Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AUDITING II

PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA


(PREPAID EXPENSES) DAN PAJAK
DIBAYAR DIMUKA (PREPAID TAXES)

OLEH:

KELOMPOK 5
(A1C115060) LUH NYOMAN CINTHYA LARASANTY
(A1C115062) M. ARYAMIS DIATTO
(A1C115071) MUHAMAD ARYA RAHMAN

UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Biaya-biaya yang belum merupakan
kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan
sudah membayarnya terlebih dahulu. Karena jumlah yang dibayarkan tersebut belum
merupakan beban perusahaan untuk periode yang bersangkutan, maka jumlah yang telah
dibayarkan tersebut merupakan uang muka dan termasuk dalam harta lancar (current assets).
Atas pengeluaran/biaya dibayar dimuka yang merupakan beban untuk periode-periode
berikutnya tidak boleh diakui sebagai beban periode saat ini, tetapi harus
diamortisasi/dibebankan sesuai dengan masa manfaat atas biaya dibayar dimuka tersebut.

Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir
tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN). Pajak dibayar dimuka sama
halnya dengan biaya dibayar dimuka, yakni sama-sama termasuk dalam harta lancar (current
assets). Pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka juga mempunyai tujuan
dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara tersendiri.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sifat dan contoh biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui sifat dan contoh dari biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka.
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sifat Dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka Dan Pajak Dibayar Dimuka

Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan:

a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan
untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar di


muka adalah:

Premi asuransi (prepaid insurance)


Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent)
Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio,
televisi yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupa
gantungan kunci, payung)

Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir
tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).

Contoh dari pajak dibayar di muka adalah:

PPh 22 (dari import barang).


PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).
PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan).
PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengguna kena pajak
pada waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak).
2.2. Tujuan Pemeriksaan Biaya Dan Pajak Dibayar Dimuka

Tujuan pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut.

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka.

Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya dan pajak
dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test
dapat dipersempit.

Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah :

a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti
yang sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa (lease
agreement), kontrak untuk advertensi Surat Setoran Pajak (SSP), faktur pajak
masukan, bukti pemotongan PPh 22, 23, dll.

2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun


berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang


belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak dibebankan
sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.

Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yangexpired (masa


manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.

4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti


setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan
sebagai kredit pajak pada akhir periode.

Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut :
PPh 22 Bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan Import
Untuk Dipakai)
PPh 23 Bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa,
royalty atau bank yang membayar bungan deposito/jasa giro
PPh 25 SSP
PPN Masukan Faktur pajak dari pengusaha kena pajak.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (paybudi)/ PSAK.

Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau
sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya
lebih dari sat tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.

Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset
dengan utang pajak yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan nilai).

2.3. Prosedur Pemeriksaan Biaya Dan Pajak Dibayar Dimuka

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur subtantive
test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi dibayar di muka, biaya advertensi dibayar
di muka dan pajak dibayar di muka.

Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan


dengan kondisi perusahaan yang diaudit.

Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan tercakup
dalam internal control questionnairesatas pengeluaran kas dan bank :
Apakah setiap pembayaran yang menyangkut pajak dibayar di muka didukung
oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar di muka. Yang
digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank
dan sample cukup dipilih secara random.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena
itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di persempit.

Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent)

1. Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.


2. Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical accuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid rent.
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan
pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan di compaliance test,refer ke kertas
kerja compliance test ).
6. Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya
sewa.
7. Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa ( tanpa
melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
8. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid


Insurance)

1. Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.


2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan, perhatikan
apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian prepaid
insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup atau tidak dalam arti
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKERS CLAUSE, maksudnya
apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang menyebutkan bahwa kalau
terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi harus
dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising

1. Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.


2. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan saldo
awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
3. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di tv/radio/bill board ) dan
bukti pembelian ( untuk barang-barang souvenir ).
4. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus
dilakukan stock opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.

Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes

1. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa per jenis pajak atau di
campur).
2. Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT PPH
Badan.
4. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT Masa (SPM)

Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan kesimpulan dari hasil
pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor, perkiraan tersebut
disajikan secara wajar atau tidak.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka mempunyai manfaat kurang atau
sama dengan satu tahun, sehingga dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets). Biaya
dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan untuk
aktivitas perusahaan yang akan dating. Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh
perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan
sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk
PPN).

Tujuan pemeriksaan biaya dan pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut.

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan pajak
dibayar di muka.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah
dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(paybudi)/ PSAK.

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur subtantive
test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi dibayar di muka, biaya advertensi dibayar
di muka dan pajak dibayar di muka.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2012.AUDITING Petuntuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan


Publik.Jakarta: Salemba Empat.

http://yana-anggraini.blogspot.co.id/2012/11/pemeriksaan-biaya-dibayar-dimuka.html,
diakses 12 Oktober 2017

http://www.wibowopajak.com/2014/02/pengertiandefinisi-biaya-dibayar-dimuka.html,
diakses 12 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai