1. Partuturan
Budaya Partuturan memiliki istilah lain yaitu kekerabatan. Dalam hal ini, kunci dan falsafah
hidup dalam budaya patuturan adalah dengan menanyakan marga setiap orang Batak yang di
temui.
Selain itu, partuturan sendiri sudah di anggap sebagai kunci utama dalam mempersatukan
hubungan darah dan menjadi penentu dalam bersikap terhadap orang lain dengan baik.
Oleh karenanya gak heran apabila melihat orang sesama batak yang menanyakan marga
apabila bertemu.
2. Mangongkal Holi
Merupakan sebuah prosesi upacara yang di lakukan dengan mengumpulkan tulang dari jasad
orang tua yang telah lama meninggal. Mangongkal Holi bertujuan untuk memindahkan tulang
– tulang tersebut dan memasukkannya ke peti yang baru.
Nantinya peti tersebut akan di letakkan pada suatu tempat yang sudah di sediakan oleh
keluarganya. Tradisi ini menjadi tradisi turun temurun yang masih sering di lakukan.
Hal ini di anggap sebagai penghormatan kepada roh orang tua yang telah lama pergi.
Sedangkan pemindahan lokasi peti yang berisi tulang ke tempat yang baru di percaya agar
orang tua mendapatkan tempat yang lebih baik dari yang sebelumnya.
3. Mangulosi
Merupakan kegiatan berbagi ulos. Mangulosi menjadi lambang perdamaian dan juga
kehangatan untuk yang menerima.
Selain itu, Mangulosi di percaya memberikan berkat bagi siapapun. Dalam melakukan
Mangulosi, hanya orang – orang yang di tuakan saja yang bisa memberikan ulos seperti orang
tua terhadap anak.
Baca Juga: Pesona Keindahan Obelix Hills, Harga Tiket, dan Jam Buka
Biasanya, mangulosi sering di lakukan dalam sebuah pesta seperti pesta kelahiran anak, pesta
pernikahan, dan lain sebagainya.
Nantinya patung tersebut akan di gerakkan oleh manusia yang berada di belakang patung
Sigale – gale.
Menurut legenda, Sigale – gale adalah putraa tunggal dari raja Rahat yang meninggal karena
sakit. Untuk mengobati kesedihan raja, maka di buatlah patung yang menyerupai Sigale –
gale dan di adakan ritual berupa tarian sekaligus memanggil arwah Sigale – gale.
5. Mangalahat Horbo
Upacara yang di lakukan sebagai bentuk penyucian diri dan menebus dosa – dosa. Dengan
melakukan Mangalahat Horbo di percaya dapat mendapatkan kemakmuran dalam hidup.
Selain itu, acara Mangalahat Horbo sendiri awalnya di latarbelakangi oleh kepercayaan suku
Batak terhadap Debata Mula Jadi Nabolon yang merupakan Sang pencipta alam semesta.
Suku Batak meyakini Debata Mula jadi Nabolon mampu menghapus dosa serta memberikan
kemakmuran dalam hidup dengan berkorban seekor kerbau jantan.
Biasanya Manortor di lakukan pada acara pesta – pesta adat Batak yang di sertai dengan
membunyikan musik Gondang Sebangunan dan alat musik yang lengkap.
Itulah beberapa tradisi adat dan kebudayaan Batak yang masih terus di lestarikan. Saat
berkunjung langsung ke tanah Batak, nantinya kamu akan mendapatkan pelajaran serta
pengalaman yang tidak kamu temukan di tempat lain.***