Anda di halaman 1dari 2

Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai ciri khas dalam seni bangunan, yaitu 

segi empat
memanjang berbentuk panggung (pile dwelling) yang agak tertutup.

 Mayoritas masyarakat yang berada di desa Lapandewa,


Kecamatan Kulisusu Barat, Kabupaten Buton Utara; Desa
Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo,  dan Desa Kumbewaha,
Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton; Kelurahan Masiri,
Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan; Kelurahan
Gonda Baru, Kecamatan Sarowolio, Kabupaten Kota Bau-
Bahasa Cia-cia
Bau biasanya menggunakan bahasa Cia-cia dalam
kesehariannya.
Perlu kamu ketahui, dalam setiap wilayah ini terdiri dari
lima dialek bahasa Cia-cia. Mulai dari dialek Lapandewa,
dialek Kancinaa, Dialek Masiri, dialek Gonda baru dan
dialek Kumbewaha.

Banua Tada merupakan rumah tempat tinggal


Suku Wolio atau orang Buton di pulau Buton.
Kata banua dalam bahasa setempat berarti
Rumah Adat Banua Tada rumah sedangkan kata tada berarti siku,
sehingga banua tada dapat diartikan sebagai
"rumah siku"

Penamaan tersebut didasarkan pada struktur


rangka bangunan yang terdiri dari siku-siku.

Keunikan dari rumah ini terletak pada desain,


struktur dan fungsinya yang mengandung nilai
filosofis di dalamnya. Adapun keunikan lain dari
rumah banua tada adalah memiliki bentuk rumah
panggung, tetapi pada pembangunannya tidak
/
menggunakan satupun paku.
Busana Adat Babu Nggawi Langgai untuk
Pengantin Pria

Busana adat pengantin pria suku Tolaki di


Sulawesi Tenggara bernama Babu Nggawi
Langgai. Pakaian tersebut berupa baju atasan
lengan panjang yang bagian depannya terbuka
dengan hiasan keemasan pada belahan baju,
leher, dan lengan.

Baju atasan tersebut bernama Babu Kandiu.


Sedangkan untuk bawahan memakai celana
panjang dengan belahan pada bagian bawah
sepanjang 10 – 15 cm dan hiasan yang serupa
dengan atasan. Celana panjang ini bernama
Saluaro Ala.

Kasuami Kasuami adalah makanan khas Buton,


kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kasuami terbuat dari ubi yang dihaluskan
dan dikukus yang berbentuk seperti nasi tumpeng
atau dalam bentuk lainnya. Kasuami sangat nikmat
dimakan saat masih panas bersama ikan bakar dan
sambal colo-colo.

Keris Arung Palakka Keris Arung Palakka atau keris La


Makkawa adalah senjata tradisional Sulawesi Tenggara
yang merupakan pusaka kerajaan. Keris Arung Palalka
berbentuk seperti keris jawa yang bilah bermata duanya
Keris dan Tombak Meantu’u Tiworo berlekuk-lekuk. Bedanya keris Arung Palakka dilapisi
dengan emas dan dihiasi oleh batu permata. Gagang dan
sarungnya dihiasi oleh berbagai ukiran khas Kerajaan
Buton. Keris Arung Palakka seperti namanya, adalah miliki
Arung Palakka yang merupakan seorang Sultan Kerajaan
Bone. Arung Palakka sangatlah dihormati rakyat Bone
karena kesaktian dan kepedualiannya terhadap rakyat.
Muhammad Idris Patarai dalam buku berjudul Arung
Palakka Sang Fenomenal (2016) Arung Palakka tumbuh
sebagai tawanan perang, membentuk pribadi yang prihatin
pada rakyat Bone yang diperbudak oleh Gowa.

Anda mungkin juga menyukai