Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinis . kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,
seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Indonesia adalah salah satu negara yang
memiliki suku dan budaya yang beraneka ragam. Masing-masing budaya daerah saling
memperngaruhi dan dipengaruhi oleh kebudayaan daerah lain maupun kebudayaan
yang berasal dari luar Indonesia. Salah satu kebudayaan tersebut adalah kebudayaan
Aru. Dilihat dari kebudayaannya, Kepulauan Aru memiliki budaya yang unik dan
beraneka ragam. Kepulauan Aru sejak dahulu dikenal sebagai penghasil mutiara
berkualitas tinggi, dan dikenal sebagai “Mutiara Dobo”. Khusunya Kepulauan Aru
memiliki filosofi yang menyatukan secara teori kesamaan adat dan budaya. Unsur-
unsur filosofis yang di gali dari kekayaan budaya lokal di wujudkan sebagai

1.pengungkapan citra dirinya (Inner World). Aspek kesamaan budaya di maksudkan


dalam tradisi kebudayaan masyarakat kepulauan Aru adalah filosofis budaya Sitakaka
Walike.

B. Rumusan Masalah Bagaimana Penerapan unsur-unsur budaya di Kabupaten


Kepulauan Aru? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis unsur budaya yang ada di Kepulauan Aru

A. Gambaran Singkat Kabupaten Kepulauan Aru Secara geomorphology dan ecology letak
kepulauan Aru sangat menguntungkan, kepulauan Aru terletak di lempeng sahul berdampingan
dengan pulau Papua dan benua Australia, terdiri dari 5 pulau besar meliputi, pulau Kola, Pulau
Wokam, pulau Kobror, pulau Maekor dan pulau Trangan. Serat dikelilingi 182 pulau kecil dan
sangat kecil, dengan total luas 8.563 km². Kabupaten kepulauan Aru beribukota di Dobo ini
memiliki luas wilayah keseluruhan 6.325 Km2. Secara geografis terletak di 5o-8o LU dan antara
133,5o-136,5o BT terbagi menjadi 3 Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Laut Aru di
sebelah utara dan timur, Laut Arafura di sebelah selatan dan barat. Dobo selain menjadi ibukota
Kabupaten Kepulauan Aru ini menjadi pusat perdagangan. Ramainya perniagaan di Dobo ini
adalah efek langsung dari kejayaan mutiara yang banyak diekspor ke luar negeri, mutiara-
mutiara yang dikenal sebagai Dobo pearl . Produksi daerah ini telah meningkatkan pendapatan
penduduk dan mengubah Dobo menjadi pasar yanng potensial. Mutiara Dobo yang umumnya
diproduksi dengan campur tangan manusia dibudidayakan di Kecamatan pulau-pulau Aru dan
Aru Tengah.

B. Unsur-Unsur Budaya di Kepulauan Aru


1. Suku di Kepulauan Aru
A. Gambaran Singkat Kabupaten Kepulauan Aru Secara geomorphology dan
ecology letak kepulauan Aru sangat menguntungkan, kepulauan Aru terletak di
lempeng sahul berdampingan dengan pulau Papua dan benua Australia, terdiri dari
5 pulau besar meliputi, pulau Kola, Pulau Wokam, pulau Kobror, pulau Maekor dan
pulau Trangan. Salah satu suku di Indonesia yang tidak kalah menarik untuk
dibahas adalah suku Aru yang mendiami kepulauan Aru di Maluku. Sejarah panjang
orang aru dimulai dari Pulau Eno-Karang, dimana orang aru mulai tersebar
keseluruh kawasan kepulauna Aru. Secara sosial dan budaya Suku Aru termasuk
rumpun Melanesia pasific dan terdiri daari 16 suku asli orang Aru da berbagai suku
lainnya dari maluku, jawa, dan tionghoa. Oleh karena itu orang suku aru tidak
berbeda jauh dengan orang-orang yang mendiami daerah kepulauan lain seperti
jawa, sumatra, kalimantan dan kepulauan lainnya yang umunnya juga merupakan
rumpun Melanesia pasific.

2. Bahasa Di Kepulauan Aru sendiri memiliki 14 bahasa lokal sebagai alat


komunikasi mereka. Ragam bahasa lokal tersebut diantaranya, Barakai, Batuley,
Doubel Language, Karey, Koba, Kompane, Lola, Lorang, Manombai, Bahasa Mariri,
Tarangan Timur, Tarangan Barat, dan Ujir.

3. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan orang Aru berdasarkan hubungan patrilineal yang diiringi pola
menetap patrilokal. Kesatuan kekerabatan amat penting yang lebih besar dari keluarga
batih adalah mata rumah atau fam yaitu suatu kelompok kekerabatan yang bersifat
patrilinal.

4. Agama / Kepercayaan
Mayoritas penduduk di Maluku khususnYA di Kepulauanb Aru memeluk agama Kristen
dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum
Belanda yang telah menyebarkan Kristen dan pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore
yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku.
5. Sistem Kemasyarakatan Dimaluku khusunya kepulauan Aru memiliki filosofi yang
menyatukan secara teori kesamaan adat dan budaya. Unsur- unsur filosofis yang di gali dari
kekayaan budaya lokal di wujudkan sebagai pengungkapan citra dirinya (Inner World). Aspek
kesamaan budaya di maksudkan dalam tradisi kebudayaan masyarakat kepulauan Aru adalah
filosofis budaya Sitakaka Walike. Sitakaka Walike diartikan lebih pada ikatan persaudaraan
yang hidup secara rukun dan damai,konsep ini kemudian menjadi pola pengaturan

kehidupan
sosial
bagi
masyarakat
kepulauan
Aru

dalam mengharmonisasikan kehidupan persaudaraan yang lebih baik. 6. Adat Istiadat -


Pesta Antar Padi Salah satu adat di kabupaten Kepulauan Aru adalah Pesta Antar Padi. Pesta
Antar Padi merupakan Acara Adat turun temurun dari nenek moyang dari Desa Samang,Ujir
dan Koba, Pesta ini sudah di langsungkan sejak dulu. Ini merupakan bentuk dari Adat dan
Tradisi dari kepulauan Aru, dan pesta atau acara Adat ini

7.Hubungan kekerabatan dan relasi sosial


Relasi sosial orng aru yang begitu tinggi dikenal dengan sebutan pertemanan yang dianggap
seperti dalam hubungan kekerabatan yang ditemui di dalam pertemanan dua orang individu,
sekalipun berbeda tempat tinggal, agama, latar belakang lainnya seperti antar desa yang
berbeda, dikenal dalam sebutan sahabat karib atau kawan karib atau teman dekat atau sobat
sering disebut dalam panggilan akrabnya dengan Jol. Begitu pula dalam hubungan kekerabatan
yang menunjukkan kawan karib atau teman dekat, sering juga ditemui orang tua atau orang
muda yang kadang disebut sebagai teman atau disebut sebagai Bela. Selain itu, dalam
hubungan kekerabatan, ditemukan yang merniliki nama sama, terkadang disebut sebagai
Temun (Darakay, 1984).
Dalam hubungan jalinan kekerabatan yang mengacu pada hubungan persaudaraan yang
muncul sebagai akibat dari suatu peristiwa tertentu yang dianggap bermakna mempererat tali
persaudaraan diantara dua orang maupun sekelompok orang sering disebut dalam panggilan
akrabnya Jabu. Hal ini sepertinya dikhusukan bagi Orang Bugis, Makassar, dan Selayar, karena
mereka yang pertama kali berdomisili di Kota Dobo di kala itu. Kondisi persaudaraan yang solid
sehingga bisa dibuktikan ketika pada tahun 1999 terjadi konflik horizontal bernuansi SARA
berawal dari Dobo, menyebar ke seluruh Provinsi Maluku. Walaupun eskalasi yang cukup
tinggi, namun orang Bugis, Makassar, dan Selayar lalu lalang dan dipersilahkan bebas berjalan
dengan isyarat "Awas… mereka itu kita punya Jabu! Jangan diganggu, karena bisa kena
kualat". Baik di komunitas Islam maupun di komunitas Kristen, pesan berantai itu disampaikan
agar memperingatkan kepada masing-masing pihak yang sedang bertikai tersebut.
4 sebagai simbol keakraban antara Desa Samang,Ujir dan Koba. Acara Antar Padi
biasanya di laksanakan Satu kali dalam Setahun, yang uniknya Padi cuma bisa di
tanami di Desa Koba saja dan Desa-Desa di Kepulauan Aru tidak bisa tumbuhi padi dan
yang bisa menghasilkan padi hanya Desa Koba. Dan Acara Adat Ini akan terus di
lestarikan turun temurun dan tidak akan pernah bisa di hilangkan karena ini merupakan
janji/sumpah dari nenek moyang kita dan harus tetap menjaga Adat dan Budaya kita. -

Sasi Salah satu adat kebiasaan Masayrakat Aru adalah buka Sasi Meti/Kalorang
sebelum menyelam mengambil Mutiara, Teripang dan semua hasil laut pada umumnya.
Tiga hari sebelum pelaksanaan Buka Sasi Meti/Kalorang Di awali dengan tarian khas
"Tambaroro". Tarian ini melukiskan kegembiraan masyrakat Aru karena tenggang waktu
antara Satu sampai Lima tahun hasil hasil laut mereka telah dijaga dan dilindungi oleh
para leluhur . Budaya ini masih sangat kental hingga sampai saat ini terasa di beberapa
desa antara lain : Desa Longgar Apara, Bemun, Karei, Kompane dan Jerwatu. Hingga
sampai saat ini Adat ini masih di pertahankan turun temurun acara ini di lakukan apabila
sebuah desa sedang membangun tempat-tempat ibadah kemudian memerlukan dana
maka warga setempat melakukan pembukaan sasi walaupun masih belum mencapai
Lima tahun.

Mata pencaharian
Sebagian besar masyarakat aru yang tinggal di daerah pesisir hidup sebagai seorang nelayan. Sebagian
lainnya melakukan budidaya rumput laut, berternak kerang mutiara, dan hanya sebagian kecil dari
masyarakat suku aru yang hidup sebagai petani serta peramu sagu. Makanan khas dari orang aru yang
terkenal adalah umbi umbian dan makanan olahan dari sagu.

Tari cakalele
Selain tambaroro, kebudayaan suku aru dalam bidang kesenian lainnya adalah tari cakalele yang
merupakan salah satu tarian traditional Indonesia. Tari cakalele ini merupakan tarian perang sehingga
para penari prianya akan membawa parang pada tangan kanan dan tameng pada tangan kiri. Sebagai
tarian besar dari masyarakat maluku, tari cakalele ini mengandung banyak makna didalamnya. Warna
merah dari baju penari pria melambangkan sikap kepahlawanan dan keberanian masyarakat aru untuk
melawan penjajah dengan perang. Parang sebagai tanda harga diri dan martabak dan tameng sebagai
tanda protes agar masyarakat aru diperlakukan dengan adit.Itulah beberapa penjelasan terkait dengan
kebudayaan nusantara yang khususnya merupakan kebudayaan dari suku aru yang tinggal di maluku.
Dalam blog ilmuseni.com ini ada beberapakebudayaan lainnya yang dapat dipelajari seperti kebudayaan
suku alas dan kebudayaan suku bangsa lainnya.
1. Kesimpulan Suku Aru yang berada di daerah Maluku merupakan suku yang memiliki
berbagai kebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari, keyakinan, acara ritual, dan
lain-lain. Semua itu membuktikan bahwa suku Aru merupakan suku yang kaya akan
budaya daerah. 2. Saran Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan
sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai
kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau
budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari
kepribadian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai