Anda di halaman 1dari 3

Halo semuanya, perkenalkan Saya Muhammad Donny Chandra, NIM 1910312210018, dari

Manajemen Kelas B.

Seperti yang kita ketahui, di Indonesia pasar penjualan motor matik didominasi oleh PT
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan PT Astra Honda Motor (AHM).
Tentunya, kalian semua pasti mempunyai motor matik dengan kedua merek tersebutkan?

Tidak banyak yang tahu bahwa harga motor matik yang ditetapkan oleh Perusahaan Yamaha
dan Honda tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan di Indonesia. Dari hasil
penelusuran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), seharusnya harga motor matik di
Indonesia harganya adalah Rp 8,7 juta/unit, dengan juga membandingkan harga motor di
negara-negara ASEAN. Faktanya, justru di negara kita dijual dengan harga Rp 14-18
juta/unit. Yang artinya, kedua perusahaan tersebut melakukan monopoli harga penjualan
motor matik di Indonesia yang menyebabkan konsumen tidak mendapatkan harga yang
kompetitif atau dengan kata lain merugikan pihak konsumen.

Dalam kasus ini, Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha memutuskan bahwa PT
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan PT Astra Honda Motor (AHM)
dinyatakan bersalah dalam sidang putusan kartel. Kedua perusahaan tersebut divonis
bekerjasama dalam melakukan penetapan monopoli harga jual motor matik pada tipe 110-125
cc di Indonesia.
Berikut ini adalah kronologi kasus monopoli harga yang dilakukan oleh PT Yamaha dan
Honda.

Dengan demikian, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan PT Astra Honda
Motor (AHM) dikenakan sanksi administratif berupa denda, karena terbukti melakukan
pelanggaran. Perusahaan Yamaha didenda sebesar Rp 25 miliar. Sedangkan Perusahaan
Honda didenda sebesar Rp 22,5 miliar.
Menurut putusan Majelis KPPU, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan
PT Astra Honda Motor (AHM) dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar
Pasal 5 Ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi sebagai berikut:

Peraturan KPPU No. 4 tahun 2011 tentang Pedoman Pasal 5 (Penetapan Harga) UU No. 5
Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
menjelaskan bahwa penetapan harga dilarang karena selalu menghasilkan harga yang jauh di
atas harga persaingan usaha yang sehat. Harga tinggi ini tentu saja menyebabkan terjadinya
kerugian bagi konsumen.

Dalam kondisi persaingan yang sehat, harga sepeda motor akan terdorong turun mendekati
biaya produksi. Ketika harga bergerak turun mendekati biaya produksi maka pasar akan
menjadi lebih efisien, efeknya akan meningkatkan penghematan bagi konsumen. Namun,
ketika sekelompok perusahaan melakukan kesepakatan penetapan harga, maka harga akan
naik jauh di atas biaya produksi. Berikut adalah gambaran jika sekelompok perusahaan
melakukan penetapan atau kesepakatan harga:

Anda mungkin juga menyukai