Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

MARGONDANG PAHEHE SARING SARING


Pahehe saring saring atau mengangkat dan mengumpulkan tulang belulang leluhur “Ompu
Parsadaan” serta menguburkannya kembali dalam Batu na Pir dilokasi yang strategis.
Menunjukkan bahwa orang Batak itu harus mengormati orangtuanya yang masih hidup maupun
yang sudah meninggal dengan memelihara kuburannya, disamping sebagai pengikat kekeluargaan,
melestarikan adat patrilineal atau silsilah marga dan membuktikan adanya tanah marga di bona ni
pasogit. Dilihat dari segi budaya musik Batak, margondang pahehe saring saring merupakan
“puncak tertinggi” dari pelaksanaan adat Margondang dan Manortor. Apa alasannya?
1. Pada waktu margondang pahehe saring saring ada GONDANG HASUHUTON lengkap
tujuh gondang, melalui tonggo atau doa permohonan yang diucapkan Raja Parhata diketahui
apa yang diminta. Apa yang diinginkan Hasunuton., walaupun tonggo itu kedengarannya
bersifat “monolog saja” hanya antara Raja Parhata dengan Tuhan Yang Maha Pengasih
melalui pargonsi, isinya sudah merupakan aktualisasi adat Batak dalam kehidupan.
2. Ada gondang HULAHULA, lengkap tujuh gondang juga, penuh DIALOG, Tanya jawab,
umpasa berbalas balasan, hula hula memberi berkat melalui doa, boru maniuk atau mengelus
dagu hula hulanya, hula hula membawa ulos atau mangulosi hula hula dan boru bergantian
“meminta gondang”: gondang pasu pasu oleh hula hula, gondang siuk siuk oleh boru. Waktu
margondang dan manortor itu didukung sepenuhnya oleh dongan sabutuha dan boru bere
seperti memberi minuman segar, makanan ringan, lampet, buah, dan lain lain. Tampak betul
penerapan sistem kekerabatan Dalihan Natolu, yaitu MANAT MARDONGAN TUBU,
DAME MARDONGAN SAHUTA (SIHAL SIHAL), ELEK MARBORU, SOMBA
MARHULA HULA.

1.Prosesi Gondang Hula hula


Pada hari “H” yang sudah ditentukan, rombongan hula hula datang dan diminta dalam barisan
dengan jarak kurang lebih 30 meter dari tempat acara Horja yang disebut asean atau tonga ni
alaman atau pogu ni alaman. Apabila rombongan hula hula telah siap dan lengkap, raja parhata
Hasunuton atau juru bicara Hasunuton MANGGORA atau mengundang rombongan hula hula untuk
datang ke pogu ni alaman dan meminta Pargonsi (penabuh gendang)
Hasunuton bergerak maju pelan pelan menuju tempata barisan Hula hula, mangurdot urdot dan
manortor atau menari dengan gerak muka dan tangan seperti orang menyembah. Sementara itu,
rombongan Hula hula mereka masih tetap berdiri ditempat mangurdot urdot dan manortor dengan
gerak kedua belah telapak tangannya memberkati dan menyambut kedatangan Hasunuton borunya,
menunggu Hasunuton mendekat. Sesudah rombongan Hula hula bergerak maju.
Hasunuton langsung menyambutnya dengan tortor monsak, hula hula pun tidak mau kalah,
pencak silatnya keluar sehingga pencak Hula hula dan Hasunuton seperti adu ketangkasan, main
silat, rombongan kedua belah pihak tetap mencari dan semakin mendekat. Kurang lebih 3 meter lagi
bertemu, para penari pencak silat mundur kebelakang rombongan masing masing, pada titik temu
itulah Boru memperagakan “SENI TARI INDAH TORTOR BATAK” dengan cara rombongan
Boru membukkukan badan, menundukkan kepala telapak tangan menyembah, mohon doa restu
menggerakkan badan condong kekiri condong kekanan sebanyak tiga kali. Rombongan Hula hula
tersenyum dan mengibas ibaskan kedua belah tapak tangannya memasumasu borunya. Rombongan
Hasunuton berdiri dan langsung menari surut surut pudi. Gerak totornya tetap seperti menyembah
dan membimbing hula hula menuju tempat acara Horja di pogu ni alaman.
2.Hula hula Bertanya, Dialog
Juru bicara atau raja parhata Hula hula mengambil inisiatif dengan mengajukan pertanyaan:
memenuhi undangan Boru kami selaku Hasunuton dalam Horja ini, kami rombongan Hula hula
berdiri disertai tabuhan gondang sabangunan yang suaranya menggelagar kepenjuru luat, dihalaman
di pogu ni alaman, didepan rumah sibagandingtua, rumah bertuah, tempat untuk mendapat berkat,
habageon banyak keturunan, homoraon melimpah harta, hasangapon terhormat atau kehormatan,
maksud dan tujuan acara ini diselenggarakan
3.Hasunuton (Boru) Menjawab, Bahasa Indonesia
Raja nami Raja bolon, yang sangat kami hormati. Kata mutiara adat Batak mengatakan:
HULAHULA MA SONGON MATANIARI BINSAR, SIBOAN PARSAULIAN. Artinya hula hula
adalah permulaan semua aspek kebahagiaan hidup. Hula hula telah bertanya maksud dan tujuan
Horja ini, mengundang hula hula dengan tabuhan Gondang. Menghormati hula hula atau somba
marhula hula terlebih dahulu
Amanat Leluhur: “kami seketurunan” seia sekata mengangkat dan menempatkan tulang
belulang dari “tertunggul kami” ketempat tinggi karena ditinggikan, kuburan dari batu yang indah,
batu berlapis lapis, terukir dan mengilap. Pembuatan kuburan dari batu telah selesai “kami
seketurunan” bahagia dan besar hati memuji kemurahan dan kebesaran Tuhan. Terima kasih kami
kepada Tuhan Yang Maha Pengasih ini lebih bulat dan lebih mantap. Kami selenggarakanlah Horja,
acara adat besar orang Batak, agar Hula hula dan handai taulan lainnya Ikut Bersama kami memuji
kebesaran Tuhan yang memberikan Pasu pasuna
4.HASUHUTON (Boru) Menjawab, Bahasa Batak
Obuk do jambulan, nan i dandan bahen samara
Molo mamasumasu hulahula marhite tangiang tu Tuhanta
Marsundut sundut so ada mara
Pengertiannya: kalau hula hula selalu mendoakan borunya,
Semua keturunan borunya sampai generasi ketujuh tetap
Akan selamat sejahtera.
Catatan penulis. dengan mengucapkan umpasa secara sambung menyambung tetapi tetap dalam
satu alur pikiran yang runtun didalam memberi nasehat, doa restu dan lain lain, menjadi kebanggaan
dan nilai tersendiri sebab “umpasa adalah ‘jiwa’ adat Batak.”
5.Hula hula Memberi Doa Restu, Dalam Bahasa Indonesia
Raja Parhata Hula hula menyabut penjelasan Raja Parhata Hasuhuton. Pada dasarnya Boru
kami melaksanakan perintah Tuhan, yang mewajibkan kita semua untuk menghormati orangtua,
agar selalu bahagia dan panjang umur, sekaligus melaksanakan amanat leluhur. Atas keberhasilan
itu, Boru kami senang dan bahagia, kami pun hula hula ikut senang dan bahagia setelah mengetahui
bahwa Hasunuton telah menempatkan tulang belulang “tetunggul atau angka ompuntai” ke tempat
yang terhormat. Kami yakin Hasunuton akan mendapat rezeki yang melimpah dan panjang umur.
6.Hula-hula Memberi Doa Restu, dalam Bahasa Batak
Mardangka jabi-jabi, mardangka dompak bungkulan
Angka pasu pasu naung helehon hami, sai saut mai
Sude dibahen Tuhan.
Semoga semua doa restu kiranya dikabulkan Tuhan. Botima, Raja ni boru.

7.Mari Margondang dan Manortor


Setelah hula hula selesai berdialog, dimulailah acara monortor yang diiringi musik
tradisional Batak Gondang Sabangunan, disebut juga Gondang Saparangguan, disebut juga Maung
maung. Pada waktu Hula hula meminta Gondang Boan boan, jumlah umpasnya bisa banyak lagi
untuk mengiringi pemberian Hula hula berupa ulos. Selanjutnya, juru bicara atau raja parhata
Hulahula menghadapkan mukanya ke-penabuh gendang (pargonsi) dan langsung meminta gondang.
A.Tonggo-Tonggo Ni Gondang Hula-hula, Penuh Umpasa
Rasa hormat dan menghormati terhadap “horong hula-hula” adalah wajib hukumnya.
Apabila ditelusuri, peranan tulang, hula hula dalam hidup dan kehidupan seseorang sangat banyak,
sejak lahir, masih bayi, tulang sudah memberi parompa-kain penggendong bayi, baptis, lepas sidi,
kawin, meninggal dan ratusan tahun kemudian apabila seseorang itu diangkat tulang belulangnya
dari kuburan, Tulangnya harus manampin-manampung-mengumpulkannya dengan ulos Batak.
Mengangkat tulang belulang dikenal dalam adat budaya sebagai “PAHEHE SARINGSARING”
1.Gondang Mula-mula
Apabila ada acara margondang, berapa pun jumlah gondang yang diminta nanti, gondang
mula mula harus ada. Filosofinya adalah segala sesuatu didunia ini ada mula ada akhir. Hula hula
menganjurkan dan mendoakan, agar semua Borunya, selalu seia sekata, tolong menolong satu sama
lain. Gerakan tortornya, setelah mengurdot-urdot dengan cara menekuk-nekuk lutut, mengangkat
tumit dengan jari jari kaki, mengangkat kedua telapak tangannya sebatas dahi, tidak boleh lewat
telinga, senyum, seperti menyembah, menghadap atau putar kiri, putar kanan menyembah berputar
ditempat keseluruh penjuru sebanyak tiga kali menghormati hadirin semuanya.
2.Gondang Somba-Somba
Orang Batak sedari dulu sampai sekarang mengakui, adanya kekuasaan absolut “yang maha
kuasa” diluar dirinya. Dalam setiap adat besar atau kecil, diupayakan memulai dan mengakhiri
“dengan doa, mohon berkat karunia Tuhan” agar semua berjalan dengan baik. Zaman dahulu
apabila ada acara adat atau acara keramaian lainnya ada kalanya seseorang membuat kekacauan
katakanlah dukun black magic (dukun hitam) menguji kebolehan dukun yang ditunjuk Hasunuton
menjaga semua acara adat yang diselenggarakan.
3.Gondang Boan- Boan
Perlindungan dan rasa kasih sayang tetap dipelihara dan berlanjut walaupun hubungan telah
berlangsung sangat lama, disebut sebagai bona ni ari. Dasar pemikirannya adalah bahwa manusia
lahir dari Rahim ibunya dimana ibunya itu adalah anak perempuan dari hula-hulanya, karena itu
kata-kata mutiara biasanya disambung dengan kata kata “HULAHULA DO SONGON DEBATA
NA NIIDA”, artinya hula hula yang melaksanakan tugas Tuhan Allah didunia ini dalam memberi
berkat karunia kepada umatnya. Karena itu, hula hula memberi ulos dan boras si pir ni tondi,
sebagai symbol atau sarana adat Batak pada waktu hula hula menyampaikan doa permohonannya
kepada Tuhan Allah agar diberikan berkat karunianya yang melimpah kepada Borunya. Gerak
totornya. Gembira ria. Mangurdot urdot bergerak atau jalan menuju barisan borunya sambil
membawa ulos yang telah dikibarkan, ibu ibu membawa eme atau beras yang dijunjung diatas
kepala. Muka agak menunduk apabila ulos telah disandangkan kebahunya diapun secara otomatis
“maniuk” mengelus dagu hula hulanya, ada kalanya saling rangkul dan menari senang dan bahagia.
4.Gondang Pasu-Pasu, Bahasa Batak
Gerak totornya: gembira ria, banyak senyum. Setelah sarune dibunyikan mangurdot urdot,
Hula hula bergerak maju ketempat Hasunuton berdiri dan dengan posisi badan seperti menyembah
menunggu kedatangan Hula hula. Hula hula menyandangkan ulosnya ke bahu borunya. Sementara
itu, borunya yang sudah siap menerima pasu pasu secara otomatis maniuk atau mengelus dagu hula
hulanya ada kalanya saling rangkul, jingkrak atau marhujingjang dalam bahasa Batak. Setelah
selesai “mamasu masu” sambil mangurdot urdot Hula hula kembali ketempat semula.
5.Gondang Siuk-Siuk, Bahasa Batak
Gerak totornya: gembira ria, banyak senyum. Apabila sarune telah berbunyi, mangurdot
urdot bergerak maju ketempat hulahula dengan kedua telapak tangannya ditadahkan keatas, posisi
telapak tangan bersiap siap untuk “maniuk” atau mengelus dagu hulahulanya sekaligus bersiap
untuk menampung doa restu dari hula-hulanya. Setelah selesai “maniuk niuk” atau mengelus dagu
hula-hulanya, sambil mangurdot urdot kembali ketempat semula.
6.Gondang Saudara, Gondang Siampapaga na Lomak
gondang ini dinamakan Gondang Saudara (bersinar, berwibawa), disebut juga Gondang
Simonang monang (selalu menang, selalu berhasil), disebut juga Gondang Liat liat (kebersamaan,
rezeki merata, dapat semuanya), dan disebut juga Gondang Siampapaga na Lomak (sayur mayur
yang tumbuh subur, artinya mendapat sumber kehidupan yang lebih baik). hula hula dan borunya
menjadi Hasunuton pada perhelatan ini sama walaupun hula hula yang meminta Gondang.
7.Gondang Sitio Hasanatan
Apabila Gondang Sitio Hasanatan telah ditabuh, maka berakhirlah sudah acara monortor dan
margondang itu. Gondang sahat ini juga diartikan sebagai gondang ucapan syukur, yang akan
terlihat nanti pada gerak tortornya gembira, berkat karunia Tuhan telah ditampung semuanya. Gerak
totornya: gembira ria, raut muka berseri, setelah mangurdot urdot beberapa detik, semua memegang
ujung ulosnya, ditekuk sedikit dan diposisikan didepan dadanya, melambangkan berkat karunia
Tuhan telah ditampung, kemudian melambaikan ulosnya keatas dan kebawah, yang diakhiri dengan
mengucapkan Horas, Horas, Horas.
B.Gondang Bona Ni Ari, Mananggul-nangguli
Bona ni ari adalah tulang dari kakek atau hula hula dan amang mangulahi merupakan
kerabat hula hula tertinggi dan terahir. Apabila tali kekerabatan itu tidak disambung melalui
perkawinan atau manunduti hubungan adat telah berakhir dari jambar bona ni ari sudah beralih ke
horong hula hula yang lain. Apabila kedua belah pihak merasa hubungan perlu diteruskan, maka
gondang dan tortor bona ni ari dapat digunakan untuk menjodohkan putrinya dengan berenya atau
anak laki laki dari pamoruannya.
laki laki yang hendak dijodohkan itu diikuti orangtuanya menari monortor sambil membawa
piring yang berisi uang, boras sipir ni tondi dan bunga sanggul sanggul. Setelah itu laki laki
monortor dengan senyum menuju gadis pilihannya dan menyerahkan piring yang dibawanya.
Orangtua dari laki laki langsung mengambil bunga sanggul sanggul dari piring dan menyelipkannya
disanggul anak gadis calon menantunya, yang dilanjutkan dengan menaruh beras sipir ni tondi
diatas kepalanya. Orangtua si putri langsung mengulosi calon mantunya dan selanjutnya ulos seperti
diikatkan keleher calon mantunya sambil monortor menuntun calon mantunya keliling tempat
upacara. Acara ini disebut mananggul nangguli, biasanya berlanjut dengan gondang sampur
marmere dan gondang liat liat yang diakhiri dengan gondang hasanatan dipadu gondang sitio-tio.
C.Tonggo-tonggo Ni Gondang Hasunuton, Wajib
Suhut Sihabolonan, HASUHUTON adalah sekeluarga yang mengadakan hajatan adat besar,
HORJA Parhehe Saring saring.Biasanya 3 hari sebelum hari “H” Hasuhuton telah latihan monortor.
a.Gondang Mula-mula
maknanya adalah menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada para hadirin,
undangan, raja dan semua yang hadir serta mengharapkan akan mendapat mula yang baik dari
semua acara selanjutnya. Gerak tortornya, setelah mangurdot urdot mendempetkan kedua telapak
tangannya, menyembah sebatas dahi atau hening, menyembah kekiri dan kekanan, menyembah
berputar ditempat kesemua penjuru sebanyak tiga kali.
b.Gondang Somba-somba
maknanya adalah sembah sujud dihadapan Tuhan yang maha pengasih dan penyayang,
mengucapkan terima kasih, atas perkenan Hasuhuton dapat melaksanakan horja atau acara adat
besar ini. Gerak tortornya, setelah mangurdot urdot kedua telapak tangan didempetkan diatas hening
bisa lebih tinggi dari ubun ubun, badan tetap mangurdot urdot, tampaknya seperti naik turun
menyembah, serong sedikit kekiri serong kekanan tiga kali, dengan posisi badan menyembah.
c.Gondang Siampapaga
maknanya adalah memohon kepada tuhan yang maha pengasih agar diberi sumber
kehidupan yang berkelimpahan untuk semua hasuhuton pada waktu yang akan datang. Gerak
tortornya, setelah mengurdot-urdot kedua belah tangan diangkat setinggi dahi, di depan muka,
menggambarkan menadah berkat dari tuhan yang maha pemurah.
d. gondang pasu-pasu
maknanya adalah orangtua berdoa semoga tuhan memberkati semua keturunannya dan
mengharapkan agar dapat mewarisi kearifan dan keteladanan orangtua mereka yang menjadi
pedoman hidupnya. Gerak tor-tornya, setelah memamerkan jari atau padenggal jari-jari dan
mengurdot-urdot para orangtua bergerak, jalan menuju barisan tingkat anak meletakkan ulosnya
sebentar dibahu atau meletakkan kedua telapak tangan diatas kepala tingkat anak-anaknya,
sebaiknya semua tingkat anak maniuk atau mengelus dagu orangtua yang memberi pasu-pasu tadi.
e. gondang siuk-siuk
maknanya adalah semua keturunan harus hormat dan memohon doa restu dari orangtuanya
agar dapat berhasil dalam hidupnya. Gerak tor-tornya, gembira, sukaria, setelah mangurdot urdot,
barisan tingkat anak bergerak jalan, menuju barisan orangtua sambil maniuk atau mengelus dagu
orangtua dan sebaliknya orangtua memberi pasu pasu atau doa restu pada anak anaknya dengan cara
menyangkutkan ulosnya sebentar di bahu anak anaknya atau meletakkan kedua belah telapak
tangannya diubun ubun semua barisan tingkat anak. Setelah itu, sambil mangurdot urdot semua
rombongan tingkat anak kembali ketempat semula.
f.Gondang Saudara-Wibawa
maknanya adalah permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar semua hasuhuton dan
keturunannya menjadi manusia yang berwibawa, dihormati semua pihak dalam pergaulan sehari
hari. Gerak tortornya setelah mangurdot urdot bergerak gembira ria, muka cerah dan banyak
senyum, bisa melompat lompat, dalam bahasa Batak disebut marhujingjang atau marinjak bolon.
Satu sama lainnya bisa berputar mengelilingi amparan tempat menari, ada yang saling siuk, saling
rangkul, senyum gembira dan lainnya.
g.Gondang Hasanatan
maknanya adalah bahwa semua yang diminta telah dikabulkan Tuhan baik kepada seluruh
anggota hasuhuton, baik untuk pribadi, yang akan terlihat nanti dalam kehidupan sehari hari. Gerak
tortornya, suka ria, gembira memuji kebesaran Tuhan, atas kemurahannya ulaon adat telah berjalan
dengan baik dan mengharapkan demikian juga nanti sampai akhir setelah mangurdot urdot
memegang kedua ujung ulosnya, ditekuk sedikit, melambangkan berkat Tuhan telah ditampung,
melambaikan ulosnya keatas dan kebawah diakhiri dengan mengucapkan Horas, Horas, Horas.

Anda mungkin juga menyukai