Anda di halaman 1dari 22

KEBANKSENTRALAN (EKI 319) KELAS A

ARTI PENTING BANK SENTRAL (PERAN & FUNGSI)


DALAM PEREKONOMIAN

Dosen Pengampu:
Anak Agung Bagus Putu Widanta, S.E., M.Si.
Disusun Oleh
Anggota Kelompok 1:
1. Ni Kadek Adi Sugiantari 2007511008
2. Ni Putu Ayu Widiantari 2007511010
3. I Wayan Artana 2007511024

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat Beliaulah paper yang berjudul “Arti Penting Bank Sentral (Peran
dan Fungsi) Dalam Perekonomian ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
Paper ini disusun dalam rangka penyelesaian tugas semester. Dalam penulisannya,
penulis banyak dibimbing oleh berbagai pihak baik bantuan secara material, serta
pikiran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Anak
Agung Bagus Putu Widanta, SE., M.Si selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Kebanksentralan.

Di dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa paper ini kurang


sempurna akibat dari keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari Bapak Anak Agung Bagus Putu Widanta, SE.,
M.Si selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Kebanksentralan untuk
kesempurnaan paper ini. Harapan penulis yaitu agar para pembaca dapat memahami
betapa pentingnya mengetahui bagaimana arti penting Bank Sentral jika ditinjau
dari peran dan fungsi dalam perekonomian. Paper ini sepenuhnya merupakan hasil
kerja keras penulis dan jika nanti terdapat banyak kesalahan serta penyimpangan,
penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Denpasar, 5 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Kerangka Teoritis Bank Sentral: Pendekatan Mikro vs Makro .................... 3
2.2 Struktur dan Organisasi Bank Sentral ........................................................... 6
2.3 Lembaga Keuangan Internasional ................................................................. 9
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara kelembagaan, bank sentral adalah lembaga yang diberi tugas dan
wewenang tertentu, biasanya di bidang keuangan, sistem pembayaran, dan bisa
juga di bidang perbankan suatu negara/beberapa negara. Bank sentral sebagai
suatu organisasi biasanya dibentuk dan ditetapkan dengan undang-undang.
Dalam undang-undang tersebut pada umumnya diatur berbagai faktor yang
mempengaruhi susunan unit-unit dan bentuk koordinasi dari unit-unit dalam
organisasi bank sentral seperti tujuan, tugas, wewenang bank sentral, serta hal-
hal lain yang menyangkut hubungan bank sentral dengan lembaga negara
lainnya, seperti bagaimana hubungannya dengan pemerintah dan dengan
parlemen. Setiap bank sentral dari tiap-tiap negara pasti saling bekerja sama
dalam menentukan kebijakan moneter. Tentu tujuannya untuk menjaga dan
mencapai stabilitas moneter setiap negara. Sehingga jika tidak menjalin kerja
sama, maka bisa terjadi ancaman pada stabilitas moneter negara tersebut.
Dalam usaha untuk menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat
internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya maka
didirikan lembaga keuangan internasional. Lembaga keuangan internasional
memiliki pengaruh besar bagi perekonomian negara- negara di dunia, tidak
terkecuali salah satunya adalah Indonesia. Indonesia banyak mendapatkan
bantuan dari lembaga keuangan internasional. Pemberian bantuan yang
diberikan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak artinya
dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu pengembaliannya relatif
panjang. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai kerangka teori bank sentral
baik secara pendekatan mikro maupun makro, kemudian struktur dan organisasi
bank sentral serta lembaga-lembaga keuangan internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana kerangka teoritis bank sentral melalui pendekatan mikro vs
makro
1.2.2 Bagaimana struktur dan organisasi bank sentral
1.2.3 Apa saja lembaga-lembaga keuangan bank internasional

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui kerangka teoritis bank sentral melalui pendekatan
mikro vs makro
1.3.2 Untuk mengetahui struktur dan organisasi bank sentral
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja lembaga-lembaga keuangan internasional

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teoritis Bank Sentral: Pendekatan Mikro vs Makro


Keberadaan bank sentral yang merupakan salah satu lembaga yang cukup
strategis bagi perekonomian suatu negara mengalami evolusi yang cukup panjang,
baik secara historis maupun secara konsepsi. Awal perkembangan kelembagaan
bank sentral terjadi pada pertengahan abad ke 17 dengan didirikannya bank di
Swedia dan di Inggris yang kemudian menjadi bank sentral di negara tersebut. Bank
sentral di dunia mulai tumbuh pesat sejak awal abad 20 dan mencapai jumlah
terbanyak pada akhir abad ke 20 sejalan dengan semakin banyaknya negara yang
merdeka baik di kawasan Afrika maupun di Eropa Timur.

Kelembagaan bank sentral mengalami beberapa fase perubahan (evolusi)


yang merefleksikan dinamika ekonomi, sosial politik dan budaya yang terjadi di
suatu negara. Berbagai perubahan yang terjadi menunjukkan bahwa Bank sentral
merupakan lembaga yang memegang peranan yang cukup penting dalam
perekonomian. Pada umumnya, kontribusi terpenting dari bank sentral dalam
perekonomian adalah di bidang moneter, perbankan, dan yang paling konvensional
adalah di bidang sistem pembayaran suatu negara atau kawasan. Salah satu
konsepsi atau landasan, mengapa bank sentral sebagai suatu lembaga menjadi
demikian penting bagi perekonomian suatu negara atau kawasan antara lain
dikarenakan bank sentral secara konsepsi merupakan suatu lembaga yang berada
pada posisi sentral atau berada di tengah dari berbagai pihak atau lembaga yang
kepentingan di bidang perekonomian. Lembaga ini dikembangkan karena
munculnya kebutuhan adanya lembaga publik yang non-competitive dan non-profit
maximizing.

Berkembangnya peran bank sentral dalam upaya menjaga kestabilan sistem


keuangan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari hubungan panjang antara bank
sentral dengan lembaga keuangan khususnya perbankan. Pada awal pendiriannya
bank sentral merupakan salah satu bank komersial, dan akhirnya mendapat mandat
khusus untuk menerbitkan uang kertas dan logam. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan pola hubungan, yang semula hubungan antar sesama bank komersial

3
menjadi hubungan antara bank sentral dengan bank komersial. Hal tersebut
merupakan salah satu kunci utama berkembangnya peran bank sentral dalam
menjaga kestabilan sistem keuangan.

Suatu bank sentral pada dasarnya memiliki dua fungsi utama. Pertama,
fungsi makroekonomi, yaitu ketika bank sentral melakukan upaya untuk
mengontrol inflasi dan kestabilan harga, dan yang kedua yaitu fungsi
mikroekonomi, yaitu ketika bank sentral bertindak sebagai the lender of the last
resort. Dengan demikian pada prinsipnya bank sentral memiliki pengaruh kepada
makro ekonomi dan pengaruh pada mikro ekonomi.

1. Pengaruh Makro-Ekonomi Sebagai lembaga yang diberi tanggung jawab


untuk menjaga kestabilan harga, bank sentral memiliki kewajiban untuk
menjaga tingkat inflasi pada level yang dipandang baik untuk
kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan menjaga tingkat kesejahteraan
masyarakat. Upaya ini dilakukan oleh bank sentral salah satunya dengan
mempengaruhi tingkat likuiditas perekonomian melalui kebijakan moneter.

2. Pengaruh pada Mikro-Ekonomi Salah satu tujuan awal dari pendirian


bank sentral adalah untuk menjadi satu-satunya lembaga sumber pemberi
pinjaman terakhir yang dapat diandalkan oleh lembaga keuangan dan
menjadi pengawas/regulator perbankan. Untuk menghindari terjadinya
konflik kepentingan dengan bankbank lainnya maka dari itu bank sentral
tidak diberikan peran sebagai bank komersial. Apabila bank komersial tidak
memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya, maka bank
komersial dapat mengajukan pinjaman kepada bank sentral. Untuk menjaga
kestabilan moneter dan memelihara likuiditas dalam sistem perbankan dan
sistem keuangan, maka bank sentral kemudian mewajibkan bank komersial
untuk menyimpan sejumlah dana di bank sentral atau lebih dikenal sebagai
giro wajib minimum.

Sebagai lembaga yang mendapat otoritas di bidang tertentu, pendekatan


pelaksanaan tugas bank sentral dapat diklasifikasikan sebagai tugas dengan
pendekatan yang bersifat macroprudential dan pendekatan yang bersifat
microprudential.

4
1. Pendekatan Kehati-hatian Makro (Macroprudential). Pendekatan
macropudential survailance adalah tugas bank sentral untuk meng-
asses (melakukan penilaian) dan upayaupaya yang diperlukan untuk
menjaga kestabilan harga pada khususnya dan dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan pada umumnya. Fungsi bank sentral dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan selain dilakukan dengan memonitor dan
mengawasi kondisi stabilitas sistem keuangan, pada umumnya juga
dilakukan melalui peran sebagai the lender of the last resort yaitu
pembiayaan darurat kepada lembaga keuangan yang kesulitan
likuiditas. Selain itu, bank sentral juga dapat menerbitkan peraturan
kehatihatian terhadap bank dan lembaga keuangan yang menjadi
bidang pengawasannya untuk menjaga tingkat kesehatannya. Secara
umum, tugas dan peran bank sentral sebagai penjaga stabilitas sistem
keuangan meliputi seluruh upaya untuk mendorong lembagalembaga
dalam sistem keuangan, baik bank maupun non-bank, serta perangkat
pendukung sistem keuangan yaitu sistem pembayaran, untuk bertindak
hatihati agar secara operasional tetap aman namun dengan efisiensi
yang tinggi. Oleh karena itu, tugas menjaga dan memelihara keamanan,
kelancaran dan efisiensi sistem pembayaran merupakan bagian dari
tugas macroprudential survailance dari bank sentral.
2. Pendekatan Kehati-hatian Mikro (Microprudential). Pendekatan
microprudential supervision adalah tugas bank sentral dalam
melakukan assessment / penilaian terhadap lembaga-lembaga
keuangan yang ada dalam suatu negara agar secara individual
beroperasi secara aman dan sehat. Sebagai bagian tugas bank sentral
dalam pendekatan microprudential adalah bank sentral diberi
kewenangan untuk mengeluarkan ketentuan dan aturan operasional
bagi lembaga keuangan yang ada dalam suatu negara. Di samping itu,
bank sentral dapat pula diberi kewenangan untuk melakukan
pemeriksaan secara langsung maupun tidak langsung terhadap lembaga
keuangan yang ada di negara tersebut.

5
Ruang lingkup pelaksanaan microprudential supervision berbeda antar bank
sentral. Hal ini bergantung pada kebijakan dan kesepakatan politik masing-masing
negara. Sebagai gambaran ada bank sentral yang diberi kewenangan
microprudential yang cukup luas yaitu meliputi seluruh kelompok lembaga
keuangan utama yang ada di negara tersebut, yaitu perbankan, asuransi dan pasar
modal. Negara yang menerapkan kebijakan seperti ini adalah Singapura, Malaysia
dan Irlandia. Selanjutnya ada negara yang cakupannya cukup moderat, yaitu hanya
pada lembaga keuangan bank seperti negara Spanyol dan Belanda. Namun ada pula
yang tidak melakukan pengaturan dan pengawasan kepada lembaga keuangan baik
bank maupun non-bank seperti Jepang dan Korea Selatan. Apabila pengawasan
bank/lembaga keuangan tidak dilakukan oleh bank sentral, pada umumnya tugas di
bidang micropudential supervision dilaksanakan oleh lembaga yang terpisah dari
bank sentral yaitu lembaga yang khusus didirikan untuk mengatur dan mengawasi
lembaga keuangan. Bentuk lembaga tersebut dapat berupa lembaga tunggal seperti
lembaga pengawas jasa keuangan (Financial Service Authority) atau juga berbentuk
badan pengawasan bersama (Joint Supervision).

2.2 Struktur dan Organisasi Bank Sentral


Organisasi dapat diartikan sebagai unit yang terkoordinasi yang berfungsi
untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Gibson,
2000). Pengertian ini menunjukkan bahwa elemen utama dari suatu organisasi
adalah tujuan yang ingin dicapai sehingga bentuk koordinasi dan susunan unit dari
suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh tujuannya. Dalam upaya mencapai
tujuan tersebut, unit-unit dalam organisasi perlu dilengkapi dengan tugas dan
wewenang yang jelas. Oleh karena itu, guna memahami suatu organisasi, pe rlu
dipahami tujuan, tugas, dan wewenang dari organisasi yang bersangkutan.
Sejalan dengan pengertian tersebut, organisasi bank sentral dapat
digambarkan sebagai unit yang diberi tugas dan wewenang yang jelas dan
dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam praktek, tujuan, tugas dan
wewenang bank sentral di berbagai negara sangat bervariasi, tergantung dari
struktur sosial, politik, dan ekonomi masing-masing negara. Dengan demikian,
bentuk koordinasi dan susunan unit organisasi bank sentral di berbagai negara pun
berbeda-beda. Dilihat dari kewenangannya, susunan unit dalam organisasi bank-

6
bank sentral pada umumnya terdiri atas dua tingkatan, yaitu unit yang mempunyai
kewenangan tertinggi dalam kebijakan dan unit-unit di bawahnya yang
melaksanakan kegiatan operasional dari kebijakan yang ditetapkan. Demikian pula
halnya dengan susunan unit dalam organisasi Bank Indonesia yang pada dasarnya
tidak jauh berbeda dengan jenjang organisasi bank-bank sentral lain di dunia

STRUKTUR ORGANISASI BANK INDONESIA

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh


Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin
(Perry Warjiyo), dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil

7
(Destry Damayanti), dan sekurang - kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya
tujuh Deputi Gubernur (Dody Budi Waluyo, Doni Primanto Joewono, Juda Agung,
Aida S. Budiman). Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur
diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Masa jabatan
Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam
jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya.
Struktur organisasi Bank Indonesia dikelompokkan menjadi 5 sektor utama, yaitu
sektor moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah,
pendukung kebijakan dan pendukung organisasi. Sektor moneter terdiri dari:
a. Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter
b. Departemen Pengelolaan Moneter
c. Departemen Pengelolaan Devisa
d. Departemen Pengembangan Pasar Keuangan
e. Departemen Ekonomi dan Keungan Syariah

Sektor Makroprudensial terdiri dari:

a. Departemen Kebijakan Makroprudensial


b. Departemen Survelians Sistem Keungan
c. Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen

Sektor Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah terdiri dari:

a. Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran


b. Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
c. Departemen Pengelolaan Uang
d. Unit Khusus Pembangunan Sentra Pengelolaan Uang, Data Center dan
Business Resumption Site

Sektor Pendukung Kebijakan terdiri dari:

a. Departemen Internasional
b. Departemen Statistik
c. Departemen Jasa Perbankan, Perizinan, dan Operasional Tresuri
d. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan
e. Departemen Manajemen Risiko

8
f. Departemen Komunikasi

Sektor Pendukung Organisasi terdiri dari:

a. Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola


b. Departemen Hukum
c. Departemen Sumber Daya Manusia
d. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi
e. Departemen Keuangan
f. Departemen Pengadaan Strategis
g. Departemen Audit Intern
h. Departemen Pengelolaan Logistik dan Fasilitas
i. Institut Bank Indonesia
j. Unit Khusus Transformasi Sistem Informasi

Dalam pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia memiliki jaringan kantor di seluruh


wilayah Indonesia yang disebut dengan Kantor Perwakilan Dalam Negeri dan
beberapa perwakilan di luar negeri yang disebut dengan Kantor Perwakilan Luar
Negeri.

2.3 Lembaga Keuangan Internasional


Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani masalah-masalah
keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman ataupun
bantuan lainnya. Pemberian bantuan yang diberikan oleh lembaga keuangan
internasional dapat bersifat lunak artinya dengan suku bunga yang rendah dan
jangka waktu pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan internasional
juga dilakukan dengan tujuan komersial yang biasanya dilakukan oleh lembaga
keuangan swasta. Ada beberapa lembaga keuangan internasional yang penting
kaitannya dengan lembaga perbankan di Indonesia. Lembaga keuangan
internasional adalah lembaga keuangan yang telah ditetapkan oleh lebih dari satu
negara dan merupakan subjek hukum internasional. Pemiliknya atau pemegang
saham umumnya pemerintah nasional. Sedangkan menurut Kasmir lembaga
keuangan internasional didirikan untuk menangani masalah-masalah keuangan
yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang

9
menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya. Umumnya lembaga ini diatur oleh
regulasi keuangan dari pemerintah. Adapun lembaga keuangan internasional
diantaranya:
2.2.1 Bank Dunia (World Bank)
Bank dunia (world bank) merupakan sebuah lembaga keuangan
internasional yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang
untuk program pemberian modal. Tujuan resmi Bank Dunia adalah
pengurangan kemiskinan. Menurut Articles of Agreement Bank Dunia
seluruh keputusan harus diarahkan oleh sebuah komitmen untuk
mempromosikan investasi luar negeri, perdagangan internasional. dan
memfasilitasi investasi modal. Bank Dunia berbeda dengan grup bank
dunia (world Bank Group) di mana bank dunia hanya terdiri dari dua
lembaga yaitu Bank internasional untuk rekonstruksi dan
pembangunan, sedangkan asosiasi pembangunan nasional. Bank Dunia
berbeda dengan grup bank dunia (world Bank Group) di mana bank
dunia hanya terdiri dari dua lembaga yaitu Bank internasional untuk
rekonstruksi dan pembangunan, sedangkan asosiasi pembangunan
nasional.
Tujuan Pembentukan Bank Dunia:
a. Merekonstruksi dan membangun daerah yang rusak karena
peperangan dan pembangunan ekonomi di negara-negara yang
belum maju, dengan jalan memberikan fasilitas-fasilitas dalam
investasi modal untuk tujuan-tujuan produktif.
b. Memajukan investasi dari luar negeri (suatu negara) dengan
memberikan jaminan atau ikut serta dalam investasi swasta tersebut
dengan modal sendiri (yang bersumber dari kontribusi pemerintah
negara-negara asing dan mobilitas modal swasta) atau dengan
modal yang diperoleh dari penjualan obligasi.
c. Memajukan perdagangan internasional dan neraca pembayaran
yang seimbang.
d. Mengadakan koordinasi dengan pinjaman-pinjaman yang diberikan
oleh atau melalui badan-badan internasional lain.

10
Bank dunia memberi pinjaman dengan tarif proporsional kepada
negara-negara anggota yang sedang dalam kesusahan. Sebagai
balasannya pihak bank juga meminta bahwa langkah-langkah ekonomi
perlu ditempuh agar misalnya tindak korupsi dapat dibatasi atau
demokrasi dikembangkan. Bank Dunia didirikan pada 27 Desember
1945 setelah ratifikasi internasional mengenai perjanjian yang dicapai
pada konferensi yang berlangsung pada 1 Juli - 22 Juli 1944 di kota
Bretton Woods. Markas Bank Dunia berada di Washington DC
Amerika Serikat. Secara teknis dan struktural Bank Dunia termasuk
salah satu dari badan PBB, namun secara operasional sangat berbeda
dari badan-badan PBB lainnya (Mangani and Ktut, 2009).

Peran Bank Dunia dalam Perekonomian Indonesia

Bank Dunia telah aktif di Indonesia sejak 1967. Sejak saat itu hingga
saat ini, Bank Dunia telah membiayai lebih dari 280 proyek dan
programpembangunan senilai 26,2 milyar dollar atau setara dengan
Rp243,725 triliun (dengan kurs Rp9.302 per USD). Menurut Managing
Director The World Bank Group, Ngozi Okonjo (30/1/2008), pinjaman
tersebut telah digunakan pemerintah Indonesia untuk mendukung
pengembangan energi, industri, dan pertanian. Sementara yang sektor
yang paling mendominasi selama 20 tahun pertama yakni infrastruktur
yang pemberiannya kepada masyarakat miskin. Total hutang Indonesia
kepada Bank Dunia adalah 243,7 Trilyun rupiah dan total hutang
pemerintah Indonesia kepada berbagai pihak mencapai 1600 Trilyun
rupiah. (Dalam Anggoro: 2008) ada beberapa tugas Bank Dunia di
Indonesia. Pertama, memimpin Forum CGI. Aggota CGI (Consultative
Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan lembaga-lembaga
donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI "membantu"
pembangunan di Indonesia dengan cara memberikan pinjaman uang
serta bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan
aktivitas ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas
menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan negaranegara dan
lembaga donor.Tugas kedua Bank Dunia adalah menyediakan hutang

11
dalam jumlah besar,bekerjasama dengan Jepang dan ADB (Asian
Development Bank). Tugas BankDunia yang lain adalah mendorong
pemerintah Indonesia untuk melakukanprivatisasi dan kebijakan yang
memihak pada perusahaan-perusahaan besar.

2.2.2 Dana Moneter Internasional (Internasional Monetary Fund)


Dana Moneter Internasional (IMF) adalah organisasi internasional yang
bertanggung jawab dalam mengatur sistem finansial global dan
menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu
masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing
negara. Salah satu misinya adalah membantu negara-negara yang
mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya
negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan tertentu,
misalnya privatisasi Badan Usaha Milik Negara. Dari negara-negara
anggota PBB yang tidak menjadi anggota IMF adalah Korea Utara,
Kuba, Liechtenstein, Andorra, Monako, Tuvalu, dan Nauru. IMF
dijuluki organisasi internasional paling berkuasa di abad 20 yang sangat
besar pengaruhnya bagi kesejahteraan sebagian besar penduduk bumi.
Ada pula yang mengolok-olok IMF sebagai singkatan dari "Institute of
Misery and Famine" Sebagaimana halnya Bank Dunia, lembaga ini
dibentuk sebagai hasil kesepakatan Bretton Woods setelah perang dunia
II. Menurut pencetusnya, Keynes dan Dexter White tujuannya adalah
menciptakan lembaga demokrasi yang menggantikan kekuasaan para
bankir dan pemilik modal internasional yang bertanggung jawab
terhadap resesi ekonomi pada dekade 1930 an, akan tetapi peran itu
sekarang berbalik 180 derajat setelah IMF dan Bank Dunia menerapkan
model ekonomi neo-liberal yang menguntungkan para pemberi
pinjaman, bankir swasta dan investor internasional.
Dalam status pendirian IMF disebut enam tujuan yang ingin dicapai
oleh IMF, yaitu:
a. Untuk memajukan kerjasama moneter internasional dengan jalan
mendirikan lembaga
b. Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia

12
c. Untuk memajukan stabilitas kurs valuta asing
d. Untuk mengurangi dan membatasi praktek-praktek pembatasan
terhadap pembayaran internasional
e. Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam
bentukpinjaman jangka pendek atau jangka menengah yang
dibutuhkan guna mempertahankan kurs valuta asing yang stabil
selama neraca pembayaran mengalami defisit yang sifatnya
sementara sampai dapat diatasi dengan jalan menyesuaikan
tingginya kurs devisa
f. Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau
surplus neraca pembayaran.

Sedangkan tujuan pembentukan IMF yang tercantum dalam Articles of


agreement adalah:

a. Merupakan pusat permanen dalam berbagai pertemuan


atauperundingan pencapaian kerjasama internasional di bidang
keuangan (moneter).
b. Membantu memperluas perdagangan internasional yang seimbang
sehingga mampu memberikan manfaat kepada anggotanya.
c. Mengupayakan tercapainya stable of exchange rate dan meniadakan
competitive depreciation.
d. Meminimalisir adanya exchange restriction yang dapat
mengganggu perdagangan internasional.
e. Membantu negara-negara anggota yang mengalami kesukaran
dalampembayaran luar negeri melalui pemberian pinjaman.
f. Mengurangi waktu dan besarnya ketidakseimbangan dalam
neracapembayaran negara anggota dengan menyiapkan sumber
dana jangka pendek (Soemitra, 2017; Purba, Gaspersz, 2020).

Peran Dana Moneter Internasional (IMF) dalam Perekonomian


Indonesia:

Setelah krisis ekonomi 1997 peran IMF dalam menentukan kebijakan


ekonomi di Indonesia sangat kuat. Kekuatan pengaruh kebijakan IMF

13
tersebut berhasil menjatuhkan rezim Suharto, Habibie dan
Abdurrahman Wahid. Bahkan pemerintahan Megawati dan Susilo
Bambang Yudhoyono, nyaris menyerahkan bulat-bulat kedaulatan
kebijakan ekonomi pemerintah kepada IMF. Namun tidak banyak yang
mengetahui bahwa IMF dan Bank Dunia sebagai Lembagalembaga
keuangan internasional (berbasis di Washington dan didominasi oleh
AS dan negara - negara barat lainnya) telah melakukan kontrol yang
ketat terhadap kebijakan ekonomi negara Indonesia sejak 1966.Kontrol
terhadap kebijakan ekonomi rezim Socharto dijalankan oleh IMF dan
Bank Dunia melalui Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI)
yang kemudian berganti nama menjadi CGI (Kelompok Negara dan
Lembaga Kreditor untuk Indonesia). Badan ini lahir sebagai hasil
diskusi diantara para kreditor Indonesia pada 1966. Pada 1967, badan
tersebut beranggotakan Amerika Serikat Serikat, Jepang, Jerman Barat,
Inggris, Belanda, Italia, Perancis, Kanada dan Australia, serta IMF dan
Bank Dunia.

2.2.3 Bank Pembangunan Asia (Asian Depelopment Bank)


Asian Development Bank (ADB) atau yang juga dikenal dengan istilah
Bank Pembangunan Asia merupakan salah satu lembaga keuangan
internasional yang banyak berkontribusi besar bagi Indonesia. ADB
adalah sebuah lembaga keuangan multilateral dengan tujuan yang mulia
yakni untuk menangani dan memerangi kasus kemiskinan yang ada di
negara-negara Asia dan juga pasifik, dimana Asian Development Bank
itu sendiri menaungi tidak kurang dari 67 negara anggota dimana 48
negara berasal dari negara Asia dan Pasifik dan sisanya berasal dari luar
daratan Asia, kontribusi Asian Development Bank di Indonesia juga
telah banyak membantu Indonesia dalam banyak hal untuk menangai
kasus kemiskinan dan juga pertumbuhan ekonominya, dimana ADB
telah banyak membantu Indonesia sejak tahun 1970an sampai saat ini,
dimana peranan dari ADB itu sendiri telah bayak dirasakan oleh
Indonesia sejak awal berdirinya ADB.

14
Adapun tujuan utama dan fungsi dari didirikannya Bank Pembangunan
Asia (ADB) adalah untuk terus menggenjot pertumbuhan
perekonomian serta kerja sama yang ada di kawasan Asia dan ikut turut
terlibat dalam membantu negara anggotanya dalam melancarkan proses
peningkatan pembangunan ekonomi di masing-masing negara, demi
mencapai tujuan dan cita-cita tersebut ADB melaksanakan fungsi-
fungsinya sebagai berikut:
a. Membantu memberikan pinjaman serta melakukan investasi guna
meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi dan juga sosial
bagi negara berkembang yang terlibat dalam keanggotaanya.
b. Asian Development Bank turut serta dalam menyalurkan bantuan
teknis guna persiapan serta pelaksaan proyek-proyek strategis yang
ada di negara anggota
c. Asian Development Bank juga turut serta mempromosikan
investasi untuk peningkatan berbagai macam sektor baik sektor
publik ataupun sektor swasta demi terciptanya tujuan pembangunan
di negara-negara anggota.
d. Asian Development Bank turut membantu tanggapan terkait
permintaan tenaga teknik yang telah diajukan oleh negara
anggotanya dalam rangka untuk melakukan koordinasi perencanaan
dan juga penyusunan kebijakan.

Lembaga perbankan tentunya memiliki peran krusial dan juga penting


dalam melakukan perbaikan serta peningkatan ekonomi dan
pembangunan di suatu Negara. Ada banyak lembaga-lembaga
perbankan yang dapat kita jumpai di seluruh dunia salah satunya adalah
World Bank yang juga menaungi banyak negara-negara di dunia. Hal
ini kemudian memunculkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan apa yang
membedakan Asian Development Bank dan World Bank. Salah satu hal
terlihat yang membedakan antara keduanya adalah bentuk pinjaman
yang diberikan terhadap masing-masing negara anggotanya. Asian
Development Bank menerapkan sistem peminjaman Result Based
Landing sedangkan World Bank memberikan pinjaman yang ditujukan

15
untuk menangani proyek-proyek yang dinilai krusial dalam
peningkatan ekonomi di sebuah negara.

Asian Development Bank juga memiliki kejelasan terhadap struktur


organisasinya dimana setiap negara memiliki masing-masing
perwakilannya yang kemudian tergabung dalam Dewan Gubernur
(Board of Governors) dimana masing-masing Dewan Gubernur
menunjuk satu orang gubernur dan satu orang alternative gubernur
untuk menggantikan gubernur jika sedang berada dalam kesibukan atau
sedang berhalangan. Dewan Gubernur (Board of Governors) memiliki
hak sebagai pembuat kebijakan tertinggi dalam setiap keputusan
dimana setiap Dewan Gubernur akan melakukan pertemuan formal
setiap tahunnya.

Peran Bank Pembangunan Asia (ADB) terhadap Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara raksasa ekonomi terbesar di Asia


Tenggara dan menduduki peringkat enam belas di dunia. Untuk saat ini,
laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia tergolong sangat cepat
dan mengesankan dibandingkan negara-negara lain di dunia. Diiringi
dengan pertumbuhan perekonomian yang semakin meningkat,
pemerintah Indonesia juga mencoba untuk menujukkan langkah-
langkah konkret mengenai pemberantasan kemiskinan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusianya yang dapat bersaing di kancah
internasional, meningkatkan pembangunan-pembangunan infrastruktur
untuk memudahkan mobilitas akses, dan perbaikan reformasi birokrasi
di negaranya.

Ekonomi Indonesia meningkat dari waktu ke waktu secara bertahap.


Ada banyak faktor yang meningkatkan ekonomi Indonesia, salah
satunya adalah adanya bantuan dari Asian Development Bank (ADB).
ADB banyak memberi bantuan kepada Indonesia dalam berbagai
bidang, ADB juga memberikan bantuan saat terjadi bencana alam di
Indonesia. Bantuan-bantuan yang diberikan oleh ADB menjadikan
Indonesia mengalami peningkatan pada bidang ekonominya.

16
Disamping itu, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang
kaya akan hasil 18 sumber daya alamnya, keberagaman hayati yang
terkandung di dalamnya, potensi-potensi laut dan sektor pariwisata
yang menjanjikan tentunya, adalah anugerah yang telah Tuhan berikan.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tentunya memiliki
potensi besar untuk menjadi salah satu negara maju dan mandiri dalam
pemanfaatan sumber dayanya. Pengelolaan yang belum maksimal
menjadi hambatan tersendiri bagi Indonesia, sehingga hal inilah yang
menjadi salah satu alasan utama Asian Development Bank (ADB)
untuk membantu Indonesia dalam meningkatkan potensi-potensi yang
dimiliki, khususnya dalam segi pembangunan dan ekonomi serta
sektor-sektor lain yang telah menampakkan peningkatan dan
pertumbuhannya di Indonesia. Hal ini di karenakan keyakinan akan
kondisi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik,
kondisi politik yang stabil, kehidupan masyarakat yang terjamin,
menjadi keyakinan tersendiri bagi Asian Development Bank untuk ikut
andil dan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian di Indonesia
melalui bantuan penyaluran dana.

17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi yang telah dicantumkan diatas, penulis
menyimpulkan bahwa bank sentral mempunyai tugas dan wewenang
tertentu pada umumnya di bidang moneter, sistem pembayaran dan di
bidang perbankan dalam suatu negara. Di mana pembentukan organisasi
bank sentral dalam undang-undang menunjukkan adanya peran penting dan
pengaruh yang cukup besar dari bank sentral bagi perekonomian suatu
negara. Kendati demikian, terdapat 2 pendekatan dalam bank sentral yakni
pendekatan makro ekonomi dan mikro ekonomi. Dalam pendekatan makro
ekonomi, bank sentral diberi tanggung jawab untuk menjaga kestabilan
harga. Sedangkan, dalam pendekatan mikro ekonomi bank sentral bertujuan
sebagai satu-satunya lembaga sumber pemberi pinjaman terakhir yang dapat
diandalkan oleh lembaga keuangan dan menjadi pengawas/regulator
perbankan. Dengan demikian, setiap bank sentral dari tiap-tiap negara pasti
saling bekerjasama dalam menentukan kebijakan moneter. Tentu tujuannya
untuk menjaga dan mencapai stabilitas moneter setiap negara. Sehingga jika
tidak menjalin kerja sama, maka bisa terjadi ancaman pada stabilitas
moneter negara tersebut. Dalam usaha untuk menangani masalahmasalah
keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau
bantuan lainnya maka didirikan lembaga keuangan internasional. Ada
beberapa lembaga keuangan internasional yang penting kaitannya dengan
lembaga perbankan di Indonesia, seperti bank dunia, dana moneter
internasional dan bank pembangunan asia. Di mana ketiga lembaga
keuangan internasional tersebut memiliki perannya masing-masing dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan suatu negara dalam hal ini yakni
Indonesia.

18
DAFTAR PUSTAKA
Bimantoro, S. Budiastuti, E. 2003. Kelembagaan Bank Sentral. Modul
Universitas Terbuka

Warjiyo, P. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah


Pengantar. Jakarta

Bank Indonesia. 2020. Struktur Organisasi Bank Indonesia.URL:


https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/organisasi/default.aspx. Diakses pada
tanggal 3 September 2022.

Firda, Z. (2019). Kerjasama Asian Development Bank (ADB) dengan Indonesia


dalam Kerangka Kerja Country Partnership Strategy (CPS) Periode 2012-2014.
Repository UPN Veteran Jakarta, URL: http://repository.upnvj.ac.id/1065/.
Diakses pada tanggal 3 September 2022.

Siagian, Ade Onny. 2021. Lembaga-lembaga Keuangan dan Perbankan.


Sumatera Barat: Insan Cendekia Mandiri.

Siregar, Prima Andreas, dkk. 2021. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

Haq, A. A. (2015). Bank Pembangunan Asia. Wikiapbn Sebuah Ensiklopedia


Kementerian Keuangan, URL: https://www.wikiapbn.org/bank-pembangunan-
asia/. Diakses pada tanggal 3 September 2022

Jane, G. (2005). Unpacking The ADB: A Guild to Understanding the Asian


Development Bank. Delhi: Bank Information Center 's South Asian Office

19

Anda mungkin juga menyukai