Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KLIPING

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUH.FAHRI ARDIANSYAH ABU BAKAR

KELAS : VII.B

MTSN TOGO-TOGO

2023/2024
LIMA ADAT ISTIADAT YANG ADA DI INDONESIA

No Adat Istiadat /Asal Daerah Keterangan


1 SEKATEN (Yogyakarta ) Upacara ini biasa diselenggarakan untuk memperingati
Maulid Nabi Muhammad. Setiap tahunnya, Sekaten
diselenggarakan di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta
dan dihadiri oleh ribuan warga Yogyakarta maupun
wisatawan. Tidak heran, tradisi yang satu ini juga
menjadi daya tarik tersendiri sehingga mengundang
banyak wisatawan untuk menyaksikan secara langsung.
Pada momen ini, Keraton akan mengadakan pawai atau
iring-iringan gunungan hasil bumi masyarakat sekitar
yang diarak oleh abdi dalem serta prajurit Kraton. Adat
ini masih dilestarikan hingga saat ini karena merupakan
bagian dari kearifan lokal.
2 NGOBENG ( Sumatra Selatan ) Ngobeng adalah tradisi menjamu tamu yang masih
dilestarikan oleh masyarakat Palembang, Sumatera
Selatan. Ngobeng merupakan bentuk dari menghargai
tamu serta mempererat tali silaturahmi. Tamu yang
berkunjung akan langsung disiapkan hidangan serta air
untuk mencuci tangannya. Dalam tradisi ini disiapkan
beragam menu seperti opor, gulai kambing, acar,
tumisan, sambal, dan lain sebagainya.

3 ARUH BAHARIN ( Kalimantan) Dalam tradisi ini, lima balian (sebutan untuk tokoh adat)
berlari-lari kecil sambil membunyikan gelang yang
terbuat dari kuningan. Mereka berlari sambi mengelilingi
tempat pemujaan dan membaca mantera. Upacara ini
dihadiri oleh warga Dayak dan diselenggarakan sebagai
bentuk syukur atas panen padi yang melimpah. Upacara
ini biasanya dilaksanakan selama 7 hari.
4 MAPPALILI ( Sulawesi) Mappalili merupakan upacara adat yang biasa
diselenggarakan untuk mengawali musim tanam padi.
Ritual ini dipimpin oleh pendeta Bugis kuno yang
disebut sebagai bissu. Bissu Puang Matoa akan
berkumpul di rumah arajang, yang merupakan tempat
penyimpanan bajak sawah pusaka. Dengan mengenakan
kemeja bergaris yang dipadukan dengan sarung berwarna
putih polos, Bissu Puang Matoa memimpin acara.

5 UPACARA NGABEN ( Bali) Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah yang


merupakan warisan leluhur dan telah dilakukan sejak
ratusan tahun silam di Bali. Masyarakat Hindu Bali
percaya bahwa dengan membayar jenazah, roh leluhur
menjadi suci dan mereka bisa beristirahat dengan
tenang. Upacara ngaben membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Hal ini karena ngaben melibatkan orang dalam
jumlah besar dan panggung pembakaran.

LIMA RUMAH ADAT YANG ADA DI INDONESIA

No Rumah Adat / Asal daerah Keterangan


1. Rumah Balai Batak Toba (Sumatera Utara) Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah
arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari
hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan.
Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk
ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat
pada kelompok adat batak melambangkan “ kerbau
berdiri tegak”. Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias
pucuk atap dengan kepala kerbau.
2. Rumah panggung (Jambi ) Rumah tinggal orang Batin disebut Kajang Lako atau
Rumah Lamo. Bentuk bubungan Rumah Lamo
seperti perahu dengan ujung bubungan bagian atas
melengkung ke atas. Tipologi rumah lamo berbentuk
bangsal, empat persegi panjang dengan ukuran
panjang 12 m dan lebar 9 m. Bentuk empat persegi
panjang tersebut dimaksudkan untuk mempermudah
penyusunan ruangan yang disesuaikan dengan
fungsinya, dan dipengaruhi pula oleh hukum Islam.
3. Rumah gadang (Sumatera Barat ) Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis
Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang
biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik
keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun
temurun. Tidak jauh dari komplek rumah gadang
tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum
yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat
tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum
menikah.

4. Rumah joglo ( Jawa Tengah) Rumah adat joglo merupakan rumah adat masyarakat Jawa.
Rumah adat ini terdiri dari beberaparuangan di dalamnya.
Di depan rumah terdapat pendopo yang berfungsi
sebagai ruang tamu.
Ciri khas
 rumah adat ini adalah mempunyai corak ornamen budaya suku
Jawa yang terletak pada bagian-bagian sisi rumahnya.

5. Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan ) Rumah adat tongkonan merupakan rumah adat yang berasal
dari provinsi Sumatera Selatan.
Ciri khas
 rumah adat ini adalah mempunyai bentuk yang unik
pada atapnya. Atap rumah ini berbentuk seperti
perahu. Selain itu terdapat hiasan tanduk kerbau di
bagian depan rumahnya.

LIMA SUKU YANG ADA DI INDONESIA

No Suku Daerah / Asal Suku Daerah Keterangan


1. SUKU BATAK (Sumatra Utara ) Suku batak adalah macam suku di Indonesia yang
berasal dari kawasan Sumatera Utara. Beberapa suku
bangsa yang termasuk atau dikategorikan sebagai
batak adalah Batak Karo, Batak Toba, Batak
Simalungan, Batak Pakpak, Batak Angkola, serta
Batak Mandailing.
2. Suku Dayak (Kalimantan Selatan, Kalimantan Suku Dayak adalah salah satu suku yang berasal dari
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, pulau di Kalimantan. Namun selain suku dayak,
dan Kalimantan Utara). Kalimantan Barat juga dikenal dengan beragam jenis
suku bangsa lainnya.Sementara itu, untuk suku Dayak
sendiri dikenal sebagai suku bangsa yang berasal dari
pedalaman pulau Kalimantan secara keseluruhan. Suku
Dayak juga dikenal sebagai suku dengan warisan
magis yang kuat. Beragam ilmu spiritual menjadi ciri
khas dari adat kebiasaan suku tersebut.

3. Suku Bugis ( Sulawesi Selatan ) Suku Bugis adalah suku bangsa yang berasal dari
Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, di kawasan
tersebut juga terdapat beberapa suku lainnya, seperti
halnya Suku Toraja, Suku Mandar, Suku Sa’dan, dan
Suku Makassar. Suku Bugis sendiri dikenal sebagai
golongan dari suku Melayu Deutero, yang mana suku
tersebut masuk ke Nusantara setelah terjadinya proses
dari gelombang migrasi pertama yang terjadi di
daratan Asia atau tetapnya di kawasan Yunan.

4. Suku Sasak ( Nusa Tenggara Barat ) Suku sasak adalah salah satu suku yang tinggal di
kawasan Nusa Tenggara Barat, suku sasak dikenal
dengan nama yang berasal dari kata sak-sak, kata sak-
sak itu tadi memiliki arti sampan. Sedangkan dalam
tradisi lisan yang terdapat di masyarakat, mereka
umumnya percaya bahwa kata sasak berasal dari kata
sa’saq yang memiliki arti satu. Sedangkan kata
Lombok berasal dari kata Lomboq yang memiliki arti
lurus, karena itulah apabila digabung maka kata
tersebut akan mengandung arti sesuatu yang lurus.

5. Suku Asmat (Papua ) Salah satu suku di Indonesia selanjutnya yaitu Suku
Asmat yang dikenal sebagai suku yang ahli dan pintar
dalam berburu di hutan. Kehidupan Suku Asmat masih
jauh dari jangkauan luar. Populasi Suku Asmat terbagi
ke dalam dua bagian yaitu mereka yang tinggal di
pesisir pantai, dan mereka yang tinggal di pedalaman.
Walaupun terlihat sama, ternyata kedua populasi Suku
Asmat memiliki cara hidup, dialek, dan struktur sosial
yang berbeda.

TIGA PELOPOR SUMPAH PEMUDA


No Tokoh Keterangan
1. Soegondo Jojopoespito Soegondo Jojopoespito merupakan tokoh yang paling
berpengaruh dalam Kongres Pemuda II karena
menghasilkan Sumpah Pemuda. Pemimpin kelahiran
1905 ini juga merupakan satu di antara aktivis
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia. Hal tersebut
yang kemudian membuatnya ditunjuk menjadi ketua
Kongres Pemuda II. Motto pentingnya dalam Sumpah
Pemuda yaitu 'Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu
Bahasa Indonesia'.

2. Muhammad Yamin Muhammad Yamin merupakan satu di antara pencetus


Kongres Pemuda II. Meski sebagai pencetus, ia malah
didapuk menjadi sekretaris. Saat dicalonkan sebagai
ketua, ia tak terpilih lantaran berasal dari Jong
Sumatranen Bond. Padahal, kala itu Kongres Pemuda
membutuhkan pemimpin yang dianggap sangat netral.
Muhammad Yamin juga yang merumuskan teks
Sumpah Pemuda dan selalu mengusung Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan.

3. Sarmidi Mangoensarkoro Sarmidi Mangoensarkoro merupakan satu di antara


pembicara pada Kongres Pemuda II hari kedua.
Bersama dengan Poernomowoelan, ia membahas
masalah pendidikan. Sarmidi Mangoensarkoro
berpendapat anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan serta mendapat keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak
juga harus dididik secara demokratis. Konsentrasinya
yang kuat dalam bidang tersebut, membuat Sarmidi
Mangoensarkoro dipercaya menjadi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949
hingga 1950.

Anda mungkin juga menyukai