Anda di halaman 1dari 21

MAATSCHAP (PERSEKUTUAN PERDATA)

1. Pengertian
Maatschap (persekutuan perdata), sebagai badan usaha diatur dalam pasal 1618-
1652 KUHPdt. Dalam pasal 1618 dijelaskan bahwa:
Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian dengan nama dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan dengan maksud
untuk membagi keuntungan atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya
Unsur-unsurnya adalah :
a. harus bersifat kebendaan
b. harus untuk memperoleh keuntungan
c. keuntungan harus dibagi-bagi antara para anggotanya
d. harus mempunyai sifat yang baik dan dapat diizinkan
Ciri-ciri persekutuan perdata:
a. Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih
b. Para pihak memasukkan ke dalam persekutuan (inbreng)
c. Tujuan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan untuk membagi keuntungan
atau kemanfaatan dari hasil usaha yang dilakukan secara bersama-sama
Dalam pasal 1619 ayat (1) KUHPdt yang berisikan usaha persekutuan usaha yang
halal dan dibuat untuk manfaat bersama para pihak,pasal yang menjelaskan bahwa
bidang usaha yang dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu yang bermanfaat bagi
para sekutu.
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sarana seperti yang dijelaskan dalam
pasal 1619 ayat (2) KUHPdt, masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang,
barang, dan keahliannya ke dalam persekutuan.
2. Jenis Perseroan
Pasal 1620-1623 BW
a. Persekutuan Penuh inbrengnya berupa uang
b. Persekutuan Khusus inbrengnya tidak harus uang, dapat berupa barang atau
kerajian

3. Pendirian Persekutuan Perdata


Dalam pasal 1624 KUHPdt dijelaskan bahwa persekutuan mulai berlaku sejak saat
perjanjian, jika dalam perjanjian tidak ditentukan lain. Pendirian persekutuan perdata
bisa dilakukan secara lisan atau dibuat secara tertulis. Hal ini dapat diketahui dari
ketentuan, persekutuan ada sejak adanya perjanjian.

4. Asas Kepentingan Bersama Dalam Maatschap


Asas kepentingan bersama dalam maatschap, tercantum dalam pasal 1628-1631 BW
a. Kewajiban untuk mengganti rugi untuk kesalahan yang dilakukan sekutu diatur dalam
Pasal 1630
b. Perihal aturan untuk sekutu yang memasukan inbreng dalam bentuk barang diatur
dalam Pasal 1631

5. Pengelola Persekutuan Perdata


Setelah dikemukakan lahirnya persekutuan berdasarkan perjanjian, maka hal ini
berlaku bagi para sekutu yang telah meyatakan perjanjian ikut dalam persekutuan dan
berkewajiban untuk memenuhi kewajibannya dalam persekutuan.
Seperti dijelaskan dalam pasal 1625 KUHPdt:
Masing-masing sekutu berutang kepada persekutuan segala apa yang ia telah
menyanggupi memasukkan di dalamnya, dan jika pemasukan ini terdiri atas suatu
barang tertentu, maka ia diwajibkan menanggung, dengan cara yang sama seperti
jualbeli.
Adanya pengelola tentu akan memudahkan untuk menata secara profesional apa
yang hendak dicapai persekutuan. Secara intern, pengelola atas nama persekutuan
dapat menagih kepada anggota sekutu yang belum melunasi kewajibannya agar segera
menyelesaikannya, secara ekstern dengan adanya pengelola, pihak luar akan lebih
mudah mengadakan persekutuan.
Pasal 1636-1638 BW
a. Daden van Beheren pengurusan dapat dilakukan oleh semua sekutu selain yang
dikecualikan.
b. Daden van Beshiken (sekutu yang memutuskan) sekutu yang memutuskan sesuatu
haruslah didasarkan pada penunjukkan atas dasar kesepakatan seluruh sekutu.
Dalam pasal 1639 KUHPdt, tidak ada janji-janji khusus mengenai cara mengurus
persekutuan, setiap sekutu dianggap secara bertimbal-balik memberi kuasa.
Dalam pasal 1642 KUHPdt dijelaskan:
Para sekutu tidaklah terikat masing-masing untuk seluruh utang persekutuan dan
masing-masing sekutu tidaklah dapat mengikat sekutu lainnya, jika mereka ini tidak
telah memberikan kuasa kepadanya untuk itu

6. Pembagian Keuntungan dalam Maatschap


Tentang tata cara pembagian keuntungan dalam maatschap diatur dalam pasal 1633
1644 BW:
a. Keuntungan Maatschap harus dibagi secara seimbang dan proporsional.
b. Keuntungan tidak boleh diperjanjikan untuk dibagi hanya kepada satu pihak atau pihak
ketiga saja.
c. Pasal 1635 menjelaskan bahwa janji untuk membagi keuntungan hanya pada satu
pihak maka perjanjian tersebut batal demi hukum, sedangkan perjanjian untuk
membagi kerugian hanya pada satu pihak diperbolehkan.

7. Berakhirnya Maatschap
Mengenai berakhirnya suatu maatschap diatur dalam pasal 1646 1652 KUHPdt:
a. Dengan lewatnya waktu dimana perseroan telah diadakan
b. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok
perseroan
c. Atas kehendak semata-mata dari beberapa orang atau seorang persero
d. Jika salah seorang persero meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau pailit

B. FIRMA
1. Pengertian
Perseroan firma adalah suatu persekutuan yang menyelenggarakan perusahaan
atasa nama bersama, di amna tiap-tiap persero dapat mengikat firma dengan pihak ke
tiga dan mereka masing-masing bertanggung jawab atas keseluruhan utang firma
secara tanggung menanggung (pasal 16-18 KUH Dagang).
Menurut Prof. Sukardono perseroan firma adalah suatu perikatan perdata yang
khusus. Kekhususan itu menurut pasal 16 KUHD terletak pada keharusan adanya tiga
unsure mutlak, yaitu:
a. Menjalankan perusahaan
b. Dengan pemakaian firma bersama
c. Pertanggungjawaban tiap-tiap sekutu untuk seluruhnya mengenai perikatan dengan
firma.
Perseroan firma merupakan personen Vennootschap atau perjanjian perseroan
orang, di mana peranan modal dan peranan persero menjadi satu. Hal ini akan
bertambah jelas, bahwa pada perseroan firma:
a. Penggantian sekutu harus disetujui oleh semua sekutu (pasal 1641 KUH perdata)
b. Tidak dibenarkan seorang sekutu melakukan perbuatan konkurensi terhadap
persekutuan (pasal 1627 jo pasal 1630 KUH Perdata)
c. Adanya tanggung jawab tanggung menanggung (pasal 18 KUHD)
d. Pada asasnya semua sekutu turut serta di dalam kepengurusan (pasal 1630 KUH
Perdata dan pasal 17 KUH dagang).

2. Pendirian Firma
Persekutuan firma didirikan di hadapan notaries dengan akta otentik. Pasal 22 KUH
Dagang mengatakan tiap-tiap persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik,
akan tetapi ketiadaan akta otentik tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ke
tiga. Dengan kata lain akta otentik dalam pedirian firma bukan merupaka suatu syarat
yang mutlak, hanya merupakan alat bukti jika di kemudian hari terjadi suatu sengketa.
Namun dalam hal ini jika telah terjadi hubungan antara pihak ke tiga dengan firma
sebelum firma tersebut memiliki akta otentik lalu pihak ke tiga mempermasalahkan
mengenai akta otentik pendirian firma tersebut. Mollengraf menyatakan bahwa suatu
perseroan firma hanya dapat dibuktikan dengan akta saja. Dengan kata lain dalam
pendirian firma harus disegerakan dalam pembuatan akta otentik sebagai suatu
langkah preventif dalam menghadapi sengketa yang mungkin terjadi di kemudian hari.

3. Pendaftaran dan Pengumuman Firma


Sebagai suatu persekutuan yang bersifat terang-terangan, maka firma harus
didaftarkan dan diumumkan. Dalam pasal 23 KUH dagang ditentukan bahwa para
sekutu firma harus mendaftarkan akta tersebut dalam register yang disediakan di
kepaniteraan Pengadilan Negeri yang ada dalam daerah hukum dimana firma itu
berada.
Akta otentik pendirian firma harus memuat:
a) Nama, nama depan, peekrjaan, dan tempat tinggal para sekutu firma.
b) Penunjukan saat mulai berlakunya dan berakhirnya suatu perseroan.
c) Persetujuan-persetujuan yang berguna dalam menetukan hak-hak pihak ke tiga.
Pihak ke tiga diperbolehkan untuk memeriksa isi akta atau petikannya yang telah
didaftarkan atas biaya sendiri untuk memperoleh salinannya (pasal 25 KUHD). Pasal 28
mewajibkan para sekutu untuk mengumumkan petikan akta sebagaimana telah
tercantum dalam pasal 26 dalam berita negara. Selama pengumuman dan pendaftaran
belum dilakukan oleh firma tersebut maka firma tersebut harus dianggap:
a. Bahwa firma tersebut mengenai segala urusan perniagaan.
b. Didirikan untuk waktu yang tidak terbatas.
c. Seolah-olah tidak ada seorang sekutu yang dikecualikan dari hak untuk melalukukan
perbuatan hukum dan hak untuk manandatangani dokumen-dokumen firma.
Firma yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar sebelum
didaftarkan dan diumumkannya firma tersebut, pihak ke tiga dapat menuntut
persekutuan firma. Namun di dalam intern firma tersebut pelanggaran tersebut
dianggap sebagai perbuatan pribadi sekutu pelaku dan dipertanggungjawabkan secara
pribadi pula. Anggaran dasar hanya mengikat sekutu saja dan baru dapat mengikat
pihak ke tiga setelah akte pendirian didaftarkan dan diumumkan.

4. Hubungan antara Intern Sekutu


Berdasarkan pasal 15 KUHD diatur mengenai keterkaitan antar sekutu di dalam
firma. Hal ini juga meliputi kewajiban para sekutu untuk memasukan sesuatu ke dalam
persekutuan. Dalam pasal 1625 KUH Perdata, para sekutuyang memasukan sesuatu
ke dalam firma berupa barang maka sekutu tersebut harus menjamin barang tersebut
seperti layaknya jual beli. Dalam hal ini sekutu disamakan dengan penjual dan
persekutuan firma disamakan dengan pembeli.
Menurut Prof. Pitlo, tindakan dalan firma yang disamakan dengan jual beli terlalu
kasar karena tujuan dam firma dan jual beli itu sendiri berbeda. Menurut Prof.
Sukardono penyamaan penanggungan oleh sekutu terhadap masukan barang yang
dilakukan olehnya ke dalam suatu firma dengan jual beli harus dipakai sebagai
pedoman saja.
Jika masukan tersebut berupa uang maka jika sekutu tidak memasukan uang
tersebut tepat pada waktunya maka ia berhutang pada persekutuan firma. Hal ini sesuai
dengan pasal 1250 KUH Perdata. Sesuai denagn pasal tersebut maka hal itu dianggap
utang dan dikenakan bunga sesuai dengan undang-undang. Hal yang sama berlaku
terhadap sekutu yang memakai uang persekutuan untuk kepentingan pribadi dan bunga
tersebut dihitung sejak uang tersebut pertama kali diambil.
Pemasukan berupa tenaga kerja digunakan untuk mencapai tujuan persekutuan
dan segala hasil-hasil yang diperoleh adalah untuk persekutuan. Hal ini diatur dalam
pasal 1627 KUH Perdata. Adanya asas kerja sama mengharuskan untuk
mengutamakan kepentingan persekutuan daripada kepentingan pribadi.
Selain kewajiban-kewajiban, para sekutu juga memiliki hak, diantaranya adalah hak
untuk menerima pembayaran atas uang yang telah dikeluarkan oleh sekutu dalam
pembiayaan-pembiayaan yang harus dibayarkan terlebih dahulu bedasarkan itikad baik
dan untuk persekutuan, juga termasuk kerugian yang dialami oleh sekutu. Hal ini diatur
dalam pasal 1632 KUH Perdata.
Pengurusan Persekutuan Firma diatur dalam pasal 1636-1640 KUH Perdata.
Kepengurusan harus dimuat dlam akta pendirian firma, jika tidak dibuat suatu
pengaturan mengenai kepengurusannya maka:
a. Para sekutu dianggap secara timbale balik telah member kuasa agar yag satu
melakukan pengurusan bagi yang lain.
b. Tiap-tipa sekutu diperbolehkan memakai barang-barang kekayaan persekutuan yang
sesuai dengan tujuan dan kepentingan persekutuan.
c. Tiap-tiap sekutu wajib turut memikul biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan barang-
barang persekutuan.
d. Para sekutu tidak boleh membuat hal-hal yang baru terhadap benda-benda tidak
bergerak dari persekutuan.

5. Hak-hak tiap Sekutu


Tiap sekutu berhak mewakili dan mengikat persekutuan baik di dalam maupun di
luar pengadilan dan berhak melakukan segala tindakan hukum atas nama perseroan
dan membuat perjanjian-perjanjian yang mengikat perseroan pada pihak ke tiga dan
sebaliknya, baik dalam lapangan kepengurusan maupun dalam lapangan hak milik.

6. Tanggung Jawab Sekutu atas Semua Utang Persekutuan


Dalam persekutuan firma tiap-tiap sekutu bertanggunga jawab secara tanggung
menanggung untuk keseluruhan utang firma atas segala perikatan persekutuan.
Pertanggungjawaban secara tanggung menanggung ini harus dalam ruang lingkup
bahwa tindakan sekutu tersebut adalah intra vires dengan kata lain tindakan dari sekutu
tersebut harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam anggaran
dasar.

7. Kedudukan Hukum
Kedudukan Firma menjadi suatu perdebatan di kalangan para ahli. Mollengraf
menitikberatkan pada pertanggungjawaban firma, namun Scholten berpendapat bahwa
ada tidaknya pertanggungjawaban yang terbatas itu bukan merupakan suatu syarat
yang mutlak untuk menentukan ada tidaknya kedudukan badan hukum.
Para ahli hukum umumnya berpendapat, bahwa perundang-undangan tidak
memberikan kedudukan badan hukum bagi perseroan firma, namun menurut arrest
H.R. 26 November 1897, W. 7074. Arrest ini memperkuat pendapat Scholten bahwa
pertanggungjawaban yang terbatas bukan merupakan syarat mutlak untuk menentukan
ada tidaknya kedudukan badan hukum. Karena persekutuan firma memiliki kekayaan
yang dipisahkan tersendiri dan mempunyai tujuan sendiri.

C. PERSEKUTUAN KOMANDITER
1. Pengertian
Persekutuan Komanditer adalah suatu kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama disebut anggota aktif atau sekutu aktif, ada juga yang menyebut sekutu
kerja atau sekutu komplementer, dimana pihak pertama ini bertanggungjawab penuh
dengan kekayaan pribadinya terhadap perusahaan atau utang-utang perusahaan.
Pihak kedua disebut sekutu komanditer dimana ia turut menanamkan modalnya tetapi
tidak ikut memimpin perusahaan dan betanggung jawab terhadap perusahaan terbatas
pada modal yang tertanam saja.
Menurut Pasal 19 KUHD, persekutuan komanditer/CV adalah perseroan
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang
persero yang secara langsung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak
dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain.
2. Prinsip-prinsip CV
a. Kepentingan bersama lebih tinggi daripada kepentingan pribadi (Pasal 1628-1629
KUHPerdata)
b. Prinsip tanggung menanggung (all for one, one for all) selain pesero yang
dikecualiakan
c. Pasal 21 KUHD
Pelanggaran terhadap aturan pesero komanditer akan merubah statusnya
menjadi persero komplementer.
3. Macam-macam Perseroan Komanditer
Persekutuan Komanditer terdapat 3 macam, yaitu :
a. Persekutuan komanditer Diam-diam
Persekutuan komanditer Diam-diam yaitu persekutuan komanditer yang belum
menyatakan dirinya dengan terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai persekutuan
komanditer. Kepada pihak ketiga persekutuan itu masih menyatakan dirinya sebagai
persekutuan firma, tetapi ke dalam persekutuan itu sudah menjadi persekutuan
komanditer, karena salah seorang atau beberapa orang sekutu sudah menjadi
persekutuan komanditer.
b. Persekutuan Komanditer Terang-terangan
Persekutuan Komanditer Terang-terangan yaitu persekutuan komanditer yang dengan
terang-terangan menyatakan dirinya sebagai persekutuan komanditer pada pihak
ketiga. Hal ini dinyatakan misalnya pada papan nama di depan kantornya. Juga kepada
surat-surat yang keluar selalu menggunakan nama persekutuan komanditer. Jadi,
istilah terang-terangan itu tertuju pada pernyataan diri sebagai persekutuan komanditer
kepada pihak ketiga.
c. Persekutuan Komanditer dengan Saham
Persekutuan Komanditer dengan Sahamadalah persekutuan komanditer terang-
terangan, yang modalnya terdiri dari saham-saham. Persekutuan ini sama sekali tidak
diatur dalam KUHD. Pembentukkan dan cara mendapatkan modal semacam ini
dimungkinkan oleh pasal 1338 ayat 1, pasal 1337 KUHPerdata dan berdasarkan pasal
1 KUHD. Persekutuan ini sama seperti persekutuan biasa, maka ketentuan-ketentuan
dalam KUHD berlaku juga pada persekutuan ini. Pada waktu pembentukkannnya
kedudukan sekutu komanditer dapat ditentukan, bisa diperalihkan atau diwariskan
sedangkan modalnya dapat dibagi dalam beberapa saham, tiap sekutu dapat
memilikinya satu atau beberapa buah.
2. Keanggotaan
a. Sekutu Pimpinan
Anggota yang aktif dan duduk sebagai pengurus dalam perseroan
komanditer. Biasanya modal yang disetorkan lebih besar dari anggota lain dan
pertanggungjawabannya tidak terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan.
b. Sekutu Terbatas
Anggita yang bertangggungjawab terbatas terhadap hutuang perusahaan sebesar
modal yang disetorkan dan mereka tidak perbolehkan untuk aktif dalam perusahaan.
c. Sekutu Diam
Tidak ikut aktif dalam kegiatan perusahaan, tetapi diketahui oleh umum bahwa mereka
termasuk anggota CV dan tidak mempunyai kekuasaan dalam manajemen.
d. Sekutu Rahasia
Aktif dalam perusahaan tetapi tidak diketahui umum bahwa mereka sebenarnya
termasuk anggota CV.
e. Sekutu Dormant
Seseorang yang tidak berperan aktif dalam perusahaan dan tidak diketahui umum
sebagai anggota.
f. Sekutu Nominal
Bukan pemilik perusahaan, tetapi memberikan saran kepada orang lain seperti partner,
tidak berminat di dalam perusahaan dan laba yang diperoleh 0perusahaan itu.
g. Sekutu Senior dan Junior
Keanggotaan didasarkan pada lamanya investasi atau lamanya bekerja kepada
perusahaan. Sekutu senior memiliki waktu yang lebih lama dalam bekerja dan lebih
banyak modal yang diinvestasikan dibandingkan dengan sekutu junior
3. Kebaikan dan Keburukan Perseroan Komanditer
a. Kebaikan
1) Pendiriannya mudah
2) Lebih banyak modal yang dikumpulkan
3) Kemampuan untuk mendapatkan kredit yang lebih banyak
4) Manajemen didiversifikasikan
5) Kesempatan ekspansi lebih banyak
b. Keburukan
1) Tanggung jawab yang tidak terbatas
2) Masa hidup tidak tentu
3) Kekuasaan dan pengawasan kompleks
4) Sukar untuk menarik kembali investasi
4. Persamaan dan Perbedaan antara Perseroan Komanditer dan Perseroan Terbatas
a. Persamaan antara Perseroan Komanditer dan Perseroan Terbatas
1) Modalnya sama-sama terdiri dari saham
2) Pengawasannya dilakukan oleh seorang komisaris yang ditetapkan salah seorang dari
sekutu komanditer.
b. Perbedaan CV dengan Perseroan Terbatas adalah :
1) Perseroan komplementer sebagai anggota-anggota pengurus bertanggung jawab untuk
sepenuhnya terhadap utang-utang persekutuan jadi selama berjalannya perseroan
sampai berkahirnya penyelesaian setelah pemecahannya.
2) Apabila anggota pengurus perseroan komanditer meninggal dunia, perseroan menjadi
bubar, sedangkan bagi suatu PT tidak demikian.
3) Para pengurus PT tidak boleh diangkat selama berjalannya perseroan.
5. Pendirian, Pendaftaran, dan Pengumuman CV
Tidak ada aturan mengenai pendirian, pendaftaran dan pengumuman CV. Jadi,
persekutuan komanditer sama seperti firma dapat didrikan atas perjanjian secara lisan
sesuai pasal 22 KUHD. Namun dalam praktik ada suatu kebiasaan untuk mendirikan
persekutuan komanditer berdasarkan akta notaries, didaftrakan kepada kepaniteraan
pengadilan negeri yang berwenang dan diumumkan di berita negara RI.
6. Perikatan antar Sekutu
a. Hubungan antar sekutu
hubungan ini mengenai :
1) Pemasukkan modal diatur dalam pasal 1625 KUHPer. Benda pemasukan dapat
berupa benda fisik, uang dan tenaga manusia (fisik dan/atau pikiran).
2) Pembagian untung rugi. Hal ini diatur dalam pasal 1633 dan 1634 KUHPer. Biasanya
mengenai dua hal ini diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan. Kalau dalam
perjanjian pendirian persekutuan tidak diatur, barulah aturan tersebut berlaku.
Jadi, kedudukan sekutu komanditer mengenai untung rugi persekutuan, sama dengan
kedudukan persero atau pemegang saham pada sebuah PT (pasal 40 ayat 2 KUHD),
yang tidak boleh dibebani lebih dari jumlah nominal sahamnya. Dia pun tidak boleh
dituntut untuk menambah pemasukkannya dan tidak dapat diminta untuk
mengembalikan keuntungan yang pernah diterimanya (pasal 1625 KUHPer dan pasal
20 ayat 3 KUHD).
b. Kepengurusan
Menurut pasal 20 ayat 2 KUHD, sekutu komanditer dilarang melakukan kepengurusan
(beheren), meskipun dengan kekuatan surat kuasa. Tetapi dia boleh mengawasi
kepengurusan itu, bila ditetapkan dalam perjanjian pendirian.
Dalam perjanjian pendirian juga dapat ditentukan bahwa beberapa tindakan
pengurusan tertentu sekutu kerja harus memnita izin terlebih dulu kepada sekutu
komanditer atau pengawas persekutuan bila melakukannya.
c. Mengenai kekayaan terpisah
Pasal 33 KUHD menunjukkan adanya kekayaan terpisah pada persekutuan firma.
Kekayaan terpisah dapat diperjanjikan sebelumnya dalam pepnrjanjian pendirian. Jadi,
pemisahan secara mutlak dengan harta kekayaan sendiri tidak perlu, asal dia dapat
membedakan mana harta kekayaan sendiri mana harta kekayaan persekutuan. Dengan
harta kekayaan persekutuan, sekutu kerja berhak bertindak atas namanya sendiri
terhadap pihak ketiga, walaupun kesemuanya itu sesungguhnya berdasarkan atas
pembiayaan bersama.
d. Perikatan Antar Sekutu dengan Pihak Ketiga
1) Penagihan Pihak Ketiga Terhadap Persekutuan Komanditer
Pada persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu sekutu kerja dan
sekutu komanditer. Sekutu kerja bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.
Sedangkan sekutu komanditer, bertanggung jawab terbatas kepada pemasukan saja.
2) Hubungan Persero Komanditer dengan Daftar Perusahaan.
Perseroan komanditer harus mendaftarkan perusahaannya kepada majelis peniagaan
dan perusahaan di daerah masing-masing dengan cara mengisi formulir-formulir yang
tersedia.
3) Pertanggungjawaban Keluar
Sesuai dengan pasal 19 KUHD, sekutu yang bertanggung jawab keluar adalah sekutu
kerja atau sekutu komplementer. Sekutu komanditer baru bertanggung jawahb keluar
bila dia melanggar pasal 20 KUHD.
Tanggung jawab sekutu komanditer hanya ke dalam yakni hanya terhadap sekutu kerja
kepada siapa dia harus menyerahkan pemasukannya (pasal 19 ayat 1 KUHD).
7. Berakhirnya Persekutuan Komanditer
Persekutuan komanditer itu sebenarnya adalah persekutuan perdata yang diatur
dalam pasal 16 KUHD, maka mengenai bubarnya persekutuan komanditer berlaku
peraturan yang sama dengan persekutuan perdata, yakni bagian kedelapan bab
kedelapan buku III KUHPer, mulai pasal 1646-1652, ditambah dengan pasal 31- 35
KUHD.
Pasal 31 KUHD ini khusus untuk kepentingan pihak ketiga yang berbunyi sebagai
berikut : Membubarkan persekutuan komanditer sebelum waktu yang ditentukan dalam
perjanjian pendirian atau sebagai akibat pengunduran diri atau pemberhentian, begitu
juga memperpanjang waktu sehabis waktu yang ditentukan, dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam perjanjian semula yang penting bagi pihak ketiga, semua
itu harus dilakukan dengan akta otentik, didaftarkan seperti disebut di atas dan
diumumkan dalam tambahan berita negara RI.
Pasal 31 ayat 2 KUHD membahas mengenai kelalaian apabila tidak melakukan
pendaftaran dan pengumuman. Hal ini akan berakibat tidak berlakunya pembubaran,
pengunduran diri, pemberhentian atau perubahan terhadap pihak ketiga.Dalam apsal
31 KUHD tidak disebutkan bahwa persekutuan komanditer dapat bubar karena
lampaunya wkatu yang ditetapkan dalam perjanjian pendirian persekutuan. Hal ini
harus disesuaikan dengan pasal 1 ayat 1 KUHD.
Karakteristik Persekutuan Perdata Firma CV

Persekutuan
komanditer yang
Perjanjian antara dua diadakan antara
orang atau lebih yang seorang sekutu atau
mengikatkan diri untuk lebih yang bertanggung
memasukkan sesuatu jawab secara pribadi
(inbreng) ke dalam Persekutuan perdata untuk seluruhnya
Pengertian
persekutuan dengan yang didirikan untuk dengan seorang atau
maksud membagi menjalankan lebih sebagai sekutu
keuntungan yang perusahaan dengan yang
diperoleh karenanya. nama bersama. meminjamkannya.

gunanya untuk mencari Apabila terdapat


keuntungan hutang tak terbayar,
maka setiap pemilik
sulit untuk menarik
cara pendirian wajib melunasi dengan
modal yang telah
harta pribadi.
sederhana disetor
Setiap anggota firma
modal besar karena
memiliki hak untuk
didirikan banyak pihak
cara pembubarannya menjadi pemimpin
mudah mendapatkan
Seorang anggota
tidak memerlukan tidak berhak
kridit pinjaman
persyaratan formal ada anggota aktif
memasukkan anggota
yang memiliki
baru tanpa seizin
tanggung jawab tidak
Cara pendirian anggota yang lainnya.
terbatas dan ada yang
keanggotaan firma
persekutuan perdata pasif tinggal menunggu
melekat dan berlaku
keuntungan
dimulai saat seumur hidup
relatif mudah untuk
seorang anggota
ditandatanganinya akta didirikan
mempunyai hak untuk
pendirian di notaris dan kelangsungan hidup
membubarkan firma
perusahaan cv tidak
selanjutnya didaftarkan pendiriannya tidak
menentu
memelukan akte
di Kepaniteraan pendirian
Ciri-ciri dan Pengadilan negeri mudah memperoleh
sifat kredit usaha

Persekutuan CV diam-
perdata umum/penuh : diam : persekutuan
dimana para sekutu komanditer yang belum
memasukkan seluruh menyatakan secara
hartanya atau bagian terang-terangan
yang sepadan dengannya kepada pihak ketiga
tanpa adanya suatu sebagai persekutuan
perincian apapun. komanditer.

Persekutuan CV terang-terangan
perdata Khusus : -menggunakan nama : persekutuan
bersama (nama sekutu
Jenis dan dimana para sekutu yang dijadikan menjadi komanditer yang telah
macam menjanjikan pemasukan nama perusahaan) menyatakan diri
benda-benda tertentu sebagai CV kepada
atau sebagian tenaga pihak ketiga
kerjanya.
CV dengan saham :
persekutuan
komanditer terang-
terangan yang
modalnya terdiri atas
saham-saham

-Merupakan kewajiban
untuk mengganti kerugian -sekutu yang ditunjuk
apabila perikatan yang atau diberi kuasa untuk
sudah dijanjikan tidak menjalankan tugas Tanggung
dilaksanakan, sehingga pengurus ditentukan jawab intern:
jika perikatan itu benar- dalam AD (akta
pendirian) firma Sekutu komanditer
benar tidak dilaksanakan
maka sekutu yang
bertanggung jawab dapat -jika belum, ditentukan, Tanggung jawab
diganggu gugat untuk terbatas pada inbreng
memenuhi prestasinya. pengurus harus
ditentukan dalam akta yang disetor.
-pasal 1642-1645 tersendiri dan
Sekutu biasa
KUHPerdata : didaftarkan ke
Kepaniteraan PN Tanggung jawab
1.sekutu melakukan setempat dan secara pribadi untuk
hubungan hukum diumumkan dalam keseluruhan ,
dengan pihak ketiga, BNRI (supaya pihak meskipun sekutu
maka sekutu tersebut ketiga mengetahui tersebut merupakan
harus bertanggung siapa saja yang sekutu yang menurut
jawab penuh walaupun menjadi pengurus AD tidak
dengan alasan yang berhubungan diperkenankan
hubungan hukum dengannya. berhubungan dengan
tersebut dilakukan untuk
pihak ketiga.
kepentingan -semua anggota
persekutuan. dianggap dapat dan Tanggung
dibolehkan bertindak jawab ekstern :
2.perbuatan hukum keluar atas nama
menjadi mengikat firma, seorang anggota Sekutu komplementer
sekutu lain jika ada surat dapat mengikat yang
kuasa dari sekutu lain, anggota lainnya bertanggungjawab
keuntungan yang atas hubungan
Tanggung didapat nyata-nyata -semua anggota dengan pihak ketiga.
jawab dinikmati oleh dianggap berhak untuk
persekutuan. menerima dan
mengeluarkan uang
3. beberapa sekutu atas nama dan untuk
mengadakan hubungan kepentingan firma.
hukum dengan pihak
ketiga, maka para
sekutu bertanggung
jawab secara tanggung
renteng meskipun inbren

g tidak sama kecuali


telah diperjanjikan
sebelumnya bahwa ada
erimbangan inbreng
dengan
pertanggungjawaban

4. apabila seorang
sekutu melakukan
hubungan hukum
dengan pihak ketiga
atas nama persekutuan,
maka persekutuan dapat
langsung menggugat
pihak ketiga itu.

1. Lampaunya -lampaunya waktu


Persekutuan perdata
waktu yang yang diperjanjikan
dapat berakhir karena
(pasal 1646- 1651 diperjanjikan.
KUHPerdata) 2. Pengakhiran oleh -Pengakhiran oleh
1. Lewatnya waktu seorang sekutu. salah seorang sekutu
untuk mana 3. Kematian salah
persekutuan telah seorang sekutu. -Pengakhiran
diadakan. 4. Adanya berdasarkan alasan
2. Musnahnya barang kepailitan. yang sah
atau 5. Menjalankan
diselesaikannya usaha yang tidak -selesainya suatu
perbuatan yang sesuai dengan perbuatan
menjadi pokok akta pendirian,
berakhirnya persekutuan. melanggar -musnahnya benda
3. Kehendak semata- kesusilaan atau yang menjadi objek
mata dari ketertiban umum persekutuan
beberapa atau berdasarkan
seorang sekutu. dengan putusan -Kematian salah
4. Pengakhiran hakim. seorang sekutu
berdasarkan
alasan yang sah. Setiap pembubaran -adanya pengampuan
firma memerlukan atau kepailitan.
Salah seorang sekutu pemberesanfirma
meningga, diletakkan di yang bubar dianggap
bawah pengampuan masih tetap ada
atau dinyatakan pailit. apabila masih ada hak
dan kewajiban yang
belum diselesaikan.

Pemberesan
dilakukan oleh
pemberes mereka
yang ditetapkan di AD.

Jika dalam AD tidak


ditentukan ,maka
pemberes adalah
sekutu pengurus atau
dapat juga menunjuk
sekutu bukan
pengurus dengan
suara terbanyak.

Apabila suara
terbanyak tidak
tercapai, maka
pemberes ditetapkan
oleh Pengadila Negeri.

Tugas pemberes
adalah menyelesaikan
semua utang firma
dengan menggunakan
uang kas firma.

1. Jika masih ada


sisa/saldo
dibagi untuk para
sekutu.
2. Jika ada
kekayaan berupa
barag seperti
pembagian
warisan (pasal
1652
KUHPerdata).

Jika ada
kekuranganberlaku
pasal 18 KUHD.

Persekutuan
perdata (pasal 1618
KUHPerdata)

Persekutuan Menjalankan
Perdata merupakan
perjanjian (kontrak) perusahaan (pasal 16
KUHD)
Prestasi para
pihak dengan Menggunakan
memasukkan sesuatu nama bersama (pasal
ke dalam persekutuan 16 KUHD)

Tujuan untuk Tanggung jawab


Unsur membagi keuntungan sekutu bersifat pribadi
untuk keseluruhan
(pasal 18 KUHD)

Firma harus didirikan KUHD tidak mengatur


Konsensual
dengan akta otentik, secara khusus
akan tetapi ketiadaan mengenai cara
(pasal 1624 akta yang demikian mendirikan CV.
KUHPerdata) tidak dapat
dikemukakan untuk
merugikan pihak ketiga CV= firma dalam
Akte Notaris : (pasal 22 KUHD). bentuk khusus, maka
dimaksudkan untuk ketentuan pendirian
menghindari dari Akta pendirian firma firma dapat
Cara persengketaan atau harus didaftarkan di diberlakukan.
mendirikan perselisihan di kemudian Kepaniteraan PN
hari mengenai tanggung setempat. Setelah
jawab, pembagian hal didaftarkan, akta
dan kewajiban masing- pendirian diumumkan
masing pihak. dalam Berita Negara
RI. Jika kewajiban
mendaftarkan dan
mengumumkan tidak
dilakukan, maka pihak
ketiga dapat
menganggap firma
sebagai persekutuan
umum.

Masing-masing sekutu
diwajibkan untuk
memberikan pemasukan
ke dalam persekutuan
(pasal 1619 KUHPerdata)

Pemasukan :

Uang

Benda-benda Pasal 1619


yang layak sebagai KUHPerdata

pemasukan (kendaraan
1. Uang 1. Uang
bermotor, alat
perlengkapan kantor) 2. Barang 2. Barang

Tenaga kerja, baik 3. Tenaga/kerajinan 3. Skill


secara fisik maupun
pikiran
pemasukan

Pembebanan
kepengurusan
persekutuan perdata
dilakukan dengan cara : Ada yang ditunjuk Sekutu bertanggung
1. Diatur sekaligus dalam Anggaran Dasar jawab atas semua
bersama dengan dan ada yang tidak kerugian yang
didasarkan pada didasarkan atas
akta pendirian pengangkatan. inbreng.
persekutuan
perdatasekutu
pengurusan statuter
2. Diatur dengan akta
tersendiri sesudah
pendirian
persekutuansek
utu mandater

Sekutu statuter
tidak dapat
diberhentikan, kecuali
atas dasar alasan-
alasan berdasar hukum

Sekutu mandater
kedudukannya sama
dengan seorang
pemegang kuasa yang
kuasanya dapat dicabut
sewaktu-waktu. Dapat
meminta kekuasaanya
dicabut.

Cara pembagian
keuntungan dan kerugian
sebaiknya ditentukan
dalam perjanjian
pendirian persekutuan
dengan ketentuan tidak
boleh memberikan
seluruh keuntungan
hanya kepada salah
seorang sekutu saja.

Dapat
diperjanjikan bahwa
seluruh kerugian hanya
akan ditanggung oleh
salah seorang sekutu
saja.

Jika tidak diatur


sebelumnya, maka
Pembagian ditentukan bahwa 1. Kesepakatan
keuntungan
dan pembagian keuntungan anggaran dasar
kerugian dan kerugian 2. Berimbang
berdasarkan asas
keseimbangan
(seimbang dengan
inbreng)

Asas keseimbangan
dibatasi dengan
ketentuan bahwa
pemasukan berupa
tenaga kerja hanya
dipersamakan dengan
pemasukan uang atau
benda terkecil.
Mekanisme pendirian[sunting | sunting sumber]
Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi (akta yang dibuat oleh notaris) yang
di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha,
alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri
kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.


Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang.
Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai
dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas).
Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No.
1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah
berlakunya UU No. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor
Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak
perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40
tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga.
Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) tetap berlaku,
hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban
Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 diubah menjadi
merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.
Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan
terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian
dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.
Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah
maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga
terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang
ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya
merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal
yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam
jumlah uang.
PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG
PERSEROAN TERBATAS
Posted on 27 Juni 2012by prasetyooetomo

Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara efektif berlaku sejak
tanggal 16 Agustus 2007. Sebelum UUPT 2007, berlaku UUPT No. 1 Th 1995 yang
diberlakukan sejak 7 Maret 1996 (satu tahun setelah diundangkan) sampai dengan 15
Agustus 2007, UUPT tahun 1995 tersebut sebagai pengganti ketentuan tentang
perseroan terbatas yang diatur dalam KUHD Pasal 36 sampai dengan Pasal 56, dan
segala perubahannya(terakhir dengan UU No. 4 Tahun 1971 yang mengubah sistem hak
suara para pemegang saham yang diatur dalam Pasal 54 KUHD dan Ordonansi
Perseroan Indonesia atas saham -Ordonantie op de Indonesische Maatschappij op
Aandeelen (IMA)- diundangkan dalam Staatsblad 1939 No. 569 jo 717.

Pengertian perseroan terbatas


Berdasarkan Pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan)
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya.

PT merupakan perusahaan yang oleh undang-undang dinyatakan sebagai perusahaan


yang berbadan hukum. Dengan status yang demikian itu, PT menjadi subyek hukum
yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, sebagai badan hukum. Hal ini berarti PT
dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti seorang manusia dan dapat pula
mempunyai kekayaan atau utang (ia bertindak dengan perantaraan pengurusnya).

Unsur- unsur perseroan terbatas


Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk dapat disebut sebagai perusahaan PT
menurut UUPT harus memenuhi unsur-unsur:
1. Berbentuk badan hukum, yg merupakan persekutuan modal;
2. Didirikan atas dasar perjanjian;
3. Melakukan kegiatan usaha;
4. Modalnya terbagi saham-saham;
5. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta perat
PERSYARATAN MATERIAL PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS
Untuk mendirikan suatu perseroan harus memenuhi persyaratan material antara lain:
1. perjanjian antara dua orang atau lebih;
2. dibuat dengan akta autentik
3. modal dasar perseroan
4. pengambilan saham saat perseroan didirikan
Mekanisme Pendirian PT

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh
notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal,
bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman).
Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan


Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai
dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan
terbatas)
Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan
Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan
Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta
pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU
Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke
Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007,
kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga.
Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI )
tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman
tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU
NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri
Hukum dan HAM.

Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai


badan hukum dan perseroan terbatasmenjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan
perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.
Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam
akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal
dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang
disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang
disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang
disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang
dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan
dalam jumlah uang.
Tanggung jawab organ PT
UUPT mengatur khusus mengenai Direksi, yaitu dalam Pasal 79
sampai dengan Pasal 93. Pasal 85 dengan jelas menyebutkan bahwa
setiap anggota Direksi, wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab secara pribadi dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan
dan usaha PT.
Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi
dan kekayaan aset PT tidak cukup untuk menutup kerugian dan utang
PT, maka setiap anggota Direksi secara tanggung renteng
bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Pasal 90 ayat (2) UUPT).
Namun, Pasal 90 ayat (3) memberikan kesempatan bagi setiap
anggota Direksi yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan
karena kesalahan atau kelalaiannya, tidak bertanggung jawab secara
tanggung renteng atas kerugian tersebut.
Pada kasus PT Mustika Niagatama ini, sangat sulit untuk membuktikan
bahwa hanya pihak Direksi semata yang lalai dalam menjalankan
tugasnya. Hal ini terlihat perkembangan PT Mustika yang dapat
digolongkan dalam paper company. Dalam hal ini, pihak Komisaris dan
Pemegang Saham pun turut bertanggung jawab atas pailitnya PT
Mustika.
Pasal 98 ayat (2) UUPT menyebutkan bahwa atas nama PT, Pemegang
Saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah, dapat mengajukan gugatan
melalui Pengadilan Negeri terhadap Komisaris yang karena kesalahan
atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada PT.
Mengenai tanggung jawab Pemegang Saham sendiri diatur dalam
Pasal 3 ayat (2c) UUPT, yaitu bertanggung jawab secara pribadi jika
terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT.

Anda mungkin juga menyukai