DISUSUN OLEH
Kelompok 1 :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
yang begitu besar sehingga penulis dapat menjalankan dan menyelesaikan Makalah
Fungsi, tugas, dan peranan Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Bank and other financial
institution. Selain itu, Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai pengetahuan
lebih lanjut mengenai Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1 Bank Indonesia (BI).................................................................................... 4
ii
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
DAFTAR ........................................................................................................... 16
PUSTAKA ........................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah yang
akan dikaji penulis pada makalah ini sebagai berikut :
1. Fungsi, tugas, dan peranan Bank Indonesia (BI)
2. Fungsi, tugas, dan peranan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
3. Fungsi, tugas, dan peranan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
1.3 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teori dalam bidang Bank
and other financial Institution, khususnya dalam fungsi, tugas, dan peranan Bank Indonesia
(BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
uang rupiah dan ternyata masih terdapat uang yang belum ditukarkan, nilai uang
tersebut diperhitungkan sebagai penerimaan tahun anggaran berjalan. Uang yang
ditukarkan sesudah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diperhitungkan sebagai pengeluaran tahun anggaran berjalan.
b) Peranan dan Fungsi Bank Indonesia (BI) dalam Mengatur dan Menjaga
Kelancaran Sistem Pembayaran
Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, Bank Indonesia berwenang :
1) melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
2) mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya;
3) menetapkan penggunaan alat pembayaran. Pelaksanaan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Bank Indonesia.
Mengingat bank Indonesia adalah Bank Pemerintah dan Bank Senteral, maka uang
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dibebaskan dari bea meterai. Perlu
digarisbawahi bahwa Bank Indonesia tidak memberikan penggantian atas uang
yang hilang atau musnah karena sebab apa pun. Bank Indonesia dapat mencabut
dan menarik uang rupiah dari peredaran dengan memberikan penggantian dengan
nilai yang sama.
Apabila 5 (lima) tahun sesudah tanggal pencabutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) masih terdapat uang yang belum ditukarkan, nilai uang
tersebut diperhitungkan sebagai penerimaan tahun anggaran berjalan. Sedangkan
Uang yang ditukarkan sesudah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diperhitungkan sebagai pengeluaran tahun anggaran berjalan. Hak
untuk menuntut penukaran uang yang sudah dicabut, tidak berlaku lagi setelah 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal pencabutan. Terakhir, pelaksanaan pencabutan dan
penarikan uang dari peredaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Bank Indonesia. Khusus yang terakhir ini Bank Indonesia dalam
melaksanakan tugasnya harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan yang
berkenaan dengan itu.
8
2.2.5 Jenis dan jumlah simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
1) Jenis & jumlah simpanan yang dijamin: Giro, Deposito, Sertifikat deposito &
Tabungan/sejenis.
2) Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada suatu bank maksimal Rp. 2
milyar.
3) Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah jika dipenuhi salah satu kriteria.
4) Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar (rush).
5) Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun.
6) Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90% dari
jumlah nasabah penyimpan seluruh kantor bank.
2.2.6 Pengaturan dan Peranan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Menjamin Nasabah
Pada tataran peraturan perundang-undangan berbentuk undang-undang, amanat
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, menyatakan pada Pasal 37B
ayat-ayatnya, bahwa :
1) Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang
bersangkutan.
2) Untuk menjamin simpanan masyarakat pada bank sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dibentuk lembaga penjamin simpanan.
3) Lembaga penjamin simpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
berbentuk badan hukum Indonesia.
4) Ketentuan mengenai penjaminan dana masyarakat dan lembaga penjamin
simpanan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Tujuan otoritas jasa keuangan yang pertama, yakni agar keseluruhan kegiatan
didalam sector jasa keuangan terselenggara secara teratur adil transparan dan akuntabel
merupakan asas-asas yang terkandung dalam substansi hukum OJK. Asas-asas tersebut
ditemukan lebih lanjut dalam penjelasan umum atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011, sebagai berikut :
1) Asas Independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan fungsi tugas dan wewenang OJK. Dengan tetap sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Asas kepastian hukum, yakni asas dalam Negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan OJK.
3) Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum.
4) Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan OJK dengan tetap memperhatikan perlingungan atas hak
asasi pribadi dan golongan serta rahasia Negara termasuk rahasia sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
5) Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang OJK dengan tetap berlandasakan pada kode
etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam
setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK.
7) Asas akuntabilitas, yakni asas yang menetukan bahwa setiap kegiatan Dan
hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Adapun tujuan utama dari otoritas jasa keuangan (OJK) sebagai berikut :
1) Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2) Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan
3) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Fungsi OJK tersebut bertolak dari sistem integrasi terhadap keseluruhan kegiatan
didalam sector jasa keuangan melalui pengaturan dan pengawasan. Ruang lingkup OJK
yang mencakup banyak bidang yang juga disebut sebagai sub system atau sub sector seperti
perbankan, perasuransian, investasi dan lain-lainnya membutuhkan tata kendali yang
terpusat untuk terintegrasinya aspek hukum dan kebijakan penyelenggaraan fungsi OJK
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
14
Peran pengawasan dan pencegahan yang di lakukan OJK terhadap imvestai ilegal,
mulai dari pembentukan SWI (Satgas Waspada Investasi), sampai dengan beberapa Peran
preventif dan represif lainnya, sudah memberikan dampak positif bagi kegiatan investasi
di Indonesia, tetapi hal ini juga bukan berarti peran OJK ini berhasil secara penuh, sampai
sekarang masi ada saja perusahaan investasi illegal atau kegiatan investasi illegal yang
berhasil lolos dari pengawasan OJK. Hal ini dikarenakan implementasi kegiata-kegiatan
OJK dalam masyarakat belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Pemberian informasi
terhadap masyarakat melalui sosialisai, masih minim di lakukan oleh OJK, dan juga
pemberian sanksi bagi para pelaku investasi ilegas terbilang sangat ringan, sehingga tidak
memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan investasi. yang berkualitas agar
mengahasilakan pegawai OJK yang berkualitas pula.
Untuk mencegah kejahatan Investasi yang terjadi di masyarakat, maka OJK haarus
melakukan peningkatan edukasi, dengan lebih giat lagi memberikan atau melakukan
sosialisasi terhadap masyarakat tentang Investasi Ilegal. Selanjutnya OJK juga harus
melakukan peningkatan penegakan Hukum, dengan meningkatkan lagi hubungan kerja
sama dengan lembaga penegak hukum lain. Dan juga memperberat sanksi-sanksi bagi
pelaku kejahatan Investasi agar dapat memberikan efek jera bagi para pelaku.
3.2 Saran
Hendaknya kedudukan, peran dan fungsi Bank Indonesia dalam sistem
ketatanegaraan di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, ditingkatkan terutama dalam masalah perannya lembaga yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter (menetapkan sasaran-sasaran moneter, melakukan
pengendalian moneter dan melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai
yang ditetapkan), mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta mengatur
dan mengawasi bank, dimana bank lainnya tidak memilikinya. Status Bank Indonesia baik
sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-
undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-
peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh
masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata,
Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar
pengadilan.
Agar terlaksana seluruh kegiatan OJK dengan baik, maka OJK perlu meningkatkan
kualitas dan kuantitas dari para pegawai OJK. Selain merekrut pegawai dari BI, dan
Bapepam-LK OJK juga harus melakukan Rekrutmen dari Masyarakat, dengan proses
rekrutmen yang berkualitas agar mengahasilakan pegawai OJK yang berkualitas pula.
Untuk mencegah kejahatan Investasi yang terjadi di masyarakat, maka OJK haarus
melakukan peningkatan edukasi, dengan lebih giat lagi memberikan atau melakukan
15
sosialisasi terhadap masyarakat tentang Investasi Ilegal. Selanjutnya OJK juga harus
melakukan peningkatan penegakan Hukum, dengan meningkatkan lagi hubungan kerja
sama dengan lembaga penegak hukum lain. Dan juga memperberat sanksi-sanksi bagi
pelaku kejahatan Investasi agar dapat memberikan efek jera bagi para pelaku.
DAFTAR
PUSTAKA
(https://universalbpr.co.id/blog/lembaga-penjamin-simpanan-lps-fungsi-
tugas-kewajibannya/), Diakses 5 Oktober 2021
(https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/pages/tugas-dan-fungsi.aspx),
Diakses 5 Oktober 2021
16