Anda di halaman 1dari 2

ADAT DAN BUDAYA BATAK

Suku Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang mempertahankan


kebudayaannya. Mereka memegang teguh tradisi dan adat. Sampai sekarang adat
dan budaya tetap dilaksanakan dalam kehidupan sosial orang Batak dan aktivitas
sehari-harinya.
Beberapa adat dan budaya Batak yang berlaku adalah :
PARTUTURAN
Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari kekerabatan (partuturan) adalah kunci
dari falsafah hidupnya dengan menanyakan marga dari setiap orang Batak yang
ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan ukiran 2 ekor cicak yang saling
berhadapan yang menempel di kiri-kanan Ruma Batak.
DALIHAN NATOLU

Kalau diartikan langsung “Dalihan” adalah sebuah tungku yang terbuat dari batu.
Jadi Dalihan Natolu artinya tungku tempat memasak yang diletakkan di atas 3
(tiga) batu. Agar tungku tersebut dapat berdiri dengan baik, maka ketiga batu
sebagai penopang haruslah berjarak seimbang satu sama lain dan tingginya juga
harus sama. Hal ini adalah falsafah yang dimaknakan sebagai kebersamaan yang
cukup adil dalam kehidupan masyarakat Batak.
MANGULOSI

Mangulosi artinya adalah memberikan ulos sebagai lambang kehangatan dan


berkat bagi yang menerimanya. Dalam hal Mangulosi ada aturan yang harus
ditaati yakni : hanya orang yang dituakan yang dapat memberikan ulos. Misal :
orang tua mangulosi anaknya, tetapi seorang anak tidak bisa mangulosi
orangtuanya.
Mangulosi sering kita temukan pada saat-saat pesta antara lain :
– Ketika anak lahir , bayi akan menerima “Ulos Parompa”
– Pada saat anak laki-laki melaksanakan pesta pernikahan, dia akan menerima
“Ulos Hela” dari mertuanya.
– Pada saatnya meninggal dunia, akan menerima “Ulos Saput”.

UMPASA

Merupakan kata-kata yang diucapkan seperti menyerupai pantun dalam bahasa


Batak yang mempunyai makna. Umpasa begitu penting diucapkan untuk
menyampaikan keinginan/harapan dalam setiap acara adat yang dilaksanakan.
Apabila umpasa yang disebutkan juga menjadi harapan dari para hadirin, maka
secara serentak akan mengatakan “ima tutu” yang artinya “semoga demikian”.
MANGONGKAL HOLI

Merupakan suatu prosesi upacara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan tulang


belulang dari jasad orang tua yang dimasukkan ke peti yang baru untuk
dipindahkan pada suatu tempat yang telah disediakan oleh pihak keluarga. Tradisi
ini merupakan warisan turun-temurun yang bertujuan memberikan
penghormatan kepada roh orang tua yang telah tiada. Pemindahan lokasi tulang
belulang dimaksud ke tempat yang baru adalah untuk mendapatkan tempat yang
lebih baik dari tempat sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai