Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 SOSIOLOGI

MENGANALISIS NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM TRADISI MASYARAKAT

ANGGOTA KELOMPOK : 1. ABDUL RASYID HASAN


2. RANGGA SYAPUTRA USU
3. FIRMANSYA MAHMUD

1. Cari apa saja tradisi yang ada dalam masyarakat anda!


2. Pilih salah satu tradisi dan cari informasi tentang tradisi tersebut!
-tujuan pelaksaan
-kegiatan
-alat-alat yang digunakan
3. Analisis nilai-nilai terkandung dalam tradisi tersebut
4. Presentasikan didalam kelas

JAWABAN

1. Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia dikenal sebagai daerah budaya
atau daerah adat. Sejak dahulu Gorontalo ini banyak menyimpan berbagai macam jenis
kekayaan kebudayaan dan tradisi yang merupakan ciri khas daerah Gorontalo.
Kebudayaan dan tradisi Gorontalo mengandung nilai-nilai sejarah tersendiri bagi rakyat
Gorontalo. Budaya daerah rakyat Gorontalo yang dikenal sejak dahulu misalnya bahasa
Gorontalo, tarian adat, busana adat, tradisi dan adat istiadat yang ada di daerah
Gorontalo. Salah satu tradisi Gorontalo, yaitu tumbilotohe. Tumbilotohe secara
morfologi berasal dari dua kata yaitu tumbilo berarti menyalakan, tohe berarti lampu.

Tumbilotohe merupakan warisan budaya, yang memiliki keunikan tersendiri karena


memakai lampu asli (tohetutu). Seiring dengan perkembangan zaman maka tohetutu
dikreasikan dengan lampu padamala terbuat dari kaleng memakai sumbu kapas dan
menggunakan minyak tanah, adapula yang memakai gelas

2. - Kebiasaan tumbilotohe di Gorontalo, pada zaman dahulu dilaksanakan dengan tujuan


untuk membantu para warga yang akan menuju Masjid di malam hari, agar lebih mudah
dengan dibantu penerangan lampu minyak yang dinyalakan tiap warga di depan
rumahnya. Pada waktu dahulu ketika belum ada sarana penerangan, masyarakat
dengan kreativitas yang tinggi berusaha menciptakan lampu penerang yang
mempermudah mereka secara berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah
qiamul-lail(I’tiqab) di masjid dan musholah.
- kegianatan dilakukan dengan cara berupa memasang lampu di halaman rumah-rumah
penduduk dan di jalan-jalan terutama jalan menuju masjid yang menandakan
berakhirnya Ramadan di Gorontalo Perayaan ini dilakukan pada 3 malam terakhir
menjelang hari raya Idul Fitri. Pemasangan lampu dimulai sejak waktu magrib sampai
menjelang subuh
- Atribut yang terpenting disiapkan berupa perangkat Alikusu (gapura adat) yang
dilengkapi dengan perangkat seperti Tohebutulu (lampu botol), Lale (janur kuning),
Polohungo (bunga dayoh), Tabongo (bunga lahikit), Patodu (tebu), Lambi (pisang).
Berbagai lampu sesuai zamannya seperti Tohe tutu (lampu damar), Padamala (lampu
minyak kelapa). Disamping itu sebagai pelengkap

Alikusu sebagai perangkat adat dibuat seperti kubah Masjid, memiliki makna hablum
minallah yaitu hubungan manusia dengan Allah Swt. Bentuk kubah Masjid dari arkus
tersebut dibuat untuk mengingatkan manusia agar tetap memelihara hubungan
manusia dengan Tuhannya, yaitu menjalankan semua perintahnya.Sebagai atribut
perhiasan arkus disediakan Tohe Butulu yang berjumlah sebanyak 5 buah lampu botol,
diletakkan atau digantung di palang atas atau palang arkus, yang memiliki makna
kewajiban manusia kepada Allah Swt yaitu shalat 5 waktu sesuai dengan rukun Islam.

lale (janurkuning) memiliki makna simbol yaitu sebagai lambang kesucian dan kemuliaan
karena warnanya yang kuning tersebut diibaratkan logam mas yang mengkilap.
Polohungo,sejenis daun yang beraneka ragam warnanya yang diikat menjadi satu pada
alikusumemiliki makna simbol bahwa dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat
pasti akan mengalami warni-warni proses kehidupan, yaitu ada suka ada duka, ada tawa
ada sedih, dan dalam kehidupan bermasyarakat pastinya ada perbedaan. Namun,
perbedaan tersebut diikat menjadi satu dalam agama yang paling mulia yaitu agama
Islam.

Tabongoatau bunga lahikitdianggap memiliki makna sebagai tolak balak. Artinya,


penolak atau penangkis segala macam keburukan agar penghuni rumah yang
melaksanakan tumbilotohe tidak mudah mendapat musibah terutama penyakit yang
dibawa oleh makhluk halus. Patodu (tebu), memiliki makna simbol yaitu pelambang
rezeki. Hal ini, karena patodu atau tebu merupakan minuman awal dari sang bayi
sebagai pengganti madu. Rasa manisdimaknakanbahwa manusia diharapkan bisa
bersikap manis kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. Lambi (pisang), memiliki
makna simbol yaitu sebagai pelambang kehidupan manusia, sebelum ia mati berusaha
memberikan hasil kepada manusia. Tohe tutu (lampu damar) memiliki makna keaslian
budaya suku Gorontalo.

Tonggolo’opo (lampion) terbuat dari tanaman sejenis wawohu atau bambu


kuning/hijau, di bagian atasnya dibungkus dengan kertas minyak atau tas plastik, di
dalamnya berisi belahan tempurung kelapa. Makna dari tonggolo’opo adalah cahanya
diibaratkan seperti Al-Qur’an untuk menerangi jalan-jalan yang dilewati oleh orang-
orang yang akan melakukan ibadah di Masjid yaitu shalat dan tadarus Al-Qur’an.

Padamala (lampuminyakkelapa), memiliki makna simbol potuwoto atau pongototayaitu


untuk mengetahui berapa orang yang beragama Islam yang tinggal di rumah tersebut,
yang berhasil melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh tanpa putus-putusnya.
Pollutube (pedupaan) memiliki makna simbol untuk menyambut Lailatul Qadar ketika
setiap orang yang mengeluarkan zakat fitrah atau mengeluarkan sebagian rezekinya
kepada orang lain yaitu orang-orang yang tidak mampu seperti anak yatim piatu atau
pun fakir miskin yang layak menerima zakat fitrah, diharapkan hati si pemberi zakat
fitrah seharum wewangian dari pedupaan tersebut agar sebagian rezekinya yang
diberikan kepada orang lain akan mendapat ridha dari Allah Swt.

3. Dilihat dari tujuan pelaksaan tumbilotohe yaitu untuk membantu para warga yang akan
menuju Masjid di malam hari, agar lebih mudah dengan dibantu penerangan lampu
minyak yang dinyalakan tiap warga di depan rumahnya. Dapat disimpulkan bahwa nilai
yang terkandung dalam perayaan tumbilotohe adalah nilai kerohanian yaitu nilai
kebaikan dan nilai relijius.

Anda mungkin juga menyukai