KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS EKONOMI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Akhlak Sebagai Ajaran Pokok Agama Islam”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khusunya dan pihak yg berkepentingan pada
umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Sejarah Uang.....................................................................................................................................6
2.2 Pengertian Uang................................................................................................................................8
2.3 Jenis- Jenis Uang.............................................................................................................................10
2.4 Fungsi Uang.....................................................................................................................................12
2.5 Proses Penciptaan Uang..................................................................................................................13
2.6 Angka Penggandaan Uang..............................................................................................................15
2.7 Manajemen Uang............................................................................................................................16
2.8 Penawaran Uang.............................................................................................................................17
2.9 Pengertian Bank.............................................................................................................................23
2.10 Jenis-jenis Bank............................................................................................................................24
2.11 Sistem Bank Sentral dan Fungsi Federalnya.................................................................................25
2.12 Peranan Otoritas Moneter..............................................................................................................26
BAB III......................................................................................................................................................35
PENUTUP.................................................................................................................................................35
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang sebagai
alat pembayaran digunakan untuk transaksi jual beli, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Namun, tidak cukup hanya mengenal uang sebagai alat pembayaran, kita juga perlu mengetahui
perengertian uang, sejarah uang, proses penciptaan uang, syarat syarat terbentuknya uang, jenis uang,
maupun fungsi uang dalam kehidupan sehari hari.
Secara umum pengertian uang merupakan segala hal yang diterima umum sebagi media
pertukaran dan menjadi alat tukar yang resmi disetiap negara. Uang sangat penting dikarenakan untuk
menunjang perekonomian pasar bekerja dengan baik. Uang merupakan alat penting yang tidak bisa di
pisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan uang sudah menjadi alat pembayaran untuk
membeli barang dan jasa di era modern seperti saat sekarang ini.
Bank sangat erat kaitannya dengan uang. Bank berperan dalam lalulintas uang dan surat
berharga dalam perekonomian. Bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang bagi masyarakat
yang membutuhkan. Namun perlu diketahui Bank juga menerima segala bentuk pembayaran, seperti
listrik air dan telepon.
Bank adalah Lembaga intermediasi keuanagan, umumnya didirikan dengan kewenangan
menerima simpanan uang, meminjam uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote. Selain itu bang juga bisa diartiakan sebagai badan usaha yang menghumpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan nya kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Berdasarkan latar belakang diatas, penyajian makalah ini dirumuskan kedalam berbagai bagian
penting menyangkut Peran Bank Sentral Dalam Mengendalikan Uang Di Sebuah Perekonomian.
Yaitu:
1. Bagaimana sejarah dari uang
2. Pengertian uang
3. Apa saja jenis-jenis uang
4. Apa fungsi uang dalam perekonomian di Indonesia
5. Proses penciptaan uang
6. Bagaimana angka penggandaan uang
7. Bagaimana manajemen uang
8. Bagaimana penawaran uang
9. Pengertian bank
10. Jenis bank
11. Sistem bank sentral dan fungsi federalnya
12. Peranan Otoritas Moneter
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian uang dan bank
2. Mengetahui jenis-jenis uang dan bank
3. Mengetahui fungsi uang dalam perekonomian Indonesia
4. Mengetahui proses penciptaan uang
5. Mengetahui bagaimana manajemen, penawaran uang, dan system bank sentral di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
Uang pada jaman sekarang, berbeda dengan jaman dahulu. Sebelum uang ditemukan,
manusia menggunakan system barter atau system pertukaran antara barang atau jasa dengan
barang atau jasa lainnya. Akibat sulitnya untuk menemukan kesamaan keinginan dalam
pertukaran barang dengan system barter, maka dipergunakanlah uang sebagai alat pembayaran
yang sah dan diterima dengan sukarela. Pada zaman dahulu kala, uang tidaka seperti pada saat
jaman sekarang ini yang berbentuk koin dan kertas. Dulu, orang sempat menggunakan kerang,
garam, dan lain sebagainya dalam melakukan transaksi ekonomi. Pada jaman sekarang, uang
umumnya dapat berupa kertas dan logam, serta sesuatu yang dianggap setara dengan uang seperti
cek, giro, surat berharga, dan sebagainya.
Uang yang kita kenal sekarang ini mengalami proses perkembangan yang Panjang. Pada
mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari
bahan-bahan sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri, karena singkatnya apa
yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Pekembangan
selanjutnya menghadapkan manusia kepada kenyataan bahwa apa yang di produksi sendiri
ternyata tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Akibatnya, timbul lah barter, yaitu
barang yang ditukarkan dengan barang lain. Namun, pada akhirnya banyak kesulitan-kesulitan
yang dirasakan dengan system ini, diantaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang
mempunyai barang yang diinginkan, dan juga dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai
pertukaran yang seimbang atau hampir sama dengannya. Untuk mengatasinya, mulai lah timbul
pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu yang digunakan sebagai alat tukar.
Kesulitan dalam system barter mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam
hal pertukaran dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally
accepted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis
dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari, misalnya garam
oleh orang romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh
orang romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai
salary yang berasal dari Bahasa latin, salarium yang berarti barang. Meskipun alat tukar sudah
ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda
yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga sulit menentukan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan, serta
timbulnya kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut, sehingga mudah hancur
atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah
rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang
dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam
emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai
bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada
saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual, dan memakainya dan setiap orang
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan
perekonomian, timbul kesulitan Ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan
uang logam bertambah, sedangkan jumlah logam mulia (emas dan perak) terbatas. Penggunaan
uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam pengangkutan
dan penyimpanan). Sehingga lahirlah uang kertas.
Mula-mula uang kertas beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai
alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat
itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas
atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Selanjutnya,
masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai
gantinya, mereka dijadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.
Dalam kegiatan ekonomi, mempunyai peran yang sangat penting. Dengan adanya uang,
kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat untuk
membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan
dan untuk memberi hutang. Kesimpulannya uang merupakan suatu benda yang diterima secara
umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai suatu barang atau jasa, dan melakukan pembayaran
untuk barang dan jasa tersebut pada waktu yang diinginkan.
Menurut para ahli pengertian uang sebagai berikut:
a. Mankiw
Menurut Mankiw, persediaan asset yang bisa dengan segera digunakan untuk
melakukan transaksi. Selain itu, uang merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai atau
diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun utang. Uang memiliki
satu tujuan fundamental dalam sistem ekonom, memudahkan pertukaran barang dan jasa,
mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan untuk melakukan perdagangan.
b. Albert Gailor Hart
Pengertian uang menurut Albert Gailor Hart adalah suatu kekayaan yang dimiliki
untuk dapat melunasi hutang dalam jumlah tertentu dan pada waktu yang tertentu pula.
c. Walker
Menurut Walker, pengertian uang secara umum adalah semua hal yang dapat
dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain, uang adalah uang karena fungsinya sebagai
uang dan bukan karena fungsi-fungsi yang lain.
d. A.C Pigou
Menurut pendapat dari A.C Pigou, pengertian uang dapat didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.
e. Rollin G
Thomas Rolling G menyatakan arti uang adalah segala sesuatu yang tersedia dan
umumnya diterima umum sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang dan jasa,
serta untuk pelunasan hutang.
f. R.S Sayer
Pengertian uang menurut R.S Sayer dalam bukunya berjudul Modern Banking
adalah segala sesuatu yang umum diterima bagi pembayaran utang.
g. Irma Rahmawati
Irma Rahmawati mengemukakan pendapat bahwa uang merupakan suatu benda
yang mampu untuk disetujui oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai alat untuk
penukaran dalam perdagangan.
h. H. Robertson
Arti uang menurut H. Robertson merupakan segala sesuatu yang umum diterima
dalam pembayaran barang dan jasa dalam masyarakat.
i. Rimsky K. Judisseno
Definisi uang merupakan satu media yang mampu untuk diterima yang
digunakan oleh setiap pelaku ekonomi ataupun pelaku pasar uang guna
mempermudah pada saat bertransaksi.
j. George N.Halm
Pengertian uang adalah hal untuk mempermudah perantara tukar-menukar dalam
mengatasi masalah sistem barter atau kesulitan-kesulitan dalam transaksi kredit.
k. Ensiklopedia Indonesia
Pengertian uang menurut Ensiklopedia Indonesia adalah segala sesuatu yang
biasanya digunakan dan diterima secara umum sebagai alat penukar atau standar
pengukur nilai, yaitu standar daya beli, standar uang, dan garansi menanggung
utang.
a. Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah
dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli seahri-hari.
b. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah
alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan
uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No.7 tentang Perbankan tahun
1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-
waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic
transfer.
c. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran.
Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing
milik swasta domestic.
d. Uang Menurut Nilainya
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda
(token money) :
Fungsi Uang dapat dibedakan menjadi fungsi asli dan fungsi turunan
1. Fungsi asli
Seorang nelayan yang menginginkan pakaian, tidak perlu menukarkan ikannya dnegan
pakaian secara langsung. Nelayan tersebut dapat menjual ikannya terlebih dahulu
kemudian uang hasil penjualan ikan itu digunakan untuk membeli pakaian. Apabila
belum ada uang. Nelayan akan kesulitan menemukan orang yang bersedia menukarkan
pakaiannya dengan ikan.
Untuk menyatakan berat suatu barang, kita dapat menggunakan satuan gram, satuan
meter untuk menyatakan satuan panjang, suatu barang/benda, satuan menit untuk
menyatakan waktu, dan untuk menyatakan nilai suatu barang/jasa digunakan satuan uang.
Misalnya nilai dari sebuah pulpen seharga Rp.2.000,-
2. Fungsi Turunan
Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variable untuk menghasilkan besarnya
perubahan variable pendapatan nasional (permintaan agregat). Penggandaan uang (money
multiplier) adalah kemampuan bank komersil untuk menciptakan deposito bank yang baru
sehingga meningkatkan penawaran uang. Bank komersil menerima deposito dari masyarakat
dimana sebagian dari uang tersebut dipegang oleh bank untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan sebagian lagi dipinjamkan atau diinvestasikan. Melalui proses pemberian pinjaman ini secara
keseluruhan bank komersil dapat menciptakan tambahan deposito dan pada gilirannya akan
meningkatkan jumlah uang beredar.
Proses penggandaan uang mengacu pada proses pasar yakni penyesuaian antara
permintaan dan penawaran uang, di mana proses ini terjadi di bank. Bank, dalam hal ini bank
umum (komersial) tidak menjamin secara penuh uang giral yang diciptakannya dengan uang
tunai. Sebab, proses penggandaan uang tidak akan terjadi, apabila bank memegang cash ratio
sebesar 100%. Dalam sistem bank cadangan fraksional, bank komersial hanya diperkenankan
untuk menyimpan sebagian kecil dari simpanannya sebagai cadangan. Di sinilah bank komersial
memainkan peranan dalam proses penggandaan uang melalui peredaran uang. Mereka hanya
perlu menyimpan sebagian kecil dari simpanannya sebagai cadangan, dan mengalokasikan
sebagian besar lainnya sebagai pinjaman. Proses terjadinya penggandaan uang oleh bank
komersial adalah bank hanya menyimpan sebagian kecil simpanan sebagai cadangan kemudian
meminjamkan sisanya. Dari pinjaman tersebut, pada gilirannya akan disimpan kembali di bank,
sehingga memungkinkan terjadi peningkatan dalam pinjaman bank dan juga jumlah uang yang
beredar.
Pajak
Pajak merupakan pungutan wajib yang dibebankan kepada setiap warga negara baik
perorangan maupun badan usaha sebagai sumbangan wajib guna menambah pendapatan
negara. Pemungutan pajak dilakukan sehubungan dengan pendapatan, kepemilikan suatu
barang yang tergolong sebagai objek pajak, dan juga harga beli suatu barang. Pungutan
pajak jelas mengurangi sebagian pendapatan masyarakat. Artinya, tingkat pendapatan
yang bisa dibelanjakan oleh masyarakat menjadi berkurang. Dengan adanya beban pajak
yang harus dibayarkan, masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam mengelola
uangnya. Sebab, pendapatan yang diperoleh tidak semuanya bisa dibelanjakan dan
disimpan, tetapi juga untuk membayar pajak.
Tabungan
Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan di bank, yang dapat diambil sewaktu-
waktu ketika dibutuhkan. Umumnya orang menabung untuk mempersiapkan kemandirian
finansial di masa yang akan datang. Ada yang menabung di akhir setelah uang tersisa
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada pula yang menabung di awal dengan
menetapkannya dalam jumlah tertentu. Pendapatan yang diperoleh masyarakat tidak
semuanya dihabiskan untuk belanja dan memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang
bersifat primer, sekunder, maupun tersier. Mereka simpan sebagian sebagai tabungan,
bahkan bagian pendapatan yang ditabung lebih besar dibandingkan dengan yang
dibelanjakan. Hal ini menyebabkan uang yang diedarkan di pasar menjadi lebih sedikit.
Pinjaman macet
Pinjaman macet yang disebut juga dengan kredit macet merupakan pinjaman yang
diberikan oleh bank kepada nasabah baik perorangan maupun badan usaha, di mana
pengembaliannya tidak berjalan dengan lancar. Kasus kredit macet banyak terjadi ketika
Indonesia dihantam krisis moneter pada tahun 1997. Akibatnya bank-bank umum banyak
yang bermasalah dengan likuiditasnya.
Kredit macet terjadi apabila bank meminjamkan uang kepada nasabah perorangan atau
perusahaan, namun nasabah tersebut mengalami gagal bayar, sehingga uang pinjaman
tidak bisa kembali beredar pada sistem perbankan.
Rasio cadangan keamanan
Setiap bank umum atau komersial wajib memiliki rasio cadangan guna menjamin
likuiditasnya. Namun, tak jarang bank menentukan rasio cadangan lebih tinggi dari yang
disyaratkan dengan alasan untuk menjaga keamanan likuiditas bank itu sendiri. Misalnya,
rasio cadangan bank ditentukan sebesar 5%, untuk mempertahankan keamanan dan
likuiditasnya, bank kemudian menambah rasio cadangan ekstra menjadi 5,5%.
Penambahan rasio cadangan ekstra dari yang disyaratkan tentu akan berpengaruh pada
semakin banyaknya uang yang disimpan oleh bank sebagai cadangan. Sebaliknya,
semakin sedikit uang yang diedarkan kembali dalam bentuk pinjaman.
2.7 Manajemen Uang
Dengan asumsi ini, bagaimana seseorang yang rasional (rumah tangga) memutuskan
berapa banyak yang akan dipegang dalam bentuk obligasi berbunga? Anggaplah Jim memutuskan
mendepositokan seluruh gajinya di rekening cek. Kita anggap Jim menghasilkan $1.200 per
bulan. Pola saldo rekening bank Jim diilustrasikan pada Peraga 24.2. Pada awal bulan, saldo Jim
adalah $1.200. Dalam bulan itu, Jim menarik saldonya, menulis cek atau menaril kas untuk
membayar barang-barang yang dibelinya. Pada akhir bulan itu, saldo rekening bank Jim turun k
enol. Tepat pada saat itu, ia menerima gaji bulan berikutnya, mendepositkannya, dan proses
dimulai Kembali.
Salah satu statistic bermanfaat yang akan kita gunakan untuk menghitung saldo rata-rata
dalam rekening Jim. Jim membelanjakan uangnya secara konstan $40 per hari ($40 per hari dikali
30 hari per bulan) =$1.200). Saldo rata-ratanya adalah saldo awalnya ($1.200) plus saldo akhir
(0) dibagi dengan 2, atau ($1.200 + 0)/2 = $600. Untuk paruh pertama bulan itu Jim memiliki
lebih banyak uang daripada saldo rata-rata simpanannya yang $600, dan untuk paruh kedua bulan
itu ia memiliki lebih sedikit daripada saldo rata-rata ini.
Adakah yang salah dengan strategi Jim? Ya. Jika ia mengikuti rencana seperti yang
dideskripsikan, Jim mengorbankan bunga dananya, bunga yang bisa ia peroleh jika ia memegang
dananya dalam bentuk obligasi berbunga, bkan rkeening cek. Bagaimana ia bisa mengelola
dananya agar memberinya bunga lebih besar?
Alih-alih menyimpan seluruh gajinya di rekening cek diawal bulan, Jim bisa menaruh
setengah cek gaji itu dalam rekening ceknya dan membeli obligasi dengan separuh yang lain.
Dengan melakukan hal itu, ia akan kehabisan uang di rekening cek setelah setengah bulan.
Dengan tingkat belanja $40 per hari. Simpanan awalnya $600 akan habis hanya dalam 15 hari.
Jim harus menjual obligasinya setelah setengah bulan dan simpanan $600 dari penjualan obligasi
dalam rekening ceknya untuk membayar tagihan selama separuh kedua bulan itu.
Uang yang dipegang Jim (saldo rekening cek) jika ia mengikuti ini diperlihatkan pada
peraga 24.3. Ketika ia mengikuti startegi membeli obligasi $600, Jim mengurangi rata-rata
jumlah uang dalam rekening ceknya. Dengan membandingkan garis putus-putus (strategi lama)
dengan garis tebal (strategi membeli obligasi $600), saldo bank rata-ratanya sama dengan
setengah dari kondisi pada strategi pertama.
Saldo rata-rata Jim untuk paruh pertama bulan ini adalah (saldo awal + saldo akhir)/2 = $300.
Rata-rata untuk paruh kedua bulan itu juga $300. Rata-ratanya untuk bulan ini secara keseluruhan
adalah $300.
Penawaran uang adalah jumlah uang beredar dan tersedia dalam suatu perekonomian. Kita
telah mengenal kebijakan moneter yaitu kebijakan moneter yaitu kebijakan yang bertujuan untuk
mengatur penawaran uang atau mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang
merupakan tugas Bank Indonesia utnuk mengendalikannya. Tiga pelaku berkaitan dengan jumlah
uang yang beredar antara lain bank sentral, bank umum dan sektor swasta domestik.
Yaitu kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank umum) terhadap sektor swasta
domestic atau penduduk meliputi uang kartal dan uang giral. Uang kartal dan uang giral atau
narrow money memiliki sifat dapat dipakai sebagai alat pembayaran sewaktu-waktu atau setiap
saat bila diinginkan , tidak terikat waktu dalam pemakaiannya.
M1= C + D
Dimana:
Pengertian uang beredar beredar dalam arti lebih luas adalah M1 ditambah dengan deposito
berjangka dan tabungan masyarakat pada bank-bank umum.
Uang beredar dalam arti luas disebut juga likuiditas perekonomian, yaitu kewajiban sistem
moneter terhadap sektor swasta domestic meliputi M1 ditambah uang kuasi (QM). Uang kuasi
terdiri dari deposito berjangka tabungan, valuta asing milik swasta domestik, simpanan berjangka
lain yang jangka waktunya lebih pendek termasuk rekening pasar uang dari pinjaman semalam
antar bank (bank overweight). Uang kuasi ini adalah uang yang tidak dapat dipakai setiap saat
pembayaran karena keterikatan waktu.
M2= M1 + TD + SD
Dimana:
Yaitu mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada bank
atau lembaga keuangan non bank (uang kuasi).
M3= M1 +QM
Dimana:
Laju pertumbuhan uang beredar (M1) dalam indikator perekonomian Indonesia sering
dikaitkan dengan tingkat inflasi. Hubungan antara keduanya biasanya bersifat positif / searah.
Semakin tinggi laju pertumbuhan M1 maka semakin tinggi pula inflasi. Posisi uang kartal dan
uang giral dalam uang beredar dimaksudkan untuk melihat bagaimana perkembangan peranan
uang kartal dan uang giral terhadap uang beredar. Dalam perekonomian yang semakin maju
terutama dalam hal lalu lintas moneter, posisi uang giral semakin lebih besar daripada uang
kartal, masyarakat di kota-kota besar akan cenderung menggunakan uang giral sebagai alat tukar
dan alat bayar.
Pengertian lain tentang uang yang perlu dipahami adalah uang primer, yaitu uang yang
diedarkan pemerintah dan dipegang oleh masyarakat dan bank-bank, uang primer ini meliputi
uang yang dipegang masyarakat sebagai alat bayar sehari-hari (uang kartal) dan uang serap yang
dimiliki (uang tunai di bank dan deposito di bank sentral).
Rasio atau posisi uang beredar (M1) dan rasio atau posisi kuasi terhadap likuiditas
perekonomian (M2) merupakan indikator permintaan masyarakat. Terhadap barang dan jasa yang
disediakan dipasar. Jika semakin rendah rasio M1 terhadap M2, dilain pihak semakin tinggi rasio
uang kuasi terhadap M2 berarti permintaan masyarakat melemah sehingga inflasi akan cenderung
turun dan sebaliknya.
Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan
uang, jumlah uang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.
Perubahan penawaran uang memiliki jumlah uang beredar (bertambah atau berkurang) dapat
mempengaruhi aktivitas ekonomi dan keadaan ekonomi dan keadaan perekonomian atau
keseluruhan. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jumlah beredar adalah:
3. Rekening khusus
Keterangan:
I= Suku bunga
Menurut Madura (2009) factor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar uang ada 4, yaitu:
1. Perbedaan tingkat inflasi (harga barang umum) antara kedua negara. Perubahan pada tingkat
inflasi relative dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai
tukar (kurs).
2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara. Perubahan pada tingkat suku bunga relatif
akan mempengaruhi investasi pada sekuiritas asing, yang akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar.
Pengendalian pemerintah dapat mempengaruhi kurs keseimbangan dengan berbagai cara termasuk
dengan:
3. Mencampuri mata uang asing (dengan membeli atau menjual mata uang)
Perubahan jumlah uang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh mata uang ini dan pelipat uang.
Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah khususnya
bank sentral. Pelipat uang, dilain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan
oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset likuid
adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengan tanpa kehilangan risiko rugi. Pada satu sisi
ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada
tingkat spectrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara langsung
berfungsi sebagai alat tukar. Pada sisi ektrim lainnya kita mnegenal asset-aset fisik yang sangat tidak
likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang, dan sebagainya.
Teori ini adalah gambaran Ketika perekonomian masih menggunakan emas sebagai alat pembayaran
dan belum ada sistem perbankan yang mempengaruhi penggunaan alat tukar tersebut. Jumlah alat tukar
ini di masyrakat. Ciri penawaran uang pada teori ini, yaitu harga emas bisa naik dan bisa turun, uang
beredar secara otomatis berdasarkan mekanisme pasar, dan tanpa campur tangan pemerintah.
Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim keluar negeri untuk menutup deficit neraca
pembayarannya (impor), industry-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot
emas yang ada. Jumlah uang beredar (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena
produksi emas meningkat.
Uang beredar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah bank sentral atau perbankan tidak
mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana; suatu perekonomian yang
menggunakan emas untuk alat pembayaranya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang
memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan,
yaitu apabila harga emas dipasaran lebih tinggi dari pada biaya produksinya
1. Jumlah emas atau alat tukar yang beredar brubah ubah ( bisa turun atau aik)
2. Jumlah emas turun apabila trjadi deficit nraca pembayaran luar negeri untuk pembayaran barang
(dikirim keluar karena impor atau ekspor).
3. Jumlah emas juga akan naik jika surplus pembayaran luar negeri atau diteukan tambang emas
baru
4. Uang beredar memang ditentukan secara otomatis oleh proses pasar dan tidak ada campur tangan
pemerintah
5. Menambah populasi emas dtambang an dimurinikan oleh produsen emas.
Asal kata dari bank adalah Bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang.
Secara umum pengertian bank adalah sebuah lemmbaga keuangan intermedik keuangan yang
umumnya didirikan dnegan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan menerbitkan promes atau dikenal sebagai banknote. Sedangkan pengertian bank menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari
pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998
dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan
pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambal diberikan balas jasa yang
menarik, seperti bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih semangat
menabung. Kegiatan menyalurkan dana berpinjam kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa
perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
A. Bank Sentral
Bank Sentral yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan logam sebagai alat
pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap
emas atau perak atau keduanya.
B.Bank Umum
Bank umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan berbagai
jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan
sendiri uang giral.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
D. Bank Syariah
Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai kaidah ajaran
Islam tentang hukum riba)
Bank sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan,
serta menjalankan fungsi sebagai lender of last resort (LoLR).
Bank sentral sebagai bankir akan melaksanakan transaksi yang berhubungan dengan valuta asing,
baik jual atau beli valuta asing. Bank Indonesia juga sebagai lembaga yang menerima pembayara
n pajak pemerintah, serta membantu pengedaran surat berharga milik pemerintah. Sebagai agen d
an penasehat, fungsi bank sentral adalah mengelola dan mengurus segala kegiatan administrasi ya
ng berkaitan dengan hutan nasional. Bank sentral juga akan memberikan saran dan informasi men
genai keadaan pasar uang dan pasar modal terkini pada pemerintah.
Fungsi bank sentral yang terakhir ini adalah Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki wewe
nang dalam menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kegiatan yang
dilakukan bank sentral adalah dengan menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang haru
s dipenuhi oleh bank umum dalam pemberian kredit dan pengedaran uang. Jika Bank Indonesia m
enaikkan cadangan kas, berarti Bank Indonesia sedang mengurangi jumlah uang yang beredar. Se
dangkan, jika Bank Indonesia menurunkan cadangan kas, berarti Bank Indonesia ingin menamba
h jumlah uang yang beredar. Dulunya Bank Indonesia berfungsi untuk mengawasi bank dan berba
gai perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. Namun saat ini tugas tersebut telah dialihk
an kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia, Bank Indonesia adalah
Lembaga negara yang indenpenden dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari
campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung 2
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata
uang negara lain.
Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No.23 tahun 1999 Bab 3 Pasal 7 adalah
untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Adapun maksud dari kestabilan rupiah dan
diinginkan oleh bank sentral adalah:
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur dengan
atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain.
Dengan adanya tujuan bank sentral akan memperjelas saran yang harus dicapai oleh Bank
Indonesia serta tanggung jawab yang dimilikinya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya
tujuan Bank Indonesia dapat dilihat dengan mudah dari suasana ekonomi di Indonesia.
Selanjutnya untuk mencapai tujuannya, terdapat lima tugas pokok Bank Sentral yang akan
dijalani oleh Bank Indonesia. Kelima tugas ini harus disatukan, agar tujuan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan jumlah
uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga dan
parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang. Menurut UU Nomor 23 Tahun
1999, yaitu tentang Bank Indonesia yang mempunyai tujuan dalam otoritas moneter dan
menetapkan serta melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efesien melalui sistem
keuangan yang sehat, transparan, terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan yang didukung
oleh sistem pembayaran yang lancar, cepat, tepat dan aman, serta pengaturan dan pengawasan
bank yang memenuhi prisnsip kehati-hatian. Undang – undang tentang bank sentral yang baru ini
pada dasarnya memberikan kewenangan yang besar kepada Bank Indonesia untuk merumuskan
dan melaksanakan kebijakan moneter di Indonesia. Dengan kata lain, Bank Indonesia
ditempatkan sebagai otoritas moneter di Indonesia, sedangkan Dewan Moneter ditiadakan.
Meskipun otoritas moneter tidak terletak lagi pada pemerintah, pemerintah tetap mempunyai
akses tertentu dalam mempengaruhi kebijakan moneter. Namun, pada akhirnya lahirlah UU No. 3
Tahun 2004. Undang – undang yang baru ini bukan menggantikan undang – undang sebelumnya,
tetapi merevisi beberapa pasal serta menambah beberapa pasal baru.
Bank Indonesia memiliki peranan di bidang moneter, yaitu Bank Indonesia menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah
kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai
sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, yaitu
uang primer (base money). Untuk melaksanakan tugas di bidang moneter, Bank Indonesia
memiliki piranti moneter, piranti moneter merupakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat
diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan (reserve requirement).
Berkaitan dengan peranannya dibidang moneter ini, Bank Indonesia juga menentukan kebijakan
nilai tukar, mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai lender of the last resort. Dalam
melaksanakan fungsinya sebagai lender of the last resort, Bank Indonesia dapat memberikan
kredit atau pembiayaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang
disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana dengan tetp memperhatikan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam UU No. 23
Tahun 1999.
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia
tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan
sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa
diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang
signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan
pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur
transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka
transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan
moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak
efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem
keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk
mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat
gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.
Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat
mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan
stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation
targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan
melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor
perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di
sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk
mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang
efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan
dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang
ada menunjukkan bahwa negaranegara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas
sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement)
dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong
kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan
secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan
rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam
sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan
mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko
yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik.
Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam
sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem
pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross
Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran.
Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian.
untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui
pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor
keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas
sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator
macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan
tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran
tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari
terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan
likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang
menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik.
Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan
likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam
menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral
hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus
diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang sebagai
alat pembayaran digunakan untuk transaksi jual beli, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Namun, tidak cukup hanya mengenal uang sebagai alat pembayaran, kita juga perlu mengetahui
perengertian uang, sejarah uang, proses penciptaan uang, syarat syarat terbentuknya uang, jenis uang,
maupun fungsi uang dalam kehidupan sehari hari.
Bank adalah Lembaga intermediasi keuanagan, umumnya didirikan dengan kewenangan
menerima simpanan uang, meminjam uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote. Selain itu bang juga bisa diartiakan sebagai badan usaha yang menghumpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan nya kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Case & Fair Jilid 2 Edisi 8. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi: Penawaran Uang. Erlangga: Ciracas, Jakarta.
Maning, J. Pengertian Uang: Fungsi, Ragam, dan Teori Nilai Uang. Gramedia.com.
Nurul Utami, Silmi. 2022. Pengertian Uang Menurut Para Ahli. Kompas.com.
Redaksi. 2021. Sejarah Uang; Awal Mula Tercipta, Jenis dan fungsinya. Ocbcbisp.com.
Yanti, TS. 2009. Model Pengganda Uang untuk Menentukan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
Menggunakan Model ARIMA Komponen. Statistika, Vol. 9 No 1, 24-32.