Anda di halaman 1dari 10

SUMATERA

UTARA
Oleh :
Dewi Ayu Srikandi
Jauza Salsabila
Sutra Aliza
TRADISI SOSIAL,
BUDAYA DAN
AGAMA DI
SUMATERA UTARA
Pengertian Tradisi Sosial

Adalah tradisi yang dilakukan terkait


dengan hajat orang banyak seperti
peringatan hari-hari besar Islam, sedekah
bumi atau kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat secara turun temurun.
Tradisi Sosial Sumatera Utara
Terdapat beberapa tradisi sosial yang masih dipertahankan
yakni:
1. Tradisi Marsialapari
Tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat
Mandailing. Marsialapari adalah suatu kegiatan
bergotong-royong dalam mengerjakan sawah secara
bersama-sama dengan rasa gembira dan dengan
harapan orang lain dapat menolong kita di waktu lain
ketika kita membutuhkan.
Marsialapari dilakukan pada prosesi  memanen padi
 (manyabii) dan prosesi  menanam padi (marsuaneme).
Jumlah harinya juga dihitung berapa hari, misalnya kita
pergi ke sawah si A selama 7 hari, maka si A juga akan
datang ke sawah kita dengan jumlah hari yang sama.
Next..
2. Tradisi Merdeke-deke
Mardekke-dekke dalam bahasa
Batak, berarti beramai-ramai
menangkap ikan di kolam/tambak ikan
biasanya dilakukan saat musim
kemarau. Tambak diberi nama sesuai
keturunan marga. Ritual ini sudah turun
menurun dalam Masyarakat Batak, salah
satu dilakukan warga Kampung Matiti I
dan II ini. Pemiliknya bermarga Munthe.
Tradisi mardekke-dekke dilakukan
setelah selesai panen padi, sebagai
ucapan syukur pada alam semesta.
Pengertian Tradisi
Budaya dan Agama

Tradisi budaya adalah segala daya


dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa
yang berkembang dan dimiliki
seseorang atau sekelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi Budaya & Agama Sumatera
Utara
1. Mangongkal Holi
Merupakan salah satu ritual adat masyarakat Batak Toba
dan Batak Simalungun yang terkenal di Tanah Batak, bahkan
tanah Jawa di Sumatera Utara. Tradisi ini berasal dari kultur
Batak pra-Kristen yang menganggap hal itu perlu sebagai
salah satu bentuk penghormatan kepada orang tua atau
leluhur.
Upacara Mangokal Holi yang artinya menggali kubur
Upacara Mangokal Holi ini bertujuan untuk mendapatkan
Hagabean, Hasangapan dan Hamoraon (panjang umur,
kehormatan, dan kekayaan). Meskipun zaman terus berubah
namun tradisi ini tetap dipertahankan hingga saat ini.
Ritual ini diikuti dengan perayaan besar seperti pesta, makan bersama, dan juga tor-tor serta
gondang Batak yang meriah. Dalam makan bersama pihak kelurga yang melaksanakan upacara
Mangongkal Holi akan memasak dan menyembelih seekor babi dan kerbau tuk memenuhi kebutuhan
selama diselenggarakannya ritual adat tersebut.
Next…
2. Tarian Sigale-gale
Tarian sigale-gale dikenal juga sebagai tarian
membuang kesialan. Masyarakat Batak di Samosir, 
empercayai bahwa seseorang yang meninggal tetapi
belum menikah akan membawa kesialan pada
keluarganya. Untuk itu keluarga mengadakan tarian
sigale-gale menggunakan boneka kayu.

3. Tarian Gundala-Gundala
Tarian gundala-gundala berasal dari suku
Karo, Sumatera Utara. Suku Karo menarikan
tarian gundala-gundala dengan memakai topeng
untuk memanggil hujan datang. Tidak ada batasan
jumlah penari dalam tarian gundala-gundala.
Next…
4. Tradisi Mangulosi
Tradisi ini berasal dari kata ‘ulos’ atau
kain tenun khas Suku Batak. Mangulosi
sendiri merupakan prosesi mengalungkan
kain ulos kepada seseorang yang sedang
berduka atau mengadakan pesta. Suku
Batak mengartikan upacara ini sebagai
bentuk doa, kasih sayang, dan kehangatan.
Pergi ke Irian bareng si Kasih
Cukup sekian dan terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai