2. SISTEM PENGETAHUAN
Sistem pengetahuan pada suku Batak akan dijelaskan mengenai
pengetahuan masyarakat Batak dalam memasak dan membuat
rumah. Masakan adat Batak jenis masakan yang dipengaruhi seni suku
batak, dan termasuk masakan Nusantara. Yang paling sering digunakan
dalam memasak sebuah pesta adalah andaliman (merica batak). Bahkan
di tradisi orang batak banyak menggunakan Babi ataupun daging Anjing,
yang dimasak sesuai selera masing masing dan juga menggunakan
makanan yang berasal dari danau, seperti ikan ikanan yaitu hasil
pancingan para nelayan, mereka memasaknya biasanya disebut
(napinadar,dipanggang atau ikan arsik). Jenis makanan Batak yang dapat
dijumpai
dan
dikenal
oleh
masyarakat
umumnya
adalah Saksang, Arsik Panggang, Ayam
tasak
telu, Manuk
Napinadar, Tangotanggo, Dengke
Mas
naniura, Natinombur, Mie
Gomak, Na
nidugu, Dali
ni
horbo, Sambal
tuktuk, Pagitpagit, Itak
gurgur,Kue lampet, Kue Ombus ombus, Kue Pohul pohul, Kacang sihobuk.
Sedangkan pengetahuan pada masyarakat Batak mengenai
pembuatan rumah memiliki cirri khas tersendiri. Rumah adat batak toba
disebut juga RUMAH BOLON yang berbentuk panggung dengan bahan
utama dari kayu, dengan ciri khas atapnya yang melengkung dan runcing
ditiap ujungnya. Rumah adalah hal yang terpenting, dibuat dengan
formasi berbentuk segi empat, dipadu tiang dan dinding yang kuat. Makna
dari pondasi ini sendiri adalah saling kerja sama demi memikul
yang berat. Gorga adalah pahatan/ukiran kayu yang ada pada rumah adat
Mangarisika
Marhori-hori Dinding/marhusip
MarhataSinamot
Pudun Sauta
Pesta Unjuk
Ditaruhon Jual
Paulak Unea
Manjahea
Upacara adat pernikahan sesuai dengan adat Batak Toba,
Marhajabuan (berumah tangga). Jenis-jenis upacara pernikahan adat
batak yaitu PATIUR BABA NI MUAL (Permisi dan mohon doa restu tulang),
MARHORI HORI DINGDING (Perkenalan keluarga secara tertutup),
MARHUSIP (Perundingan diam diam & Patua) dan Hata (Melamar secara
resmi), MARTOMPUL dan MARTONGGO RAJA DAN MARIA RAJA (Pesta
pertunangan).
Gerrit van Asselt sendiri pada 31 Maret 1961 membaptis orang Batak
Kristen pertama, Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon di Sipirok.
Semangat Pekabran Injil de Eropah tak lagi tergantung pada
kerjasama suatu Gereja dengan pemerintahnya yang melakukan
kolinialisasi ke berbagai benua. Di Jerman, di tepi sungai Zending.
Rheinische Missionsgesellschaft (RM) yang berdiri pada tahun 1818
mengutus misionaris ke daratan luas dan suku-suku bangsa besar di Afrika
dan Tiongkok, termasuk ke Indonesia yang berada di bawah penguasaan
Belanda.
Pemindahan Zendeling dari Kalimantan ke Tanah Batak terkait
dengan penugasan pimpinan RM, Inspektur Dr.Friedrich Fabri kepada
misionaris yang tertahan di Batavia akibat Perang Banjar, pada tahun
1860. Ketika itu Febri berkunjung ke Amsterdam, Belanda. Dia sangat
tertarik pada dokumen van der Took mengenai suku Batak Toba yang
ditelitinya pada tahun 1849. Fabri mengutus Hoefen mengunjungi Tanah
Batak, dan berdasarkan laporan Hoefen RM menugaskan dua misionaris,
Klammer yang bertahan di Batavia dan Heine yang langsung didatangkan
dari Barmen, ke Tanah Batak. Keduanya tiba di Sibolga 17 Agustus 1961
dan memilih Sipirok sebagai pos utama. Heine dan Klammer tinggal
melapor ke residen Tapanuli di Sibolga karena Fabri sudah lebih dahulu
meminta izin atas penugasan kedua misionaris itu ke pemerintahan
Belanda.
Ingwer Ludwig Nommensen (1834-1918) merupakan tokoh sentral
Pekabaran Injil di Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai
Rasul Batak yang menjadikan suku Batak Toba menjadi suku bangsa
maju.
Dia menginjakkan kaki di Barus Juni 1862, ditempatkan oleh rekanrekan pendahulunya di Parausorat Desember 1862, lalu menginjakkan
kaki di Silindung November 1863. Pekerjaan di perbatasan, menurutnya
tidak memadai karena dominan penduduknya sudah memeluk agama
Islam. Tak ada cara lain kecuali memasuki Tanah Batak, Silindung adalah
pilihan utama karena jumlah penduduknya sangat besar, meskipun
ditentang pemerintah Hindia Belanda, harus ditempuh melalui medan
yang berat yaitu hutan belantara yang penuh marabahaya, serta
kemungkinan ditolak bahkan bisa terbunuh.
Ditandai dengan didirikannya Universitas Nommensen (1954)
dengan kira-kira 3.000 mahasiswa pada tahun 1971,dan suatu tata gereja
baru (1962) yang dengannya dihapuskan sinode distrik. HKBP juga
mengembangkan usaha pendidikan dan penginjilan dikalangan orangorang Jawa di Sumatera Timur, orang-orang Sakai di Riau, dan di Malaysia.
Pada permulaan tahun 1960-an HKBP hampir mempunyai 900.000
anggota di sumatera dan banyak jemaat di pulau lainnya dan di
Singapura.
Dalam perkembangannya HKBP beberapa kali mengalami peristiwa
ditinggalkan jemaat, di mulai tahun 1927 dengan berdirinya Mission
Batak, disusul Huria Christen Batak (HCB), Punguan Kristen Batak (PKB),
dan Huria Kristen Indonesia (HKI). Pada tahun 1964 sejumlah anggota
keluar dan menamakan diri Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI).
Atas kemelut HKBP yang terjadi pada tahun 1990-an sejumlah anggota
juga banyak yang pindah ke Gereja lain. Menurut Almanak HKBP tahun
2007 HKBP memiliki 3.139 gereja yang tersebar di Indonesia bahkan di
Singapura dan Amerika Serikat. Dengan jumlah lebih dari 5 juta jemaat
HKBP di catat sebagai lembaga keagamaan dengan jumlah anggota
terbesar ketiga setelah Nahdatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah.
7. SENI
Seni Tarian, Seni tari Batak pada zaman dahulu merupakan sarana
utama pelaksanaan upacara ritual keagamaan. Menari juga dilakukan
dalam acara gembira seperti sehabis panen, perkawinan, yang waktu itu
masih bernapaskan mistik (kesurupan). Acara pesta adat yang
membunyikan gondang sabangunan (dengan perangkat musik yang
lengkap), erat hubungannya dengan pemujaan para Dewa dan roh-roh
nenek moyang (leluhur) pada zaman dahulu. Contohnya seni Tari Tor-tor
(bersifat magis). Didalam menari setiap penari harus memakai Ulos.
Orang Batak mempergunakan alat musik/ Gondang yaitu terdiri dari:
Ogung sabangunan terdiri dari 4 ogung. Kalau kurang dari empat ogung
maka dianggap tidak lengkap dan bukan Ogung sabangunan dan
dianggap lebih lengkap lagi kalau ditambah dengan alat kelima yang
dinamakan Hesek. Kemudian Tagading terdiri dari 5 buah. Kemudian
Sarune (sarunai harus memiliki 5 lobang diatas dan satu dibawah. Menari
juga dapat menunjukkan sebagai pengejawantahan isi hati saat
menghadapi keluarga atau orang tua yang meninggal, tariannnya akan
berkat-kata dalam bahasa seni tari tentang dan bagaimana hubungan
batin sipenari dengan orang yang meninggal tersebut. Juga Menari
dipergunakan oleh kalangan muda mudi menyampai hasrat hatinya dalam
bentuka tarian, sering taruian ini dilakukan pada saat bulan Purnama.
Kesimpulannya
bahwa
tarian ini dipergunaka
sebagai sarana
penyampaian batin baik kepada Roh-roh leluhur dan maupun kepada
orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian
menunjukkan rasa hormat.
Seni arsitektur, rumah adat Siwaluh Jabu, rumah adat Batak Karo.
Rumah ini bertiang tinggi dan satu rumah biasanya dihuni atas satu
keluarga besar yang terdiri dari 4 sampai 8 keluarga Batak. Di dalam
rumah tak ada sekatan satu ruangan lepas. Namun pembagian ruangan
tetap ada, yakni dibatasi oleh garis-garis adat istiadat yang kuat, meski
garis itu tak terlihat. Masing-masing ruangan mempunyai nama dan siapa
yang harus menempati ruangan tersebut, telah ditentukan pula oleh adat.
Fungsi utama dari ujung atap yang menonjol ini adalah untuk
memungkinkan asap keluar dari tungku dalam rumah. Pada bagian depan
dan belakang rumah adalah panggung besar yang disebut ture,
konstruksinya sederhana dari potongan bambu melingkar dengan
diameter 6 cm. Panggung ini dugunakan untuk tempat mencuci,
menyiapkan makanan, sebagai tempat pembuangan (kotoran hewan) dan
sebagai ruang masuk utama. Jalan masuk menuju ture adalah tangga
bambu atau kayu.
Musik, Toba Kuno di jaman dinasti Tuan Sorimangaraja (Pahompunya Si Raja Batak) Berawal dari musik Raja-raja.Bukan musik untuk Raja,
tetapi musik yang dimainkan oleh Raja. Musik Batak awalnya diciptakan
untuk upacara ritual yang dipimpin pada Datu (dukun) pada masa itu
untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada Mula Jadi
Nabolon.
Batak untuk ritual ini adalah yang disebut Gondang Sabangunan
yang terdiri dari 5 Ogung, 5 Gondang, Sarune Bolon lubang 5. Namun
para Rakyat juga ingin main musik, maka berkembanglah musik batak ini
di kalangan rakyat dengan format Taganing, Garantung, Hasapi, Seruling
dan Sarune Etek. Dengan alat-alat musik inilah tercipta banyak sekali lagu
rakyat yang bernuansa pentatonis (Do Re Mi Fa Sol, kadang2 ada juga La)
dan susunan nada (licks)-nya sangat khas tidak didapati di musik suku
lain.
Kerajinan, tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari
suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos
merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara
perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos
terbuat dari benang kapas atau rami.Warna ulos biasanya adalah hitam,
putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain
merupakan lambang dari variasi kehidupan