Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

UANG KARTAL DAN UANG GIRAL


DI INDONESIA

Disusun oleh :

Kelompok II

ARDIANSYAH RAHIM
IRFAN FIRMAN
SAIFUL JAMIL
AGUS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidyahNya kepada kita semua sehingga makalah yang berjudul “UANG KARTAL DAN UANG
GIRAL DI INDONESIA” ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya.

Walaupun saya sadar bahwa makalah masih jauh apa yang menjadi harapan dari
pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah semangat, bukan sebuah
kesalahan jika saya mengucapkan kata syukur.. Kesalahan dalam makalah ini jelas ada. Namun
bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena khilafan dan kelupaan. Dari kesemua
kelemahan tersebut kirannya dapat dimaklumi.

Demikian, harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amin.

Waitomu, 03 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN.........................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 SEJARAH UANG.......................................................................................................5
2.2 PENGERTIAN UANG...............................................................................................6
2.3 FUNGSI UANG..........................................................................................................6
2.4 SYARAT – SYARAT UANG.....................................................................................7
2.5 JENIS UANG..............................................................................................................7
2.6 PERBEDAAN UANG KARTAL DAN UANG GIRAL..........................................15
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................17
3.2 SARAN......................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehidupan sosial manusia di masyarakat beraspek majemuk yang meliputi aspek


hubungan sosial,salah satunya adalah ekonomi dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai
perkataan ekonomi.

Manusia dan masyarakat mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam memenuhi


kebutuhannya. Kebutuhan manusia dan masyarakat terus berkembang seiring dengan
meningkatnya kemakmuran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan uang sebagai alat tukar atau
pembayaran.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Sejarah uang ?
2. Apa pengertian uang?
3. Apa fungsi uang?
4. Apa syarat-syarat uang?
5. Apa jenis uang?
6. Apa pebedaan uang artal dan giral

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Untuk mengetahui sejarah uang
2. Untuk mengetahui pengetian uang,manfaat uang,riteria uang,fungsi uang,jenis uang.
3. Untuk mengetahui perbedaan uang artal dan uang giral
4. Untuk mengetahui jenis uang di indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH UANG

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang
didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran
bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh
masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang
dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang
lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena
membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga
kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada
akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari
bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang
diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan
selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata
tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang
tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki
dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem'barter'yaitu barang
yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan
dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai
barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk
memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang
seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk
menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally
accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan
mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang
oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah
sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

5
Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat
tukar sebelum manusia menemukan uang logam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan
itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga
penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga
mudah hancur atau tidak tahan lama.

2.2 PENGERTIAN UANG

Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial.
Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan
penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan
utama karya-karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya.

Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan bunga yang
kemudian akan memengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah turunnya nilai sebuah
mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat menyebabkan bertambahnya persediaan uang
secara berlebihan. Interest rate, biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat
penting untuk mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi
tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate, dan perbankan.

Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian, terutama jika
krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan
yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di
Rusia, sebagai contoh, pada masa keruntuhan Uni Soviet.

2.3 FUNGSI UANG

Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan
barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi
uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.

Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan
nilai.

 Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah
pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan
barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran
dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan
untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan
besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang
berperan untuk memperlancar pertukaran.
 Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan
untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang

6
penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang
dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan
jasa pada masa mendatang.

Fungsi Turunan

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan.
Fungsi turunan itu antara lain:

 Uang sebagai alat pembayaran yang sah


Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak
dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam
mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran
yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.
 Uang sebagai alat pembayaran utang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
 Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk
keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan
pada masa datang.
 Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan
kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara
menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan
menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya
kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
2.4 SYARAT – SYARAT UANG

Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-
syarat tertentu.:

1. benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai
alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya—
dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa.
2. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability),
3. kualitasnya cenderung sama (uniformity),
4. jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan
(scarcity).
5. Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi
nilai (divisibility),
6. serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).

2.5 JENIS UANG

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal
(sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang
sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari.

7
Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk
simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan
tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau
jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk narik uang giral, orang menggunakan cek.

A. Menurut bahan pembuatannya


Dinar dan Dirham, dua contoh mata uang logam.
Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.

 Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena
kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah
dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan
yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas
dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera
pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp.
500,00).
3. Nilai tukar (riil), nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan
dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk
bakso).

 Uang kertas

8
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas
dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan
UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang
dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas).

B. Menurut lembaga yang mengeluarkannya

Menurut lembaga yang mengeluarkannya, uang dibedakan menjadi uang kartal


(kepercayaan) dan uang giral (simpanan di bank).

1. PENGERTIAN UANG KARTAL

Apa itu uang kartal? Uang kartal adalah uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral sebuah negara
dan diatur oleh undang-undang negara tersebut. Di Indonesia sendiri, terdapat 2 jenis uang kartal,
yaitu berupa uang kertas dan uang logam. Selain itu, uang ini dapat digunakan sebagai alat
transaksi mata uang asing atau sebagai alat tukar perdagangan global.

Dengan kata lain, uang kartal adalah alat pembayaran maupun alat tukar yang sifatnya sah
dipergunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan berbagai macam transaksi dalam kegiatan sehari-
hari.

Fungsi Uang Kartal

Di bawah ini merupakan beberapa fungsi uang kartal yang perlu Anda ketahui.

1. Alat pembayaran
Fungsi utama dari uang kartal adalah sebagai alat pembayaran sah untuk melakukan
transaksi. Dari adanya uang kartal, masyarakat bisa mendapatkan barang yang mereka
butuhkan dan membayarnya dengan uang ini.
2. Alat penyimpan nilai
Fungsi selanjutnya dari uang kartal adalah Anda dapat menyimpan dan memanfaatkannya
sebagai alat tukar saat nanti diambil.
3. Ukuran nilai
Fungsi terakhir dari uang kartal adalah sebagai standarisasi dalam mengukur nilai suatu
barang atau jasa. Oleh karena itu, uang kartal menjadi tolak ukur dalam transaksi
perdagangan untuk menentukan laba rugi serta melakukan tawar-menawar harga.

Jenis-Jenis Uang Kartal

Menurut isi dari UU Pokok Bank Indonesia Nomor 11 Tahun 1953, berdasarkan karakteristiknya
uang kartal terdiri dari dua macam, antara lain:

 Uang Bank: uang yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral berupa uang
logam dan uang kertas.
 Uang Negara: uang yang diterbitkan oleh Pemerintah dan bahan dasarnya terbuat dari
plastik.

9
Lalu, berdasarkan bahan pembuatannya, uang kartal adalah terdiri atas 2 jenis, yaitu uang logam
dan uang kertas. Berikut definisinya:

 Uang logam: umumnya terbuat dari bahan alumunium, kuningan, dan nikel lalu dibentuk
sedemikian rupa kemudian diberi warna emas atau perak. Nilai dari uang logam terdiri
dari dua macam, yaitu nilai intrinsik (nilai bahan pembuatannya) dan nilai tukar (nilai
nominal untuk dapat ditukar dengan suatu barang)

 Uang kertas: terbuat dari bahan kertas khusus uang. Uang kertas juga memiliki gambar,
kode, dan cap unik, dan khusus digunakan menjadi alat pembayaran yang sah

Ciri-Ciri Uang Kartal

Setelah mengetahui pengertian, fungsi, dan jenis-jenisnya, Anda juga perlu mengetahui ciri-ciri
uang kartal. Berikut ciri-ciri yang termasuk uang kartal adalah:

 Uang kartal yang sah hanyalah terbitan dari bank sentral atau Bank Indonesia.
 Uang kartal hanya terdiri dari 2 bentuk, yaitu uang logam dan uang kertas.
 Penerbitan dan peredaran uang kartal telah terjamin oleh undang-undang yang berlaku.
 Uang kartal harus digunakan masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah untuk
keperluan transaksi jual beli sehari-hari
Perbedaan Uang Kartal dengan Uang Giral

Jika uang kartal adalah uang yang diterbitkan oleh bank sentral sebagai alat pembayaran sah,
sedangkan uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank sentral dan lazimnya berbentuk
surat-surat berharga dan sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Berdasarkan
pengertiannya, uang kartal dan uang giral memiliki perbedaan, di antaranya:

1. Sifat
Dalam mata uang rupiah, uang kartal adalah alat pembayaran yang harus diterima di setiap
kegiatan transaksi jual beli. Hal itu pun telah diatur berdasarkan undang-undang. Artinya,
seluruh masyarakat wajib menggunakan uang kartal ketika melakukan transaksi jual beli
sebagai alat pembayaran.
Sedangkan, untuk uang giral, masyarakat tidak wajib dan berhak menolak menggunakan
uang giral sebagai alat pembayaran. Karena, tidak semua orang dapat melakukan dan
menerima uang giral sebagai alat pembayaran transaksi jual beli.

2. Bentuk
Uang kartal adalah uang yang berbentuk logam dan kertas, serta sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Lalu, setiap uang kartal tentunya mempunyai nilai nominal
berbeda-beda.

10
Beda halnya dengan uang giral yang hanya digunakan untuk keperluan tertentu. Bentuk
dari uang giral cenderung lebih beragam dibandingkan uang kartal, misalnya seperti kartu
kredit, kartu debit, cek, giro, voucher dan lainnya.

3. Kemudahan
Sebagai contoh, jika Anda hendak membayar makanan seharga Rp500.000, maka uang
kartal yang harus disediakan adalah sebanyak 5 lembar uang kartal Rp100.000 atau 10
lembar uang kartal Rp50.000.
Di sisi lain, apabila Anda membayar dengan uang giral seperti kartu debit, Anda hanya
perlu menggesek kartu tersebut di mesin pembayaran. Sehingga Anda tidak repot lagi
membawa uang kas di dompet dan lebih praktis.

4. Kepemilikan
Lalu perbedaan terakhir, hak milik atas uang kartal adalah didasarkan dari siapa yang
memegangnya pada saat kegiatan transaksi. Sedangkan, untuk uang giral terdapat identitas
pemiliknya, misalnya seperti kartu debit atau kartu kredit.

Kelebihan dan Kekurangan Uang Kartal

Kelebihan pertama dari uang kartal yang bentuknya kertas adalah desainnya unik dan
mudah dibawa saat aktivitas sehari-hari, misalnya disimpan di saku pakaian atau dompet.

Namun, untuk kekurangan dari uang kartal adalah penyimpanannya harus hati-hati, sebab
uang kertas mungkin saja dapat rusak atau hilang, bahkan tak jarang orang-orang secara tidak
sengaja mencuci uang tersebut yang masih ada di saku pakaian.

Selain itu, kelebihan dari uang kartal lainnya adalah nilai nominalnya tinggi pada uang
kertas dibandingkan dengan uang logam. Akan tetapi, perlu Anda ketahui, jika uang kertas
mengalami kerusakan, maka uang tersebut tak bisa digunakan kembali dan menyebabkan
pemegangnya mengalami kerugian.

Sementara itu, uang kartal berbentuk logam sehingga memiliki daya tahan lebih baik
dibandingkan uang kertas jadi tidak mudah rusak. Tetapi, seperti yang kita ketahui bahwa nilai
nominal uang logam lebih kecil daripada uang kertas. Lalu, dari sisi kemudahan dalam
membawanya pun uang logam lebih berat dan lebih sulit.

2. PENGERTIAN UANG GIRAL

11
Uang giral adalah alat pembayaran yang berbentuk surat-surat berharga atau surat-surat
penting, seperti cek, giro, wesel. kartu kredit dan polis. Berdasarkan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, definisi uang giral ialah tagihan yang ada di bank umum, yang
dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran.
Uang giral berbeda dengan uang kartal jika dilihat dari sisi lembaga yang menerbitkannya.
Uang giral dikeluarkan oleh bank umum, yakni bank selain Bank Indonesia. Sedangkan uang
kartal dikeluarkan oleh bank sentral, yakni Bank Indonesia. Contoh uang kartal ialah uang kertas
dan uang logam.
Dalam buku Mengenal Seluk Beluk Uang yang karangan Gery Achmadi, dijelaskan bahwa
uang giral muncul sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan sebuah alat tukar yang
mudah, praktis, dan aman. Meski bukan berbentuk uang tunai, uang giral ini merupakan alat
pembayaran yang sah, sehingga masyarakat tidak boleh menolak jenis uang giral ini.
Proses Terjadinya Uang Giral
Secara umum, uang giral tercipta ketika nasabah menyimpan uang kartal miliknya ke
dalam bank umum. Pemilik uang tersebut akan mendapat buku cek yang dapat digunakan untuk
melakukan pembayaran.
Dalam modul pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP karangan Mudjiatun, dkk, disebutkan
ada empat proses terjadinya uang giral.
1. Primary Deposit
Seperti yang dijelaskan di atas, proses utama pembentukan uang giral ialah ketika seseorang
menyimpan uang kartal di bank, sehingga otomatis uang kartal berubah menjadi uang giral.
2. Loan Deposit
Yang kedua ialah ketika seseorang meminjam uang di bank dan uang yang diperoleh tersebut
dalam bentuk simpanan di bank. Artinya, uang pinjaman tersebut tidak diambil dalam bentuk
tunai, melainkan disimpan dan dapat diambil sewaktu-waktu.
3. Uang Kuasi
Proses ketiga ini tercipta karena nasabah memiliki simpanan dalam bentuk simpanan berjangka
(time deposit money), seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, maupun tabungan. Uang
kuasi tidak bisa langsung digunakan untuk transaksi karena harus diambil dahulu dari bank atau
lembaga keuangan bukan bank.
4. Derivative Deposit
Uang giral juga terjadi ketika seseorang menjual surat berharga ke bank dan bank membukukan
hasil penjualan surat berharga itu sebagai deposit dari yang menjual.
Jenis Uang Giral
Beberapa surat berharga tergolong ke dalam uang giral. Berikut lima contoh uang giral.

1. Cek

12
Cek bisa juga disebut sebagai surat perintah tertulis oleh pemilik rekening kepada pihak bank
untuk mengeluarkan dana kepada pemilik cek. Untuk dapat melakukan pembayaran dengan cek,
Anda harus memiliki simpanan rekening giro di bank umum.
Bentuk dari cek ialah lembaran kertas dengan logo bank tempat dana disimpan dan terdapat
kolom yang diisi nama penerima dana, jumlah dana, hingga tanda tangan nasabah.
2. Giro

Giro adalah salah satu bentuk simpanan dana di bank umum. Berbeda dengan tabungan biasa,
dana dalam rekening giro hanya dapat diambil menggunakan cek, bilyet giro, surat berharga atau
pemindahbukuan.

Giro biasa digunakan untuk melakukan transaksi dalam jumlah besar. Kelebihan giro ialah dapat
melakukan transaksi dengan nominal uang yang tak dibatasi. Nasabah tinggal menyerahkan cek
atau bilyet giro kepada penerima dana dan langsung bisa dicairkan sesuai dengan tanggalnya.

3. Telegraphic Transfer

13
Telegraphic transfer (TT) atau telex transfer merupakan cara pengiriman uang memakai kode-
kode tertentu yang biasa dilakukan untuk transaksi antarnegara. Prosesnya memanfaatkan
teknologi komunikasi yang dipakai dalam telegram atau surat kawat. Namun dengan semakin
majunya teknologi, metode ini sudah digantikan cara pengiriman yang lebih canggih dan mudah
.4. Wesel Pos

Wesel pos merupakan salah satu uang giral yang berbentuk surat pos, tetapi bisa digunakan untuk
mengirim uang. Transaksi pengiriman uang ini dilakukan di kantor pos. Nantinya petugas kantor
pos yang akan mengeluarkan wesel pos. Kemudian pengiriman wesel pos juga dilakukan seperti
surat, yakni melalui pengiriman pos.
5. Kartu Kredit

14
Uang giral jenis ini berbentuk kartu dan digunakan sebagai alat pembayaran. Berbeda dengan
kartu debit, kartu kredit ini berisi dana milik bank yang dipinjamkan kepada nasabahnya dengan
batas jumlah tertentu. Nasabah kemudian mengganti uang tersebut kepada bank pada tanggal jatuh
tempo.

Kelebihan dan Kekurangan Uang Giral


Dilansir dari assignmentpoint.com, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari uang giral.

Kelebihan
 Alat pembayaran yang lebih mudah karena tidak perlu menghitung uang, namun cukup
memasukkan nominal pembayaran saja.
 Nilai transaksi tidak terbatas, sesuai dengan kebutuhan pemilik cek dan bilyet giro.
 Risiko kehilangan uang lebih kecil. Namun jika hilang, dapat segera dilaporkan ke bank
 yang mengeluarkan cek/bilyet giro agar segera diblokir.
 Nasabah dimungkinkan bisa menarik dana sesuai permintaan tanpa pemberitahuan
 terlebih dahulu kepada bank.
 Dengan memiliki uang giral, kita tidak perlu membawa uang tunai yang berisiko hilang
atau rusak

Kelemahan
 Uang giral yang disimpan di bank terkadang hanya mendapatkan bunga yang sangat
rendah, bahkan tidak sama sekali.
 Bank juga membebankan biaya bulanan kepada nasabah untuk terus mendapatkan layanan
giral.
 Jika dibandingkan antara Return on Investment (ROI) di bank dengan Treasury bills,
business paper, pengembaliannya sangat rendah.
2.6 Perbedaan Uang Kartal dan Uang Giral

uang kartal:

1. alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat umum
2. berupa logam dan kertas
3. agak rumit jika menyimpan dalam jumlah yang banyak
4. kurang aman karena resiko kehilangan besar
uang giral:
15
1. tidak diterima secara umum dalam masyarakat
2. berupa koran-koran (cek, giro dll)
3. lebih mudah dan praktis
4. lebih aman karena resiko kehilangan kecil, bila hilang bisa dilaporkan ke bank

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Uang merupakan suatu benda yang dapat diterima secara umum oleh lapisan masyarakat
sebgai alat perantara untuk mempermudah transaksi atau jual beli dalam kehidupan ekonomi
masyarakat. Uang dapat dibedakan menjadi uang kartal dan uang giral. Uang yang sah dan wajib
digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dissebut uang kartal yang terdiri atas
uang logam dan uang kertas.

3.2 SARAN

Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan uang, dan uang merupakan alat bayar
yang sah karena itu kita jangan sekali-kali melakukan praktik pencucian uang dan pemalsuaan
uang krena dapat merugikan negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi negara kita.

17

Anda mungkin juga menyukai