Pulau Buru khususnya Kabupaten Buru memilki beberapa tradisi, kebudayaan dan adat
istiadat yang sampai sekarang masih diwariskan dan dilestarikan , antara lain :
Secara harafiah toho wae berarti masuk ke air atau berendam di air. Toho berarti
turun, masuk atau berendam dan wae berarti air. Ritual ini adalah sebuah inisiasi adat Buru,
yang dilakukan kepada anak-anak berusia dua belas tahun ke atas, atau anak-anak berusia
Adat tafo futan, adalah tradisi melarang hidup perselingkuhan di antara orang yang
sudah menikah dengan isteri/suami atau sebaliknya, Ada penetapan denda dengan jumlah
uang tertentu (Rp 7.000.000). selain itu, ada slau yaitu lenso adat yang diikatkan pada
Sihit dilaksakan sama seperti yang ada di berbagai daerah di Maluku. Sebagai tanda
larangan adat, sihit merupakan tanda perlindungan atas hak hidup seseorang atau sebuah desa
dengan petuanannya. Ada sihit yang ditangani oleh perangkat desa dengan ritual adat. Dalam
prakteknya ritual adat memakai bahasa adat, bahasa tua Buru dengan mengangkat atau
memakai simbol benda tertentu. Benda tanda biasanya berbeda terkait lahan benda atau
obyek yang akan di-sihit. Jika obyeknya adalah dusun kelapa dan meti, dipakai tanda dari
daun kelapa muda (janur). Jika obyek lain, dipakai tanda silang dengan bahan bambu, kayu
Salah satu contoh hukum adat petuanan kaiely, yaitu pengangakatan dengan
mengadakan acara ritual berupa bertanya kepada leluhur opolastala untuk menentukan
pengangkatan raja diadakan perburuan di hutan siapa yang mendapat binatang buruan
yang paling banyak dia yang diangkat menjadi raja. Noro Pitu yang berhak mengangkat
raja yaitu kepala soa yang ada di Kaiely yang telah ditetapkan dan memproses pelantikan
menyambut kedatangan tamu-tamu kehormatan daerah. Jumlah penari pada tarian ini 8
orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Alat music yang
digunakan dalam menggiringi tarian ini yaitu Tifa (gendang), Tifa Sawat (Beduk Kecil)
Tarian ini sering ditampilkan pada acara pesta panen sebagai ungkapan rasa syukur
dan kegembiraan masyarakat Buru. Penari berjumlah 12 orang yang terdiri dari 6 orang
pria dan 6 orang wanita. Alat penggiring tari berupa Tifa kecil dan besar.
TUGAS
OLEH :
NIM : 2018-21-411
FAKULTAS HUKUM
UNIVESRSITAS PATTIMURA
AMBON
2019