Anda di halaman 1dari 12

KASUS KARTEL YAMAHA HONDA

PERKARA NOMOR:04/KPPU-I/2016
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

• Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau
pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

PIHAK (PELAKU USAHA)


• PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing yang beralamat kantor di Jalan Dr. KRT. Radjiman
Widyodiningrat Jakarta 13920
• PT. Astra Honda Motor yang beralamat kantor di Jalan Laksda Yos Sudarso Sunter I Jakarta
14350
• Keduanya adalah produsen kendaraan bermotor roda dua yang melakukan kegiatan usahanya di
Indonesia.
• Keduanya tergabung atau menjadi angota dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia)
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

PERJANJIAN
• Terdapat pertemuan antara Presiden Direktur PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
dan Presiden Direktur PT. Astra Honda Motor  menurut Saksi Yutaka Terada,
membahas mengenai adanya pembicaraan kesepakatan bahwa PT. Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing akan mengikuti harga jual motor dari PT. Astra Honda Motor
 Hasil pertemuan: Perintah melalui surat elektronik yang pada akhirnya terdapat
penyesuaian harga jual produk PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing yang mengikuti
harga jual produk PT. Astra Honda Motor;
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

PELAKU USAHA PESAING


• Berdasarkan PerKPPU N0 4 Tahun 2011 tentang Penetapan Harga, pelaku usaha pesaing
adalah pelaku usaha lain yang berada di dalam satu pasar bersangkutan
• Bahwa PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan PT. Astra Honda Motor
merupakan produsen motor skuter matik dalam industri motor di Indonesia; -------------
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

MENETAPKAN HARGA
• Bahwa harga yang ditetapkan dalam perkara a quo adalah harga jual sepeda motor jenis skuter matik 110 – 125 CC produksi dari PT.Yamaha
Indonesia Motor Manufacturing dan PT.Astra Honda Motor
• Bahwa penetapan harga dapat dibuktikan dengan adanya pergerakan harga jual sepeda motor jenis skuter matik 110 – 125 CC produksi dari
PT.Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan PT.Astra Honda Motor yang berkesesuaian dengan surat elektronik sebagaimana dijelaskan
diatas
• Bahwa Ahli menyatakan mengenai Price Fixing, dalam perilaku Price Fixing tidak harus nominal angka adalah sama, inti dari Pasal 5 UU No. 5
Tahun 1999 itu tidak ada larangan untuk menetapkan harga, namun yang dilarang adalah membuat perjanjian untuk menetapkan harga
• Bahwa perjanjian penetapan harga itu bisa dilakukan secara tertulis atau tidak tertulis atau secara diam-diam. Selanjutnya menurut Ahli bila
dibandingkan menurut Sherman Act 1890 disebutkan bahwa perjanjian untuk menetapkan persaingan harga dengan cara menaikkan,
menurunkan, menetapkan atau menstabilkan harga (tidak harus harganya sama) adalah perbuatan yang jelas dilarang (per se illegal), tidak
perduli material harga yang tetap itu adalah harga maksimum, harga minimum atau harga pasar dan walaupun itu reasonable, hal itu tetaplah
dilarang/per se illegal
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

BARANG
• Pasal 1 angka 16 UU No. 5 Tahun 1999 adalah: “Barang adalah setiap benda, baik
berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan olehkonsumen atau pelaku
usaha”
• sepeda motor jenis skuter matik 110– 125 CC termasuk benda bergerak yang berwujud
yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen
atau pelaku usaha
PEMENUHAN UNSUR PASAL 5 AYAT 1

KONSUMEN
• Bahwa yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat menurut Pasal pasal 1 angka
15 dari UU No.5 Tahun 1999, “Konsumen adalah setiap pemakai dan atau pengguna
barang dan atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak
lain”; sepeda motor jenis skuter matik 110 – 125 CC d
• Bahwa pasar bersangkutan digunakan oleh pembeli untuk kepentingan pribadi ataupun
untuk orang lain atau perusahaan;-----------------------------------
PEMENUHAN SYARAT PERJANJIAN:

• Adanya unsur kesepakatan mengikatkan diri. Yang dapat diartikan bahwa kesepakatan mengikatkan diri
tersebut dengan mengikuti semua kesepakatan bersama untuk menyerahkan prestasi, melakukan prestasi dan
tidak melakukan suatu prestasi sudah dapat dikategorikan telah memenuhi unsur syarat subjektif tersebut.
Contoh : adanya kesepakatan untuk melakukan sesuatu baik melalui kesepakatan secara tertulis dan dalam
keadaan tentu terdapat juga kesepakatan secara diam-diam atau tidak tertulis.
• Adanya Unsur Kecakapan untuk membuat perjanjian yaitu para pihak terkait dalam kasus ini.
• Adanya Unsur Objek untuk melakukan perbuatan mengikuti harga secara bersama-sama dalam kasus ini.
• Adanya unsur sebab adalah perbuatan yang dilakukan melanggar ketentuan dari perundang – undangan.
BUKTI PERJANJIAN

Adanya pertemuan antara Presiden Direktur membuat kesepakatan untuk bahwa Yamaha akan mengikuti harga
jual motor Honda (dikuatkan pada BAP Terlapor 2/Honda);

Tindak lanjut –adanya perintah melalui surel intern Yamaha dimana Presiden Direktur mengamanatkan divisi
marketing untuk melakukan penyesuaian harga jual motor (diawali dengan instruksi lisan);

Implementasi email berupa penyesuaian harga motor Yamaha pada Maret 2014;

Menurut tafsir investigator pasal 1313 BW dan BAP para saksi kesepakatan tidak tertulis dapat dilakukan secara
diam-diam (tacit collusion) dapat dibuktikan dengan pelaksanaan tersebut dan tidak adanya penolakan.
Putusan KPPU nomor 04/KPPU-I/2016

dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Negeri


nomor 163/Pdt.G/KPPU/2017/PN.Jkt.Utr

Pihak KPPU ternyata ikut digugat oleh dua warga pengguna


Dikuatkan lagi oleh Putusan Kasasi sepeda motor jenis matik. Gugatan tersebut didaftarkan ke
Mahkamah Agung nomor 217K/Pdt.Sus- Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor
KPPU/2019 526/Pdt.G/2019/PN Jkt.Pst.

Putusan Kasasi Mahkamah Agung nomor


Nomor 7 PK/Pdt.Sus-KPPU/2021

Anda mungkin juga menyukai