
5. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Tugas dan usaha bank ini adalah perbaikan ekonomi
rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan
melakukan usaha-usaha bank umum dengan
mengutamakan:
a) Pemberian kredit pada sektor koperasi, tani dan
nelayan
b) Membantu rakyat yang belum tergabung dalam
koperasi dan menjalankan kegiatan dalam bidang

8
kerajinan, perindustrian rakyat, perusahaan rakyat
dan perdagangan kecil
c) Pemberian bantuan terhadap usaha pemerintah
dalam rangka pelaksanaan politik agraria dan
pembangunan masyarakat desa
d) Pemberian kredit serta pengawasannya atas usaha
bank dan lumbung desa, bank pasar dan bank
sekunder lainnya
e) Penyaluran dana pembangunan
6. Bank Eksport Import Indonesia (Bank EXIM)
Tugas dan usaha bank ini adalah perbaikan ekonomi
rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan
melakukan usaha bank umum dengan mengutamakan
sektor produksi, pengolahan dan pemasaran barang-
barang ekspor.

 Fungsi Bank
Secara umum, fungsi bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.
Secara lebih spesifik, fungsi bank sebagai berikut:
1. Agent of Trust
Lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar
utama kegiatan perbankan adalah kepercayaaan, baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dana.
Masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi dengan kepercayaan.
2. Agent of Development
Lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi. Kegiatan perekonomian
masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat
dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan
saling mempengaruhi. Kegiatan bank tersebut

9
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, kegiatan konsumsi barang dan jasa.
Mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi
ini tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak
lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian.
3. Agent of Service
Lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa kepada masyarakat. Jasa ini
dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penyimpanan
uang, jasa pemberian pinjaman, jasa penitipan barang
berharga, dan penyelesaian tagihan.

10.4 Peranan Bank

Peranan bank terbagi atas:

1. Peranan bank di dalam negeri


a) Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam arti bahwa
semua kegiatan yang dilakukan oleh bank itu menyangkut
masalah uang. Kegiatan tersebut meliputi: administrasi
keuangan, penggunaan uang, penampungan uang,
perdagangan dan penukaran, perkreditan, kiriman uang dan
pengawasannya.
b) Bank sebagai pembimbing masyarakat. Dalam arti supaya
masyarakat selalu berorientasi kepada bank atau supaya
masyarakat memakai jasa perbankan di dalam pengelolaan
usahanya. Bentuk bimbingan bank tersebut misalnya usaha
mendorong hasrat menabung dalam bentuk: deposito
berjangka dan rekening koran giro.
2. Peranan bank di luar negeri

10
Adalah sebagai jembatan antara dunia internasional dalam
lalu lintas devisa, hubungan moneter dan perdagangan.

3. Peranan bank dalam dunia usaha


a) Dalam Perusahaan Dagang
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah
melakukan pembelian dan penjualan bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi. Maka dari itu, perusahaan
harus menyediakan dana sehingga memperlancar usaha
tersebut. Misalnya untuk membeli atau menyewa kantor,
gedung, alat dll. Juga nantinya untuk membayar gaji, biaya-
biaya administrasi, biaya iklan serta memberikan piutang
dagang kepada pembeli.
b) Dalam Perusahaan Industri
Kegiatan utama perusahan industri adalah memproses
bahan baku atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
yang siapa digunakan oleh pembeli atau konsumen. Maka
dari itu, dibutuhkan adanya mesin-mesin, gedung, pabrik
dan tenaga ahli.

10.5 Hubungan Bank Dengan Perusahaan Sebagai Nasabahnya

Perusahaan pada masa sekarang sangat memerlukan jasa-


jasa dari bank, baik itu berupa pengambilan pinjaman (kredit)
maupun melalui transaksi jasa pengiriman uang, penyimpanan
uang dalam bentuk rekening koran giro, inkaso, kliring dsb. Di lain
pihak, bank sebagai lembaga keuangan menjual kepercayaan
(kredit) dan jasa-jasa tersebut. Untuk itu bank memperoleh bunga,
komisi atau provisi dari penjualan kredit dan pemberian jasa itu.
Dengan demikian bank berusaha sebanyak mungkin menarik
nasabah dengan cara memperbesar dana, memperluas pemberian
kredit dan jasa-jasa bank, peningkatan kualitas pelayanan dengan
sistem pemasaran yang terpadu.

11
Nasabah pada suatu bank adalah pihak yang menggunakan
jasa bank. Pada dasarnya, nasabah berdasarkan peraturan
perundang-undangan di bidang perbankan dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:

1. Nasabah Penyimpan
Adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam
bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah
yang bersangkutan. Dananya ini dapat berbentuk tabungan,
deposito maupun giro.
2. Nasabah Debitur
Adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan
nasabah yang bersangkutan.
 Perkreditan
Perkreditan adalah penyerahan barang, jasa, atau utang dari
satu pihak (kreditor/atau pemberi pinjaman) atas dasar
kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima
kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati
kedua belah pihak.
A. Fungsi yang dijalankan oleh perkreditan, yaitu:
1) Adanya kredit menyebabkan tersedianya modal
2) Dengan kredit maka akan menyebabkan modal dapat
menyesuaikan bisnis pada kebutuhan yang berlainan
3) Kredit dapat berlaku sebagai alat tukar, sehingga
transaksi dapat diselesaikan dengan cepat tanpa
pertukaran uang

12
B. Instrument Kredit
Perusahaan dapat menggunakan instrument kredit yang
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Janji untuk membayar (promises to pay)
Kelompok ini terdiri dari surat-surat promes
(prommisory notes)
2) Perintah untuk membayar (orders to pay)
Kelompok ini meliputi semua jenis wesel (drafts) dan
tanda askep perdagangan (trade acceptances)

Namun, perusahaan perlu hati-hati dalam menentukan


pada bank mana perusahaan akan berhubungan. Untuk
mengetahui apakah suatu bank cukup kuat, maka sebaiknya
perusahaan membaca neraca laba atau rugi bank yang
setiap tiga bulan dapat dibaca disurat-surat kabar termasuk
didalamnya dan perlu mengetahui rasio keuangannya yang
dapat dihitung bedasarkan:

1) Likuiditas
Adalah kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban finansialnya yang segera dapat ditarik
2) Solvabilitas
Adalah kemampuan bank untuk membayar semua
hutangnya kepada pihak ke tiga. Hutang ini biasanya
digolongkan dalam jangka menengah dan jangka
panjang
3) Rentabilitas
Adalah kemampuan bank untuk memperoleh
keuntungan atau laba. Laba merupakan pencerminan

13
dan penilaian terhadap keterampilan dan kecakapan
bank

Dalam memberikan kredit kepada nasabahnya bank


juga mempertimbangkan lima faktor yang dikenal dengan
5C yaitu:

1) Character
Adalah data tentang kepribadian dari calon nasabah
seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara
hidup, keadaan dan latar belakang keluarga serta
hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah
nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk
memenuhi kewajibannya
2) Capacity
Adalah kemampuan calon nasabah dalam mengelola
usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya,
pengalaman mengelola usahanya (business record),
sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah
mengalami masa sulit apa tidak dan bagaimana
mengatasi kesulitan)
3) Capital
Adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari
neraca, laporan laba-rugi, struktur permodalan, ratio-
ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity
dan return on investment. Dari kondisi di atas bisa
dinilai apakah layak calon pelanggan diberi
pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan
yang layak diberikan
4) Collateral
Adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila
ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa

14
memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan
paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu
kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang
lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa
dijadikan jaminan

5) Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu
mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan
dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha
yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh
karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan
usaha calon nasabah
 Beberapa macam transaksi yang sering dilakukan perusahaan
1. Cek
Cek adalah perintah pembayaran kepada bank dari
orang yang menandatangani untuk membayar kepada orang
yang membawanya atau orang yang namanya tersebut di
atas cek itu, sejumlah uang yang tertera diatasnya.
Cek harus dikelola dengan baik dan tertib, sebab
cek adalah surat berharga. Setiap cek akan mempunyai
kode seri (huruf) dan nomor urut yang tercetak. Harus
dihindari menandatangani cek yang belum ditulis lengkap
atau tidak segera diuangkan ke bank. Apabila seseorang
kehilangan buku cek, maka harus segera lapor ke bank.
Bank berpedoman bahwa, hanya akan menukar cek
dengan uang tunai apabila tanggal menerbitkan cek sama
dengan tanggal menguangkannya. Jika cek itu diuangkan ke
bank sebelum tanggal yang tercantum di dalam cek, maka
bank akan menolaknya.

15
Agar cek dapat dicairkan di Bank, maka harus
memenuhi syarat formal yaitu:
a) Harus ada tulisan “Cek”
b) Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
c) Nama pihak yang harus melakukan pembayaran
(tertarik)

d) Penunjukan tempat dimana pembayaran harus


dilakukan
e) Tercantum tanggal dan tempat cek ditarik
f) Tanda tangan pihak yang mengeluarkan cek

Perbedaan antara cek dan uang sebagai berikut:

CEK UANG
 Umur cek hanya 70  Umur uang tidak
hari terhitung dari terbatas selama
tanggal dikeluarkan UU yang
melindungi
 Seseorang berhak belum dicabut
menolak  Setiap orang
pembayaran dengan harus mau
cek apabila ia menerima
kurang percaya pembayaran
kepada orang/bank uang
yang mengeluarkan  Uang dapat
 Cek pada prinsipnya dipergunakan
digunakan dalam untuk
satu kali pembayaran
pembayaran saja, beberapa kali
walaupun (tidak terbatas)
kemungkinan terjadi

16
pindah tangan
beberapa kali

Berikut merupakan beberapa jenis dari cek, yaitu:


a) Cek atas Unjuk
Adalah cek yang tertera tulisan atas nama pembawa.
Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa
atau menunjukkan dan menguangkan cek kepada bank.

b) Cek atas Nama


Adalah cek yang nama pemiliknya dituliskan pada
cek tersebut dan bank hanya akan membayar kepada
orang atau badan tersebut.
c) Cek Tunai
Adalah cek yang dapat dicairkan secara tunai
kepada bank, baik cek atas nama maupun atas unjuk.
d) Cek Silang
Adalah cek yang disilang dengan dua garis pada
pojok kiri atas penariknya (drawer) dengan tujuan cek
tersebut hanya dapat dipindahbukukan.
e) Cek Mundur
Adalah cek yang tanggal jatuh temponya mundur
atau diberi tanggal kemudian.
f) Cek Kosong
Adalah cek yang dananya kurang atau tidak ada
dana yang tersedia pada saat dicairkan atau
dipindahbukukan.
g) Cek Kadaluwarsa
Adalah cek yang masa berlakunya telah habis (lewat
70 hari) dari tanggal jatuh temponya.
h) Cek Bank

17
Adalah cek yang diterbitkan oleh bank untuk
nasabah, baik atas nama maupun atas unjuk dan di bank
mana dicairkan. Bank penerbit dan bank pencairan
harus merupakan bank yang sama antar kota.
i) Cek Pos
Adalah cek yang diterbitkan oleh kantor pos dan
pencairannya di kantor pos tujuan nasabah.
j) Cek Perjalanan
Adalah cek khusus yang diterbitkan oleh suatu bank
dalam bentuk yang tercetak (preprinted) dalam jenis
mata uang dan denominasi tertentu untuk setiap
lembarnya dan bermanfaat bagi orang-orang yang
bepergian.
2. Rekening Koran Giro
Adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek dan surat perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindah bukuan. Jadi bilyet giro tidak
dapat ditukarkan dengan uang tunai di bank oleh
penerimanya, tetapi hanya merupakan alat pemindah
bukuan dana ke rekening lain, baik pada bank yang sama
maupun bank yang berlainan. Penyetoran dana untuk
menambah saldo rekening giro dapat dilakukan dengan
cara:
1) Setoran Tunai
Adalah setoran yang dilakukan oleh nasabah atau
pihak lain secara langsung ke bank dengan
menyetorkan uang tunai kepada bank dengan
menggunakan slip setoran yang telah disediakan.
2) Setoran Non Tunai
Adalah setoran yang dilakukan oleh nasabah atau
pihak lain dengan tidak menyerahkan uang tunai.

18
Penarikan rekening giro dapat dilakukan dengan cara:
penarikan tunai (warkat cek) dan penarikan non tunai
(warkat bilyet giro).

10.6 Kasus atau Contoh

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Badan Pemeriksa Keuangan


(BPK) mendapati total kerugian negara dari kasus pembobolan
Bank Mandiri oleh PT Tirta Amarta Bottling Company (TAB)
sebesar Rp 1,8 triliun.

Kasus ini bermula pada 2015 lalu, di mana PT TAB diduga


merekayasa persyaratan sebagai debitur Bank Mandiri Commercial
Banking Center Bandung I dan turut melibatkan sejumlah
karyawan Bank Mandiri.

“PT TAB nasabah kami sejak Desember 2008, jadi sudah 10 tahun.
10 tahun cukup lama, artinya start-nya juga cukup bagus dan baik.
Ada penambahan-penambahan kredit, terakhir 2015. Totalnya
seperti yang telah disebut itu Rp 1,4 triliun” kata Corporate
Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas kepada pewarta, di
kantornya, Senin malam.

Rohan menjelaskan, kondisi pada kurun waktu 2015-2016 sedang


ada pelemahan ekonomi di Indonesia yang berdampak pada sektor
pertambangan dan komoditas. Dari hal tersebut, sektor kredit

19
perbankan untuk small and medium enterprises (SME) turut kena
imbas. Karenanya, bank Mandiri memutuskan melakukan review
portofolio kredit para debiturnya. “Pada saat bersih-bersih itu, kami
menemukan beberapa debitur yang kami perlu investigasi lebih
lanjut. Dari situ terlihat ada angka-angka yang kurang wajar,
terutama pada piutang. Kami investigasi, verifikasi, ternyata
angka-angka yang disajikan tidak benar,” tutur Rohan.

Ada lima perusahaan sekaligus debitur Bank Mandiri kala itu yang
datanya dicurigai tidak benar. Salah satunya, PT TAB. Hasil
investigasi tersebut dilaporkan Bank Mandiri ke Kejaksaan Agung.
Belakangan terungkap ada kerja sama PT TAB dengan oknum
karyawan Bank Mandiri Cabang Bandung yang berujung
pembobolan dengan dalih pemberian kredit tambahan.

Berdasarkan data awal, total kerugian negara akibat pembobolan


tersebut sebesar Rp 1,4 triliun atau setara dengan nilai pemberian
kredit kepada PT TAB kala itu. Namun, BPK memastikan kerugian
negara bertambah jadi Rp 1,83 triliun setelah dihitung bunga dan
dendanya.

Dalam kasus ini, Kejaksaan Agung juga sudah menahan Direktur


PT TAB, Rony Tedy. Rony berperan mengajukan perpanjangan
dan tambahan fasilitas kredit kepada Bank Mandiri dengan salah
satu syaratnya menjaminkan sejumlah aset perusahaan serta
laporan keuangan perusahaan yang diklaim positif. Namun
belakangan, dana pinjaman yang seharusnya hanya untuk
kepentingan kredit investasi dan kredit modal kerja itu digunakan
untuk keperluan lain.

Selain Rony, Kejaksaan Agung juga menetapkan lima orang


tersangka lain yang merupakan oknum karyawan dan pejabat Bank
Mandiri yang diduga terlibat merekayasa data.

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Industri perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 1951 relatif belum


memasuki periode yang baik. Pada periode berikutnya sampai dengan tahun 1965,
industri perbankan mengalami berbagai masalah yang mempengaruhi
pertumbuhannya. Perekonomian pada saat itu ditandai dengan tingkat inflasi yang
tinggi, hubungan diantara sumber-sumber ekonomi menjadi terganggu dan
industri perbankan pun mengalami masa keterpurukan yang tidak menentu.
Kemudian ketika dikeluarkan Undang-Undang Pokok Perbankan pada tahun
1967, industri perbankan mulai berbenah, yaitu menyesuaikan dirinya dengan
perkembangan yang terjadi di sekitar yang sudah jauh lebih maju dibandingkan
dengan periode sebelum tahun 1967.

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan,


disebutkan yang dimaksud dengan:

1. Bank

21
Lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
2. Lembaga Keuangan
Semua badan yang kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan yang menarik
uang dan menyalurkannya ke masyarakat.

Menurut fungsinya, lembaga keuangan terbagi menjadi: bank sentral, bank


umum, bank tabungan, bank pembangunan, bank desa, bank campuran, bank
perkreditan rakyat.

Secara ringkas dapat dijelaskan beberapa tugas pokok bank, yaitu:

1. Memberikan kredit (pinjaman)


2. Menarik uang dari masyarakat. Dalam hal ini dengan menyimpan uang yang
tidak atau belum dipergunakan dalam bentuk rekening koran giro, depostio
berjangka, tabungan dll
3. Memberikan jasa dalam bidang lalu lintas pembayaran dan peredaran uang
4. Memberikan jaminan bank, menyewakan tempat untuk menyimpan barang-
barang berharga

Secara umum, fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat. Secara lebih spesifik, fungsi bank
sebagai berikut:

1. Agent of Trust (lembaga yang landasannya kepercayaan)


2. Agent of Development (lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan
ekonomi)
3. Agent of Service (lembaga yang memberikan penawaran jasa kepada
masyarakat)

Peranan bank terbagi atas:

22
1. Peranan bank di dalam negeri (untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan
sebagai pembimbing masyarakat).
2. Peranan bank di luar negeri (sebagai jembatan antara dunia internasional
dalam lalu lintas devisa, hubungan moneter dan perdagangan).
3. Peranan bank dalam dunia usaha
a) Dalam Perusahaan Dagang
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah melakukan pembelian dan
penjualan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Maka dari itu,
perusahaan harus menyediakan dana sehingga memperlancar usaha
tersebut. Misalnya untuk membeli atau menyewa kantor, gedung, alat dll.
Juga nantinya untuk membayar gaji, biaya-biaya administrasi, biaya iklan
serta memberikan piutang dagang kepada pembeli.

b) Dalam Perusahaan Industri


Kegiatan utama perusahan industri adalah memproses bahan baku atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang siapa digunakan oleh
pembeli atau konsumen. Maka dari itu, dibutuhkan adanya mesin-mesin,
gedung, pabrik dan tenaga ahli.

Perusahaan pada masa sekarang sangat memerlukan jasa-jasa dari bank,


baik itu berupa pengambilan pinjaman (kredit) maupun melalui transaksi jasa
pengiriman uang, penyimpanan uang dalam bentuk rekening koran giro, inkaso,
kliring dsb. Di lain pihak, bank sebagai lembaga keuangan menjual kepercayaan
(kredit) dan jasa-jasa tersebut. Untuk itu bank memperoleh bunga, komisi atau
provisi dari penjualan kredit dan pemberian jasa itu. Dengan demikian bank
berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah dengan cara memperbesar dana,
memperluas pemberian kredit dan jasa-jasa bank, peningkatan kualitas pelayanan
dengan sistem pemasaran yang terpadu.

Nasabah pada suatu bank adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pada
dasarnya, nasabah berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang
perbankan dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Nasabah Penyimpan

23
Adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Dananya ini
dapat berbentuk tabungan, deposito maupun giro.
2. Nasabah Debitur
Adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Saran

Kami selaku penyusun berharap agar makalah ini berguna sebagai ilmu
yang bermanfaat untuk kita semua. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk bisa lebih baik lagi. Seperti kata pepatah “Tak ada gading
yang tak retak”, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, Murti dan John Suprihanto. 2014. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar


Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta: LIBERTY Yogyakarta.

Kasmir. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

2016. Hubungan Perusahaan Dengan Bank. Diambil dari:


http://mysunsetland.blogspot.com/2016/11/hubungan-perusahaan-dengan-
bank.html (12 November 2019)

Astri Yunita, Maria. 2016. Perusahaan Sebagai Nasabah Suatu Bank. Diambil
dari:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt517672ddbe82e/perusahaan-
sebagai-nasabah-suatu-bank/ (12 November 2019)

Donnal Putera, Andri. 2018. Begini Asal Mula Kasus PT TAB yang Bobol Bank
Mandiri Rp 1,83 Triliun. Diambil dari:
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/21/225520926/begini-asal-mula-
kasus-pt-tab-yang-bobol-bank-mandiri-rp-183-triliun (12 November 2019)

24
Donnal Putera, Andri. 2018. Negara Rugi Rp 1,8 Triliun dari Kasus Pembobolan
Bank Mandiri oleh PT TAB. Diambil dari:
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/21/124922626/negara-rugi-rp-18-
triliun-dari-kasus-pembobolan-bank-mandiri-oleh-pt-tab (12 November 2019)

25

Anda mungkin juga menyukai