Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH BERDIRINYA PERBANKAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

AHMAD ZAINUDIN

X AKL 1

SMK NEGERI 5 PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan
anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai sejarah berdirinya perbankan di
Indonesia ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan mengenai sejarah berdirinya perbankan di Indonesia..Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palembang, 9 Agustus 2021

Ahmad Zainudin

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
A. Sistem Moneter di Indonesia ....................................................................................................... 1
B. Asa Mula Perbankan ................................................................................................................... 2
C. Perkembangan Bank di Indonesia....................................................................................................3
D. Kebijakan Perbankan.......................................................................................................................4

BAB II .................................................................................................................................................... 6
PENUTUP .............................................................................................................................................. 6
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 6
B. Saran........................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 7

iii
BAB I

A. SISTEM MONETER DI INDONESIA

Kebijakan moneter adalah kebijakan untuk memengaruhi proses penciptaan


uang yang beredar dan tingkat bunga yang bertujuan menciptakan stabilitas nilai mata
uang. Bank Sentral memengaruhi secara langsung besarnya uang inti dan berbagai
instrumen kebijakan moneter yang berpengaruh dalam menjaga stabibilitas moneter
serta secara tidak langsung nilai money multiplier.
Sistem moneter adalah hubungan yang interpenden antara bank dan lembaga
yang dapat memengaruhi stabilitas nilai uang. Yang termasuk dalam sistem moneter
adalah bank dan lembaga yang dapat menciptakan uang giral. Otoritas sistem
moneter di Indonesia adalah Bank Indonesia. Bank pencipta uang giral adalah bank
yang jenis usahanya diperkenankan menhimpun dana dari masyarkata dalam bentuk
giro atau rekening tabungan lainnya.
Otoritas moneter merupakan lembaga yang berwenang dalam pengambilan
kebijakan di bidang moneter dan sumber uang primer baik perbankan, pemerintah,
maupun bagi masyarakat. Bentuk simpanan giro bagi otoritas moneter merupakan
uang primer, sedangkan bagi bank umum merupakan alat likuid.
Semua bank umum diwajibkan memilik rekening giro pada Bank Sentral
selaku otoritas moneter dan selalu mempertahankan jumlah tertentu dana dalam
rekening gironya di Bank Indonesia yang berfungsi sebagai Bank Sentral.
Adapun fungsi sistem moneter adalah sebagai berikut:
1. Memajukan lalu lintas pembayaran yangg efisien sehingga mekanisme
tersebut dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan biaya yang relatif murah.
2. Menjadi perantara dalam usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempertahankan tingkat bunga yang stabil dengan melaksanakan kebijkan
moneter dalam melaksanakan politik diskonto.

1
B. ASAL MULA PERBANKAN

1. Pengertian Bank

Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi dan
perbankan, di antaranya sebagai berikut:

a. Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan: Bank


adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

b. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tanggal 10


November 1998 tentang Pokok-Pokok Perbankan: Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup banyak.

c. A. Abdurahman dalam Abdullah dan Francis (2013:2): “Bank adalah suatu jenis
lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan
pinjaman, mengedarkan mata uang, melakukan pengawasan terhadap mata uang,
bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha
perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.”

2. Asal Mula Kegiatan Perbankan

Kegiatan perbankan mulai dikenal sejak zaman Babilonia dan terus


berkembang hingga ke zaman Yunani dan Romawi Kuno. Kegiatan utama bank pada
zaman ini adalah tempat tukar menukar uang oleh para pedagang antarkerajaan. Bank
yang terkenal di Benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul
Bank of Genoa dan Bank Barcelona tahun 1320.

Perkembangan perbankan di daratan Inggris baru dimulai pada abad 16. dan
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk Firma pada tahun 1690. Penukaran uang
dilakukan antarkerajaan dan dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money
Changer), yang kemudian berkembang menjadi tempat penitipan uang (simpanan)
dan peminjaman uang. Uang yang disimpan masyarakat dipinjamkan kembali kepada
masyarakat yang membutuhkannya.

2
C. PERKEMBANGAN BANK DI INDONESIA

1. Bank Sentral

Berdasarkan UU No. 24 Tahun 1951, De Javasche dinasionalisasikan. Melalui


UU No. 11 Tahun 1953, namanya diganti menjadi bank Indonesia dan berperang
sebagai Bank Sentral. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral berugas untuk mengawasi
bank-bank. Berdasarkan Penetapan Presiden RI No. 17 tahun 1965, Bank Indonesia
bersaama Bank Koperasi Tani dan Nelayan, Bank Negara Indonesia, Bank Umum
Negara dan Bank Tabungan Negara dilebur menjadi Bank Tunggal dengan nama
Bank Nasional Indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan Bank Sentral
No.KEP.65/UBS/65, Bank tersebut menjalankan usahanya dengan nama BNI Unit I,
BNI Unit II, BNI Unit III, BNI Unit IV, dan BNI Unit V. Khusus BNI Unit I
berfungsi sebagai bank sirkulasi, bank umum, dan Bank Sentral.

2. Bank Umum

Terdapat 4 Bank Umum, yakni:


 Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Ekspor Impor (Eksim)
 Bank Negara Indonesia (BNI)
 Bank Dagang Negara (BDN)
 Bank Bumi Daya (BBD)

3. Bank Pembangunan

Terdapat 4 Bank pembangunan, yakni:


 Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
 Bank Pembangunan Daerah (BPD)
 Bank Tabungan Negara (BTN)
 Bank Mandiri

4. Keadaan Perbankan setelah Perang Dunia II

a. Keadaan Perbankan nasional setelah Perang Dunia II, yaitu:


1) Surakarta Maskapai Andil Bumiputra (MAI) didirikan tahun1945 di Solo.
2) Bank Indonesia didirikan tahun 1946 di Palembang.
3) Bank Dagang Nasional Indonesia didirikan tahun 1946 di Medan.
4) Indonesian Banking Corporation (IBC) didirikan tahun 1947 di Yogyakarta
yang bernama Bank Amerta.
5) Bank Nasional Indonesia didirikan di Surabaya.

3
b. Keadaan Perbankan di Daerah Federal setelah Perang Dunia II, yaitu:
1) NV Bank Sulawesi di Manado didirikan 8 Februari 1946
2) NV Bank Perniagaan Indonesia didirikan pada 11 Maret 1948.
3) Bank Timur NV di Semarang didirikan pada 20 September 1949 yang kemudian
diganti namanya menjadi PT Bank Gemari dan kemudian melakukan merger
dengan Bank Central Asia (BCA).
4) Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin didirikan pada 12 Oktober 1949.
5) Kalimantan Trading Corporation NV di Samarinda didirikan pada 18 Februari
1950, yang kemudian merger dengan Bank Pacifik.

D. KEBIJAKAN PERBANKAN

Kebjakan dunia perbankan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

NO Aturan Kegiatan
Paket Juni (Pakjun) memberikan kemudahan bagi bank untuk
1. Paket 1 Juni menentukan sendiri suku bunga deposito dan dihapuskannya campur
1983 tangan Bank Indonesia terhadap bank dalam penyaluran kredit.
Deregulasi pertama itu juga memperkenalkan adanya Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan juga Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Langkah itu berhasil menarik dana masyarakat ke bank secara drastis.

2. Paket 27 Kebijakan ini memberi keringanan persayaratan bagi bank yang ingin
Oktober 1988 meningkatkan statusnya menjadi bank devisa, membuka pendirian
bank campuran (kerja sama dengan bank asing) dan memberi
kesempatan bagi bank asing untuk mebuka kantor cabang pembantu di
kota-kota tertentu.
Hanya dengan modal Rp10 miliar, siapa saja bisa mendirikan
bank baru. Paket Oktober 1988 (Pakto 88) dianggap telah banyak
mengubah kehidupan perbankan nasional. Keberhasilan itu
dinyatakan dalam angka absolut, seperti pada jumlah bank, kantor
cabang, jumlah dana yang dihimpun, jumlah kredit yang disalurkan,
tenaga kerja yang mampu dipekerjakan, serta volume usaha dalam
bentuk aset dan hasilnya. Secara kualitas, keberhasilan tampak pada
sumber daya manusia yang lebih profesional, mutu pelayanan
perbankan yang lebih baik, penggunaan perangkat keras dan lunak
yang supercanggih, juga komunikasi antarpelaku perbankan yang
tidak terlalu birokratis.

3. Paket 25 Maret Paket ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi bank untuk
1989 melakukan penyertaan dana pada lembaga lain serta memberikan
(penyempurnaan kredit investasi jangka menengah dan panjang.
Pakto 88)

4
4. Paket Januari Paket ini membatasi jumlah kredit likuiditas Bank Indonesia dan
1990 mengharuskan bank membagi 20 persen dari kreditnya kepada kredit
usaha kecil (KUK).
5. Paket 25 Untuk mengoreksi akibat buruk Pakto 88, pemerintah meluncurkan
Februari 1991 Paktri yang dikeluarkan pada tanggal 25 Februari 1991. Paket ini
mengatur syarat bahwa modal sendiri bank haruslah 8% dari seluruh
aset. Ketentuan yang lazim disebut Capital Adequacy Ratio (CAR),
yaitu perbandingan antara modal sendiri dan aset sebesar 8%,
mengharuskan bank memperkuat modalnya sendiri. Banyak bank
yang CAR-nya hanya sekitar 5%. Paket ini ditandai dengan berbagai
kejadian pahit di dunia perbankan Indonesia.
6. UU Perbankan Undang-Undang No. 7 lahir pada tanggal 25 Maret 1992 guna
No. 7 Tahun menyempurnakan UU Nomor 14 tahun 1967, yaitu meniadakan
1992. pemisahan perbankan berdasarkan kepemilikan. UU tersebut
mengatur berbagai syarat pendirian susunan organisasi, permodalan,
kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, kelayakan kerja, dan lain-
lain. Syarat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan
pertimbangan Bank Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah menaikkan modal minimum pendirian bank dari Rp10
Pemerintah miliar menjadi Rp50 miliar. Langkah itu jelas dimaksudkan untuk
Nomor 70 mengendalikan pertumbuhan bank yang nyaris tak terkendali. Pada
Tahun 1992 tahun 1992 tercatat ada bank 17 ribu bank, 8.400 di antaranya Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Ada sekitar 100 nama baru pemilik bank.
Banyak dana luar negeri yang masuk lewat pasar modal dipakai untuk
mendirikan bank di Indonesia.
8. Paket 9 Mei Paket Mei melonggarkan aturan Capital Adequacy Ratio (CAR)
1993 sebesar delapan persen. Bank boleh memasukkan seluruh laba tahun
sebelumnya, hanya 50 persen saja dari laba tahun lalu yang boleh
dimasukkan dalam komponen modal sendiri. Pemberian kredit oleh
bank bagi grup usahanya diturunkan dari 50 persen menjadi hanya 20
persen dari total kredit yang disalurkan. Cadangan minimum turun
dari 1 persen menjadi 0,5 persen dari aktiva lancar. Pelonggaran itu
jelas menaikkan kapasitas pemberian kredit. Paket Mei memberikan
kebebasan bagi bank untuk memberikan kredit kecil maksimal
Rp25.000.000,00 tanpa melihat penggunaannya.
9. Paket Juli 1997 Sepekan sebelum pertemuan Consultative Group on Indonesia (GCI)
di Tokyo, pemerintah mengeluarkan Paket Tujuh Juli (Pakjul) yang
menentukan pembatasan pemberian kredit oleh bank umum kepada
perusahaan pengembang properti karena kredit macet bidang properti
sudah kelewat tinggi. Pada tanggal 16 April, Bank Indonesia membuat
penentuan tentang cadangan wajib minimum bagi perbankan (reserve
requirement) dari 3 persen menjadi 5 persen.
10. Pengumuman Pengumuman tersebut merupakan puncak tradegi di sektor perbankan.
Pemerintah 1 Likuidasi serempak terhadap 16 bank telah menjawab rumor yang
November 1997 sejak lama beredar di Jakarta. Sejumlah bank lain akan melakukan
merger.

5
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa kegiatan perbankan telah mulai dikenal sejak zaman Babilonia dan
terus berkembang hingga ke zaman Yunani, Romawi Kuno, hingga sampai sekarang.
Tentu kebijakan/sistem pada zaman dulu dan sekarang banyak mengalami perubahan.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan perbankan di Indonesia pun mengalami
perkembangan yang begitu pesat.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber- sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan, juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Betty Koesnina B, dan Riane Aulia,2007. Akuntansi Untuk SMK I MAK Kelas X. Jakarta:

Arya Duta.

Dwi Harti. 2011. Akuntansi 2A, Jakarta: Erlangga.

Dwi Harti, 2001. Akuntansi 2B, Jakarta:Erlangga.

Elly Suhayati dan Sri Dwi Anggadini, 2009, Akuntansi Keuangan, Bandung: Graha Ilmu.

Diana Shinta, Dewi Syaraswati, Emmy Ratmawati, 2012. Seri Pendalaman Materi, Jakarta:

Penerbit Erlangga.

https://www.academia.edu/32465176/MAKALAH_SEJARAH_BANK_INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai